Askep Keluarga BP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN “A” DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI DESA KAMPALE KEC. DUA PITUE KABUPATEN SIDRAP



Nama :Dewi Sartika Nim



:21906124



Kelas :E



SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAKASSAR TAHUN PELAJARAN 2019



LAPORAN PENDAHULUAN



A. Definisi Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru dengan eksudasi dan konsolidasi disebabkan oleh mikroorganisme, Bronchopneumnonia merupakan salah stu jenis pneumonia yang sering disebut pneumonia lobularis. B. Etiologisecara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. Antara lain: 1. Bakteri



: streptococcus, staphylococcus, H. Influenzae, klebsiella



2. Virus



: legionella Pneumoniae



3. Jamur



: Aspergillus Spesies, Candida Albicans



4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru 5. Terjadi karena kongesti paru yang lama C. Patofisiologi Proses bronchopneumonia dimulai dari akibat inhalasi mikroba yang ada diudara, aspirasi organisme dari nasofaring atau penyebaran hematogen. Selain itu juga berhasilnya kuman phatogen seperti virus, bakteri, jamur, myoplasma dan benda asing masuk kesaluran pernafasan yaitu ke bronkus sehingga terserap ke paru yang terkenan mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel PMN (Poli Morfonukleus), Fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk dalam stadium hepatisasi merah, sedangkan



stadium hepatisasi kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan pleura. Ditemukan pula fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan proses Fagositosis yang cepat. Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibrin ini, serta menghilangnya kuman. D. Manifestasi Klinis 1. Sesak nafas 2. Suhu naik 39◦c – 40 ◦c dangkal, kejang, gelisah 3. Pernafasan cepat dangkal, disertai cuping hidung dan pucat disekitar mulut dan hidung 4. Perubahan bunyi nafas 5. Batuk mula-mula kering menjadi produktif 6. Kadang disertai muntah dan diare 7. Penurunan kesadaran 8. Serangan akut dan membahayakan 9. Sakit kepala, malaise 10. Nyeri abdomen E. Pemeriksaan Penunjang Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara : 1. Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan darah b. Pemeriksaan sputum c. Analisa gas darah d. Kultur darah e. Sampel darah, sputum, dan urin 2. Pemeriksaan Radiologi a. Rontgenogram Thoraks b. Laringoskopi/bronkoskopi



F. Komplikasi 1. Abses kulit 2. Abses jaringan lunak 3. Otitis media 4. Sinusitis 5. Meningitis 6. perikarditis G. Penatalaksaan Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain: 1. Menjaga kelancaran pernafasan 2. Kebutuhan istirahat Pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur. 3. Kebutuhan nutrisi dan cairan Pasien bronchopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCI 0,9%. 4. Mengontrol suhu tubuh 5. Pengobatan Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu tetapi secepatnya maka biasanya diberikan penisilin ditambah dengan clomfenikol atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti Ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.



H. Pencegahan 1. Berhenti merokok 2. Minum banyak air putih dan berhenti minum minuman yang beralkohol 3. Hindari iritan atau allergen yang dapat memperarah penyakit seperti asap rokok 4. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang mengandung nutrisi seimbang, berolah raga dan cukup istirahat serta mengurangi stress 5. Jika penyakit bertambah parah segera berkonsultasi dengan dokter.



KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA A. Definisi 1. Pengertian Keluarga Keluarga menurut Depkes RI adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan (Nadirawati, 2018). 2. Ciri-ciri struktur Keluarga Membagi



struktur



keluarga



terdiri



dari



bermacam-macam



diantaranya (Harmoko, 2016), adalah: a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungkan itu disusun melalui jalur ayah. b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara-saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinffal bersama keluarga saudara suami. e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.



3. Peran Keluarga Peran



keluarga



menggambarkan



seperangkat



perilaku



interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dan mempunyai peran masing-masing antara lain (Nadirawati, 2018), adalah: a. Peran ayah: ayah sebagai pimpinan keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, perlindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau kelompok social tertentu. b. Peran ibu: ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, perlindung keluarga, dan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai anggota masyarakat atau kelompok tertentu. c. Peran anak: anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, social, dan spiritual. 4. Tipe Keluarga Tipe keluarga terbagi menjadi dua macam (Nadirawati, 2018), yaitu: a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga inti (Nuclear family) keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. 2) Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti di tambahi dengan keluarga lain, misalnya paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan, paman, bibi, dan sebagainya.



