CBR Manajemen Agribisnis  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT Dosen Pengampu : Hendra Saputra, SE., M.Si



Mata Kuliah : Manajemen Agribisnis Disusun Oleh : Elmikha Trisa Aurellia Sihite 7182210001 Kelas : Manajemen C 2018 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah CBR Manajemen Agribisnis tersebut. Sebelumnya penulis berterima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan mengajar dalam proses pembelajaran mengenai Manajemen Agribisnis tersebut dan juga kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dikerjakan. Semoga dengan adanya makalah CBR ini, dapat membantu Mahasiswa atau Mahasiswi dalam memahami materi Manajemen Agribisnis. Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, terutama sekali dalam hal penyajian materi. Untuk itu kritik dan saran pembaca yang membangun sangat penting bagi penulis. Akhir kata semoga Makalah CBR Manajemen Agribisnis ini dapat berguna bagi kita pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.



Medan, 04 Mei 2020



Penulis



ii



DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii BAB I.........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................................................1 1.1



Identitas Buku..............................................................................................................1



1.2



Uraian Isi Buku............................................................................................................2



BAB II......................................................................................................................................30 PEMBAHASAN......................................................................................................................30 2.1



Keunggulan Buku......................................................................................................30



2.2



Kekurangan Buku......................................................................................................31



BAB III.....................................................................................................................................32 SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................32 3.1



Kesimpulan................................................................................................................32



3.2



Saran..........................................................................................................................32



iii



BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Identitas Buku Buku Utama 



Judul Buku



: Manajemen Agribisnis Sustainable







Pengarang



: Zamhir Basem







Penerbit



: Larispa Indonesia







Tahun Terbit



: 2015







Kota Terbit



: Medan







ISBN



: 978-602-72820-8-7



Buku Pembanding 



Judul Buku



: Sistem Manajemen Agribisnis







Pengarang



: - Abd. Rahim - Diah Retno Dwi Hastuti







Penerbit



: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar







Tahun Terbit



: 2005







Kota Terbit



: Makassar







ISBN



: 979-8416-76-7



1



1.2 Uraian Isi Buku Buku Utama : Manajemen Agribisnis Sustainable Bab 1 : Konsep Dasar Manajemen Agribisnis A. Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai ilmu karena dapat dipelajari dan dianalisa seerta berkembang sesuai dengan kemampuan manusia menerapkan dan memakainya dalam organisasi baik pada organisasi public, swasta maupun kemasyarakatan. Manualnya manajemen dapat memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan fungsi-fungsi minimal manajerial untuk mencapai suatu tujuan organisasi. B. Agribisnis Agribisinis merupakan keterkaitan menyeluruh atas aktivitsa dalam berusaha yang bertujuan bisnis dibidang sektor pertania, atau dapat juga dikembangkan yang penekanannya terhadap perusahaan, siklus input, teknologi budaya, jasa pengangkutan, output produksi, dan agrobased industry yang berorientasi pasar untuk memperoleh keuntungan. Manajemen Agribisnis merupakan pengembangan dari ilmu manajemen dan pertanian sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat akibat fenomena masa kini untuk masa yang akan datang. Bab 2 : Migrasi Ilmu-ilmu Dengan Manajemen Agribisnis A. Migrasi Ilmu dengan Manajemen Agribisnis 2



1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia melibatkan seluruh manajer dalam pengadaan, proses produksi dan mempertahankan produksi, tata niaga dan pemasaran serta mengembangkan karyawan/pegawai untuk berkinerja tinggi sehingga tercapai capaian dan tujuan organisasi. 1. Perilaku Organisasi Bisnis Organisasi adalah sebagai wadah yang terbatas struktur menurut tugas dan fungsi, tempat beraktivitas pegawai dan karyawan, baik dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bisnis sekaligus tercipta kerja sama yang berkelanjutan untuk pencapaian target. Organisasi diharuskan memiliki karyawan yang terbaik, terceerdas, dan memiliki keragaman hardskill dan softskill yang harus dipertahankan, dalam rangka menumbuh kembangkan inovasi-inovasi baru secara berkelanjutan. 2. Kepemimpinan Organisasi Bisnis Seperangkat karakteristik perilaku, yang menyumbang ‘kompetensi’ emosi dan kognitif spesifik, membedakan pemimpin luar biasa dan orang lain serta memungkinkan mereka menerima peran. Pemimpin organisasi tidak hanya harus mengkhawatirkan viabilitas bawahan mereka (missal : memenuhi sasaran profit), tetapi juga tentang legitimasi mereka (persepsi stakeholder tentang sesuai tidaknya aktivitas organisasi dengan nilai dari negara tuan rumah). 3. Strategi Organisasi Bisnis



3



Merupakan keputusan, tindakan, cara, mekanisme atau bagaimana mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan manajemen untuk melaksanakan misi organisasi, khusunya untuk mewujudkan tercapainya visi bisnis peerusahaan. 4. Organisasi Pembelajaran Bisnis Organisasi pembelajaran adalah dimana anggotanya mampu mengembangkan kapasitasnya secara terus menerus dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan organisasi, dimana anggotanya mampu menumbuhkan atau memperbaharui pola pikirnya dan mampu membentuk aspirasi bersama. 5. Paradigma Sosial-Ekonomi dan Politik Paradigma sosial ekonomi dan politik dapat disoroti dari aspek pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan masyrakat, peningkatan daya saing. B. Konsepsi-Konsepsi Dalam Paradigma 1. Konsepsi Kebijakan Publik Sejalan dengan lingkup studi kebijakan, proses kebijakan secara kelembagaan dapat dilihat dari 2 dimensi pengamatan, yaitu dinamika kegiatan sosial politik dan kegiatan teknis analisis, dimana masing-masing terjelma dalam suatu sistem kelembagaan dalam wujud kegiatan pembuatan kebijakan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kinerja kebijakan. 2. Konsepsi Manajemen Stratejik



