3askeb Kehamilan Patologi Komariag (Ibu Erma) - 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY”I” UMUR 23 TAHUN GIPOAO GESTASI 12 MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS TOILI 1 SULAWESI TENGAH



Oleh :



KOMAIRAH NIM.2182B1015



INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN



PERSETUJUAN



Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY”I” UMUR 23 TAHUN GIPOAO GESTASI 12 MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS TOILI 1 SULAWESI TENGAH, telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada : Moilong, 07 Januari 2022



Mahasiswa



KOMARIAH



Mengetahui,



Dosen Pembimbing



Bd. Erma Retnaningtyas, SKM., SST., M.Kes



Pembimbing Lahan



Fitri Puspita Mahary, SST., Keb.,Bd



KATA PENGANTAR



Puji Syukur atas rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga dapat tersusun Laporan “Asuhan Kebidanan pada Kehamilan” di lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA Laporan Asuhan Kebidanan yang diwajibkan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA Kediri yang akan menyelesaikan pendidikan Profesi. Dengan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa



pembimbing serta



petugas kesehatan dalam pemberian Asuhan Komperhensif terhadap persalinan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan terhadap persalinan.. Akhimya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, sehingga dapat menambah khasanah perpustakaan di lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA



Moilong, 07 Januari 2022



Penyusun



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL..........................................................................................I LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................II KATA PENGANTAR.........................................................................................III DAFTAR ISI........................................................................................................IV BAB I Pendahuluan...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang.....................................................................1 1.2 Tujuan..................................................................................1 1.2.1 Tujuan umum..............................................................1 1.2.2 Tujuan khusus.............................................................1 1.3 Manfaat................................................................................2 BAB II Tinjauan Pustaka......................................................................................2 2.1 Kajian dari sumber pustaka..................................................3 2.2 Tinjauan manajemen 7 langkah askeb...............................10 2.3 Tinjauan dari jurnal penelitian...........................................10 BAB III Tinjauan Kasus....................................................................................12 3.1 Identifikasi data dasar.......................................................12 3.2 Interprestasi Data...............................................................14 3.3 Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial...........................15 3.4 Tindakan Segera.................................................................16 3.5 Rencana Tindakan..............................................................16 3.6 Implementasi .....................................................................16 3.7 Evaluasi..............................................................................16 BAB IV Pembahasan..........................................................................................18 BAB V Kesimpulan dan Saran...........................................................................18 5.1 Kesimpulan...............................................................................................20 5.2 Saran.........................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakantindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya (Walyani, 2015). Pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Meningkat menjadi 359 per 100.000 KH tahun 2012. AKI terakhir dari data survei antara sensus (SUPAS) tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 (Kemenkes RI, 2017). Penilaian terhadap pelaksana pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan Kunjungan Pertama (K1) dan cakupan Kunjungan Keempat (K4). Cakupan K1 adalah jumlah



ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal



pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan (Kemenkes RI, 2017). 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Dapat melaksanakan melaksanakan asuhan kebidanan Kehamilan pada Ny “I” umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah 1.2.2 Tujuan Khusus 1.



Mengumpulkan data dasar melaksanakan



asuhan



kebidanan Kehamilan



pada Ny “I” umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah. 2.



Menginterprestasi data dasar melaksanakan



asuhan



kebidanan Kehamilan



pada Ny “I” umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah. 3.



Menentukan masalah potential melaksanakan asuhan kebidanan Kehamilan pada Ny “I” umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah.



4.



Menentukan tindakan melaksanakan asuhan kebidanan Kehamilan pada Ny “I” umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah



5.



Merencanakan melaksanakan



asuhan



kebidanan Kehamilan pada Ny “I”



umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah. 6.



Melaksanakan melaksanakan



asuhan



kebidanan Kehamilan pada Ny “I”



umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah. 7.



Mengevaluasi melaksanakan



asuhan



kebidanan Kehamilan pada Ny “I”



umur 23 tahun G!POAO Gestasi 12 Minggu dengan KEK di Pusksmas Toili 1 Sulawesi Tengah. 1.3 Manfaat 1. Bagi fakultas Tugas Askeb ini



ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam



pengembangan ilmu pengetahuan mengenai masalah dismenore pada remaja 2. Bagi mahasiswa Tugas Askeb ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan dan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.



