Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Retardasi Mental [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL



DI SUSUN O L E H NAMA : Rosiska bakambing



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL”. Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, di sampaikan terima kasih kepada semua teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................................. A. Definisi................................................................................................. B. Etiologi ................................................................................................ C. Patofisiologi.......................................................................................... D. Sign & simptom (tanda & gejala)......................................................... E. Komplikasi............................................................................................ F. Penatalaksanaan.................................................................................... G. Pathway (perjalanan penyakit)............................................................. BAB II ASUHAN KEPERAWATAN............................................................. 1. Pengkajian............................................................................................. 2. Diagnosa keperawatan.......................................................................... 3. Intervensi.............................................................................................. BAB III PENUTUP.......................................................................................... A. Kesimpulan........................................................................................... B. Saran.....................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI RETARDASI MENTAL Retardasi mental adalah disabilitas yang menyebabkan keterbatasan signifikan baik dalam fungsi intelektual maupun dalam perilaku adaptif (keterampilan sosial dan praktis sehari-hari) sebelum usia 18 tahun (Bernstein dan Shelov, 2017). B. ETIOLOGI Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Pada sebagian besar kasus retardasi mental, penyebabnya tidak diketahui, hanya saja 25% kasus yang memiliki penyebab spesifik. Penyebab retardasi mental dibagi menjadi beberapa kelompok: a. Trauma (sebelum dan sesudah lahir) : 1) Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir 2) Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir 3) Cedera kepala yang berat b. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir) 1) Rubella kongenitalis 2) Meningitis 3) Infeksi sitomegalovirus bawaan 4) Ensefalitis 5) Toksoplasmosis kongenitalis 6) Listeriosis 7) Infeksi HIV c. Kelainan kromosom 1) Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindrom Down) 2) Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindrom Angelman, sindrom Prader-Willi)



3) Translokasi kromosom dan sindrom cri du chat d. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan 1) Galaktosemia 2) Penyakit Tay-Sachs 3) Fenilketonuria 4) Sindroma Hunter 5) Sindroma Hurler 6) Sindroma Sanfilippo 7) Leukodistrofi metakromatik 8) Adrenoleukodistrofi 9) Sindroma Lesch-Nyhan 10) Sindroma Rett 11) Sklerosis tuberosa e. Metabolik 1) Sindroma Reye 2) Dehidrasi hipernatremik 3) Hipotiroid Kongenital 4) Hipoglikemia (diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik) f. Keracunan 1) Pemakaian Alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil 2) Keracunan metilmerkuri 3) Keracunan timah hitam g. Gizi 1) Kwashiokor 2) Marasmus 3) Malnutrisi h. Lingkungan 1) Kemiskinan 2) Status ekonomi rendah 3) Sindroma deprivasi C. PATOFISIOLOGI



Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab pranatal, perinatal, dan pascanatal. Penyebab prenatal termasuk kelainan kromosom (trisomi 21 [sindrom down], sindrom Fragile-X), gangguan sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibromatosis [tipe-1] , dan gangguan metabolisme bawaan (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat berhubungan dengan masalah intrauterus seperti abrupsio plasenta, diabetes maternal, dan kelahiran prematur serta masalah neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intrakranial. Penyebab pascanatal mencakup kondisi- kondisi yang terjadi karena cedera kepala, infeksi, dan gangguan degeneratif dan demielinisasi. Sindrom Fragile X, sindrom down, dan sindrom alkohol janin terjadi pada sepertiga dari kasus retardasi mental. Munculnya masalah-masalah terkait, seperti paralisis serebral, defisit sensoris, gangguan psikiatrik, dan kejang berhubungan dengan retardasi mental yang lebih berat. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak. Prognosis jangka panjang pada akhirnya ditentukan oleh seberapa jauh individu tersebut dapat berfungsi secara mandiri dalam komunitas (yaitu bekerja, hidup mandiri, keterampilan sosial) D. SIGN & SIMPTOM (TANDA & GEJALA) Gejala klinis dan kelainan fisik yang disertai retardasi mental: a. Kelainan pada mata : 1) Katarak : a) Sindrom Cockayne b) Sindrom Lowe c) Galactosemia d) Sindrom Down e) Kretin f) Rubela prenatal 2) Bintik cherry- merah daerah macula a) Mukolipidosis b) Penyakit Niemann- pick c) Penyakit Tay-sachs 3) Korioretinitis