4



Manajemen stratejik adalah seni dan pengetahuan memformulasikan, melaksanakan dan evaluasi pengambilan keputusan lintas fungsi organisasi sehingga memungkinkan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Konsepsi Reformasi Kelembagaan Publik Reformasi keniscayaan



dalam



kelembagaan public atau pemerintah merupakan suatu rangka



mewujudkan



good



governance



yaitu



suatu



kepemerintahan yang ditandai dengan transparansi, akuntabilitas, supremasi hokum, partisipatif, mempunyai daya saing yang tinggi melalui interaksi sinergis antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. 4. Konsepsi Profesionalisme Sumber Daya Manusia Aparatur Memperhatikan pentingnya peran sumber daya manusia khusunya aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan , pembangunan dan kemasyarakatan, maka para aparat dituntut untuk dapat mengembangkan kompetensi administrasi public. 5. Konsepsi Efekttivitas Pelayanan Prima Dasar hokum yang mendukung pelayanan prima yakni Kep Menpan No. 81 tahun 1999 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum. Faktor penting tentang kepuasan adalah alat paling ampuh bagi ampuh bagi kehidupan organisasi dan pelanggan harus diberi pelayanan terbaik seoptimal mungkin. Mutu pelayanan yang sudah berhasil diciptakan harus dipertahankan dari waktu ke waktu dan menjadi tolok ukur selisih peningkatan berikutnya. Bab 3 : Kedudukan Ilmu Sebagai Model Agribisnis



5



A. Kedudukan Ilmu Sebagai Model Agribisnis 1. Ilmu dan Sains Ilmu atau sains yang melahirkan kecerdasan dapat dipelajari tidak hanya secara tiba-tiba bagi seorang manusia tetapi melalui beberapa tahapan yang dapat disesuaikan pula dengan perkembangan fisik dan non fisik seorang manusia. Kita sebagai manusia perlu mengetahui bahwa ilmu tetap mempunyai batasan dalam dinamika antara lain ilmu dengan pengetahuan karena ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti dibatas pengalaman manusia serta sebatas yang bisa dijangkau oleh pengalaman dan pengetahuan manusia. Jadi ilmu adalah usaha sadar seseorang secara sistematika mencari kebenaran dari yang benar, benar dapat didapatkan melalui daya serap panca indera seseorang yang lebih dikenal dengan pengetahuan. 2. Model Pengembangan Agribisnis Sektor agribisnis yang dapat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternalnya yang menyangkut pembatasan didalam pengembangan atau penerapannya seperti permodalan, komoditi, sumber daya manusia, teknologi pemasaran dan sosial budaya, kelembagaan, pembinaan, persaingan, infrastruktur akan dapat berjalan secara schedulle dan sistem apabila dibarengi oleh kebijakan pemerintah dan swasta dalam investasi dan permodalan secara pengaruh kecil dan cepat dapat membantu dalam mengentaskan kemiskinan sedangkan untuk meningkatkan peran lebih besar dan jangka panjang dan terukur dalam program agribisnis dapat pula diprogramkan pelaku-pelaku yang mempunyai daya saing antara lain usia produktif, pertimbangan jenis kelamin terbaik untuk laki-laki dan



6



perempuan, tingkat pendidikan, kesesuaian lahan dengan komoditi, serta muatan penyuluhan yang dinamis, indikator-indikator yang dapat diukur dengan parameter pendapatan, kesempatan, serta skala usaha. B. Kewirausahaan Agribisnis Untuk menciptakan iklim kondusif terhadap kewirausahaan pihak pengambil kebijakan harus dapat menumbuh kembangkan teknologi, penemuan pengetahuan ilmiah, perbaikan produk dan jasa serta menemukan ciri-ciri baru menjadi sumber daya yang tersedia dengan mendorong pelaku kewirausahaan kepada sikap percaya diri untuk menimbulkan rasa optimis, inisiatif sebagai energi, motif berprestasi untuk orientasi kedepan, kepemimpinan sebagai dorongan tampil berbeda serta berani mengambil resiko untuk menyuikai tantangan dengan kekuatan modal yang berwujud maupun yang tidak berwujud. C. Inovasi Usaha Agribisnis 1. Inovasi Agribisnis Inovasi agribisnis yang merupakan juga inovasi teknologi ditekankan kepada kepemilikan faktor-faktor yang mendasar meliputi cara berpikir yang berlainan, masalah dan solusi, mementingkan hasil, suka tugas yang menantang, menghargai kwalitas, dan memiliki landasan berfikir, sehingga dapat menghasilkan inovasi agribisnis yang menciptakan konsep baru dan pengembangan baru untuk diwujudkan dan diimplementasikan menjadi suatu bisnis produksi pertanian yang sukses. Untuk itu jangan selalu mengelakkan atau memposisikan diri dari suatu kejadian tidak terduga, ketidak serasian, kebutuhan proses, perubahan pasar dan sebagainya.



