Askep Gerontik Soraya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ( LANSIA ) PADA PASIEN NY. L DENGAN HIPERTENSI DI DESA PISANG KECAMATAN PATIANROWO KABUPATEN NGANJUK



DI SUSUN OLEH : SORAYA NUR AZIZAH 201703063



PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA KEDIRI TAHUN AJARAN 2020



i



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Gerontik ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik. Oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Tingkat 3 Stikes Karya Husada Kediri. Nama : Soraya Nur Azizah Nim : 201703063 Semester : VI ( Enam )



Mengetahui Dosen pembimbing



Mahasiswa



Sutiyah Heni, S.Kep.Ns,.M,Kes



Soraya Nur Azizah



2



LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK 1. Definisi Lansia Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia . menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia dikatakan bahwa lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia dari 60 tahun. (Dewi, 2014) Lansia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi (Mubarak, 2009). 2. Proses penuaan Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (CONSTANTANIDES, 2014). Ini merupakan yang terus menerus (berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua maklhuk hidup (Bandiyah, 2009) 3. Klasifikasi Lansia Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur. a.



Menurut Organisasi Kesehatan (WHO)



Lenjut usia meliputi: 1)



Usia lanjut : 60-74 tahun 2)



Usia tua : 75-89 tahun



3)



Usia sangat lanjut : > 90 tahun



b.



Menurut Departemen Kesehatan RI Departemen kesehatan Republik Indonesia membagi usia lanjut menjadi



sebagai berikut:



3



1. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun), keadaan ini dikatakan sebagai masa virilitas. 2. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium. 3. Kelompok- kolompok usia lanjut (>65 tahun)yang dikatakan sabagai masa senium. (Yilu, 2014) 1. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1995 pasal seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi Nugroho, 2008). 2. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang disebutkan dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas, baik pria maupun wanita (Wahyudi Nugroho, 2008). 4. Tipe Lansia Beberapa tipe lansia tergnatung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonomi. Tepe tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut: a.



Tipe arif bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, sederhana, rendah hati, dermawan dana menjdai panutan.



b.



Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.



c.



Tipe tidak puas Konflik lahir batin menantang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, pengkritik, dan banyak penuntut. 4



d.



Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, ,mengikuti kegiatan agama, adan melakukan pekerjaan apa saja.



e.



Tipe bingung Keget, kehilangan



kepribadian,



mengasingkan



diri, mimder,



menyesal, pasif, dan acuh tak acuh(Maryam et al, 2012.33) 5. Teori Lansia 1)



Teori Biologis Menurut Maryam et al (2012) mengatakan teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, imunology slow theory, teori stres, teori radikal bebas, teori rantai silang.



2)



Teori genetik mutasi Menurut teori genetik dan muntasi, menua terprogram secara genetik untuk spesien-spesies tertentu. Menua terjdi sebagai akibat dari penuaan biokimia yang terprogam oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan fungsi sel).



3)



Imunologi slow theory Menurut imunologi slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahanya usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.



4)



Teori stres Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang bisa di gunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan



kasetabilan



lingkungan



internal



tidak



dapat



mempertahankan sel sel tubuh lelah terpakai. 5)



Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas (sekelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti kerbohidrat 5



dan protein. Radikal bebas ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. 6)



Teori rantai silang Pada teori rantai silang di ungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan elastisitas, kekakuan, adan hilangnya fungsi sel.



7)



Teori psikologi Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapt duhubungkan pula dengan usia. Perubahan psikologis yang terjafi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsioanal yang efektif. Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat menjadi karakterristik konsep diri dari sesorang lansia. Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya. Adanya penurunan dan intelektualisasi yang meliputi: prsepsi, kemapuan kognitif, memory, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Dengan adanya penurunan sistem sensorik, makan akan terjadi pula penurunan kemampuan untuk menerimana, memperoses, dan merospon stimulasi sehingga terkadang akan muncul reaksi yang berbeda dari stimulasi yang ada (Maryam et al. 2012:47).



