Analisa Ammonium Dan Nitrit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI



LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH INDUST No. Dokumen



No. Revisi



Tanggal Efektif



Halaman



FM-PM-02-04



00



16 September 2019



01 dari 01



“ANALISA AMMONIUM DAN NITRIT”



DISUSUN OLEH : Nama



: Ekayana sihotang



NIM



: 1901052



Group



:C



Jurusan



: Teknik Kimia



Tanggal Praktikum



: 05 Oktober 2021



Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing,ST, MT.



KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN



MEDAN 2021



ii



LEMBAR PENGESAHAN Analisa Ammonium dan Nitrit



Nama



: Ekayana sihotang



NIM



: 19 01 052



Grup



:C



Jurusan



: Teknik Kimia



Medan, 05 Oktober 2020 Asisten Laboratorium Pengembangan



Praktikan



(Ester Florencia Zega)



(Juna Sihombing,ST, MT) i



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan kelimpahannya kepada kita. Oleh karena rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa Ammonium Dan Sitrat”. Penulisan laporan ini merupakan tugas dalam mata kulian praktek Pengolahan Air Dan Limbah Industri. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan, isi dan juga literatur penulisan laporan ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. Demikian penulisan laporan ini saya perbuat dengan sebenarnya semoga bermanfaat bagi para pembaca, saya mohon maaf jika ada kesalahan atas laporan ini atas saran yang diberikan kami ucapkan terimakasih.



Medan, 05 Oktober 2021



Ester Florencia Zega,



ii



DAFTAR ISI Halaman COVER LEMBAR PENGESAHANi KATA PENGANTARii DAFTAR ISIiii BAB I PENDHULUAN1 1.1 Tujuan Percobaan1 1.2 Landasan Teori1 1.2.1 Air1 1.2.2 Karakteristik Air 1 1.2.3 Pengolahan Air Menjadi Air Minum 3 1.2.4 Amonium Dan Nitrat4 1.2.5 Siklus Nitrogen 4 BAB II METODOLOGI6 2.1 Alat Dan Bahan 6 2.2 Tahapan Pengolahan Air dan Analisa COD dan BOD6 2.3 Perancangan Alat 7 2.4 Prosedur Kerja7 2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen 7 2.4.2 Prosedur Kerja Pengolahan Air8 iii



2.4.3 Prosedur Kerja Penentuan NH4+ dalam air8 2.4.4 Prosedur Kerja Penentuan NO2- dalamj air9 2.4.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan NH4+ serta NO2-10 BAB III DATA PENGAMATAN11 3.1 Data Pengamatan11 3.2 Pengolahan Data12 3.2.1 Perhitungan Pembuatan Reagen NH4+ 12 3.2.2 Perhitungan Pembuatan Reagen NO2- 13 3.2.3 Perhitungan Konsentrasi NH4+ 13 3.2.4 Perhitungan Konsentrasi NO2-14 3.2.5 Reaksi14 BAB IV PEMBAHASAN16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN17 5.1 Kesimpulan17 5.2 Saran17 DAFTAR PUSTAKA18 LAMPIRAN19



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Tujuan Percobaan 1. Menganalisa/ menentukan kadar NH4+ menggunakan pereaksi nessler dan garam Rochelle dalam sampel 2. Memahami metode analisis kadar NH4+ 3. Menganalisa/ menentukan kadar NO2 dalam sampel 4. Memahami metode analisis kadar NO2



1.2.



Landasan Teori 1.2.1 Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia (H₂O) satu molekul air



memiliki dua atom hidrogen kovalen terkait pada atom oksigen tunggal.Air muncul di dalam semua tiga negara umum dari materi dan dapat mengambil berbagai bentuk di bumi uap air dan awan dilangit, air laut dan gunung es dilautan kutub, gletser dan sungai-sungai di pegunungan, cairan pada alkuiferdalam tanah. Pada suhu dan tekana yang tinggi seperti di pedalaman planet raksasa, ia berpendapat bahwa air dan air ionik dimana molekul terurai menjadi sub ion hidrogen dan oksigen dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik dimana oksigen mengkristal tetapi ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam kisi oksigen. 1.2.2. Karakteristik Air Menurut Effendi (2007 : 22-23), karakteristik air adalah sebagai berikut : a. Air berwujud cair pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0oC (32oF) – 100oC. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100oC merupakan titik didih (boiling point) air. b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpanan panas yang sangat baik. v



