Askep MCI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019



Karya Tulis Ilmiah



OLEH : ELISA WULANDARI 144012016016



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2019



1 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



2



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019



Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan



OLEH : ELISA WULANDARI 144012016016



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2019



ii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019 Elisa Wulandari xiv + 81 Halaman + 16 Tabel + 2 Bagan + 10 Lampiran ABSTRAK Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung mengalami kematian .Data yang didapatkan dari WHO 4, 2 juta orang, Indonesia 229. 696 orang, provinsi lampung 4. 448 penderita dan RSUD. dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2017 jumlah pasien yang mengalami miocard infark yaitu 1. 279 jiwa dengan penderita perempuan 712 orang, laki-laki 567 orang dan yang mengalami kematian 183 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Miocard Infark Dengan Penurunan Nyeri Akut Di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek. Hasil dalam penelitian yang di dapatkan bahwa adanya kesamaan teori dengan fakta yang di dapatkan, pada Tn E ditemukan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan dengan skala nyeri 7 serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),dan klien merasakan sesak, sedangkan pada Tn M ditemukan adanya keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 serta mata berkunangkunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas). Pada pasien 1 dan 2 hampir memiliki masalah yang sama, namun memiliki kualitas nyeri yang berbeda, pasien 1 dengan skala 7 dan pasien 2 dengan skala 6. Diharapkan bagi tenaga kesehatan lebih memperhatikan masyarakat yang menderita Miokard Infark dan memberikan informasi lebih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Kata kunci Daftar Pustaka



: miocard infark, nyeri akut : 27 (2008-2017)



iii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



NURSING CARE IN CLIENTS WHO HAVE MIOKARD INFARK WITH NURSING ACUTE PAIN PROBLEMS IN TULIP ROOM RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK 2019 Elisa Wulandari xv + 81 Pages + 16 Tables + 2 Chart + 10 Lamp ABSTRACT Myocardial infarction is a process in which myocardial tissue is damaged (necrosis) in the cardiac region which has decreased in adequate blood supply due to blockage in the coronary arteries so that the heart muscle blood flow is not enough to cause the heart muscle to die. Data obtained from WHO 4, 2 million people, Indonesia 229. 696 people, Lampung province 4. 448 people and RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2017 the number of patients who experienced myocardial infarction was 1. 279 people with 712 female patients, 567 male people and 183 deaths. This study aims to describe Nursing Care in Patients Who Have Miocard Infarction With Decreased Acute Pain in RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek. The results in the study found that there was a similarity of theory with the facts obtained, in that Mr. E was found to complain of left chest pain since 2 days until chest pain was felt to spread to the back and also hands with a scale of pain 7 and nausea, dizziness, weakness in activity (weak), and the client feels tightness, whereas in Mr M there is a complaint of chest pain since 1 day before entering the hospital starting from the back then to the left chest with a scale of pain 6 and dizzy eyes, dizziness, weakness in activity (weakness ) In patients 1 and 2 almost had the same problem, but had a different quality of pain, patient 1 with a scale of 7 and patient 2 with a scale of 6. It was hoped that health workers would pay more attention to people suffering from infarction Miocard and provide more information to increase public awareness in maintain his health. Keywords: myocard infarction, acute pain Bibliography: 27 (2008-2017)



iv STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



5



HALAMAN PERSETUJUAN



Karya Tulis Ilmiah Telah diperiksa dan Disetujui untuk dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah



Yang diajukan oleh



ELISA WULANDARI NIM144012016016 Telah disetujui pada tanggal: Oleh



MENYETUJUI



Pembimbing I



Pembimbing II



Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes NBM. 1194172



Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep NBM. 909728



v STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019 Karya Tulis Ilmiah Oleh Elisa Wulandari ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan Lulus pada tanggal 11 Juli 2019 MENGESAHKAN Tim Penguji : Penguji Utama



: Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB NBM : 831882 (...................... ......)



Penguji Anggota I : Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes NBM: 1194172



(............................)



Penguji Anggota II : Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep NBM : 909729



(............................)



Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu



Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J NBM : 1152420 Mengetahui, Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu



Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep. J NBM. 965246 vi



MOTTO



Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan dengan bermodal yakin merupakan obat mujarab penumbuh semangat karena Hidup kumpulan keyakinan dan perjuangan Jangan pernah bandingkan proses mu dengan orang lain karena semakin susah proses mu semakin bermakna ilmumu Tugas akhir bukanlah sesuatu beban tetapi tugas akhir sesuatu ilmu yang memberikan kita suatu penantian Bagaimana proses akan menjawab segala keraguan yang ada dalam fikiran kita Nikmati Proses Mu, Jangan Iri Dengan Proses Orang lain!!!!!!! ☺☺☺



(Elisa



Wulandari)



vii



PERSEMBAHAN



Dengan segala puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa dan atas dukungan serta dari orang tua tercinta, akhirnya karya tulis ilmiah ini bisa terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa syukur dan terimakasih saya kepada: 1. Tuhan yang Maha Esa tanpa berkat nikmat dan kehendaknya semua ini tidak akan berjalan dengan baik dan sungguh besar kekuasaanya yang telah memberikan jalan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 2. Khusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah yang tak pernah lelah demi memperjuangkan keberhasilanku sampai saat ini terimakasih untuk semua doa, dan perjuangannya, kalian yang rela bekerja keras tidak mengenal lelah demi melihat keberhasilanku, sungguh tidak akan pernah bisa kubalas semua jasa kalian dengan apapun, yang tidak pernah lelah memberi semangat , nasehat dan motivasi hingga saat ini. 3. Untuk kakak-kakakku tercinta( Heni parlina, Desi puspitasari, Dodi Wintara, Rinita yuliyanti) yang selalu menyayangiku dan mendukungku serta menyemangatiku hingga aku dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 4. Dosen-dosen ku yang selalu memberikan ilmu dan bimbingannya serta nasehat-nasehatnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini 5. Untuk teman-teman Nadia saafia agustin, bella mia apriliana,mei surya ningsih, shinta aulia, eka oktaviani, yulia putri kesuma dewi,dina irmalia, ria febriyani, fikri auluha, nurul huda utama, sulton halala, wahdinil khoir, desi ratna sari, upi heliza,dany sefrizal, dan teman-teman seperjuangan lainnya serta jepri pratama yang sudah mendukung dan menyemangati hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 6. Teman teman angkatan 21 yang sama-sama merintis, berjuang menjadi satu keluarga dan dari awal masuk hingga keluar sampai kita semua dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 7. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya banggakan



viii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



RIWAYAT PENULIS



Elisa Wulandari dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1997 di Airnaningan, anak ke-5 dari pasangan Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah pendidikan SD Negeri 1 Airnaningan ditamatkan tahun 2009 dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Airnaningan ditamatkan tahun 2012, dan pendidikan berikutnya SMK Karya Bhakti ditamatkan pada tahun 2016 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang pendidikannya ke STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII Keperawatan.



ix STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



10



KATA PENGANTAR AssalamualaikumWr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai waktu yang ditentukan. Karya TulisI lmiah ini berjudul: “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”. Karya Tulis Ilmiah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan baik moral maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 2. Ns. Nuria Muliani, M.kes.,Sp.kep.J, Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 3. Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I 4. Ns. Fitra Pringgayuda,,M.Kep Selaku pembimbing II 5. Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB Selaku penguji III 6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu. 7. Bapak, ibu, kakak Ku yang selalu menanti keberhasilanku. 8. Rekan- rekan seperjuagan angkatan 21 yang telah membantu dalam penulisan karya penulis ilmiah ini Semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. WasalamualaikumWr.Wb Pringsewu, 06 April 2019 Penulis



(Elisa WulanDari)



x STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii MOTTO .......................................................................................................... iv PERSEMBAHAN........................................................................................... v RIWAYAT PENULIS.................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan masalah................................................................................. C. Tujuan .................................................................................................. D. Manfaat Penelitian ...............................................................................



1 6 6 7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Infard Miokard Akut ............................................................... 8 1. Definisi ........................................................................................... 2. Etiologi ........................................................................................... 3. Patofisiologi ................................................................................... 4. Pathways ........................................................................................ 5. Manisfestasi Klinis......................................................................... 6. Komplikasi ..................................................................................... 7. Pemeriksaan penunjang.................................................................. 8. Penatalaksanaan ............................................................................. B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ................................................... 1. Pengkajian ..................................................................................... 2. Dianogsa Keperawatan .................................................................. 3. Rencana keperawatan .................................................................... 4. Implementasi ................................................................................. 5. Evaluasi ..........................................................................................



8 10 14 16 17 17 18 19 23 23 28 30 33 34



xi STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



12



BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.................................................................................. B. Batasan Istilah ...................................................................................... C. Partisipan.............................................................................................. D. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. E. Pengumpulan Data ............................................................................... F. Analisis Data ........................................................................................ G. Etik Penelitian ...................................................................................... H. Jalannya penelitian ...............................................................................



34 34 35 36 36 37 38 40



BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ..................................................................................................... B. Pembahasan .......................................................................................... 1. Pengkajian ...................................................................................... 2. Diagnosa Keperawatan................................................................... 3. Intervensi Keperawatan.................................................................. 4. Implementasi Keperawatan ............................................................ 5. Evaluasi Keperawatan ....................................................................



42 64 68 73 73 75 76



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 79 B. Saran..................................................................................................... 81



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN



xii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



13



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Rencana Keperawatan ...................................................................... 26 Tabel 3.1 Batasan Istilah .................................................................................. 33 Tabel 4.1 Identitas Klien .................................................................................. 41 Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan........................................................................... 42 Tabel 4.3 Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual ........................................................ 44 Tabel 4.4 Lingkungan Pasien ........................................................................... 45 Tabel 4.5 Perubahan Pola Kesehatan ............................................................... 45 Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik ............................................................................ 48 Tabel 4.7 Hasil Pengkajian diagnostic ............................................................. 52 Tabel 4.8 Penatalaksanaan ............................................................................... 53 Tabel 4.9 Resume ............................................................................................. 53 Tabel 4.10 Data focus ...................................................................................... 54 Tabel 4.11 Analisa Data ................................................................................... 55 Tabel 4.12 Rencana Intervensi ......................................................................... 56 Tabel 4.13 Implementasi ................................................................................. 57 Tabel 4.14 Evaluasi .......................................................................................... 60



xiii STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark............................................................... 14 Gambar 2.2 Skala Numeric .............................................................................. 24



xiv STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1 Sop Relaksasi Benson Lampiran 2 Format pengkajian Keperawatan Medikal Bedah Lampiran 3 Pra Survey Lampiran 4 Jawaban Pra Survey Lampiran 5 Surat Survey Lampiran 6 Jawaban Survey Lampiran 7 Lampiran Lulus etik Lampiran 8 Informed Consent Lampiran 9 Lembar Konsul



xv STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia. Data The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan kematian di dunia yang disebabkan oleh penyakit terkait dengan jantung dan pembuluh darah pada 2016 mencapai 17,7 juta jiwa atau sekitar 32,26% total kematian di dunia. Sebagian besar atau 63% kematian akibat penyakit kardiovaskular merupakan penderita dengan usia di atas 70 tahun, 29,13% berusia 50-69 tahun, dan 7,61% berusia 15-49 tahun. Penyakit kardiovaskular yang paling sering terjadi meliputi jantung koroner, tekanan darah tinggi, kelainan jantung bawaan, hingga gagal jantung kongestif. Bersumber dari penyakit-penyakit jantung tersebut penyakit jantung kongestif terlebih miocard infark memiliki presentasi mengancam kehidupan tertinggi karena serangan miocard infark terjadi secara tiba-tiba dengan presentasi mencapai 72% dari penyebab kematian penyakit jantung (Data The Institute for Health Metrics and Evaluation, 2016). Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukan bahwa penyakit jantung koroner



Salah satunya adalah IMA telah menyebabkan 36,33% dari total



kematian di Indonesia dan juga merupakan penyebab kematian tertinggi. Kasus miokard infark yang terjadi di provinsi Lampung sendiri masih dibawah



1 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



2



rata-rata kasus di Indonesia secara umum yaitu diangka 1.3 %dan Lampung menempatkan diurutan ke-19 dalam daftar (Riskesdas, 2018). Prasurvey peneliti pada tanggal 02 April 2019 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung didapatkan data bahwa pasien yang mengalami Infark Miokard dari bulan Januari-Februari Tahun 2019 didapatkan 34 pasien yang mengalami infark miokard, dan 40 pasien yang mengalami penyakit jantung iskemik lainya (Rekam Medik



RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi



Lampung, 2019). Salah satu masalah keperawatan yang selalu sering muncul pada penderita IMA adalah rasa nyeri yang sangat. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Mekanisme terjadinya nyeri pada penderita miocard infark disebabkan adanya ateroklerosis diarteri koroner sehingga menyebabkan suplai darah ke miokard menurun (kondisi iskemik). Akibat dari iskemik adalah meningkatnya metabolisme anaerob yang di sertai dengan peningkatan asam laktat yang menimbulkan rasa nyeri dada yang hebat (Nurarif & Kusuma, 2015). Nyeri pada miokard biasanya menjalar ketangan kiri, ke epigastrik. Serangan nyeri pada infark miokard terjadi waktu istirahat atau tidur yang terjadi 2040 % pasien. Nyeri infark miokard bisa menyebabkab nyeri alih ke rahang , lengan kiri, dan bahu kiri nyeri terasa dibagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).



Dalam penanganan nyeri di perlukan intervensi keperawatan yaitu: pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal petunjuk non verbal, memberikan oksigen sesuai yang diresepkan, berkolaborasi untuk memberikan terapi obat sesuai resep dan mengevaluasi respons pasien secara terus menerus, bantu melakukan teknik relaksasi benson, periksa tanda-tanda vital (Aspiani, 2015., Smeltzher,2002). Berdasarkan



penelitian yang dilakukan Sunaryo dan Lestari di RS Dr.



Moewardi Surakarta pada tahun 2014 yaitu melakukan tindakan non farmakologi memberikan relaksasi benson, dan berdasarkan hasil skala nyeri setelah dilakukan intervensi analgetik + relaksasi benson pada hari-1 adalah 4,0 dan 2,8 pada hari ke-2, sedangkan pada responden dengan intervensi analgetik saja rata-rata skala nyeri 4,8 pada hari ke-1 dan 4,3 pada hari ke-2 perawatan di ICCU. Berdasarkan data diatas



yang akan dilakukan peneliti salah satunya



ialah relaksasi benson yaitu teknik relaksasi pasif dengan tidak menggunakan tegangan otot sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus infark miokard, relaksasi benson ini adalah metode respons relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal yang tenang sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Sunaryo & Lestari, 2014). Penelitian mengenai miocard infark juga pernah di lakukan oleh Tisa Kurniawati, dkk (2018) masalah keperawatan nyeri akut dengan melakukan intervensi keperawatan utama pengkajian nyeri secara komperhensif serta



mengurangi rasa nyeri dengan melibatkan pengalaman nyeri masa lalu dan di dukung dengan peningkatan pola istirahat tidur yang adekuat. Penelitian mengenai miokard infark juga pernah di laukakan oleh Cipto Susilo, dkk (2013) dengan masalah keperawatan nyeri akut. Cipto Susilo, dkk melakukan penanganan nyeri dengan cara mengkaji serta mengevaluasi luas permukaan yang mengalami infak dengan ditunjang melakukan teknik non farmakologi. Tingkat kematian yang di akibatkan oleh miocard infark yang mencapai 17,7 juta jiwa di tahun 2016 menunjukan bahwa buruknya penanganan awal pada menderita miocard infark.



Hal tersebut tentu menandakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat pada umumnya yang berada di sekitar penderita miokard infark sangatlah rendah. Miocard infark yang datang secara tiba-tiba berefek sangat buruk bagi jiwa penderita, hal tersebut di karenakan sifat miocard infark yang mengakibatkan kegagalan jantung memompa darah, sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh menjadi tidak tercukupi. Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2017) menunjukan bahwa 85-90% masyarakat tidak mengetahui tanda dan gejala miocard infark serta penanganan pertama pada penderita yang terserang secara mendadak. Keterlambatan penanganan dan ketidak tahuan masyarakat berakibat fatal bagi keselamatan seorang yang terserang. Presentase kematian penderita dalam perjalanan yang



menunjukan angka 56%, hal ini menunjukan bahwa penanganan dan pengetahuan masyarakat sangatlah rendah . Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan kesehatan sebagai salah satu cara pencegahan dan pengendalian penyakit jantung, setiap tahunnya Hari jantung Dunia diperingati setiap tanggal 29 September untuk memperingati Hari Heart-Healthy Environment atau ” lingkungan sehat bagi Jantung” yang bertujuan



untuk



menurunkan



resiko



penyakit



kardiovaskuler.



