Asuhan Pada Bayi Segera Setelah Lahir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB VIII ASUHAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR STANDAR KOMPETENSI BIDAN Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan pada bayi segera setelah lahir. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN A. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus B. Merawat tali pusat C. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir D. Resusitasi E. Bounding attachment F. Inisiasi menyusu dini



A. Pendahuluan Asuhan pada bayi segera setelah lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama kelahiran. Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Dalam hal ini bidan perlu memperhatikan bagaimana upaya untuk menjaga kesehatan bayi dengan menjaga agar bayi-bayi tetap hangat, mampu melakukan pernafasan spontan, dan bayi bisa menyusu sendiri pada ibunya. B. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus Adaptasi fisiologi 3ayi baru lahir sangat penting bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya di luar uterus. Karena saat jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan satu siklus kehidupan. Dengan demikian pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan menuju kemandirian yang fisiologis. Masa peralihan atau periode transisi ini sangat cepat, mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan pada bayi meliputi: 1. Perubahan system pernapasan a. Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Poses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walau janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester ke dua dan ketiga. Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru, dan tidak mencukupi jumlah surfaktan Awal adanya napas: Dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi:



1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim, yang merangsang pusat pernapasan di otak. 2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paruparu selama persalinan, merangsang temasuknya udara paru-paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskular, dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. b. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas Upaya pernapasan bayi pertama seorang bayi berfungsi untuk: 1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru 2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningka' sampai paru-paru matang, sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. c. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-paru. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Dengan beberapa kali napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe serta darah, semua alveolus akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu d. Fungsi pernapasan dalam kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia,



pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveok, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan akran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfae dan membantu menghilangkan cairan paru-paru serta merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. Asuhan yang diberikan: 1) Memantau pernafasan bayi selama 5 menit sekali 2) Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (pergerakan dada paling sedikit 30 x / menit) biarkan bayi tersebut dengan ibunya. 3) Bila bayi tersebut bernafas dalam waktu 30 detik segera minta bantuan dan mulai lakukan resusitasi. 2. Perubahan sistem sirkulasi darah Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar: a. Penutupan foramen ovate. b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh darah. Ingat hukum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan care mengurangi resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingat bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigenasi (aspiksia) Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah:



a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah sifternik meningkat dan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurur karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. lni menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua kejadian ini membantu darah, dengan kandungan oksigen sedikit, mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. b. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan resistensi tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume secara fungsional akan menutup. Vena umbilikalis, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan. 3. Perubahan sistem termoregulasi (pengaturan suhu tubuh) Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan Iingkungan. Pada saat meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi kemudian masuk ke lingkungan ruang bersalin yang jauh Iebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali paras tubuhnya. Pembentukan suhu tubuh tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat yang terdapat diseluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh 100 c/0. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya



stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh Karena itu upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut hipotermi jika suhu tubuh bayi di bawah 36° C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh: a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna b. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas. c. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakainya agar ia tidak kedinginan. Gejala hipotermia : a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh bayi, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI, dan menangis lemah. b. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun. c. Timbul sklerema: kulit mengeras berwarna kemerahan terutama di bagian punggung, tungkai dan lengan. d. Muka bayi berwarna merah terang. e. Hipotermia menyebakan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. Asuhan yang diberikan: a. Cara mempertahankan suhu tubuh normal b. Cara mencegah kehilangan panas 4. Perubahan sistem metabolisme Untuk memfungsikan otak dibutuhkan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat memakai klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 care:



a. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis). c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain, terutama lernak (glukoneogenesis). Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah cukup akap membuat glukosa dari giikogen (glikogenalisis) hal ini terjadi jika bayi mempunyai persediaan gjikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-bulanan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami hipotermia pada saat lahir, yang mengakibatkan hipoksia, akan menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama, otak bayi dalam keadaan beresiko. 5. Perubahan sistem gastrointestinal Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan balk pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas. Hubungan antar esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc, untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5 sampai 3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASI sesering mungkin. Pada saat makanan masuk ke lambung terjadilah gerakkan peristaltik cepat. Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-10 kali ehari atau paling sedikit 2-3 kali sehari. Tinja Saat lahir, usus bagian bawah penuh dengan mekonium. Mekonium yang terbentuk selama dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsur-unsurnya, dari sekresi usus dan sel-sel mukosa. Mekonium berwarna