c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah besar. d. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi, dan merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Air merenggang pada saat membeku, sehingga es memiliki densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Air juga mempunyai karakteristik khusus yaitu karakteristik fisika dan karakteristik kimia. Karakteristik fisika air meliputi kekeruhan, suhu, warna, residu terlarut, residu tersuspensi, bau, dan rasa. Kekeruhan dapat terjadi karena bahan organik maupun anorganik, seperti limbah industri, limbah domestik, dan lumpur. Suhu akan mempengaruhi jumlah oksigen terlarut, karena oksigen akan mudah terurai pada suhu tinggi. Semakin tinggi suhu air maka jumlah oksigen terlarut akan semakin rendah. Warna pada air dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawasenyawa organik. Air memiliki bau dan rasa karena pengaruh organisme seperti alga, bau dan rasa juga dapat timbul karena adanya senyawa H2S dalam bentuk gas yang merupakan hasil penguraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerob. Sedangkan karakteristik kimia air meliputi : DO (Dissolved Oxygent), COD (Chemical Oxygent Demand), BOD (Biological Oxygent Demand), pH (Derajat keasaman). DO (Dissolved Oxygent) menyatakan jumlah oksigen terlarut dalam air, semakin tinggi nilai DO (Dissolved Oxygent) kualitas air semakin baik karena memungkinkan organisme untuk hidup di dalam perairan. DO (Dissolved Oxygent) juga bisa digunakan sebagai indikator pencemaran air, dimana semakin rendah nilai DO (Dissolved Oxygent) mengindikasikan bahwa perairan tersebut



vi



telah tercemar. COD (Chemical Oxygent Demand) menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dalam air secara kimiawi. Semakin tinggi nilai COD (Chemical Oxygent Demand) mengindikasikan tingginya bahan organik sehingga kualitas air semakin rendah.BOD (Biological Oxygent Demand) menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik secara biologi. Semakin tinggi nilai BOD (Biological Oxygent Demand) mengindikasikan tingginya bahan organik sehingga kualitas air semakin rendah. Nilai pH air dapat mempengaruhi sifat korosi air, nilai pH berkisar antara 0 – 14. pH dikatakan netral apabila bernilai 7, dikatakan asam apabila bernilai < 7, dan dikatakan basa apabila bernilai >7 1.2.3 Pengolahan Air Menjadi Air Minum Pengolahan air dapat dilakukan dengan cara: 1.



Pengendalian Aliran Permukaan Dalam siklus hidrologi, sebagian besar air hujan yang sampai ketanah mengalir terbuang ke alut berupa aliran permukaan. Sisanya kembali ke udara, baik melalui tanah, badan air, maupun transpirasi tumbuhan



2.



Pemanenan Air Hujan Cara yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan air hujan dapat dilakukan di daerah tangkapan air. Air berkualitas baik dapat dikumpulkan dari air hujan yang berasal dari atas atap rumah.



3.



Meningkatkan Kapasitas Infiltrasi Tanah Cara yang paling efektif dalam meingkatkan kapasitas infiltrasi adalah dengan menutup tanah yang cukup, baik dengan tumbuhan atau mulsa atau dengan memberikan bahan organik.



4.