a) Lues Kongenital b) Penyakit stimegalo virus c) Rubela prenatal 4) Kornea keruh a) Lues kongenital b) Sindrom hunter c) Sindrom hurler d) Sindrom Lowe b. Kejang 1) Kejang umum tonik klonik a) Defisiensi glikogen sinthease b) Hiperlisinemia c) Hipoglikemia, terutama yang disertai glycogen storage disease I, III, IV dan VI d) Phenyl ketonuria e) Sindrom malabsorpsi methionine 2) Kejang masa neonatal a) Arginosuccinic asiduria b) Hiperammonemia I dan II c) Laktik Asidosis c. Kelainan Kulit Bintik cafe-au-lait 1) Ataksia-telengiektasia 2) Sindrom bloom 3) Neurofibromatosis 4) Tuberous selerosis d. Kelainan rambut 1) Rambut rontok a) Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati 2) Rambut cepat memutih a) Atrofi progresif serebral hemisfer b) Ataksia telangiectasia c) Sindrom malabsorpsi methionine



3) Rambut halus a) Hipotiroid b) Malnutrisi e. Kepala 1) Mikrosefali 2) Makrosefali a) Hidrosefalus b) Mucopolisakaridase c) Efusi subdural E. KOMPLIKASI a. Paralisis serebral b. Gangguan kejang c. Masalah- masalah perilaku/psikiatrik d. Defisit komunikasi e. Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat- obatan antikonvulsi, kurang mengosumsi makanan berserat dan cairan) f. Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus, obstruksi usus halus dan defek jantung g. Disfungsi tiroid h. Gangguan sensoris i. Masalah- msalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis j. Kesulitan makan F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multi dimensional dan sangat individual. Semua anak yang mengalami retardasi mental juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. a. Pengobatan Tujuan pengobatan adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan



khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Berikut ini adalah obat- obatan yang dapat digunakan: 1) Obat- obat psikotropika (misalnya: tioridazin, [Mellaril] , haloperidol



[Haldol]



untuk



remaja



dengan



perilaku



yang



membahayakan diri sendiri. 2) Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda defisit perhatian/ hiperaktivitas( misalnya: metilfenidat [Ritalin]) 3) Antidepresan (misalnya: fluoksetin [Prozac]) 4) Obat untuk perilaku agresif (misalnya: karbamazepin [Tegretol]) b. Terapi Bermain Anak yang mengalami kerusakan kognitif mempunyai kebutuhan yang sama terhadap rekreasi dan olahraga seperti anak lainnya. Namun, karena perkembangan anak yang lebih lambat, orang tua kurang menyadari kebutuhan untuk memenuhi aktivitas tersebut. Dengan demikian, perawat mengarahkan orang tua untuk memilih permainan dan aktivitas olahraga yang sesuai. Jenis permainan didasarkan pada usia perkembangan



anak,



walaupun



kebutuhan



terhadap



permainan



sensorimotorik dapat diperpanjang sampai beberapa tahun. Orang tua harus menggunakan setiap kesempatan untuk memperkenalkan anak kepada banyak suara, pandangan, dan sensasi yang berbeda. Permainan yang sesuai meliputi suara musik yang bergerak, mainan yang diisi, bermain air, menghanyutkan mainan, kursi atau kuda yang dapat bergoyang, bermain ayunan, bermain lonceng, dan bermain mobilmobilan. Anak harus dibawa bermain keluar, misalnya jalan-jalan ke toko makanan atau pusat pembelanjaan; orang lain harus diberi semangat umtuk berkunjung kerumah; dan anak seharusnya berhubungan langsung, misalnya mendekap, memeluk, mengayun, berbicara kepada anakdalam posisi menatap wajah (wajah-ke-wajah), dan menaikkan anak diatas bahu orangtua.