kehitaman konsistensinya kental dan mengandung darah samar Sekitar 69 % bayi-bayi yang normal cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12 jam pertama kehidupannya, 94 % dalam 24 jam pertama, 99,8 % dalam 48 jam pertama (Black Burn, 1992). Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Fese transisi (kecil-kecil, berwarna coklat sampai hijau akibat mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga clan keenam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih dari awal akan lebih cepat mengeluarkan tinja daripada mereka yang makan kemudian (Boyer, Vidyasagar, 1987) tinja dari bayi yang disusui ibunya lunak, berwarna kunig emas, dan tidak mengiritasi kulit bayi. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setiap diberi makan atau defekasi satu kali setiap tiga atau empat hari. Walaupun demikian konsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Sedangkan tinja yang diberi susu bentuk, tetapi tetap lunak, dan memiliki bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah tinja akan berkurang pada minggu ke dua dari lima tau enam kali defekasi setiap hari (satu kali setiap diberi makan) menjadi satu atau dua kali sehari. Distensi otot lambung menimbulkan relaksasi dan kontraksi otot kolon. Akibatnya bayi sering buang air besar saat diberi makan. Keadaan ini disebut dengan reflex gastrokolik. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat, tinja bayi secara bertahap menyerupai orang dewasa. Asuhan yang diberikan: a. Pemberian ASI segera setelah lahir b. Beri ASI sesuai kebutuhannya 6. Perubahan sistem kekebalan tubuh System imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan rentan terhadap infeksi dan alergi. System imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut ini beberapa kekebalan alami :



a. b. c. d.



Perlindungan oleh kulit dan membran mukosa. Fungsi saringan saluran pernapasan. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh darah, yang



membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir, sel-sel darah ini masih belum matang sehingga belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan pasif dalam bentuk laktobasilus bifidus, laktoferin, lisozim dan sekresi lg A. Asuhan yang diberikan: Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi pulang ke rumah imunisasi Hepatitis B. 7. Perubahan sistem reproduksi Wanita Saat lahir lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitive. Sel-sel ini mengandung komplemen lengkap ovarium yang matur karena terbentuk oogonia lagi setelah bayi cukup bulan lahir. Koneks ovarium, yang terutama terdiri dari folikel primordial, membentuk bagian ovarium yang lebih tebal pada bayi baru lahir daripada orang dewasa. Jumlah ovum berkurang sekitar 90 % sejak bayi sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen selama hamil, yang diikuti penurunan setelah lahir, mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid atau kadang-kadang, pengeluaran bercak darah melalui vagina (peseudomenstruasi). Pada bayi baru lahir cukup bulan labiya mayora menutupi lailabiya minora. Pada bayi premature klitoris menonjol dan labiya mayora kecil terbuka. Pria Testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi lahir laki-laki. Preputium yang ketat sering kali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat terutup preputium dan tidak tertarik ke belakang selama tiga sampai empat



Asuhan yang diberikan: a. Memeriksa alat genitalia, pada laki-laki: 1) Apakah skrotum sudah tururn ke testis 2) Apakah penisnya berlubang atau tidak b. Memeriksa alat genitalia pada perempuan: 1) Adanya lubang vagina 2) Adanya lubang uretra 3) Labiya mayora dan minora c. Memeriksa apakah ada sekresi atau tidak 8. Perubahan sistem muskeletal Otot sudah dalam keadaan lengkap setelah lahir, tetapi tumbuh melalui proses hipertrop:. Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang pernbukus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi. Molase dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetap terbuka sampai usia 18 bulan Pada bayi baru lahir, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstermitas harus simetris. Harus terdapat kuku jari tangan dan jari kaki. Garis telapak kaki dan tangan sudah terlihat. Asuhan yang diberikan: Memeriksa struktur tulang tengkorak dan sutura, apakah ada molase atau tidak. 9. Perubahan sistem neurologi System neurologi belum matang saat lahir. Reflek dapat menunjukkan normal dari integritas system syaraf dan system muskeletal. Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energy dan suplai oksigen dalam jumlah besar untuk proses metabolisme yang adekuat. Kebutuhan yang besar ini menandakan diperlukannya suatu pengkajian cermat tentang kemampuan bayi dalam mempertahankan kelancaran jalan nafas dan juga pengkajian kondisi-kondisi pernafasan yang membutuhkan oksigen. Kebutuhan akan glukosa perlu dipantau dengan cermat pada bayi baru lahir yang mengalami hipoglikemia.



Asuhan yang diberikan: Memeriksa refleks-refleks pada bayi, seperti: reflex moro, reflex tonik neck, reflex palmar, reflex plantar, reflex swallowing, reflex rooting. 10. Perubahan sistem intergumentari Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan sedikit vernik kaseosa. Sedangkan pada bayi premature kulit tembus pandang dan banyak verniks. Verniks kaseosa berfungsi dengan dermis dan berfungsi sebagai pelindung. Pada saat lahir vernik tidak semua dihilangkan, karena diabsorpsi kulit bayi dan Hilang dalam 24 jam. Kulit bayi sangat sensitive dan sangat mudah rusak. Bayi baru lahir tidak memerlukan bedak atau krim, karena zat-zat kimia dapat mempengaruhi Ph kulit bayi. Kulit bayi yang cukup bulan berwarna kemerahan, beberapa jam setelah lahir kulit berwarna normal. Kulit sering terlihat berbecak terutama didaerah ekstermitas. Tangan dan kaki terlihat sianosis. Hal ini disebabkan karena ketik stabilan vasomotor, status kapiler, kadar hemoglobin yang tinggi. Lemak subkutan yang berakumulasi selama trimester terakhir berfungsi menyekat bayi. Kulit mungkin agak ketat. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh retensi cairan. Lanugo halus dapat terlihat di wajah, bahu, dan punggung. Asuhan yang diberikan: 1) Memeriksa kulit bayi setelah lahir. 2) Apabila bayi sianosis atau sukar bernafas, berilah oksigen dengan kateter nasal. 3) Jangan membersihkan seluruh verniks. C. Merawat Tali Pusat Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan untuk merawat ta!i pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Nasihat untuk merawat tali pusat:



1. Jangan membungkus puntum tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini juga kepada ibu dan keluarga 2. Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab 3. Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi: a. Lipat popok bawah puntung tali pusat b. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan dengan air DTT atau sabun dan segera keringkan dengan seksama dengan menggunakan kain bersih. c. Jelaskan pada ibu bahwa is harus mencari bantuan ke petugas atau fasilitas kesehatan, jika pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan atau berbau. d. Jika pangkal tali pusat terus berdarah, merah meluas atau mengeluarkan nanah dan atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir. (Depkes, 2093:126) Alat dan bahan: a. Kain kasa steril b. Air bersih dan sabun Prosedur: a. Cuci tangan b. Cud tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan dengan kassa steril. c. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar. d. Lipat popok di bawah sisa tali pusat. e. Jika tali pusat terkena kotoran feses, cuci dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan. f. Cuci tangan. (Alimul H, 2007: 59) D. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan esensial neonatal yang meliputi: 1. Persalinan bersih dan aman: Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang tepat



2. Memulai/inisiasi pernapasan spontan Begitu bayi lahir segera lakukan inisiasi pernapasan spontan dengan melakukan penilaian sebagai berikut: a. Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik). b. Evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosis dan tentukan rencana untuk asuhan bayi baru lahir. c. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan mempertimbangkan atau menanyakan 4 pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium? 2) Apakah bayi bernapas spontan? 3) Apakah tonus/kekuatan otot bayi cukup? 4) Apakah bayi cukup bulan? Bila keempat pertanyaan tersebut jawabanya "YA" maka bayi dapat diberikan kepada ibunya untuk segera menciptakan hubungan emosional, kemudian dilakukan asuhan bayi baru lahir normal sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)



Jaga kehangatan Bersihkan jalan napas (bila perlu) Keringkan dan tetap jaga kehangatan Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit (untuk member cukup waktu bagi tali pusat mengalirkan



darah kaya zat besi kepada bayi) 5) Lakukan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit bayi dengan kulit ibu 6) Beri salep mata antibiotik tetrasiklin 1 % pada kedua mata 7) Beri suntikan vitamin K1 1 mg IM, di paha kiri anterolateral setelah IMD 8) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 mL IM. Di paha kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 Bila salah satu atau lebih pertanyaan tersebut jawabannya "Tidak" maka segera lakukan langkah awal resusitasi bayi baru lahir 3. Stabilisasi temperatur tubuh bayi/menjaga agar bayi tetap hangat a. Pencegahan kehilangan panas



Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya sendiri sccara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilarigan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) berisiko tinggi untuk jatuh sakit dan meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam lingkungan yang hangat. Bayi prematur atau berat badan lahir rendah sangat rentan terhada2 terjadinya b. Mekanisme kehilangan panas Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat melalui mekanisme sebagai berikut: 1) Evaporasi: Yaitu cairan air ketuban yang membasahi kulit bayi roenguap, missal: BBL langsung dikeringkan dari air ketuban atau bayi dimandikan dan tubuhnya tidak disegera dikeringkan dan diselimuti. 2) Konduksi Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal: popok/celaila basah yang tidak langsung diganti, meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi. 3) Konveksi Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena terpapar aliran udara dingin di sekeliling bayi, missal: BBL diletakan dekat pintu/jendela terbuka, ruangan AC atau kipas angin. 4) Radiasi Yaitu kehilangan panas terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mefflpunyai sfrhu lebih rendah dari suhu bayi (walaupun tidak brsentuhan secara langsung). c. Upaya untuk mencegah kehilangan panas Cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi yaitu : 1) • Mengeringkan tubuh bayi secara seksama 2) Letakan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi 3) Se!imuti ibu dan bayi serta pakaikan topi dikepala bayi



4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya 5) Jangan segera menimang atau memandikan bayi baru lahir (jangar, memandikan bayi sebelum 6 jam pasca persalinan) 6) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat 7) Bayi jangan dibeclong terlalu ketat. Hal ini dapat mengham.bat gerakan bayi 4. 4. Pemberian AS1 Rangsangan isapan bayi pada nutting susu ibu akan diteruskan oleh serabut ;araf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon in; akan mernicu payudara untuk menghasilakn ASI. Seniakin sering bayi menghisap putting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI yang dikeluarkan. Pada hari pertArna kelahiran bayi, apabila penghisapan putting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 mL ASI. Produksi ASI akan optimal seelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sena+ akan mengkonsumsi 700-800 mL ASI (kisaran 60G-1000mL) untuk tumbuh ken bang bayi. a.