3) Single parents adalah keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi



ini



dapat



disebabkan



oleh



perceraian



atau



kematian. 4) Single adult adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suatu orang dewasa (misalnya seorang telah dewasa kemudian tinggal di kost untuk bekerja atau kuliah). 5) Keluarga dyad adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The unmarried teenage mother (Ibu yang belum menikah), yaitu: Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. 2) The step parent family (Keluarga dengan orang tua tiri), yaitu: Kehidupan anak dengan orang tua tirinya 3) Commune family (Keluarga yang hidup bersama tanpa hubungan darah), yaitu: Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, serta sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok/ membesarkan anak bersama. 4) The nonmartial heterosexual chohabiting family (Keluarga kumpul kebo heteroseksual), yaitu: Keluarga yang hidup



bersama



berganti-ganti



pasangan



tanpa



melalui



pernikahan. 5) Cohabitating family (Pasangan serumah tanpa ikatan pernikahan), yaitu: Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu. 6) Group marriage family (Kelompok pernikahan keluarga), yaitu: Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa menikah satu dengan yang lainnya, berbagai sesuatu yang termasuk seksual, dan membesarkan anaknya. 5. Tahap Perkembangan Keluarga Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan (Harmoko, 2016), yaitu: a. Keluarga baru Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah: 1) Membina hubungan intim dan kepuasaan bersama 2) Menetapkan tujuan bersama 3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social 4) Merencanakan anak (KB) 5) Menyesuaikan



diri



dengan



kehamilan



mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.



dan



b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. 1) Persiapan menjadi orang tua. 2) Membagi peran dan tanggung jawab. 3) Menata ruang untuk anak untuk mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan 4) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing 5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga 6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita 7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin. c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak social) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan dari tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Memenuhi



kebutuhan



anggota



keluarga



seperti:



kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman. 2) Membantu anak untuk bersosialisasi 3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi



4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling repot) 6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 7) Kegiatan dan



waktu untuk stimulasi tumbuh



dan



kembang anak. d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-12 tahun) Tugas perkembangan dari tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan dan semangat belajar 2) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan 3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual 4) Menyediakan aktifitas untuk anak 5) Menyesuaikan



pada



aktifitas



komunitas



dengan



mengikutsertakan anak. e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas pengembangan dari tahap ini adalah sebagai berikut:



1) Memberikan



kebebasan



yang



seimbang



dengan



tanggung jawab meningat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya. 2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang



tua,



hindari



perdebatan,



kecurigaan,



dan



permusuhan. 4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. f. Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan Tugas perkembangan ini mempersiapkan anak untuk menjadi mandiri dan menerima kepergian anaknya dan sumber yang ada dalam keluarga berperan sebagai suami istri, kakek, nenek. Tugas perkembangan dari tahap ini sebagai berikut adalah: 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Membantu orang tua atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua 4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya 5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga



6) Berperan sebagai suami istri, kakek, dan nenek. 7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya. g. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan dari tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Mempertahankan kesehatan 2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat social dan waktu santai 3) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua 4) Keakraban dengan pasangan 5) Memelihara



hubungan/



kontak



dengan



anak



dan



keluarga 6) Persiapan



masa



tua



atau



pension



dengan



meningkatkaan keakraban pasangan. h. Keluarga usia lanjut Tugas perkembangan dari tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan 2) Adaptasi



dengan



perubahan



kehilangan



pasangan,



teman, kekuatan fisik, dan pendapatan 3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat



4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat 6. Tugas Kesehatan Keluarga Tugas kesehatan keluarga menurut Suprajitno (2004), meliputi : mengenai masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. 7. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga Perawatan



kesehatan



keluarga



adalah



tingkat



kesehatan



masyarakat yang diajukan pada keluarga sebagai unit atau salah satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran. a. Pengkajian data dasar Dalam pengkajian keluarga menurut Friedman (2010), terdiri dari : data identitas, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data Lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga. B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Dibawah ini



diagnosa keperawatan keluarga pada penyakit



Bronchopneumonia : 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d ketimampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Tujuan : keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit Rencana tindakan : a. Ajarkan



pada



keluarga



cara



perawatanuntuk



mencegah



terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif b. Gunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah untuk terjadinya jalan nafas yang tidak efektif



c. Pantau keluarga dalam melakukan perawatan untuk mencegah terjadinya bersihan jalan nafas yang tidak efektif 2. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Tujuan : keluarga mengenal masalah yang dialami anggota keluarganya Rencana tindakan : a. Beri informasi menegani penyakit yang diderita keluarganya b. Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan c. Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghadapi masalah kurang pengetahuan tentang penyakitnya. 3. Koping keluarga tidak efektif b/d ketidakmapuan keluarga dalam mengenai masalah kesehatan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga



mampu



mengenal



masalah



tentang



penyakit



bronchopneumonia. Rencana tindakan : a. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya b. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya mengenai cara



merawat



keluarga



apabila



mengalami



penyakit



bronchopneumonia c. Kaji tindakan yang pernah dilakukan keluarga untuk merawat keluarga yang sakit.



DAFTAR PUSTAKA Dervey, Patrick, (2008). At a Glame Medicine, Annisa Rahmatia dan Novianty R. Jakarta : Gramedia Harmoko, (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga Yogyakarta :Pustaka Pelajar Muhlisin



Abi



(2012).



Asuhan



Keperawatan



Keluarga.



Yogyakarta Gasyen Publishing Nurarif Amin H & Kusuma H, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Medication. Jogjakarta



FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA



A. Pengkajian I.



Data Umum 1. Nama kepala keluarga



: Tn “A”



2. Usia



: 58 Tahun



3. Pendidikan



: SMP



4. Pekerjaan



: Petani



5. Alamat



: Desa Kampale



6. Komposisi anggota keluarga : No



Nama



JK



hubungan



Umur



pendidikan Pekerjaan



dengan KK 1.



Tn “A”



L



Ayah



58



SMP



Petani



2.



Ny “I”



P



Istri



48



SD



IRT



3.



An “A”



P



Anak



19



SMA



-



Genogram : GI



GII



GIII 58



48



GIV 25



19



Keterangan : Laki-laki



Garis Perkawinan



?



Perempuan



x GI



Umur tidak diketahui



Meninggal



Tinggal serumah



Pasien



Garis keturunan



: Kakek dan nenek klien kedua-duanya telah meninggal dunia



G II : Orang tua klien telah meninggal dunia. Ayah klien meninggal karena sesak nafas. Sedangkan ibu klien meninggal karena faktor yang tidak diketahui. GIII : Klien berumur 58 tahun klien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak dan adik klien telah meninggal dunia karena sesak nafas dan sekarang klien menderita penyakit bronchopneumonia. GIV : klien memiliki dua orang anak perempuan. Anak pertama berumur 25 tahun dan anak kedua berumur 19 tahun. 7. Tipe Kelaurga



: Keluarga Inti



8. Suku/Bangsa



: Bugis



9. Agama



: Islam



10. Status Sosial ekonomi Keluarga



: keluarga Tn “A” mengatakan penghasilannya



tidak



menentu tergantung dari hasil panennya 11. Aktivitas rekreasi keluarga



: hanya dilakukan dirumah saja



bersama



keluarganya dilingkungan sekitar II.



Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 12. Tahap perkembangan keluarga saat ini



dan



Saat ini tahap perkembangan keluarga adalah keluarga dengan anak usia dewasa muda (19-25 tahun). 13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi a. Belum mampu melanjutkan sekolah anaknya ke jenjang perkuliahan karena biaya b. Belum mampu memperhatikan dan menjaga kesehatan masing-masing anggota keluarga c. Belum merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti olahraga. 14. Riwayat kessehatan keluarga inti Keluarga Tn “A” mengatakan mengalami sesak nafas (Bronchopneumonia) dan Tn “A” sendiri mengatakan sudah lupa kapan pertama kali mengalami penyakit tersebut. Tn “A” mengetahui nama penyakitnya tetapi tidak tahu penyebab dan proses perjalanan penyakitnya dan mengatakan matanya gatalgatal, sering sakit kepala. Tn “A” terus menyambung obatnya jika habis sedang Ny “I” mengatakan dia memiliki riwayat hipertensi dan kadang juga sesak nafas, Ny “I” tidak mengetahui penyebab penyakitnya dan apa saja makanan pantangannya.