8)



Teori Sosial Menurut Maryam et al.(2012), ada beberapa teori soasila yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori interaksi sosial, teori penarikan diri, teori aktivitas, teori perkembangan, teori stratifikasi usia. a. Teori interaksi sosial Teori ini emncoba menjelaskan mengapa lansia tidak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang di hargai masyarakat. Pada lansia, kekuasaan dan presentasinya berkurang sehingga 6



menyebabkan interaksi sosial merekan juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan meraka untuk mengikuti perintah. b. Teori penarikan diri Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan henry (1961). Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan disekitarmya. Selainhal tersebut, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi agar lansia tidak menarik diri. Proses penuaan menyebabkan interaksi sosial lansia menurun., baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Pada lansiajuag terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu: kehilangan peran (loss of roles), hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen. Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan



dapat



memusatkan



dari



pada



persoalan



pribadi



serta



mempersiapkan diri dalam menghadapi proses kematiaannya. c. Teori aktifitas Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan seatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha dalam mempertahankan perilaku meraka semasa mudanya. Pokok-pokok teori aktivitas adalah moral dan kepuasan nerkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat: kehilangan peran akan menghilangkan kepuasa seseorang lansia. Penerapan teori aktivitas ini sangat positif dalam penyusunn kebijakan terhada lansia, karena memungkinkan para lansia untuk berinteraksi sepenuhnya di masyarakat.



7



9)



Teori kesinambungan Teori ini di anut oleh banyak pakar sosial. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan adanya siklus kehidupan lansia. Pengalaman hidup sesorang pada suatu saat merupakan gambaran kelak apad saatbia menjadi lansia. Hal ini dapat terlibat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan sesorang ternyata tidak berubah meskipun ia telah menjadi lansia. Pokok-pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut: lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, tetapi harus berdasarkan pada pengalaman di amsa lalu, lansia harus memilih peran yang harus dipertahankan atau dihilangkan. Peran lansia yang hilang tak perlu di ganti. Lansia berkesempatan untuk memilih berbagai macam cara untuk beradaptasi.



10) Teori perkembangan Teori perkembangan menjelaskan berbagi proses menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang dapar dinilai positif maupun bernilai negatif. Akan tetapi,teory ini tidak menggariskan bagaimana cara menjadi tua yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh lansia tersebut. Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai berikut; masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang



baru,



yaitu:



pensiundan/ataumenduda/menjanda.



Masa



tua



kehidupannya. Lansia harus menyesiakan diri sebagai akibat perannya yang berfikir di dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun,serta ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temanya 11) Teori stratifikasi usia Dua elemen penting dari modal stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya. Struktur mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah peran dan harapan menurut penggolongan usia; bagaimanakah penilaian strata oleh 8



strata itu sendiri dan strata lainnya; bagaimanakah terjadinya penyebaran pern dan kekuasaan yang tak merata pada masing-masing strata, yang didasarkan pada pengalaman dan kebijakan lansia. 12) Teori Spiritual Flowler menggunakan istialah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurut , kepercayaan merupakan suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan. (Maryam et al.2012:54) 6. Perubahan pada Lansia Perubahan-perubahan yang muncul pada lansia, meliputi: a. Perubahan fisik 1. sel a) Lebih sedikit jumlahnya. b) Lebih besar ukurannya. c) Berkurang jumlah cairannya tubuh dan cairan intraseluler. d) Menurun proporsinya protein di otak, otot, hati, dan ginjal. e) Jumlah sel otak menurun. f)



Terganggu mekanisme perbaikan sel.



g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10% (yuli, 2014) 2. Sisten persyarafan a)



Berat otak menurun 10-20% (setiap harinya sel saraf otak seseorang akan berkurang).



b) Hubungan persyarafan menurun dengan cepat. c)



Mengecilnya saraf panca indra.



d) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya terhadap stres.



9



e)



Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, sraf penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap peribahan suhu.



f)



Kurang sensitif terhadap sentuhan.



(yuli. 2014) 3. Sistem pendengaran a)



Gangguan pendengaran (presbiakusis). Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara dan nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.



b) Membran timpani menjadi atrifi menyebabkan otaklerosis. c)



Terjadinya pengumpulan seruman dan dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.



d) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan/ stres. e)



Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus-menurus).



f)



Vertigo (perasaan yang tidak stabil, terasa seperti bergoyang atau berputar).



