9 0 297 KB
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN NEFROTIC SYNDROME
DOSEN PENGAMPU : Titin Sutini, Ns., Sp.Kep.An ANGGOTA KELOMPOK : 1. 2. 3. 4.
ADIIBA LAYALIA AL’ADILA ADILLA NURUL HIDAYAH DINDA ANNISYAH MALIA RATNA SUMINAR
(2019720094) (2019720107) (2019720104) (2019720093)
5C
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA SEMESTER GANJIL 2021-2022
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Asuhan Keperawatan pada Anak dengan NEFROTIC SYNDROME. Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat kerja sama anggota kelompok, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Jakarta,5 Oktober 2021
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1 A. Latar Belakang.....................................................................................................................1 C. Tujuan...................................................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3 A. Definisi Atresia ani..............................................................................................................3 B. Anatomi dan Fisiologi.........................................................................................................4 C. Etiologi................................................................................................................................11 D. Patofisiologi.......................................................................................................................12 E. Perawatan kolostomi.........................................................................................................16 F. WOC...................................................................................................................................18 G. Pemeriksaan diagnostik.....................................................................................................19 H. Penatalaksanaan.................................................................................................................19 I. Pengkajian..........................................................................................................................21 J. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................23 K. Intervensi Keperawatan.....................................................................................................24 L. Evakuasi..............................................................................................................................27 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................. 29 A. Pengkajian..........................................................................................................................29 B. Analisa data........................................................................................................................31 C. Intervensi Keperawatan.....................................................................................................32 BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................33 BAB V PENUTUP..................................................................................................................34 Kesimpulan..............................................................................................................................34 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................35
BAB 1 3
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Era Globalisasi ini kita sering mendengar istilah syndrom nefrotik, hal inilumrah terjadi di kehidupan kita, tetapi kadang kita tidak mengetahui apa syndromenefrotik itu sebenarnya. Sekarang melalui makalah ini kami akan membahasmengenai syndrom nefrotik.Syndrome Nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria,hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertaihematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi nefrotic syndrome bawaan, sekunder,idiopatik dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2/100000 anaksetiap tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyakdaripada anak perempuan.Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien syndrome nefrotic sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan danketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasimasalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencanakeperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan apakah sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi. B.Tujuan 1.Tujuan Umum 2.Tujuan Khusus
BAB 2 4
TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Nefrotic Syndrom (NS) adalah salah satu penyakit glomerulus yang paling sering terjadi pada anak-anak. Nefrotik Sindrom (NS) adalah keadaan klinis yang ditandai proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema anasarka, dan hiperlipidemia (Dew,2019). Nefrotic Syndrom merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif > 3,5 g/hari, hipoalbuminemia30%. Kepala-leher Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, normalnya Jugularis Vein Distention (JVD) terletak 2 cm diatas angulus sternalis pada posisi 450 pada anak dengan hipovolemik akan ditemukan JVD datar pada posisi supinasi, namun pada anak dengan hipervolemik akan ditemukan JVD melebar sampai ke angulus mandibularis pada posisi anak 450 .Mata Biasanya pada pasien dengan Sindroma Nefrotik mengalami edema pada periorbital yang akan muncul pada pagi hari setelah bangun tidur atau konjunctiva terlihat kering pada anak dengan hipovolemik. Hidung Pada pemeriksaan hidung secara umum tidak tampak kelainan, namun anak dengan Sindroma Nefrotik biasanya akan memiliki pola napas yang tidak teratur sehingga akan ditemukan pernapasan cuping hidung. Mulut Terkadang dapat ditemukan sianosis pada bibir anak akibat penurunan saturasi oksigen. Selain itu dapat ditemukan pula bibir kering serta pecah-pecah pada anak dengan hipovolemik . Kardiovaskuler 13
1. Inspeksi, biasanya tampak retraksi dinding dada akibat pola napas yang tidak teratur 2. Palpasi, biasanya terjadi peningkatan atau penurunan denyut Jantung. 3. Perkusi, biasanya tidak ditemukan masalah 4.Auskultasi,biasanya auskultasi akan terdengar ronki serta penurunan bunyi napas pada lobus bagian bawah bila dilakukan EKG, maka akan ditemukan aritmia, pendataran gelombang T, penurunan segmen ST, pelebaran QRS, serta peningkatan interval PR. Paru-Paru 1. Inspeksi, biasanya tidak ditemukan kelainan 2. Palpasi, biasanya dapat ditemukan pergerakan fremitus tidak simetris bila anak mengalami dispnea 3. Perkusi, biasanya ditemukan sonor 4. Auskultasi, biasanya tidak ditemukan bunyi napas tambahan. Namun,frekuensi napas lebih dari normal akibat tekanan abdomen kerongga dada. Abdomen 1. Inspeksi, biasanya kulit abdomen terlihat tegang dan mengkilat bila anak asites 2. Palpasi, biasanya teraba adanya distensi abdomen dan bila diukur lingkar perut anak akan terjadi abnormalitas ukuran 3. Perkusi, biasanya tidak ada kelainan 4. Auskultasi,pada anak dengan asites akan dijumpai shifting dullness Kulit,Biasanya pada anak Sindroma Nefrotik yang mengalami diare akan tampak pucat serta keringat berlebihan, ditemukan kulit anak tegang akibat edema dan berdampak pada risiko kerusakan integritas kulit. Ekstremitas,Biasanya anak akan mengalami edema sampai ketungkai bila edema anasarka atau hanya edema lokal pada ektremitas saja. Selain itu dapat ditemukan CRT > 2 detik akibat dehidrasi. Genitalia,Biasanya pada anak laki-laki akan mengalami edema pada skrotum dan pada anak perempuan akan mengalami edema 14
pada labia mayor.
K. Diagnosa Keperawatan 1. Kelebihan volume cairan b.d kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan. 3. Resiko tinggi infeksi b.d imunitas tubuh yang menurun. 4. Kecemasan anak b.d lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi). 5. Intoleransi aktifitas b. d kelelahan 6. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan L. Intervensi Keperawatan No
Diagnosa keperawa tan
Tujuan&kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Kelebihan volume cairan b.d kehilangan protein sekunder terhadap peningkata n permiabilit as glomerulus.
Tujuan: Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan (pasien mendapatkan volume cairan yang tepat) Kriteria Hasil: Penurunan edema,ascites Kadar protein darah meningkat Output urine adekuat 600 – 700 ml/hari Tekanan darah dan nadi dalam batas normal.
1. Kaji masukan
1. Perlu untuk menentukan
2.
3.
4.
2.
Perubahan nutrisi kurang dari
Tujuan: Kebutuhan nutrisi akan terpenuhi
1.
yang relatif terhadap keluaran secara akurat. Timbang berat badan setiap hari (ataui lebih sering jika diindikasikan). Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada umbilicus serta pantau edema sekitar mata. Atur masukan cairan dengan cermat. Pantau infus intra vena Catat intake dan output makanan secara akurat
fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan. 2. Mengkaji retensi cairan Untuk mengkaji ascites dan karena merupakan sisi umum edema. 3. Agar tidak mendapatkan lebih dari jumlah yang dibutuhkan. 4. Untuk mempertahankan masukan yang diresepkan
1. Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh 2. Gangguan nuirisi dapat 15
3.
kebutuhan b.d malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan Resiko tinggi infeksi b.d imunitas tubuh yang menurun.
Kriteria Hasil: Napsu makan baik Tidak terjadi hipoprtoeinemia Porsi makan yang dihidangkan dihabiskan Edema dan ascites tidak ada
2. Kaji adanya
3.
4. Tujuan : Tidak terjadi infeksi Kriteria hasil : Tanda-tanda infeksi tidak ada Tanda vital dalam batas normal Ada perubahan perilaku keluarga dalam melakukan perawatan.
1.
2. 3. 4. 5.
4.
5.
Kecemasan anak b.d lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisas i).
Intoleransi aktifitas b. d kelelahan.
Tujuan: Kecemasan anak menurun atau hilang Kriteria hasil : Kooperatif pada tindakan keperawatan Komunikatif pada perawat Secara verbal mengatakan tidak takut.
