Desiminasi Akhir Ruang ICU [PDF]

  • Author / Uploaded
  • buduk
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB V IMPLEMENTASI



Berdasarkan perencanaan yang telah disusun maka pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yang dilaksanakan dalam praktik manajemen keperawatan di ruang ICU RSD Mangusada pada tanggal 16 Januari sampai dengan 22 Januari 2020. Pelaksanaan MPKP ditekankan pada komponen utama, yaitu: 1) Penataan tenaga keperawatan, 2) sistem MPKP, 3) Timbang terima, 4) sentralisasi obat 5) discharge planning, 6) supervisi, 7) Ronde keperawatan, 8) dokumentasi keperawatan. A. Penataan Tenaga Keperawatan 1. Persiapan Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan buku catatan harian tentang jumlah pasien yanng dirawat setiap hari serta tingkat ketergantungannya. b. Menyiapkan format klasifikasi dan kreteria tingkat ketergantungan penderita berdasarkan metode Douglas (terlampir) c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. 2. Pelaksanaan a. Mengumpulkan



data



tentang



jumlah



pasien



serta



tingkat



ketergantungannya pada pagi, siang dan malam, mulai minggu kedua sampai dengan minggu ketiga. b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan tenga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (terlampir). c. Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari yaitu pada shif siang pagi dan malam.



3. Hambatan Kelompok tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaan perhitungan tenaga selama praktik manajemen keperawatan berlangsung. 4.



Dukungan Kepala ruangan dan perawat ruangan selalu memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta selalu memeberikan masukan dan saran yang bersifat posistif saat melakukan praktik manajemen keperawatan maupun pada saat pemberian asuhan keperawatan.



B. Model Praktik Keperawatan Profesional 1. Persiapan Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model praktik keperawatan profesional metode modifikasi (tim-primer). Adapun bagan model pemberian asuhan keperawatan adalah sebagai berikut: KEPALA RUANGAN



PERAWAT PRIMER



PERAWAT



PERAWAT



PERAWAT



ASOSIET



ASOSIET



ASOSIET



PERAWAT



PERAWAT



PERAWAT



ASOSIET



ASOSIET



ASOSIET



Bagan 5.1 Model Praktik Keperawatan Profesional



2. Pelaksanaan Penerapan model praktik keperawatan dilaksanakan pada minggu ke dua dan ketiga tanggal 16 Januari sampai22 Januari 2020. Masingmasing anggota kelompok berperan sebagai Kepala Ruangan, Perawat Primer (PP), Perawat Asosiet (PA), yang terbagi menjadi tiga shif, yaitu pagi, siang dan malam (Jadwal dinas terlampir ). Selama shift mahasiswa mencoba melaksanakan asuhan keperawatan secara komperhensif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa dengan bantuan pembimbing ruangan, pembimbing akademik dan perawata ruangan.Setiap mahasiswa di beri kesempatan untuk melaakukan peran sebagai Kepala Ruangan, Perawat Primer (PP), dan Perawat Asosiate (PA) dengan pembagian yang cukup adil. Pada minggu keempat tetap dilaksanakan penerapan MPKP, tetapi terbatas pada shift pagi dan sore saja. 3. Hambatan Pada minggu awal pelaksanaan MPKP diruang ICU RSD Mangusada di temukan beberapa hambatan antara lain: a. Adanya pergantian peran setiap hari pada mahasiswa menyebabkan kurang maksimalnya peran yang di lakukan oleh mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan. b. Tingkat adaptasi terhadap peran bervariasi. c. Kasus kelolaan mahasiswa yang cukup bervariasi. Namun pada minggu selanjutnya hambatan tersebut dapat di minimalisir



oleh



kelompok



dengan



bantuan



pembimbing



akademik, Kepala Ruangan, dan perawat ruang ICU RSD Mangusada. 4. Dukungan Kepala Ruangan dan perawat ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan peran dalam penerapan model praktek keperawatan profesional.



