15 0 4 MB
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Puskesmas
4.1.1
Gambaran Umum
4.1.1.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Seberang Padang termasuk Puskesmas tertua di kota Padang. Didirikan pada tahun 1970. Dahulunya Puskesmas Seberang Padang merupakan satu-satunya Puskesmas untuk Kecamatan Padang Selatan sebelum adanya Puskesmas lain pada tahun 1980 dan 1992. Saat itu puskesmas membawahi 24 kelurahan, namun sejak adanya 2 puskesmas lain dan penciutan jumlah kelurahan, wilayah kerja sekarang tinggal 4 kelurahan saja. Kelurahan yang merupakan daerah kerja Puskesmas Seberang Padang adalah : 1. 2. 3. 4. 4.1.2
Kelurahan Seberang Padang Kelurahan Alang Lawas Kelurahan Ranah Parak Rumbio Kelurahan Belakang Pondok
Demografi
4.1.2.1 Kondisi Umum Puskesmas Seberang Padang berlokasi di Kecamatan Padang Selatan Kelurahan Seberang Padang.
Keempat kelurahan dapat dilalui dengan jalan darat. Luas wilayah keseluruhan adalah 2.37 km2. Batas wilayah adalah Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Lubuk Begalung, serta wilayah kerja Puskesmas Rawang dan Puskesmas Pemancungan. Ketinggian dari permukaan laut kira kira 4 meter dan termasuk zona kuning bencana Tsunami. Namun karena posisinya dilingkari sungai, dianggap sebagai zona merah. 4.1.2.2 Sosial Ekonomi Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang sebagian besar beragama Islam. Warga non muslim, umumnya adalah kaum pendatang dari luar propinsi. Di tengah perbedaan suku, agama dan budaya, aktifitas sosial dan peribadatan penduduk berjalan dengan baik. Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh, pedagang, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai negeri, ABRI dan lain-lain. Pekerjaan sebagai buruh umumnya adalah buruh pabrik dan industri rumah tangga yang terdapat di beberapa kelurahan. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan menengah ke bawah, juga berjalan sangat dinamis. Dengan banyaknya sarana pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Seberang Padang juga berpengaruh terhadap perilaku masyarakat terutama remaja seperti masalah kesehatan reproduksi dan narkoba. 4.1.2.3 Kondisi Demografi Tahun 2016 jumlah penduduk sasaran Puskesmas adalah 17.868 jiwa dengan 3.669 KK yang tersebar di 4 kelurahan yang terdiri dari 21 RW dan 74 RT. 690 KK atau 5.628 jiwa diantaranya diantaranya adalah masyarakat miskin. Sebagian besar masyarakat adalah penganut agama Islam. 76% adalah penduduk asli sementara 24% adalah warga keturunan yang umumnya berada di kelurahan Belakang Pondok. 4.1.2.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Puskesmas Seberang Padang merupakan puskesmas rawatan yang mempunyai 1 buah puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Alang Lawas di kelurahan Alang Lawas dan 4 buah Poskeskel yang berada di setiap kelurahan. Poskeskel Seberang Padang sudah memiliki bangunan tersendiri, sementara 3 Poskeskel lainnya sudah memiliki bangunan sendiri sehingga, pelayanan lebih optimal. Sarana kesehatan lain yang berada dibawah naungan puskesmas adalah posyandu balita yang jumlahnya 23 dan 4 posyandu lansia ,pos bindu serta prolanis.. Sarana kesehatan swasta yang beroperasi seperti bidan praktek swasta, rumah bersalin dan dokter praktek swasta cukup banyak. Berbagai sarana termasuk sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Sarana dan Prasarana Puskesmas Seberang Padang
NO
SARANA
JUMLAH
1
Puskesmas Induk
2
Pustu
1
3
Poskeskel
4
4
Rumah Bersalin
4
5
Dokter Praktek Swasta
4
6
Bidan Praktek Swasta
5
7
Rumah Medis
1
8
Rumah Paramedis
2
9
Posyandu Balita
23
10
Posyandu Lansia
4
1
11
Kendaraan roda 2
3
12
Kendaraan roda 4
1
13
PAUD
2
14
TK
5
15
SD
14
16
SLTP
5
17
SLTA
5
18
SLB
2
19
Mesjid /Mushalla
36
20
Panti Asuhan
2
21
Restoran
95
22
Rumah Penduduk
3.669
4.1.2.4 Jumlah Tenaga Puskesmas Sebarang Padang Tahun 2016 Seluruh karyawan Puskesmas Seberang Padang adalah 63 orang dengan rincian 50 orang PNS, 3 orang tenaga PTT, 1 orang volunter dan 10 orang sukarela. Sopir dan penjaga malam puskesmas adalah tenaga sukarela yang setiap saat bisa saja
berhenti, apalagi dengan insentif yang kurang memadai. Secara keseluruhan, komposisi ketenagaan Puskesmas Seberang Padang dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Komposisi Ketenagaan Puskesmas Seberang Padang tahun 2016
No.
TENAGA
JUMLAH
1
DOKTER UMUM
2
2
DOKTER GIGI
2
3
Penata Usahaan
4
4
Apoteker
1
5
BIDAN
11
6
PERAWAT
16
7
ANALIS
3
8
SANITARIAN
1
9
PERAWAT GIGI
2
9
REKAM MEDIK
1
10
ASISTEN APOTEKER
3
11
Petugas Gizi
2
KETERANGAN
3 PTT
12
SUKARELA
TOTAL
10 60
3
4.1.2.5 Visi, Misi Puskesmas 1. Visi dan Misi Dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan Padang Selatan, Puskesmas Seberang Padang mempunyai Visi; Mewujudkan masyarakat Padang Selatan Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Tercapainya visi ini dinilai dari 4 indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata dan derajat kesehatan penduduk kecamatan Padang Timur yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan visi ini, Puskesmas Seberang Padang mengusung misi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan Padang Selatan yang akan memberikan dukungan tercapainya visi pembangunan nasional yaitu: •
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
•
Mendorong kemadirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
•
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
•
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya 2. S t r a t e g i Visi dan misi Puskesmas Seberang Padang akan dicapai dengan beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang
terencana, terarah dan berkesinambungan. Beberapa strategi tersebut antara lain: •
Meningkatkan upaya promosi kesehatan
•
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan lintas sektor Meningkatkan kwalitas SDM Puskesmas Meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
4.1.2.6 Tujuan Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi, misi dan strategi Puskesmas Seberang Padang adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Andalas sehingga tercipta lingkungan sehat dan meningkatnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui perwujudan layanan kesehatan yang adil dan merata.