7



D. Sistem Ekonomi Regional Dan Nasional 1. Sistem Ekonomi Regional Proses perencanaan pembangunan yang didasarkan atas dimensi pendekatan regional masih dititik beratkan pada aspek lokasi, dimana kegiatan tersebut dilakukan tentu saja akan memunculkan perbedaan kepentingan, baik dari pemerintah daerah maupun instansi-instansi pusat. Pemerintah pusat akan melihat lokasi untuk kegiatan, sedangkan daerah akan melihat kegiatan untuk lokasi apabila tujuan daerah akan melihat kegiatan untuk lokasi apabila Tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk memperbaiki taraf hidup rakyat. 2. Ekonomi Nasional Dalam era globalisasi saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional sangat bertumpu pada pertumbuhan sentra-sentra ekonomi lokal didaerah-daerah dan rekapitulasi menjadi kawasan ekonomi regional. E. Manajemen Pengawasan Alat Penyehatan Organisasi Bisnis 1. Strategik Pengawasan Bidang strategik yang dapat membuat organisasi berjalan secara keseluruhan mencapai kinerja yang terukur dan sukses dapat didorong oleh aktivitas Transaksi Keuangan yang terjadi pada perjalanan kegiatan yang dilaksanakan. 2. Alat Bantu Manejerial Alat bantu dalam manajemen pengawasan yang paling dikenal dan populer digunakan adalah Manajemen Pengecualian yaitu teknik pengawasan yang memungkinkan



dilaksanakan



untuk



menghindari



penyimpangan



yang



8



mengakibatkan volume dan fisik yang tidak sesuai dengan perencanaan semula atau juga Management by Exception dapat memperkecil terjadinya penyimpangan aktual yang mendapatkan perhatian dari wirausaha. Bab 4 : Indonesia Sebagai Negara Pertanian Dan Potensi Agribisnis A. Mengenal Indonesia Sebagai Negara Pertanian Indonesia sebagai negara agraris yang didukung oleh faktor-faktor geografis, demografis, topografis diantaranya memiliki 17.504 pulau, sekitar 6.000 pulau diantaranya tidak berpenghhuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa yang bercuaca tropis. Ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni : Daratan Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan bunua Asia, Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan fauna endemik/hanya terdapat daerah tersebut, dan Daerah Indonesia Bagian Timur dengan flora dan dfauna yang sama dengan benua Australia. Ketiga bagian daratan tersebut dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal sebagai Garis Wallace-Weber, yaitu garis yang memisahkan Daratan Indonesia Barat dengan daerah Wallaceaa (Indonesia Tengah), dan Garis Lyedekker, yaitu garis maya yang memsiahkan daerah Wallacea (Indonesia Tengah) dengan daerah Indonesia Timur. B. Iklim Indonesia Indonesia mempunya iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur yang berarti bersuhu panas, lembap serta sedikit lebih sejuk di dataran tinggi. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Ada 2 musim



9



di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim diantara perubahan kedua musim tersebut. Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan msuim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Bab 5 : Agribisnis Dan Sub Sistem Agribisnis A. MENGENAL AGRIBISNIS Agribisnis merupakan usaha pertanian yang beriorientasi pasar (market oriented) dalam suatu sistem input moral sarana dan prasarana, proses budidaya dan tehnologi usaha tani produksi (fram),output dalam bentuk standart kwalitas dan kwantitas produksi melalui sortisan atau mengelompokkan produksi (packing) dan diikuti dengan pemasaran hasil (marketing) sebagai outcam dalam bentuk pendapatan dari hasil pertanian. Agribisnis mempunyai dua kata “Agri” atau “Agro” dan “Bisnis”, agri direlefansikan usaha dengan langkah tahapan input (modal, sarana dan prasarana), proses (pemeliharaan prepentif atau tindakan, pengendalian) dan output dalam bentuk produksi buah, umbi, latex, helaian daun serta dalam bentuk hewan/ikan periaan melalui media permukaan tanah, air maupun melalui media hydro dan sejenisnya. Bisnis dapat diartikan sebagai usaha percepatan untuk mendapatkan keuntungan (profit) dari suatu usaha di bidang perdagangan (tukar menukar kesetaraan), atau usaha komersial didunia perdagangan dan bidang usaha. Bisnis berasal dari Business yaitu Busy (Sibuk), mengerjakan aktivitas dan pekerjaan



10



yang mendatangkan keuntungan” atau “suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya”. Secara umum tujuan dari bisnis adalah menyediakan produk/produksi baik berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan industri serta memperoleh keuntungan dari aktivitas yang dilakukan. Orientasi Bisnis harus berpandangan jauh ke depan. Bisnis didirikan bukan untuk sementara, tapi untuk seterusnya dan berkelanjutan dinamis menurut grafik peningkatan volume, pendapatan, keuntungan atau laba, jangkauan, devisi-devisi yang dapat dilanjutkan oleh generasi berikutnya. 1) Likuiditas, yaitu kemampuan bisnis membayar utang-utang pada saat jatuh tempo. Likuiditas juga berarti mampu menjaga kelancaran proses produksi dan kontinuitas suplay. 2) Solvibalitas, yaitu berusaha agar modal sendiri atau (assets) bisnis lebih besar dari utangnya. 3) Soliditas, yaitu kemampuan bisnis untuk memperoleh kepercayaan dari konsumen, pelanggan atau owner. Kepercayaan meliputi moral pengelola bisnis, tepat dalam berjanji dan akuntabilitas. 4) Rentabilitas, yaitu bisnis mampu memperoleh keuntungan yang layak dan berkeseimbangan. 5) Credietb



Waardigheid,



artinya



bisnis



dipercaya



sehingga



layak



memperoleh kredit/pinjaman. B. AGRICULTURE SEKTOR BISNIS Pengertian Agribisnis menurut Austin: agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kesetabilan pangan



11



dan kegiatan-kegiatan lain termaksud distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen. C. AGRIBISNIS SPESIFIK LOKALITA Pendekatan spesifik lokalita (area kawasan agribisnis kecamatan



atau



kabupaten) yang harus diperhatikan adalah ketersediaan lahan atau sumber daya air, karakteristik pertanian, ketersediaan sarana dan prasarana serta jarak antara lokasi produksi dengan pasar konsumen, apabila tujuan pasarnya lokal regional pasar-pasar dalam negeri. D. SISTEM AGRIBISNIS Keterkaitan subsistem dalam sistem agribisnis dibedakan dengan fungsi sefesifik setiap unsur yang terkait dalam keutuhan dan kesatuan, mulai dari fase pertumbuhan sampai menghasilkan produksi yang memiliki kesetaraan nilai tukar yang ditetapkan atau dengan keseteraan nilai tukar yang diinginkan. E. SUB SISTEM AGRIBISNIS 1. Sub Sistem Sarana Dan Prasarana 2. Sub Sistem Budidaya Dan Tehnologi a. Sub Sektor Tanaman Pangan i. Budidaya Padi Sawah ii. Budidaya Tanaman Jagung iii. Budidaya Tanaman Timun iv. Budidaya Tanaman Melon v. Budidaya Tanaman Durian vi. Budidaya Tanaman Anggur



12



vii. Budidaya Tanaman Kelengkeng viii. Budidaya Tanaman Buah Naga ix. Budidaya Tanaman Jeruk Manis b. Sub Sektor Peternakan i.



