7 0 570 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASANGAN USIA SUBUR DI RW 8 DUSUN BRANGGAH DAN BLANTEN DESA NYATYONO KABUPATEN SEMARANG
Oleh : Frendy Dwi Pasetya 070116B019
FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017
LAPORAN PENDAHULUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
A. Definisi Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya. Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang. Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah usia 20 tahun yang dapat menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan.
B. Cakupan pasangan usia subur Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia istrinya antara 15 – 49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok yakni: 1. Dibawah usia 20 tahun 2. Antara 20 - 35 tahun 3. Usia diatas 35 tahun. Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik melahirkan adalah antara 20 - 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap wanita dapat menikah diatas 20 tahun. Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui: 1. Peningkatan akses informasi 2. Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja 3. Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program PIKRemaja. Sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif
remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
C. Masalah Dan Kebutuhan Yang Dialami Pasangan Usia Subur Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh keturunan, dikarenakan keadaan kedua pasangan tersebut normal. Hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan aman. Dalam penyelesaian masalah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti oleh masyarakat luas. 1. Kontrasepsi Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma . a. Syarat –syarat kontrasepsi. 1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya . 2) Lama kerja dapat di atur menurut keinginan . 3) Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal. 4) Harganya dapat dijangkau masyarat . 5) Cara penggunaan sederhana . 6) Tidak mengganggu hubungan suami istri. 7) Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian. b. Macam metode atau Cara Kontrasepsi 1) Metode Kontrasepsi Sederhana a) Tanpa alat atau obat , antara lain :
Metode kalender (pantangan berkala)
Metode lender servik
Metode suhu basal
Coitus interutus (senggama terputus )
b)
Metode simpto-therma Dengan alat atau obat ,antara lain
1) Mekanisme (barrier) 2) Kondom 3) Introvagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan kap servix . 4) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet. 2) Metode Konrasepsi efektif (MKE) a) Kontrasepsi hormonal
KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil , Morning after
KB Sutik : Depo Provera , cylofem ,Norigest
b) Implan /AKBK. c)
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
3) Metode Konrasepsi Mantap 1) Metode Operatif pria (MOP / Vasektomi ) 2) Metode operatif wanita (MOW/ Tubektomi)
c. Tujuan dari pengguan alat kontrasepsi adalah : 1)
Menunda kehamilan Di tunjukkan untuk PUS yang berusia 30tahun, terutama >35 tahun ,sebagai mengakhiri kesuburan setelah mempunyai2 orang anak
2. Infertilitas Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah). Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama 1 tahun belum berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal.Definisi tradisional gangguan fertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung setelah sekurang-kurangnya satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut. Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
3. Kista Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
D. Promosi Kesehatan Yang Diberikan Pada Pasangan Usia Subur Dewasa ini, pemerintah melakukan suatu program dalam penekanan angka kelahiran karena kebanyakan penduduk Indonesia melakukan pernikahan dalam usia dini dimana masih banyak kesempatan/masa dimana keduanya memiliki keturunan yang banyak. Untuk itu, perlunya penyuluhan dalam mengatasi masalah tersebut dengan memperkenalkan alat kontrasepsi pada pasangan tersebut. Para petugas kesehatan harus memberi penyuluhan KB dan alat kontrasepsi, dan harus menyerahkan pilihan pada kedua pasangan tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu alat kontrasepsi baik untuk pria dan wanita yaitu :
1. Vasektomi Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong vas deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma. Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dri spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan seks. 2. Tubektomi Ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita. Keuntungan tubektomi adalah : a. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja b. Efektivitas hampir 100% c. Tidak mempengaruhi libido seksualis d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada. Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum menciut. Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak menginginkan anak lagi yang sering disebut kontap (kontrasepsi mantap). Dalam pemilihan kontrasepsi ini, diperlukan pemikiran yang matang.
3. Peran Perawat a. Memberi penyuluhan pada pasangan usia subur mengenai pemilihan KB b. Memberi HE mengenai pentingnya mengatur jarak kehamilan c. Menyarankan
pasangan
usia
subur
untuk
mengkonsultasikan pada petugas kesehatan
menyelesaikan
masalah
dengan
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT PASANGAN USIA SUBUR DI RW 08 DUSUN BRANGAH BLANTEN DESA NYATYONO
PENGKAJIAN 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 -20 Mei 2017 2. Aspek, Metode, dan Sumber Data
No
Aspek yang di kaji
Metode
Sumber data
1
Pasangan Usia Subur
Wawancara
Kader, bidan
1. Keluarga yang menggunakan dan observasi alat KB 2. Alasan tidak menggunakan KB 3. Manfaat alat KB menurut keluarga 4. Jenis KB yang dipakai 5. Tempat
memperoleh
pelayanan KB 6. Keluhan
selama
menjadi
peserta KB 7. Pengalaman buruk selama KB 8. Jika menggunakan Alat KB apakah
rutin
melakukan
kontrol
ke
pelayanan
kesehatan 9. Jika menggunakan pil, rutin minum obat KB
keluarga (PUS)
dan
HASIL KAJIAN DATA SUBYEKTIF 1. Keluarga mengatakan tidak mengikuti program KB karena suami tinggal ditempat lain, ingin punya anak tetapi 2 kali mengalami keguguran. 2. Keluarga mengatakan masih mengalami keluhan selama menggunakan KB seperti berjerawat, haid terganggu , kegemukan dan mual. 3. Keluarga mengatakan jarang melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan. DATA OBYEKTIF 1. Keluarga Menggunkan Alat KB
Keluarga Yang Menggunakan KB Tidak 19%
Ya 81%
Dari 149 PUS yang dikaji didapatkan hasil yang menggunakan KB sebanyak 120 PUS (81%) dan yang tidak menggunakan KB 29 (19%)
2. Alasan tidak mengikuti KB
Alasan Tidak Menggunakan KB tidak tahu 0%
dilarang oleh suami 0%
tidak punya biaya 0%
lain-lain 100%
Alasan PUS tidak menggunakan KB adalah tidak punya biaya,dilarang oleh suami, tidak tahu tidak ada atau 0% sedangkan dengan alasan lain seperti suami jarak jauh, ingin punya anak, baru saja mengalami keguguran sebesar 100% dari 29 PUS yang tidak menggunakan KB.
