Borang f1-f6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

F1. Upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Tgl mulai kegiatan : 8/12/2020 Tgl akhir kegiatan : 8/12/2020 Peserta hadir : masyarakat Judul laporan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Posyandu Lansia Desa Penyampak Latar belakang : Departemen Kesehatan mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS 2010 adalah keadaan dimana individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan derajat kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat. PHBS ditujukan bagi seluruh anggota keluarga, karena sehat dimulai sejak dalam kandungan hingga lansia. Masyarakat yang disuluh diharapkan dapat memahami seluruh manfaat dan keuntungan yang diperoleh jika dia dan keluarganya sehat dan juga memahami bagaimana cara agar diri dan keluarganya termotivasi dan bergairah untuk hidup sehat. Permasalahan : Penyuluhan mengenai PHBS sebenarnya sudah sering dilaksanakan di daerah wilayah kerja Puskesmas Tempilang. Ada tiga poin utama yang terdapat dalam program PHBS yaitu



Kesehatan Ibu dan Anak, Perilaku & Gaya Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Sayangnya program ini lebih sering ditujukan pada sasaran dengan usia produktif seperti ibu-ibu dengan bayi dan balita namun cenderung lebih jarang diberikan pada mereka yang berusia lanjut. Penting untuk disampaikan kepada masyarakat bahwa hidup sehat itu mudah dilakukan, menguntungkan, dan menjamin masa tua tetap aktif dan menyenangkan karena tidak sakitsakitan. Selain itu gaya hidup sehat diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular yang selama ini sering diderita lansia seperti penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, stroke dan kanker. Oleh karena itu maka masih perlu dilakukan penyegaran informasi bagi lansia mengenai pentingnya PHBS ini mengingat masih banyak dari mereka yang belum menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Perencanaan dan pemilihan intervensi : Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai pemahaman bagaimana melakukan PHBS yang benar adalah berupa penyuluhan dan sosialisasi interaktif dua arah. Sasaran dalam penyuluhan kali ini adalah masyarakat lanjut usia di Posyandu Lansia Desa Penyampak. Pelaksanaan : Kegiatan ini dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal : Selasa, 8 Desember 2020 Waktu



: 10.00 WIB s/d selesai



Tempat



: Desa Penyampak



Kegiatan



: Pemeriksaan rutin dan penyuluhan tentang Program Hidup Bersih dan Sehat



Monitoring dan evaluasi : Kegiatan penyuluhan ditujukan kepada masyarakat lanjut usia di Desa Penyampak. Pada penyuluhan ini dilakukan secara verbalisasi kepada peserta penyuluhan. Beberapa peserta mengakui bahwa selama ini mereka cuci tangan hanya dengan menggunakan air saja dan tidak merasa perlu menggunakan sabun, dan masih banyak peserta lainnya merokok setiap harinya. Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai PHBS seperti, melakukan aktifitas fisik rutin setiap hari sesuai kemampuan, makan makanan bergizi dan



seimbang, pentingnya menggunakan air bersih untuk dikonsumsi dan dampak



bahaya merokok.



F2. Upaya kesehatan lingkungan Tgl mulai kegiatan : 3/12/2020 Tgl akhir kegiatan : 3/12/2020 Peserta hadir : masyarakat Judul laporan : Edukasi Pencegahan DBD dengan Gerakan 3M DI Puskesmas Tempilang Latar belakang : Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit



demam akut yang



banyak ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini disebarkan oleh



Aedes



Aegepty.



padahal



penyakit



Penularan



penyakit



Gejala yang muncul berupa febris yang



sering kali dianggap



tersebut mematikan apabila tidak ditangani sesuai prosedur



nyamuk sederhana,



terapinya.



ini sangat dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memberantas siklus hidup nyamuk Aedes Aegypt. Nyamuk dpat diberantas dengan melakukan 3M yaitu menguras, menutup, mendaur ulang. Oleh karena itu keberhasilan lingkungan harus diperhatikan untuk mencegah penyakit DBD. Dikarenakan ditemukannya banyak kasus DBD di Puskesmas