4.2
Pencapaian Program 4.2.1 PROMOSI KESEHATAN Promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran bersama agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan umum yang berwawasan kesehatan. a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Promosi kesehatan berjalan cukup baik selama tahun 2016. Banyaknya kunjungan Puskesmas merupakan sasaran promosi
kesehatan yang bisa secara rutin di beri penyuluhan setiap saat. Pada hampir setiap kegiatan pelayanan kesehatan, penyuluhan dilaksanakan, baik dengan sasaran perorangan maupun kelompok di dalam maupun diluar gedung.
Penyuluhan dalam gedung dilakukan berupa penyuluhan pada kelompok umum/khusus, perorangan, pemutaran kaset, penyebaran leaflet dan pengarahan di klinik konsultasi. Khusus untuk penyuluhan kelompok didalam gedung dilakukan 2 kali dalam seminggu pada hari Senin dan Kamis, disaat kunjungan puskesmas cukup banyak. Sementara penyuluhan di luar gedung dilakukan di posyandu balita, posyandu lansia, sekolah sekolah, pertemuan kader, kelompok potensial dan lain lain. Metoda yang digunakan berupa ceramah, tanya jawab, diskusi dan siaran keliling dengan media poster atau leaflet. Kegiatan penyuluhan dalam gedung dilaksanakan sebanyak 60 kali dengan jumlah yang disuluh 1073 orang, penyuluhan luar gedung dilaksanakan 165 kali dengan jumlah yang disuluh 9941 orang. b. Peran Serta Masyarakat Posyandu sebenarnya merupakan media yang sangat pas untuk penyuluhan kelompok. Namun dikarenakan lokasi yang ratarata tidak memadai dan kondisi yang kurang memungkinkan, penyuluhan lebih banyak ditujukan untuk perorangan. Posyandu balita di Puskesmas Seberang Padang pada tahun 2016 berjumlah 23 buah. Rata rata sebuah posyandu melaksanakan kegiatan 11-12 kali setahun karena pada bulan puasa kegiatan posyandu tidak berjalan seperti biasa. Pada setiap posyandu aktif ratarata ada 3 orang kader. Pada tahun 2016, terdapat cakupan angka partisipasi masyarakat rata-rata Puskesmas (D/S) sebesar 57 % . GRAFIK 1. CAKUPAN D/S PUSKESMAS SEB PADANG TAHUN 2016
Tabel 4. Telaah Kemandirian Posyandu N o
Kelurahan
Jumlah Posyandu
Strata Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jlh
Jlh
%
Jlh
%
Jlh
%
1
10
%
1
Seberang Padang
10
4
40
5
50
2
Alang Laweh
7
2
28.6
5
71.4
3
Ranah P. Rumbio
4
4
Belakang pondok
2
1
50
2
50
1
50
2
50
Tabel 5. Cakupan program Promkes Puskesmas Seb. Padang Tahun 2016 NO INDIKATOR 1 POSYANDU AKTIF
SASARAN TARGET 23 80
PENCAPAIAN 23
% 100
2
KADER AKTIF
74
80
69
93
3
KELURAHAN SIAGA
4
100
4
100
a. Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB) , kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi
setempat, secara gotong royong. Pengembangan Kelurahan Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat kelurahan, menyiap siagakan masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti kegiatan Kelurahan Siaga adalah
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Jumlah kelurahan siaga di Puskesmas Seberang Padang sebanyak 4 kelurahan. Kelurahan Seberang Padang, Alang laweh, Ranah Parak rumbio dan Belakang Pondok. Namun satu tidak aktif ( Kelurahan Belakang Pondok ). Tabel 6. Tingkat Perkembangan Kelurahan siaga Aktif Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 N Puskesma o s
Jumlah Kelurahan
Pratama Jlh
%
1
4
4
100
Seberang Padang
Madya Jlh
%
Purnama
Mandiri
Jlh
Jlh
%
%
a. Kepesertaan JKN 20.414 jiwa masyarakat terdaftar sebagai peserta JKN di Puskesmas Seberang Padang. Namun masyarakat umum juga mendapat layanan gratis di puskesmas. b. PHBS PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Salah satu lokasi PHBS adalah PHBS Rumah Tangga yang terdiri dari 10 indikator. Sasaran kegiatan PHBS Rumah Tangga Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 sebanyak 4112 KK dan yang disurvey sebanyak 610 KK. Keempat kelurahan di Seberang Padang pada tahun 2016 sudah melaksanakan surveyi PHBS dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 7. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Puskesmas Seberang Padang No
Nama Kelurahan
Jumlah RT/KK Jumlah seluruhnya disurvey/ sampel
1
Seberang padang
2195
120
65
54.16
2
Alang laweh
752
240
132
55
3
Ranah P. Rumbio
666
240
141
58.7
4
Belakang Pondok
499
10
4
40
Puskesmas
4112
610
342
56
Tabel 8. Data Persentase 10 Indikator PHBS Puskesmas Seberang
RT RT ber-PHBS % RT Sehat (RT Sehat)
No Kecamatan
1 2 3 4
Lina kes
Seberang 100 Padang Alang 100 Laweh Ranah P. 100 Rumbio Belakang 100 Pondok
Asi Eksklu sif
Menim bang balita
Air Bersi h
CTP S
Jamb an
Member Makan antas buah Jentik dan sayur
Aktifit as Fisik
Tidak mero kok
78.6
60.7
92.2
87.1
96.4
82.9
80
61.4
67.86
84
64
96
76
92
84
82
67
65
82.1
62.9
96.4
87.1
93.6
89.3
82.1
68.6
67.1
75.7
59.3
94.3
88.6
95.7
85.7
82.9
62.1
61.4