3. Manfaat KB Menurut Keluarga
meningkatkan kesehatan ibu dan anak 3%
Manfaat KB menurut Keluarga menjarangkan kehamilan 32%
Menunda Kehamilam 65%
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat KB menurut keluarga terbanyak yaitu menunda kehamilan dengan presentasi 65%.
4. Jenis alat KB yang di pakai Spiral 2%
Jenis KB Yang Dipakai
Implan 1%
Pil 14%
Suntik 83%
Dari diagram diatas dapat di simpulkan bahwa sebagain besar PUS menggunakan alat KB suntik yaitu sebesar 83 %.
5. Tempat Pelayanan KB
Tempat Pelayanan KB Bidan Praktek
Puskesmas
RS
3%2%
95%
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sebagain besar PUS memperoleh pelayanan KB di bidan praktek yaitu sebesar 95%.
6. Keluhan selama menjadi peserta KB
Keluhan Selama Menjadi Peserta KB Jerawat/Flek hitam
Haid terganggu
Kegemukan
1%
4% 6%
Mual
Tidak ada
3%
86%
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa masih ada PUS yang mengalami keluhan selama menggunakan KB yaitu haid terganggu sebesar 6%, kegemukam sebesar 4% dan flek hitam/jerawa sebesar 1% dan yang tidak mengalami keluhan sebesar 86%.
7. Melakukan Kontrol Ke Pelayanan Kesehatan
Kontrol Ke Pelayanan Kesehatan Sering
Jarang
Tidak Pernah
1%2%
97%
Dari digram diatas dapat disimpulkan bahwa masih ada PUS yang jarang mengontrol kesehatannya di pelayanan kesehatan yaitu sebesar 97%.
ANALISA DATA N
Data fokus
Masaalah
Etiologi
o DATA SUBYEKTIF 1.
1. Keluarga
mengatakan
tidak
mengikuti
Defisiensi
Ketidakcukupa
program KB karena suami tinggal ditempat
Kesehatan
n sumber daya
lain, ingin punya anak tetapi 2 kali
Komunitas
(Sosial,
mengalami keguguran.
(Pasangan
pengetahuan)
2. Keluarga mengatakan masih mengalami keluhan selama menggunakan KB seperti berjerawat, haid terganggu , kegemukan dan mual. 3. Keluarga mengatakan jarang melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan. DATA OBYEKTIF 1. PUS menggunakan KB sebanyak 120 (81%) dan yang tidak menggunakan KB 29 (19%) 2. Alasan PUS tidak menggunakan KB adalah tidak punya biaya,dilarang oleh suami, tidak tahu tidak ada atau 0% sedangkan dengan alasan lain seperti suami jarak jauh, ingin punya anak, baru saja mengalami keguguran sebesar 100% dari 29 PUS yang tidak menggunakan KB. 3. Masih ada PUS yang mengalami keluhan selama menggunakan KB yaitu haid terganggu sebesar 6%, kegemukam sebesar 4% dan flek hitam/jerawa sebesar 1%. 4. Masih ada PUS yang jarang
mengontrol
kesehatannya di pelayanan kesehatan yaitu sebesar 97%
Usia Subur)
DIAGNOSA KEPERAWATAN Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi NANDA Hal. 274, Domain: Persepsi/konitif , Kelas : Kognisi , Kode : 00126 PRIORITAS MASALAH (Menurut Mauke :1988) Diagnosa
Kriteria penampisan
Defisiensi
Sesuai dengan peran perawat komunitas
5
kesehatan
Jumlah yang beresiko
5
komunitas
Besarnya resiko
4
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5
Minat masayarakat
5
behububgan
Kemungkinan untuk diatasi
4
dengan
Sesuai dengan program pemerintah
5
ketidakcukupan
Sumber daya tempat
5
sumber
Sumber daya waktu
5
(Sosial,
Sumber daya peralatan
5
pengetahuan)
Sumber daya manusia
5
Jumlah Skor
4
(Pasangan
Usia
Subur
)
daya
9