Tn



“A”



datang



menggunakan



fasilitas



puskesmas dan rumah sakit jika ada keluarganya yang sakit. 15. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Keluarga Tn “A” yaitu Tn”A” sendiri dan istrinya Ny “I” sering mengalami sesak nafas dan anak Tn “A” sesekali juga mengalami sesak nafas. III.



Data Lingkungan 16. Karakteristik Rumah Jenis rumah Tn “A” adalah rumah kayu, luas rumah 6x8. Rumah tersebut milik sendiri dan rumah tersebut adalaah rumah panggung, terdiri dari dua kamar dilantai 2 dan 1 kamar



dilantai dasar, 1 dapur, 1 ruang tamu dilantai dua, 1 wc berada didalam rumah lantai dasar. Denah Rumah pintu kamar Ruang tamu



kamar wc



Dapur



Pintu kamar



17. Karakteristik tetangga dan komunitasnya IV.



Struktur Keluarga 21. Struktur peran Tn “A” mempunyai peran sebagai kepala keluarga, dan sebagai seseorang yang bertanggung njawab dalam keluarganya. Ny “I” sebagai IRT yang bertanggung jawab dalam mengurus keluarganya, Tn “A” memiliki dua anak perempuan. Kedua anak nampak berperilaku dengan baik. Tn “A” mempunyai peran untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. 22. Nilai atau norma keluarga Tn



“A”



memberi



contoh



kepada



anggota



keluarganya



bagaimana bersikap kepada sesama saling menghormati dan menghargai kepada sesama. 23. Pola komunikasi Keluarga Pola komunikasi antar keluarga terjalin dengan baik anggota keluarga menerapkan etika berkomunikasi dengan baik. 24. Struktur kekuatan keluarga



Tn



“A”



mengatakan



keluarganya



kompak



dan



saling



mendukung satu sama lain dan kekompakan adalah segalanya. Dan sumber kekuatan berasal dari dukunungan keluarga V.



Fungsi Keluarga 25. Fungsi ekonomi Ny “I” memenuhi kebutuhan sehari-hari merupakan hasil dari pendapatan dari Tn “A” sebagai petani dan berharap suatu saat nanti anaknya bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan selalu menemani / mendampingi Tn “A” dan Ny”I” jika sedang sakit dan pergi berobat di Puskesmas/ RS. 26. Fungsi mendapatkan status sosial Keluarga Tn “A” mengatakan tetap percaya diri tidak malu dengan status sosialnya. Tidak peduli apa pandangan orang lain terhadap keluarganya. Saat ini pekerjaan Tn “A” adalah seorang petani. 27. Fungsi pendidikan Tn



“A” mengatakan tidak mampu melanjutkan



sekolah



anaaknya ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan biaya 28. Fungsi sosialisasi Keluarga Tn “A” menerapkan norma dan etika yang baik dalam kehidupan



hari-harinya



baik



dalam



lingkungan



keluarga



maupun lingkungan masyarakat. 29. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan a. Mengenal Masalah Kesehatan Tn



“A”



mengetahui



nama



penyakitnya



tetapi



tidak



mengetahui apa penyebabnya dan cara mengatasi serta pencegahannya sedangkan Ny “I” memiliki riwayat tekanan darah tinggi kadang sesak, Ny “I” tidak tertentu paham dan mengenal makanan pantang bagi penderita hipertensi.



b. Mengambil



keputusan



mengenai



tindakan



kesehatan



keluarga Tn “A” mengatakan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas/ RS terdekat. c.



Kemampuan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan Keluarga Tn “A” mengatakan tidak terlalu paham dalam merawat keluarga yang sakit



d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat: Rumah keluarga Tn “A” nampak bersih e. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan : jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas / RS terdekat 30. Fungsi Religius Keluarga Tn “A” Rajin melaksanakan shalat 5 waktu



dan



berdzikir 31. Fungsi Reproduksi Saat ini klien sudah terjadi penurunan kualitas seksual karena faktor lanjut usia 32. Fungsi Afeksi Keluarga Tn “A “ saling memberikan perhatian dan kasih sayang, saling menghargai sesama. VI.