Dalam



mengendalikan peningkatan kejadian penyakit, kematian dan kecacatan disebabkan penyakit kardiovaskuler, perlu dilakukan upaya pencegahan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengenali gejala risiko penyakit kardiovaskuler sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang tepat (Kemenkes, 2014). Berdasarkan data di atas, serta kasus yang banyak terjadi tentang



penyakit



jantung koroner khususnya miocard infark yang menjadi salah satu „pembunuh‟ No.1 di Dunia yang termasuk di dalamnya terdapat nama Indonesia khususnya provinsi Lampung, penulis ingin melakukan penelitian berkenaan dengan miocard infark terkhusus dalam penanganan nyeri yang di alami oleh penderita, maka penulis mengangkat tema “Asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami miokard Infark dengan masalah keperawatan nyeri akut ”.



B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “ bagaimana asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah nyeri akut di Ruang Tulip RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung?



C. Tujuan 1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan



nyeri akut di Ruang Tulip RSUD Dr. Hi Abdul



Moeloek Provinsi Lampung. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. b. Menetapkan masalah keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.



e. Melakukan evaluasi/hasil dari tindakan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.



D. Manfaat Penelitian 1.



Bagi rumah sakit Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan medikal



bedah pada pasien yang mengalami infark



miokard yang mengalami masalah keperawatan nyeri akut di RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2.



Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan diskusi dan sumber data bagi penelitian yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan masalah keperawatan yang sama demi kesempurnaan penelitian.



3.



Bagi klien Supaya klien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang perawatan yang benar bagi pasien yang mengalami infark miokard dengan masalah keperawatan nyeri akut untuk membantu mengurangi nyeri pasien di RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.



98



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Infard Miokard Akut 1. Definisi Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung mengalami kematian (Margareth, 2012). Infark miokard akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dengan pembentukan area nekrotik local didalam miokardium. Infark miokard akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot jantung.Jadi otot jantung harus berfungsi terus menerus, penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan suata yang patal. Berdasarkan data penelitian Framingham, sekitar 45% dari semua kasus infark miokard akut terjadi pada orang yang lebih muda dari 65 tahun dan 5% terjadi pada orang yang lebih muda dari 40 tahun. 85% orang meninggal karena infark miokard berusia 65 tahun atau lebih (Black & Hawks, 2014).



10



Infark miokard adalah suatu keadaan ketika secara tiba tiba pembatasan atau Pemutusan aliran darah ke jantung yang menyebabkan kematian jaringan pada otot jantung (miokardium) karena kekurangan suplai oksigen, proses iskemik miokardium lama yang mengakibatkan kematian (nekrosis) jaringan otot miokardium tiba- tiba (Aspiani, 2015).



2. Etiologi Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenisasi tersebut diantaranya: a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh 3 faktor berikut ini. 1) Faktor pembuluh darah Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel jantung. Beberapa hal yang dapat menganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya aterosklerosis, spasme, dan arteritis. Spasme pembuluh darah dapat juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal, seperti mengonsumsi obat-obatan tertentu, stress emosi atau nyeri, terpajan suhu dingin yang ekstrem, dan merokok.



2) Faktor sirkulasi Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh hingga kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun insufisiensi yang terjadi



pada



katup



jantung



(aorta,



mitralis,



trikuspidalis)



menyebankan penurunan curah jantung. Penurunan curah jantung yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung. 3) Faktor darah Darah merupakan pengangkut oksigen dengan menuju suluruh bagian tubuh. Jika daya angkut berkurang maka sebagus apapun pembuluh darah dan pemompaan jantung tetap tidak cukup membantu. Hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah, antara lain anemia, hipoksemia, dan polisitemia. b.



Meningkatnya kebutuhan oksigen pada tubuh Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi tubuh dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan curah jantung. Akan teteapi, jika orang terssebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada



akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak bertambah, oleh sebab itu, segala aktivitas yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya, aktivitas berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertrofi miokard dapat memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektif. c. Faktor lainnya 1) Sumbataan pada arteri koroner serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya alliran darah kesuatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau brkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Plak aterosklerotik dapat menyebabkan suatu bekuan darah setempat (trombus) dan akan menyumbat arteria. Trombus dimulai pada tempat plak aterosklerotik yang telah tumbuh sedemikian besar sehingga telah memecah lapisan intima sehingga langsung bersentuhan dengan aliran darah. Karna plak tersebut menimbulkan permukaan yang tidak halus bagi darah, trombosit mulai melekat, fibrin mulai menumpuk dan sel-sel darah terjaring dan menyumbat pembuluh tersebut. Kadang bekuan



tersebut terlepas dari tempat melekatnya ( pada plak aterosklerotik) dan mengalir kecabang arteria koronaria yang lebih perifer pada arteri yang sama. 2) Sirkulasi kolateral didalam jantung Bila arteri koronaria perlahan menyempit dalam periode bertahuntahun, pembuluh kolateral dapat berkembang pada saat yang sama dengan perkembangan aterosklerotik. Akan tetapi, pada akhirnya proses sklerotik berkembang diluar batas penyediaan pembuluh koloteral untuk memberikan aliran darah yang diperlukan. Bila ini terjadi maka hasil kerja otot jantung menjadi sangat terbatas, terkadang demikian terbatas sehingga jantung tidak dapat memompa jumlah aliran darah normal yang diperlukan. Penurunan kemampuan memompa jantung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan infark. Jika lebih dari separuh jaringan jantung yang mengalami kerusakan , biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan kerusakan tidak luas , jantung tidak mampu memompa dengan baik sehingga terjadi gagal jantung atau syok. Jantung yang mengalami kerusakan dapat membesar dan sebagian besar merupakan usaha jantung untuk mengompensasi kemampuan memompa yang menurun ( karna jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat). Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari



kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu sserangan jantung memberi prognosis yang lebih buruk. 3. Penyebab lain: embolus Penyebab lain dari serangan jantung adalah suatu berkuan dari bagian jantungnya sendiri. Terkadang embolus terbentuk didalam jantung lalu pecah dan tersangkut



di arteri koroner. Spasme pada arteri koroner



menyebabkan aliran darah berhenti. Spasme ini dapat disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau merokok, tetapi terkadang tidak diketahui penyebabnya. 4.



Faktor Resiko Faktor resiko terjadinya infark miokard akut dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat diubah. a.



Faktor resiko yang dapat diubah 1) Mayor, seperti merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia, dan pada pola makan (diit tinggi lemak dan tinggi kalori) 2) Minor, seperti stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambivalen) dan kurang aktivitas fisik



b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah Faktor resiko ini meliputi hereditas/keturunan, usia lebih dari 40 tahun, ras (insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam), wanita post



menopause, dan secara umum pria lebih sering mengalami penyakit infark miokard (Aspiani,2015). 5. Patofisiologi Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain. Faktor ini disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein ditunika intima yang dapat menyebabkan infeksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila rupture dapat terjadi trombus. Trombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang sehinnga suplai oksigen yang diangkut darah kejaringan miokardium berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkatkan menyebabkan nyeri dan perubahan PH yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung mengalami distrimia. Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark). Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi dapat memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim



dari intrasel ke pembuluh darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium . otot jantung yang infark mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang mengalami infark tampak memar dan sianotik karena darah didaerah sel tersebut terhenti dalam jangka waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi respons peradangan yang disertai infiltrasi leukosit. Infark miokard yang menyebabkan fungsi ventrikel terganggu karena otot kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemik disekitarnya jugta mengalami gangguan dalam daya kontraksi. Secara fungsional, infark miokardium akan mengakibatkan perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi , peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan volume akhir diastolik ventrikel. Keadaan tersebut menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa darah (dekompensasi kordis). Ketika darah tidak lagi dipompa, suplai darah, dan oksigen sistemik menjadi tidak adekuat sehingga menimbulkan gejala kelelahan. Selain itu dapat terjadi akumulasi cairan di paru (edema paru) dengan manisfestasi sesak nafas. Kebanyakan klien mencari pengobatan karena manisfestasi nyeri dada seperti angina tapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi ketika klien dalam keadaan istirahat, sering terjadi di dini hari. Paling nyata dirasakan didaerah subternal kemudian menjalar kedua lengan, kerongkong atau dagu atau abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan kolik



kolelitiatis, kolelitiasis akut, ulkus peptikum akut, atau pankreatitis akut). Mual dan muntah sering kali menyertai nyeri (Aspiani, 2015). 6. Pathways Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark Faktor Resiko Proses Kimiawi Terbentuk Lipoprotein Di Tunika Interaksi Fibrin Dan Platelet Cendera Endotel Pembuluh Darah Koroner Invasi dan Akumulasi Lipid Plak Fibrosa Trombus Aliran Darah Tersumbat Aliran Darah Koroner Suplai oksigen ke miokard Metabolisme anaerob meningkat Penimbunan Asam Laktat Iskemi



Nyeri akut



Infark



Perubahan Sistem



Gangguan Kontraksi Dan Keluarnya Enzim Gangguan Fungsi



(Aspiani,2015).



Perubahan pH



Disritm



7. Manisfestasi Klinis Tanda dan gejala pada infark miokard akut, antara lain sebagai berikut: a. Nyeri dada sebelah kiri nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang kiri, punggung kiri, dan area nyeri epigastrik. Sifat nyeri seperti ditekan, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir, durasi nyeri ≥30 menit. b. Sesak napas c. Gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah, cegukan. d. Gejala lain, seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop dan gejala akibat emboli arteri (Aspiani, 2015). 8. Komplikasi a. Mati mendadak b. Aritmia c. Nyeri menetap d. Angina e. Gagal jantung f. Ketidakmampuan mitral g. Pericarditis h. Ruptur jantung i. Thrombosis mural j. Aneurisma ventrikel k. Emboli pulmo ( Hariyanto & Sulistyowati, 2015).



9. Pemeriksaan penunjang a. Elektrokardiografi Hasil pemeriksaan EKG pada pasien yang mengalami infark miokard akut didapatkan adanya gelombang patologik disertai peninggian segmen ST yang konveks dab diikuti gelombang T yang negative dan simetrik, Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 detik) dan dalam (Q/R lebih dari ¼) b. Laboratorium Pemeriksaan enzim jantung, yaitu adanya peningkatan pada enzim CK (kreatinkinase) utamanya pada CKMB 1) CPK (creatinin fosfakinase) Isoenzim ini meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam setelah serangan.Isoenzim ini dikeluarkan jika terjadi kerusakan otot jantung. Normalnya 0-1 mU/mL. 2) LDH ( dehydrogenase laktat) LDH kurang normal dari 195 mU/mL.kadar enzim ini baru naik biasanya sesuadah 48 jam, akan kembali kenilai normal antara hari ke-7 dan 12. 3) SGOT (serum glutamic oxalotransaminase test) SGOT normal kurang dari 12 mU/mL.kadar enzim ini biasanya kembali kenilai normal pada hari ke-4 hingga 7



4) Pemeriksaan lainnya,ditemukan peningkatan LED, leukositosis ringan dan terkadang hiperglikemia ringan. 5) Kateterisasi Angiografi coroner untuk mengetahui derajat obstruksi. 6) Radiologi Hasil radiologi tidak menunjukan secara spesifik adanya infark miokardium, hanya menunjukkan adanya pembesaran dari jantung (Aspiani, 2015). 10. Penatalaksanaan a. Penatalaksanaan medis 1. Pemberian oksigen Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas teraupetik oksigen ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama pertukaran pernapasan, dan pasien mampu bernafas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam darah secara bersamaan diukur dengan pulsa-oksimetri. 2. Morfin Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau nyeri yang parah. Morfin masuk ke dalam kategori analgesic narkotika.



3. Nitrogliserin Merupakan golongan obat nitrat yang digunakan untuk mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada) guna untuk melebarkan pembuluh darah, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke otot jantung contoh nama merk dagang nitrat (tablet sublingual) dosis 1 tablet 300-600 mcg. 4. Aspilet Aspilet merupakan salah satu nama obat dari aspirin. Aspirin mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara ireversibel. Proses tersebut mencegah formasi tromboksan A2. Pemberian aspirin untuk penghambatan agregasi platelet diberikan dosis awal paling sedikit 160 mg dan dilanjutkan dosis 80-325 mg per hari ( Smelthzer, 2002, Nurarid & Kusuma, 2015).



b. Penatalaksanaan keperawatan Tindakan



keperawatan



ditujukan



untuk



mendeteksi



komplikasi, 1) Klien istirahat total 24 jam pertama 2) Posisi semi fowler 3) Beri O2 2-4 L/m binasal 4) Pantau tanda-tanda vital tiap jam hingga keadaan stabil 5) Pantau EKG 6) Pasang jalur IV



terjadinya



7) Pemeriksaan laboratorium 8) Pemeriksaan EKG 12 sadapan setiap hari atau bila diperlukan 9) Pemberian obat sesuai dengan rencana pengobatan a) Untuk mengurangi nyeri dada,misalnya: morfin sulfat, petidin b) Obat anti aritmia c) Sedatife bila klien gelisah 10) Diet a) Biasanya dipuasakan selama 8 jam pertama setelah serangan b) Bila keluhan berkurang/hilang diberikan diet bertahap dimulai dengan diet jantung I 11) Mobilisasi dan latihan a) Hari I Latihan nafas dalam, melakukan pergerakan pasif dari ekstermitas dengan cara dorsofleksi dan ekstensi 3x/hari. Makan sendiri dengan posisi duduk, badan dan lengan bersandar.Perawatan diri seperti mandi dilakukan dengan bantuan perawat. b) Hari II Melakukan gerakan aktif anggota gerak, tiap gerakan 5x, duduk dipinggir tempat tidur denagn kaki kebawah atau diletakkan diatas kursi selama 20 menit 2x sehari.Berikan pendidikan kesehatan tentang factor risiko dan pengendaliaanya.



c) Hari III Mengulangi



latihan



hari



II,



boleh



turun



dari



tempat



tidur.Perawatan diri dilakukan sendiri tanpa bantuan, posisi makan dengan duduk ditempat tidur.Klien diizinkan membaca bacaan ringan. d) Hari IV Jalan disekitar ruangan 2x/hari.Berikan pendidikan kesehatan tentang serangan jantung (Aspiani,2015). 12) Tindakan pemasangan Stent Jantung Ring jantung adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil, tersusun dari kawat-kawat seperti jala yang ditempatkan pada pembuluh darah koroner di jantung. Tujuan dari pemasangan ring jantung adalah untuk



membuka



pembuluh



mempertahankannya



sehingga



darah



yang



otot-otot



menyempit



jantung



dan



mendapatkan



kembali suplai darah yang cukup. Pemasangan ring jantung atau sering juga disebut dengan stent jantung merupakan salah satu tindakan medis yang sering dikombinasikan dengan angioplasty. Perbedaannya



adalah



pada angioplasty,



tindakan



medis



yang



dilakukan hanya bertujuan untuk mengembalikan diameter pembuluh darah



jantung



yang



menyempit



atau



tersumbat.



Sedangkan



pemasangan ring jantung dilakukan sesaat setelah angioplasty dilakukan. Setelah lumen pembuluh darah terbuka, dokter akan memasukan



ring



atau



stent



di



lokasi



sumbatan



untuk



mempertahankan agar pembuluh darah tetap terbuka. Ring jantung tersebut berbentuk seperti tabung kecil yang tersusun dari kawatkawat seperti jala. Pemasangan ring jantung ini bersifat menetap, sekali dipasang maka tidak dapat dilepas kembali. Oleh karena itu penggunaan bahan untuk stent jantung harus yang aman bagi tubuh. Pembuluh darah jantung yang dimaksud adalah arteri koroner, tugasnya memasok aliran darah ke otot-otot jantung sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Penyempitan atau sumbatan arteri koroner biasanya terjadi karena adanya timbunan lemak atau plak di dalam lumen pembuluh darah, yang disebut aterosklerosis. Adanya timbunan lemak di dalam lumen pembuluh darah dapat mengurangi aliran darah yang menuju otot jantung sehingga dapat menimbulkan nyeri dada dan apabila pembuluh darah sudah tersumbat secara total dapat terjadi serangan jantung (penyakit jantung koroner), bahkan infark miokard (Husilin, 2016)



B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: mengumpulkan data secara sistematis, kedua, memilah



dan



mengatur



data



yang



dikumpulkan,



dan



mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali ( Tarwoto & Wartonah, 2011).



ketiga,



a. Aktivitas/Istirahat 1) Gejala: a) Kelemahan, kelelahan b) Tidak dapat tidur c) Pola hidup menetap, olahraga tidak teratur. 2) Tanda: takikardia, dispnea, pada istirahat/aktivitas



b. Sirkulasi 1) Gejala: riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri coroner, gagal jantung kongestif, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus. 2) Tanda: a) Tekanan darah dapat normal atau naik turun: perubahan dicatat dari posisi tidur hingga duduk atau berdiri. b) Nadi: dapat normal; penuh/tidak adekuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat: tidak teratur (distrimia) mungkin terjadi. c) Bunyi jantung: S3/S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau penurunan kontraktivitas atau keluhan ventrikel. d) Murmur: bila ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot papilaris e) Edema: distensi vena jugular, edema dependen/perifer, edema umum, cracklesmungkin ada dengan gagal jantung, atau ventrikel.



f) Warna: pucat atau sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane mukosa atau bibir. g) Irama jantung: dapat teratur atau tidak teratur. c. Integritas ego 1) Gejala: Menyangkal, takut mati, marah pada penyakit atau perawatan yang “tak perlu”, khawatir tentang keluarga,karier, dan keuangan. 2) Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri/nyeri. d.