Tempilang maka perlu



dilakukan penyuluhan



tentang kebersihan lingkungan dan program3M untuk pencegahan DBD. Permasalahan : Permasalahan yang ditemukan yaitu terdapatnya Puskesmas



banyak



 pasien yang



menderita DBD di



Tempilang. Adanya kasus tersebut memerlukan adanya pemeriksaan epidemiologi



termasuk pengecekan kesehatan lingkungan Puskesmas



Tempilang Kemungkinan warga belum



memahami dan melaksanakan program 3M dengan maksimal sehingga perlu adanya penyuluhan  tentang pencegahan DBD dengan gerakan 3M. Perencanaan dan pemilihan intervensi : Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai pemahaman bagaimana pencegahan DBD dengan gerakan 3M yang benar adalah berupa penyuluhan dan sosialisasi interaktif dua arah.



Sasaran dalam penyuluhan kali ini adalah masyarakat Puskesmas Tempilang yang datang berobat di poliklinik.   Pelaksanaan : Pemberian edukasi pencegahan DBD dengan gerakan 3M dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal : Kamis, 3 Desember 2020 Waktu



: 10.00 WIB s/d selesai



Tempat



: Puskesmas Tempilang



Kegiatan



: Edukasi tentang pencegahan DBD dengan gerakan 3M



Monitoring dan evaluasi : Proses monitoring dan evaluasi yang diperlukan setelah dilakukan penyuluhan,yaitu: 1. Sebaiknya setiap keluarga mengingatkan tentang pentingnya 3M di lingkungan rumah 2. Perlu adanya evaluasi secara berkala tentang pelaksanaan 3M



F3. Upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB) Tgl mulai kegiatan : 11/01/2021 Tgl akhir kegiatan : 11/01/2021 Peserta hadir : masyarakat Judul laporan : Antenatal Care Latar belakang : Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, gestosis dan anestesia. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi yaitu angka kematian ibu rata-rata 307/100.000 kelahiran hidup sedangkan target dari Millenium Development Goals 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Sementara untuk angka kematian bayi



sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup. Adapun target dari MDGs 2015



sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi pemeriksaan antenatal care yang tidak teratur. Pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal memberikan



dilakukan



dengan



pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.



Permasalahan : Kurangnya pengetahuan ibu hamil akan pentingnya antenatal care untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan janin dan memberikan kesempatan untuk menentukan kelainan secara dini serta perkembangan dari keluhan pada kunjungan sebelumnya Perencanaan dan pemilihan intervensi : Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian



informasi melalui penyuluhan bagi ibu



hamil agar mengetahui pentingnya antenatal care. Sasaran untuk penyuluhan kali ini adalah ibuibu hamil di Desa Simpang Yul. Pelaksanaan : Penyuluhan mengenai Antenatal Care dilakukan pada : 



Hari / tanggal : Senin, 11 Januari 2021







Lokasi : Poskesdes Simpang Yul







Metode : Verbalisasi selama 20 menit tentang pentingnya antenatal care







Peserta : Ibu hamil di Desa Simpang Yul



Monitoring dan evaluasi : Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai antenatal care berjalan dengan lancar.



F4. Upaya perbaikan gizi masyarakat Tgl mulai kegiatan : 11/12/2020



Tgl akhir kegiatan : 11/12/2020 Peserta hadir : masyarakat Judul laporan : Penyuluhan Diet Pada Penderita Hipertensi Latar belakang : Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memperkirakan pada 2025, lebih dari seperlima penduduk Indonesia adalah orang lanjut usia. Lansia merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah karena membawa berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya, termasuk bidang kesehatan. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir diderita sekitar 25% penduduk dunia dewasa (Adrogué & Madias, 2007). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Prevalensi utama hipertensi pada kulit hitam, pria dan pada orang tua. Insidensi hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, sekitar 60 % dari semua kematian prematur diakibatkan oleh hipertensi terjadi di antara pasien dengan hipertensi ringan. Prevalensi hipertensi diprediksi meningkat 60% pada tahun 2025, yaitu sekitar 1.56 juta orang penderita.Hal ini merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler dan bertanggung jawab terhadap kebanyakan kematian di dunia. Hipertensi primer atau yang dikenal dengan hipertensi essensial atau idiopatik merupakan kasus hipertensi terbanyak, yaitu sekitar 95% dari kejadian hipertensi secara keseluruhan. Berdasarkan penelitian WHOComunity Study of the Elderly Central Java menemukan bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit kedua terbanyak yang diderita lansia setelah artritis, yaitu sebesar 15,2% dari 1203 sampel. Salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah pola makan yang kurang baik, terutama makanan yang mengandung natrium tinggi. Makanan ini bisa diperoleh dari konsumsi garam serta biasanya terdapat pada semua makanan siap saji maupun makanan di restaurant. Walaupun garam dapat menyedapkan rasa makanan, tetapi garam juga dapat memudahkan sel dalam mengikat lemak yang menjadi pemicu obesitas. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mengetahui diet sehat yang bersahabat untuk mengurangi faktor