Pemeliharaan/penggemukan sapi potong



ii.



Pemeliharaan sapi induk pejantan



iii.



Pemeliharaan ayam potong (boiler)



iv.



Pemeliharaan ayam petelur



v.



Pemeliharaan itik/bebek



vi.



Pemeliharaan ternak kambing



c. Sub Sektor Perikanan i.



Pemeliharaan ikan keramba apung sungai/danau



d. Sub Sektor Perkebunan i.



Perkebunan kelapa sawit



ii.



Tanaman perkebunan kelapa hybrid



iii.



Perkebunan tanaman kopi



3. Sub Sistem Pra dan Pasca Panen a. Penentuan prapanen tanaman padi sawah b. Penentuan prapanen tanaman jagung c. Pascapanen padi sawah d. Pasca panen jagung e. Pasca panen sayur bayam f. Prapanen tanaman jagung g. Pascapanen buah terung



13



h. Pasca panen buah jeruk manis i. Pascapanen hasil buah kopi j. Pascapanen ikan patin k. Ukuran induk ikan kakap l. Ukuran induk ikan patin m. Pasca panen ikan untuk ekspor 4. Sub Sistem Pemasaran dan Pembinaan Keuntungan = R(Q) – C(Q) K: Keuntungan R: Kwantitas produksi C: Satuan/volume Q: Kesetaraan nilai/biaya/harga a. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan bahkan merealisasikan terhadap suatu keinginan, dengan mengutip pendapat beberapa pakar pemasaran. b. Pengertian Konsep Pemasaran Merupakan suatu ilustrasi dari sketsa terjadinya transaksi antara penjual dengan pembeli dari suatu barang dan jasa baik elalui pendek maupun panjang sehingga mengacu dan menumbuhkan konsep-konsep inti pemasaran itu yang meliputi:kebutuhan, keinginan, transaksi, hubungan pasar, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan, pertukaran, pemasaran dan pasar.



14



c. Pngertian Manajemen Pemasaran Adalah



sebagai



analisis



perencanaan,



penerapan,



dan



pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun,



dan



mempertahankan



pertukran



yang



menguntungkan pada tingkat pasar tertentu dengan maksud untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. d. Sistem Pemasaran 1. Pengertian Sistem Pemasaran Adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran



barang,



jasa,



liingkungan



yang



saling



ide,



orang



memberikan



dan



faktor-faktor



pengaruh



dan



membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya. 2. Macam-macam Sistem Pemasaran Hozontal,Vertikal dan Ganda 3. Lingkungan Sistem Pemasaran Makro ekstern, mikro ekstern, dan non-pemasaran intern.



Bab 6 : Badan Usaha Agribisnis Bentuk organisasi agribisnis yang akan dibentuk Tu untuk merevosisi struktur yang sudah ada di isyaratkan terlebih dahulu dengan suatu kerangka konseptual yang diinginkan. Struktur organisasi harus dapat menjelaskan garis kewenangan dan komunikasi serta menentukan mekanisme dimana tugas dan



15



program organisasi terpenuhi. Badan usaha agribisnis dalam hal ini disebut perusahaan yakni suatu unit kegiatan produksi yang memanfaatkan sumbersumber ekonomi seperti tanah, sarana produksi dan teknologi untuk menghasilkan produksi pertanian dengan tujuan keuntungan dan kepuasan konsumen. Bentuk badan usaha : a. Perusahaan perseorangan, perusahaan yang dimiliki, dikelola dan dikendalikan oleh satu orang pemilik b. Persekutuan, perusahaan dalam bentuk perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik bisnis, pada dasarnya ada 2 jenis persektuan ( persekutuan firma dan comandite venootshaap-CV ) c. Perusahaan Terbatas (PT), suatu perkumpulan dari orang-orang yang diberi hak dan diakui oleh hokum untuk berusaha dan/atau untuk mencapai suatu tujuan d. Perusahaan Negara/Badan usaha milik Negara (BUMN), Badan usaha dan anak perusahaannya yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara e. Perusahaan daerah, perusahaan yang sebagian modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah f. Koperasi, Badan usaha yang berbadan hokum (BH) beranggotakan orang perorang atau badan hokum koperasi lainnya, dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip kebersamaan berkoperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan kekeluargaan g. Yayasan, Suatu perkumpulan atau organisasi yang di bentuk oleh pendiri dan berbadan hokum yang dimiliki organ Pembina, Pengurus dan Pengawas



yang



bertujuan



sosial



ekonomi



untuk



meningkatkan 16



kesejahteraan masyarakat baik zahir maupun bathin dan tidak mencari laba atau frovit margen (nir-laba)



