5 0 142 KB
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA HOME INDUSTRI TEMPE AA SAMBIREJO NGANJUK
Oleh : Ika Khusnia Rahmawati1 Silvia Ayu Fitriana2 Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung ABSTRAK Dengan mudahnya memperoleh kacang kedelai banyak orang yang membuka usaha dengan memproduksi tempe. Di desa Sambirejo terdapat salah satu Industri rumahan tempe yang didirikan oleh Bapak Adi. Setiap usaha yang bergerak dibidang produksi akan dipengaruhi oleh persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku merupakan aset berharga perusahaan yang berperan penting dalam mendukung aktivitas produksi, sehingga diperlukan pengendalian yang optimal. Karena penentuan jumlah bahan baku yang tepat dapat mengurangi hal-hal yang dapat menghambat proses produksi untuk mengetahui berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan di home industri tempe AA Sambirejo Nganjuk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan memaparkan bagaimana pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan perusahaan kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Sedangkan data yang digunakan adalah data primer berupa hasil observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh home industri tempe AA belum optimal. Dimana berdasarkan alat analisis kuantitatif terhadap persediaan bahan baku pada home industry tempe AA di Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom, bahwa perencanaan persediaan bahan baku yang dilakukan setiap kali pesan belum ekonomis menurut perhitungan EOQ. Kata kunci: Persediaan bahan baku, pengendalian persediaan, biaya persediaaan, metode EOQ
1
PENDAHULUAN
harus mampu merencanakan dengan matang dalam mengendalikan persediaan bahan
Latar Belakang
baku agar tidak terlalu besar dan juga terlalu
Terdapat
banyak
faktor
yang
kecil.
mempengaruhi kelancara suatu produksi pada
perusahaan.
Kelancaran
Tujuan dari pengendalian persediaan
produksi
bahan baku adalah untuk menekan biaya-
sangat penting bagi perusahaan karena hal
biaya
tersebut berpengaruh terhadap laba yang
dimaksud dalam hal ini adalah biaya
oleh persediaan bahan baku yang optimal.
persediaan
Oleh karena itu setiap perusahaan harus
yang terkait dengan persediaan. Penentuan
kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu
dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait
persediaan
dengan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
melebihi
baku
kebutuhan
perusahaan,
akan
biaya
pemeliharaan
dan
menambah penyimpanan ditanggung
serta
risiko
yang
akan
apabila
bahan
baku
yang
persediaan
(stock
out)
terletak
di
Kecamatan
Tanjunganom
Nganjuk. Di kabupaten Nganjuk tidak semua memiliki usaha industri rumah tangga, tetapi hanya sebagian saja dan salah satunya
terdapat
pada
kecamatan
Tanjunganom dimana terdapat satu industri
kehabisan
sehingga
mendapatkan
Sambirejo merupakan desa yang
mengurangi persediaan, perusahaan akan masalah
perlu
keputusan yang tepat.
pakai. Sebaliknya, bila perusahaan berupaya
pada
persediaan
perhatian yang khusus dalam mengambil
disimpan menjadi rusak atau tidak layak
dihadapkan
biaya
maka harus diperhatikan berbagai faktor
yang optimal perusahaan dapat memenuhi
bahan
dari
dapat diandalkan dan dipercaya tersebut
produksi. Melalui pengendalian persediaan
persediaan
terdiri
melaksanakan pengendalian persediaan yang
baku yang optimal untuk kelancaran proses
Ketika
yang
pemesanan dan biaya penyimpanan. Untuk
mampu mengendalikan persediaan bahan
biaya
mungkin
lebih optimal. Biaya operasional yang
proses produksi suatu perusahaan ditentukan
meminimalkan
seminimal
sehingga kinerja dan keuntungan perusahaan
diperoleh perusahaan. Lancar atau tidaknya
dan
operasional
kecil rumah tangga tempe milik bapak Adi
akan
yang terdapat di desa Sambirejo. Industri
mengganggu kelancaran atau kelangsungan
rumah tangga ini sudah berjalan selama 15
proses produksi perusahaan. Perusahaan 2
tahun. Rantai pasokan produk tempe yang
jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam
dihasilkan oleh bapak Adi telah menjalin
suatu
koordinasi dengan pelaku-pelaku rantai
menunggu untuk diproses lebih lanjut.