I. PATHWAYS Faktor Pranatal



Faktor Perinatal



1. Infeksi 2. Kelainan kromosom 3. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan 4. Keracunan 5. Gizi



Faktor Pascanatal



1. Abrupsio plasenta 2. Diabetes maternal 3. Kelahiran prematur



1. 2. 3. 4.



Trauma Infeksi Keracunan Lingkungan 5. Metabolik



Kerusakan pada fungsi otak



Hemisfer kanan



Hemisfer kiri



Keterlambatan perkembangan motorik kasar



Keterlambatan perkembangan bahasa



1. Tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri 2. Minat melakukan perawatan diri kurang



Anak



1. Apraksia(tidak mampu melakukan gerakan yang telah dipelajari) 2. Disleksia (gangguan membaca) 3. Sulit menyusun kalimat 4. Sulit mengungkapkan katakata MK : Gangguan



komunikasi verbal MK : Defisit



Perawatan Diri



BAB II ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN Pengkajian keperawatan anak dengan masalah tumbuh kembang dapat menggunakan indikator berikut : a. Ditemukan adanya ketidakmampuan atau kesulitan melakukan tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dalam tahap pencapaian tumbuh kembang. b. Adanya perubahan pertumbuhan fisik (berat/ tinggi badan) yang tidak sesuai dengan standar pencapaian tumbuh kembang. c. Adanya perubahan perkembangan saraf yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan, seperti gangguan motorik, bahasa, dan adaptasi sosial. d. Adanya perubahan perkembangan perilaku, seperti hiperaktif, gangguan belajar dan lain lain. e. Adanya ketidakmauan atau ketidakmampuan melakukan perawatan diri atau kontrol diri dalam beraktivitas sesuai dengan usianya. Pengkajian Anak a. Identitas Nama : Identitas Umur : Umur untuk mengetahui dasar perkembangan anak. b. Jenis kelamin c. Anak ke d. Agama e. Penanggung jawab f. Riwayat Kesehatan Anak Masa Lalu g. Riwayat Parental (Riwayat Kesehatan Ibu) h. Riwayat Kelahiran i. Riwayat Kesehatan Keluarga j. Riwayat Tumbuh Kembang k. Riwayat Imunisasi l. Pola Kebiasaan Sehari 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan retardasi mental menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) , adalah sebagai berikut: 1. Defisit perawatan diri b/d hemisfer kanan d/d minat melakukan perawatan 2. Gangguan komunikasi verbal b/d hambatan individu dalam hubungan sosial d/d apraksia, disleksia sulit menyusun kalimat, sulit mengungkapkan kata- kata



3. INTERVENSI KEPERAWATAN Intervensi utama diagnosa ke 1 : dukungan perawatan diri Observasi : 



Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia







Monitor tingkat kemandirian







Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri berpakaian berhias dan makan



Terapeutik : 



Siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum sikat gigi dan sabun mandi)







Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri



Edukasi : 



Anjurkan Melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan.



2. Intervensi utama diagnosa ke 2 : promosi komunikasi defisit bicara Observasi : 



Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan diksi bicara







Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi







Monitor frustasi marah depresi atau hal lain yang mengganggu bicara



Terapeutik : 



Gunakan metode komunikasi alternatif ( mis. Menulis, mata berkedip, papan komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan komputer )



Edukasi : 



Anjurkan berbicara perlahan



Kolaborasi : 



Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis.



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Retardasi mental adalah disabilitas yang menyebabkan keterbatasan signifikan baik dalam fungsi intelektual maupun dalam perilaku adaptif (keterampilan sosial dan praktis sehari-hari) sebelum usia 18 tahun (Bernstein dan Shelov, 2017). 2. Saran Saran peneliti kepada pihak sekolah agar lebih menyediakan fasilitas dalam melakukan terapi bermain pada anak dalam usaha meningkatkan fungsi kognitif dan adaptasi sosial sesuai dengan perkembangan pada usia sekolah serta memperhatikan fasilitas untuk mencegah terjadinya resiko cedera pada anak retardasi mental seperti kecelakaan saat bermain dan kecelakaan lalu lintas di depan sekolah.