Bab 7 : Pengambilan Keputusan Agribisnis Dan Dampak Sektor Perekonomian Di Daerah 1. Seorang manajer agribisnis harus bertindak dan membuat keputusan untuk legalitas operasional capaian bisnis yang dilaksanakan oleh bagian atau unit menengah pada perusahaan bisnis pertanian, keputusan yang dikeluarkan akan menjadi rujukan penjabaran oleh bagian produksi dan bahagian pemasaran serta menjadi vokasi bagi karyawan dalam bekerja. 2. Kreatif



dalam



mengambil



keputusan



yakni



kemampuan



untuk



mengantisipasi perubahan yang terjadi dari akibat keputusan tersebut karena kemungkinan ada yang merasa dirugikan, kreatif juga bisa diartikan kecepatan dan waktu yang tepat mengambil keputusan tidak menunggu-nunggu



waktu



memutuskan



sesuatu



yang



sebenarnya



dibutuhkan oleh dinamika perusahaan bisnis, atau bisa juga diartikan kreatifitas kemampuan mencuri star dari peluang bisnis yang tersedia. 3. Mempunyai kepercayaan diri dalam mengambil keputusan yang tepat, yakni kemampuan yang memiliki kekuatan kompetensi yang dimiliki sehingga mentiadakan sifat keraguannya, kepercayaan diri juga timbul karena seseorang memiliki intelektual aatau kecerdasan yang melampaui tingkat minimumnya itu ada pada diri seseorang bertumpu dari pengalaman, pengetahuan dan keilmuannya.



17



4. Mengandalkan daya fikir, ide dan intuisi, yakni suatu kekuatan yang dimiliki oleh manusia dalam menjalani proses kehidupan yang perlu di laksankan.



Buku Pembanding : Sistem Manajemen Agribisnis Bab 1 : Pendahuluan Agribisnis merupakan bisnis yang berbasiskan pertanian. Pelaku agribisnis selain usahanya berbasiskan pertanian, motivasinya mencari keuntungan melalui kegiatan transaksi. Bisnis dilakukan oleh banyak petani, nelayan, peternak, pekebun,



pedagang, pengolah, pedagang sarana produksi (saprodi), jasa



pengemasan, transportasi dan jasa-jasa yang terkait agribisnis lainnya. Usahanya dapat pribadi, seperti usaha rumah tangga (home industry) para petani/nelayan/ peternak dalam berbentuk badan usaha baik perorangan atau pribadi (single or individual proprietorship), persekutuan (partnership), dan perseroan (badan hukum) seperti swasta (CV dan PT), BUMN, dan koperasi. Karakteristik Produk Pertanian (Agri-input) 1. Musiman; tiap macam produk pertanian tidak mungkin tersedia setiap musim atau setiap saat atau sepanjang tahun, sehingga implikasinya memerlukan suatu perlakuan seperti manajemen stock dengan baik dan disilangkan atau dikawinkan. 2. Segar (perishable) dan mudah rusak; setelah dipanen produk dalam keadaan segar sehingga sulit untuk disimpan dalam waktu yang lama; sehingga



18



implikasinya, perlakuan pascapanen seperti diawetkan atau dikalengkan (pengolahan). 3. Volume besar tetapi nilainya relatif kecil (bulky); sehingga memerlukan tempat yang luas atau besar dan memerlukan biaya penyimpanan yang mahal. Cara yang dapat dilakukan manajemen stock dengan metode first in, first out (produk yang masuk lebih awal sebaiknya dikeluarkan lebih awal pula) untuk menjaga produk yang disimpan agar tidak rusak dan mengetahui berapa lama produk tersebut harus disimpan di gudang. 4. Tidak dapat ditanam atau diusahakan pada daerah tertentu atau hanya dapat dihasilkan pada suatu lokasi (bersifat lokal atau kondisional); misalnya, tanaman hortikultura berupa buah apel dapat tumbuh di dataran tinggi dan tidak dapat tumbuh di dataran rendah. 5. Harga berfluktuasi; misalnya jika kurs dolar naik maka petani kakao menjadi makmur, karena harga kakao mengikuti kurs tersebut, begitu pula sebaliknya. 6. Lebih mudah terserang hama dan penyakit; produk pertanian mempunyai tingkat kerusakan tinggi yang diakibatkan hama dan penyakit sehingga sering petani mengalami kerugian berupa produksi menurun atau gagal panen. 7. Kegunaan beragam; misalnya, kelapa mempunyai banyak kegunaan seperti buahnya menghasilkan santan, airnya diendapkan untuk dijadikan nata de coco, sabut untuk keset, tempurung/cangkang untuk arang, batang untuk jembatan, dan daun untuk janur dan ketupat.



19



8. Memerlukan keterampilan khusus yang ahlinya sulit disediakan; misalnya bunga anggrek membutuhkan ahli yng dapat merawat tanaman tersebut agar hidup sehat, bunganya dapat bertahan lama dengan tidak layu dalam waktu singkat. 9. Selain dapat dipakai sebagai bahan baku produk lain, dapat pula dikonsumsi langsung; misalnya buah jeruk begitu masak dapat langsung dikonsumsi, dapat pula diproses menjadi sirup jeruk. 10. Berfungsi sebagai produk sosial; misalnya, beras di Indonesia dan kentang di Australia. Bila harga beras berubah sedikit saja (bahan pokok) maka masyarakat akan cepat menjadi gelisah. Bab 2 : Sektor Manajemen Agribisnis Subsektor Manajemen Agribisnis Pangan Sistem agribisnis pangan dapat dipandang sebagai satu kesatuan manajemen dalam sebuah unit usaha pangan. Misalnya petani kedelai melakukan kegiatan agribisnis sebagai mata rantai manajemen usaha yang menyatu dalam satu unit usaha kedelai. (1) Kegiatan pada subsistem pengadaan bahan baku meliputi penyediaan bibit kedelai, pupuk, dan pestisida; (2) kegiatan usaha



produksi



(budidaya) meliputi penyiapan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan, dan panen; (3) kegiatan pemasaran meliputi pemasaran kedelai baik melalui perantara atau ke konsumen akhir; dan (4) kegiatan jasa penunjang berupa kredit/modal, R & D, asuransi, konsultan pangan, dan kebijakan pemerintah (Gambar 2.2). Ditinjau dalam sistem pemasaran di Indonesia, hasil panen kedelai dalam jumlah atau partai besar pada umumnya dapat dijual melalui KUD, meskipun sebagian petani menjual hasil produksinya kepada tengkulak (pengumpul) yang kemudian



