Bimbingan Konseling Kel. 9 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERANAN AGAMA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Luqman Azhary, M.Pd



Disusun oleh: Ainun Nasiroh



(23010180211)



Ummi Azizah



(23010180218)



Ihwal Rahmadi



(23010180227)



Muhammad Fathoni



(23010180239)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020



KATA PENGANTAR



Alhamdulilah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang, dan barokah-Nya kami dapat menguraikan sedikit makalah yang berjudul “Bimbingan Konseling”. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai pemberikan syafaat kepada kita beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari kiamat. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tarbawi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari berbagai sumber. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dari berbagai pemikiran dan sumber yang ada.sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat.Amin.



Bengkulu, 11 Desember 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4 A. Latar Belakang ................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4 C. Tujuan ................................................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6 A. Agama Sebagai pedoman Hidup ........................................................................ 6 B. Peran Agama dalam Bimbingan dan Konseling ................................................ 7 C. Pendekatan Islam dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. .................. 10 BAB III PENUTUP .................................................................................................... 15 A. Kesimpulan. ..................................................................................................... 15 B. Saran ................................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan professional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bias dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh digarapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktik, dapat semakin lebih mantap dan bias dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien). Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya para pihak penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bias ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya. Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan mengenai beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah bimbingan koonseling.



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran agama sebagai pedoman hidup? 2. Apa peran agama dalam bimbingan dan konseling? 3. Bagaimana pendekatan islam dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling?



4



C. Tujuan 1.



Mengetahui peran agama sebagai pedoman hidup



2.



Mengetahui peran agama dalam bimbingan dan konseling



3.



Mengetahui pendekatan islam dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling



5



BAB II PEMBAHASAN



A. Agama Sebagai Pedoman Hidup Berbicara mengenai agama bukanlah hal yang mudah, apalagi di dunia ini banyak ragam agama, keyakinan, dan kepercayaan. Ada agama yang benar-benar berasal dari wahyu Tuhan da nada yang berasal dari hasil perenungan manusia tentang makna esensi kehidupan. Di samping itu, ada banyak penganut yang benar-benar memahami ajaran agama dengan benar ada ada juga penganut yang tidak sesuai dengan ajaran agama tetapi menganggap perilakunya adalah perintah agama. Demikian pula persepsi pemeluk agama terhadap pemeluk agama lain. Hal ini wajar terjadi karena beragama adalah kebutuhan prinsipil manusia yang secara alami dimiliki manusia dalam dirinya. Agama merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi keagamaan sebagi factor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Dalam proses pelayanan yang diberikan kepada setiap individu/siswa, konselor harus memperhatikan dimensi keagamaannya sehingga pemberian solusi akan sesuai dengan apa yang mereka yakini, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang mereka anut. Seorang konselor sangatlah penting untuk memahami landasan agama secara baik karena konselor tidak hanya sekedar menuangkan pegetahuanke otak saja atau pengarahan kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuh kembangkan moral, tingkah laku, serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Sehingga kepribadian serta sikap jiwanya harus dapat mengendalikan tingkah lakunya dengan cara yang sesuai dengan ajaran dan tuntutan agamanya. Landasan agama dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada 3 hal pokok: 1.



Manusia sebagai makhluk Tuhan



6



2.



Sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah.



3.



Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengaan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah.



Tidak bisa dipungkiri, bahwa manusia memiliki kebutuhan dan ketergantungan pada sebuah kekuatan yang melebihi kemampuan kemanusiaannya. Manusia membutuhkan pertolongan dari zat Yang Maha Kuasa atas diri dan kehidupannya. Manusia membutuhkan pedoman hidup (way of life), petunjuk, dan bimbingan serta aturan dalam hidupnya. Oleh sebab itu agama menjadi sangat penting. Karena agama memberikan bimbingan dan tuntutan pada kehidupan dunia yang lebih baik sebagai bekal menuju kehidupan akhirat. Namun demikian ada pula kalangan yang menganggap agama tidak penting sehingga mereka tidak meyakini suatu agama apapun yaitu kaum atheis. Meski sejatinya mereka hidup dalam ketidakteraturan karena meninggalkan pedoman hidup yanag terdapat dalam agama. Terkait hal yang dibahas diatas, beragama sangatlah penting, terutama bagi konselor yang mana harus mampu memahami landasan agama yang dianut oleh kliennya, agar saat memberikan arahan tidak keliru.1



B. Peran Agama Dalam Bimbingan Dan Konseling Agama dalam masyarakat memiliki peranan yang sangat penting untuk membangun peradaban yang baik dan menciptakan ketenangan dan kestabilan di muka bumi. Menurut Samsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2014:138) menjelaskan bahwa ada 4 fungsi agama yang dapat dijadikan sebagai petunjuk hidup manusia dalam mencapai mentalnya yang sehat 1