pasokan lainnya seperti supplier, namun
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2000),
koordinasi yang terjalin belum begitu baik
persediaan merupakan sebuah aktiva yang
sehingga proses penambahan nilai dalam
meliputi barang-barang milik perusahaan
rantai pasokan belum berjalan optimal.
dengan maksud untuk dijual dalam suatu
Sering terjadi kelebihan jumlah produk yang
periode usaha, atau persediaan barang yang
beredar
masih dalam proses produksi. Persediaan
di
permintaan
pasar
dibanding
konsumen
atau
tingkat
kekurangan
tempat
berfungsi
dimana
untuk
barang
tersebut
mengefektifkan
sistem
persediaan produk yang beredar di banding
persediaan
bahan,
efisiensi
tingkat permintaan konsumen. Oleh karena
perusahaan
dapat
ditingkatkan
itu,
melakukan
fungsi persediaan, dengan mengefektifkan
penelitian tentang analisis manajemen rantai
fungsi decoupling, fungsi economic size dan
pasokan
fungsi antisipasi.
peneliti
tertarik
tempe
untuk
di
Desa
Sambirejo
Tanjunganom.
Menurut
Tujuan Penelitian
bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang jadi. Sedangkan, menurut Masiyal
persediaan bahan baku yang diterapkkan industri
tempe
Kholmi (2003;29) bahan baku merupakan
AA
bahan yang membentuk sebagian besar
Sambirejo Nganjuk sudah optimal dan untuk
produk jadi, bahan baku yang diolah dalam
mengetahui total biaya persediaan bahan baku
minimal
(2006:11),
digunakan untuk membuat barang jadi,
untuk mengetahui apakah pengendalian
home
melalui
pengertian bahan baku adalah sesuatu yang
Tujuan dari penelitian ini adalah
perusahaan
Hanggana
operasional
pada
perusahaan
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari
home
pembelian
industri tempe AA Sambirejo Nganjuk.
lokal,
impor
atau
hasil
pengolahan sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Jadi berdasarkan pengertian diatas
Persediaan Bahan Baku
persediaan bahan baku dapat diartikan sebagai,
Persediaan adalah material berupa
persediaan
dari
barang-barang
berwujud yang digunakan dalam proses
bahan baku, baik berupa barang setengah 3
produksi, dimana barang tersebut dapat
biaya atau beban bunga, biaya penyimpanan,
diperoleh dari sumber-sumber alam maupun
biaya pemeliharaan gudang atau mesin, serta
dibeli dari supplier atau perusahaan yang
memungkinkan penyusutan dan kualitas
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan
yang tidak bisa dipertahankan sehingga akan
pabrik
mengurangi
yang
Sedangkan
menggunakan
Menurut
usahanya.
Rangkuti
(2000),
keuntungan
perusahaan.
Sebaliknya apabila persediaan bahan baku
persediaan yang diadakan mulai dari bahan
yang
baku sampai barang jadi memiliki fungsi
mengakibatkan kemacetan dalam produksi,
sebagai berikut:
sehingga
1. Menghilangkan
stabilitas
a. Pemasaran
operasi perusahaan penggunaan
konsumen mesin
pelayanan
Ginting
(2007),
secepat
mungkin
menginginkan
efisien.
penentuan
Hal
ini
mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan
suatu
persediaan yang besar (untuk
kebijakan pemesanan bahan baku, kapan
mengurangi setupmesin). Selain
bahan baku tersebut dipesan, berapa banyak
itu,
yang dipesan secara optimal untuk dapat
produk
memerlukan
persediaan bahan baku, setengah
Persediaan
jadi atau komponen yang cukup
mempunyai efek yang langsung terhadap
sehingga proses produksi tidak
keuntungan perusahaan. Adanya persediaan
terganggu
bahan baku yang terlalu besar dibandingkan akan
melayani
b. Produksi ingin beroperasi secara
Pengendalian persediaan (Inventory
permintaan.
ingin
banyak.