20



meneruskannya kepada pedagang besar (grosir/whosaler) dan akhirnya di salurkan ke pabrik-pabrik. Sedangkan partai kecil, pada umumnya cukup dijual atau disalurkan sendiri ke pasar industri rumah tangga (home industry) yang mengusahakan tahu dan tempe. Subsektor Manajemen Agribisnis Hortikultura Istilah hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin yaitu hortus dan coleren. Hortus artinya kebun dan coleren artinya usaha/budidaya tanaman kebun. Hortikultura merupakan cabang kegiatan pertanian yang mempunyai tingkatan perkembangan usaha mulai dari bentuk yang sangat sederhana dengan modal yang rendah, sampai kepada bentuk usaha yang sangat modern yang padat modal berupa fasilitas bangunan dan peralatan mesin-mesin untuk pertanian. Sistem agribisnis hortikultura dapat dipandang sebagai satu kesatuan manajemen dalam sebuah unit usaha hotikultura. Misalnya, petani manggis melakukan kegiatan agribisnis sebagai mata rantai manajemen usaha yang menyatu dalam satu unit usaha manggis. (1) Kegiatan pada subsistem pengadaan saprorti meliputi penyediaan bibit, pupuk, dan pestisida; (2) kegiatan usaha produksi (budidaya) meliputi penyiapan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM-1, TBM-2, TBM-3, dan TBM4),tanaman menghasil-kan (TM), dan panen, serta pascapanen (pengumpulan, sortasi, pengemasan, dan penyimpanan); (3) kegiatan pemasaran meliputi pemasaran buah manggis baik melalui perantara atau ke konsumen akhir; dan (4) Kegiatan jasa penunjang berupa kredit/modal, R & D, asuransi, konsultan hortikultura, dan kebijakan pemerintah.



21



Subsektor Manajemen Agribisnis Perkebunan Sistem agribisnis perkebunan dapat dipandang sebagai satu kesatuan manajemen dalam sebuah unit usaha perkebunan. Misalnya, petani kakao melakukan kegiatan agribisnis sebagai mata rantai manajemen usaha yang menyatu dalam satu unit usaha perkebunan kakao. (1) Kegiatan pada subsistem pengadaan bahan baku meliputi penyediaan bibit, pupuk, dan pestisida; (2) kegiatan



usaha



produksi



(budidaya)



berupa



penanaman,



pemeliharaan,



pemangkasan, dan panen serta pascapanen (pengeringan atau fermentasi); (3) kegiatan pemasaran meliputi pemasaran produk kakao baik melalui perantara atau ke konsumen akhir; dan (4) kegiatan jasa penunjang berupa kredit/modal, R & D, asuransi, konsultan perkebunan, dan kebijakan pemerintah. Ditinjau dari sistem pemasaran perkebunan rakyat di Indonesia, pemasaran hasil panen kakao baik dari perkebunan kecil/rakyat berbeda dengan perkebunan besar, hal ini disebabkan oleh jumlah hasil yang relatih masih sedikit dan kualitas-nya juga masih kurang memuaskan. Di beberapa daerah pelaku pemasaran kakao rakyat adalah pedagang pengumpul, pedagang pengumpul di kecamatan, pedagang interinsuler/ eksportir di kabupaten, dan eksportir di tingkat propinsi. Ada pula pedagang atau perantara yang membeli buah kakao dan kemudian dengan alat fermentasinya melakukan fermentasi sendiri, karena hal tersebut akan memperoleh biji kakao yang kualitasnya lebih baik. Subsektor Manajemen Agribisnis Peternakan Secara umum, tipe usaha peternakan yang dapat dipilih jika ingin terjun dalam usaha tersebut seperti usaha sambilan, cabang usaha, usaha pokok, usaha



22



industri. (1) Usaha sambilan, bagi masyarakat yang memiliki pekerjaan lain seperti petani, karyawan, atau pengusaha dapat terjun dalam usaha ternak di mana usaha tersebut dapat membantu menambah pendapatan rumah tangga. Beberapa usaha ternak yang dapat dijadikan sambilan antara lain ayam petelur, itik petelur, puyuh petelur, kambing perah, dan kambing pedaging; (2) Cabang usaha, tidak hanya sekedar membantu pendapatan, tetapi sudah berperan sebagai salah satu sumber pendapatan, sebagai contoh petani memelihara ikan di bawah kandang ayamnya di mana keuntungan yang diperoleh dapat mengurangi biaya pakan ikan karena kotoran ayam dapat dijadikan sebagai pakan; (3) Usaha pokok, tipe usaha ini dapat dijadikan sebagai usaha pokok dan usaha lainnya hanya sebagai sambilan; dan (4) Usaha industri, dapat dikelola secara industri yang sudah berbadan hukum, seperti peternakan sapi potong, sapi perah, dan ayam potong (Rahardi dan Hartono, 2000:2). Subsektor Manajemen Agribisnis Perikanan Klasifikasi perikanan di Indonesia menurut Dirjen Perikanan (1975:3), diklasifikasikan atas sektor-sektor dan subsektor-subsektor, yaitu (1) perikanan laut terdiri dari penangkapan dan budidaya; dan (2) perikanan darat terdiri atas penangkapan di perairan umum dan budidaya, seperti budidaya air payau dan budidaya air tawar (kolam, karamba, dan sawah). Sedangkan menurut Soeseno (1983:10), kegiatan perikanan terbagi menjadi dua jenis usaha, yaitu (1) usaha penangkapan ikan di laut, sungai, rawa, dan danau; dan (2) budidaya ikan di kolam, sawah, tambak, tepi sungai, tepi danau dan tepi laut. Subsektor Manajemen Agribisnis Kehutanan



