Analisis Dan Kritik Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KRITIK DAN ANALISIS CERPEN “SEPASANG SOSOK YANG MENUNGGU”



1. Pendekatan Kritik dan Analisis Kritik cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” ini menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan struktural merupakan pendekatan yang membicarakan tentang unsur-unsur yang membangun karya sastra yaitu unsur intrinsik dan menilainya secara otonom. Artinya, hanya menilai teksnya dan mengabaikan latar belakang pengarangnya. Analisis cerpen ini menggunakan pendekatan struktural dengan tujuan mencari relevansi dan keterkaitan antara unsurunsur pembangun karya sastra tersebut agar tercapainya makna yang jelas. 2. Kritik Cerpen Cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” ini mengangkat kisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang awalnya harmonis. Ceritanya bermula saat tokoh “aku” dan “kamu” mengingat masa lalu dan mulai bertutur tentang kehidupan keluarga tersebut. Disebutlah dalam cerita, Jack dan Jane sebagai orang tua dari Mary sangat menyayangi Mary. Hingga akhirnya Mary meninggal karena suatu penyakit. Mereka sebagai orang tua merasa terpukul dan frustasi. Singkat cerita, demi mengenang anaknya mereka mendirikan toko boneka dan menjaga toko boneka tersebut sampai tutup usia. Tokoh dalam cerpen ini sulit ditebak, khususnya pada tokoh “aku” dan “kamu” karena dari awal hingga hampir akhir cerita tidak disebutkan siapa sebenarnya mereka, seperti disembunyikan. Pembaca pasti akan berspekulasi dan menerka sosok yang berperan sebagai pencerita ini. Pembaca awam akan kesulitan untuk menebak tokoh ini karena sosok berdasarkan wataknya sangat mencurigakan. Tokoh tersebut tidak bisa



menyampaikan perasaan dan perkataan melalui bahasa, namun sebagian besar mereka mengerti hal yang orang katakan. Justru hal inilah yang menjadi kekuatan pada cerpen, orang penasaran dan akan membaca hingga selesai. Pada akhir cerita barulah diungkapkan tokoh sebenarnya, yaitu tokoh “aku” merupakan boneka babi dan tokoh “kamu” adalah boneka barbie. Berdasarkan ide cerita, cerpen ini sepertinya hampir mirip dengan film “Toy Story” yaitu film tentang mainan yang hidup dan banyak bicara apabila pemiliknya sedang tidak ada dan ingin memiliki pemilik ketika mereka sudah merasa kesepian. Hanya saja pada cerpen ini lebih fokus pada dua boneka yang hanya berperan sebagai pencerita, bukan seperti film “Toy Story” yang mainannya berperan sebagai tokoh utama. Dua boneka tersebut dalam cerpen ini tidak dapat berbuat apa-apa, ia hanya menyaksikan kisah kehidupan pemiliknya hingga akhir hayat. Sebagian besar cerita pada cerpen ini hampir sama dengan film “Toy Story” hanya saja dimodifikasi sedemikian rupa untuk menutupi kesamaan tersebut sehingga tingkat keorisinilannya berkurang namun tetap indah. Alur yang digunakan pada cerpen ini menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan alur mundur. Alur mundur tampak pada kutipan berikut “dulu kita tinggal disebuah tempat yang lembap dan penuh asap, di mana botol minuman berjejer pada lemari”. Sedangkan alur maju ditunjukkan pada kutipan “beberapa minggu kemudian kita pindah, ke kehidupan kita ini” (Kompas, 2012:142). Walau pun menggunakan alur campuran, tetapi urutan peristiwa dalam cerpen tetap sesuai sesuai, sistematis dan mudah dipahami.



Bahasa yang digunakan dalam novel ini secara garis besar menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti. Namun terdapat gaya bahasa sehingga memperindah dan juga memberikan penafsiran yang sulit untuk dimengerti oleh pembaca. Contohnya terdapat dalam kutipan “coba ingat kembali, sebuah tempat yang gelap dan hangat di mana kamu bisa mendengar degup dada seseorang.” Dalam kutipan tersebut sepertinya pengarang sengaja menyajikan kalimat yang penuh dengan teka-teki agar pembaca mulai menebak dan semakin penasaran dengan ceritanya hingga ingin segera menghabiskan membaca cerpen sampai selesai.