(Nugroho, 2008:28) 4. Sistem penglihatan a)



Sfingter pupil timbul sklerosis dan respon terhadap sinar menghilang.



b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola). c)



Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, lebih menyebabkan ganguan penglihan.



d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, sesah melihat dalam gelap. e)



Daya akomodasi menurun/hilang dengan manifestasi presbio[ia, seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi brkuarangnya elastisitas lensa. 10



f)



Lapang pandang menurun.



g) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau. (Nugroho, 2008:28) 5. Sistem kardiovaskuler a)



Elastisitas dinding aorta menurun.



b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku. c)



Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini disebabkan menuruny kontraksi dan volumenya.



d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekana darah menurun yaitu menjadi 65 mmhg yang dapat mengakibatkan pusing mendadak. e)



Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya reistensi dari pembuluh darah perifer: sistolis normal ±170 mmhg, diastolis normal ±90 mmhg.



(yuli, 2014) 6. Sistem pernafasan a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekakuan dan menjadi kaku. b) Menurunya aktivitas dari silia. c) Paru-paru kehilangan elastisitas: kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasaan maksimum menurun dan kedalam bernafas menurun. d) Alveoli ukuranya melebar dari biasanya dan jumlahnya berkurang. e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmhg f) CO2 pada arteri tidak terganti. g) Kemampuan untuk batuk berkurang. h) Kemapuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia. 11



(yuli,2014)



7. Sistem gastrointestinal a)



Kehilangan gigi: penyebabutama adanya periondontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.



b) Indra oengecap menurun c)



Esofagus melebar.



d) Lambung: rasa lapar menurun e)



Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.



f)



Fungsi absorbpsi melemah



g) Liver (hati): makin mengecil dan menurunya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. (yuli, 2014) 8. Sistem Endokrin a)



Produksi dari hampir semua hormon menurun.



b)



Fungsi paraterpid dan sekresi tidak berubah.



c)



Pituatari: pertumbuhan hormon ada tapi lebih rendah dan hanya dalam pembuluh darah.



d)



Menurunya aktifitas teroid.



e)



Menurunya produksi aldestron.



f)



Menurunya sekresi hormon kelamin.



(yuli, 2014) 9. Sistem Integumen a)



Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak.



b) Permukaan kulit kasar atau bersisik. c)



Menurunnya respon terhadap trauma.



d) Mekanisme proteksi kulit menurun. e)



Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu. 12



f)



Rambut dalam hidung dan telinga menebal.



g) Berkurangnya



elastisitas



akibat



dari



penurunya



cairan



dan



rapuh



dan



vaskularisasi. h) Pertumbuhan kaki lebih lambat. i)



Kuku jari menjadi keras dan rapuh.



j)



Kuku jari tumbuh secara berlabihan dan seperti tanduk.



(yuli, 2014) 10. Sistem Muskulosekeletal a)



Tulang



kehilangan



density(cairan)



dan



makin



osteoporosis. b) Kifosis. c)



Pinggang, lutut, jari-jari pergelangan terbatas.



d) Persendian membesar dan menjadi kaku. e)



Tandon mengerut dan mengalami sklerosis.



f)



Atrofi serabut otot.



g) Otot-otot polos tidak begitu terpengaruh. (yuli, 2014) 11. Sistem Reproduksi dan Seksualitas a)



Vagina



b)



Menciutnya ovari dan uterus



c)



Atrofi payudara



d)



Dorongan seksual menetap sampai usia 70 tahun



e)



Produksi esterogen dan progresteron menurun. (yuli, 2014)



13



LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI 1. DEFINISI HIPERTENSI Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smith Tom,1995 ). Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin,2003 ). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg ( Smeltzer,2001 ). 2. KLASIFIKASI Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: a.    Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg. b.     Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999). Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “ The Sixth Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and Treatment of High Blood Pressure “( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :



14



No.



Kategori



Sistolik



Diastolik



( mmHg )



( mmHg )



1.



Optimal



< 120



< 80



2.



Normal



120 – 129



80 – 84



3.



High normal



130 – 139



85 – 89



4.



Hipertensi Grade 1 ( ringan )



140 -159



90-99



Grade 2 ( sedang )



160 -179



100-109



Grade 3 ( berat )



180-209



100-119



Grade 4 ( sangat berat )



>210



>120



Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya : a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. b.  Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain ( Lany Gunawan,2001 ). 3. ETIOLOGI Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada : 1.   Elastisitas dinding aorta menurun 2.   Katup jantung menebal dan menjadi kaku 3.    Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 4.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. 5.   Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ). Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi,antara lain : 15



a.  Faktor keturunan Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b.  Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah : 1.  konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari ) 2.  kegemukan atau makan berlebihan 3.  stress 4.   merokok 5.   minum alcohol 6.   minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ). Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah : 1.   glomerulonefritis 2.   tumor 3.   atherosclerosis 4.   diabetes mellitus 5.   stroke 6.   kontrasepsi 7.   kortikosteroid. 4. TANDA & GEJALA Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : 1. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak teratur.