Pengisian tanah secara buatan



vii



Pengisian buatan akifer merupakan usaha yang penting untuk meningkatkan yield total dan merupakan alat untuk manajemen sistem air bersih (Robert, 2005). 1.2.4 Amonium Dan Nitrat Amonium (NH₂+) adalah ion yang apabila bereaksi dengan sodium hidroksida akan menghasilkan ammonia. Amonia merupakan gas tak berwarna dengan bau yang spesifik (bau air seni), mudah larut dalam air (larutannya bersifat basa), alkohol dan eter. Amonia lebih ringan dan udara, mudah dicairkan, mengeruhkan larutan Nessler dengan titik didih titik cair -77.7 °C. analisa ammonium ini dilakukan dengan menggunakan Nessler setelah penambahan iodium yang terkandung dalam garam Rochelle. Dalam SNI kadar ammonium yang diperbolehkan hanya sebesar 0,1 mg/l. Nitrit (NO₂-) sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia apabila didapati dalam air minum ataupun air kemasan. Dalam SNI kadar nitrit yang diperbolehkan hanya sebesar 0,005 mg/l. 1.2.5 Siklus Nitrogen A. Mineralisasi Salah satu tahapan siklus nitrogen adalah proses dekomposisi senyawa organik yang berasal dari organisme yang mati proses dekomposisi tersebut adalah tahapan mineralisasi. Tahap ini disebut juga dengan amonifikasi. Mineralisasi bisa terjadi baik dalam kondisi aerobik dan aerobik. Proses ini akan melepaskan amonia dan dikontrol oleh pH. Amonia akan mudah menguap pada pH tinggi di atas 9. B. Nitrifikasi Setelah ion amonium atau ion NH4 terbentuk, ion akan terserap oleh akar tumbuhan dan diubah menjadi bahan organik. Nitrifikasi adalah proses oksidasi secara biologi dari amonia menjadi nitrat dan nitrit.



Proses



ini



terjadi



dengan



bantuan



dua



grup



bakteri



kemoautotropik yan bisa melakukan proses oksidasi. Pertama, oksidasi amonia menjadi nitrit. Proses ini dibantu oleh bakteri Nittrosomonas sp. Kedua, oksidasi nitrit menjadi nitrat. Proses ini dibantu oleh bakteri Nitrobacter sp. Denitrifikasi Ion nitrat lebih aktif bergerak di air dibandingkan ion amonium. Ion nitrat akan mengalami denittrifikasi.



viii



Denitrifikasi adalah proses reduksi dari nitrat ke bentuk molekul gas nitrogen, gas nitric oksida dan gas nitrous oksida. Kondisi ini terjadi dalam posisi anaerobik. Organisme yang berperan adalah bakteri bacillus, micrococcus, alcagenes, dan spririllum. C. Fiksasi nitrogen Ini merupakan proses yang sangat penting. Utamanya proses ini untuk menjaga keseimbangan kehilangan nitrogen pada proses denitrifikasi.



Fiksasi nitrogen adalah proses dimana gas nitrogen



di atmosfer didifusikan lagi ke dalam air dan direduksi lagi menjadi bahan organik. Yang berperan menangkap gas nitrogen adalah bakteri autrothop, heterotroph, alga biru-hijau, dan tanaman lainnya.



ix



BAB II METODOLOGI 2.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Tabung nessler 50 ml



:8 buah



2. Bola hisap



: 2 buah



3. Beaker glass 500 ml



: 5 buah



4. Beaker glass 250 ml



:1 buah



5. Labu ukur 100 ml



: 1 buah



6. Pipet ukur 1 ml



: 1 buah



7. Pipet ukur 10 ml



: 1 buah



8. Pipet volum 10 ml



: 1 buah



9. Alat filtrasi



: 1 unit



10.Botol semprot



: 1 buah



B. Bahan 1. Air Sungai Sebelum Filtrasi :500 mL 2. Air Sungai Sesudah Filtrasi :500 mL 3. Larutan stock NH4+ 10 ppm :50 mL 4. Larutan Stock NO2- 10 ppm



:50 mL



5. Aquadest



:373 mL



6. Asam sulfonil



:4 mL



7. Asam Asetat pekat



:2 mL



8. Larutan Methyl Amine



:4 mL



9. Larutan Pereaksi Nessler



:4 mL



10.Larutan garam Rochelle



:4 mL



2.2 Tahapan Pengolahan Air dan Analisa Ammonium dan Nitrit



x



2.3



Perancangan Alat 1.



Alat dan bahan disiapkan.



2.



Kolom media filtrasi dibersihkan.



3.



Saringan akuarium dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



4.



Batu kerikil dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



5.



Saringan akuarium dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



6.



Pasir halus dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



7.



Pasir kasar dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



8.



Saringan akuarium dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



9.



Arang dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi.