Stres dan Koping Keluarga 33. Stressor jangka pendek / jangka panjang a. Penghasilan yang tidak menentu b. Jangka panjang : penyakit Bronchopneumonia yang saat ini belum sembuh (hilang timbul) 34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor Tn “A” menganggap penyakitnya sebagai ujian dari Allah yang harus dilaluinya 35. Strategi koping yang digunakan Keluarga Tn “A” menerima setiap keadaan dengan sabar



36. Strategi adaptasi disfungsional Keluarga Tn “A” semua berperilaku dengan baik dan tidak ada yang melakukan tindakan-tindakan maladapif. VII.



Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga Tn “A” rajin pergi periksa jika sedang sakit di Puskesmas/RS dan selalu menyambung obatnya jika habis. a. Tn “A” TD : 130/80 mmHg N : 81x/i S : 36◦c P : 23x/i b. Ny “I” TD : 140/70 mmHg N : 73x/i S : 36◦c P : 20x/i



VIII.



Harapan keluarga Keluarga Tn “A” sembuh dari penyakitnya yang diderita dan berharap mutu pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan lagi tanpa melihat atau memandang dari status sosial ekonomi.



IX.



Pemeriksaan Fisik 1. Tn “A” TTV : TD : 130/80 mmHg N Kepala



: 81x/i



S : 36◦c P : 23x/i



: Rambut hitam, tidak terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekan



Mata



: Simetrsi kiri dan kanan, konjungtiva kemerahan



Leher



: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan



Dada



:Simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, pernapasan 23x/i



Abdomen



: Tidak ada kelainan dan tidak ada nyeri tekan



Ektremitas atas : Simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi dan tidak terdapat nyeri tekan Ekstremitas bawah



: Simetris kiri dan kanan tdiak ada lesi



2. Ny “I” TTV TD : 140/70 mmHg



S : 36◦c



N : 73x/i



P : 20x/i



Kepala



: Rambut hitam, bersih, tidak ada nyeri tekan pada kepala



Mata



: tidak ada kelainan, tidak memakai alat bantu seperti kacamata



Leher



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid



Dada



: simetris kiri dan kanan tidak terdapat suara tamabahan



Abdomen



: tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi



Ektremitas atas



: simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan dan lesi



Ektremitas bawah



: simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan, tidak ada lesi



3. An “ A” TTV TD : 110 mmHg



S :37◦c



N : 63x/i



P : 20x/i



Kepala



: Rambut hitamdan lurus, bersih, tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri tekan



Mata



: Tidak ada kelainan, tidak memakai alat bantu seperti kacamata



Leher



: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan



Dada



: simetris kiri dan kanan, tidak ada suara tambahan



Abdomen



: tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi



Ektremitas atas



: simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan



Ektremitas bawah



: simetris kiri dan kanan tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan



ANALISA DATA No 1



2



3



Data DS : 1. Tn “A” mengatakan tidak mengetahui apa penyebab penyakitnya 2. Tn “A” mengatakan saat sesak nafas pernafsannya dangkal dan cepat 3. Ny “I” mengatakan jika Tn “A” sesak nafas hal yang pertama dilakukan adalah duduk semifowler dan menyuruh minum obat yang sudah dibeli DO : 1. Tn “A” nampak batuk 2. Terdapat adanya sekret 3. Tn “A” adalah perokok aktif DS : 1. Tn “A” mengatakan batuk disertai lendir, tenggorokan terasa gatal 2. Tn “A” mengatakan dirinya sudah memeriksakan diri ke Puskesmas tepi belum sembuh DO : 1. Tn “A” nampka batuk disertai lendir 2. Tn “A” nampak sedikit sesak DS : 1. Tn “A” mengatakan dirinya adalah perokok aktif 2. Tn “A” mengatakan sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok 3. Tn “A” mengatakan pusing, sakit kepala DO : 1. Rumah Keluarga Tn “A” terdapat pembungkus rokok dan puntung rokok 2. Tn “A” nampak tidak yakin untuk tidak merokok lagi



