Askep Gastroenteritis (GE) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Askep Gastroenteritis A. Anamnesis 1. Identitas klien. Nama Umur Jenis kelamin Agama Status perkawinan Pendidikan Pekerjaan Alamat Tanggal masuk Nomor registrasi Dx. Medis



: An. M : 2 tahun : laki-laki : Islam : belum kawin ::: Buluhkumba, Makassar : 18 September 2017 : 6118182 : Gastroenteritis



Identitas penanggungjawab Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Hubungan dengan pasien Tanggal pengkajian



: Ny. S : 27 Tahun : Perempuan : D3 : Wiraswasta : Ibu



: 19-9-2017 jam 09.00



2. Riwayat keperawatan.  Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.  Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer. 3. Riwayat kesehatan masa lalu.  Riwayat penyakit yang pernah diderita,  Riwayat pemberian imunisasi. Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya 4.



Kebutuhan dasar.  Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.







5. a. b.



c.



d.



Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien. · Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.  Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.  Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen. Pemerikasaan fisik. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat. Pemeriksaan sistematik :  Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.  Perkusi : adanya distensi abdomen.  Palpasi : Turgor kulit kurang elastis  Auskultasi : terdengarnya bising usus. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun. Pemeriksaan penunjang. Dilakukan pemeriksaan laboratorium atau endoskopi B. Analisi data DS :  Pasien Kehilangan berat badan  Pasien Tidak nafsu makan  Pasien menjadi cengeng  Pasien sering muntah  Pasien sering BAB hingga 4x dan encer DO



:     



Suhu tubuh: 370C Nadi 160x/menit Mata cekung Turgor kulit menurun Membrane mukosa kering



C. Diagnosis Keperawatan 1. Risiko Defisit Volume Cairan: Resiko mengalami dehidrasi vaskular, seluler, atau intraselular b.d diare, mual, muntah, intake tidak adekuat 2. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, intake tidak adekuat, penurunan atau berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan. D. Intervensi



dx.ke p 1.



Tujuan dan kriteria hasil



Intervensi



Rasional



Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam pasien dapat meningkat kebutuhan cairan KH: a.Denyut nadi normal b. Suhu tubuh normal c.Turgor kulit normal d. Pengeluaran urin meningkat



Kaji turgor kulit klien dan selaput lendir untuk tanda-tanda dehidrasi



Hilangnya cairan interstisial menyebabkan hilangnya turgor kulit(kulit tidak elastic) Muntah dikaitkan dengan kehilangan cairan. Gastroenteritis dikaitkan dengan peningkatan frekuensi buang air besar yang sangat longgar atau berair. Peradangan di usus besar membatasi kemampuan usus besar untuk menyerap air, menyebabkan defisit volume cairan Penurunan volume urin dan urine terkonsentrasi, terbukti dengan warna urine yang lebih gelap, menunjukkan defisit cairan. Penurunan volume darah yang beredar dapat menyebabkan hipotensi dan takikardia. Perubahan HR adalah mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah jantung. Biasanya, denyut nadi lemah dan mungkin tidak beraturan jika terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Hipotensi terbukti pada hipovolemia. Beberapa penyebab gastroenteritis adalah adanya infeksi akibat aktivitas bakteri/virus/parasit



Menilai volume dan frekuensi muntah. Kaji konsistensi dan jumlah buang air besar.



Kaji warna dan jumlah urine.



Kaji tekanan nadi dan tekanan darah



Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi cairan, antimikroba untuk mengobati pathogen dan pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi pemberian larutan rehidrasi oral (LRO)



(LRO) digunakan untuk rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan. Beri LRO



Kolaborasi pemberian dan pantau cairan IV sesuai ketentuan untuk dehidrasi hebat dan muntah. Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian asupan nutrisi dx.kep Tujuan dan kriteria hasil 2.



Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam pasien akan mengalami peningkatan asupan gizi. KH: a. berat badan pasien meningkat b. nafsu makan meningkat c. Intake pola nutrisi meningkat d. Mual muntah tidak ada



sedikit tapi sering khususnya bila anak muntah, kecuali jika muntah itu hebat, bukanlah kontraindikasi untuk penggunaan LRO Menggantikan cairana tubuh yang hilang



Mengurangi mual muntah



Intervensi



Rasional



Ukur berat klien



Ini akan memonitor dengan akurat respon pasien terhadap terapi Data ini akan membantu dalam memulai tindakan menyusui dan perawatan selanjutnya. Jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi mempengaruhi mual muntah pada anak Cairan parenteral diguanakan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang sehingga pemberiannya dapat untuk memastikan kadar cairan dan elektrolit yang adekuat. Mempertahankan cairan dan nutrisi tubuh Beragam makanan yang dapat merangsang nafsu makan anak, untuk memenuhi intake makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh



Pantau dan catat jumlah muntah, dan frekuensi muntah Pantau asupan makanan klien Kolaborasi berikan cairan parenteral



melanjutkan pemberian ASI Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan