Alddy Eval 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



UJI GRADE BENANG



I.



MAKSUD dan TUJUAN 



Dapat mengetahui grade berapa yang terdapat pada benang contoh uji yang diberikan.



 II.



Dapat mengetahui dan melakukan cara pengoprasian alat uji grade benang.



TEORI DASAR Uji grade benang dilakukan dengan membandingkan kenampakan benang yang akan diuji dengan acuan grade yang sudah ditentukan. Benang yang akan diuji harus di gulung secara merata pada sebuah papan hitam agar terlihat jelas kenampakan nya. Pada prinsipnya Benang digulung dengan alat yarn tester pada papan hitam dengan tegangan benang yang cukup dan jumlah benang per inchi sesuai dengan benangnya. Benang yang sudah digulung dibadingkan dengan secara visuil dengan photo standar grade. Kenampakan benang yang harus diamati meliputi beberapa hal antara lain : 



Kebersihan, yaitu mengenal banyak sedikitnya kotoran ( kulit biji, sisa-sisa daun dan kotoran-kotoran lainnya ).







Kerataan benang, yaitu meliputi juga banyak sedikitnya nep dan slub, rata tidaknya twist dan sebagainya.







Berbulu atau tidak.







Warna.







Kilat.







Regangan.







Cacat. Grade benang kapas ditentukan dengan cara membandingkan secara visual



dengan photo standard grade. Standar ini terdiri dari lima papan yang dibalut dengan kain hitam dan masing-masing dari papan tersebut memiliki skala nomer benang dengan jumlah benang untuk masing-masing skala nomer seperti pada tebel berikut :



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



Kerapatan Benang Nomer benang ( Ne1 ) 7,0 - 6,5



Benang per inchi 20



16,5 - 32,0



26



32,0 - 65,0



38



65,0 - 125,0



48



Grade Benang dan Indexnya Grade A B+ B C+ C D+ D BG



III.



Penilaian Exellent Very Good Good Average Fair Poor Very poor Below grade



Index 130 120 110 100 90 80 70 60



LANGKAH KERJA 



Pasang papan grade atau papan hitam pada tempatnya, atur sampai tidak menyentuh rol pengantar benang.







Pasang benang, lewatkan pada pengantar benang, lappet tension dan rol pengantar kemudian ikatkan pada papan hitam.







Atur kerapatan benang sesuai dengan standar, dengan cara mengatur alat pengatur tetal.







Letakan posisi pengantar benang di sebelah kanan dengan caramenggeser dan perhatikan handle pengatur jarak benang berada di posisi sebelah kanan.







Hidupkan mesin dengan menekan tombol on







Untuk memulai pengujian, tarik handle mesin ke sebelah kanan.



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Bila penggulungan sudah selesai matikan mesin dengan menekan tombol off







Lepaskan papan hitam dari tempatnya dan bandingkandengan standar.







Geser handle pengatur jarak benang ke sebelah kiri kemudia ulangi poin ke-



4 IV.



ALAT dan BAHAN  Yarn inspector  Mesin Penggulung  Standar grade  Benang Ne1 29,9316



VI.



DATA PENGAMATAN Grade benang dan indexnya



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



Grade B+ B+ B+ B+ B+



VII.



Penilaian Very Good Very Good Very Good Good Good



DISKUSI 



Permasalahan yang pertama adalah saat penggulungan benang yang tidak pas menempatkan papan penggulung sehingga proses penggulungan terhambat



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Pencocokan grade hanya dengan visual menjadi kendala besar dikarena kan apabila kita hanya melihat dari sisi warna saja kondisi keterangan atau kondisi cahaya didalam lab pun akan berpengaruh dan apabila kita melihat dr nep kesulitannya kita harus mampu memperkirakan jumlah nep yang terdapat dalam benang yang akan di uji dengan benang contoh uji



VIII. KESIMPULAN Dalam percobaan ini juga kesimpulan data sebagai berikut: Hasil grade yang di uji adalah “B+”



UJI CRINKLE BENANG I.



MAKSUD dan TUJUAN



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Dapat mengetahui berapa kringle yang terdapat pada benang contoh uji yang diberikan.







Dapat mengetahui dan melakukan cara pengoprasian alat uji kringle benang beserta cara menghitung nya.



II.