Refleks laktasi



Dimasa laktasi terdapat 2 refleks pada ibu yaitu reflex prolaktin dart reflex oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus (khusunya pada masa nifas) Terdapat 3 refleks pada bayi, yaitu: 1) Refleks mencari putting susu (rooting reflex) 2) Refleks menghisap (sucing reflex) 3) Refleks menelan (reflex swallowing) Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak Iangsung ibu dan bayi dan anjurkan untuk menyusukan bayinya sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI sehingga mencukupi kebutuhan bayi itu sendiri. Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum adalah zat bergizi dan mengandung semua unsur yang diperlukan bayi. Minta ibu untuk memberi ASI sesuai dengan keinginan atau dorongan naluriah bayinya. Pada saat bayi melepaskan putting susu yang satu, minta ibu untuk memberikar putting susu Iainnya. Jelaskan pada ibu bahwa membatasi Iamanya bayi menyusu akan mengurangi jumlah nutrisi yang diterima



bayi dan akan menurunkan prcduksi susunya. Anjurkan ibu untuk bertanya mengenai pemberian ASI dan kemudian b2rikan jawaban lengkap dan jelas. b. Posisi menyusui Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keber-hasilan pemberian ASI dan mencegah lecet putting susu. Pastikan ibu memeluk bavinya dengan benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu mernerlukannya, terutama baru pertama menyusui atau ibu muda. Tarda posisi bayi menyusu dengan balk: 1) Dagu menyentuh payudara ibu 2) Mulut terhuka lebar 3) Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu 4) Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areda (tidak hanya putting saja), Iingkar areoia atas terlihat lebih banyak dibandingkan areola bawah. 5) I idah havi menooane putting dan areola cagian bawah. 6) Bibir bawah bayi melengkung keluar. 7) Bayi mengisap kuat dan dalam secara perlanan dan kadang-kadang disertai dengan berhenti sesaat. 5. 5. Pencegahan infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tidakan pencegahan infeksi sebagai berikut: a. Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi b. Pakai sarung tangan bersih saat meriangani bayi yang belum dimanaikan c. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem guntng dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru (jangan mengguna-kan bola karet penghisap dari satu bayi ke bayi yang lain) d. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih e. Pastikan bahwa timbangan, pita ukur, thermometer, stetoskop clan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih 6. 6. Pencegahan infeksi mata



Bayi bisa diberi ASI aan bertemu dengan ibu dan keluarganya sebelum mendapatkan tetes mata profilaktik (larutan perak nitrat 1%) atau salep (salep tetrasiklir 1 `)/0 atau salep mata eritromisin 0,5 %). Tetes mata atau salep antibiotik 'Lersebut harus diberikan dalam waktu satu jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akar efektif jika tidak diberikan dalam satu jam pertama kehidupannya Teknik pemberian profilasis mata: a. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang arda lakukan, yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayinya u. Cuci tangan dengan air sabun dan air bersih yang mengalir c. Berikan salep atau tetes mata dalam satu garis, mulai dari sudut medial mata (dekat hidung bayi) menuju ke sudut lateral mata (dekat teiinga bayi) d. Pastikan ujung mulut tabung salep atau penetes tidak menyentuh rnati bayi e. Jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan minta agar keluarganya tidak menghapus ()bat tersebut 7. 7. Pemherian Vitamin K1 Semua bayi baru lahir harus mendapatkan vitamin K1 injeksi 1 mg IM setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. Menurut Puckett & Offringa, 2002 dalam Chapman 2003 Insiden penyakit hemoragis menurun secara bermakna pada bayi yang mendapat Vitamin K saat lahir. 8. 8. Pemberian imunisasi Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis R terhadap bayi, terutama jakir penu'aran ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberkan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, atau pada saat bay' berumur 2 jam. Selanjutnya Hepatitis B dan DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Dianjurkan BCG dan OVP diberikan pada saat bayi berumur 24 jam (saat bayi akan pulang dari klinik) atau pada usia 1 bulan (KN). Selanjutnya OVP diberikan sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali pada jadwal imunisasi berikutnya.