a. Kegiatan Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra) Pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan dalam berbagai masyarakat sejak jaman dahulu yang diturunkan dan dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenarasi berdasarkan tingkat pemahaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa. Pengobatan tradisional atau obat tradisional juga kadang-kadang disebut sebagai obat rakyat, obat herbal dan sebagainya. Pengobatan tradisional (Batra) banyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang hanya saja belum semua Batra yang ada dikunjungi dan dibina oleh petugas Seberang Padang. Tabel 9. DAFTAR PENGOBATAN TRADISIONAL PUSKESMAS SEBERANG PADANG No Puskesmas Jumlah Pengobatan Tradisional 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
13
14
15
16
17
18
19
JLH 20
1
Seberang Padang
2
10
4
3
1
1
21
Keterangan : 3. Akupuntur 9. Tukang Panggur Gigi 15. Battra Paranormal 4. Tabib 10. Tukang Jamu Gendong 16. Battra Tenaga dalam 5. Sinshe 11. Battra urut pijat 17. Battra tusuk jari 6. Dukun bayi terlatih 12. Battra bekam 18. Battra pijat refleksi 7. Dukun bayi belum terlatih 13. Battra ramuan 19. Battra mata 8. Battra patah tulang 14. Battra dengan pendekatan agama
a. Kegiatan Pembinaan Taman Obat Keluarga (TOGA) Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budi daya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Pendataan dan pembinaan TOGA belum dilaksanakan secara maksimal. Masih banyak TOGA di masyarakat belum didata dan dibina oleh petugas Seberang Padang.
Tabel 10. Jumlah dan Tingkat Perkembangan Taman Obat Keluarga Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 No
1
Kecamatan
Padang Selatan
Puskesmas
Seberang Padang
Jumlah TOGA
Strata Pratama Jlh %
101
101
Madya Jlh %
Purnama Jlh %
100
Tabel 11. Data TOGA Tahun 2016
N0 1 2 3 4
Kelurahan Seberang Padang Alang laweh Ranah Parak Rumbio Belakang Pondok JUMLAH
Jumlah KK Jenis Toga ada di yang ada (macam) TOGA < 10 10 - 25
Kelurahan Jumlah > 25
KK yang memanfaatkan TOGA
36 35 20
19 20 13
17 15 7
36 35 20
10 101
8 60
2 41
10 101
a. Kegiatan UKK
Pos UKK adalah Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Prinsip Pos UKK dari, oleh, untuk kelompok pekerja informal di masyarakat Tahun 2016 Promkes Puskesmas Seberang Padang belum melakukan pembentukan pos UKK karena rendahnya kerjasama lintas sector dalam pembentukan pos UKK. 3.1.2. KESEHATAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan merupakan program ke 2 dari 7 program pokok puskesmas. Untuk inspeksi sanitasi dan survei perumahan semua yang diharuskan sudah dilaksanakan. Demikian juga dengan pengawasan Tempat Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan. Cakupan yang diperiksa rata rata sudah mencapai target yang memenuhi syarat diantara hasil yang didapatkan melalui pantauan lapangan ini juga baik. Cakupan program kesling sudah cukup baik dan pendanaan dari BOK dapat menimbulkan daya ungkit untuk program kesling. Untuk kegiatan klinik sanitasi sudah berjalan sebagaimana mestinya namun pemanfaatan klinik belum optimal. Klinik sanitasi dibuka setiap hari, namun karena sifatnya menerima rujukan dari poliklinik, jumlah kasus rujukan tergantung kiriman dari poliklinik. Kedepan, kerjasama lintas program perlu lebih ditingkatkan. Tabel 12. Cakupan Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Seb Padang Tahun 2016 NO
1 2 3 4
VARIABEL
ISAB TPM PERUMAHAN TTU
SARANA SARANA
2434 72 2434 84
%
SARANA
DIPERIKSA
MEMENUHI
834 72 835 78
SYARAT 727 57 690 64
34.3 100 34.3 92.8
%
81 79 83 82
Tabel 13. Laporan Inspeksi Sanitasi Air Bersih Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 N JENIS O SARANA
JUMLAH DIPERIK SA
TINGKAT RESIKO PENCEMARAN REN DAH
%
SED ANG
%
TING GI
%
AMAT TING GI
%
1 SGL 2 SB 3 PDAM/SR JUMLAH
271 0 417 688
228 0 486 714
84 0 116 103
59 0 39 98
21,7 0 0,09 14,2
20 6 26
7,3 0 1,4 3,77
-
0 0 0 0
Tabel 14 . Pemanfaatan Klinik Sanitasi Puskesmas Seb Padang Tahun 2016 NO
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
JUMLAH KUNJUNGAN
1
TB Paru
40
2
DBD
4
3
Diare
1
3.1.3. GIZI Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa sehat Berprestasi ” adalah tema yang dipilih dalam Peringatan Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari. Tahun 2016 ini merupakan peringatan hari gizi nasional ke 56.Masalah gizi memiliki dampak luas, tidak saja terhadap kesakitan, kecacatan, dan kematian, tetapi juga terhadap pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan produktifitas optimal.Kualitas anak ditentukan dari sejak terjadinya konsepsi hingga masa balita. Kecukupan gizi ibu selama kehamilan hingga anak berumur 5 tahun serta pola pengasuhan yang tepat akan memberi konstribusi nyata dalam mencetak generasi unggul. Tabel 15. Cakupan Program Gizi Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 No
Kegiatan
1.