TEORI DASAR Dalam perdagangan, besarnya kringkle dari suatu benang akan diperhatikan sehingga pengujian dan evaluasi terhadap besarnya kringkle dari suatu benang tetap diperlukan untuk tujuan pengendalian mutu ataupun proses-proses tekstil lainya. Terjadinya kringkle disebabkan karena pengaruh adanya twist pada benang. Apabila twist pada benang besar, maka kringkle yang terjadi pun akan semakin besar. Kringkle terjadi atau terdapat pada benang single, kringkle tidak terdapat pada benang gintir dikarenakan benang gintir terdiri dari 2 atau lebih benang dimana twist antara benang yang satu dengan twist benang yang lain saling menetralkan. Kringkle ini dapat diukur dengan sebuah alat yaitu Kringkle Factor Meter. Alat ini terdiri dari sebuah papan dengan penghantar-penghantar benang yang dipasang zig-zag disisi-sisi atas dan bawah papan. Penghantar-penghantar bagian atas berfungsi sebagai penahan / penjepit benang. Pada bagian tengah papan terdapat skala-skala untuk mengukur tinggi kringkleyang terjadi. Pada benang kringkle dapat dihilangkan dengan proses pemanasan benang atau disebut dengan Heat Set. Dengan proses tersebut benang-benang dikondisikan dengan panas sehingga benang tidak akan mengalami kringkle lagi.



III.



LANGKAH KERJA



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Putar tombol pada posisi “Free”.







Kaitkan benang pada pen atas yang pertama lalu putar tombol pada posisi “1 camp”







Benang ditaraik lalu dikaitkan pada pen bawah yang pertama lalu ditarik kembali dan diikatkan pada pen atas yang terakhir, perhatikan tegangan benang jangan terlalu tegang dan jangan terlalu kendor.







Setelah sampai pada pen atas yang terakhir putar tombol pada posisi 1~5 cramp.







Semua benang yang diikatkan pada pen bawah, satu per satu diikat oleh beban sambil dilepaskan dari pen bawah, sehingga beban akan menggantung dan benang akan melilit.



IV.



V.







Amati lilitan yang dibentuk oleh benang tersebut.







Dilakukan sebanyak 5 kali.



ALAT dan BAHAN 



Cringkle Tester







Beban 0,5 gram



DATA PENGAMATAN



Alddy Rizkyawan



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil No 1 2 3 4 5



I 0 0 0 1 1,6 0,52



_



x



VI.



II 0 1 0 0 0 0,20



III 0 0,4 1,4 1,6 1,4 0,96



IV 0 0,6 2,4 1,4 0 0,88



PERHITUNGAN _



x



0,52 0,20 0,56 0,88 1 _



x =0,7



SD =



CV =



Alddy Rizkyawan



=



x100 =



_



(xi – x ) 0,0324 0,2500 0,0196 0,0324 0,0900 _



2



x =0,084



= 0,324



x 100% =4,6%



V 0 1,2 1,6 0 2,2 1



VII.



DISKUSI 



Jumlah gintiran benang yang banyak akan menghasilkan benang yang lebih kuat dengan sifat yang lebih kaku, dan juga akan mempunyai kringle yang besar.







Jumlah kringle yang terlalu besar tidaklah diharapkan karena akan menggangu pada proses pertenunan.



VII.



KESIMPULAN Dalam percobaan ini juga kesimpulan data sebagai berikut:  SD



= 0,324







= 4,6 %



CV



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



UJI TAHAN GOSOK BENANG



I.



MAKSUD dan TUJUAN



I.







Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan gesek benang.







Cara pengujian ini digunakan benang kapas tunggal atau gintir.







Cara pengujian ini dilakukan untuk tujuan pengendalian mutu.



TEORI DASAR Ketahanan gosok benang diperlukan bukan saja dalam pemakaian kain, akan tetapi juga penting sekali dalam pemakaian benang selama mengalami proses pertenunan. Dalam pertenunan, benang mengalami gosokan dan tegangan. Tegangan terjadi disebabkan oleh pembukaan mulut dan pengetekan oleh sisir tenun. Akan tetapi karena tegangan benang pada proses pertenunan dalam keadaan normal adalah kecil, maka kriteria lain untuk menentukan kemampuan benang untuk ditenun adalah ketahanan terhadap gosokan. Untuk pengujian tahan gosok benang ini dipakai suatu alat yaitu Abration Yarn Tester. Yang terdiri dari suatu traverse yang terdapat jarum-jarum di tengahnya yang bergerak naik-turun ke atas – ke bawah. Setelah benang terlebih dahulu diklem pada klem diatas mesin, benang dilewatkan pada jarum-jarum pada traverse dengan posisi menyilang dan dikaitkan pada pemberat di bawah. Akibat dari pergerakan traverse tersebut maka benang akan mengalami gosokan dan akhirnya putus. Berikut dijelaskan kesimpulan dari putusnya benang dalam proses gesekan : 



Berkurangnya serat pada tempat yang kena gosokan pada bagian benang yang tebal lebih dahulu.