23



Hutan mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan bangsa dan negara. Hal ini disebabkan hutan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Ditinjau dari segi manfaat, manfaat hutan adalah mempunyai manfaat langsung, dan manfaat tidak langsung (Ngadung cit Salim, 20003:46). Manfaat langsung adalah manfaat yang dirasakan atau dinikmati secara langsung oleh masyarakat, yaitu masyarakat dapat menggunakan hasil hutan utama, dan berbagai hasil hutan seperti rotan, getah, buah-buahan, dan lain-lain. Bab 3 : Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Sistem Agribisnis 1. Fungsi Perencanaan (Planning) Fungsi perencanaan (planning function) yang baik dapat memuat enam unsur yaitu the way, the why, the where, the when, the who, dan the how (Manullang, 1996:39). Jadi suatu perencanaan yang baik harus memberikan jawaban enam pertanyaan berikut: Tindakan apa yang harus dikerjakan ? Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ? dikerjakan ?



Di manakah tindakan itu harus



Kapankah tindakan itu dilaksanakan ? Siapakah yang akan



mengerjakan tindakan itu, dan bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ? 2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Fungsi pengorganisasian (organizing function) adalah mengelompok-kan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatankegiatan (Terry dan Rue, 1993:9). Sedangkan menurut Hasibuan (2000:20), pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi



24



semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart). 3. Fungsi Pengarahan (Directing) Fungsi pengarahan (directing function) dapat diartikan secara luas, yaitu sebagai tugas untuk membuat organisasi tetap hidup, mencapai kondisi yang menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imaginative, dan kelompok kerja yang berkelanjutan (Downey dan Erickson, 1992:36). 4. Fungsi Pengawasan (Controlling) Fungsi pengawasan (controlling function) merupakan pengukuran pelaksanaan tujuan-tujuan perusahaan dan penentuan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif bila tidak sesuai dengan tujuan di mana tujuannya untuk mengetahui kelemahankelemahan dan kesulitankesulitan yang dihadapi oleh karyawan atau pekerja berdasar-kan penemuanpenemuan yang terjadi sehingga dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun pada waktu yang akan datang. 5. Fungsi Evaluasi (Evaluation) Fungsi Evaluasi (evaluation) merupakan upaya untuk menilai pelaksanaan rencana (baik rencana yang sedang dilaksanakan maupun yang sudah terlaksana) mengenai ada atau tidaknya penyimpangan dan tercapai tidaknya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Bab 4 : Sistem Manajemen Agribisnis



25



A. Up-Stream Agribisnis (Subsistem Manajemen Pengadaan Bahan Baku Agribisnis) Sebelum melakukan proses produksi, baik di lahan maupun di perusahaan (agroindustri), terlebih dahulu dilakukan proses pengadaan bahan baku di mana sistem tersebut merupakan up-stream agribusiness atau hulu/input untuk kegiatan industri yang menghasilkan saprodi (sarana produksi) pertanian primer, berupa industri agro-kimia (pupuk dan pestisida), industri agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian), dan industri pembenihan dan pembibitan. B. On-Farm Agribisnis (Subsistem Manajemen Produksi Agribisnis) Produksi dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk (barang atau jasa), baik berupa kegiatan usahatani maupun kegiatan pabrikasi, sehingga tidak begitu sukar mengkaji manajemen produksi/operasi agribisnis sebagai pendukung dari proses produksi. Pada masa awal perkembangan disiplin produksi agribisnis, usahatani dan pabriklah yang paling menguntungkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). C. DOWN-STREAM/ OF-FARM AGRIBUSINESS 1. Subsistem Manajemen Pengolahan Hasil Pertanian/Agroindustri Pada hakikatnya, pengolahan hasil merupakan bagian dari produksi. Dalam proses menghasilkan bahan baku/segar (on-farm) digunakan istilah produksi pertanian, sedangkan menghasilkan bahan setengah jadi atau barang jadi (of-farm) digunakan istilah pengolahan atau agroindustri.



Pengolahan hasil



pertanian merupakan komponen kegiatan agribisnis untuk menghasilkan produk 26



sekunder (offarm) setelah produksi pertanian primer (on-farm). Banyak pula petani yang tidak dapat melaksanakan pengolahan hasil yang disebabkan oleh berbagai hal, padahal disadari bahwa kegiatan pengolahan dianggap penting karena dapat meningkatkan nilai tambah. Seringkali ditemui hasil pertanian yang langsung dijual (tidak melalui pengolahan hasil) karena mereka ingin mendapatkan uang kontan untuk keperluan mendesak sehingga nilai tambah hasil pertanian tersebut menjadi rendah. Sebagai contoh, dapat ditemui petani kakao yang setelah panen dan dikeringkan kemudian dijual. Cara tersebut menurunkan nilai tambah jika tidak dilakukan proses fermentasi. 2. Subsistem Manajemen Pemasaran Agribisnis Istilah pasar mengandung pengertian yang beraneka ragam. Ada yang mendefinisikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual, dan terjadinya perpindahan kepemilikan. Selain itu ada pula yang menyatakan bahwa pasar adalah permintaan yang dibuat sekelompok pembeli potensial terhadap suatu barang atau jasa. Menurut Sudiyono (2002:2) Definisi pasar sebagai produsen (penjual) adalah sebagai tempat untuk menjual barang-barang atau jasa yang dihasilkan, konsumen (pembeli) mendefinisikan pasar konsumen sebagai tempat membeli barang-barang dan jasajasa sehingga konsumen tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, sedangkan sebagai lembaga pemasaran pasar merupakan fungsi-fungsi pemasaran tertentu sehingga lembaga pemasaran dapat keuntungan. D. Supporting Subsistem (Subsistem Jasa Pendukung)



27



Untuk terlaksananya sistem argribisnis, dibutuhkan pendukung-pendukung seperti financial industry (bank agribisnis dan koperasi agribisnis), infrastruktur (prasarana dan sarana), human resources dan natural resources, research dan development, layanan infomasi agribisnis, konsultan/penyuluh, serta kebijakan pemerintah (moneter dan fiskal).