Eliminasi 1) Tanda: normal atau bunyi usus menurun.



e.



Makanan/cairan 1) Gejala: mual, kehilangan nafsu makan nyeri ulu hati, bersendawa. 2) Tanda: penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat, muntah, perubahan berat badan.



f.



Hygiene 1) Gejala/tanda: kesulitan melakukan tugas perawatan.



g.



Neurosensori 1) Gejala: pusing 2) Tanda: perubahan mentaldan kelemahan.



h.



Nyeri/ketidaknyamanan (focus pengkajian tentang nyeri)



Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Hariyanto & Sulistyowati,2015). 1) Gejala: a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik (morfin) b) Lokasi pada dada anterior dan substernal c) penyebaran: menyebar ke tangan i, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium, d) sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. e) lama nyeri (≥30 menit) f) Intensitas: nilai nyeri biasanya 10 pada skala 0-10; mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Gambar 2.2 Skala Numeric



0 Tidak Nyeri



1



2



3



4



5



6



7



Nyeri sedang



Gambar 2.2 skala Numeric



8



9



10



Nyeri hebat



Keterangan : skala 0-2



: yaitu nyeri hampir tidak ada



skala 3-4



: yaitu nyeri ringan nyeri seperti tertimpa beban berat,



skala 5-6



: yaitu nyeri sedang nyeri seperti tertusuk-tusuk



skala 7-8



: yaitu nyeri berat seperti terbakar



skala 9-10 : yaitu nyeri sangat berat „ yaitu nyeri seperti diremasremas. 2) Tanda: a) Wajah meringis b) Perubahan postur tubuh c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan kehilangan kontak mata. 3)



Respon otomatik Perubahan



frekuensi/irama jantung,



TD,



penapasan,



warna



kulit/kelembaban, kesadaran. i. Pernafasan 1) Gejala: dispnea, dispnea nocturnal, batuk dengan/ tanpa produsi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis. 2) Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau sianosis, bunyi nafas bersih atau crackle atau mengi, sputum bersih, merah muda kental (Aspiani, 2015).



2. Diagnosa Keperawatan Dianogsa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan



atau



masalah



actual



atau



resiko



kedalam



rangka



mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan mengurangi, mencegah, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Carpenito 1983 dalam Tarwoto, 2011). a. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d iskemik,kerusakan otot jantung, penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria c. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan penurunan curah jantung d. Penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard 3. Nyeri akut pada infark miokard a. Definisi Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan



memiliki onset yang tiba-tiba dan terlokalisasi (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).



b. Etiologi 1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma) 2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan) 3.



Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur oprasi, trauma, latihan fisik berlebihan (DPP PPNI,2016).



c. Gejala dan tanda 1. Gejala a) Nyeri yang timbul



mendadak, nyeri



tidak hilang dengan



istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik (morfin) b) Lokasi pada dada anterior dan substernal c) penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium, d) sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. e) lama nyeri (≥30 menit)



2. Tanda: a) Wajah meringis b) Perubahan postur tubuh c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan kehilangan kontak mata (Aspiani,2015).



4. Rencana keperawatan Pada tahap perencanaan masalah infark miokard dengan nyeri dada, ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu : Menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil, dan merumuskan intervensi (Tarwoto & Wartonah, 2011). Tabel 2.1 Rencana Keperawatan Dianogsa keperawatan 1. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri Gejala: a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik (morfin) b) Lokasi pada dada anterior dan substernal c) Penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium, d) Sifat nyeri : seperti



Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan :  Pain level ( tingkat nyeri)  Pain control ( kontrol nyeri)  Comfort level (tingkat kenyamanan) kriteria hasil: 1. Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi



Intervensi



Rasional



Mandiri 1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik(cont oh meringis, menangis, gelisah, berkeringat, mencengkram dada, napas cepat, TD/frekuensi jantung berubah



Mandiri 1.



Variasi penampilan dan prilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan pasien dengan IMA tampak sakit, distraksi, dan berfokus pada nyeri. Pernapasan mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan cemas, sementara hilangnya stress menimbulakan



31



ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. e) Lama nyeri (≥30 menit) Tanda: a) Wajah meringis b) Perubahan postur tubuh c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan kehilangan kontak mata. d) EKG STEMI: terdapat ST elevasi NSTEMI: tanpa segmen ST elevasi e) CPK-MB Respon otomatik Perubahan frekuensi/irama jantung, TD, penapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran.



nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri 3. Mampu memngenali nyeri (skala, intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang



2.



Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/m enyebar) dan penyebaran.



3.



Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera



4.



Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson)



5.



Periksa tandatanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik



6.



Pastikan bahwa istirahat telah cukup



Kolaborasi 7. Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai indikasi



katekolamin akan meningkat kecepatan jantung dan TD. 2. Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu uuntuk menilai nyeri dengan membandingkann ya dengan pengalamn lain 3. Penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri/ memerlukan peningkatan dosis obat 4. Membantu dalam penurunan respons nyeri memberikan kontrol situasi, meningkatkan prilaku positif 5. Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah ini dapat meningkatakan kerusakan miokardia pada adanya kegagalan ventrikel. 6. Istirahat fisik dapat mengurangi konsumsi oksigen jantung Kolaborasi 7. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanans ehubungan dengan iskemia



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



( Aspiani 2015, Smeltzer, 2002, Doenges,2012).



5.



8.



Berikan obat sesuai indikasi,contoh nitrogliserin (ISDN)



8.



9.



Berikan analgesic narkotik Fondaparinux (Arixtra)



9.



jaringan Nitrat berguna untuk control nyeri dengan efek vasodilatasi koroner, yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia. Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali ke jantung(preload) sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen. Obat ini untuk menurunkan kemampuan darah untuk membeku dengan cara menghambat aktivitas factor pembekuan darah, sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah



Implementasi Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam perencanaan keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah,2011). Tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



6. Evaluasi Evaluasi



perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.



Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto & Wartonah, 2011). Evaluasi yang peneliti angkat tentang asuhan keperawatan pada pasien infark miokard dengan masalah nyeri akut yang mempunyai kriteria hasil menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol,



mendemonstrasikan



penggunaan



teknik



relaksasi,



menunjukan menurunnya tegangan, rileks mudah bergerak (Doengoes, 2012).



34



BAB III METODE PENELITIAN



A. Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah studi kasus yang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena ddengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang



mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus



dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas, atau individu. Jenis pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus multiple sama seperti kasus tunggal, hanya kasus yang dipelajari lebih dari satu dengan karakteristik yang sama. Masing-masing kasus akan dibandingkan satu sama lainnya. Tujuan kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miokard dengan masalah nyeri akut.



B. Batasan Istilah Batasan istilah adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis (Notoadmojo, 2010). Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miorkard akut dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.



34 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



35



Tabel 3.1 Batasan Istilah Variable Infark Miokard



Nyeri akut



Batasan istilah Infark miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan karena adanya sumbatan pada arteri koroner karena adanya aterosklerotik pada arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung (Aspiani, 2015).



Cara Ukur Melihat rekam medic ( Diagnosa Medis), anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang



nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan memiliki onset yang tiba-tiba dan terlokalisasi (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).



Wawancara, observasi Pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi (pemeriksaan lab)



C. Partisipan Subyek peneliti pada KTI ini adalah 2 pasien atau 2 kasus dengan masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama yaitu infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut dan mempunyai kriteria inklusi dan kriteria ekslusi 1.



2.



Kriteria inklusi: a.



Bersedia menjadi responden



b.



Pasien yang mengalami infark miokard akut



c.



Pasien mengalami nyeri nyeri akut ≤ 6 bulan



d.



Memiliki intensitas nyeri akut (ringan-sedang-berat)



Kriteria eksklusi : a.



Pasien yang mengalami nyeri kronik ≥ 6 bulan



b.



MCI berulang



c.



Subyek penelitian dengan data rekam medik yang tidak lengkap



D. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2. Waktu penelitian Waktu penelitian terhitung dari Bulan Mei - Juni 2019



E. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ayang digunakan adalah 1. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Pengambilan data di lakukan dengan cara wawancara pada pasien dan untuk mendapatkan informasi tentang identitas pasien, keluhan utama pasien seperti: (penyebab timbulnya rasa nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan kapan keluhan nyeri dirasakan), riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat keluarga dan lain sebagainnya (Hidayat,2011). 2. Observasi Observasi merupakan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti seperti ekspresi wajah, perubahan postur tubuh.



3. Pemeriksaan fisik Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi, aukultasi pada sistem tubuh pasien. Sedangkan masalah keperawatan nyeri akut menggunakan metode observasi dengan pengukuran skala Numeric dan wawancara serta pemeriksaan fisik. 4. Dokumentasi Penulis melakukan pendokumentasian dengan melihat hasil pemeriksaan penunjang yaitu hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan EKG, rekam medik (melihat diagnose medis),ada peningkatan CPK-MB dan pemeriksaan dignostik hasil rontgent thorak.



F. Analisis Data Analisis data dalam penelitian adalah : 1. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip catatan atau catatan terstruktur. 2. Penyajian data Pada tahap ini penyajian data dilakukan dengan pembuatan table, gambar, bagan, maupun teks naratif kerahasiaan dari pasien dapat dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari pasien tersebut



3. Kesimpulan Dari seluruh data yang disajikan, kemudian data tersebut dibahas dan dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan prilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan proses keperawatan yaitu dengan pengkajian, dianogsa, perencanaan, tindakan dan evaluasi.



G. Etik Penelitian Etik



penelitian



adalah



ilmu



atau



pengetahuan



yang



membahas



manusia.terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia dan mencakup perilaku peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat ( Notoadmojo ,2010). Etika yang mendasari penelitian ini adalah: 1. Informed consent (persetujuan menjadi klien) Peneliti menggunakan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian setelah mendapat penjelasan dan telah memahami seluruh aspek penelitian yang relevan terhadap keputusan untuk berpartisipasi sebagai persetujuan pasien menjadi partisipan (Hanafiah, 2012). 2. Anonymity (tanpa nama) Penulis merahasiakan nama klien dengan tidak memberikan atau mencantumkan nama klien dan hanya menuliskan inisial pada data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2011).



3.



Confredentiality (kerahasiaan) Penulis telah menjaga kerahasiaan pasien dalam bentuk identitas pasien sampai informasi yang menyangkut pasien, prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas lengkap seperti nama lengkap dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terespon secara luas (Dharma, 2011).



4.



Non maleficience (tidak merugikan) Penulis menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan tidak dapat menyakiti/melukai dan tidak menimbulkan bahaya/cedera bagi orang lain (Suhaeini,2014).



5.



Justice ( keadilan) Penulis memperlakukan kedua pasien sama (tidak diskriminatif) dalam memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan distribusi gender, status ekonomi,gender, budaya, dan etnik (Hanafiah, 2012).



6.



Beneficiency (berbuat baik) Peneliti menggunakan prinsip etik dalam berbuat baik menyangkut kewajiban membantu pasien, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal prinsip ini diikuti prinsip ini tidak merugikan (primum non nocare, firs no harm, non malefesince) yang menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat, setidaknya jangan merugikan orang lain (Hanafiah, 2012).



H. Jalannya penelitian 1. Persiapan penelitian a. Tahap persiapan Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber untuk penelitian melihat fenomena dan disusun dengan pembimbing serta meminta izin untuk mencari data-data diruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk diangkat dalam penelitian. Peneliti melakukan rancangan proposal penelitian, kemudian



proposal dikonsulkan kepada pembimbing setelah



proposal disetujui oleh dosen pembimbing kemudian proposal diujikan. Setelah proposal diuji dan disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen penguji, kemudian melakukan perbaikan atas masukan dari penguji 1,2 dan 3. Peneliti mengajukan uji etik penelitian Selanjutnya peneliti mengajukan perizinan ke tempat penelitian melalui instansi pendidikan. b. Tahap pelaksanaan Peneliti mendapat izin dari RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, dan mendapat izin penelitian diruang Tulip, peneliti laporan ke kepala ruangan Tulip untuk membahas judul dan proses keperawatan yang akan dilakukan, setelah laporan peneliti kemudian mengumpulkan data dengan cara melihat pendokumentasian rekam medis, melihat hasil laboratorium, melihat hasil EKG, melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi setelah itu dapat melakukan



intervensi di hari ke-1 dan sampai seterusnya yaitu pantau karakteristik nyeri, melihat gambaran lengkap terhadap nyeri seperti lokasi, intensitas, durasi, dan penyebaran, anjurkan pasien untuk istirahat, mengajarkan teknik relaksasi benson, dan monitor TTV sebelum dan sesudah obat narkotik, dan melakukan semua intervensi yang tertera di rencana keperawatan. Pengumpulan data ini berlangsung selama tiga hari, kelengkapan hasil observasi diperiksa kembali, setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk table dan menggunakan teknik pendokumentasian asuhan keperawatan. c. Tahap akhir Hasil pengolahan data kemudian disajikan dengan presentasi. Setelah melakukan siding dan disetujui untuk dilakukan penjilitan hasil penelitian dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.



42



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Profil RSUD Abdul Moeloek Rumah sakit umum daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan rumah sakit tipe A yang terletak di jl. Dr. Rivai 6, penengahan Tanjung karang pusat, Kota Bandar Lampung di bawah pengelolaan pemerintah provinsi lampung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung didirikan tahun 1914 sebagai rumah sakit perkebunan



pemerintahan



Hindia



Belanda



untuk



merawat



buruh



perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini berkapasitas 100 tempat tidur, kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan perubahan pemerintah. Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki kurang lebih 48 ruang rawat inap berdasarkan tipe kelas ruangan yang terdiri Ruang Anak, Ruang Maternitas, Ruang Medikal Bedah, dan lainnya. Ruang Medikal Bedah di rumah sakit ini yakni Ruang Mawar, Ruang Kutilang, Ruang Murai, Ruang Gelatik, Ruang Melati, Ruang Bougenvil, Ruang Nuri, Ruang Kenanga, RuangAnggre dan Ruang Tulip penelitian ini dilakukan pada salah satu ruang inap Medikal Bedah yaitu Ruang Tulip merupakan ruang inap Jantung.



42 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



43



Rumah Sakit Abdul Moeloek merupakan rumah sakit yang menjadi tempat penelitian khususnya di Ruang Tulip ini merupakan ruang perawatan yang merawat klien yang memiliki masalah pada jantung. Peneliti mengambil kasus diagnosa Infark Miokard Akut yang sesuai dengan judul yang peneliti ambil yaitu Asuhan Keperawatan Pada Klien Infark Miokard Akut dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut 2.



Pengkajian a. Identitas Klien dan Keluarga Tabel 4.1 Identitas Klien Identitas Klien



Klien 1



Klien 2



Tulip 11 Juni 2019 Pukul 09.30 WIB 00.59.77.58



Tulip 11 Juni 2019 Pukul 14.00 WIB 00.59.77.32



Sumber biaya Tanggal masuk RS Diagnosa Medis



Tn. E 52 Islam SMA Wirausaha Kawin Padang Indonesia Seputi Raman, Lampung Tengah Mandiri BPJS 09/06/2019 Infark Miokard (Stemi)



Tn. M 60 Islam SMA Wirausaha Kawin Lampung Indonesia Jl. Delima,sukabumi,Bandar lampung Jamkesmas BPJS 09/06/2019 Infark Miokard (Stemi)



B. Identitas penanggung jawab Nama Umur Hubungan dengan klien



Ny. S 48 Istri



Tn.R 25 Anak



Ruang Tanggal pengkajian No. MR Identitas Klien Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Suku Bahasa yang digunakan Alamat rumah



b. Riwayat Kesehatan Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan



Klien 1



Klien 2



Riwayat Masuk Rumah Sakit



Klien datang ke IGD RSAM diantar keluarga pada tanggal 09 Juni 2019 pada pukul 18.06 WIB, Tn E rujukan dari RS. Ahmad Yani Metro, dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan dengan skala nyeri 7 yang berdurasi 20- 30 menit serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),dan klien merasakan sesak. Dan didapatkan pemeriksaan fisik TTV: TD: 180/110 N: 89x/menit S: 36,4 C P: 26x/menit Kesadaran: Composmentis Saat di UGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek diberikan infus mikro 10 tpm, oksigen 4L/menit, obat ISDN 5Mg dan Aspilet 80Mg kemudian pasien dipindah ke ruang Tulip jam 22.00 WIB



Klien datang ke IGD RSAM diantar keluarga pada tanggal 09 Juni 2019 pada pukul 10.42 WIB, Tn M rujukan dari RS. Adven, dengan keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 yang berdurasi 20-30 menit serta mata berkunang-kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas). Di dapatkan pemriksaan fisik TTV TD: 150/90 mmHG N: 80x/menit S: 36,0 C P: 20 x/menit Kesadaran: Composmentis Saat di UGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek diberikan infus 10 tpm, oksigen 3x/menit, pemberian obat ISDN 5Mg dan Aspilet 80 Mg Kemudian pasien dipindah keruang Tulip pada jam 13.10 WIB



Nyeri dada kiri Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke punggung dan kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat berbaring, nyeri seperti tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri 6 Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta bantuan kepada istrinya untuk membantu kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi 5-10 menit.