Karena berkurangnya benang menjadi tipis, maka twist bergeser dari bagian yang tebal ke bagian yang tipis ini sehingga benang yang tidak kena gosokan akan berkurang jumlah twistnya.







Karena bagian yang tebal dari benang lebih sedikit jumlah twistnya, maka bagian ini dan juga benang yang tidak tergosok sering mengalami putus.



ALDDY RIZKYAWAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Benang yang tidak rata akan lebih mudah tercabut serat-serat dari bagian yang tebal dibandingkan dengan benang yang rata. Maka kemungkinan putus dari benang yang tidak rata akan lebih banyak.



III.



LANGKAH KERJA 



Pasang benang sesuai dengan gambar berikut : Keterangan gambar : 1. Rol pengait 2. Dudukan rol pengait 3. Benang 4. Benang 5. Logam penggesek 6. Dudukan batang 7. Beban Penjepit benang



Jarum Baja BatangPenyilang







Pasang kawat penggosok / penyilang pada benang







Counter jumlah gosokan diposisi “nol” kan







Jalankan mesin dengan menekan tombol “ON”







Setiap terjadi putus benang, hentikan mesin dengan menekan tombol “OFF” dan catat jumlah gesekan / gosokannya, kemudian mesin dijalankan kembali.







Lakukan sampai seluruh benang putus.



Perhitungan



ALDDY RIZKYAWAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil  tahan gosok benang rata-rata = jumlah gosokan untuk memutus benang pada peluang 0,5  standar deviasi dihitung dengan rumus SD = dimana SD = standar deviasi t(p=0,84) = jumlah gosokan pada peluang 0,84 t(p=0,16) = jumlah gosokan pada peluang 0,16  koefisien variasi dihitung dengan rumus CV =



x 100%



dimana t(p=0,50) = jumlah gosokan pada peluang 0,50



IV.



ALAT dan BAHAN 



Alat uji tahan gosok dengan nama Abration Yarn Tester







Gulungan benang







Counter







Batang jarum penahan benang



ALDDY RIZKYAWAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



V.



DATA PENGAMATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



VI.



Jumlah gesekan 6 6 13 16 16 26 26 28 30 30 30 31 31 34 34



No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30



Jumlah gesekan 35 36 36 36 36 42 42 42 48 52 58 62 62 67 67



PERHITUNGAN Prob 16% Prob 50% Prob 84%



x



: 25 : 52 : 110



= 108



SD = CV =



VII.



= 42,5 x 100% = 81%



DISKUSI Terdapat hal-hal yang dapat menyebabkan proses pengujian menjadi tidak benar



sehingga hasil data yang didapatkan menjadi salah, diantaranya yaitu : ALDDY RIZKYAWAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Penarian garis pada grafik haruslah dilakukan teliti karena haasilnya akan fatal pada perhitungan







Posisi atau kedudukan benang pada pengantar (klem), traverse, dan pemberat tidak benar.







Terdapatnya benang putus yang tidak terlihat putus, sehingga counter terus jalan.







Posisi silangan benang pada jarum-jarum tidak benar posisinya, sehingga benang tidak bergesekan







Terdapat benang yang telah putus lalu membelit pada benang lain dan menyebabkan benang tersebut terganggu.







Counter yang terus menghitung padahal terdapat benang yang putus, disebabkan karena telat untuk mematikan mesin.



VII. KESIMPULAN  Prob 16% : 25  Prob 50% : 52  Prob 84% : 110  SD : 42,5  CV : 81 %%



UJI KEKUATAN TARIK BENANG PERHELAI DENGAN ALAT INCLINE PLANE TESTER I.



ALDDY RIZKYAWAN



MAKSUD dan TUJUAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil 



Dapat mengetahui cara pengujian dengan menggunakan IPT (Incline Plane Tester).



 II.



Dapat mengetahui cara membaca grafik pengujian.