10. Saringan akuarium dimasukkan ke dalam Kolam media filtrasi. 11. Zeolit dimasukkan ke dalam Kolam media filtrasi. 12. Batu kerikil dimasukkan ke dalam Kolom media filtrasi. 13. Ijuk dimasukkan ke dalam Kolam media filtrasi. 14. Bersihkan alat yang telah dirancang dengan mengalirkan air bawah media. 15. Air yang keluar dari hasil pencucian diperhatikan, jika sudah jernih, maka pencucian dihentikan. 16. Air dialirkan dari media filtrasi hingga habis. Prosedur Kerja Pengolahan air 1. Alat dan bahan disediakan. 2. Alat filtrasi yang telah dibuat kemudian dicuci untuk membersihkan bahan filtrasi hingga benar – benar bersih yaitu air yang keluar dalam keadaan bersih. 3. Setelah dicuci dan benar – benar bersih kemudian sampel air sungai dimasukkan kedalam alat filtrasi lalu ditampung pada beaker glass secukupnya. 2.4



Prosedur Kerja 2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan ReagenH2SO4 0,02 N



xi



 Kadar NH4+ a.



b.



Pereaksi Nesller 1.



Larutkan 10 gram HgI2 dan 7 gram KI dengan aquades.



2.



Tambahkan larutan NaOH 30 % sebanyak 50 mL.



3.



Tambahkan aquades jadi 100 mL.



4.



Disimpan dalam botol warna gelap.



Pereaksi Garam Rochelle 1.



50 gram KnaTartrat dilarutkan dalam 100 mL aquadest



2.



Larutan Dihimogenkan



 Kadar NO21. Timbang teliti 2,5 gr naphtylamin dalam 150 ml asam asetat pekat encerkan dengan aquades jadi 350 mL. 2. Larutkan asam sulfonil 4 gr, dalam 300 ml aquades. 3. Timbang 0,375 gr NaNO2 dalam 1 liter aquades. 4. 1 ml NO2 ~ 250 μg = 250 ppm. 2.4.2 Prosedur Kerja Pengolahan Air 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Media filtrasi dibersihkan secara berulang sampai 3 kali 3. Setelah sudah benar-benar bersih, kemudian sampel air sungai, dan air cucian di filtrasi 4. Hasil filtrasi dimasukkan ke dalam beaker glass 2.4.3 Prosedur Kerja Penentuan NH4+ dalam air



 Prosedur Kerja Larutan Standart 1.



Alat dan bahan



disediakan. 2.



Larutan



stoke



NH4+ 10 ppm dipipet masing-masing secara berurutan dengan konsentrasi 0 ; 0,2 ;0, 4;0,6 sebanyak 0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml kedalam masing-masing tabung Nessler.



xii



3.



Larutan



garam



Rochelle dipipet sebanyak 1 ml dan Pereaksi Nessler dipipet sebanyak 1 ml ke dalam tabung Nessler. 4.



Kemudian



diencerkan dengan aquadest menjadi 50 ml.



 Prosedur Kerja Sampel Analisa NH4+ 1.



Alat dan bahan disediakan.



2.



Sampel air sungai sebelum filtrasi, Air sungai sesudah filtrasi diukur sebanyak 10 ml lalu dimasukkaan kedalam masingmasing botol nessler yang sudah diberi label.



3.



Larutan garam Rochelle dipipet sebanyak 1 ml dan Pereaksi Nessler dipipet sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam masingmasing erlenmeyer yang telah berisi sampel.



4.



Kemudian diamati dan dicatat warna larutan stock yang mendekati warna sampel.



2.4.4 Prosedur Kerja Penentuan NO2- dalam air  Prosedur Kerja Larutan Standart 1. Alat dan bahan disediakan. 2. Larutan stoke NO2¯10 ppm dipipet masing-masing ke dalam tabung Nessler yang sudah diberi label 0 ; 0,2 ; 0,4; 0,6 masingmasing sebanyak 0 ml, 1 ml, dan 2 ml, 3 ml. 3. Asam Sulfonil dipipet sebanyak 1 ml, Asam Asetat dipipet sebanyak 0,5 ml. Setelah itu tunggu 5 menit lalu Napthyl Amine dipipet sebanyak 1 ml ke dalam tabung Nessler. 4. Kemudian diencerkan dengan Aquades sampai 50 ml, lalu dihomogenkan.  Prosedur Kerja Sampel Analisa NO2¯ 1. Sampel air limbah organik rumah makan sebelum filtrasi, Air limbah organik setelah filtrasi, diukur sebanyak 10 ml lalu dimasukkaan kedalam masing-masing sudah diberi label.