Nyeri dada kiri Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat beristirahat, nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri hilang timbul, skala nyeri 5, Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta bantuan kepada keluarganya untuk membantu kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi 3-7 menit.



Riwayat kesehataan saat ini: Keluhan utama:



Keluhan penyerta



Sesak, mual, dan susah menelan, Mual, lemah, dan gelisah gelisah



Riwayat kesehatan Masa lalu



Klien 1



Riwayat penyakit masa lalu



Klien mengatakan pernah Klien mengatakan pernah menderita hipertensi, sejak 5tahun memiliki riwayat penyakit yang lalu, dan pernah mengalami nyeri dada nyeri bagian dada sebelumnya, kurang lebih 6 bulan yang lalu.



Dirawat di RS



Klien mengatakan pernah dirawat di RS Ahmad Yani Metro sebelumdi rujuk ke RSUD Abdul Moeloek



Kecelakaan:



Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak pernah kecelakaan mengalami kecelakaan sebelumnya mengalami sebelumnya



Riwayat alergi



mengatakn Klien mengatakn tidak memiliki Klien memiliki alergi alergi



Riwayat operasi



Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak pernah mengalami operasi mengalami operasi



Riwayat Keluarga



Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi ataupun diabetes militus, klien merupakan anak kempat dari 5 bersaudara memiliki 1 orang istri dan 4 orang anak, 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki



Klen 2



Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit Advent sebelum di rujuk ke RSUD Abdul Moeloek



tidak



Klien mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit keturunan jantung koroner, , klien merupakan anak kedua dari 4 bersaudara memiliki 1 orang istri dan 4 orang anak, 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki



Genogram Klien 1



52



Keterangan : Laki –laki



:



Perempuan



:



Klien



:



Tinggal serumah



:



Hubungan perkawinan



:



Keturunan



:



Meninggal



:



Genogram



60



c. Riwayat psiko-sosial-spiritual Riwayat 4.3 Psiko-Sosial-Spiritual Riwayat Psiko-SosialSpiritual 1. Psikologi



Klien 1



Klien 2



Konsep diri



Pasien mengatakan masih Pasien mengatakan masih mengetahui identitas dirinya mengetahui identitas dirinya



Gambaran diri



Pasien memiliki tubuh tinggi, Pasien memiliki tubuh pendek, berbadan besar, berambut berambut putih dan masih hitam dan memiligi gigi yang memiliki gigi yang lengkap masih lengkap



Peran diri



Pasien mengatakan dirinya Pasien mengatakan dirinya sebagai kepala keluarga dan sebagai kakek dari 5 cucu yang sebagai ayah dari keempat dimilikinya dan sebagai ayah dari anaknya



Harga diri



Pasien sebagai ayah dan Pasien sebagai kakek dan tinggal bersama anak ketiga tinggal bersama anak ke 4 nya nya



Ideal diri



Pasien mengatakan ingin cepat Pasien mengatakan ingin cepat sembuh sembuh



Identitas diri



Pasien mengatakan bernama Tn, E berusia 52 tahun, beralamat di seputi raman, bersuku padang



kecemasan



Pasien mengatakan takut jika Pasien mengatakan takut jika sakitnya semakin parah sakitnya semakin parah



Pasien mengatakan bernama Tn. M berusia 60 tahun beralamat di sukabumi, bersuku lampung



2.



Social



Klien mengatakan selalu mendapatkan dukungan dari keluarga,dan lingkungan maupun fasilitas terhadap penyakit yang dialaminya



3.



spritual



Sebelum sakit Sebelum sakit Pasien lancar dalam Pasien lancar dalam menjalankan ibadah 5 menjalankan ibadah 5 waktunya waktunya



Klien mengatakan selalu mendapatkan dukungan dari keluarga, lingkungan maupun fasilitas terhadap penyakit yang dialaminya



Saat sakit Saat sakit Pasien beribadah diatas tempat Pasien tidak beribadah tidur



48



d. Lingkungan Tabel 4.4 Lingkungan Pasien Lingkungan Rumah Kebersihan Polusi Bahaya



Klien 1 Pasien mengatakan kebersihan rumahnya terjaga. Pasien mengatakan rumahnya bebas dari polusi maupun bahaya Pasien mengatakan bekerja sebagai penjahit, Pasien mengatakan di tempat kerjanya banyak sisa-siasa bahan pakaian berserakan



Pekerjaan Kebersihan Polusi bahaya



Klien 2 Pasien mengatakan kebersihan rumah terjaga, pasien mengatakan rumahnya bebas dari polusi maupun bahaya. Pasien mengatakan bekerja sebagai pedagang, Pasien mengatakan pekerjaannya jauh dari polusi maupun bahaya



e. Perubahan Pola Kesehatan Tabel 4.5 Perubahan Pola Kesehatan Pola Kesehatan Pola Manajemen Kesehatan



Pola Nutrisi



Klien 1 Dalam keluarga klien selalu membicarakan bersama-sama masalah yang dihadapi, dan apabila ada anggota keluarga yang sakit akan menggunakan pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas dan rumah sakit terdekat Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 sampai 4 kali setiap hari, nafsu makan baik,jenis makanan nasi sayur, lauk pauk. klien lebih sering memakan lauk ikan dan daging, klien juga mengatakan tidak memiliki alergi ataupun pantangan makanan, BB 96 Kg. klien mengatakan tidak memiliki pantangan apa pun saat makan, akan tetapi klien mengatakan pernah berkonsultasi dengan tenaga medis lalu klien di intruksikan untuk mengurangi makanan dengan kadar lemak jenuh tinggi, dan memperbanyak sayuran, namun klien tidak melaksanakannya.



Klien 2 Dalam keluarga klien selalu membicarakan bersama-sama masalah yang dihadapi, dan apabila ada anggota keluarga yang sakit akan menggunakan pelayanan kesehatan terdekat yaitu puskesmas. Seblum sakit : Klien mengatakan makan 2 sampai 3 kali setiap hari,nafsu makan baik,jenis makanan nasi saur,lauk pauk seperti ikan dan daging, klien juga mengatakan tidak memiliki alergi ataupun pantangan makanan, BB 57Kg Klien mengatakan tidak memiliki makanan khusus, klien selalu memakan, makanan yang di masak istrinya, klien tau bahwa makanan dengan lemak jenuh tidak baik bagi tubuh, dan klien juga jarang mengkonsumsi junk food



49



Pola Kesehatan



Klien 1 Saat sakit : klien mengatakan hanya mengkonsumsi makanan dari RS yaitu bubur, buah dan susu,BB 95 Kg klien tidak terpasang NGT



Klien 2 Saat sakit : klien mengatakan hanya mengkonsumsi makanan dari RS yaitu bubur, buah dan susu,BB 55 Kg klien tidak terpasang NGT



IMT = BB TB(m



DeDengan la kata lain m berat badan klien 2 berada dalam batas normal



Pola Caira n



S e b e l u m s a k i t : k l i e n m e n g a t a k a



n minum air 6-7 gelas/hari , dengan jumlah 1 6 0 0 . Saat sakit : pasien mengatak an hanya minum 6 gelas/ hari dengan jumlah 1440cc ditambah dengan jumlah 2 4 0c c in fu



50



Pola Kesehatanke = 1440cc+ 240cc =



s e R L 1 0 t p m



1680cc Output = urine+I WL IWL = 10ml/k g BB



B a l a n c e c a i r a n



=10 x 95kg =950 ml/ 24 jam U r i n e +



: I n t a k e – o u t p u t = Intake (infuse+ minum) urine+I WL =



I W L =400+9 50 =1350 ml Balance cairan = intake + o u t p u t = 1 6 8 0 1 3 5 0



I n t a = 330ml = 100ml



Klien 1sakit : Sebelum pasien mengatakan minum airasi 8 gelas/hari, dengan jumlah 1920cc Saat sakit : pasien mengatakan hanya minum 4gelas/ hari 960cc, Pasien terpasang infuse RL 240cc dengan 10tpm. Bala nce caira n: Intak e– outpu t= Intake (infuse+minum) - urine+IWL = Intake = 960cc+240cc = 1200cc Output = urine+IW L IWL = 10ml/kg BB =10 x 55kg =550 ml/ 24 jam U ri n e + I W L =550+550 =1100ml Balance cairan = intake + output =1200-1100



Klien 2 Klien mengatakan saat dirumah dapat buang air kecil



Klien mengat akan saat diruma 4- h ju dapat 120buang w air mukecil ya 4-6 x/hari dengan jumlah 8001600 ml dan warna kuning muda serta bau yang khas Saat Saat tid sakit m klien tetap meng air atakn de tidak m ada ke peru be baha n dala Se m Se berke kli mih, B klien se tetap te BAK sa 4 x/ Klien hari tid deng dir an sa juml de ah se



BAK BAK



51



Pola Kesehatan 550 ml warna kekuninagn dan bau yang khas



Klien 1 Klien mengatakan susah untuk BAB



BAB Sebelum sakit Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari dangan tekstur lembek Saat sakit Pola Personal Hygiene Sebelum sakit



gi m Klien menga takan r saat dirum ah mandi 3x sehari dilaku kan sendir i dari cuci rambu t sampa i oral hygie ne S a a t s a k i t saat dirum ah sakit klien hanya dilap lap saja pada saat pagi hari tidak meng gosok



se Klien mengatakan saat dirumah tidur 6-8 jam sehari dengan pembagian malam 6 jam serta tidur pada siang hari



Klien 2 S e b el u m sa ki t Klien mengatakan saat dirumah mandi 2x sehari dilakukan sendiri dari cuci rambut sampai oral hygiene



j a m S a a t



S a a t



s a k i Saat t sa saat dirumah sakit sa klien hanya dilap se lap saja pada saat ke pagi dan sore hari De tidak menggosok pe gigi dan tidak m mencuci rambut sia s e b e l u m s a k it Klien mengatakan saat dirumah tidur 6-8 jam sehari



atihan



dengan pemba gian malam 6 jam serta tidur pada siang hari 1



Klien mengatakan setiap hari bekerja sebagai penjahit konveksi. Saat



s a k i t saat diruma h sakit 3-4 jam sering terban gun ketika tidur Denga n pemba gian tidur malam 4 jam dan siang 1 jam



lib ur w ak tu ny a



52



Pola Kesehatan



digun akan untuk pergi mema ncing. Jika melak ukan aktivit as berleb ih klien meras a sesak dan lelah. Olahr aga yang sering klien lakuka n adalah larilari kecil yang dilaku kan pagi hari.



Klienmengatakan 1 Klien setiap hari bekerja sebagai pedagang. Waktu luangnya hanya digunakan untuk beristirahat dirumah. Jika melakukan aktivitas berlebih klien merasa sesak dan mengalami nyeri dibagiang punggung. Klien tidak pernah berolahraga.



Klien 2



Pola Kebiasaan yang mempengaruhi Kesehatan



Pola rasa aman nyaman



Saat sakit waktu klien hanya digunakan untuk beristirahat ditempat tidur segala sesuatu dilakukan diatas tempat tidur dan dibantu oleh keluarga.



Saat sakit waktu klien hanya digunakan untuk beristirahat ditempat tidur segala sesuatu dilakukan diatas tempat tidur dan dibantu oleh keluarga.



Klien mengatakan sudah 20 tahun menjadi perokok aktif ia bisa menghabiskan rokok 2 bungkus 1 hari. Tetapi sudah 1 tahun yang lalu ia sudah berhenti merokok. Klien juga lebih banyak mengkonsumsi makan berlemak. Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke punggung dan kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat berbaring, nyeri seperti tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri 6 dengan pegukuran skala numeric. Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta bantuan kepada istrinya untuk membantu kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi 10-25 menit.



Klien mengatakan merupakan perokok aktif yang bisa menghabiskan 2 bungkus dalam 1 hari dan Klien juga mengatakan minum kopi 3x sehari. Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat beristirahat, nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri hilang timbul, skala nyeri 5 menggunakan pengukuran skala numeric. Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta bantuan kepada keluarganya untuk membantu kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi 15-20 menit.



f. Pemeriksaan fisik (pendekatan head to toe/Pendekatan sistem) Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik Observasi S N TD P GCS TB BB



Klien 1 0 36,5 C 115 x/menit 130/90 mmHg 22x/menit Composmentis (E: 4, M : 6, V: 5) 175 cm 95kg



Klien 2 0 36,8 C 100 x/menit 140/80 mmHg 23 x/menit Composmentis (E :4, M : 6, V : 5 ) 155 cm 55kg



52



Pemeriksaan fisik persystem 1. System penglihatan



Klien 1 Posisi mata klien simetris antara kiri dan kanan, pergerakkan bola mata: bisa bergerak ke segala arah, konjungtiva ananemis, sclera anikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan cahaya dan membesar saat dijauhkan cahaya,reaksi pada cahaya +/+ tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak ada masalah dalam penglihatan klien.



Klien 2 Posisi mata klien simetris antara kiri dan kanan, pergerakkan bola mata baik, konjungtiva ananemis, sclera amikterik, reaksi pupil mengecil saat didekatkan cahaya dan membesar saat dijauhkan cahaya, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak ada masalah dalam penglihatan klien.



2. System pendengaran



Bentuk telinga klien simetris, adanya serumen berwarna kuning, tidak ada lesi, serta tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada masalah dalam pendengaran klien.



Bentuk telinga klien simetris, tidak terdapat serumen, kondisi telinga bersih tidak ada lesi, serta tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada masalah dalam pendengaran klien.



3. System wicara



Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami kesulitan ataupun gangguan kesulitan ataupun gangguan dalam bicara. dalam bicara.



4. System pernapasan



Jalan nafas klien paten, klien terlihat sedikit sesak, klien terlihat sesak saat dan setelah melakukan aktivitas, RR 22x/m irama teratur, Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris terdapat ictus cordis Aukultasi: tidak ada suara tambahan, irama pernafasan teratur dan dalam Perkusi: terdengar suara sonor dilapang paru Palpasi: tidak teraba adanya benjolan , klien tidak batuk klien terpasang alat bantu pernafasan oksigen 3L/m



Jalan nafas klien paten, klien terlihat sedikit sesak, RR 23x/m Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris terdapat ictus cordis Aukultasi: tidak ada suara tambahan, irama pernafasan teratur, Perkusi: terdengar sonor diseluruh lapang paru Palpasi: tidak teraba adanya benjolan Klien terpasang alat bantu pernapasan oksigen 2L/m



5. System kardiovaskuler a. Sirkulasi perifer



Nadi teraba 115 x/m irama teratur, tidak terdapat distensi vena jugularis, warna pucat, CRT 3 detik, akral teraba hangat



Nadi teraba 100 x/m irama teratur, tidak terdapat distensi jugularis, akral teraba hangat, warna pucat, CRT 2 detik.



53



b. Sirkulasi jantung



Kulit muka klien terlihat pucat, konjungtiva ananemis, bibir klien tidak sianosis, tidak terdapat distensi vena jugularis, keadaan kuku klien pucat, dada simetris,



Kulit muka klien terlihat pucat, keadaan mata baik, konjungtiva ananemis, bibir klien tidak sianosis, tidak terdapat distensi vena jugularis, keadaan kuku klien pucat, dada simetris, tidak ada



Inspeksi : pola nafas tidak Inspeksi : retraksi dada, pola teratur, tidak deformitas nafas tidak teratur, tidak bentuk tulang dada deformitas bentuk rangka



6. System neurologi



Auskultasi : dan saat dilakukan auskultasi jantung pada area ICS 2 kanan, ICS 2 kiri terdengar suara desiran jantung yang memanjang (mur-mur).



auskultasi : saat dilakukan auskultasi jantung pada area ICS 2 kanan, ICS 2 kiri terdengar suara desiran jantung yang memanjang (mur-mur).