Tujuan : Anak dapat melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan dan mendapatkan istirahat dan
1. 2. 3. 4.
anoreksia, hipoproteinemia, diare. Pastikan anak mendapat makanan dengan diet yang cukup. Beri diet yang bergizi Lindungi anak dari orangorang yang terkena infeksi melalui pembatasan pengunjung Lakukan tindakan invasif secara aseptik Jaga agar anak tetap hangat dan kering Pantau suhu. Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi. Validasi perasaan takut atau cemas. Pertahankan kontak dengan klien. Upayakan ada keluarga yang menunggu Anjurkan orang tua untuk membawakan mainan atau foto keluarga
1. Pertahankan tirah baring awal bila terjadi edema hebat 2. Seimbangkan
terjadi secara perlahan. Diare sebagai reaksi edema intestinal 3. Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk. 4. membantu pemenuhan nutrisi anak dan meningkatkan daya tahan tubuh anak
1. Meminimalkan masuknya
2. 3. 4. 5.
organisme. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Deteksi dini adanya infeksi dapat mencegah sepsis. Karena kerentanan terhadap infeksi pernafasan Indikasi awal adanya tanda infeksi Memberi pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala infeksi
1. Perasaan adalah nyata dan
2. 3.
4. 1.
membantu pasien untuk tebuka sehingga dapat menghadapinya. Memantapkan hubungan, meningkatan ekspresi perasaan Dukungan yang terus menerus mengurangi ketakutan atau kecemasan yang dihadapi. Meminimalkan dampak hospitalisasi terpisah dari anggota keluarga. tirah baring yang sesuai gaya gravitasi dapat menurunkan edema ambulasi menyebabkan kelelahan 16
tidur yang adekuat Kriteria Hasil: Menunjukkan kemampuan aktivitas sesuai dengan kemampuan, mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas
6.
Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampila n
3. 4.
Tujuan : Agar dapat mengespresikan perasaan dan masalah dengan mengikuti aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak.
1.
Kriteria Hasil: Menyatakan penerimaan situasi diri, memasukkan perubahan konsep diri tanpa harga diri negative
3.
2.
4.
istirahat dan aktifitas bila ambulasi Rencanakan dan berikan aktivitas tenang Instruksikan istirahat bila anak mulai merasa lelah Gali masalah dan perasaan mengenai penampilan Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif Beri umpan balik posisitf
2. aktivitas yang tenang mengurangi penggunaan energi yang dapat menyebabkan kelelahan 3. mengadekuatkan fase istirahat anak anak
1. Untuk memudahkan koping 2. Meningkatkan harga diri klien dan mendorong penerimaan terhadap kondisinya 3. Agar anak tidak merasa sendirian dan terisolasi 4. Agar anak merasa diterima
M. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien (hasil yang dimati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Purnomo, 2016).
17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Kasus/Skenario Seorang anak perempuan usia 3 tahun, dirawat dengan keluhan sembab pada wajah, mata dan bengkak pada kaki. Pasien didiagnosis Sindroma nefrotik rawatan hari kedua. Ibu mengatakan badan anaknya teraba panas, rewel dan sulit tidur sejak 3 hari yang lalu. Ibu khawatir atas kondisi anaknya saat ini karena baru pertama kali anaknya masuk rumah sakit. Ibu bertanya apakah badan anaknya yang bengkak bisa disembuhkan. Hasil pengkajian kesadaran komposmentis, BB sebelum sakit 14 kg, BB saat ini :15 Kg, TB 95 cm, Hasil pemeriksaan tanda -tanda vital: TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 115 x/menit, suhu 38,5 oC, frekuensi pernafasan 25x per menit, tampak gelisah, terdapat edema pada kelopak mata, perut tampak asites, tegang dan