Pengendaliaan Persediaan
perusahaan
mengalami
persediaan dalam jumlah yang yang
sebaik-baiknya bagi konsumen
kebutuhan
akan
sehingga
yang optimal
memenuhi
akan
persediaan adalah sebagai berikut:
3. Mempertahankan
merupakan
kurang
menjelaskan bahwa tujuan dari pengendalian
yang rusak.
Control)
atau
perusahaan
Menurut
2. Menghilangkan resiko barang
5. Memberi
kecil
kerugian juga
resiko
keterlambatan datangnya barang
4. Mencapai
terlalu
bahan.
menambah 4
karena
kekurangan
c. personalia menginginkan adanya
dimiliki.
Biaya
ini
biasanya
persediaan untuk mengantisipasi
dinyatakan dalam rupiah per
fluktuasi kebutuhan tenaga kerja
pesanan dan tidak terkait dengan
dan Pemutusan Hubungan Kerja
volume pemesanan.
(PHK) tidak perlu dilakukan
Metode EOQ
Biaya Persediaan Untuk
Menurut Gitosudarmo (2002), EOQ
pengambilan
keputusan
merupakan volume atau jumlah pembelian
penentuan besarnya biaya-biaya variabel dan
yang paling ekonomis untuk dilaksanakan
untuk menentukan kebijakan persediaan
pada
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
Hansen dan Mowen (2005), EOQ atau
perusahaan dapat meminimalkan biaya-
kuantitas
biaya.
harus
sebuah contoh dari sistem persediaan yang
dipertimbangkan menurut Rangkuti (2004),
bertujuan menentukan kuantitas pesanan
adalah sebagai berikut :
yang akan meminimalkan total biaya.
Biayabiaya
1. Biaya
yang
Penyimpanan
pemesanan
Menurut
ekonomis
adalah
kekurangan bahan baku serta pembelian dan persediaan bahan baku optimal dengan
bervariasi
menggunakan EOQ.
secara langsung dengan kuantitas persediaan, biaya penyimpanan
Untuk
menghitung
EOQ
dapat
per periode akan semakin besar
menggunakan rumus sebagai berikut :
apabila kuantitas bahan yang
πΈππ =
dipesan semakin banyak atau rata-rata
persediaan
2. Biaya Pemesanan (ordering cost)
Menurut
Mulyono
penambahan
: biaya pemesanan
β’ D
: kebutuhuan bahan
β’ I
:
baku/unit
dengan persediaan
β’ S
baku per periode (tahun)
(2002),
ordering cost adalah biaya yang berhubungan
β2 ππ· 1πΆ
Dimana :
semakin
tinggi.
3.
pemesanan.
memenuhi kebutuhan perusahaan agar tidak
Biaya Penyimpanan terdiri dari yang
kali
Pembelian bahan baku dilakukan untuk
(carrying
cost)
biaya-biaya
setiap
yang 5
harga
bahan
β’ C
: biaya penyimpanan
hasil
yang umum dalam persen.
pemesanan
kembali
(Re-Order
terjadi
Sambirejo Re-Order Point (ROP) atau titik adalah suatu
wawancara
atau
di
lapangan.
Penelitian
dilakukan di home industri tempe AA
Point)
pemesanan kembali
dan
pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang
Titik
analisis
Nganjuk.