xiii



tabung nessler yang



2. Asam Sulfonil dipipet sebanyak 1 ml dan Asam asetat dipipet sebanyak



0,5



ml



dimasukkan



kedalam



masing-masing



erlenmeyer yang telah berisi sampel ditunggu selama 5 menit kemudian Napthyl Amine ditambah. 3. Kemudian amati dan catat warna larutan stoke yang mendekati warna sampel.



2.4.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan NH4+serta NO2-



Gambar 2.1. Bagan tahapan pengolahan air dan analisa kadar NH 4+dan NO2-



xiv



BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Data Pengamaatan 1. Data Pengamatan Ammonium (NH4+) Tabel 3.1. Data Stock Ammonium (NH4+) No.



Stock NH4+ (ppm)



1. 2. 3. 4.



0 0,5 1 3



Volume Stock NH4+ 10 ppm (mL) 0 2,5 5 15



Volume Garam Rochelle (mL) 1 1 1 1



Volume Pereaksi Nessler (mL) 1 1 1 1



Volume Aquadest (mL) 48 45,5 43 33



2. Data PenetapanKadar Ammonium (NH4+) pada Sampel Tabel 3.2. Data Penetapan Kadar Ammonium No.



Nama Sampel



Volume Sampel (mL)



Volume Garam Rochelle (mL)



Volume Pereaksi Nessler (mL)



Volume Aquadest (mL)



Konsentrasi Sampel yang Mendekati Stock



1.



Air Lindi Sesudah Filtrasi Air Lindi Sebelum Filtrasi Air Sungai Sesudah Filtrasi Air Sungai Sebelum Filtrasi Air Alfamart



10



1



1



38



0



10



1



1



38



0,5



10



1



1



38



0



10



1



1



38



0,5



10



1



1



38



0



2. 3. 4. 5.



3. Data Stock Niitrit (NO2-) Tabel 3.3. Data Stock Nitrit (NO2-)



xv



No.



Stock NO2(ppm)



1. 2. 3.



0 1 3



Volume Stock NO2-100 ppm (mL) 0 5 15



Volume Asam Sulfat Pekat (mL) 1 1 1



Volume Nepthylamine (mL)



Volume Aquadest (mL)



0,5 0,5 0,5



49,5 42,5 32,5



4. Data Penetapan Kadar Nitrit NO2-pada Sampel Tabel 3.4. Data Penetapan Kadar Nitrit N o.



Nama Sampel



Volume Sampel (mL)



Volume Asam Sulfonil (mL)



1.



Air Sungai Sesudah filtrasi Air Sungai Sebelum filtrasi



10



1



Volume Asam Sulfat Pekat (mL) 0,5



10



1



0,5



2.



Volume Nepthylamine (mL)



Volume Aquades t (mL)



1



37,5



Konsentrasi Sampel yang Mendekati Stock 1



1



37,5



3



3.2. Pengolahan Data 3.2.1. Perhitungan Reagen NH4+ Pembuatan Larutan Stock Ammonium (NH4+) 10 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 100 ppm = 100 mL . 10 ppm V1 = 10 mL Pembuatan Larutan StockAmmonium (NH4+) 0, 1 dan 3 ppm  Larutan Stock 0 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 0 V1 = 0 mL



xvi



 Larutan Stock 1 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 1 ppm V1 = 5 mL  Larutan Stock 3 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 3 ppm V1 = 15 mL 3.2.2. Perhitungan Reagen NO2Pembuatan Larutan Stock Nitrit (NO2-) 10 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 100 ppm = 100 mL . 10 ppm V1 = 10 mL Pembuatan Larutan Stock Nitrit (NO2-) 0, 1 dan 3 ppm  Larutan Stock 0 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 200 ppm = 50 mL . 0 V1 = 0 mL  Larutan Stock 1 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 200 ppm = 50 mL . 1 ppm V1 = 0,25 mL  Larutan Stock 3 ppm V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 200 ppm = 50 mL . 3 ppm V1 = 0,75 mL