Perkusi : saat dilakukan perkusi pada ruang sejajar intercostals ke 5 kiri pada midclavikula terdengar suara pekak



Perkusi : saat dilakukan perkusi pada ruang sejajar intercostals ke 5 kiri pada midclavikula terdengar suara pekak,



Palpasi : saat dilakukan palpasi jantung pada area apeks jantung ICS kiri teraba denyutan iktus cordis 2cm, Kecepatan denyut apical 115x/m irama sinus takikardi rhytem, klien mengeluh lemah, lelah, dada berdebar debar, klien mengalami kardiomegali CTR 58%



Palpasi :saat dilakukan palpasi jantung pada area apeks jantung ICS kiri teraba denyutan iktus cordis, Kecepatan denyut apical 100x/m irama sinus rhytem, klien mengeluh lemah, lelah, dada berdebar debar, klien tidak mengalami kardiomegali CTR 44%



GCS : E : 4, M : 6, V : 5 (composmentis), tidak terdapat tanda tanda peningkatan tekanan intracranial, tidak mengalami gangguan saraf neurologis, reflek patologis dan fisiologis ada, tidak terdapat tanda-tanda infeksi meningen, pergerakkan ekstremitas baik. kekuatan otot 5555 5555 5555 5555



GCS : E : 4, M : 6, V : 5 (composmentis), tidak terdapat tanda tanda peningkatan tekanan intracranial, tidak mengalami gangguan saraf neurologis, reflek patologis dan fisiologis ada, tidak terdapat tandatanda infeksi meningen, pergerakkan ekstremitas baik. kekuatan otot 5555 5555 5555 5555



7. System pencernaan



Keadaan mulut klien sedikit bersih, tidak ada lesi dan stomatitis, klien mengalami kesulitan dalam menelan, tidak ada keluhan nyeri pada perut, bising usus 10x/m, tidak ada keluhan nyeri abdomen saat dipalpasi, tidak terdapat distensi abdomen, klien tidak terpasang kolostomy.



Keadaan mulut klien bersih, tidak ada lesi dan stomatitis, klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan, klien muntah sedikit, tidak ada keluhan nyeri pada perut, bising usus 9x/m, tidak ada keluhan nyeri abdomen saat dipalpasi, tidak terdapat distensi abdomen, klien tidak terpasang kolostomy.



8. System immunologi



Tidak terdapat tanda-tanda Tidak terdapat tanda-tanda pembesaran kelenjar getah pembesaran kelenjar getah bening. bening.



9. System endokrin



Nafas klien tidak berbau keton, tidak terdapat gangrene, tidak tremor, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat tandatanda peningkatan gula darah.



Nafas klien tidak berbau keton, tidak terdapat gangrene, tidak tremor, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat tandatanda peningkatan gula darah.



10. System urogenital



Klien tidak mengalami distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan ataupun perkusi, klien tidak terpasang kateter, frekuensi BAK 3-4x / hari, jumlah output urine 300cc, keadaan genital baik dan tidak ada kelainan.



Klien tidak mengalami distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan ataupun perkusi, klien tidak terpasang kateter, frekuensi BAK 3-4x / hari, jumlah output urine 300cc, keadaan genital baik dan tidak ada kelainan.



11. System integument



Keadaan rambut klien baik, kekuataan baik, berwarna hitam kebersihan cukup terjaga, kulit klien berwarna coklat, tidak ada tanda-tanda radang pada kulit klien.



Keadaan rambut klien bersih, kekuataan baik berwarna hitam kebersihan cukup terjaga, kulit klien berwarna coklat, tidak ada tanda-tanda radang pada kulit klien.



12. System muskuloskletal



Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, namun klien mengalami nyeri dan sesak nafas saat beraktifitas, tidak ada keluhan sakit ataupun nyeri pada tulang maupun sendi, tonus otot klien kuat, tidak ada kelainan pada tulang dan otot.



Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, namun klien mengalami nyeri dan kelelahan saat beraktifitas, tidak ada keluhan sakit ataupun nyeri pada tulang maupun sendi, tonus otot klien kuat, tidak ada kelainan pada tulang dan otot.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



g. Hasil pengkajian diagnostic Tabel 4.7 Hasil Pengkajian diagnostic PEMERIKSAAN Lab: Pemeriksaan darah Hemoglobin Leukosit Eritrosit Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC Hitung jenis Basofil Esinofil Batang Segmen Limfosit Monosit Kimia : Gula darah sewaktu Ureum Creatinine CK-Nac CK-MB



Pasien 1



Pasien 2



Nilai rujukan



13,5 g/dl 14.900/ul 5,1 juta/ul 40 224.000/ul 77 fl 26 pg 34 g/dl



14,2 g/dl 10.600/ul 4,3 juta/ul 38 288.000/ul 89 fl 33 pg 37 g/dl



13,00-12,90 g/dL 4.500-11.000 /µL 4,7-6,1 juta/µL 42-52 % 150.000-450.000 /µL 79-99 fL 27-31 pg 30-35 g/dL



0 0 0 71 23 6



0 0 0 69 22 9



0-1 % 2-4 % 3-5 % 50-70 % 25-40 % 2-8 %



138 mg/dl 28 mg/dl 1,03 mg/dl 2. 233 U/L 2. 538 U/L



141 mg/dl 34 mg/dl 1,02 mg/dl 3. 753 U/L 391 U/L



< 140 mg/dL 13-43 mg/dL 0,72-1,18 mg/dL < 25 u/l 135-145 mmol/l



Pemeriksaan lain: EKG



STEMI Pada LED V2, V3, V4



STEMI Pada LED V1, V2, V3



kardiomegali CTR :58 %



Tidak kardiomegali CTR :44 %



Foto thorax



h. Penatalaksanaan Tabel 4.8 Penatalaksanaan Penatalaksanaan obat Oral:



Tanggal



pasien 1



Pasien 2



11 juni 2019



Simvastatin 10 mg/24 jam Ramipril 5 mg/24 jam Aspilet 80 mg/24 jam Infus (mikro) 10tpm Ceftriaxsone 1gr/12 jam Arixtra 2,5 mg/24 jam



Aspilet 80 mg/ 24 jam Clopidogre 75 mg/ 8 jam ISDN 1 tablet/ 24 jam (sublingual) Infus (mikro) 10tpm Ranitidine 1 amp/ 12 jam Lovenox 0,6 mg/12 jam



12 juni 2019



Ramipril 5 mg/ 24 jam Clopidogrel 75 mg/ 8 jam Aspilet 80 mg/ 24 jam



Aspilet 80 mg/ 24 jam Lovenox 0,6 mg/12 jam ISDN 1 tab/ 24 jam



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



Arixtra 2, 5 mg/ 24 jam 13 juni 2019



Arixtra 2,5 mg/ 24 jam



ISDN 1 tab/ 24 jam



i. Resume Tabel 4.9 Resume Resume Kondisi Pasien



Pasien 1



Pasien 2



Klien datang ke IGD RSAM diantar keluarga, Tn E rujukan dari RS. Ahmad Yani metro, dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan dengan skala nyeri 7 serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),dan klien merasakan sesak. Pada saat pengkajian Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke punggung dan kedua tangan,, nyeri seperti tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, klien mengatakan nyeri akan bertambah jika melakukan aktivitas, skala nyeri 6. Hasil TTV : 0 S : 36,5 C



Klien datang ke IGD RSAM diantar keluarga, Tn M rujukan dari RS. Adven, dengan keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 serta mata berkunang-kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas). Pada saat pengkajian Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke kedua tangan nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri hilang timbul, klien mengatakan nyeri akan bertambah jika melakukan aktifitas, skala nyeri 5. Hasil TTV : 0 S : 36,8 C



N : 115 x/menit TD : 130/90 mmHg P : 22x/menit Kesadaran : Composmentis GCS : (E: 4, M : 6, V: 5) TB : 175 cm BB : 95 kg



N : 100 x/menit TD : 140/80 mmHg P : 23x/menit Kesadaran : Composmentis GCS : (E :4, M : 6, V : 5 ) TB : 155 cm BB : 55kg



j. Data focus Tabel 4.10 Data focus Data fokus Data subyektif



Pasien 1 1. 2. 3. 4.



5. 6. 7.



Pasien 2 Pasien mengatakan nyeri di dada bagian kiri Nyeri menjalar hingga ke punggung dan kedua tangan Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat Pasien mengatakan badannya lemas dan mudah lelah aktivitas dibantu keluarga dan perawat Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas sendiri Pasien mengatakan nyeri hilang timbul Durasi bisa dirasakan 10-25 menit



1.



Pasien terlihat sering memegangi dadanya Pasien tampak lemas Saat berjalan harus pelanpelan Pasien tidak dapat beraktifitas mandiri Aktivitas Pasien dibantu oleh keluarga Skala nyeri 6 Hasil EKG menunjukan ST elevasi CK Nac : 2.233 U/L CKMB : 2.538 U/L



1. Pasien terlihat sering memegangi dadanya dadanya 2. . Pasien terlihat lemah 3. .Pasien tidak dapat beraktivitas mandiri 4. .Aktivitas pasien di bantu keluarga dan perawatan 5. Skala nyeri 5 6. Hasil EKG menunjukan ST elevasi 7.Ck-Nac: 3.753 U/L 8. Ck-Mb: 391 U/L



Data obyektif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



2. 3. 4. 5. 6. 7.



Pasien mengatakan nyeri di dada bagian kiri Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda berat Pasien mengatakan nyeri menjalar sampai kepunggung Pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas secara mandiri Pasien mengatakan sering merasa sesak Pasien mengatakan nyeri hilang timbul Durasi bias dirasakan 15-20 menit



k. Analisa data Tabel 4.11 Analisa Data DATA



ETIOLOGI



MASALAH



Pasien 1 Data subyektif 1. Pasien mengatakan nyeri di dada bagian kiri 2. Nyeri menjalar hingga ke punggung dan kedua tangan 3. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertekan benda berat 4. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dengan durasi 10-25 menit



Cendera Endotel Pembuluh Darah Koroner



Data obyektif 1. Pasien terlihat sering memegangi dadanya



Suplai oksigen ke miokard menurun



2. 3. 4. 5.



Wajah pasien terlihat meringis Skala nyeri 6 Ck-Nac : 2.233 U/L Ck-Mb : 2.538 U/L



Pasien 2 Data subyektif 1. Pasien mengatakan nyeri di dada bagian kiri 2. Nyeri menjalar ke punggung 3. Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda berat 4. Pasien mengatakan nyeri makin bertambah jika beraktivitas 5. Pasien mengatakan nyeri hilang timbul dengan durasi 15-20 menit Data obyektif 1. Pasien terkadang memegangi dadanya 2. Pasien tampak meringis 3. Skala nyeri 5 4. Ck-Nac: 3.753 U/L 5. Ck-Mb: 391 U/L



Nyeri Akut



Plak Fibrosa Trombus Aliran Darah Tersumbat



Metabolisme anaerob meningkat penumpukan Asam Laktat Pada miokard Nyeri Akut Cendera Endotel Pembuluh Darah Koroner Plak Fibrosa Trombus Aliran Darah Tersumbat Suplai oksigen ke miokard menurun Metabolisme anaerob meningkat penumpukan Asam Laktat Pada miokard Nyeri Akut



Nyeri Akut



l. Rencana Keperawatan Tabel 4.12 Rencana Intervensi DIANOSIS KEPERAAWATAN (Tujuan ,Kriteria Hasil) Pasien 1



INTERVENSI (NIC)



Nyeri Akut b.d iskemia jaringan nhkiuusekunder



1.



NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan : kriteria hasil: 5. Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 6. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri 7. Mampu memngenali nyeri (skala, intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 8. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang



2.



3. 4. 5. 6. 7. 8.



Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (010); lamanya; kualitas(dangkal/menyebar) dan penyebaran. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik Pastikan bahwa istirahat telah cukup Kolaborasi pemberian oksigenasi Kolaborasi pemberian analgesik



Pasien 2 Nyeri Akut b.d iskemia jaringan sekunder



1.



NOC : 2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan : kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, 1. mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri 3. Mampu memngenali nyeri (skala, intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang -



3. 4. 5. 6. 7. 8.



Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (010); lamanya; kualitas(dangkal/menyebar) dan penyebaran. njurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik Pastikan bahwa istirahat telah cukup Kolaborasi pemberian oksigenasi Kolaborasi pemberian analgesic



m. Implemantasi Tabel 4.13 Implementasi Diagnosa 11 juni 2019 Keperawata n Pasien 1 Implementasi Nyeri 09.00 WIB Akut b.d 1. Memantau/catat iskemia karakteristik nyeri, catat jaringan laporan verbal, petunjuk sekunder nonverbal, dan respons hemodinamik R: Klien mengatakan maih merasakan nyeri H: Klien masih terlihat gelisah dan terkadang memegangi dadanya 09.30 2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/menyeb ar) dan penyebaran. R : klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat H : skala nyeri 6 10.00 WIB 3. Menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : klien masih sering mengeluh nyeri H : klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama 10.30 WIB 4.Mengajarkan teknik relaksasi ( relaksasi benson) R : klien mengatakan



Paraf



12 juni 2019 Implementasi 09.00 WIB 1.Memantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik R: Klien mengatakan terkadang masih merasakan nyeri H: Klien terkadang memegangi dadanya 09.30 WIB 2.Mengambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/meny ebar) dan penyebaran. R : klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat namun sudah berkurang H : skala nyeri 5 10.00 WIB 3.Menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : klien masih mengeluh nyeri H : klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama 10.30 WIB 4.Mengajarkan teknik ( relaksasi benson)



Paraf 13 juni 2019 Implementasi 09.00 WIB 1.Memantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik R: Klien mengatakan masih merasakan nyeri H: Klien tidak terlihat gelisah 09.30 WIB 2. Mengambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (010); lamanya; kualitas(dangkal/me nyebar) dan penyebaran. R : klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat H : skala nyeri 4 10.00 WIB 3.Menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : klien terkadang mengeluh nyeri yang datang H : klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama



Paraf



61



lebih merasa nyaman H : klien terlihat lebih tenang setelah terapi 11.00 WIB 5.Memeriksa tandatanda vital sebelum dan sesudah R: Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang H : TTV Sebelum : TD : 130/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 21x/ menit Setelah : TD : 130/80 mmHg N : 112x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit 11.30 WIB 6.Memastikan bahwa istirahat telah cukup R : klien mengatakan sudah banyak beristirahat H : klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur 12.00 WIB 7.Memberikan oksigen tambahan dengan kanul nasal 3 L/menit R : klien mengatakan lebih merasa nyaman Hasil : nafas klien mulai lebih teratur 12.30 WIB 8.Berkolaborasi pemberian terapi obat R: pasien mengatakan masih nyeri dan lemah H:pemberian obat simvastatin 10 mg/24 jam, ramipril 5 mg/24 jam, aspilet 80 mg/24 jam dan terinjeksi obat arixtra 2,5 mg/24 jam



R : klien mengatakan lebih merasa nyaman ketika di berikan trapi benson H : klien terlihat lebih tenang setelah terapi 11.00 WIB 5.Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah R: Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang H : TTV Sebelum : TD : 140/80 mmHg N : 108x/ mnt 0 S : 36, 8 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 130/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 6 C RR : 20x/ menit 11.30 WIB 6. Memastikan bahwa istirahat telah cukup R : klien mengatakan sudah banyak beristirahat H : klien terlihat berbaring di tempat tidur 12.00 WIB 7.Memberkan oksigen tambahan dengan kanul nasal 2L/menit R : klien mengatakan lebih merasa nyaman Hasil : nafas klien terlihat lebih lancar 12.30 WIB8. 8. Berkolaborasi pemberiaan terapi obat R: Pasien masih mengeluh nyeri dan lemah H: terinjeksi obat arixtra 2.5mg/24 jam



10.30 WIB 4.Mengajarkan teknik relaksasi ( relaksasi benson) R : klien mengatakan lebih merasa nyaman dan merasa lebih baik setelah di lakukan terapi benson H : klien terlihat lebih tenang dan nyaman setelah terapi 11.00 WIB 5.Periksa tandatanda vital sebelum dan sesudah R: Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang H : TTV Sebelum : TD : 130/80 mmHg N : 114x/ mnt 0 S : 36, 2 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 130/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit 11.30 WIB 6.Memastikan bahwa istirahat telah cukup R : klien mengatakan sudah banyak beristirahat H : klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur 7.Memberikan oksigen tambahan dengan kanul nasal 2L/menit R : klien mengatak lebih merasa nyaman Hasil : nafas klien lebih tertur



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



62



dan pemberian obat ramipril 5mg/24 jam, clopidogrel 75 mg/8 jam dan aspilet 80 mg/24 jam



Pasien 2 Nyeri Akut b.d iskemia jaringan sekunder



11 Juni 2019 09.00 WIB 1.Memantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik R: Klien mengatakan maih merasakan nyeri H: Klien masih terlihat tidak nyaman



09.30 2.Mengambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/menyeb ar) dan penyebaran. R : klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat H : skala nyeri 5 10.00 WIB 3.Menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : klien masih sering mengeluh nyeri H : klien mengeluhkan nyeri di lokasi dada sebelah kiri



8. Berkolaborasi pemberikan terapi obat R: pasien mengatakan nyeri berkurang H:terinjeksi obat arixtra 2.5mg/24 jam



12 Juni 2019 09.00 WIB 1.Memantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik R: Klien mengatakan terkadang masih merasakan nyeri H: Klien masih merasakan nyeri namun dengan intensitas yang minim



13 Juni 2019 09.00 WIB 1.Memantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik R: Klien mengatakan masih merasakan nyeri namun sudah membaik H: Klien tidak terlihat gelisah



09.30 WIB 2.Mengambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/meny ebar) dan penyebaran.



09.30 WIB 2.Mengambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (010); lamanya; kualitas(dangkal/me nyebar) dan penyebaran.



R : klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat namun sudah berkurang H : skala nyeri 4 10.00 WIB 3.Menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : klien masih mengeluh nyeri yg terkadang timbul H : klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama



R : klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat H : skala nyeri 4 10.00 WIB 3.Menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera R : klien terkadang mengeluh nyeri yang dating



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



63



10.30 WIB 4.Mengajarkan teknik relaksasi benson R : klien mengatakan nyaman dengan terapi benson H : klien terlihat lebih nyaman setelah di lakukan terapi



10.30 WIB 4. Mengajarkan teknik relaksasi ( relaksasi benson) R : klien mengatakan lebih merasa nyaman ketika di berikan trapi benson H : klien terlihat lebih tenang dan nyaman setelah dilakukan terapi



11.00 WIB 5.Memeriksa tandatanda vital sebelum dan sesudah R: Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang H : TTV Sebelum : TD : 150/90 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 21x/ menit Setelah : TD : 140/90 mmHg N : 112x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit



11.00 WIB 5.Memeriksa tandatanda vital sebelum dan sesudah R: Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang H : TTV Sebelum : TD : 140/90 mmHg N : 108x/ mnt 0 S : 36, 8 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 140/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 6 C RR : 20x/ menit



11.30 WIB 6.Memastikan bahwa istirahat telah cukup R : klien mengatakan sudah banyak beristirahat H : klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur 12.00 WIB 7.Memberikan oksigen tambahan dengan kanul nasal 3 L/menit R : klien mengatakan lebih merasa nyaman Hasil : nafas klien mulai lebih teratur 12.30 WIB 8. Berkolaborasi pemberian terapi obat R: pasien mengatakan sesak, nyeri dada dan lemah



11.30 WIB 6. Memastikan bahwa istirahat telah cukup R : klien mengatakan sudah banyak beristirahat H : klien terlihat berbaring, dan terkadang duduk dengan aktivitas minimal 12.00 WIB 7.Memberkan oksigen tambahan dengan kanul nasal 3L/menit R : klien mengatakan lebih merasa nyaman Hasil : nafas klien terlihat lebih lancar 12.30 WIB 8.Berkolaborasi



H : klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama 10.30 WIB 4.Mengajarkan teknik relaksasi ( relaksasi benson) R : klien mengatakan lebih merasa nyaman dan merasa lebih baik setelah di lakukan terapi benson H : klien terlihat lebih tenang dan nyaman setelah terapi 11.00 WIB 5.Memeriksa tandatanda vital sebelum dan sesudah R: Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang H : TTV Sebelum : TD : 140/80 mmHg N : 114x/ mnt 0 S : 36, 2 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 140/90 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit 11.30 WIB 6.Memastikan bahwa istirahat telah cukup R : klien mengatakan sudah banyak beristirahat H : klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur 7.Memberikan oksigen tambahan dengan kanul nasal 2L/menit



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



64



H:pemberian obat aspilet 80mg/8 jam,clopidogrel 75 mg/8 jam ISDN 1 tablet/24 jam Terinjeksi obat lovenox 0,6 mg/12 jam, terinjeksi obat ranitidine 1 amp/12 jam



pemberian terapi obat R; Pasien mengatakan masih nyeri dan lemah H: pemberian obat aspilet80mg/8 Jam, ISDN 1 tablet/24 jam Terinjeksi obat lovenox 0,6 mg/24 jam



R : klien mengatak lebih merasa nyaman Hasil : nafas klien lebih teratur 8.Berkolaborasi pemberian terapi obat R: pasien mengatakan nyeri nya sudah mulai berkurang H: masuk obat ISDN 1 tablet/24 jam (sublingual),



n. Evaluasi Tabel 4.14 Evaluasi Evaluasi Pasien 1 Diagnosa



Hari 1



Hari 2



S:



S: Klien mengatakan maih merasakan nyeri klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat klien mengatakan lebih merasa nyaman Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang klien mengatakan sudah banyak beristirahat



S: Klien mengatakan terkadang masih merasakan nyeri Klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat namun sudah berkurang klien mengatakan lebih merasa nyaman ketika di berikan trapi benson Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang klien mengatakan sudah banyak beristirahat



O: Klien masih terlihat gelisah dan terkadang memegangi dadanya skala nyeri 6 klien masih sering mengeluh nyeri klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama klien terlihat lebih tenang



Hari 3



Klien mengatakan masih merasakan nyeri klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat Klien terkadang mengeluh nyeri yang datang: klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama Klien mengatakan lebih merasa nyaman dan merasa lebih baik setelah di lakukan terapi benson Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang



O: Klien terkadang memegangi dadanya Skala nyeri 5 klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama Klien terlihat lebih tenang setelah terapi



O: Klien tidak terlihat gelisah skala nyeri 4 klien terlihat lebih tenang dan nyaman setelah terapi



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



65



terapi TTV Sebelum : TD : 130/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 21x/ menit Setelah : TD : 130/80 mmHg N : 112x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur:



A: Masalah nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/m enyebar) dan penyebaran. 2. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera 4. Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) 5. Periksa tandatanda vital sebelum dan sesudah 6. Pastikan bahwa istirahat telah cukup 7. Kolaborasi pemberian oksigen 8. Kolaborasi pemberian analgesik



Sebelum : TD : 140/80 mmHg N : 108x/ mnt 0 S : 36, 8 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 130/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 6 C RR : 20x/ menit klien terlihat berbaring di tempat tidur



A: Masalah nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/men yebar) dan penyebaran. 2. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera 4. Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah 6. Kolaborasi pemberian oksigen 7. Kolaborasi pemberian analgesik



TTV Sebelum : TD : 130/80 mmHg N : 114x/ mnt 0 S : 36, 2 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 130/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit A: Masalah nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik 2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/me nyebar) dan penyebaran. 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera 4. Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah 6. Kolaborasi pemberian oksigen 7. Kolaborasi pemberian analgesik



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



66



Pasien 2 Diagnosa



S:



O:



S: Klien mengatakan maih merasakan nyeri klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat klien mengatakan nyaman dengan terapi benson Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang klien masih sering mengeluh nyeri klien mengatakan sudah banyak beristirahat Klien masih terlihat tidak nyaman skala nyeri 5 klien mengeluhkan nyeri di lokasi dada sebelah kiri klien terlihat lebih nyaman setelah di lakukan terapi TTV Sebelum : TD : 150/90 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 21x/ menit Setelah : TD : 140/90 mmHg N : 112x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur



A: Masalah nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Ambil gambaran



S: Klien mengatakan terkadang masih merasakan nyeri klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat namun sudah berkurang klien masih mengeluh nyeri yg terkadang timbul klien mengatakan lebih merasa nyaman ketika di berikan trapi benson Klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang klien mengatakan sudah banyak beristirahat



Klien mengatakan masih merasakan nyeri namun sudah membaik klien mengatakan nyeri seperti di tertekan benda berat klien terkadang mengeluh nyeri yang datang klien mengatakan lebih merasa nyaman dan merasa lebih baik setelah di lakukan terapi benson klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang klien mengatakan sudah banyak beristirahat



O: Klien masih merasakan nyeri namun dengan intensitas yang minim skala nyeri 4 klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama klien terlihat lebih tenang dan nyaman setelah dilakukan terapi TTV Sebelum : TD : 140/90 mmHg N : 108x/ mnt 0 S : 36, 8 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 140/80 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 6 C RR : 20x/ menit klien terlihat berbaring, dan terkadang duduk dengan aktivitas minimal



O: Klien tidak terlihat gelisah skala nyeri 4 klien mengeluhkan nyeri di lokasi yang sama klien terlihat lebih tenang dan nyaman setelah terapi TTV Sebelum : TD : 140/80 mmHg N : 114x/ mnt 0 S : 36, 2 C RR : 22x/ menit Setelah : TD : 140/90 mmHg N : 110x/ mnt 0 S : 36, 4 C RR : 20x/ menit klien terlihat selalu berbaring di tempat tidur A: Masalah nyeri akut belum teratasi P: Lanjutkan intervensi



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



2.



3. 4. 5. 6. 7. 8.



intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/m enyebar) dan penyebaran. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) Periksa tandatanda vital sebelum dan sesudah Pastikan bahwa istirahat telah cukup Kolaborasi pemberian oksigen Kolaborasi pemberian analgesik



teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/men yebar) dan penyebaran. 2. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera 4. Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah 6. Pastikan bahwa istirahat telah cukup 7. Kolaborasi pemberian oksigen 8. Kolaborasi pemberian analgesik



2.



3. 4. 5. 6. 7. 8.



lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/me nyebar) dan penyebaran. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah Pastikan bahwa istirahat telah cukup Kolaborasi pemberian oksigen Kolaborasi pemberian analgesic



B. Pembahasan Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.E dan Tn.M di Ruang Tulip RSUD dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang mengalami miokard infark dengan masalah keperawatan nyeri akut. Perlu adanya dilakukan pembahasan untuk mengetahui kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Adapun pembahasan yang penulis pergunakan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



1. Pengkajian Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada kedua pasien terdapat perbedaan antara pasien 1 dan pasien 2 yaitu: a. Riwayat penyakit sekarang Data pada Tn E di dapat nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit nyeri dirasakan menjalar ke punggung dan tangan dengan skala 6, selain itu klien merasakan mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),dan sesak. Sedangkan data pada Tn M di dapatkan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari punggung lalu ke dada sebelah kiri



dengan skala 5, serta mata



berkunang-kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas), terkadang terasa sesak. Menurut Aspiani, 2015 tanda dan gejala pada penyakit kardiovaskuler yaitu infark miokard adalah nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik (morfin) ,Lokasi pada dada anterior dan substernal, penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium, sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir, lama nyeri (≥30 menit). Tanda gejala seperti nyeri dada dan sesak nafas pada Tn E dan Tn M kedua nya dikarenakan terjadinya aktivasi platelet(adanya penyempitan



sehingga darah tidak bisa di pompa keseluruh tubuh) sehingga kerja jantung meningkat, karena harus memompa darah di dalam rongga yang sempit di sebabkan timbulnya dikompensasi kordis adalah menurunkan kontraktilitas miokardium. b. Riwayat penyakit masa lalu Data yang didapat menunjukan pasien pertama memiliki riwayat penyakit hipertensi, sementara pasien ke dua tidak memiliki riwayat penyakit massa lalu. Menurut Aspiani 2015 menyebutkan bahwa Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain. Faktorfaktor tersebut disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein ditunika intima yang dapat menyebabkan infeksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner. Dari data tersebut menyatakan bahwa pasien pertama memiliki pemicu terjadinya miocard infark, sehingga memiliki potensi lebih besar terjadinya serangan ketimbang pasien ke dua. c. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Setelah dilakukan pengkajian pasien pertama merupakan pecandu rokok, namun sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu, pasien kedua merupakan pecandu rokok hingga saat ini, sebelum sakit pasien bisa menghabiskan 2 bungkus rokok setiap harinya.



Menurut Rienstra (2011) kebiasaan merokok memang dapat menjadi penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Orang yang pernah menghisap rokok berisiko 3 kali lebih tinggi menderita penyakit jantung. Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah yang meningkatkan kondisi jantung seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan pasien 1 dan 2 menderita penyakit jantung karena salah satu faktor penunjangnya yaitu merokok dalam jangka waktu yang lama, walaupun pada penderita pertama sudah berhenti merokok. d. Pola nutrisi Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien indeks masa tubuh pada pasien 1 memiliki BB/TB 95 kg /175cm(31,04) /status obesitas tingkat 1, pasien 2 memiliki BB/TB 155kg/55cm(22,91)/status gizi normal. Menurut Riyanto (2013) Obesitas merupakan suatu keadan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan jauh diatas normal dan dapat membahayakan bagi kesehatan, obesitas ini terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar.



Dari data diatas juga dapat di tarik kesimpulan bahwa besar nilai IMT dari batas normal seseorang dapat menjadi resiko terkena miokard karena semakin besar nilai IMT pada seseorang mengakibatkan kerja jantung lebih besar dibandingkan imt normal maupun dibawah normal. Faktornya karena adanya sumbatan lemak jenuh pada arteri otot jantung meningkat serta peningkatan kejra jantung, orang dengan obesitas memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak ke tubuh, hal ini dapat terjadi karena orang dengan obesitas memiliki luas tubuh yang lebih lebar ketimbang orang dengan berat badan normal. e. Pemeriksaan fisik Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan data pasien pertama Tn. E 0



RR: 20x/menit TD: 130/90mmHg N: 115x/menit S: 36,3 C , BB 95 kg, TB 175 cm, CRT 3 detik, klien mengalami kardiomegali CTR 58% sedangkan Tn M TD: 140/90mmHg N:100x/menit RR:22x/menit 0



S:36,8 C CRT 2 detik , klien tidak mengalami kardiomegali CTR 44% adanya perbedaan antara pasien 1 dan 2 yaitu adanya pembesaran jantung (Kardiomegali). Menurut



Vijaganti,



2010



dikutip



dalam



Miller, 2006



(CTR)



cardiothoracic ratio adalah salah satu cara untuk menghitung ukuran jantung terdapat pembesaran atau tidak, ukuran normal yaitu 50-55% jika >55% maka masuk dalam kardiomegali/pembesaran jantung. Ada



beberapa penyebab terjadinya pembesaran jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan katup jantung dan lainnya. Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa pasien 1 mengalami kardiomegali dan pasien 2 tidak mengalami kardiomegali. Ini dikarenakan pada pasien 1 memiliki riwayat hipertensi. f. Pemeriksaan Enzim jantung 1) Laboratorium Pada pasien 1 Tn. E dan pasien 2 Tn. M terdapat kesenjangan pada hasil pemeriksaan enzim jantung Tn. E yaitu CK Nac 2.233 dan CKMB 2538 sedangkan Tn. M CK Nac 3.753 dan CKMB 391. Menurut Aspiani, 2015 peningkatan enzim CKMB dapat mencerminkan kerusakan sel pada otot jantung, nilai normal untuk pemeriksaan enzim CKMB pada pria 38-175 U/L dan nilai normal pemeriksaan CK Nac pada pria dan enzim lainnya seperti LED terdapat peningkatan pada hasil laboratorium. Berdasarkan dari data diatas kenaikan CKMB pasien 1 lebih tinggi dibandingkan dengan pasien 2, hal ini menunjukan kerusakan pada sel otot jantung pasien 1 lebih parah. 2) EKG Hasil pemeriksaan EKG pada kedua pasien didapat ST Elevasi pada (V2, V3 dan V4) pasien 1 dan pasien 2 (V1, V2, dan V3) . Menurut Wibowo (2011) ST-elevation myocardial infarction. STEMI adalah



salah satu jenis serangan jantung yang sangat serius dimana salah satu arteri utama jantung (arteri yang memasok oksigen dan darah yang



kaya nutrisi ke otot jantung)



mengalami



penyumbatan.



Elevasi segmen ST adalah kelainan yang terdeteksi pada EKG 12lead. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang sangat mengancam jiwa dan biasanya terkait dengan proses penyakit yang disebut dengan aterosklerosis. 2.



Diagnosis Keperawatan Diagnosa yang muncul pada pasien 1 dan pasien 2 berdasarkan pengkajian menunjukan pasien mengalami masalah keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder. Penulis mengangkat diagnosa berdasarkan NANDA (2015) dengan cara menganalisi pengkajian dan data penunjang kedua pasien, sehingga penulis memfokuskan bahasan pada penanganan masalah keperawatan nyeri akut yang di alami oleh kedua pasien.



3.



Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan pengkajian dan menegakkan diagnosa, penulis menyusun intervensi. Masalah keperawatan lainnya tetap dilakukan intervensi akan tetapi pada laporan karya tulis ilmiah ini penulis memfokuskan pembahasan masalah nyeri akut yang di alami oleh kedua pasien. Saat menentukan intervensi penulis mengobservasi tingkat nyeri yang kedua pasien alami dengan cara menggunakan



numeric rating scale sehingga penulis dapat menetapkan sejauh mana rasa nyeri yang pasien alami menggangu aktivitasl sehari-hari Berdasarkan NANDA (2015) mengatakan setelah dilakukan pengkajian kepada kedua pasien penulis merencanakan asuhan keperawatan sebagai berikut : Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk



lokasi;



intensitas



(0-10);



lamanya;



kualitas(dangkal/menyebar) dan penyebaran, Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik, Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera, Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson), Periksa tandatanda vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup. Rencana yang telah di rumuskan oleh penulis diharapkan dapat mengatasi masalah nyeri akut yang di alami oleh kedua pasien, dengan metode utama penerapan terapi benson pada kedua pasien dan mengukuran berkala setiap sebelum dan sesudah di lakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang di alami klien dapat hilang atau berkurang dengan criteria hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan : Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri,



Mampu memngenali nyeri (skala, intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri), Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. 4.