Penyuluhan
Sasaran
Target Abs % Masyarakat 12 100
Pencapaian Abs % 12 100
KETERANGAN
2.
Penimbanganbulanan D/S
1630
1389 85
1108
68
N/D
1108
942
85
831
75
46
80
25/25
100
5
Angka Kesembuhan (pasien 2016) CDR
>80
27/27
100
>70
0
0
6
1. Demam Berdarah Dengue Seberang Padang bukan merupakan daerah endemik DBD. Namun ada beberapa kasus DBD yang terpantau yang telah menjalani terapi di rumah sakit. Semua kasus ini kemudian ditindak lanjuti oleh Puskesmas berupa kunjungan rumah untuk penyuluhan, abatisasi dan pemantauan jentik. Dari DKK juga dilakukan fogging fokus. Selama tahun 2016, ditemukan 10 kasus, tidak ditemukan kasus kematian karena DBD.
Grafik 48. Distribusi Kasus DBD Puskesmas Seb. Padang Tahun 2016
Selain itu, untuk memantau dan mengurangi kasus DBD, puskesmas melakukan pemantauan jentik dan abatisasi di semua kelurahan. Kegiatannya berupa pemeriksaan jentik didalam dan diluar rumah masyarakat, pemberian bubuk abate dan penyuluhan sekaligus. Hasil pemeriksaan jentik dan kejadian kasus DBD dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Tabel 23. Hasil Pemeriksaan Jentik Berkala Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 KELURAHAN
BEBAS JENTIK
S. PADANG A.LAWAS
71% 78%
RANAH
75%
B.PONDOK
75%
JUMLAH
75%
1. Chikungunya Chikungunya merupakan penyakit yang baru ditemukan pertama kali pada tahun 2009 akhir di Puskesmas Seberang Padang walau pada tahun sebelumnya ada beberapa kecamatan di kota Padang yang dikenai. Sampai akhir Desember 2016 belum ada laporan kasus chikunguya dari semua kelurahan di Seberang Padang. 1. Rabies Selama tahun 2016 ditemukan kasus gigitan hewan penular rabies sebanyak 14 di mana 7 di antaranya di beri VAR, vaksin anti rabies selalu cukup tersedia di puskesmas seberang padang. 2. Diare Kasus diare tahun 2016 sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kasus baru sebanyak 303 dan tak ditemukan adanya kematian. Semua penderita diberikan oralit. Khusus untuk penderita balita diberikan dispersi zinc tablet sebagai suplemen untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kejadian diare berulang pada balita. 3. ISPA Penyakit ISPA selalu berada pada urutan pertama 10 penyakit terbanyak sepanjang tahun. Tahun 2016 ditemukan kasus ISPA sebanyak 2.872.
4. Kusta Kasus sudah beberapa tahun belakang tak ditemukan di Puskesmas Seberang Padang. 5. Malaria Kasus malaria klinis tidak ditemukan di Puskesmas Seberang Padang selama tahun 2016. Terlalu umumnya gejala malaria membuat diagnosanya secara klinis agak sulit. 6. Acute Flaccid Poliomyelitis (AFP) Kasus AFP juga tidak ditemukan pada tahun 2016.
Difteri Kasus difteri tak ditemukan pada tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Dengan bagusnya cakupan imunisasi DPT diharapkan kasus ini tak akan muncul lagi dimasa yang akan datang. 2. Hepatitis Hepatitis klinis tidak ditemukan selama tahun 2016. Bila ada kasus pasien dirujuk ke RS untuk kepastian diagnosa dan ketepatan pengobatan.
3. Filariasis Filariasis merupakan penyakit yang akhir-akhir ini dapat perhatian khusus, karena ditemukan beberapa kasus baru yang sebelumnya tidak ada. Untuk wilayah kerja Puskesmas Seberang padang, tak ditemukan kasus baru yang menjalani terapi selama 3 tahun berturut-turut sehingga program profilaksis filariasis tuntas di tahun 2013 lalu. 3.1.6
PENGOBATAN DAN PENUNJANG
Pengobatan Dasar di Puskesmas Seberang Padang berjalan di Poliklinik Umum, Lansia, Gigi, KIA, Poskeskel dan Puskesmas Pembantu. Pengobatan ini ditunjang oleh laboratorium dan apotik puskesmas. a. Pengobatan Umum Pada tahun 2016 terdata kunjungan rawat jalan di Puskesmas Seberang Padang sebanyak 67.150 orang, 20.520 orang diantara kunjungan berobat merupakan kunjungan peserta BPJS. Kunjungan umum berjumlah 46.640, yang berarti proporsinya merupakan bagian terbesar dari seluruh jenis kunjungan Puskesmas yaitu 70%. Kondisi ini juga mungkin disebabkan oleh karena adanya kebijakan dari Pemko Padang yang membebaskan semua masyarakat dari semua jenis retribusi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Disamping itu jenis kunjungan berobat menurut status pasien juga jadi kurang akurat penghitungannya, karena tanpa identitas apapun semua pasien diberi pelayanan gratis. Pasien peserta BPJS punya kecendrungan kurang disiplin membawa kartu identitas saat berobat.
Semua jenis kunjungan berobat Puskesmas dapat dilihat jumlah dan presentasenya pada tabel dan grafik di bawah ini. Tabel 24. Distribusi Jenis Kunjungan Berobat Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 No.