PROPOSAL KEGIATAN TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN



1.1 Latar Belakang Manajemen keperawatan



keperawatan



melalui



staf



merupakan



keperawatan



pelaksanaan



untuk



pelayanan



memberikan



asuhan



keperawatan kepada pasien. Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai sasaran yang akan ditujunya. Komunikasi merupakan bagian dari strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan pelayanan keperawatan. Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal. Adapun salah satu komunikasi yang dilakukan perawat secara rutin yaitu kegiatan timbang terima pasien saat pertukaran shift keperawatan yang juga merupakan salah satu dari enam sasaran keselamatan pasien. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,



tindakan



kolaboratif



yang



sudah



dilakukan/belum



dan



perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara lisan dan tulisan. Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan



menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan pasien. Selama ini timbang terima di Ruang ICU RSD Mangusada Badung sudah dilakukan dengan baik. Timbang terima awalnya dilaksanakan di nurse station dengan menyampaikan hal-hal yang penting seperti ada masalah atau terkait hal-hal yang kurang jelas lalu disampaikan secara umum Kemudian timbang terima dilaksanakan di ruangan pasien (bedside handover) dengan menyampaikan tindakan dan terapi yang sudah dilakukan oleh perawat associate (PA) yang shift sebelumnya dan menyampaikan tindakan dan terapi selanjutnya. Di Ruang ICU RSD Mangusada Badung telah melaksanakan timbang terima dengan menjelaskan dengan mengacu pada komunikasi SBAR dan SOP timbang terima keperawatan RSU Puri Raharja. Dalam proses timbang terima, pencatatan dilakukan pada buku operan berdasarkan PP dan belum menggunakan format SBAR. 1.2 Tujuan 1.



Tujuan Umum Mengkomunikasikan segala informasi yang berkaitan dengan kondisi klien yang menggunakan SBAR sebagai acuan dalam mengkomunikasikan kondisi, perkembangan dan tindak lanjut pasien.



2.



Tujuan Khusus a. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien (Data Fokus). b. Menyampaikan diagnosis keperawatan klien. c. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan kepada klien. d. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan kepada klien. e. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas shift berikutnya. f. Menyusun rencana kerja untuk dinas shift berikutnya. g. Mendokumentasikan timbang terima.



1.3 Manfaat 1.



Bagi Perawat -



Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat



-



Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.



-



Pelaksanaan



asuhan



keperawatan



pada



pasien



yang



berkesinambungan. -



2.



Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna



Bagi Pasien -



Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.



3.



Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Bagi Rumah Sakit



-



Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan pada klien secara komprehensif.



1.4 Pengorganisasian Sesuai dengan peran masing-masing setiap shift. 1.5 Pelaksanaan Timbang Terima Kegiatan timbang terima dilaksanakan selama praktik manajemen keperawatan mulai tanggal 20 Januari 2020 yang akan dilaksanakan setiap pergantian shift. Roleplay ujian : Hari/tanggal



: Senin, 20 Januari 2020



Pukul



: 10.00 WITA



Tempat



: Ruang ICU RSD Mangusada Badung



1.6 Mekanisme Pelaksanaan Tahap Persiapan



Kegiatan 1. Operan dilaksanakan setiap pergantian sift/operan. 2. Prinsip operan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan operan khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut. 3. PP menyampaikan operan pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan dalam operan : a) Jumlah pasien; b) Identitas pasien dan diagnosa medis; c) Data (keluhan/ subjektif dan objektif); d) Masalah keperawatan yang masih muncul; e) Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum); f) Intervensi kolaborasi dan dependen; g) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain).



Waktu 5 menit



Tempat Nurse Station



Pelaksana PP dan PA



Pelaksanaan



1.



20 menit



Nurse Station



Karu, dan PA



2. 3. 4.



5. 6. 7.



Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan Kepala ruangan membuka acara operan Perawat yang melakukan operan dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah dioperankan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan pasien Penyampaian yang jelas, singkat dan padat Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan serta hal-



PP



8.



9.



Post Operan



1. 2.



3.



hal penting lainnya selama masa perawatan Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit. Diskusi Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang Ditutup oleh Kepala Ruang



Ruang Perawatan



5 menit



Nurse Station



Karu, dan PA



1.7 Evaluasi a. Evaluasi Struktur Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : catatan operan yang mengacu pada penggunaan SBAR, status klien dan kelompok shift operan. b. Evaluasi Proses Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Isi operan mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang belum/sudah dilakukan dan telah didokumentasikan dengan sesuai serta timbang terima telah dilakukan sesuai dengan metode SBAR. c. Evaluasi Hasil Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik dan metode SBAR telah dilakukan



PP



LAMPIRAN MATERI



A. Pengertian Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga berkesinambungan dan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim keperawatan kepada ketua tim (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2012). Hal-hal yang Perlu Diperhatikan: 



Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift.







Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (Ketua Tim).







Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.







Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.







Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.







Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di nurse station.