3. Analisis Cerpen a. Tema Tema cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” ini adalah tentang kehidupan, khususnya sekelumit kisah sebuah keluarga. Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan satu orang anak. Awalnya mereka bahagia, tetapi keadaan berubah saat anaknya yang bernama Mary meninggal karena suatu penyakit yang tidak disebutkan. Sepasang suami istri yang bernama Jack dan Jane ini sempat merasa terpuruk karena kehilangan anak satu-satunya. Namun, mereka kembali bangkit saat membuat toko boneka dan berjualan bersama-sama karena terinspirasi dari dua boneka kesayangan Mary yaitu boneka barbie dan babi. Cerita berakhir saat kedua suami istri ini menghabiskan sisa kehidupannya yang semakin menua di toko boneka yang telah dibuat dan akhirnya meninggal. b. Tokoh dan Penokohan Adapun tokoh dan penokohan dalam cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” adalah sebagai berikut.



1) Aku Tokoh aku dalam cerpen ini merupakan sebuah boneka babi kepunyaan Mary. Tokoh aku sebagai pencerita. Adapun wataknya adalah sebagai berikut. a) Tokoh aku merasa kesepian dan kesendirian yaitu pada kutipan “kamu memiliki banyak teman sementara aku sendirian” (Kompas, 2012:139). b) Sering berspekulasi dan menerka hal yang terjadi berikutnya, terdapat dalam kutipan “kurasa kita akan dikirim dengan kapal” (Kompas, 2012:140). c) Menerima kenyataan hidup, terdapat dalam kutipan “aku sendiri tak bersepatu, namun tak terganggu dengan kenyataan itu” (Kompas, 2012:141). 2) Kamu Tokoh kamu dalam cerita ini adalah sebuah boneka barbie kepunyaan Mary. Tokoh kamu memiliki kedudukan yang sama seperti tokoh aku, yaitu sebagai pencerita. Adapun wataknya adalah sebagai berikut. a) Suka mengeluh, terdapat pada kutipan “seluruh waktu kita hanya dipenuhi kamu yang mengeluh tak bisa melepaskan sepatumu” (Kompas, 2012:139). b) Mudah kecewa dan menangis, yaitu pada kuipan “kamu menangis sepanjang malam” (Kompas, 2012:141). c) Setia menunggu, terdapat pada kutipan “kamu menunggu dan terus menunggu” (Kompas, 2012:143).



3) Jack Jack adalah ayah dari Mary. Pekerjaan Jack sebagai seorang pesulap disebuah tempat yang ramai pengunjungnya. Adapun wataknya adalah sebagai berikut. a) Sayang kepada anaknya yang terdapat dalam kutipan “ aku harus mendapatkan dua boneka itu. Anak gadisku berulang tahun hari ini” (Kompas, 2012:139). b) Frustasi dan mengamuk karena anaknya meninggal, yaitu pada kutipan “Jack berubah. Kini dia sering pulang larut dalam keadaan mabuk, dan akhirnya mengamuk” (Kompas, 2012:142).



4) Jane Jane adalah istri dari Jack, juga ibu dari Mary. Ada pun wataknya adalah sebagai berikut. a) Sering murung akibat anaknya meninggal, yaitu terdapat dalam kutipan “sementara Jane mengurung diri di kamarnya” (Kompas, 2012:142). b) Istri yang setia dan perhatian, contohnya terdapat pada kutipan “Jane mengunjunginya setiap rehat siang” (Kompas, 2012:144). 5) Mary Mary adalah anak dari Jack dan Jane. Ia seorang gadis kecil yang mengidap suatu penyakit dan akhirnya meninggal pada pertengahan cerita. Ada pun wataknya adalah sebagai berikut. a) Anak cerdas yang mengajarkan banyak hal, yang terdapat pada kutipan “meski masih anak-anak, dia bisa mengajari kita melakukan banyak hal” (Kompas, 2012:141). b) Anak bisu yang tak pernah berbicara karena tidak pernah ada dialog tentangnya. Contohnya pada kutipan berikut “tetapi Mary tidak pernah mengajak kita berbicara” (Kompas, 2012:141). 6) Leona Leona adalah teman Jack dan pemilik dari tempat Jack bekerja. Adapun wataknya adalah ia seorang perempuan yang tidak kuasa dengan urusan cinta. Buktinya terdapat dalam kutipan “aku tak siap dengan apa pun yang melibatkan cinta” c. Plot atau Alur Cerita Plot atau alur cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” menggunakan alur campuran yang terdiri dari plot maju dan plot mundur artinya ceritanya itu menyoroti masa lalu sekarang sang tokoh sekaligus masa lalu sang tokoh. Alur mundur tampak pada kutipan berikut “dulu kita tinggal disebuah tempat yang lembap dan penuh asap, di mana botol minuman berjejer pada lemari”.



