BAB IV Part 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

53



2. Definisi Operasional Tabel 4.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur 1 Kejadian Remaja yang memiliki gejala Buku rekam Dispepsia dispepsia meliputi rasa cepat medik pasien (Dependen) kenyang, rasa penuh dibagian perut, rasa terbakar, kembung dibagian perut atas dan mual.



Cara Ukur Dengan melihat diagnosis dokter dalam buku rekam medik pasien



2



Jadwal Makan Waktu makan setiap individu Kuesioner (Independen) yang dilakukan secara berkesinambungan.



Wawancara



3



Pola Konsumsi Frekuensi dalam sebulan Formulir Pangan Iritatif terakhir atau sebelum FFQ (independen) terdiagnosis dispepsia terkait konsumsi jenis makanan dan minuman yang berisiko mengiritasi lambung dan terbukti ada pengaruhnya terhadap dispepsia. Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi remaja yang Kuesioner ( Indepeden ) meliputi pengetahuan tentang makanan dan zat gizi yang mempengaruhi dispepsia.



Wawancara



4



Wawancara



Kategori Skala a. Dispepsia : Ordinal Jika terdapat diagnosis dispepsia dalam rekam medik terbaru responden. b. Tidak dispepsia : Jika tidak pernah terdiagnosis dispepsia 1. Tidak teratur = Jika Ordinal skor < 15 2. Teratur = Jika skor > 15 1. Sering = Jika skor Ordinal < rata-rata skor 2. Jarang = Jika skor > rata-rata skor



Baik : > 80% Cukup : 60-80% Kurang : < 60% (Baliwati, dkk 2004)



Ordinal



54



F. Jenis dan Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data a. Data primer Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli ( tidak melalui media perantara ). Data primer berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian 1. Data identitas meliputi nama, jenis kelamin dan usia. 2. Jadwal makan 3. Pola konsumsi pangan iritatif. 4. Pengetahuan gizi b. Data sekunder 1. Data tentang gambaran Puskesmas Pulau Tanjung 2. Data rekam medik pasien dispepsia di wilayah kerja puskesmas pulau tanjung. 2. Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data yang relevan, maka peneliti memperoleh dengan cara, peneliti meminta surat pengantar dari kampus Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, kemudian peneliti mengajukan surat tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu. Setelah peneliti mendapatkan surat izin tersebut untuk melakukan pengumpulan data.



55



a. Data Primer 1. Persiapan Penelitian 1.1. Melakukan perizinan kepada pihak Puskesmas Pulau Tanjung untuk melakukan penelitian mengenai jadwal makan, pola konsumsi pangan iritatif dan pengetahuan gizi pada responden. 1.2. Melakukan pengambilan data mengenai jumlah penderita dispepsia di Puskesmas Pulau Tanjung. 2. Melaksanakan Penelitian 2.1. Melakukan pendekatan pada responden 2.2. Menanyakan kesediaan responden untuk terlibat dalam penelitian dan menanyakan konsekuensi dari penelitian ( imformed conset dan ethical clerance ). 3. Mengumpulkan Data 3.1. Karakteristik responden ( Umur, pendidikan dan jenis kelamin ) dikumpulkan dengan cara wawancara kuesioner. 3.2.Data mengenai jadwal makan dikumpulkan dengan cara wawancara menggunkan kuesioner. 3.3. Data mengenai pola konsumsi pangan iritatif dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan Formulir Food Frequency (FFQ) 3.4. Data



mengenai



pengetahuan



gizi



wawancara menggunakan kuesioner



dikumpulkan



dengan



cara



56



G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data a. Editing Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data, baik isi maupun wujud alat pengumpulan data yakni : 1. Mengecek jumlah lembar pertanyaan. 2. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden 3. Mengecek macam isian data b. Coding Merupakan upaya mengklasifikasi data dengan pemberian kode pada data menurut jenisnya, yaitu memberikan kode pada variabel kejadian dispepsia, jadwal makan, pola konsumsi pangan iritatif dan pengetahuan gizi. Kemudian tiap variabel dikategorikan sesuai dengan jumlah skor/nilai untuk masing-masing variabel, sebagai berikut : 1) Data primer a) Karakteristik responden diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner, dikategorikan kemudian diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 1. Jenis kelamin dikategorikan menjadi : a) Laki-laki b) Perempuan