JENIS KUNJUNGAN
JUMLAH KUNJUNGAN
PERSENTASE
1
UMUM
46.640
70%
2
BPJS
20.520
30%
67.160
100%
TOTAL
Sementara itu jumlah kunjungan penyakit terbanyak Puskesmas Seberang Padang untuk kasus baru tetap ditempati oleh kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yaitu 2967 kasus. Selanjutnya diikuti oleh hipertensi dan penyakit kelamin lainnya. Tabel 25. 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 No Nama Penyakit / Diagnosis
Jumlah Kunjungan
1
ISPA
2.872
2
HIPERTENSI
2270
3
PENYAKIT RADANG SENDI TERMASUK REMATIK
1179
4
GASTRITIS
1050
5
DIABETES MELLITUS
997
6
COMMON COLD
946
7
RONNGA MULUT DAN LIDAH
913
8
KELAINAN REFRAKSI
642
9
PENYAKIT KULIT ALERGI
556
10
PENYAKIT KULIT INFEKSI
635
b. Laboratorium Selama tahun 2016 di laboratorium Puskesmas Seberang Padang diperiksa sebanyak 2933 spesimen dengan spesimen terbanyak adalah darah yaitu sebanyak 38%. Ini adalah spesimen khusus yang berasal dari poliklinik Puskesmas. Untuk pemeriksaan sputum, jumlah ini termasuk rujukan spesimen sputum dari puskesmas Rawang dan Pemancungan karena puskesmas Seberang Padang merupakan PRM (Puskesmas Rujukan Miskroskopis). Rincian lengkap tentang pemeriksaan spesimen dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Grafik 49. Pemeriksaan Spesimen Laboratorium Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
c. Pelayanan Klinik Bersalin Klinik bersalin di Puskesmas Seberang Padang khusus melayani persalinan normal. Pada tahun 2016 pasien umum yang melakukan persalinan di puskesmas digratiskan pembayarannya oleh pemerintah, Selama 2016 dilayani 77 persalinan di Puskesmas Seberang Padang. Tabel 26. Cakupan Pelayanan Persalinan Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 KLINIK BERSALIN NO. STATUS PASIEN 1. BPJS 2. UMUM TOTAL
JUMLAH 64 13 77
% 83 17 100
d. Apotik Sejak tahun 2009 untuk ketersediaan obat puskesmas sepenuhnya tergantung pada keadaan obat di GFK karena Puskesmas tidak lagi mengelola dana pembelian obat askes. Pada tahun 2016 Puskesmas sudah mendapatkan dana operasional dari dana JKN namun pengadaan obat masih belum dilaksanakan karena belum memahami dengan baik mengenai proses pengadaan obat dan ketersediaan obat dari GFK cukup memadai. Sama dengan tahun sebelumnya, Parasetamol merupakan obat yang paling banyak digunakan yaitu 41.825 tablet. Ini sesuai dengan jenis penyakit terbanyak yang dilayani yaitu ISPA. Selain berdasarkan jenis kasus yang banyak, jumlah pemakaian obat tertentu juga tergantung kepada ketersediaan obat di puskesmas. Adakalanya dalam suatu kurun waktu, satu jenis obat tak terdapat dalam persediaan, sehingga dipakai obat lain dengan indikasi yang sama. Peringkat penggunaan obat di puskesmas Seberang Padang, dapat dilihat pada tabel berikut Grafik 50. 10 Pemakaian Obat Terbanyak Puskesmas Seber ang Padang Tahun 2016
Antibiotik terbanyak yang digunakan selama tahun 2016 adalah amoksisilin 500mg sebanyak 39.795 kaplet dan cotrimoxazol 480 mg sebanyak 8.598 caplet. sama dengan tahun sebelumnya pemakaian amoksisilin tetap paling banyak. ini lebih disebabkan oleh jumlah ketersediaan obat di apotik dan kecendrungan seorang tenaga medis memilih jenis obat tertentu. selanjutnya pemakaian antibiotik terbanyak tahun 2016 di apotik puskesmas seberang padang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 27. Pemakaian Antibiotik Terbanyak Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
NO
NAMA OBAT
JUMLAH PEMAKAIAN
1
AMOKSISILIN 500 mg
39.795
2
COTRIMOXAZOL 480 mg
8.598
3
METRONIDAZOL 500 mg
2.810
4
COTRIMOXAZOL 960 MG
2.454
5
PHENOXIMETIL PENICILIN 250 MG
1.995
6
CYPROFLOXACIN 500 mg
1.598
7
ERYTROMICIN 250 MG
1.541
8
ERYTROMICIN 500 MG
1.322
9
PHENOXIMETIL PENICILIN 500 MG
1.315
10
LYNCOMICIN 500 mg
957
3.1.7 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Perawatan kesehatan masyarakat merupakan program termuda dalam program wajib puskesmas, sehingga dalam pelaksanaannya belum optimal. Namun pada tahun ini berjalan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pada program perkesmas telah dilaksanakan kunjungan kepada 63 Keluarga, dimana setiap keluarga dikunjungi sebanyak 4 kali. Dan kegiatan ini juga termasuk salah satu kegiatan yang bisa didanai dari BOK. Tabel 21. Cakupan Kunjungan Perkesmas Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
III.2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN III.2.1.LANSIA Program Lansia berjalan memang belum ideal. Tapi mulai Maret 2012 Puskesmas Seberang Padang sudah melaksanakan pelayanan khusus lansia yang terpisah dari pelayanan BP umum. BP lansia melayani pasien yang berusia 55 tahun keatas termasuk rujukan ke RS. Kelompok Lansia yang ada di Puskesmas Seberang Padang ada 4 kelompok. Terjadi
peningkatan jumlah posyandu lansia karena dengan adanya dukungan dana dari BPJS, masyarakat sangat antusias untuk mengikuti posyandu lansia. Kehadiran rata rata lansia setiap kegiatan adalah sekitar 76 orang. Sementara itu 1 kelompok senam lansia juga aktif setiap minggunya. Untuk cakupan lansia yang dibina baru berkisar 63,6 %. Tabel di bawah memperlihatkan cakupan program lansia Puskesmas Seberang Padang
Tabel 28. Cakupan Program Lansia Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 NO.
INDIKASI
PENCAPAIAN
1.