9. 9. Pemeriksaan bay: Baru lahir Pemeriksaan BBL dilakukan pada: a. Saat bayi diklinik (dalam 24 jam) b. Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Tabei 8.1: Ashan BBL selama berada di klinik sampai dengan umur 24 :,am Asuhan dan pemantauan



Tindakan bila diZemukan



abnormal







Pasti



kamar hangat (tidak kurang dari







Bila bayi berada dalam ranjang, 25°C dan tidak lembabl



pastikan bayi diberi pakaian



atau seliniut •



Jelaskan pada ibu hahwa meniaga kehangatan bayi penting untuk membuat



bayi tetap sehat







Tutup kepala bayi dengan



topi •



Kenakan pakaian bayi atau selimuti dengar. kain yang bersih, kering dan



lembut. Kenakan topi pada kepala bayi selama beberapa hari pertama, terutamd bift bayi kecil •



Pastikan bavi berpakaian atau diselimui.i dengan selimut







Menjaga bagi mudah dijangkau oleh ibu. Jangan pisahkan mereka



(rooming—in) •



Nilai kehangatan bayi setiap 4 jam dengan



meraba kaki bayi: jika kaki bayi teraba dingin, hangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit ke kulit Minta ibu atau orang yang menungguinya untuk mengawasi bayi dan mengingatkan anda jika: Kaki teraba dingin



Kesulitan bernapas: merintih, napas cepat atau lambat, retraksi dinding dada bawah -



Terjadi perdarahan







Jika kaki teraba dingin, hangatkan BBL dengan kontak kulit ke kulit:







Sebelum menghangatkan kembali, lepaskan pakaian bayi yang dingin







Tempatkan BBL kulit ke kulit pada dada ibu







Selimuti bayi pada dada ibu dengan pakaian ibu dan selimut tambahan



yang sudah dihangatkan terlebih dahulu •



Pantau suhu bayi setiap jam sampai normal



a Bayi tetap bersama dengan ibu sampai suhu tubuh bayi normal •



Jika bayi kecil, anjurkan ibu melakukan kontak kulit ke kulit selama



mungkin. Siang malam •



Pastikan suhu ruangan dimana dilakukan perghangatai setidaknva 25°C







Bila suhu bayi tidak 36,5°C atau lebih dalam 2 jam penghangatan. nilai



bayi kembali •



Jika dibutuhkan rujukan, teruskan bayi tetap dalam posisi kontak kuiit ke



kulit dengan ibu atau orang lain yang menunggu by •



Jika perdarahan



pusat, periksa



apdkah ikatan tali r;usat longgar dan ikatlah kemba!i •



Jika acla perdarahan lain, nilai bayi segera







Jika terjadi kesulitan bernapas atau ibu menyatakan adanya abnormalitas,



•eriksa ba i •



Dukung ASI eksklusif, siang malarn







Jika ibu mengalami



kesulitan dalam pemberian ASI, lakukan penilaian pemberian ASI dan bantu ibu memposisikan dan melekatkan bayi dengan benar •



Minta ibu memberitahukan anda bila mengalami kesulitan memberikan



ASI •



Periksa pemberian ASI pada semua bayi sebelum emmulangkan Jangan



memulangkan bayi jika bayi belum Lisa minum dengan baik







Ajarkan ibu untuk merawat bayi:







lika ibu tidak dapat merawat



bayinya, bantu ibu merawat bayinya atau ajarkan cara merawat bayi kepada yang menunggunya -



Menjaga bayi tetap hangat



Cuc: tangan sebelum dan setelah



memegang bayi -



Merawat tali pusat



-



Memastikan kebersihan



langan paparkan bayi dibawah sinar matahari langsung Jangan meletakar bayi di2atas permukaan dingin Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam •



Berikan obat scsuai resep menurut jaciwal an: telah ditentukan







Periksa setiap bayi sebelum merencanakan



ibu dan bay: pulang jangan perbolehkan •ulang sebelum bayi berumur 24 jam Sumber: Depkes, 2008:138 Konseling keluarga untuk perawatan bay: baru lahir di rumah: a. Ajarkan pada ibu atau yang menunggu bayi tentang tanda bahava b. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bayi cukup ASI bila: 1)



Bayi terlihat peas



2) Penurunan berat badan tidak lebih dari 10% berat badan lahir minggu pertama 3) Berat badan naik paling 160 rm pada minggu-minggu berikutnya atau minimal 300 gram pada buian pertama 4) Bayi buang air kecil miniLnal 6i sehary 5) Kotoran bayi berubah dari warna gelae ke warna_csklat terang atau kunin setelah hari ke-3 c. Menjaga kehangatan bayi diruniah: 1) Jelaskan pada ibu bahwa bayi memerlukan tambahan satu lapis kain dibanding dengan keperluan anak yang lebih besar atu orang dewasa. 2) Mejaga ruangan atau bagian ruangan tetap hangat, terutama pada cuaca dingin. 3) Kenakan pakaian atau selimut bayi sepanjang hari.



4) Pada ma'am hari, tidurkan aiau tempatkan bayi dekat ibu sehingga mudah dijangkau untuk disusukan atau 1:ecukupan asupan ASI. -Tanda bahaya pada bayi baru lahir: a. Tidak dapat menyusu b. Kejang c. iviengantuk atau tidak sadar d. Napas cepat (>60x/menit) e. Merintih 1.