Masalah kurang pengetahuan



Penyebab ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita bronchopneumonia



perilaku mencari pertolongan kesehatan



ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit



koping efektif



ketidakmapuan keluarga daalam mengenai masalah kesehatan



keluarga



tidak



Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga 1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmapuan keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit Bronchopneumonia 2. Perilaku



mencari pertolongan



kesehatan



berhubungan



dengan



ketidakmampuan keluarga meemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit 3. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan



Penilaian Skoring (Diagnosa Keperawatan) NO/Dx 1



2



3



Kriteria a. Sifat masalah ancaman kesehatan



Skor 3/3x1=1



b. Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian c. Potensi masalah untuk dicegah cukup



1/2x2=1



d. Menonjolnya masalah, masalah berat segera ditangani total skor a. Sifat masalah : ancaman kesehatan b. Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian



1/2x1=1/2



c. Potensial masalah untuk dicegah : cukup d. Menonjolnya masalah : masalah berat harus segera ditangani total skor a. Sifat masalah : ancaman kesehatan b. Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian



1/3x2=2/3



c. Potensial masalah untuk dicegah : aktual d. Menonjolnya masalah tidak dirasakan



1/3x2=2/3



total skor



1/3x2=2/3



2 5/6 3/3x1=1 1/2x2=1



1/3x1=1/2 2 2/3 3/3x1=1 1/2x2=1



1/2x1=1/2 2 2/3



Pembenaran a. Masalah yang serius belum terjadi pada Tn “A” tapi apabila dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan masalah besar b. Kemungkinan untuk memelihara kesehatan Tn ”A” harus memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga sedangkan Tn “A” cepat lelah c. Kemungkinan untuk dapat di atasi apabila keluarga mempu mengingatkan Tn “A” meminum obatnya secara teratur d. Menurut keluarga Tn “A” masalah ini harus ditangani dengan cara mengetahui perawatan dalam merawat Tn “A” a. Masalah sudah terjadi b. Kemungkinan untuk memelihara kesehatan Tn “A” sangat besra serta Tn “A” harus memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga sedangkan Tn “A” cepat lelah c. Keluarga Tn “A” dapat diatasi dengan rajin meminum air hangat sebelum tidur dan bangun tidur d. Menurut keluarga Tn “A” menganggap ada masalah yang perlu ditanggulangi a. Bila keadaan tidak segera diatasi akan membahayakan kesehatan b. Kemungkinan untuk memelihara kesehatanTn “A” harus memenuhi kebutuhan keluarga serta Tn “A” harus memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga c. Penyakitdapat dicehag melalui lingkungan yang bersih d. Menurut keluarga Tn “A” lingkungan yang tidak bersih tidak dianggap sebagai suatu masalah



Prioritas Diagnosa Keperawatan No 1 2 3



Diagnosa Keperawatan kurang pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit bronchopneumonia perilaku mencari pertolongan kesehatan b/d ketidakmapuan keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit koping keluarga tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan



Skor 2 5/6 2 2/3 2 2/3



Rencana Keperawatan No 1



Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu meneganal masalah tentang bronchopneumonia



Kriteria verbal (pengetahuan)



1.



2.



3.



Hasil/Standar Keluarga Tn “A” dapat menjelaskan tentang penyakit Broncopneumonia Keluarga Tn “A” dapat menyebutkan cara merawat keluarga yang mengalami penyakit bronchopneumonia



Keluarga Tn “A” dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit Bronchopneumonia



1.



2.



3.



4.



2



setelah dilakukan tindakan



verbal (pengetahuan)



keluarga dapat



Intervensi Kaji pengetahuan klien tentang bronchopneumonia Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit bronchopneumonia, mengenai cara perawatan keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia Kaji tindakan yang pernah dilakukan Tn “A” untuk merawat Tn “A” yang sedang sakit Berikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum dimengerti



keperawatan 3x kunjungan diharapkan keluarga Tn “A” mampu mengenal dan melakukan perawatan sehari-hari tentang penyakit bronchopneumonia



1.



2.



3.



3



setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu menganal masalah tentang penyakit bronchopneumonia



verbal (pengetahuan)



1.



2.



3.