57



2. Umur pasien dalam tahun dikategorikan menjadi : a) 12 – 16 tahun b) 17 – 21 tahun 3. Tingkat pendidikan pasien dikategorikan menjadi : a) Dasar



= Tidak sekolah, SD, SMP/MTs



b) Menengah



= SMA/MA, SMK/MAK



b) Jadwal makan Data diperoleh melalui wawancara pada responden menggunakan kuesioner mengenai jadwal makan dengan melakukan skoring terhadap pilihan jawaban (a) (b) (c) atau (d), skor tertinggi tiap pertanyaan adalah 4 dan nilai terendah adalah 1. Jumlah skor terendah adalah 6 dan jumlah skor tertinggi adalah 24. Apabila responden menjawab : (a) Skornya adalah 4 (b) Skornya adalah 3 (c) Skornya adalah 2 (d) Skornya adalah 1 Dari skor tersebut terbagi 2 kategori : 1. Skor > 15 = teratur 2. Skor < 15 = tidak teratur Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan pada pasien Dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung tahun 2020 No 1 2



Jadwal Makan Tidak Teratur Teratur Jumlah



n



%



58



c. Data Pola Konsumsi Pangan Iritatif Pola konsumsi pangan iritatif dilihat dari frekuensi mengkonsumsi jenis makanan dan minuman iritatif dalam satu bulan terakhir. Data diperoleh melalui wawancara pada responden menggunakan Formulir Food Frequency Questionnaire berdasarkan bahan makanan khusus yang ada pada kuesioner yang mereka konsumsi kemudian memberikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan kejadian responden dalam mengkonsumsi makanan untuk kemudian diberikan skor. Skoring FFQ menurut Melly G Tan dkk (1970) : 1.) Tidak pernah



=0



2.) Jarang



=1



3.) < 3x seminggu



= 10



4.) 3 – 6x seminggu



= 15



5.) 1x sehari



= 25



6.) > 1x sehari



= 50



Setelah itu skor semua jenis makanan dan minuman iritatif tersebut dijumlahkan dan didapatkan total skor masing-masing responden. Kemudian jumlahkan total skor semua responden dan dibagi jumlah semua responden untuk mendapatkan rata-rata skornya. Pada saat uji bivariate uji korelasi rank spearman frekuensi konsumsi makanan dan minuman iritatif dikategorikan menjadi sering dan jarang. Kategori tersebut dikelompokan sebagai berikut :



59



(1) Sering = Jika skor > rata-rata skor (2) Jarang = Jika skor < rata-rata skor Setelah dikategorikan, data diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Pangan Iritatif pada pasien Dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung tahun 2020. No 1 2



Pola Konsumsi Pangan Iritatif Sering Jarang Jumlah



n



%



d. Data Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi diolah dengan memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar, dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Kemudian setiap jawaban yang benar pada masing-masing soal dijumlahkan. Hasil skor untuk pengetahuan gizi responden dihitung dengan rumus : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟



n = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 x 100% kemudian di kategorikan sebagai berikut : 1. Baik



: > 80%



2. Cukup : 60 - 80% 3. Kurang: < 60% (Baliwati, dkk 2004)



60



Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi pada pasien Dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung tahun 2020. No 1 2 3



Pengetahuan Gizi



n



%



Baik Cukup Kurang Jumlah



2) Data sekunder a) Kejadian Dispepsia Kejadian dispepsia diperoleh dengan melihat diagnosis pada rekam medik pasien medis responden lalu dikategorikan kemudian diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Kategori kejadian dispepsia terbagi menjadi : 1. Dispepsia



= Jika terdapat diagnosis dispepsia dalam



data rekam medik terbaru responden. 2. Tidak Dispepsia



= Jika tidak terdapat diagnosis dispepsia



dalam data rekam medik terbaru responden. c. Entry Entry adalah memasukan data yang diperoleh menggunakan sistem atau program computer. d. Tabulating Tahap dimana data yang sudah lengkap dimasukkan dalam tabel data sesuai



masing-masing



variabel



sehingga



menganalisa variabel (Notoadmodjo, 2010).