Retraksi dinding dada bawah



g.



Sianosis sentral



Penanganan bayi selama dalarn perjalanan ke tempat rujukan: a. Menjaga bayi tetap hangat dengan melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu atau or:Ing b. Selirnuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada kepala bayi c. Lindungi bayi dari sinar matahari langsung d. Mendorong ibu menyusui selama perjalanan e. Jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan memakan wakiu lebill dari 3 jam, mintalah ibu untuk memeras ASI dan mernberikannya ke bayi dengan cangkir. E. Resusitasi 1. Persiapan resusitasi: a. Persipan keluarga h. Persiapan tempat resusitasi c. Persiapan ala, resusitasi 1) Kain ke-1: untuk mengeringkan bayi 2) Kain ke-2: untuk menyelimuti bayi 3) Kain ke-3: untuk ganjal bahu 4) Alat penghisap !ender DeLee atau bola karet 5) Tabung dan sungkup/Baton dan sungkup 6)



Kota!: alat resusitasi



7) Sarong tangan 8) jam atau pencatat waktu



d. Persiapan diri Memutuskan apakah bayi perlu diresusitasi yang dinilai adalah: Bila bayi belum lahir: •



Apakah kehamilan cukup bulan



Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah •



Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium (warna kehijauan)?



Setelah bayi lahir: •



Napas bayi atau tangisan bayi







Tonus otot 2. Tindakan resusitasi Penilaian awal







Bersih dari mekonium?







Bernafas atau menangis?







Tonus otot baik?







Cukup bulan?



Nilai skor APGAR tidak digunakan sebagai dasar keputusan untuk tindakan resusitasi, tetapi skor APGAR digunakan untuk menilai kemajuan kondisi BBL pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Tabel 8. 2: Pengkajian nilai Apgar Tanda Nilai 0 A= Aperance (warna kulit) pucat tungkai biru P= Pulse



Tida ada



Biru



sampai Tubuh merah, Tubuh merah



seluruhnya 100 x / mnit



(denyut nadi) G= Grimace ( Refleks)



Tida ada



Meringis



Menangis



A= Activity ttonus otot)



Lumpuh



Sedikit fleksi Kuat



eKstermitas R= Respiration (usaha bernafas) Sumber: Chapmann, 2003 Langkah awal (6 langkah): •



Jaga kehangatan







Atur posisi



Tida ada



Lemah Menangis







Isap lendir







Keringkan dan rangsangan taktil







Atur kembali posisi







Nilai



Ventilasi Adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara kedalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas sepontan Langkah-la,igkah 1. Pasang sungkup 2. Ventilasi 2 kali (tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi) 3. Bila dada bayi mengembang, lakukan Ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik 4. Lakukan penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur? 5. Ulangi ventilasi sebanyak 20 x selama 3C detik. 6. Perhatikan apakah bayi mengis atau bernapas spontan dan teratur? 7. Siapakan rujukan bila bayi belum bernafas normal ::elama 2 merit. 8. Ventilasi dihentikan setelah 10 merit (bila tidak berhasik Resusitasi berhasi! bila pernapasan bayi teratur, warna kulit kembali normal yang keroudian diikuti dengan perbaikar tonus otot atau bergerak aktif. Lanjutkan dengan asuhan berikutnya. Konseling )elaskan pada ibu dan ke!uarganya tentang basil resusitasi yang telah dilakukannya. Jawab setiap oertanyaan yang diajukan 2. Ajai-kan ibu cara menilai pernapasan dan mehjaga kehangatan tubuh bayi. Bi:a ditemukan kelainan, segera hubungi penolong. 3. Anjurkan ibu segera meinbej ASI kepada 1)ayinya.



dengan gangguan



pernapasar perlu banyak energi. Pembenan ASI segera, dapat memasok energi yang dibutuhkan. 4. Anjurkan ibu menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan metode kangguru)



5. Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda tersebut pada bayi. Lakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk: 1. Anjurkan ibu menyusukan sambil membelai bayinya 2.



Berikan vitamin K, antibiotic salep mata, imunisasi hepatitis B



Lakukan pemantuan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam pertama: 1. Perhatikan tanda-tanda kesulitan pada bayi: a. Tarikan interkostal, napas megap-megap, frekuensi napas < 30 x / > 60 x per men it b. Bayi kebiruan atau pucat c. Bayi lemas 2. Pantau juga bayi yang tampak icat walaupun tampak bernapas normal Rujuk bayi bila ada tanda (setelah resusitasi): 1. Frekuensi nafas 60x/menit 2. Ada tarikan dinding dada 3. Merintih (bising napas ekspirasi) atau megap-megap (bising napas inspirasi) 4. Tubuh pucat/kebiruan 5. Bayi lemas J;ka rujuk catat: 1. Nama ibu, alamat, tanggal dan waktu bayi lahir 2.