Psikomotor (perilaku)



Keluarga mampu menyebutkan pengertian penyebab, pencegahan dan cara penanganan penyakit Keluarga mampu merawat Tn “A” yang menderita penyakit bronchopneumonia Keluarga mampu menangani Tn “A” saat bronchopneumonia kambuh Keluarga Tn “A” menjelalskan tentang penyakit bronchopneumonia Keluarga Tn“A” dapat menyebutkan cara merawat keluarga yang mengalami penyakit bronchopneumonia



Keluarga Tn “A” dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit bronchopneumonia



keluarga dapat menyediakan sarana perawatan yang diperlukan Tn “A” selama sakit



1.



2.



3.



1.



2.



Kaji tingkat pengetahuan mengenai penyebab pencegahan dan cara penanganan bronchopneumonia Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian penyebab dan pencegahan Ajarkan tindakan yang dilakukan apabila bronchopneumonia kambuh Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya



Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit bronchopneumoniameng enai cara merawat keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia 3. Kaji tindakan yang pernah dilakukan keluarga Tn “A” untuk merawat Tn “A” yang sedang sakit kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana yang dibutuhkan



Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No 1



Hari/Tanggal kamis 28/03/2019



Jam 15.30



1.



2.



3.



4.



Implementasi Mengkaji pengetahuan klien tentang Bronchopneumonia hasil : keluarga Tn “A” belum mampu menjelaskan tentang penyakit bronchopneumnoia Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit bronchopneumonia mengenai cara merawat keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia Hasil : keluarga Tn “A” belum paham tentang cara merawat keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia Mengkaji tindakan yang pernah dilakukan keluarga Tn “A” untuk merawat Tn “A” yang sedang sakit Hasil : keluarga Tn “A” mengatakan tindakan yang pernah dilakukan untuk merawat keluarga Tn “A” hanya membawa Tn “A” ke tenaga kesehatan terdekat Memberikan penjelasan ulang bila ada penjelasan yang belum dimengerti hasil : keluarga Tn “A” belum mengerti dengan penjelasan ulang yang di berikan perawat.



Evaluasi S: 1. Keluarga Tn “A” mengatakan belum mampu menjelaskan tentang penyakit bronchopneumonia yang dijelaskan oleh perawat 2. Kelurga Tn “A” mengatakan belum paham tentang cara merawat keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia 3. Keluarga Tn “A” mengatakan tindakan yang pernah dilakukan untuk merawat keluarga Tn “A” hanya membawa Tn “A” ke Tenaga kesehatan terdekat 4. Keluarga Tn “A” belum mengerti dengan penjelasan ulang yang diberikan O: 1. Keluarga Tn “A” nampak masih bingung ketika perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn “A” 2. Keluarga Tn “A” belum mengerti ketika perawat menjelaskan ulang A: diagnosis keperawatn belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi 1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakit bronchopneumnonia 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit bronchopneumonia mengenai cara merawat keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia 3. Kaji tindakan yang pernah dilakukan



keluarga Tn “A” untuk merawat Tn “A” untuk merawat Tn “A” yang sedang sakit 4. Berikan penjelasan ulang biloa ada penjelasan yang belum dimengerti 2



kamis 28/03/2019



1.



2.



3.



3



kamis 28/03/2019



1. 2.



Kaji tingkat pengetahuan mengenai penyebab pencegahan dan cara penanganan bronchopneumonia hasil : klien (Tn “A”) belum terlalu paham Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian penyebab dan pencegahan hasil : klien Tn “A” mengerti Ajarkan tindakan apabila bronchopneumonia kambuh hasil : klien Tn “A” sudah sedikit paham Kaji pengetahuan tentang penyakitnya hasil : klien sudah memahami Kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana yang dibutuhkan hasil : keluarga Tn “A” belum mampu mempersiapkan sarana mengenai masalah kesehatan



S: 1. Tn “A” belum terlalu paham 2. Keluarga Tn “A” mengatakan sedikit mengerti tentang pencegahan penyakit O : klien masih terlihat bingung dan bertanya A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi 1. Kaji tingkat pengetahuan mengenai penyebab pencegahan bronchopneumonia 2. Ajarkan tindakan apabila bronchopneumonia kambuh S: 1. Keluarga Tn “A” sudah memahami 2. Keluarga Tn “A” belum mampu mempersiapkan sarana mengenai masalah kesehatan O : Tn “A” nampak lebih tenang A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya mengenai cara merawat keluarga apabila mengalami penyakit bronchopneumonia 2. Kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana yang dibutuhkan