Tujuan 



Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien ( Data Fokus )







Menyampaikan keluhan pasien sehingga dapat ditindak lanjuti oleh shift berikutnya apabila pada shift sebelumnya belum teratasi







Menyampaikan asuhan keperawatan dan tindakan kalaboratif yang sudah dilakukan kepada pasien.







Menyampaika asuhan keperawatan dan tindakan kalaboratif yang belum dilakukan kepada pasien







Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh shift berikutnya.







Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya



B. Alur Operan PASIEN



DIAGNOSA KEPERAWATAN (didukung data)



DIAGNOSA MEDIS/MASALAH KOLABORATIF TINDAK AN TELAH



BELUM



DILAKUKAN



DILAKUKAN PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN



1. 2. 3. 4.



MASALAH: TERATASI BELUM TERATASI TERATASI SEBAGIAN MUNCUL MASALAH BARU



C. Metode Pelaporan a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan. b. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu



CEK LIST KEGIATAN TIMBANG TERIMA TAHAP



KEGIATAN YA



Persiapan



Pelaksanaan



 Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse Station  Karu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP  Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet), Katim yang akan mengoperkan dan menyiapkan buku timbang terima  Kepala ruangan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa bersama.  PP shift malam melakukan timbang terima kepada Katim shift pagi. Hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima : a. Identitas klien dan diagnosa medis termasuk hari rawat keberapa atau post op hari keberapa. b. Masalah keperawatan yang muncul c. Data fokus (subyektif dan obyektif) d. Tindakan keperawatan yang sudah/belum dilaksanakan (tindakan kolaboratif dan dependen). e. Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (Persiapan operasi, Pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu), perlu disampaikan untuk ditindak lanjuti  Katim shift pagi melakukan klarifikasi terhadap data yang disampaikan  Sedapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat  Lama timbang terima setiap klien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.  Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap klien. Katim shift pagi melakukan validasi data.



Penutup



 Perawat kembali ke nurse station. Diskusi tentang hasil validasi  Setelah proses timbang terima selesai dilakukan maka Katim dan PP menandatangani laporan timbang terima diketahui oleh Karu  Karu menutup timbang terima, Karu memberikan reward kepada seluruh perawat shift malam dan mengucapkan selamat bekerja kepada Katim dan PP shift pagi



TERCAPAI TIDAK



PROPOSAL KEGIATAN SENTRALISASI OBAT PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ICU RSD MANGUSADA BADUNG



A.



Pendahuluan Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan



dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002), salah satunya adalah pengelolaan sentralisasi obat. Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur yang sistematis sehingga risiko kerugian baik secara materiil maupun secara non materiil dapat dikurangi. Teknik pengelolaan obat kontrol penuh (Sentralisasi) adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat, penyimpanan, pengeluaran, dan pembagian/pemberian obat dilakukan oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi obat yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.



B. 1.



Tujuan Tujuan Umum



Mengaplikasikan peran Perawat Primer dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat 2.



Tujuan Khusus



a. Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar orang, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi) b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman PP dan PA dalam prinsip 6 benar c. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat e. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi C.



Peran



1. Perawat primer dan perawat associate  Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat  Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat  Memfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat  Melakukan pencatatan dankontrol terhadap pemakaianobat selama pasien dirawat  Melakukan tindakan kolaboratif dalam pelaksanaan program terapi 2. Perawat primer lain dan supervisor  Memberikan



perlindungan



terhadap



pasien



terhadap



malpraktik  Menilai kepatuhan pasien terhadap program terapi  Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi



D.



Pelaksanaan



a. Topik



: Sentralisasi Obat



b. Hari/Tanggal



: Senin, 20 Januari 2020



c. Waktu



: 10.00 WIB – Selesai



d. Tempat



: Ruang ICU RSD Mangusada Badung



tindakan



E.



Pelaksanaan Kegiatan Tahap



Persiapa n



Kegiatan



1. Katim mengucapkan salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi obat pada Karu. 2. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat 3. PP menyebutkan hal – hal yang perlu disiapkan 4. Karu memeriksa kelengkapan administrasi. Pelaksan 1. Karu membuka acara untuk aan sentralisasi obat 2. Katim menyampaikan tentang sentralisasi obat kepada pasien dan keluarga:  Tujuan dan manfaat dilaksanakan sentralisasi obat  Cara pengelolaan obat : cara penyimpanan dan pemberian obat.  Cara mengelola jika ada obat habis dan obat baru. 3. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya 4. PP meminta pasien / keluarga untuk mengisi surat persetujuan sentralisasi obat 5. Pasien atau keluarga memberikan obat ke perawat dan menerima tanda bukti serah terima obat dari perawat 6. Perawat menerima obat dari pasien / keluarga, mengisi format pemberian obat pada kolom terima dan menulis nama pasien / keluarga dan