Kondisi bayi:



a. Gawat janin sebelumnya b. Air ketuban mekonium c. Tangisan bayi d. Waktu memulai resusitasi e. Langkah resusitasi yang dilakukan f.



Hasil resusitasi



F. Bounding Attacrnent 1. Pengertian



Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan areksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir sedangkan attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. Bounding attachment adalah kontak dini secara Iangsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan postpartum. 2. Prakondisi yang mempcngaruhi ikatan, yaitu: a. Kesehatan emosional orang tua. b. Sistem dukungan social yang meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga. c. Suatu tingkat keterampilan alam berkomunikasi dan dalani memberi asuhan yang kompeten. d. Kedekatan orang tua dengan bayi. e. Kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan j2nis kelamin). 3. Tahap-tahap bounding attachment: a. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak maLa, menyentuh, berbicara, dam mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. b. Bounding (keterikatan). c. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain. 4. Elemen-elemen bounding attachment meliputi: a. Sentuhan Sentuhan, atau indera peraba, d'pakai seara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.



telah



menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakrii pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya uiltuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya. Gerakan ini dipakai menenangkan bayi. b. Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk sating



memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. c. Suara Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga } Denting. Orang tua menunggu tangisan pc,stama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan sua, a bernac!a tinggi. d. Aroma Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bay; ialah respon terhadap aroma/bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi helajar dengan cepat untuk memoedakan aroma susu ibunya. e. Entraiment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. tviereka menggoyang tangan, mengangkat kepada, menendangnendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mula berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan batik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. f.



Bioritme



Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan fitrne alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan prilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi social dan kesempatan bayi untuk belajar. g. Kontak &ni Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penling hubungan orang tua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel, ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini:



1) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat 2) Reflek menghisap dilakukan din: 3) Pembentuk kekebalan aktif dimulai 4) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak 5) Body warm (kehangatan tubuh) 6) Waktu pemberian kasih sayang 7) Stimulasi hormonal 5. Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment a. Menit pertama jam pertama. b. Sentuhan orang tua pertama kali. c. Adanya ikatan yang balk dan sistematis. d. Terlibat proses persalinan. e. Persiapan PNC sebelumnya. f.



Adaptasi



g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman. h. Fasilitas untuk kontak lebih lama. i.



Penekanan pada hal-hal positif.



j.



Perawat meternitas khusus (bidan).



k. Libatkan anggota keluarga lainnya. I.



Infermasi bertahap mengenai bounding attachment.



6. Dampak posiiif bounding attachment a Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial b



Bayi merasa aman, berani rnengadakan eksplorasi.



c Hambatan bounding attachment. d



Kurang Support sistein.



e



Ibu dengan risiko.



f



Bayi dengan risiko.



g



Kehadiaran bayi yang tidak



G. Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian



inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkar bayi menyusu sendiri segera setelah !ahiran. Hal ini rnervpa-kan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar saw hingga dua jam. Inisiasi Mcnyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusu; bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara Iangsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusti IMD hams dilakukan Iangsung saat lahir, tanpa menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak ditunda dengan kegiatan beleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus ber:angsung skin to skin antara bayi dan ibu. Para peneliti dari inggris dibawah pimpinan Dr. Karen Edmond melakukan pene:itian di Ghana terhadap hanpir 11.000 bayi dipublikasikan di Pediatrick (30 maret 2006). Judul penelitiannya "Mrnunda Permulaan IMD Meningkatkan Kematian Bayi". Berikut hasil peneiitiannya: a. Penelitian di Ghana melibatkan 10.947 bayi yang lahir antara juli 2003 sampai juni 2004. b. Jika bayi di!Deri kese:-npatan menyusu dalarn satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke ibu (setidaknya selama satu jam) maka 22 % nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan. c. Jika mu!ai mneyusu pertama, saat bayi berada diatas dua jam dan dibawah 24 jam periama, tinggal 16% nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan (Roesli U., 2008: 5). Berikut info.-masi tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dapat mendorong Anda untuk melakukan IMD sesaat setelah bayi Anda dilahirkan: a kodrat alami



Percayalah bayi dapat melakukar. ini sendiri. Sebenarnya, ada



seorang bay' untuk menyusu dari ibu bahkar. saat dia baru Iahir. Jadi Anda tidak perlu terlalu mengkuatirkan bayi Anda. Ini merupakan tahap awal yang sangat oaik bila Anda ingin membeiikan ASI eksklusif pada 6 btflan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ;Liu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui. b Jangan kuatir bayi Anda kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. 3ila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius. 1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bar sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir. 2. Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengeluarkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu. 3. Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat anda menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar.. Biarkan bayi anda menemukan susu sendiri. 4. Bila persaiinan harus melalui proses Cesar, and dapat tetap melaku-kan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal. c



IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.