JUMLAH LANSIA
4583 orang
2.
JUMLAH KELOMPOK LANSIA
4
3.
LANSIA YANG DIBINA
2913 orang
4.
KEHADIRAN RATA-RATA
76 Orang
III.2.2. KESEHATAN GIGI DAN MULUT Kunjungan poli gigi selama tahun 2016 adalah sebanyak 3699 kunjungan yaitu sekitar 12,5% dari jumlah penduduk. Kasus terbanyak adalah penyakit pulpa dan periapikal. Kegiatan luar gedung program gigi dan mulut berupa UKGS dan UKGMD yang dilakukan terintegrasi dengan kegiatan program lain. Selengkapnya cakupan program dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 29. Cakupan Program gigi dan mulut Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 Jumlah Kunjungan Dalam Gedung Luar Gedung
Cakupan( % )
Baru
Lama
Baru+Lama
UKGS
UKGM
Pelayanan
2016
1223
928
1.869
100
100
14,5%
TOTAL
4.020
Tahun
Tabel 30. Kunjungan Terbanyak Poli Gigi Berdasarkan Jenis Kasus Tahun 2016 No
PENYAKIT GIGI
JUMLAH KASUS
1
Penyakit jaringan pulpa dan periapikal
825
2
Penyakit lain
430
3
Plak Karang Gigi dan Stain
352
4
Ginggivitis dan penyakit periodontal
183
5
Gangguan perkembangan dan erupsi gigi
179
Kegiatan lain dari program gigi adalah UKGS dan UKGMD. Kegiatan UKGS tahun 2016 berupa pemeriksaan gigi disemua Sekolah Dasar dan Taman Kanak Kanak sejalan dengan skrining rutin tahunan. Kegiatan program gigi selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 31. Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas Seb Padang Th 2016 NO
INDIKATOR
SASARAN
TARGET
PENCAPAIAN
%
1
UKGMD
23
100
23
100
2
KES GIGI TK
5
100
5
100
3
UKGS
14
100
14
100
UKS Puskesmas Seberang Padang berjalan cukup baik. Selama tahun 2016 semua kegiatan dilaksanakan menurut ketentuan. Pendataan sekolah dan penjaringan murid dapat terlaksana untuk seluruh sekolah dari tingkat TK sampai SLTP. Rata rata sekolah belum memenuhi syarat kesehatan dalam hal lingkungan dan sarana sanitasi. Untuk tahun ini sudah dilatih 4 dokter kecil. Sementara dari kegiatan penjaringan murid sebagian besar murid bermasalah dalam hal gigi. Tabel 32. Cakupan Program UKS Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 NO
INDIKATOR
SASARAN
TARGET
PENCAPAIAN
%
1
PENJARINGAN SD
14
100
14
100
2
PENJARINGAN TK
5
100
5
100
3
PENJARINGAN SLTP
4
100
4
100
4
PENJARINGAN SLTA 6
100
6
100
5 6 7 8
PEMBINAAN SD UKGS SD+TK
UKS 14
100
14
100
19
100
19
100
100
2
100
-100
5
83
PEMBINAAN UKS 2 SLB DOKTER KECIL 6
III.2.3.USAHA KESEHATAN JIWA Walau tak ada kunjungan khusus dokter jiwa di Puskesmas Seberang Padang, namun beberapa kasus gangguan jiwa yang datang dapat diterapi di puskesmas. Berikut ini cakupan kunjungan kasus jiwa baru dan lama pada tahun 2016. Tabel 33. Kunjungan Penyakit Jiwa di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 Kunjungan Jiwa SCHIZOFRENIA NEUROSA EPILEPSI GANGGUAN LAIN TOTAL
Jumlah 41 12 8 1 62
III.2.4.USAHA KESEHATAN MATA Puskesmas Seberang Padang juga tidak dikunjungi dokter mata. Tapi dari kunjungan puskesmas yang ada dapat didata beberapa kasus mata sebagai berikut:
Tabel 34. Kunjungan Penyakit Mata di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 No. Diagnosis 1. Kelainan refraksi 2. Katarak 3. Glaukoma Jumlah kasus
Jumlah Kasus 642 87 8 737
III.2.5.KLINIK INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN VCT Klinik IMS merupakan program baru di Puskesmas Seberang Padang, juga merupakan program Puskesmas Seberang Padang. Klinik ini baru dibentuk di penghujung tahun 2010 dengan dukungan dana dari Global Fund AIDS. Kegiatannya sebenarnya sudah dimulai sejak bulan oktober 2010, namun mulai intensif sejak Desember 2010, setelah 4 orang petugas mendapat pelatihan khusus tentang penatalaksanaan IMS. Berbagai kebutuhan alat dan obat obatan sudah hampir lengkap. Adanya layanan lengkap dalam satu ruangan, prosedur yang praktis, terpisah dari layanan umum dan tanpa biaya diharapkan menjadi daya tarik sasaran umtuk memanfaatkan layanan klinik ini. Sasaran klinik ini adalah kelompok beresiko tinggi tertular IMS seperti LSL, wanita pekerja seks, waria dan lain-lain dan kelompok beresiko rendah seperti remaja dan ibu rumah tangga. Selama tahun 2016 jumlah kunjungan layanan IMS sebanyak 2638 orang. Kasus terbanyak adalah servisitis dengan jumlah 205 kasus, selain itu juga ditemukan pasien dengan duh tubuh uretra, servisitis, uretritis, kandidiasis dan lain-lain. Tabel 35. Distribusi Pasien IMS Berdasarkan Faktor Resiko Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 NO.
FAKTOR RESIKO
JMLAH KUNJUNGAN
PERSENTASE
1.
PASANGAN RESTI
698
26.5
2.
LSL
155
5.8
3.
WPS
109
4.1
4.
PELANGGAN PS
246
9.3
5.
WARIA
15
0.55
6.
WBP
2
-
7.