resiko hipertensi. Selain garam, makanan yang harus diwaspadai adalah makanan berlemak dan kafein. Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan, dan pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Dengan mendapatkan infomasi yang benar, diharapkan lansia mendapat bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Permasalahan : Penyuluhan mengenai hipertensi sebenarnya sudah cukup sering dilaksanakan di daerah sekitar wilayah kerja Puskesmas Tempilang. Sayangnya, angka kejadian pasien hipertensi di daerah wilayah kerja Puskesmas Tempilang masih tergolong tinggi. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh karena program sasaran penyuluhan selama ini lebih sering ditujukan pada mereka yang berusia lanjut dan cenderung lebih jarang diberikan pada keluarga atau orang yang bertugas memasak di rumah. Salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah pola makan yang tidak baik terutama dalam konsumsi natrium berlebih. Oleh karena itu diperlukan pemberian komunikasi dan informasi untuk disampaikan kepada masyarakat bahwa penanganan hipertensi itu tidak hanya melibatkan pasien, tetapi juga turut melibatkan peran aktif keluarga dalam hal pengaturan makanan untuk penderita hipertensi. Lansia beserta keluarga diharapkan mendapat bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Perencanaan dan pemilihan intervensi : Angka kejadian hipertensi yang tinggi di Puskesmas Tempilang dapat diturunkan dengan pemberian pengetahuan diet pada hipertensi yang benar, sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang diet tersebut. Sasaran untuk penyuluhan kali ini adalah peserta posyandu di Desa Buyan Kelumbi. Pelaksanaan : Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada :



Hari/Tanggal : Jumat, 11 Desember 2020 Pukul : 09.00 WIB Tempat : Desa Buyan Kelumbi Kegiatan : Penyuluhan tentang diet pada hipertensi dan sesi tanya jawab Monitoring dan evaluasi : Penyuluhan mengenai diet pada hipertensi pada peserta Posyandu adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pencegahan hipertensi sedini mungkin. Penyuluhan dilaksanakan secara verbalisasi dengan kata-kata yang sederhana dan gampang dipahami oleh peserta. Selama penyuluhan terjadi diskusi yang menarik karena peserta penyuluhan cukup antusias yang dapat dilihat dari pertanyaan yang diajukan. Kendala yang dihadapi penyuluh selama proses penyuluhan berlangsung adalah faktor waktu yang singkat karena kegiatan ini disertai oleh program cek kesehatan dan pengobatan. Untuk itu, dalam pelaksanaan penyuluhan, sebaikmya penyuluh lebih memperhatikan waktu agar semua proses yang diberikan selama berlangsungnya penyuluhan dapat diserap dengan baik oleh peserta.