W a k t u 1 0 m e n it



Tem pat



Nurs e Stati on



Pela ksa na



Katim 1



Karu PP 1 Karu



3 0 m e n it



Bed Karu pasie Katim n Bed pasie n



Kati m1



Bed pasie n Bed pasie n



Bed pasie n



PP 1



PP 1



PP 2



Tahap



Kegiatan



perawat. Kemudian perawat menyimpan obat yang telah diterima di kotak obat 7. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat mau memberikan obat sesuai jadwal 8. Perawat membagi obat ke pasien sesuai jadwal. 9. Perawat mengisi format pemberian obat 10. Perawat mendokumentasikan di LK 4



W a k t u



Tem pat



Bed pasie n



Nurs e Stast ion



Nurs e Stast ion Nurs e Stati on



Kepala Ruangan a. Katim 1



: I Made Dwiantara : Shelviani



b. Perawat Primer Pagi



: Sigit Ari



PP 2



PP 2



Bed pasie n



F. Pengorganisasian



Pela ksa na



PP 2 PP 2



MATERI SENTRALISASI OBAT 1. Pengertian Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat.



2. Alur



3. Ketenagaan PERAN dalam SENTRALISASI OBAT 1). Kepala Ruangan Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi. 2). Perawat Primer Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.



3). Perawat Associat Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.



C. Discharge Planning 1. Persiapan a.



Ditunjuk penanggung jawab Discharge Planning.



b.



Penanggung jawab menyusun proposal, format discharge planning, kartu discharge planning, dan leaflet sesuai dengan kasus.



c.



Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning.



d.



Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga.



2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan discharge planning a.



Pelaksanaan discharge planning dihadiri oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Januari 2020, PP memberikan HE (Health Education) pada pasien yang akan pulang atau direncanakan pulang meliputi : Obat-obatan yang masih diminum di rumah, diet, istirahat dan aktivitas, waktu kontrol dan tempat kontrol.



b.



Selain memberikan penjelasan secara lisan, PP juga memberikan leaflet yang berisi penjelasan yang diperlukan oleh pasien.



c.



Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning, maka pasien atau keluarga menandatangani format discharge planning sebagai bukti telah mendapatkan discharge planning dari perawat. Kemudian pasien diberi buku pesan dan kesan serta surat cuti sakit bila perlu.



d.



Kegiatan discharge planning yang dihadiri oleh pembimbing klinik yangdilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Januari 2020 pukul 10.00 WITA. Discharge planning diberikan pada pasien Tn. OW dengan diagnosa medis Pnemonia. Pasien pulang dengan obat jalan



(obat oral). Pasien dibekali informasi tentang pearawatan diri di rumah, pencegahan infeksi, aturan minum obat, jadwal dan tempat control, diet pasien selama di rumah, aktivitas dan istirahat. Kegiatan discharge planning



berjalan sesuai dengan alur dan



mekanisme yang telah disusun serta semua anggota kelompok dapat berperan sesuai dengan perannya masing-masing. 3. Hambatan Selama dalam melaksanakan kegiatan discharge planning, kegiatan ini tidak selalu dilakukan di nurse station karena tingkat ketergantungan pasien bervariasi sehingga pelaksanaan discharge planning sewaktu-waktu dilakukan di tempat tidur pasien. 4. Dukungan a. Kepala ruangan, pembimbing ruangan dan perawat di Ruang Olegmemberikan



dukungan



penuh



pada



kelompok



untuk



melaksanakan discharge planning pada pasien yang akan pulang. b. Kartu kontrol sudah tersedia. c. Koordinasi yang baik antara anggota kelompok dan pesien beserta keluarga yang sangat kooperatif



D. Dokumentasi Keperawatan 1. Persiapan Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan keperawatan yang terdiri dari format pengkajian dengan pendekatan Body of Systemdan catatan keperawatan dengan model PIE (Problem, Intervensi, dan Evaluasi). 2. Pelaksanaan Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian format lembar pasien masuk, pengkajian, intervensi, evaluasi dan format timbang terima sampai discharge planing dilaksanakan oleh perawat primer. Perawat Associate mengisi pada kolom tindakan keperawatan.PP



dalam pengisian dokumen juga dibantu oleh PA terutama jika PP sedang melaksanakan tugas lain 3. Hambatan Kurang tepatnya dalam pengisian lembar pasien sehingga ada beberapa dokumen yang lupa diisi salah satunya pengisian kop nama. 4. Dukungan Dokumentasi



didukung



oleh



PP,



PA,



Kepala



Ruangan,



CI



ruangan.Mahasiswa memiliki rekam medis sendiri untuk pasien kelolaan.Sewaktu-waktu rekam medis mahasiswa diperiksa oleh CI ruangan dan CI akademik saat melakukan bimbingan klinik ke rumah sakit.