Mardan Umar, Feiby Ismail, Buku ajar pendidikan agama islam: Konsep dasar bagi mahasiswa perguruan tinggi umum, (Banyumas: Pena Persada:2020)., Hlm. 19



7



yaitu: memelihara fitrah, memelihara jiwa, memelihara akal, dan memelihara keturunan. Peran agama dalam bimbingan dan konseling akan memberikan warna, arah dan suasana hubungan konseling yang tercipta antara klien dan konselor. Peranan tersebut diantaranya meliputi: menebarkan kebaikan ditengah masyarakat, memberantas kemungkaran dan perbuatan nista, mendukung perilaku luhur, melakukan ‘amar ma’ruf, bersegera melakukan kebajikan, menguasai opini umum tentang kebaikan, dan mewarnai seluruh aspek kehidupan umum dengan nilai-nilai religi secara terus menerus.2 Bebicara tentang agama terhadap kehidupan manusia memang cukup menarik, khususnya Agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai figure konselor yang sangat maupun dalam memecahkan permasalahan (problem solving)



yang berkaitan



dengan jiwa manusia, agar manusia keluar dari tipu daya syaiton. Seperti tertuang dalam ayat berikut ini yang artinya: “Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran. (Al-Ashr :1-3) Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Sperti ayat berikut ini yang artinya: Berkata



orang-orang



kepadanya



tiada



(Muhammad)



beriman:”Mengapa sebuah



2



mukjizat



tiada dari



diturunkan Tuhannya?”



Shilphy A. Octavia, Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling Sekolah/Madrasah (Yogyakarta: Group Penerbitan CV Budi Utama, 2019), hlm. 8-9.



8



Di



Jawablah:”Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki, dan membimbing orang yang bertobat kepada-Nya. (Ar-Ra’d :27) Dari ayat-ayat diatas sehingga dapat dipahami bahwa ada jiwa yang menjadi fasik dan adapula jiwa yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya. Ayat ini menunjukan agar manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk. Proses pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW, menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan (guidance) dalam pandangan psikologi. Dalam hal ini Islam memberi perhatian pada proses bimbingan. Allah menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji. Selanjutnya yang berkaitan dengan perkembangan konseling, khusus konseling sekolah adalah adanya kebutuhan nyata dan kebutuhan potensial para siswa pada beberapa jenjang pendidikan, yaitu meliputi beberapa tipe konseling berikut ini : 1. Konseling krisis, dalam menghadapi saat-saat krisis yang dapat terjadi misalnya akibat kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan atau pacaran, dan penyalahgunaan zat adiktif. 2. Konseling fasilitatif, dalam menghadapi kesulitan dan kemungkinan kesulitan pemahaman diri dan lingkungan untuk arah diri dan pengambilan keputusan dalam karir, akademik, dan pergaulan social. 3. Konseling preventif, dalam mencegah sedapat mungkin kesulitan yang dapat dihadapi



dalam pergaulan atau sexual, pilihan karir, dan



sebagainya.



9



4. Konseling developmental, dalam menopang kelancaran perkembangan individual siswa seperti pengembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karir dan perkembangan akademik. Dengan demikian, kebutuhan akan hubungan bantuan (helping relationship), terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu. Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat disitimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia disisi Allah SWT. 3 C. Pendekatan Islam Dalam Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Pendekatan dalam bimbingan dan konseling Islam memiliki keserasian dengan individu (al-Syakhsiyah) atau sekelompok (al-Ummah) yang membutuhkan bimbingan. Pendekatan dalam bimbingan dan konseling Islam maksudnya adalah proses atau tahapan konseling yang diselenggarakan oleh konselor dalam membimbing masyarakat baik secara individu maupun kelompok dalam rangka menuju perubahan perilaku positif yang sesuai dengan petunjuk dan ketentuan ajaran Islam.Maksud pendekatan bimbingan dan konseling dalam pembahasan ini adalah pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam dalam segala cara yang dilakukan



oleh



konselor



dalam



menunjuki,



memperbaiki



sikap,



membimbing klien agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dalam menyelesaikan masalah serta membawa mereka untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendekatan bimbingan dan konseling Islam yang telah dilakukan oleh nabi Muhammad SAW dalam melakukan perubahan terhadap perilaku masyarakat atau sekelompok jamaah maupun



3



Debi Vianda, Peran Agama Dalam Bimbingan dan Konseling, Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, Vol I, No 2, (IAIN Syekh Jamil Jambek Bukittinggi: JuliDesember 2015), hlm. 51-53.