Implementasi Keperawatan Implementasi dilakukan dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan pada kedua pasien ,yaitu pantau keluhan umum pasien, observasi pasien dalam mengontrol nyeri, mampu mengenali nyeri , menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Di harapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan penanganan nyeri, pasien dapat terbebas dari gangguan nyeri yang di alaminya. Pasien 1 dan pasien 2 setelah di berikan implementasi dengan Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10);



lamanya;



kualitas(dangkal/menyebar)



dan



penyebaran,



Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal,



dan



respons



hemodinamik,



Anjurkan



pasien untuk



melaporkan nyeri dengan segera, Bantu melakukan teknik relaksasi (relaksasi benson), Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup. Implementasi yang di lakukan mengutamakan penanganan skala nyeri dengan menggunakan teknik non farmakologi, yaitu dengan teknik relaksasi benson, penerapan di lakukan sejak tanggal 11 juni 2019 sampai dengan tanggal 13 juni 2019. Tidak ada perbedaan



implementasi antara kedua pasien, kedua pasien diberikan penanganan penanggulangan nyeri yang sama selama 3 hari masa evaluasi. Implementasi yang dilakukan peneliti diakui belum maksimal, karena peneliti memiliki hambatan dalam segi waktu, material, dan keilmuan. Namun



peneliti



merekomendasikan



segala



perencanaan



untuk



dilakukan secara komperhensif agar pemulihan atau pemenuhan kebutuhan dapat optimal, karena peneliti beranggapan segala intervensi yang dilakukan berdampak positif pada proses penyembuhan pasien infark miocard. 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat di lihat dari hasilnya. Tujuannya



untuk mengetahui sejauh mana perawatan yang dapat di



capai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, apabila belum teratasi dengan proses keperawatan yang sudah di laksanakan serta hasil dari penilaian keperawatan untuk perencanaan selanjutnya masalah belum teratasi dalam kasus ini tindakan untuk mengupayakan nyeri akut adalah terus menggunakan teknik non farmakologi dan di tunjang dengan teknik farmakologi. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah di lakukan selama 3 hari, didapat kan hasil yang berbeda di antara kedua pasien dalam masalah nyeri yang di alami, pasien pertama mengalami pengurangan intensitas nyeri



dan mekanisme nyeri yang di rasakan, terhitung sejak hari pertama pasien mengatakan nyeri masih sering timbul dengan skala nyeri 6, lalu di hari kedua tindakan pasien mengatakan nyeri masih sering di rasakan namun sudah berkurang dengan skala nyeri 5, kemudia di hari ketiga penerapan pasien mengatakan nyeri masih terasa namun sudah berkurang dengan skala nyeri 4, artinya pada pasien pertama didapatkan skala nyeri yang di alami berkurang walau pun nyeri masih sering timbul dan dapat dikatakan pelaksanaan penerapan berhasil namun belum teratasi sepenuhnya. Pasien kedua secara verbal mengatakan nyeri berkurang dari hari kehari, namun jika di ukur skala nyeri dengan numeric rating scale di dapatkan nyeri pasien hari ke1 berada di skala 5, dan pada hari ke2 turun ke skala 4 yang bertahan sampai akhir hari masa penerapan. Dengan demikian berdasarkan data evaluasi dapat dikatakan masalah nyeri akut pada kedua penderita miocard infark sudah dapat di atasi sebagian,



namun



intervensi



masih



harus



di



lanjutkan



guna



meningkatkan mutu kesehatan pasien penderita miocard infark. Hasil evaluasi keseluruhan tindakan yang dilakukan menyatakan bahwa segala



tindakan



yang



dilakukan



berefek



positif



pada



proses



penyembuhan pasien, namun seperti yang dikatakan peneliti memiliki hambatan dalam penelitian sehingga belum optimalnya tindakan yang



dilakukan. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi revrensi dan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasien, karena dari hasil evaluasi peneliti beranggapan segala tindakan yang di lakukan menunjukan peningkatan kesehatan pasien.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Pada bab ini penulisan mengambil suatu kesimpulan dari karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang mengalami Miocard Infark dengan masalah Nyeri Akut di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2019. 1. Pengkajian Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian pasien 1 dan 2 mempunyai keluhan yang sama yaitu nyeri dada sebelah kiri yang menyebar ke punggung dan



kedua tangan, kedua pasien memiliki



kebiasaan merokok tetapi pasien pertama sudah tidak merokok lagi sejak 2 tahun yang lalu, sedangkan pasien kedua masih merokok. 2. Diagnosis keperawatan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian maka penulis menegakan diagnosis keperawatan nyeri akut derhubungan dengan iskemia jaringan sekunder 3. Rencana keperawatan Perencanaan atau intervensi yang penulis lakukan pada kedua pasien untuk menangani nyeri akut adalah ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas (dangkal/ menyebar) dan penyebaran, Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan



79



verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik, Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera, Bantu melakukan teknik relaksasi (relaksasi benson), Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup. 4. Implementasi Implementasi yang harus dilakukan pada kedua subyek penelitian sesuai rencana keperawatan dengan masalah nyeri akut yaitu: Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya;



kualitas(dangkal/menyebar)



dan



penyebaran,



Pantau/catat



karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik, Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera, Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson), Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah, Pastikan bahwa istirahat telah cukup. 5. Evaluasi Evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pada evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien selama 3 hari perawatan didapatkan bahwa masalah nyeri akut dari pasien satu teratasi sebagian intensitas nyeri sudah turun dari hari pertama skala 6 dan beransur menurun setiap harinya dengan skala 4, dan pada pasien kedua nyeri berkurang pada hari kedua dengan skala 4 dan nyeri tidak berkurang dihari ketiga.



B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat peneliti berikan tentang Asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami infark miokard dengan masalah keperawatan nyeri akut di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019 antara lain: 1. Bagi perawat Agar



dapat



meningkatkan



keterampilan



sehingga



mampu



melaksanakan asuhan keperawatan secara komperhensif 2. Bagi peneliti selanjutnya Agar dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap asuhan keperawatan yang belum diteliti oleh peneliti 3. Bagi institusi Agar dapat menjadikan karya tulis ini sebagai salah satu rujukan untuk teori tentang asuhan keperawatan penyakit MCI dengan masalha keperawatan nyeri akut. 4. Bagi pasien dan keluarga Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang perawatan yang benar bagi pasien yang mengalami



infark miokard



dengan masalah keperawatan nyeri akut untuk membantu mengurangi nyeri pasien



DAFTAR PUSTAKA



Amin Huda Nurarif & kusuma, Hardhi.(2015). Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA. Jakarta: EGC Aspiani, Reny yuli.(2015), Buku ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC Jakarta: EGC Amir, Hanafiah.2012 Etika kedokteran dan Hukum Kesehatan . Jakarta, Buku kedokteran Aziz Alimul, Hidayat 2011. Metode Penelitian dan teknik analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Balck, J. M dan J.H. Hawks. (2014). Keperawatan medical bedah: Manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan. Edisi 8. Vol 3. Singapura: ELSEVIER. Brunner & Suddarth,( 2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ,edisi 8 volume 2. Jakarta:EGC Cipto Susilo (2013). Pengaruh terapi nafas dalam dalam penanganan nyeri yang terjadi pada penderita MCI. Jurnal Keperawatan. JKA 2015: 1-9 Dharma. Kusuma Kalena,2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta, Trans Info Mediad Doengoes, Marilyn E., M.F. Moorhouse dan A. C. Geissler. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika Hariyanto, A & Sulistyowati,R.(2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta :Ar-ruzz Media Institute for Health Metrics and Evaluation, (2016). Kasus miokard infark yang terjadi di Dunia. Diakses pada tanggal 29 Maret 2019 http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/13/penyakit-kardiovaskulerpenyebab-kematian-terbesar-di-dunia.



Kemenkes RI (2018). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: kemenkes RI DIakses pada tanggal 17 maret 2019 Kemenkes RI (2014). Pusat Data dan Informasi Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta: kemenkes RI Diakses pada tanggal 18 maret 2019 Lestari, (2017) keefektifan penanganan nyeri yang terjadi pada penderita miokard infark. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol:4, No. 1, Mei 2016; Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo S.( 2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta: Jakarta Rekam Medik dr. Hi. Abdul Moeloek, (2019). Data Miokard Infark. Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian RI: Jakarta. Smeltzer, Bare, Hinkle, and cheever. 2010.Textbook Of Medical Surgical Nursing Volume 3. America: Library of Congress Catologin. SDKI, DPP & PPNI.2017. standard Diagnosis keperawatan Indonesia: definisi indicator diagnostic. (Edisi 1). Jakarta:DPPPPNI. Tarwoto dan Wartonah. (2011). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Tisa Kurniawati, (2018). Pengaruh terapi alternative terhadap penurunan entisitas nyeri pada miocard infark. Jurnal Keperawatan. Vol (1-9). Vol:2 No 2. ISSN:2338-3321. Zakiyah, Ana. 2015. Nyeri: Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika. Rienstra M, McManus DD, Benjamin EJ (2011). Novel risk factors for atrial fibrillation: Useful for risk prediction and clinical decision makingCirculation, 125: e941-e946 Vijaganti, 2010. Hubungan antara cardiomegaly dan jantung normal berdasarkan fotothorax. Jurnal of nursing.15-16 dilihat 27 juni 2019. www. Gagal jantung. Thorax.ac.id



84



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL RELAKSASI BENSON SPO Pengertian



RELAKSASI BENSON Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan factor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Purwanto, 2006)



manfaat



Berkurangnya rasa cemas, detak jantung lebih rendah, mengurangi tekanan darah, mengurangi rasa nyeri, meningkatkan keyakinan (Kusnandar, 2009).



Prosedur



Langkah pertama: a. Siapkan pasien, berikan informasi tentang teknik relaksasi benson. Mintalah persetujuan pasien untuk bersedia melakukan relaksasi tersebut ( informed consent) b. Pilihlah salah satu kata atau ungkapan singkat yang mencerminkan keyakinan pasien. Anjurkan pasien untuk memilih kata atau ungkapan yang memiliki arti khusus bagi pasien tersebut. Fungsi ungkapan ini dapat mengaktifkan keyakinan pasien dan meningkatkan keinginan pasien untuk menggunakan teknik tersebut. c. Jangan memaksa pasien untuk menggunakan ungkapan- ungkapan yang dipilih oleh perawat. Langkah kedua: a. Atur posisi senyaman mungkin. Mintalah pasien untuk menunjukan posisi mana yang ia inginkan untuk melakukan terapi relaksasi Benson. b. Pengaturan posisi dapat dilakukan dengan cara duduk, berlutut, ataupun tiduran selama tidak mengganggu pikiran pasien. c. Pikiran pasien jangan sampai terganggu oleh apapun termasuk karena adanya salah posisi atau posisi yang tidak nyaman yang mengakibatkan pasien menjadi tidak focus pada intervensi yang akan dilakukan. Lakukan modifikasi lingkungan agar tidak



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



gaduh, batasi pengunjung, atau jika perlu tutup ruangan yang akan digunakan untuk relaksasi dengan tirai tertutup khusus ruangan



Langkah ketiga: a. Anjurkan dan bimbing pasien untuk memejamkan kedua mata sewajarnya. b. Anjurkan pasien untuk menghindari menutupkan mata kuat-kuat. c. Tindakan menutup mata dilakukan dengan wajar dan tidak mengeluarkan banyak tenaga Langkah keempat: Anjurkan pasien untuk melemaskan ototototnya. a. Bimbing dan mulailah pasien untuk melemaskan otot-otot mulai dari kaki, betis, paha, sampai dengan perut pasien. b. Anjurkan pasien untuk mengendurkan semua kelompok otot pada tubuh pasien c. Anjurkan pasien untuk melemaskan kepala, leher, dan pundak dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan. d. Untuk lengan dan tangan, anjurkan pasien untuk mengulurkan kedua tangannya, kemudian mengendurkan otot-otot tanggannya dan biarkan terkulai wajar dipangkuan e. Anjurkan pasien untuk tidak memegang lutut, kaki atau mengaitkan kedua tangan nya dengan erat. Langkah kelima: Perhatikan napas dan mulailah menggunakan kata-kata atau ungkapan focus yang berakar pada keyakinan pasien. 1) Anjurkan pasien untuk menarik napas melalui hidung secara perlahan, pusatkan kesadaran pasien pada pengembangan perut, tahanlah napas sebentar sampai hitungan ketiga. 2) Setelah hitungan ketiga, keluarkan napas melalui mulut secara perlahan-lahan( posisi mulut seperti sedang bersiul) sambil mengucapkan ungkapan yang telah dipilih pasien dan diulang-ulang dalam hati selama mengeluarkan napas



tersebut. 3) Lakukan selama 15 menit. Kegiatan ini minimal dilakukan 1 kali sehari



PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Ruang



:



No. Rekam Medik



:



Tgl Pengkajian



:



Pukul



;



I.



DATA DASAR A. Identitas Pasien 1. Nama (Isnisial klien) : 2. Usia 3. Status Perkawinan



:



4. Pekerjaan



:



5. Agama



:



6. Pendidikan



:



7. Suku



:



8. Bahasa yang digunakan 9. Alamat Rumah



:



10. Sumber Biaya



:



11. Tanggal Masuk RS



:



:



12. Diagnosa Medis Saat Pengkajian



:



B. Sumber Informasi



II.



1. Nama



:



2. Umur



:



3. Hubungan dengan klien



:



4. Pendidikan



:



5. Pekerjaan



:



6. Alamat



:



RIWAYAT KESEHATAN



A. Riwayat kesehatan masuk RS (UGD/Poliklinik)



: waktu,



keluhan, pemeriksaan fisik dan data penunjang, penatalaksanaan



B. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang : 1. Keluhan Utama : P (Provokatif/Paliatif) Penyebab



:



Hal yang memperberat



:



Hal yang memperingan



:



Q (Quantitas/Kualitas)



:



R (Region/Radiation)



:



Lokasi dan penyebaran



:



S (Severity/scale)



:



Lamanya



:



Frekwensi



:



Intensitas



:



T (Time)



:



Kapan terjadinya



:



2. Keluhan Penyerta



:



C. Riwayat kesehatan masa lalu Riwayat alergi Riwayat kecelakaan



: :



Riwayat perawatan do RS



: (Diagnosa, Waktu, Kondisi



pulang) Riwayat penyakit berat/kronis : Riwayat pengobatan



:



Riwayat operasi



:



D. Riwayat kesehatan Keluarga



: (Genogram / Penyakit yang



pernah diderita oleh keluarga yang menjadi faktor resiko, 3 generasi) analisa dari genogram E. Riwayat Psikososial – Spritual 1. Psikologis Konsep diri (gambaran diri, peran, harga diri, ideal diri, identitas)



:



Kecemasan, ketakutan



:



Fase kehilangan



:



2. Sosial Support system



: (Dukungan keluarga, lingkungan dan



fasilitas terhadap penyakitnya) Komunikasi



: (Pola interaksi sosial sebelum dan



saat sakit) 3. Spiritual System nilai kepercayaan



: (Sebelum dan saat sakit)



F. Pendidikan dan Pengajaran Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, prognosis, program pengobatan, diet dan perawatan G. Lingkungan 1. Rumah Kebersihan



: Polusi



: Bahaya



:



2. Pekerjaan Kebersihan



:



Polusi



: Bahaya



: H. Pola Kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit 1. Pola Nutrisi dan Cairan (sebelum dan saat sakit) a. Pola Nutrisi : Asupan



:( (



) Oral



(



) Enteral



) TPN



Frekwensi makan



:



Nafsu makan : (



x/Hari



) Baik (



) Kurang (Jelaskan



alasannya) Diit



:



Makanan tambahan



:



Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan :



Jumlah kalori : Keluhan



:(



) Mual,



(



Muntah Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : ( Bertambah



)



(



) Tetap



(



) Berkurang



kg kg



b. Pola cairan : Asupan cairan volume total



:(



) Oral, jenis, volume, total



(



) Enteral, jenis, frekwensi,



)



(



) Parenteral, jenis, jumlah, tetesan,



volume total



2. Pola Eliminasi (sebelum dan saat sakit): a. BAK Frekwensi



:



x/hari



Waktu



:



Jumlah



:



Warna



:



Bau



:



cc/hari



Keluhan yang berhubungan dengan BAK



:



b. BAB Frekwensi



:



x/hari



Waktu



:



Warna



:



Bau



:



Keluhan



:



cc/hari



Penggunaan laxative/pencahar : c. IWL (Insensible Water Lose) d. Balance cairan



:



:



3. Pola Personal Hygiene (sebelum dan saat sakit) a. Mandi Frekwensi



:



x/hari



Frekwensi



:



x/hari



Waktu



:



b. Oral hygiene



c. Cuci rambut



cc/hari



:



Frekwensi



:



x/minggu



4. Pola Istirahat dan Tidur (sebelum dan saat sakit) Lama tidur



:



:



Jam/hari



Waktu Siang



:



jam



Malam



:



jam



Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur (



) Penggunaan obat tidur



(



) Kegiatan lain, jelaskan



:



Kesulitan dalam hal tidur : (



) Menjelang tidur



(



) Sering/mudah terbangun



(



) Merasa tidak puas setelah bangun tidur



Jelaskan alasannya : 5. Pola aktivitas dan latihan (sebelum dan saat sakit) Jenis pekerjaan



:



Waktu bekerja



:



Kegiatan waktu luang



:



Keluhan dalam beraktivitas



:



Olahraga  Jenis



:



 Frekwensi



:



Keterbatasan dalam hal



:



(



) Mandi



(



) Menggunakan pakaian



(



) Berhias



6. Pola kebiasaan yang memengaruhi kesehatan



:



a. Merokok



:( (



Frekwensi



:



Jumlah



:



) Ya ) Tidak



Lama pemakaian b. Minuman keras : ( (



: ) Ya ) Tidak



Frekwensi : Jumlah



:



Lama pemakaian : c. Ketergantunga obat



:( (



) Ya ) Tidak



Jika Ya : Jelaskan : Jenis, Lama pemakaian, Frekwensi dan Alasan III.