Bab 5 : Topik Khusus (Special Topics) A.



Manajemen Sumberdaya Manusia Agribisnis (Agribusiness Human Resources Management)



Manajemen



sumberdaya



manusia



merupakan



penarikan,



seleksi,



pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan, baik individu, maupun organisasi (Handoko, 2000:4). Sedangkan manajemen sumberdaya manusia menurut Hasibuan (2000:10) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. B.



Manajemen Keuangan Agribisnis (Agribusiness Finance Management)



Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien (Sutrisno, 2001:3). Sedangkan menurut Suratiyah (2001:3) manajemen keuangan membahas tentang investasi, pembelanjaan, dan pengelolaan aset-aset dengan beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan agribisnis manajemen keuangan agribisnis dikhususkan ke perusahaanperusahaan yang 28



menghasilkan



produk



agribisnis



serta



usahatani



di



lapangan



dengan



mengalokasikan dananya secara efektif dan efisien. C.



Manajemen Investasi Agribisnis (Agribusiness Investment Management)



Investasi (investment) merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Keputusan investasi yang dilakukan dalam agribisnis, seperti usahatani maupun usaha pabrikasi atau perusahaan agribisnis akan bisa ditutup oleh penerimaan-penerimaan di masa yang akan datang. Penerimaanpenerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh atas investasi yang bersangkutan. D.



Manajemen Strategik Agribisnis (Agribusiness Strategic Management)



Strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2001:4). Sedangkan menurut Stoner et al. cit Tjiptono (2001:3), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif, yaitu dari perspektif apa yang ingin dilakukan organisasi (intends to do) dan dari perspektif apa yang akhirnya lakukan organisasi (eventually does).



29



BAB II



PEMBAHASAN 2.1 Keunggulan Buku Buku Utama 



Buku utama ini cukup bagus karena pembahasannya yang sangat rinci mengenai Manajemen Agribisnis, apalagi disetiap awal bab dipaparkan pendahuluan materi yang akan dibahas. Terdapat berupa gambar atau skema penjelasan mengenai materi yang dipaparkan, misalnya pada pembahasan bab tiga dimana terdapat gambar tentang persilangan untuk menghasilkan patin pasupati.







Dibeberapa pembahasan materi dapat juga ditemukan tabel-tabel dan contoh dari setiap topik materi yang dijelaskan sehingga bisa lebih mudah dimengerti.



Buku Pembanding 



Buku pembanding tersebut sangat bagus dan cocok digunakan para mahasiswa atau dosen untuk bahan pengajaran, karena materinya yang lengkap memaparkan tentang sektor manajemen, fungsi manajemen, dan sistem manajemen agribisnis serta topik khusus yang meliputi beberapa



30



jenis manajemen yang diterapkan dalam agribisnis yang dijelaskan dengan lengkap. 



Dapat kita temukan rumus pada materi yang dibahas seperti pada bab empat mengenai sistem manajemen agribisnis pada poin persediaan.







Selain itu terdapat penjelasan mengenai pendapat para ahli sehingga menambah wawasan pembaca terhadap materi.



2.2 Kekurangan Buku Buku Utama 



Penyajian kurang menarik karena tidak memberikan gambar yang hidup pada buku tersebut dan bahasa yang digunakan terlalu baku untuk para awam sehingga terkadang sulit dimengerti.







Isi buku tersebut kurang menarik karena terlalu banyak tulisan dalam bentuk narasi dan yang mendominasi adalah penjelasan-penjelasan berupa teori.







Tidak ditemukan kesimpulan dan soal-soal disetiap bab sehingga tidak membantu pembaca dalam memahami isi buku tersebut.



Buku Pembanding 



Pada buku pembanding tersebut tidak ditemukan rangkuman disetiap bab, sehingga dapat mempersulit pembaca untuk menarik kesimpulan tiap materi yang dibahas.



31







Isi dari setiap bab hanya memaparkan penjelasan materi dan penjelasan beberapa grafik bagan, selain itu tidak adanya contoh dari setiap pembahasan materi.



BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Agribisnis adalah sebuah ilmu terapan yang telah lama muncul di dunia pertanian, agribisnis dalam sebuah pendidikan yaitu sebuah ilmu yang bergerak dalam pertanian yang memacu pada bisnis. Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan



fungsi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian,fungsi



pengarahan dan fungsi pengawasan serta pengendalian dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan yang maksimal. Agribisnis sebagai sebuah sistem memiliki 4 subsistem utama, yaitu subsistem penyediaan sarana dan prasarana usaha tani, subsistem usaha tani/budidaya, subsistem pengolahan dan penyimpanan, dan subsistem pemasaran. Keempat subsistem tersebut sekaligus menjadi ruang lingkup atau batasan dalam manajemen



agribisnis.



Manajemen



agribisnis



menerapkan



fungsi-fungsi



manajemen seperti halnya manajemen yang lain, yakni fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengeavaluasian dan pengendalian.



32



3.2 Saran Demikianlah makalah critical book report mengenai Manajemen Agribisnis yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap kepada pembaca agar dapat memberikan



penulis



kritikan



maupun



masukkan



yang



positif



demi



penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan faedah bagi kita semua.



33