Sedangkan alur maju ditunjukkan pada kutipan “beberapa minggu kemudian kita pindah, ke kehidupan kita ini” (Kompas, 2012:142). d. Latar Latar yang digunakan pada cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” ada berbagai jenis. Ada pun pemaparannya adalah sebagai berikut. 1) Latar Tempat a) Latar tempat pada sebuah bar yang ditunjukkan dalam kutipan “dulu kita tinggal disebuah tempat yang lembap dan penuh asap, di mana botol minuman berjejer pada lemari” (Kompas, 2012:140). b) Latar tempat di balik jas yang ditunjukkan dalam kutipan “kita selalu ingat suasana di balik jas hitam Jack ketika dia membawa kita pada malam itu” (Kompas, 2012:140). c) Latar tempat pada sebuah lemari yang terdapat dalam kutipan “malam itu kita menginap di sebuah lemari” (Kompas, 2012:140). c) Latar tempat di dapur, yaitu pada kutipan “Jack malah kembali ke dapur” (Kompas, 2012:141). d) Latar tempat di restoran yang ditunjukkan dalam kutipan “besok malamnya Jack membawa kita dan Jane ke sebuah restoran” (Kompas, 2012:142). 2) Latar Waktu a) Waktu malam yang ditunjukkan pada kutipan “dari balik tirai tipis asap, setiap malam kita melihat Jack menari dengan topi dan tongkat kayu hitam”. Juga terdapat dalam kutipan “pertemuan sungguhan kita dengan Jack terjadi pada suatu malam dengan hujan deras” (Kompas, 2012:139). b) Waktu sore terdapat dalam kutipan “semenjak itu setiap sore tepat setelah Jack membereskan tempat ini dan pergi, kita mulai menunggunya datang kembali” (Kompas, 2012:144). 3) Latar Suasana



a) Tokoh kamu mengeluh yang terdapat pada kutipan “seluruh waktu kita hanya dipenuhi kamu yang mengeluh tak bisa melepaskan sepatumu” (Kompas, 2012:139). b) Suasana gembira yang terdapat pada kutipan “semua orang tertawa melihat Jack, termasuk kita” (Kompas, 2012:139). Terdapat juga pada kutipan “wajah seorang gadis dengan cengiran lebar tampil dihadapan kita” (Kompas, 2012:141). c) Suasana kebingungan dan ketidakmengertian yang terdapat dalam kutipan “kita tak pernah paham isi pembicaraan Jack dan kawan-kawannya” (Kompas, 2012:140). d) Suasana terkejut dan keheranan yang terdapat dalam kutipan “dia kejang lagi tadi sore. Kamu serius” (Kompas, 2012:140). e) Suasana kekecewaan terdapat pada kutipan “kita kecewa melihat sikapnya” (Kompas, 2012:141). f) Mengamuk yang terdapat pada kutipan “dia akan menghancurkan barangbarang di meja” (Kompas, 2012:142). g) Terharu. Terdapat pada kutipan “Jane tersenyum dengan mata berair” (Kompas, 2012:142). h) Sedih. Yaitu terdapat pada kutipan “entah mengapa mendadak aku merasa sedih” (Kompas, 2012:143). 4) Latar Sosial Budaya Merayakan hari ulang tahun yang biasanya dilakukan oleh orang Amerika dan ada sesi memberikan kado, yang terdapat dalam kutipan “Jack dan perempuan di pintu bernyanyi lagu yang tidak pernah kita dengar. Selamat ulang tahun, Mary. Kertas kado dirobek” (Kompas, 2012:140-141). e. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan pada cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan.



Sudut pandang tersebut diungkapkan karena tokoh “aku” dalam cerita bukanlah tokoh utama. Keberadaan “aku” hanya sebagai saksi dan narator tokoh utama yang diperankan sebagai sosok boneka babi. “Aku” adalah narator yang menceritakan kisah yang dialami tokoh lain yang menjadi tokoh utama dan hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ”aku” tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ”aku” hanya tampil sebagai saksi saja yang dintunjukka pada halaman 145. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ”aku” pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita. f. Amanat Ada pun amanat dalam cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” adalah sebagai berikut. 1) Bersyukurlah terhadap hal yang telah kamu punya dan jangan pernah mengeluh. 2) Orang tua yang baik selalu mengasihi anaknya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang sampai akhir menutup mata. 3) Walau pun cobaan datang menghalang. Hadapilah dengan tegar dan jangan pernah menjadi orang yang mur terhadap Tuhan serta melampiaskannya terhadap hal yang membuat dosa.