E. Ronde Keperawatan 1. Persiapan Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok selama dua hari, dengan uraian sebagai berikut : a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan b. Penanggungjawab kegiatan menyusun proposal ronde keperawatan. c. Menetapkan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. d. Persiapan pasien dengan inform consent, hasil pengkajian/validasi data. e. Menentukan tim ronde keperawatan f. Menyiapkan materi atau literatur untuk ronde keperawatan sesuai dengan kasus. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan ronde keperawatan yang dihadiri oleh pembimbing klinik, kasi Jibang, Dokter MOD, Ka.Instalasi Farmasi, Ka. Instalasi Gizi Ruang ICU RSD Mangusada dilaksanakan pada hari selasa 18 januari 2020 Wit apada pasien dengan DM, dengan masalahhipoglikemi. Berdasarkan hasil ronde dapat disimpulkan bahwa intervensi yang perlu ditambahkan pemberian diet



dengan kadar karbohidrat rendah tetapi



dengan frekuensi pemberian sering, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hipoglikemi. Tim gizi juga mengatakan bahwa dalam pemberian makanan khusus untuk pasien dengan diagnosa DM hendaknya diberikan dengan prinsip 3 J yaitu : benar Jenis, benar Jumlah, dan benar jadwal pemberian makanan. Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan pasien juga perlu diberikan KIE tentang diet yang tepat untuk pasien DM. 3. Hambatan Pelaksanaan ronde keperawatan pada dasarnya tidak ada kendala, pasien dan keluarga mampu bekerja sama dengan baik. 4. Dukungan Dukungan pembimbing klinik, perawat di ruangan sangat baik, dengan memberi keleluasaan kelompok dalam menentukan pasien.Selain itu, pembimbing klinik juga sangat membantu dalam melaksanakan koordinasi dengan dokter dan kasi jibang agar pelaksanaan ronde keperawatan dapat berjalan tepat waktu.



F. Supervisi Keperawatan 1. Persiapan Supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi, dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen supervisi lengkap dengan parameter penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut : a. Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan b. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan supervisi tindakan keperawatan. c. Menetapkan



instrumen



supervisi



dan



format



berhubungan dengan kegiatan pemberian obat injeksi.



lainnya



yang



2. Pelaksanaan Hari Senin 20 Januari 2020 pukul 10.00 WITA, Karu dan PP berada diruang Nurse Stasion untuk melakukan supervisi pelaksanaan tindakan pengukuran tanda-tanda vital. Supervisi dilakukan Karu terhadap PP dan PA dalam melakukan rencana dan prinsip pelaksanaan tindakan memberikan obat injeksisesuai jadwal . Karu mempersilakan PP menunjukkan format tindakan injeksi pasien yang dirawatnya. Karu, PP dan PA menuju ke ruang perawatan pasien untuk melihat pelaksanaan rawat luka pasien yang dirawat. Karu mengajak PP ke pasien untuk mensupervisi PA melakukan injeksi. Sebelum melakukan tindakan perawat memberi salam dan menginformasikan akan melakukan tindakan rawat luka pada jam ini. Selama pelaksanaan, perawat sesekali melihat ekspresi wajah klien apakah kesakitan atau yang lain. Kemudian karu, PP dan PA kembali ke nurse station. Karu memberikan reinforcement atas kelebihan PA dalam melakukan perawatan lukadan memberikan masukan akan hal-hal yang tidak sesuai dengan standart yang ada. 3. Hambatan Dalam



pelaksanaan



kegiatan



supervisi



kelompok



tidak



mendapatkan hambatan yang berarti sehingga pelaksanaan kegiatan ini berjalan sesuai dengan harapan 4. Dukungan Dukungan dari pembimbing klinik selama kegiatan supervisi sangat baik dengan memberikan saran dan masukan untuk kegiatan supervisi.