mengkilap, turgor kulit elastis, terdapat edema pada labia mayora dan edema pada eksterimitas atas dan bawah, pitting edema > 3 detik. Pasien minum habis ±1100 ml/hari, Urine keluar ±800 ml / hari dengan warna sedikit kemerahan, BAB 1x dengan konsistensi lembek. Hasil pemeriksaan urine menunjukan adanya proteinuria (protein +3) dan hematuria. Hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan, Hb : 9 g/dl, Hematokrit 33,8 %, Leukosit 10.200/uL, trombosit 408.000 /uL, kolestrol total 276 mg/dL (170), albumin 1,2 gr/dL, Natrium 130 mEq/L (135-145), Kalium 6,4 mEq/L, Clorida 100 mEq/L. Pasien mendapatkan terapi Lasix 2 x 10 mg, cefixime 2x2mg , nifedipine 3x2mg methylprednisolone 1 x 2 tablet dan Parasetamol syrup 3x10ml. A. Pengkajian 1.Identitas Pasien Nama
: An. C
Umur & tgl lahir
: 3 Tahun /12 Maret 2018
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl.Surabaya no.33
Suku/Bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
:-
Pendidikan
:-
Gol.Darah
: A+ 18
No.RM
: 00.42.89.04
Tgl Masuk RS
: 11 oktober2021
Tgl pengkajian
: 11 oktober 2021
Diagnosa
: sindroma nefrotik
B. Keluhan utama 1) Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan badan anaknya teraba panas, rewel dan sulit tidur sejak 3 hari yang lalu. sembab pada wajah, mata dan bengkak pada kaki. 2) Riwayat kesehatan dahulu Ibu mengatakan bahwa pasien baru pertama kali masuk rumah sakit 3) Riwayat kehamilan dan kelahiran 4) Riwayat pertumbuhan An.C mengalami pertumbuhan pada berat badannya awal mula berat badannya 14Kg,sekarang berat badannya menjadi 15 Kg 5) Riwayat psikososial dan perkembangan C. Pemeriksaan fisik -
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
-
Nadi
: 115x/menit
-
Pernafasan
: 25x/menit
-
Suhu
: 38,5 C
-
Kesadaran
: komposmentis
-
Berat badan dahulu
: 14 kg
-
Berat badan sekarang
-
Tinggi badan
Kepala-leher tidak terdapat kelainan pada kepala, n ditemukan JVD melebar
: 15 kg : 95 cm
sampai ke angulus mandibularis pada posisi anak 45 derajat
Mata edema pada kelopak mata
Hidung tidak tampak kelainan
Mulut tidak ditemukan sianosis pada bibir dan bibir tidak pecah-pecah 19
Kardiovaskular Inspeksi : tampak retraksi dinding dada akibat pola napas yang tidak teratur, Palpasi: terjadi peningkatan denyut jantung, Perkusi: tidak ditemukan masalah, Auskultasi : terdengar ronki serta penurunan bunyi napas pada lobus bagian bawah dilakukan EKG, maka akan ditemukan aritmia, pendataran gelombang T, penurunan segmen ST, pelebaran QRS, serta peningkatan interval PR.
Paru-paru Inspeksi: tidak ditemukan kelainan, Palpasi : tidak ditemukan kelainan, Perkusi: ditemukan sonor, Auskultasi: tidak ditemukan bunyi napas tambahan. Namun, frekuensi napas lebih dari normal akibat tekanan abdomen kerongga dada
Abdomen Inspeksi: kulit abdomen terlihat tegang dan mengkilat, Palpasi: teraba adanya distensi abdomen dan bila diukur lingkar perut anak akan terjadi abnormalitas ukuran, Perkusi: biasanya tidak ada kelainan, Auskultasi: dijumpai shifting dullness
Kulit tampak pucat serta keringat berlebihan, ditemukan kulit anak tegang akibat edema dan berdampak pada risiko kerusakan integritas kulit.
Eksremitas edema pada eksremitas atas dan bawah dan pitting >3 detik akibat dehidrasi
Genitalia edema pada labia mayora
D. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan urine Proteinuria : +3 Hematuria Osmolaritas urine meningkat 2. Uji darah Albumin
: 1,2 gr/dL
Kolesterol
: 276 mg/Dl
Hemoglobin : 9 g/dL Hematokrit
: 33,8 %
trombosit
: 408.000 /uL
kalium
: Kalium 6,4 mEq/L
natrium
: 130 mEq/L
klorida
: 100 mEq/L 20
E. Analisa data No
Data
Masalah
Etiologi
keperawatan 1.