Pengkajian Fisik 1. Pemeriksaan umum Kesadaran



:



Tekanan



darah



:



Nadi



:



Pernafasan



:



Suhu



:



TB/BB



: 2. Pemeriksaan fisik per sistem a. System penglihatan Posisi mata



:(



) Simetris



(



) Asimetris



Kelopak mata



:



Pergerakaan bola mata :



Konjungtiva



:



Kornea



:



Sclera



:



Pupil



:



Lapang pandang



:



Ketajaman penglihatan :



Tanda-tanda radang : Pemakaian alat bantu penglihatan



: Keluhan lain



:



b. Sistem pendengaran Kesimetrisan



:



Karakteristik serumen (warna, konsistensi, bau) :



Tanda radang



:



Cairan dari telinga : Fungsi pendengaran : Pemakaian alat bantu : c. Sistem wicara Kesulitan/gangguan wicara



:



d. Sistem pernafasan Jalan nafas



:



Keluhan



:(



) Sesak



Bila sesak



:(



) Setelah aktivitas



(



) Tanpa aktivitas



(



) Nyeri



(



) Saat beraktivitas



Bila nyeri



: Jelaskan



Frekwensi



:



x/menit



96



Irama



:(



) Teratur



(



) Tidak teratur



Kedalaman



:(



Suara nafas



:



Batuk Jika Ya,



) Dalam



(



) Dangkal



:(



) Ya



(



) Tidak



:(



) Jenisnya



(



) Sputum



(



) Warna sputum



(



) Konsistensi



(



) Terdapat darah



Palpasi dinding dada : Perkusi dada



:



Penggunaan otot bantu nafas : Penggunaan oksigen, ETT, orofaringeal airway, trkeostomi : WSD



: (Type, undulasi, karakteristik



cairan, jumlah, kondisi balutan WSD) e. Sistem Kardiovaskuler Sirkulasi perifer Nadi



:



x/menit



Irama teratur



:(



) Teratur



(



) Tidak



Denyut



:(



) Lemah



(



) Kuat



Distensi vena jugukaris



:



Temperatur kulit : (



) Hangat



(



) Dingin



Warna kulit



) Pucat



(



) Cyanosis



:( (



) Kemerahan



Pengisian kapiler : Edema (lokasi da derajat) :



Sirkulasi jantung Kecepatan denyut apical : Irama



x/menit



:(



) Teratur



(



)



:(



) Lemah



(



)



(



) Berdebar-



(



) Keringat dingin



(



) Gemetaran



(



) Keringat dingin



(



) Kesemutan



(



) Kaki dan tangan dingin



Tidak teratur Bunyi jantung normal :



Kelainan bunyi jantung



: Keluhan Lelah debar/palpitasi



Nyeri dada



: (Penyebaran, lokasi,



intensitas, lamanya & skala) Ictus cordis



:



Kardiomegali (CTR)



:



f. Sistem neurologi Glaslow Coma Scale (GCS)



: E….. M…… V…..



Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial Jika ada, jelaskan…………………..



:



Gangguan neurologis



: (N I – N XII)



Pemeriksaan reflek



:



Patologis



:



Fisiologis : Tanda iritasi meningen



:



Kekuatan otot/status motorik: g. Sistem pencernaan Keadaan mulut



:



Kesulitan menelan : Bising usus



:



Lingkar perut



:



Asites



:



x/menit



Palpasi 4 kuadran : ( (



) Nyeri : lokasi, penyebaran ) massa/benjolan : lokasi, ukuran



Perkusi 4 kuadran : Suara timpani (……………………..) Suara pekak (……………………..) Suara tambahan (…………………….) Luka post operasi (jenisnya, kondisinya, ukuran) ………. g. Sistem immunology Pembesaran kelenjar getah bening : h. Sistem endokrim



:



Nafas berbau keton : (



) Ya,



(



) Tidak



99



Luka



:(



) Ya,



(



) Tidak, jika Ya



Exopthalmus



:(



) Ya



(



) Tidak



Tremor



:(



) Ya



(



) Tidak



) Ya



(



jelaskan……



Pembesaran kelenjar tyroid : (



Tanda-tanda peningkatan kadar gula darah : (



) Tidak )



Polidipsi (



) Poliuri



(



) Polifagi



i. Sistem urogenital Distensi kandung kemih



:



Nyeri tekan



:



Nyeri perkusi pada CVA : ( ) Anuria ( ) Hematuria



(



) Disuria



(



(



) Poliuria



) Nocture



(



) Oliguria



Penggunaan kateter



:



Penggunaan irigasi



:



Keadaan genital



:



j. Sistem integument Keadaan rambut Kekuatan



: :



Warna



:



Kebersihan



:



Keadaan kuku



:



Kekuatan



:



Warna



:



Kebersihan



:



Keadaan kulit



: STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



Kekuatan



:



Warna



:



Kebersihan



:



Tanda-tanda radang pada kulit Luka



:



Dekubitus



:



Pruritus



:



:



Tanda-tanda perdarahan



:



Tipe eksudat Jumlah eksudat Ukuran luka Kedalaman luka Under mining Tipe jaringan mikrotik Jumlah jaringan nekrotik Tipe jaringan granulasi Jumlah jaringan granulasi Tepian luka Viabilitas kulit peri ulkus Tipe edema kaki Lokasi edema kaki Pengkajian bioburden k. Sistem musculoskeletal Keterbatasan dalam pergerakan



: jelasakan………….



Sakit pada tulang dan sendi



:



Tanda-tanda fraktur



:



Lokasi



:



Kontraktur pada persendian ekstremitas



:



Tonus otot



:( (



) Lemah



Kelainan bentuk tulang dan otot



:



Tanda-tanda radang pada sendi



:



Penggunaan alat bantu



:(



(



) Kuat



) Ya



) Tidak



Penggunaan traksi, gips, orif/ef, pssw, jelaskan………. Rentang gerak sendi (aktif/pasif) IV.



:



PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Diagnostik B. Pemeriksaan Laboratorium



V.



PENATALAKSANAAN A. Penatalaksanaan medis (therapi obat, operatif dan lain-lain) B. Penatalaksanaan keperawatan (saat pengkajian)



VI.



ANALISA DATA NO. Data 1



DS : DO :



Masalah



Etiologi



VII.



DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS 1. …………………………………………………………………….. 2. …………………………………………………………………….. 3. ……………………………………………………………………..



VIII. RENCANA KEPERAWATAN Nama klien



: ……………..



Dx. Medis



: ……………..



Ruang



: ……………..



No. MR



: ……………..



No Tanggal



Diagnosa keperawatan dan data penunjang



Tujuan (SMART)



Rencana Tindakan



Rasional



Pringsewu,



(………………….)



2019



IX.



CATATAN PERKEMBANGAN Nama klien



: …………….



Dx. Medis



: …………….



Ruang



: …………….



No. MR



:…………….



No. Dx. kep



Tanggal/



Implementasi



Jam



Respond atau Hasil



Paraf



Evaluasi (SOAP) Tanggal/Jam



60







KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN(KEPK) STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG JI.KH.Ghalib No.112 Pringsewu Lampung Telp: (0729) 22537 Email : [email protected]



PERSETUJUAN KOMISI ETIK TENTANG PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN Nomor: 105/KEPK/STIKesMPL/05/2019 Yang bertanda tangan di bawah ini, ketua Komite etik Penelitian Kesehatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu, setelah dilaksanakan pemeriksaan dan penilaian usulan penelitia yang berjudul : "ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI INF ARK MIOKARD DENGAN MASALAH NYERI AKUT DIRUANG TULIP RSUD DR. HI. ABDUL MOELOEK PROVINS! LAMPUNG Yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian dengan peneliti utama: Nama



: ELISA WULANDARI



NIM



: 144012016016



Asal Institusi : STIK.es MUHAMMADIYAH PRINGSEWU Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan nilai - nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian.



Pringsewu, 25 Mei 2019 Komisi Etik Penelitian Kesehatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) ·



MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI



MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TERAKREDITASI "B" BAN-PT



NO. SK: 546/SK/BAN-PT/Akred/PTIVl/2015 Alamat: Jalan Makam KH. Ghalib No. 112 Telp. / Fax. (0729) 22537 Pringaewu Lampung 35373



Nomor Lampiran Perihal



: 3o:J... /II.3.AU/F/03/2019



..r



·: Permohonan Izin Pra Survey



Kepada Yth: Direktur RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung di Tempat Dalam rangka pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Program Studi DIII Keperawatan Tahun Akademik 2018/2019, mohon kepada Direktur RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek



kami



Provinsi Lampung, untuk dapat



memberikan izin Pra Survey kepada Mahasiswa tersebut dibawah ini :



Nama



: Elisa Wulandari



NIM .



: 144012016016



Semester



: VI (Enam)



Dengan Judul Penelitian : "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD. Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINS! LAMPUNG TAHUN 2019" Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya yang baik kami ucapkan terima kasih.



.



PEMERINTAH PROPINSI LAMPUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.H. ABDUL MOELOEK JI. Dr. Rivai No. 6 Telp. 703312 Fax (0721) 703952 BANDAR LAMPUNG 35112



Nomor Sifat Lampiran Hal



4201//81(



Nll.02/6.2/111/2019



Biasa lzin Pre Surfey



Bandar Lampung, 27 Maret 2019 Kepada Yth. Ka.Prodi llmu Diii Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pringsewu di PRINGSEWU



Menjawab surat Saucfara neinor 302/IT3:AU/070372dl9 tanggal 14 Maret 2019, perihal tersebut pada pokok surat atas nama : Nama Prodi NPM Judul



Elisa wulandari 03 Keperawatan 144012016016 Asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di ruang tulip di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.



Dengan ini kami informasikan bahwa untuk kepentingan Pre Survey yang bersangkutan dapat kami izinkan untuk melihat data yang akan digunakan sebagai Pre elementary study pada Ruang Rekam Medik dan Ruang Diklat RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dan dilakukan di jam keria RSUD.AM. Pada tanggal : 30 Maret s/d 13 April 2019. Untuk informasi lebih lanjut yang bersangkutan dapat berhubungan dengan Bagian Diklat RSUDAM.



Demikian, atas perhatian dan kerjasamnya kami ucapkan terima kasih a:n: DIREKTUR UTAMA



DIREKTUR DIKLAT & SOM, Pembina Utama uda NIP: 19610603 199010 1 002 Tembusan: Direktur Utama RSUD. AM, sebagai laporan



MAJELIS



PENDIDIKAN



TINGGI



SEKOLAHTINGGIILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TERAKREDITASI NO. SK:



"B" BAN-PT



546/SKiBAN-PT/Akrcd/PT/Vl/2015



Alamat: Jalan Makam Kl-I. Ghalib No. 112 Telp. / Fax. (0729) 22537 Pringsewu Larnpunq 35373



Nornor Lampiran Perihal



: ~1!) /Il.3.AU/F/05/2019 : Permohonan lzin Pengambilan Data



Kepada Yth: Direktur RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung di Tempat Dalam rangka pelaksanaan pcnyusunan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Program Studi D III Keperawatan Tahun Akademik 2018/2019. mohon kepada Direktur RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek



kami



Provinsi Lampung, untuk dapat



memberikan izin PengambilanData kepada Mahasiswa tersebut dibawah ini : Nama



: Elisa Wulandari



NIM



: 144012016016



Semester



: VI (Enam)



Dengan Judul Peoelitian : "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD DENGAN MASALAH NYERI DI RUANG TULIP RSUD. Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019" Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya yang baik kami ucapkan terima kasih.



PEMERINTAH PROVINS! LAMPUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.H. ABDUL MOELOEK JI. Dr. Rivai No. 6 Telp. 703312 Fax (0721) 703952 BANDAR LAMPUNG 35112



Nomor Sifat Lampi ran Hal



4201:&6c. Nll.02/6.2N/2019 Biasa lzin Penelitian



Menjawab perihal tersebut Nam a Prodi NPM Pendamping : Judul



Bandar Lampung, 24 Mei 2019 Kepad a Yth. Ka.STIKES Muhammadiyah Pringsewu Prodi DIII Keperawatan di PRINGSEWU



surat Saudara nomor : 679/ll.3.AU/F/05/2019 tanggal 13 Mei 2019, pada pokok surat atas nama : Elisa Wulandari Diii Keperawatan 144012016016 Ns,Vrva Magdalena S,Kep Asuhan Keperawatan Pada Pasien lnfark Miokard Dengan Masalah Nyeri di Ruang Tulip RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.



Dengan ini kami informasikan bahwa untuk kepentingan penelitiannya yang bersangkutan dapat disetujui untuk mengambil data pada Ruang Tulip RSUD Dr. 1-1. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dan dilakukan di jam kerja RSUDAM Waktu Mengambil data diberikan selama (Lima) 5 Hari. Untuk informasi lebih lanjut yang bersangkutan dapat berhubungan dengan Bagian Diklat RSUD.AM. Selanjutnya diinformasikan bahwa selama melakukan pengambilan data yang bersangkutan perlu memperhatikan hal - hal sebagai berikut : 1. Melapor pada Bagian Diklat RSUD. Dr. 1-1. Abdul Moeloek Provinsi Lampun·g. 2. Data dari hasil penelitian tidak boleh disebarluaskan/digunakan diluar kepentingan ilmiah. 3. Memberikan laporan hasil penelitian pada Bagian Diklat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 4. Bagian Diklat RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung berhak atas hasil penelitian untuk pengembangan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. 5. Kegiatan tersebut dikenakan biaya sesuai Pergub No. 10 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif Layanan Kesehatan di RSUD.AM Demikian, atas perhatian dan kerjasamnya kami ucapkan terima kasih



65



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



66



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIY AB PRINGSEWi PROGRAM STUDI Dill KEPERA WAT~ TERAKREDIT ASI "B" LAM-PT.KES No. SK: 0110/LAM-PT.Kes/Akr/Dip/llI/2018







Alamat: Jalan Makam KH. Ghalib No. 112 Telp/Fax (0729) 22537 Pringsewu Lampung 35373



LEMBAR KONSULTASI



NAMA



: ELISA WULANDARI : 144012016016 PROD I : Dill KEPERA WAT AN PEMBIMBING ID : Ns.TRI WIJAYANTO, M.Kep.,Sp.KMB NIM



NO 11.ARJ!TANGGAL



BAB



URAIAN KONSULTASI



PARAF



' '



STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung



MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PRINGSEW PROGRAM STUDI Diii KEPERA WAT AN TERAKREDITASI "B" LAM-PT.KES No. SK: 0110/LAM-PT.Kes/Akr/Dip/lil/2018







Alamat: Jalan Mak.amKH. Ghalib No. 112 Telp/Fax (0729) 22537 Pringsewu Lampung 35373



LEMBAR KONSUL TASI



NAMA



: NIM : PROD I : PEMBIMBING III :



ELISA WULANDARI 144012016016 Diii KEPERA WAT AN Ns.TRI WIJAY ANTO, M.Kep.,Sp.KMB



NO ~ANGGAL



BAB



URAIAN KONSULTASI



"' \f



k10~



Q(\?CAI~ ,'



- Lt!'I°>~?:



'1(/{('\ l



~t\11S: \I



lr: /20



1()



f



r7)



°'



Y)



u. yV\



p



Q.,t'\ 17) 'p-0\



e.0'\ct')CI



~U(g ~"



f'"(\v..tu;



\o~ \.



PARAl



~c,.



0



\{\\'