IDU
8
0.3
8.
PPS
1
-
9.
LL
1404
53
JUMLAH
2638
100
Tabel. 36. Distribusi kasus IMS di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
JENIS KASUS SERVISITIS DUH TUBUH VAGINA URETRITIS NON GO URETRITIS SUSPEK GO KANDIDIASIS DUH TUBUH URETRA ULKUS GENITAL TUMBUHAN GENITAL
JUMLAH 205 840 134 132 135 145 47 48
% 11.4 46.8 7.5 7.4 7.5 8.1 2.7 2.7
9. SIFILIS 10. PENYAKIT RADANG PANGGUL 11. HERPES GENITAL 12. TRIKOMONIASIS 13. LL/ BAKTERIAL VAGINOSIS JUMLAH
13 1 1 2 94 1797
0.7 5.2 100
Tabel 37. Kunjungan Klinik VCT Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016 NO.
BULAN
CAKUPAN TEST HIV
KONSELING
DAN REAKTIF
1.
JANUARI
230
0
2.
FEBRUARI
189
0
3.
MARET
84
2
4.
APRIL
169
2
5.
MEI
100
10
6.
JUNI
98
2
7.
JULI
76
4
8.
AGUSTUS
193
6
9.
SEPTEMBER
267
0
10.
OKTOBER
457
1
11.
NOVEMBER
178
2
12.
DESEMBER
426
1
2467
30
JUMLAH
4.2 4.3.1
Pembahasan Idenrifikasi Masalah
Tabel 4.39 Identifikasi Masalah di Puskesmas Ulak KarangTahun 2015
No. PROGRAM 1.
Program
KEGIATAN Promosi
A. Rendahnya pencapaian PHBS Rumah
Kesehatan
Tangga
2.
Program
Kesehatan
3.
Lingkungan Program KIA/KB
4.
Program Perbaikan Gizi
D. Rendahnya pencapaian D/S P= 60,8% T= 85%
5.
Program P2M
E. Terdapat kasus TB sebanyak 138 kasus
B. Rendahnya pencapaian DAMIU P= 58,3% T= 100% C. Cakupan K1 belum mencapai target P= 98,5% T= 100%
dan pencapaian CDR masih 45,2% dari 6. 7.
Pengobatan Dasar
target >70% F. Meningkatnya angka pasien rujuk dari
Perkesmas
target 15% menjadi 25% G. Kurangnya persediaan kendaraan khusus di Puskesmas
4.2.2
Prioritas Masalah Untuk memprioritaskan masalah diatas, maka digunakan metode scoring
secara USG. Agar mempermudah dalam melakukan prioritas masalah maka tidak semua masalah diatas akan diprioritaskan. Setelah melakukan diskusi kelompok bersama pembimbing lapangan maka diambilah 5 masalah untuk diprioritaskan sebagai berikut: A : Rendahnya pencapaian K1 B : Rendahnya pencapaian D/S C : Angka CDR TB paru belum mencapai target D : Rendahnya pencapaian PHBS E : Rendahnya pencapaian DAMIU
Tabel 4.40 Matriks USG Prioritas Pemecahan Masalah
Masalah yang dibandingkan U
S
G
B C D E B B E D C E
A C D A C D E C E E
B A A E B D B C C D
A: B A: C A: D A: E B:C B:D B:E C:D C:E D:E Tabel 4.41 Hasil USG Prioritas Pemecahan Masalah Masalah
U
S
G
A 0 2 3 B 2 1 4 C 3 3 2 D 1 2 1 E 3 3 1 Setelah dilakukan penetapan prioritas
Total Skor
Rank
5 6 8 4 7 masalah dengan
IV III I V II menggunakan
metode USG, didapatkan masalah dengan urutan pertama yaitu rendahnya CDR TB Paru menjadi masalah yang perlu di atasi dalam waktu dekat di Puskesmas Ulak Karang tahun 2015 dengan skor total 8.
4.3.3
Penyebab Masalah
DIAGRAM FISH BONE PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN CDR TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ULAK KARANG TAHUN 2015 DANA Anggaran untuk pemeriksaan labor kurang Anggaran untuk transpor petugas tidak mencukupi
Penyuluhan TB Paru belum maksimal
MANUSIA Pengetahuan masyarakat tentang TB paru masih kurang Pasien malu dalam memberikan dahak untuk diperiksa
Angka CDR TB Paru hanya 45,2% dari target 70% di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015
Masih banyak rumah yang tidak sehat
Kurangnya dukungan dari masyarakat maupun lintas sektor METODE
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan
Masih banyak masyarakat yang tidak ber PHBS
LINGKUNGAN
4.3.4 Tujuan Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk meningkatkan angka CDR TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang Tahun 2016 4.3.5 Alternatif Pemecahan Masalah Tabel 4.43 Alternatif pemecahan masalah rendahnya capaian CDR Tb paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015 No.
1.