Waktu
penelitian
dilakukan pada tanggal 19 Juni 2021. Data
titik
penelitian
ini
diperoleh
melalui
hasil
minimum atau batas dari jumlah persediaan
wawancara dari Bapak Adi langsung selaku
yang ada pada suatu saat dimana pemesanan
pemilik home industri ini.
harus kembali dilakukan. Menurut Rangkuti
Teknik Pengumpulan Data
(2007), ROP merupakan batas titik jumlah
Teknik pengumpulan data yang digunakan
pemesanan kembali termasuk permintaan
pada penelitian ini adalah :
yang diinginkan atau dibutuhkan selama
1. Wawancara
masa tenggang, misalnya suatu tambahan
Wawancara
atau ekstra. ROP terjadi apabila jumlah
pengumpulan
persediaan yang dimiliki sudah berkurang
melakukan tanya jawab langsung
mendekati nol, dengan demikian perusahaan
dengan pemilik.
harus
menentukan
berapa
banyaknya
yaitu
suatu
data
cara dengan
2. Observasi
minimal tingkat persediaan yang harus
Observasi adalah pengamatan dan
dipertimbangkan
pencatatan
agar
tidak
terjadi
kekurangan ataupun kehabisan persediaan.
deskriptif
ini
kuantitatif.
adalah Metode
di
3. Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu metode
Metode penelitian yang digunakan penelitian
langsung
lapangan dengan teliti dan sistematis
METODE PENELITIAN
dalam
secara
pengumpulan data yang dilakukan
metode
dengan cara mencatat atau menyalin
yang
data dari perusahaan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Proses Analisis Data
metode deskriptif kuantitatif yang menurut
1) Menghitung biaya penyimpanan per
Winartha (2006:155) yaitu menganalisis,
unit bahan baku (H) dan biaya
menggambarkan, dan meringkas berbagai
pemesanan per unit bahan baku (S)
kondisi, situasi dari berbagai data dalam bentuk angka-angka yang dikumpulkan dari 6
2) Setiap jenis bahan baku dihitung satu persatu
dengan
urutan
sebagai
Inventory
Cost
Biaya pemesanan yang diakui setiap kali pesan (S) = Rp.2000
berikut a) Total
Biaya simpan per unit (C) = Rp.150
berdasarkan kondisi aktual
πΈππ =
Jawaban :
perusahaan b) Metode
Economic
β2 ππ· 1πΆ
πΈππ =
Order
β2 (2.000)(4.800)
Quantity (EOQ), frekuensi
1 (150)
pemesanan bahan baku, Total Inventory Cost berdasarkan
EOQ = β128.000
metode EOQ c) Safety
Stock
EOQ
(Persediaan
357,9
Kg/bulan
Pengaman) d) Reorder
=
Point
(Titik
Berdasarkan
Pemesanan Kembali)
hasil
perhitungan
dengan metode EOQ dapat dilihat bahwa home industry tempe AA
HASIL PENELITIAN
seharusnya melakukan pemesanan sebanyak 357,9 kg setiap kali pesan.
1. Untuk mengetahui seberapa besar persediaan
bahan
baku
Rata-rata pemesanan bahan baku
yang
oleh home industry tempe AA
ekonomis atau optimal pada home industry
tempe
AA
selama bulan Juni sebanyak 4800 kg,
dimana
sedangkan jumlah pemesanan yang
pemesanan dalam satu periode maka
ekonomis menurut perhitungan EOQ
penulis akan menggunakan rumus
sebanyak 357,9 kg setiap kali pesan.
Economic Order Quantity (EOQ):
Hal tersebut menunjukkan bahwa Diketahui :
pemesanan rata-rata yang dilakukan perusahaan lebih besar dari jumlah
Jumlah kuantitas persediaan yang
pemesanan yang ekonomis menurut
dibutuhkan per periode (D) = 4.800
perhitungan EOQ
kg
2. Untuk
mengetahui
jumlah
pesanan yang diperkirakan dalam 7
sekali pesan menurut EOQ yaitu
Biaya
menggunakan rumus :
penyimpanan
(rupiah/unit/bulan) (C) = Rp.150
π
= πππ 4.800
=
πππ
Jawaban :
357,9
=
13,41
bahan
dilakukan
sebanyak
π₯πΆ
kali =
pemesanan atau 13 kali pemesanan Pemesanan
2
baku
357,9
dapat
13
2
π₯ 150 = Rp. 26.842,5
kali
Dari
pemesanan dalam bulan Juni.