mempermudah



dalam



61



2. Analisis Data Dari hasil pengolahan data yang dijelaskan diatas, maka dapat dianalisis dengan cara Univariat dan cara Bivariat. 1) Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk mendiskripsikan variabel yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif meliputi : a. Distribusi karakteristik pasien dispepsia (jenis kelamin, umur dan pendidikan) b. Distribusi kejadian dispepsia menurut jadwal makan. c. Distribusi Kejadian dispepsia menurut pola konsumsi pangan iritatif. d. Distribusi kejadian dispepsia menurut pengetahuan gizi 2) Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisa data dilakukan menggunakan uji korelasi Rank Spearman menggunakan program computer dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan 0,05. Rumus : rs = 1 +



6∑𝑑𝑖2 𝑛( 𝑛2−1 )



62



Keterangan r2



= Koefisien korelasi Spearman



di2



= Total kuadrat selisih antar rangking



s



= Jumlah sampel penelitian



n



= Jumlah sampel



Kemudian ditarik kesimpulan : H0 = Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. H1 = Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Apabila nilai p < nilai α (0,05) maka H0 ditolak, sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat dan apabila nilai p > nilai α (0,05) maka H1 diterima, sehingga tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat. Nilai korelasi rank spearman yang diperoleh memiliki makna sebagai berikut : r = 0,00 – 0,25



Tidak ada hubungan atau hubungan lemah



r = 0,26 – 0,50



Hubungan sedang



r = 0,51 – 0,75



Hubungan kuat



r = 0,76 – 1,00



Hubungan sangat kuat / sempurna



Analisis ini bertujuan mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen (Jadwal makan, Pola konsumsi pangan iritatif dan Pengetahuan gizi ) dengan variabel dependen ( Kejadian dispepsia ).



63



1) Hubungan Antara Jadwal Makan Dengan Kejadian Dispepsia Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan dengan Kejadian Dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung tahun 2020.



Jadwal Makan



Dispepsia n



%



Tidak Dispepsia n %



Jumlah



Tidak Teratur Teratur 2) Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Iritatif Dengan Kejadian Dispepsia Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Pangan Iritatif Kejadian Dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung tahun 2020. Pola Konsumsi Pangan Iritatif



Dispepsia n



%



Tidak Dispepsia N %



Jumlah



Kurang Baik 3) Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dengan Kejadian Dispepsia Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan gizi dengan Kejadian Dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung tahun 2020. Pengetahuan gizi Baik Cukup Kurang



Dispepsia n %



Tidak Dispepsia n %



Jumlah



64



H. Jadwal Penelitian dan Rencana Anggaran 1. Jadwal Penelitian Tabel 4.8 Jadwal Penelitian No 1 a. b. c. d. e. f. 2



3



Kegiatan Persiapan Pengajuan judul Persetujuan judul Konsultasi Penyusunan proposal Seminar proposal Perbaikan proposal



Pelaksanaan a. Pengumpulan data b. Pengolahan data c. Analisis data Penyusunan Skripsi a. Seminar skripsi b. Perbaikan skripsi c. Laporan akhir dan pengadaan



2019 8



9



3



2020 4



5



√ √ √ √ √ √ √



√ √



√ √ √ √ √



65



2. Anggaran Penelitian Untuk penelitian ini diperlukan perkiraan anggaran dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.9 Anggaran penelitian No



2. 3.



Kegiatan Penyusunan Proposal Skripsi Seminar Proposal Revisi Proposal



4.



Persiapan Penelitian



1.



5. 6. 7. 8. 9.



Pelaksanaan Penelitian Laporan Skripsi Sidang Skripsi Revisi Laporan Skripsi Biaya Lain – Lain



Bahan dan Alat Penggandaan dan Penjilidan Penggandaan Penjilidan Penggandaan Kuesioner dan Persiapan Bahan Transportasi Penjilidan Penggadaan Penjilidan Penggandaan



Jumlah



Biaya Rp. 150.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000



Rp. 100.000 Rp. 150.000 dan Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 1.150.000