16



2.



Gejala yang lazim Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis ( Edward K.Chung,1995 ).



5. PATOFISIOLOGI Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras syaraf sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia sympatis ( Brunner & Suddarth,2002 ).



6. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.  riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh 2.  pemeriksaan retina 3.  pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung. 4.  EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri 5.  urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa. 6.  foto dada & CT Scan. 7. PENATALAKSANAAN Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi



17



1.      Terapi tanpa obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi tanpa obat ini meliputi : a.  Diet b.  Latihan fisik c.   Edukasi psikologis 2.      Terapi dengan obat Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. 3.      Follow up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.



18



FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU Tangal Pengkajian : Senin, 6 April 2020 A. DATA BIOGRAFI Nama Tempat & Tgl Lahir Pendidikan Terakhir Agama Status Perkawinan TB / BB Penampilan Alamat



: Ny. L L / P : Nganjuk , Gol. Darah : O / A / B / AB : SD / SLTP / SLTA / D. I / D. III / D.IV / S.1 / S. 2 / S. 3 : Islam / Protestan / Katolik / Hindu / Budha / Konghucu / LL : Kawin / Belum / Janda / Duda ( Cerai : Hidup / Mati ) : 155 Cm / 60Kg : Bersih Ciri-Ciri Tubuh : Gemuk : Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk



Yang Dapat Dihubungi : Tn K Hubungan dengan Usila : Anak Alamat : Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk B. RIWAYAT KELUARGA Genogram :



Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Sakit : Meninggal : Tinggal serumah



19



C. RIWAYAT PEKERJAAN Pekerjaan saat ini : Pedagang lontong pecel dan sambel pecel Alamat Pekerjaan : Di jual keliling di sekitar desa pisang Berapa Jarak Dari Rumah : - Km Alat Tarnsportasi : Jalan kaki Pekerjaan Sebelumnya : Sama sejak dulu pedagang Berapa Jarak Dari Rumah : - Km Alat Tarnsportasi : Jalan kaki Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan : Dari penghasilan jualan keliling D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP Tipe Tempat Tinggal : Permanen Jumlah Kamar :3 Jumlah Tongkat : Kondisi Tempat Tinggal : Sedikit kotor Jumlah orang yang tinggal di rumah : Laki-laki = 2 orang / Perempuan = 1 orang Derajat Privasi : Sering bercerita dengan tetangga dan orang terdekatnya tentang penyakitnya Alamat/Telepon : Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk ………………………………………….............……………………………… E. RIWAYAT REKREASI Hobbi / Minat : ……………………………………………………. …………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………….. Keanggotaan Organisasi : ……………………………………………………. …………………… Liburan / Perjalanan : ……………………………………………………. …………………… ………………………………………………………………………………………………… ……. F. SISTEM PENDUKUNG Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : ………………………………………………. ………… Jarak dari rumah : ……………..Km Rumah Sakit : …………………………………..…..Jaraknya :…………..Km Klinik : …………………………………..…..Jaraknya :…………..Km Pelayanan Kesehatan di rumah : ………………………………………………………. ………… Makanan yang dihantarkan : ………………………………………………………. …………



20



Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : …………………………………............... ……… Lain – lain : ………………………………………………………………. ………… G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN Kebiasaan ritual : ……………………………………………………………. …………………… Yang lainnya : …………………………………………………………………. ……………… H. STATUS KESEHATAN Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : ………………………............. ………… ……………………………………………………………………………………............. ………… Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : ……………………............. …………… …………………………………………………………………………………….. ……………….. Keluhan Utama : ……………………………………………………………………………….…  Provokative / Paliative : …………………………………. ……………………………… ……………………………………... ………………………….. …………………………………………………………… …….  Quality / Quantity : ………………………………………. ………………………… …………………………………………………………… …….  Region : ……………………………………………………. ……………  



Severity Scale : ……………………………… Timming : ………………………………



…………………………………. ………………………………….



Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : …………………………………………. ………………………………………………………………………………………………… ……. 21



…………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………… ………….………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….……



Obat-Obatan : No.