10



individu menghasilkan berbagai macam bentuk pendekatan dalam bimbingan dan konseling Islam. Secara umum pendekatan dalam bimbingan dan konseling Islam dapat dibagi menjadi dua bentuk pendekatan yaitu: 1. Pendekatan ‘Ammah (umum) Keserasian pendekatan dengan kebutuhan individu menjadikan proses dan tujuan bimbingan dan konseling Islam berjalan lebih efektif. Untuk setiap klien yang membutuhkan jasa konseling pendekatan atau metode pemecahannya tidak sama, karena setiap individu memiliki permasalahan



yang



berbeda.



Kemampuan



individu



dalam



melaksanakan konseling sesuai dengan kondisi individu yang membuat pendekatan bimbingan dan konseling Islam beragam pula bentuknya. Pendekatan ‘Ammah (umum) dibagi menjadi tiga pendekatan Pendekatan al-Hikmah a. Pendekatan al-Hikmah Pendekatan ini pada intinya adalah penyeruan atau membawa termasuk membimbing seorang klien dengan bijak, filosofis, argumentatif yang dilakukan dengan adil, penuh kesabaran dan ketabahan, sesuai dengan al-risalah nubuwiyyah dan ajaranajaran Al-Qur’an. Konseling bi al-hikmah yang berarti konseling yang diselenggarakan dengan bijak, memberikan makna selalu memperhatikan suasana, situasi dan kondisi klien. Hal ini berarti menggunakan metode yang relevan dan realistis.sebagaimana tantangan dan kebutuhan, dengan selalu memperhatikan kadar pemikiran dan intelektual, suasana psikologis dan situasi sosiokultural klien. Kegiatan konseling dengan hikmah harus disesuaikan dengan kadar akal, bahasa dan lingkungan klien. Sebab, diantara manusia secara fitrah memiliki karakter sebagai manusia yang teridentifikasi pada kebenaran. Mudah menerima pesan, selama pesan itu tegak dan dijalani sesuia dengan proporsinya. Tidak akan



11



berbelit-belit menyambut setiap pesan dan tidak ragu untuk membelanya demi berjuang di jalan Allah. b. Pendekatan al-Mau‟idzah Al-Hasanah Bimbingan dan konseling melalui Al-Mau‟idzah AlHasanah ini jauh dari sikap egois, agitasi emosional, dan apologi. Prinsip-prinsip pendekatan ini diarahkan terhadap klien yang kapasitas intelektual dan pemikiran serta pengalaman spiritualnya tergolong kelompok awam. Peranan konselor adalah sebagai pembimbing, teman dekat yang setia, menyayangi dan memberikan segala hal yang bermanfaat, membahagiakan kliennya. Cara konseling model ini memang lebih spesifik ditujukan kepada manusia jenis kedua, yaitu manusia kebanyakan. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencapai taraf kemampuan manusia jenis pertama. Secara potensial, mereka memiliki fitrah terhadap kebenaran, tetapi mereka selalu ragu-ragu antara mengikuti kebatilan yang selama ini tumbuh disekelilingnya atau mengikuti kebenaran yang disampaikan kepada mereka. c. Pendekatan Wa jadilhum bi al lati hiya ahsan Pendekatan ini ditunjukkan sebagai reaksi alternatif dalam menjawab tantangan respon negatif dari klien, khususnya dalam sasaran yang menolak, tidak peduli, atau acuh tak acuh, bahkanmelecehkan. Pendekatan ini mengingatkan, mengajak dan menyadarkan para konselor agar menghadapi berbagai realitas, seperti tantangan dan kendala yang akan dihadapinya, yakni beragam sikap klien dalam menanggapi seruan kejalan Ilahi. Ada yang bersikap menerima, acuh tak acuh menolak secara terbuka,dan ada yang menolak secara diam-diam. Dalam aplikasi metode ini, ada watak dan suasana yang khas yakni bersifat terbuka atau transparan, konfrontatis dan kadang-kadang reaksional. Namun, justru nabi Muhammad SAW tetap memegang teguh pada prinsip-prinsip