perhitungan
tersebut
bahwa
biaya
menunjukkan
pemesanan dan biaya penyimpanan 3. Untuk
menghitung
biaya
relatif seimbang atau konstan yaitu
pemesanan bahan baku per bulan
sebesar
menggunakan rumus: Diketahui : Jumlah
kebutuhan
Rp.26.842,5. 5. Untuk menghitung total biaya persediaan bahan baku menurut
Jumlah ekonomis bahan baku
EOQ menggunakan rumus yaitu :
per pesanan ( EOQ) = 357,9 kg
TC = biaya pemesanan + biaya
Biaya pemesanan atau biaya (rupiah/pesanan)
dan
barang
(unit/bulan) (D) = 4.800 kg
setup
Rp.26.823,1
(S)
penyimpanan
=
TC = Rp. 26.823,1 + Rp. 26.842,5
Rp.2000 Jawaban :
TC = Rp.53.665,6 per bulan
π
= πππ π₯ π
Dari perhitungan tersebut total biaya
4.800
= 357,9 π₯ 2000
persediaan bahan baku dalam bulan
= Rp. 26.823,1
Juni adalah sebesar : Rp. 53.665,6 per bulan
4. Untuk
menghitung
biaya
penyimpanan bahan baku per
6. Untuk
menghitung
atau
bulan menggunakan rumus :
menentukan
Diketahui :
kembali bahan baku pada home
Jumlah ekonomis bahan baku
indutry
per pesanan (EOQ) = 357,9 kg
titik
tempe
pemesanan
AA
menggunakan rumus (ROP) :
8
yaitu
Dalam bulan Juni, home industry
produksi. Untuk dapat melakukan
tempe AA membutuhkan bahan baku
proses produksi diperlukan bahan
4.800 kg yang akan diproses menjadi
baku sebagai salah satu penunjang
tahu setiap harinya. Maka untuk
pelaksanaan
menghitung kebutuhan bahan baku
produksi
digunakan rumus sebagai berikut:
persediaan bahan baku oleh home
Diketahui :
industry tempe AA harus dilakukan Permintaan per hari
(d)
tersebut.
seefesien
=
kegiatan
π
bahan
mempengaruhi =
4800
ini
masalah baku
kegiatan
dapat produksi
lainya.
= 160kg/h
30
Hal
karena
persediaan
ππ’πππβ βπππ πππππ πππ ππ’πππ
Perencanaan
mungkin.
disebabkan
proses
Dari perhitungan mengenai Waktu tunggu pesanan baru dalam
perencanaan persediaan bahan baku
hari (L) = 3 hari
oleh home industry tempe AA di
Jawaban : ROP = d x L
desa
Sambirejo,
dengan
menggunakan metode EOQ pada ROP = 160 x 3 = 480 kg /hari
bulan
Juni
menunjukkan
bahwa
Jadi home industry membutuhkan
home industry tempe AA belum
160 kg per harinya untuk diproduksi
melakukan persediaan bahan baku
menjadi
industry
secara ekonomis. Hal ini dapat
melakukan pemesanan ulang 3 hari
dilihat dari hasil perhitungan terdapat
sebelum
industry
jumlah pemesanan rata-rata bahan
membutuhkan bahan baku. Selama
baku yang dilakukan perusahaan
waktu
pada bulan Juni adalah sebesar 480
tempe.
Home
home
tunggu,
home
industry
kg, sedangkan menurut perhitungan
membutuhkan 480 kg.
dengan menggunakan metode EOQ PEMBAHASAN
diperoleh hasil untuk bulan Juni pemesanan yang ekonomis sebesar
Salah satu kegiatan home rangka
357,9 Kg. Home industry tempe AA
mempertahankan kelancaran proses
juga dapat mengetahui pemesanan
industry
tempe
dalam
9
1)
dalam bulan Juni yaitu sebanyak 13
Home industry tempe AA dalam
kali pemesan, dan biaya pemesanan
perencanaan persediaan bahan
sebesar
biaya
baku belum dilakukan secara
penyimpanan sebesar Rp.26.842,5
ekonomis, karena berdasarkan
kemudian menghitung total biaya
perhitungan dengan metode EOQ
persediaan
metode
pemesanan bahan baku jauh lebih
EOQ yaitu sebesar Rp. 53.665,6 per
ekonomis dibandingkan dengan
bulan.