3. Bagi Lahan praktek Tugas Askeb ini dapat menjadi informasi bagi fasilitas kesehatan sehingga fasilitas kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan pelayanan pada remaja



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Kehamilan 1) Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2014). Kehamilan didefenisikan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya



hamil



normal



adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester kedua dari 13-28 minggu dan trimester ketiga dari 29-42 minggu (Rukiah, 2013). 2) Tanda dan gejala kehamilan a. Amenorea (tidak mendapat haid) b. Mual dan muntah (nausea and vomiting) c. Mengidam (ingin makan khusus) d. Pingsan e. Tidak ada selera makan (anoreksia) f. Lelah (fatigue) g. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebebkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara dan kelenjar montgomery terlihat lebih membesar h. Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar i. Konstipasi/obstipasi karena tonus otot- otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid j. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea anigra = grisea) k. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir. (Mochtar, 2011) 3) Perubahan fisiologis dan psikologi kehamilan a. Uterus



Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan b. Serviks Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersama dengan terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. c. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. d. Vagina dan perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chandwick. e. Kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. f. Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat (Saiffudin, 2014). 4) Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II, Dan III a. Trimester I Trimester 1 sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama



kehamilan. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. b. Trimester II Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik. Yakni



ketika



wanita



merasa



nyaman



dan



bebas



dari



segala



ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur kedalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase : pra quickening dan pasca quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yaitu berbeda dari ibunya. c. Trimester III Trimester tiga sering disebut priode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul (Walyani, 2015). 5) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Kebutuhan kesehatan ibu hamil menurut Nugroho (2014) sebagai berikut: a.



Oksigen Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan meningkat 20 %. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat- tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak karena akan mengurangi masukan oksigen.



b. Nutrisi Pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan 300



kkal/hari atau sama dengan mengonsumsi tambahan makanan 100 gr daging atau minum 2 gelas susu. Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori yang digunakan oleh tubuh sebagai pengelola. Selain itu ibu hamil juga perlu mengonsumsi tambahan vitamin dan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan yang berguna untuk mencegah anemia defisiensi besi, meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makanan sehari-hari yang dapat dikonsusmsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu adalah makanan yang mengandung karbohidrat, asam folat, protein, zat besi, kalsium, vitamin, semua sumber nutrisi ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi nasi secukupnya, sayuran hijau, buah- buahan, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. c.



Personal Hygiene Personal Hygiene penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil karena bila tidak dijaga akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil sebaiknya mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari, menjaga kebersihan alat genitalia dan pakaian dalam dan menjaga kebersihan payudara.



d. Eliminasi Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu, sebaiknya memperbanyak intake di siang hari dan menguranginya di malam hari dan mengganti pakaian dalam setiap terasa lembab, dan bila selesai buang air ceboklah dengan baik. e.



Pakaian Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan mengenakan baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus membesar. Bra disiapkan paling sedikit dua buah dengan bukaan di depan untuk memudahkan menyusui, sepatu kenakan yang rata bukan bertumit.



f.



Seksual



Ibu hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu kehamilan. Bila hendak melakukan hubungan seksual sebaiknya gunakan kondom karena prostaglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi. g.



Istirahat/Tidur Ibu hamil hendaknya tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Posisi tidur untuk ibu hamil dianjurkan dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga. Pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur, walau bukan benar-benar tidur hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah dan jangan bekerja terlalu lelah.



h. Senam Hamil Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil sesuai dengan kondisi ibu, senam ringan yang dapat dilakukan ibu adalah jalan pagi, sambil menghirup udara segar dan sebelum maupun sesudah melakukan senam ibu harus minum yang cukup. 2.1.2



Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I,II, dan III 1) Pengertian Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003). Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil 2) Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya



selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. 3) Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III a.



Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu) 1.



Perdarahan Pada Kehamilan Muda Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan



muda



dikenal



beberapa



istilah



sesuai



dengan



pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini



yang



menyebabkan



kegagalan



kelangsungan



kehamilan



(Hadijanto, 2008) i.



Abortus Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008). Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatini dkk (2009) menyebutkan abortus dibagi menjadi :  Abortus Imminens (threatened) Suatu pengeluaran



abortus vagina



imminens yang



dicurigai



mengandung



bila



terdapat



darah,



atau



perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri



pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih terdapat janin utuh.  Abortus Insipien (inevitable) Merupakan



suatu



abortus



yang



tidak



dapat



dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.  Abortus Incompletus (incomplete) Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.  Abortus Completus (complete) Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan



menjadi



negatif.



Pada



Pemeriksaan



USG



didapatkan uterus yang kosong  Missed Abortion Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.  Abortus Habitualis (habitual abortion) Adalah abortus spontan yang terjadi berturutturut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu ii.