F5. Pencegahan dan pemberantas penyakit menular dan tidak menular Tgl mulai kegiatan : 02/12/2020 Tgl akhir kegiatan : 02/12/2020 Peserta hadir : masyarakat Judul laporan : Penanganan Holistik Pasien DM Latar belakang : DMT2 menjadi masalah kesehatan dunia karena prevalensi dan insiden penyakit ini terus meningkat, baik di negara industri maupun negara berkembang, termasuk juga Indonesia. DMT2 merupakan suatu epidemi yang berkembang, mengakibatkan penderitaan individu dan kerugian ekonomi yang luar biasa. World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penderita DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang



DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Berdasarkan data dari IDF 2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan 7,6 juta orang penyandang DM. Tujuan pengobatan pada pasien DMT2 adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara menurunkan morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu penatalaksanaan diabetes secara lebih dini sehingga kadar glukosa darah puasa, glukosa darah setelah makan, variabilitas glukosa darah, HbA1c, tekanan darah, berat badan dan profil lipid dapat dikendalikan. Hal ini dapat tercapai melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan pola hidup, disamping terapi farmakologis. Permasalahan : 1. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa masalah DM hanya merupakan beban untuk dokter sehingga membebankan tanggungjawab pananganan DM seutuhnya hanya ke dokter. Dengan adanya penyuluhan kepada pasien dan keluarganya, diharapkan akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan DM 2. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana penangan DM yang tepat Perencanaan dan pemilihan intervensi : 1. Dilakukan penyuluhan kepada Peserta Posyandu di desa Air Lintang 2. Tanya jawab terhadap materi yang diberikan Pelaksanaan : Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada : Hari/Tanggal : Rabu, 02 Desember 2020 Pukul : 10.00 WIB sampai selesai Tempat : Posyandu Lansia Desa Air Lintang Monitoring dan evaluasi :



Peserta posyandu tampak antusias dengan materi tentang penanganan menyeluruh yang tepat pada DM. Sebagai evaluasi, ada sesi tanya jawab dan diskusi materi yang telah diberikan.



F6. Upaya pengobatan dasar Tgl mulai kegiatan : 14/01/2021 Tgl akhir kegiatan : 14/01/2021 Peserta hadir : masyarakat Judul laporan : Posyandu Lansia Latar belakang : Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan terjadinya peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia termasuk Indonesia. Namun dibalik keberhasilan peningkatan UHH terselip tantangan yang harus diwaspadai, yaitu kedepannya Indonesia akan menghadapi triple burden yaitu disamping meningkatnya angka kelahiran, dan beban penyakit, juga akan terjadi peningkatan angka beban tanggungan penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak produktif. Di daerah perkotaan, lansia yang berobat ke RS pemerintah, RS swasta dan praktek dokter lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Sebaliknya lebih banyak lansia yang berobat ke puskesmas, praktek nakes (tenaga kesehatan) dan praktek batra (pengobatan tradisional) di daerah pedesaan dibandingkan dengan perkotaan. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat Bersama Lembaga swadaya masyarakat lintas sektor pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi social dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan upaya promotive dan preventif. Di samping pelayanan kesehatan, Posyandu lansia juga memberikan pelayanan social, agama, Pendidikan keterampilan melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktivitas mengembangkan potensi diri.



Permasalahan : Rendahnya proporsi lansia yang mencari layanan kesehatan untuk screening penyakit tidak menular Perencanaan dan pemilihan intervensi : Upaya pengobatan dasar pada lansia untuk mempertahankan kesehatan lansia, mencegah gangguan kesehatan, mengobati penyakit dan upaya rehabilitasi bagi lansia dengan programprogram antara lain pengukuran tinggi badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan berkala dan pengobatan ringan, latihan fisik seperti olahraga dan diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan. Sasaran untuk penyuluhan kali ini adalah peserta posyandu lansia Desa Sangku. Pelaksanaan : Kegiatan pengobatan dasar pada posyandu lansia. dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Januari 2021 Waktu



: 10.00 WIB



Tempat



: Posyandu lansia Desa Sangku



Kegiatan



: Pemeriksaan, pengobatan dan edukasi



Monitoring dan evaluasi : Setelah dilakukan pengobatan dasar serta pemeriksaan fisik pada lansia dan di berikan pengetahuan tentang kesatan lansia, lansia di berikan nasihat agar setiap bulannya melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu lansia, serta kader berperan aktif untuk mendata lansia yang ada di desa Sangku.



F7. Mini project Tgl mulai kegiatan : Tgl akhir kegiatan : Peserta hadir :



Judul laporan : Latar belakang : Permasalahan : Perencanaan dan pemilihan intervensi : Pelaksanaan : Monitoring dan evaluasi :