2. Proses Inisiasi Menyusu Dini: a



Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi !angsung diletakan dt



dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 deraiat iebih tinggi. Namun jika si bay; itu kedinginan, ctomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan warn 1 derajat. Jadi Tuhati sudah mengatur hahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selanta 20-30



menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan. b Setelah si bayi merasa Iebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-getak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-irjak perut ibunya di atas rahim. Gerakan int bert'ijuan untuk rnenghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. c



Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan



mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada,si ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan dillbah menjadi bakteri yang balk dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu. d



Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu, yang



bertujuan untuk kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu. e



Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.



3. Manfaat Inisiasi Menyosu Dini a. Untuk bayi 1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat. 2) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung. 3) Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri hadan ibu yang normal. 4) Mengurangi bayi memangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yar.g dipakai bayi. 5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara lbu untuk mulai menyusu.



6) tviengatur tingkat kadar gula dalam darah, clan biokimia lain dalam tubuh bayi. 7) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna h;jau agak kehitairan yang pertama keluar dari bayi karena ineminum air ketuban). 8) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu. 9) Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system). 10) Mernperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistern kekebalan bayi. 11) Mencegah terlewatnya puncak 'refleks mengisap' pada bayi yang terjadi 20-30 menit sc..,telah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akar i muncul kembali dalam kadar s2.cukupnya kernudian. b. Untuk ibu 1) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi. 2) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi risiko perdarahan sesudah melahirkan. 3) Memperhesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi. 4) Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan. 4. Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan). b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi per iakaian energi. c. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan meinbuat kolor.i di usus ciao kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih gangs dari lingkungan. d. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan herharga yang kaya akar antibodi (zat kekebalan tubuh) dan Tat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ket:ka di:ahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.



e. AS! yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antihodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi. f. Bay' memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang 'oukan protein manusia (rnisainya susu hewan), yang tidak dapat dicarna dengan balk oleh usus bayi. g. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dari mempertahankan menyusu setelah 6 bulan. h. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya cksitosin



penting karena.



1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mcngeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu. 2) Mcrangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai !Davi, !c13:11 kuat :-nenahan sakit/nycri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/ bahagia. 3) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar. 5. Inisiasi Menyusu Din: Pada Partus Spontan a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin. b. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi c. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernik mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat. d. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di tengkurapkan di dadaperut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi e. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri. f.



Ibu didukung dan dibantil niengenali perilaku bayi sebelum menyusu.



g. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjac;i sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu — bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam. h. Bila dalan-, 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan menclekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi. i.



Setelah setidaknya melekat



ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau



selesai menyusu awa!, bayi baru dipisahkan uniuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vii K. J.



Rawat gabung bayi: Ibu — hay; dirawat dalam satu kamar, daiam



jangkauan ibu selama 24 jam. k. Berikan ASI saja tanpa minuman atau roakaran lain kecual: atas indikasi medis. Tidak dibcri dot atau empeng. 6. Inisiasi Menyusu Diiii Pada Operasi Caesar a Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan. b Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi urtuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernik kecuali taragz.lnnya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat. c Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibm/va ke ibti. Diperiihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu. d Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi. e Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri. f



Biarkan kulit Bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak



selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam.



g Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi. h Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk eras oleh ibu. Kemudian ibu dipindah-kan dari meja operasi kP ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya. i



Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusjlkan



untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih. Rawat gabung: Ibu — bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI raja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng. 7. lnisiasi Menyusu Dini pada Gemelli a. Dianjurkan suami atau ke!uarga mendampingi ibu dikamar bersalin. b. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan verniks. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat. c. Bila bayi tidak memerlukan resusitas:. Bayi di tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Kaduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. d. Anjurkan ibu menyentuh bayi unitik merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri. e. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bav melekat pada



ayah. seperti



pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah. f.



Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali



tangannya; tanpa menghilangkan vernik. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat. g. Bila bayi kedua tidak memerlukan resu:itasi, bayi kedua ditengkurapkara di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi



pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi — bayi dapat diberi topi. h. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam. i.



Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan



mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jamlagi kulit melekat pada kulit Rawat gabung bayi: Ibu — bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng. 8. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini Berikut ini beberapa yang menghambat terjadinya kontak kulit ibu dengan bayi: a.



Bayi l:ecliri inn



Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bregman (2005), ditemukan bahyra suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakan di dada ibu kepanasan, suhu dada akan tururn 1°C. Jika bayi kedingir.an, suhu dada ibu akan naik 2°C untuk menghangatkan bayi. ;3. Ibu ter lalu lemah untuk segera me~~yusui ba ini Seorang ibu jarang terlaiu lemah untuk memeluk bayinya segera setelah la'nir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. c. Tenaga kesenatan kurarg_w.rseclia. Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menernukan sendiri payudara ibu. d. Kamar bersalin atau kamar omasisibuk Dengan bayi di dada ibu bayi dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk menerus!