Ds : Ibu mengatakan badan anaknya teraba panas, rewel dan sulit tidur sejak 3 hari yang lalu, sembab pada wajah, mata dan bengkak pada kaki. Do:
- edema pada kelopak mata
-
perut tampak asites
-
tegang dan mengkilap
-
edema pada skrotum
-
edema pada eksterimitas atas dan
Kelebihan volume
Penurunan tekanan
cairan
osmotik koloid
Hipertermi
Berhubungan dengan
bawah, pitting edema > 3 detik
-
minum habis ±1100 ml/hari, Urine keluar ±800 ml / hari kalium
: Kalium 6,4
mEq/L natrium 2.
: 130 mEq/L
Ds : Ibu mengatakan badan anaknya teraba panas, rewel dan sulit tidur sejak 3 hari yang lalu
penyakit Do : suhu 38,5 oC, , kulit teraba hangat 3
Ds : Ibu khawatir atas kondisi anaknya saat ini karena baru pertama kali anaknya masuk rumah sakit.
Kecemasan
Defisiensi pengetahuan
Do : Ibu bertanya apakah badan anaknya yang 21
bengkak bisa disembuhkan
F. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan tekanan osmotik koloid 2. Hipertermi b.d penyakit 3. Kecemasan b.d defisiensi pengetahuan G. Intervensi Keperawatan No Dx 1
Diagnosa Tujuan &Kriteria Hasil Keperawatan
Kelebihan volume cairan b.d penurunan tekanan osmotik koloid
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam pasien menunjukkan penurunan edema pada kelopak mata dan ekstemitas atas dan bawah Kriteria Hasil: 1. Tekanan darah normal 2. Keseimbangan intake dan output dalam 24jam 3. Berat badan stabil 4. Tidak ditemukan asites
Intervensi
Rasional
Obs: 1. Timbang berat badan pasien 2. Monitor tandatanda vital, nadi, , dan suhu 3.
Kaji nilai luas dan lokasi
4. Catat intake dan output Kolaborasi: 1. Berikan diureik anak 2. Berikan terapi Lasix 2x10 mg
2.
Hipertermi b.d penyakit
Tujuan :
Obs:
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji saat timbulnya
keperawatan 2x24jam diharapkan suhu
demam 2. Observasi tanda
1. Untuk mengidentifikasi pola demam pasien. 2. Tanda vital
tubuh normal
vital (suhu, nadi,
merupakan acuan
Kriteria Hasil:
tensi, pernafasan)
untuk mengetahui
Wajah tampak ceria
setiap 3 jam.
keadaan umum 22
Suhu dalam rentang normal (36,5°C – 37,5°)
3. Berikan kompres hangat. 4. Anjurkan untuk
pasien. 3. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
tidak memakai
penguapan tubuh
selimut dan pakaian
meningkat sehingga
yang tebal.
perlu diimbangi
Kolaborasi:
dengan asupan cairan
1. Kolaborasi dengan
yang banyak.
tim medis dalam
4. Pakaian tipis
pemberian anti
membantu
piretik
mengurangi penguapan tubuh. 5. Pemberian terapi penting bagi pasien
3.
Kecemasan b.d defisiensi pengetahuan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
Obs: 1. menggali
dengan suhu tinggi 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
keperawatan 1x24jam
pengetahuan
yang miliki oleh ibu
diharapkan ibu berinteraksi
orangtua tentang
pasien mengenai
positif dengan anak,
penyakit yang
perubahan pada
membantu menyediakan
diderita anak saat
anaknya.
kebutuhan fisik anak,
ini
memberi nutrisi sesuai
2. Beri penjelasan
2. Meningkatkan pemahaman ibu
Kriteri hasil:
tentang proses
pasien tentang proses
1. Mengetahui makanan
penyakitnya.
penyakitnya.
yang diperbolehkan dan yang dilaramh selama diet
2. Mengetahui manfaat makanan diet yang dikonsumsi pasien
3. Mengetahui porsi makan yang disarankan
3. Beri dukungan
3. Memberikan perasaan
moril berupa doa
tenang kepada ibu
terhadap pasien
klien
4. memberikan pendidikan kesehatan dengan berdiskusi terbuka bersama orangtua
4. Membantu pasien atau orang terdekat untuk memulai hidup
23
anak
sehat dengan ilmu yang diberikan
BAB IV PEMBAHASAN
24
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26