Rumusan
Faktor
Masalah
Masalah
Pencapaian
DANA
CDR
Penyebab Rumusan Penyebab Pemecahan
atau 1. Anggaran
Masalah
untuk Banyak suspek TB Mengusulkan
penemuan
pemeriksaan
Paru
kasus TB Paru
labor kurang
diperiksa
sebesar 45,2% dari
target
>70%
di
Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang tahun 2015
2. Anggaran
Masalah
yang
akan penambahan dana untuk
sputumnya pemeriksaan labor untuk Banyaknya rumah Mengusulkan
transpor petugas pasien yang akan penambahan tidak mencukupi
dikunjungi
anggaran
untuk
transpor petugas MANUSIA 1. Pengetahuan
Kurangnya
masyarakat
penyuluhan
tentang TB Paru diberikan masih kurang
Meningkatkan yang penyuluhan kepada mengenai
masyarakat
Paru
mengenai TB Paru
dalam
TB
baik
di
maupun
diluar gedung malu Pasien takut kalau Melakukan
2. Pasien dalam
identitasnya
advokasi terhadap
memberikan
terpublikasi
masyarakat
sputum diperiksa
untuk
pasien
atau
3. Kurangnya
Kepercayaan
kesadaran
masyarakat
Melakukan untuk advokasi
masyarakat untuk berobat berobat
ke masyarakat untuk
ke pengobatan
fasilitas
ke
mau berobat ke
alternatif
fasilitas kesehatan
kesehatan METODA 1. Penyuluhan Paru
TB a. Kesibukan belum
berjalan optimal
Peninjauan
petugas terhadap kembali tugas
didalam dan
gedung
jawab
fungsi tanggung masing-
masing petugas b. Masyarakat
Melakukan
kurang
advokasi ke pada
berpartisipasi
masyarakat
2. Kurangnya kerja Kurangnya
Melakukan
sama masyarakat pendekatan
dari pertemuan
dan lintas sektor
petugas puskesmas berkala dengan
dengan
pihak lintas sektor atau
kelurahan
dan masyarakat
masyarakat LINGKUNGAN 1. Masih kondisi
banyak Tingkat kepedulian Memfokuskan rumah masyarakat dengan pemeriksaan pada
yang tidak sehat 2. Masih
kesehatan
kurang banyak Masyarakat
masyarakat yang acuh tidak melakukan lingkungan PHBS
masih rumah yang tidak sehat yang Meningkatkan
terhadap penyuluhan tentang PHBS
Dari tabel diatas dapat disimpulkan beberapa alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan angka CDR Tb Paru di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang adalah sebagai berikut: a.
Mengusulkan penambahan anggaran untuk pemeriksaan labor dan transpor petugas
b. Meningkatkan penyuluhan TB Paru c.
Melakukan advokasi kepada masyarakat atau pasien TB paru
d.
Peninjauan kembali fungsi dan tanggung jawab masing-masing petugas
e.
Melakukan pertemuan berkala lintas sektor
f.
Memfokuskan pemeriksaan pada rumah tidak sehat
g. Meningkatkan penyuluhan PHBS 4.3.6 Prioritas Pemecahan Masalah Penetapan prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan metode efevtivitas efisiensi. Tabel 4.44 Prioritas Pemecahan Masalah
NO 1
ALTERNATIF
labor
Paru
baik
masyarakat
ITAS
8
IV
V
4
3
5
4
3
26,6
I
4
3
2
24
II
3
2
4
3
VII
atau
pasien TB paru Peninjauan kembali fungsi 2 dan
R
I
didalam
maupun diluar gedung Melakukan advokasi 4 kepada
PRIOR
dan
transpor petugas Meningkatkan penyuluhan 4 TB
4
M
SKO
NSI (C) 3
untuk
pemeriksaan
3
EFISIE
Mengusulkan penambahan 2 anggaran
2
EFEKTIFITAS
tanggung
jawab
masing-masing petugas 5
Melakukan
pertemuan 2
4
3
4
6
VI
6
berkala lintas sektor Memfokuskan pemeriksaan 3
3
4
2
18
III
7
pada rumah tidak sehat Meningkatkan penyuluhan 3
2
3
2
6
V
PHBS Dari tabel penetapan prioritas masalah diatas didapatlah pemecahan masalah yang tepat untuk meningkatkan angka CDR TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang adalah dengan meningkatkan penyuluhan mengenai TB Paru baik didalam maupun diluar gedung.
4.3.7
Plan Of Action
Tabel 4.45 Plan Of Action Penyuluhan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang Rahun 2015
Kegiatan 1. Persiapan
Tujuan Membahas
Rapat
antara mengenai
kepala puskesmas jadwal, dan
beberapa dan
pemegang program besar yang Paru
diberikan
Pelaksana Biaya Pemegang
Tempat Aula
puskesmas,
ke-4
program
Puskesmas Diskusi/
jadwal
bulan
P2M
Ulak
tanya
penyuluhan
Karang
jawab
serta
seberapa program manfaat P2M
TB diadakannnya
yang
Waktu Minggu
tujuan pemegang
terkait dari
penyuluhan
Sasaran Kepala
Februari dan
Metode Tolak Ukur Presentasi, Ditentukannya
narasumber
program
pemberi
promkes
penyuluh
akan penyuluhan TB kepada Paru
masyarakat 2. Pelaksanaan Penyuluhan
TB
Paru baik didalam maupun gedung
diluar
Meningkatkan
Seluruh
Minggu
Pemegang
Aula
Masyarakat
pengetahuan
masyarakat
ke-1
program
Puskesmas
lebih
dan pemahaman wilayah
bulan
promkes
masyarakat
Maret
kerja
paham
dengan
TB
Paru
dan
mengenai
TB Puskesmas
Paru
meningkatkan
Ulak
kesadaran
Karang,
pasien TB Paru
terutama
untuk berobat
untuk pasien TB Paru 4.3.6
Monitoring dan Evaluasi
Tabel 4.46 Monitoring dan Evaluasi Terhadap Penyuluhan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang
Kegiatan
Input
Proses
Output
Outcome
impact
Evaluasi
-
Kepala
Memberikan
Terlaksananya
Meningkatnya
Meningkatkan
penyuluhan
penyuluhan TB pengetahuan dan angka
TB Paru di -
puskesmas Pemegang
wilayah
program P2M,
kepada
besarnya
masyarakat atau wilayah
kerja
program
masyarakat
cakupan
pasien TB Paru
puskesmas
promoasi
maupun pasien masyarakat atau
Ulak
Ulak
kesehatan laptop,infoku,
TB Paru
tahun 2016
penyuluhan
Karang
-
secara
berkala Paru
dan pemahaman
pasien TB Paru yang disuluh
TB
Realisasi
CDR Paru
di
kerja
Puskesmas Karang
Presentase %
leaflet, spanduk, poster, papan timbal balik