12



umum dari watak dan karakteristik konseling, yakni intinya mengembalikan manusia kejalan Tuhan dengan pendekatan yang sangat muatan psikologis, mencerahkan pikiran dan menyejukkan jiwa.4 2. Pendekatan Khashshah (khusus) Diantara pendekatan bimbingan konseling Islam yang bersifat khashshah (khusus) adalah sebagai berikut: a. Pendekatan Fitrah Pendekatan ini berpandangan bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi hidup sehat secara fisik dan mental serta untuk dapat sembuh dari sakit yang dideritanya dan potensi untuk berkembang. Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi agar ia dekat dengan Tuhannya. Fitrah itu lahir dalam bentuk sederhana dan terbatas kemudian dapat tumbuh berkembang menjadi lebih baik atau sebaliknya sesuai dengan hal-hal yang mempengaruhinya b. Pendekatan Sa‟adah Mutawazina Sa‟adah (kebahagiaan) Islam bukan saja terfokus pada kekinian saja tetapi untuk kini dan nanti. Islam memandang kini adalah persiapan masa yang akan datang. Kehidupan di akhiratadalah kehidupan yang utama dan hakiki dan kebahagiaan di dunia adalah jembatan menuju kebahagiaan itu. Masalah kehidupan dunia selain bersifat empiric juga akan mempengaruhi kehidupan spiritualnya. Penyelesaian masalah klien adalah upaya memperoleh kebahagiaan dunia dan ketentraman klien memahami dirinya kembali jati dirinya dan dekat dengan Allah SWT. c. Pendekatan Kemandirian



4 Muhammad Husain Yusuf, Dibalik Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW (Bandung; Mandiri Press, 1999)., hlm. 48



13



Upaya yang dilakukan oleh konselor adalah membangkitkan kembali rasa percaya diri klien sehingga ia merasa mampu untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Allah dengan tegas menyatakan bahwa manusia tidak akan mencapai kemajuan jika tidak berusaha ke arah itu dan tidak akan memperoleh sesuatu selain dari apa yang diusahakannya. d. Pendekatan Keterbukaan Keterbukaan menyampaikan



yang



keluh



dimaksud kesahnya



adalah agar



klien



konselor



dengan dapat



mengidentifikasi masalahnya untuk dicarikan jalan keluarnya. Allah dengan tegas menyatakan bahwa manusia tidak akan mencapai kemajuan jika tidak berusaha kearah itu dan tidak akan memperoleh sesuatu selain dari apa yang diusahakannya. e. Pendekatan sukarela Sikap sukarela dapat diidentikkan dengan ikhlas. Semua amal akan hampa tanpa diikuti dengan niat ikhlas kepada Allah. Islam memandang ikhlas adalah perintah Allah dan titik tolak dari amal perbuatan manusia. Hubungan konseling yang didasari oleh keikhlasan akan menciptakan suasana kesejukan hati, dan hasil yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak. f. Pendekatan Keteladanan Keteladanan pada diri nabi Muhammad SAW telah nyata dalam semua haditsnya sebab yang disampaikan adalah pesan yangberasal dari Allah. Ia mengimplementasikannya dalam kehidupannya.5



5



Muhammad Fadil al Jamali, Terjemah al-Falsafah at-Tarbiyah fi al-Qur‟an (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)., hlm. 66



14



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Agama sangatlah penting sebagai pedoman hidup manusia. Karena agama memberikan bimbingan dan tuntutan pada kehidupan dunia yang lebih baik sebagai bekal menuju kehidupan akhirat. Sehingga beragama sangatlah penting, terutama bagi konselor yang mana harus mampu memahami landasan agama yang dianut oleh kliennya, agar saat memberikan arahan tidak keliru. Peran agama dalam bimbingan dan konseling akan memberikan warna, arah dan suasana hubungan konseling yang tercipta antara klien dan konselor. Peranan tersebut diantaranya



meliputi: menebarkan



kebaikan ditengah masyarakat, memberantas kemungkaran dan perbuatan nista, mendukung perilaku luhur, melakukan ‘amar ma’ruf, bersegera melakukan kebajikan, menguasai opini umum tentang kebaikan, dan mewarnai seluruh aspek kehidupan umum dengan nilainilai religi secara terus menerus.



B. Saran Meskipun



penulis



menginginkan



kesempurnaan



dalam



penyusunan makalah ini tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus penulis perbaiki dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.



15



DAFTAR PUSTAKA



al Jamali, Muhammad Fadil. 2010. Terjemah al-Falsafah at-Tarbiyah fi al-Qur‟an. Bandung: Remaja Rosdakarya A, Shilphy Octavia. 2019. Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling Di Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: Group Penerbitan CV Budi Utama Umar, Mardan, Ismail, Feiby. 2020. Buku ajar pendidikan agama islam: Konsep dasar bagi mahasiswa perguruan tinggi umum. Banyumas: Pena Persada Vianda,Debi. 2015. Peran Agama Dalam Bimbingan dan Konseling. Jurnal AlTaujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami. Vol I, No 2. 2015 Yusuf, Muhammad Husain. 1999. Dibalik Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW. Bandung: Mandiri Press



16