kebijakan home industry tempe
Rp.26.823,1
menggunakan
Home
industry
dapat
mengetahui selama waktu tunggu (3
AA
hari)
dengan metode EOQ sebesar
membutuhkan
persediaan
bahan baku sebesar 480 kg. Berdasarkan
alat
sedangkan
analisis
Sambirejo
bahan
2) Berdasarkan perhitungan dengan
menggunaan metode EOQ home
yang
industry
dilakukan setiap kali pesan belum ekonomis
menurut
kebijakan
pesan.
Kecamatan
baku
menurut
sebanyak 480 kg setiap kali
Tanjunganom, bahwa perencanaan persediaan
perhitungan
home industry tempe AA yaitu
baku pada home industry tempe AA Desa
pada
357,9 Kg setiap kali pesan,
kuantitatif terhadap persediaan bahan
di
yaitu
tempe
AA
dapat
menghitung pemesanan bahan
perhitungan
baku
EOQ.
yang
ekonomis
yaitu
sebesar 357,9 Kg dalam sekali
KESIMPULAN DAN SARAN
pesan. Home industry tempe AA juga
1. Kesimpulan
dapat
mengetahui
pemesanan dalam bulan Juni Berdasarkan hasil penelitian dan
yaitu
sebanyak
13
kali
pembahasan yang telah dilakukan
pemesanan, dan biaya pemesanan
pada persediaan bahan baku pada
sebesar
home industry tempe AA di Desa
penyimpanan
Sambirejo tahun 2021 maka dapat
Rp.26.842,5
disimpulkan sebagai berikut:
menghitung
Rp.
26.823,1
biaya sebesar
kemudian total
biaya
persediaan menggunakan metode 10
EOQ yaitu sebesar Rp.53.665,6
Industry menggunakan metode
per bulan. Home industry dapat
EOQ.
mengetahui selama waktu tunggu
DAFTAR PUSTAKA
(3 hari) membutuhkan persediaan Yuliani,
bahan baku sebesar 480 kg. Sehingga
dapat
kesimpulan
bahwa
menggunakan
Eka
Frisma.(2018).Analisis
diambil
Persediaan Bahan Baku Pada
dengan
Home Industry Tahu Di Desa
EOQ
Raman Aji Kecamatan Raman
metode
biaya persediaan bahan baku
Utara.volume
1
nomor
1.
lebih ekonomis.
http://fe.ummetro.ac.id/ejournal/in dex.php/JS/article/view/230.diakse
2. Saran
s pada tanggal 22 juni 2021.
Berdasarkan kesimpulan yang
Lahu, Enggar Paskhalis & Jacky S.B
telah dilakukan pada persediaan
Sumarauw.(2017).Analisis
bahan baku pada Home Industry
Pengendalian
tempe AA di Desa Sambirejo tahun
Baku Guna Meminimalkan Biaya
2021 maka peneliti memberikan
Persediaan Pada Dunkin Donuts
saran sebagai berikut:
Manado.volume
1) Home
industry
tempe
sesuai
dengan
sehingga
tingkat
industry
Tampubolon,
dilakukan
Rantai Pasok.Jakarta: Mitra Wacana
persediaan
Media. https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1205
AA
315026-3-BAB%20II.pdf
sebaiknya mencoba menerapkan
pada tanggal 26 Juni 2021
metode EOQ dalam melakukan perencanaan persediaan bahan baku
agar
dibandingkan
lebih
ekonomis,
sebelum
Manahan
P.((2019).Manajemen Operasi Dan
kebutuhan
tempe
3.
22 juni 2021.
bahan baku menjadi ekonomis. 2) Home
nomor
p/emba/article/view/18394.diakses
pemakaian bahan baku agar yang
5
Bahan
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
AA
hendaknya menyusun perkiraan
pemesanan
Persediaan
Home 11
diakses