3.2.3. Perhitungan Konsentrasi Ammonium (NH4+) Apabila 1 mL larutan stock Ammonium setara dengan 10 μgNH4+/mL maka, 1.Air Sungai Sebelum Filtrasi



xvii



NH 4 +¿ x fp ¿ v sampel 0,5 mL x 10 μg/mL ¿ x1 10 mL ¿0,5 ppm 1. Air Sungai Sesudah Filtrasi NH4 ¿ mg +



NH 4 +¿ x fp ¿ v sampel 0 m L x 10 μg /mL ¿ x1 10 mL ¿0 ppm



NH4+¿ mg



3.2.4. Perhitungan Konsentrasi Nitrit (NO2-) Apabila 1 mL larutan stock Nitrit setara dengan 2,5 μgNO 2-/mL maka, 1. Air Sungai Sebelum Filtrasi NO 2−¿ x fp ¿ v sampel 15mL x 2,5 μg/mL 400 ¿ x 10 mL 10 ¿= 0 ppm 2. Air Sungai Sesudah Filtrasi NO2-¿ mg



NO 2−¿ x fp ¿ v sampel 5 mL x 2,5 μg/mL 400 ¿ x 10 mL 10 ¿= ppm



NO2-¿ mg



3.2.5. Reaksi Reaksi NH4+ NH4+



+ CaHKNaO6.4H2O



Ammonium



Garam Rochelle



xviii



NaNH4C4H4O6. 4H2O + K+ Ammonium Tartrat



NaNH4C4H4O6. 4H2O + 2K2(HgI4) AmmoniumTartar



Merkurium(II)



+ 4NaOH Natrium Hidroksida



HgOHg(NH2)I + C4H4O6. 4H2O + 4NaI + 3KI Merkuri (II)iodide amidoiodida



+ 3H2O



Na.Iodida Kalium Iodida Air



tetrahidra



Reaksi NO2NH2



N=N



NaNO2 +



+ H2O + NaO SO3H



SO3H



N=N



N=N-CH3COO



2



+ H2 SO3H



SO3H



2C6H5SO3NH2



2C6H5SO3CH3COON2



N=N-CH3COO



+ SO3H



NH2



2C6H5SO3CH3COON2 + C10H9N



xix



SO3H



NH2



N=N C6H16SO3N3



xx



BAB IV PEMBAHASAN Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air. Pada percobaan ini dilakukan beberapa uji kualitas air yang menggunakan sampel air yaitu : air sungai sebelum difiltrasi menggunakan alat penyaring air dan air



sungai sesudah difiltrasi menggunakan alat penyaring air. Hal ini



dimaksudkan untuk menentukan kadar NO2¯ dan NH4+ dari sampel tersebut. Kadar nitrit dapat diukur dengan menggunakan metode Nessler kualitatif dan kuantitatif. Pada metode nessler kualitatif ini dilakukan dengan cara menggunakan asam sulfonil dan napthyl amineyang mana warna sampel dibandingkan dengan warna larutan standart atau larutan stock nitrit. Sehingga warna sampel yang paling mendekati warna larutan stock nitrit itulah yang paling tinggi kadar nitritnya.



xxi



BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1.



Kadar NH4



+



yang terkandung dalam air sungai sebelum dan sesudah



berturut-turut yaitu 0,5 dan 0 ppm. 2.



Kadar yang NO2- yang terkandung dalam Air sungai sebelum dan sesudah yaitu 150 dan 50 ppm.



3.



Kadar nitrit dapat diukur dengan menggunakan metode nessler kualitatif dan kauntitatif.



5.2. Saran Sebaiknya praktikum ini menggunakan sampel yang lebih bervariasi agar dapat membandingkan hasil dari praktikum.



xxii



DAFTAR PUSTAKA



Ita, Emiliya. 2019. Analisa Kandungan Nitrat dan Nitrit Dalam Air Minum Isi Ulang Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis. Universitas PGRI: Palembang Ghufran, M.. dan Andi Baso. 2010. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Perairan. Rineka Cipta: Jakarta Sihombing, Juna.2021. Penuntun Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri. PTKI: Medan.



xxiii



LAMPIRAN



xxiv



xxv



xxvi