Nama Obat



Dosis



Keterangan



Status Immunisasi : (catat tanggal terbaru) Tetanus, Difteri :…………………………………. Influensa : …………………… Pneumovaks : …………………….…………



…………….



Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik) Obat-obatan : …………………………………………………………………............. ……… Makanan : …………………………………………………………............. ……………… Faktor Lingkungan: …………………………………………………………................ …………… Penyakit Yang Diderita : Hipertensi



Rheumatoid 22



Asthma



Dimensia



Lain – Lain : …………………………



Sebutkan



………………………………………….



I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL) Indeks Katz :A/B/C/D/E/F/G Oksigenasi : …………………………………............. ……………………………………… Cairan & Elektrolit: ……………………………………................ ………………………………… Nutrisi : …………………………………….…............ ………………………………… Eliminasi : ………………………………………............. ………………………………… Aktivitas : ………………………………………............. ………………………………… Istirahat & Tidur : ………………………………………............. ………………………………… Personal Hygiene : ……………………………………………………………............. …………… Seksual : …………………………………………………………............. ……………… Rekreasi : …………………………………………………………………. ……………… Psikologis : …………………………………………………………………. ………………  Persepsi Klien … :………………………………………………………….. ………………  Konsep diri :…………………………………………………………. ……………….  Emosi : ………………………………………………………. …………………  Adaptasi : ……………………………………………………. ……………………  Mekanisme Pertahanan Diri : ……………………………………. …………………… J. TINJAUAN SISTEM Keadaan Umum Tingkat Kesadaran Skala Koma Glasgow Tanda-Tanda Vital 1. Kepala : …………



: ………………………………………………………………… : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma :Verbal =………Psikomotor =………..Mata = ………... (…….) : Pols = Temp= RR= Tensi= ……………………………………………………………………….



23



……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 2. Mata, Telinga, Hidung : ………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 3. Leher : ………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 4. Dada & Punggung : ……………………………. …………………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 5. Abdomen & Pinggang : …………………………………………



……………………….



24



……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 6. Ekstremitas Atas & Bawah : ……………………. …………………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 7. Sistem Immune : …………………………………. ……………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 8. Genetalia : ……………………………………………………. …………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 9. Sistem Reproduksi : …………………………



……………………………………………….



25



……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 10. Sistem Persyarafan : …………………………………. ……………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 11. Sistem Pengecapan : ……………………..………... ………………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 12. Sistem Penciuman : ……………………………. …………………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. 13. Tactil Respon : ………………………………………. ………………………………… ……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. ………………….



26



……………………………………………………………………………….. …………………. ……………………………………………………………………………….. …………………. K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL 1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ) 2. Mini-Mental State Exam (MMSE) 3. Inventaris Depresi Beck 4. APGAR Keluarga L. DATA PENUNJANG 1. Laboratorium : ………………………………………………………………………… ……………………………………. …………………………………………………………….. 2. Radiologi : ………………………………………………………………………………… ……………………………………. …………………………………………………………….. 3. EKG : ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………. …….. 4. USG : …………………………………………………………………………... …… ……………………………………. …………………………………………………………….. 5. CT – Scan : …………………………………………... …………………………………… ……………………………………. …………………………………………………………….. 6. Obat-Obatan : …………………………………... …………………………………………… ……………………………………. ……………………………………………………………..



27



……………………………………. …………………………………………………………….. ……………………………………. ……………………………………………………………..



ANALISA DATA



No



Data ( Sign / Symptom )



Interprestasi ( Etologi )



Masalah ( Problem )



1



2



3



4



28



29



PRIORITAS MASALAH 1. …………………………………………………………………... …………………………………… 2. ………………………………………………………………………... ……………………………… 3. ……………………………………………………………………………... ………………………… 4. ………………………………………………………………………………... ………………………



INTERVENSI KEPERAWATAN Dx. Kep. I : ………………………………………………………………………………………… 30



Tujuan : ………………………………………………………………………………………… Kriteria : ………………………………………………………………………………………… INTERVENSI



RASIONAL



Health Education Tindakan Keperawatan Observasi Monitoring Kolaborasi



Dx. Kep. II : ………………………………………………………………………………………… Tujuan : ………………………………………………………………………………………… Kriteria : ………………………………………………………………………………………… INTERVENSI



RASIONAL



Health Education Tindakan Keperawatan Observasi Monitoring Kolaborasi



31