Kehamilan ektopik Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008). Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam serviks



teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri. A) Mola hidatidosa Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm. Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan Mola hidatidosa Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm. Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan 2.



Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam seruMual dan muntah yang sampai menggangguaktifitas seharihari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2017)



3.



Selaput kelopak mata pucat Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil



trimester I (Saifuddin, 2018) 4.



Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2018). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsorgan vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2016)



b.



Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu) 1. Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2016) 2. Bayi kurang bergerak seperti biasa Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali



dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2016) 3. Selaput kelopak mata pucat Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia



dalam



kehamilan



disebabkan



oleh



defisiensi



besi



(Saifuddin,2018 c.



Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu) 1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri (Pantiawati, 2015). a)



Plasenta Previa Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus uteri. Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja, bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati PAP dan ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.



b)



Solusio Plasenta Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya terjadinya perdarahan namun terkadang darah tidak keluar, terkumpul



di



belakang



plasenta.



(perdarahan



tersembunyi/perdarahan kedalam). Perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen pada saat dipegang, palpasi sulit dilakukan,



fundus uteri makin lama makin naik dan denyut jantung bayi biasanya tidak ada. c)



Sakit Kepala yang Berat Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala



yang



hebat



ibu



mungkin



menemukan



bahwa



penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia. d)



Penglihatan Kabur Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan kabur dan berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.



e)



Bengkak di Wajah Dan Jari-Jari Tangan Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklampsia.



f)



Keluar Cairan Pervaginam Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina normalnya terjadi pada trimester ketiga namun ketuban dinyatakan pecah dini (KPD) jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala persalinan, bisa juga belum pecah saat mengedan.



g)



Gerakan Janin Tidak Terasa Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu



berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. h)



Nyeri Abdomen yang Hebat Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.



2.1.3



Kekurangan Energi Kronis 1) Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dengan pengukuran LILA. Namun pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Ibu hamil dengan KEK pada batas 23,5 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23,5 cm (Yuliastuti E,2014.) 2) Faktor penyebab Kekurangan Energi Kronis a.



Faktor pendapatan keluarga Masyarakat makin lama makin tumbuh dan kompleks. Sedikit sekali diantara kita yang menanam makan kita sendiri. Banyak makanan yang harus dibeli dari pasar. Perilaku konsumsi makanan merupakan refleksi dari interaksi antara faktor ekonomi dengan faktor sosial budaya. Faktor ekonomi keluarga berhubungan dengan tingkat pendapatan dan melahirkan daya beli seseorang atau sekelompok orang apabila tingkat pendapatan tersebut seimbang dengan jumlah anggota keluarga yang menjadi bebannya (Muliawati,2013).



b.



Faktor pendidikan ibu Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek-praktek pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukan bahwa jika tingkat pendidikan ibu menigkat maka pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha- usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi



makin meningkat. Ibu rumah tangga yang mempunyai pengetauan nutrisi akan memilih makanan yang bergizi dari pada yang kurang bergizi (Muliawati, 2013). c.



Faktor umur ibu Umur ibu merupakan salah satu faktor penting dalam proses kehamilan hingga persalinan, karena kehamilan pada ibu yang berumur muda menyebabkan terjadinya kompetisi makanan antara janin dengan ibu yang masih dalam masa pertumbuhan (Mahirawati,V, K. 2014).



d.



Faktor paritas Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu dikatakan terlalu banyak melahirkan adalah lebih dari 3 kali. Manfaat riwayat obstetrik ialah membantu menentukan besaran kebutuhan akan zat gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Untuk paritas yang paling baik adalah 2 kali jarak melahirkan yang terlalu dekat akan meyebabkan kulaitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu, ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri karena ibu memerlukan energi yang cukup untuk



memulihkan



keadaan



setelah



melahirkan



anaknya.



Dengan



mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi bagi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung (Muliawati, 2013). e.



Faktor pola perilaku konsumsi makanan Selama kehamilan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh baik pada ibu dan janin dalam kandungan meningkat. Oleh karena itu pada masa kehamilan asupan gizi yang diperluan juga meningkat, untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu dan janin. Ibu hamil yang mengalami kekurangan asupan gizi dan bersatus gizi buruk maka mempunyai peluang besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Mahirawati,V, K. 2014).



3) Tanda dan gejala kekurangan energi kronik Adapun tanda dan gejala kekurangan energi kronik yaitu: a) Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm b) Badan kurus



c) Konjungtiva pucat d) Tensi kurang dari 100 mmHg e) Hb kurang dari normal (