TEORI DASAR Cara untuk menyatakan kekuatan benang : Single Stand Strength (gram) Kekuatan benang perhelai dinyatakan dalam lbs, ounce atau gram perhelai. Tenacity (g/Tex) Tenacity adalah beban yang dikenakan pada bahan setiap unit kehalusan. Breaking Length (km) Panjang benang yang beratnya sama dengan breaking strength benang tersebut. Analisis Kurva Stress-Strain



U



P



y



Py x



stress



Px



0



Ex Ey strain



ALDDY RIZKYAWAN



E



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



Bentuk umum kurva stress-strain Py Ey P E



= yield stress = yield strain = breaking stress = breaking strain



Mulur (%) Pertambahan panjang yang diakibatkan gaya tarik yang diterima benang. Toughness Kemampuan ntuk mengabsorpsi kerja dan memberikan petunjuk keawetan bahan. Ukuran secara kuantitas kerja ini adaah hasl kali gaya dengan jarak dimana gaya itu bekerja. Toughness Index (Wi) Toughness bahan dari keadaan asal sampai putus dimana kurva beban mulur dari titik mulamula 0 ke titik putus U merupakan garis lurus. Elasticity (elastisitas) Kemampuan benda untu kembali ke bentuk asal atau dimensi asal secara penuh atau sebagian. Derajat Elastisitas Perbandingan antara kembalinya strain dengan strain seluruhnya. Stiffness (kekakuan) Kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk. Dalam hal mendapat gaya tarik, stiffness adalah kemampuan menahan mulur yang disebabkan bekerjanya gaya tersebut. Elastic Stiffness



Kekakuan bahan dengan elastisitas limit atau yield point y. Kekakuan ini ditunjukkan dengan slope dari kurva stress- strain antara titik asal 0 dengan titik yield III.



LANGKAH KERJA      



Pasangkan benang pada penjepit pertama lalu sesuaikan sepanjang 50 cm. Pasangkan benang pada pengatur tension dan penjepit kedua. Siapkan kertas untuk membentuk grafik. Tekan tombol “on”. Tunggu hingga benang putus. Tekan tombol “off” ketika benang putus.



ALDDY RIZKYAWAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



IV.



DATA PERCOBAAN



Nomorbenang No



V.



kekuatan



: Nm 47,91



Mulur (%)



(x –ẋ)2



(x –ẋ)2



kekuatan



mulur



Mulur (cm)



1



295 g



10,4 %



5,2 cm



1,562



0,01



2



335 g



12 %



6 cm



1501,56



2,25



3



290 g



9,6 %



4,8 cm



39,063



0,81



4



265 g



10 %



5 cm



1314,06



0,25



Ʃ



1185



42







296,25



10,5



714,06



0,83







tenacity =







Breaking length =







KYP = 80% x kekuatan terendah = 80% x 260 = 208 g







Drajat elastisitas =







MYP = 3 cm







Toughness indeks =



Diskusi dan Kesimpulan Diskusi



ALDDY RIZKYAWAN



=



= 14,2 g/tex =



x 100% = x tenacity x mulur =



= 14,2 km



x 100% = 20 %



g/tex



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil Tingginya twist akan berpengaruh terhadap kekuatan, mulur, pegangan, elastisitas, kilat benang dan absorpsi benang terhadap obat-obatan atau zat pewarna. Semakin tinggi twist pada benang, semakin kuat benangnya, semakin tinggi mulurnya dan elastisitasnya. Pada pengujian kekuatan benang, data yang didapat tidak hanya didapat data kekuatan dan mulur, tetapi sifat-sifat lainnya juga yang mempengaruhi pengukuran kekuatan benangya itu stiffness, elasticity dan toughness. Ada pengaruh banyaknya twist yang berbanding lurus terhadap kekuatan, mulur dan elastisitas benang. Hal - hal yang harus diperhatikan supaya hasil tepat : 



Usahakan tegangan benang saat dijepit stabil (tidak terlalu kendor dan tidak terlalu



 



kencang. Pasang spidol pada kertas grafik tepat pada titik nol. Pada saat mencari derajat elastisitas, usahakan handle ditarik ketika spidol mencapai titik kekuatan 80%. Kesimpulan



      



Tenacity = 14,2 g/tex Breaking Length = 14,2 km KYP = 208 gram/cN DE = 20 % MYP = 3 cm Toughness Index = 37,63 g/Tex Elastic Stifness = 36,9 g/tex



ALDDY RIZKYAWAN



November 12, 2015 Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil



Politeknik STTT Bandung Alddy Rizkyawan



13010038 3T2



BANDUNG 2015



.



UJI GRADE BENANG,UJI CRINKLE UJI THAN GOKOK BENANG UJI KEKUATAN BENANG PER HELAI



ALDDY RIZKYAWAN