Buku Pedoman Ibu Nifas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN BAGI IBU NIFAS PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN ANGKATAN XXVIII UNIVERSITAS PADJADJARAN



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku pedoman Ibu nifas ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga buku pedoman ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi Ibu nifas dalam melakukan perawatan secara mandiri di rumah. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Penyesuaian organ kandungan tersebut sering terjadi komplikasi yang dapat menyebabkan kematian Ibu, seperti perdarahan dan infeksi masa nifas. Upaya promotif dan preventif merupakan tindakan pencegahan utama dalam menanggulangi bahaya komplikasi nifas. Sedangkan hasil berbagai penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan Ibu nifas terhadap tanda bahaya kehamilan masih cukup rendah, padahal dengan pengetahun ibu nifas yang baik dapat menurunkan kejadian kematian Ibu di masa nifas karena apabila terjadi komplikasi dapat dideteksi sedini mungkin. Oleh karena itu upaya peningkatan pengetahuan Ibu nifas terhadap tanda bahaya masa nifas menjadi sangat penting. Harapan kami semoga buku pedoman ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para Ibu nifas, sehingga dapat mandiri dalam mengenal dan mengatasi masalah kesehatan yang dapat terjadi di masa nifas.



Bandung, Agustus 2014, PPN KEPERAWATAN MATERNITAS ANGKATAN XXVIII FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN



LATAR BELAKANG



Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian Ibu terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil Riskesdas tahun 2007 dilaporkan bahwa AKI di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Jawa Barat Sebanyak 3.200 ibu meninggal per tahunnya (Kemenkes RI, 2010) Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kematian Ibu adalah komplikasi yang terjadi pada masa nifas terutama perdarahan dan infeksi (Kemenkes RI, 2010). Masa nifas merupakan masa sejak bayi dan plasenta lahir sampai organorgan reproduksi kembali normal sebelum hamil yang berlangsung dalam kurun waktu 6 minggu. Masa ini sering terjadi masalah kesehatan atau komplikasi yang dapat mengancam jiwa akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan Ibu nifas dan keluarganya dalam melakukan perawatan nifas. Hasil berbagai penelitian menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan Ibu nifas terhadap tanda bahaya kehamilan masih cukup rendah, seperti hasil penelitan Ula (2012) didapatkan bahwa Ibu nifas yang memiliki pengetahuan yang baik hanya sebesar 38,2%. Padahal dengan pengetahun ibu nifas yang baik mengenai tanda bahaya masa nifas dapat menurunkan kejadian kematian Ibu karena apabila terjadi komplikasi nifas dapat terdeteksi sedini mungkin. Faktor ketidaktahuan tersebut pada akhirnya mempengaruhi kemauan Ibu nifas dan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dan ketidakmampuan dalam melakukan perawatan. Oleh karena itu sangat penting peningkatan pengetahuan Ibu nifas terhadap tanda bahaya masa nifas.



MASA NIFAS



Masa nifas merupakan masa sejak bayi dan plasenta lahir sampai organ-organ reproduksi kembali normal sebelum hamil yang berlangsung dalam kurun waktu 6 minggu.



Masa nifas (post partum) dibagi tiga tahap :



1. Periode immediate post partum (dalam 1 jam pertama setelah melahirkan) 2. Periode early post partum (minggu pertama setelah melahirkan) 3. Periode late post partum (minggu kedua sampai keenam setelah melahirkan)



PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA NIFAS  Perubahan Fisik  Suhu tubuh pada 24 jam pertama setelah melahirkan kurang dari 38 derajat Celsius, karena kerja otot meningkat, kurang cairan dan pengaruh hormonal. Demam lebih selama dua hari atau sepuluh hari berturut-turut, harus dicurigai adanya infeksi organ kandungan, infeksi saluran kemih, infeksi payudara atau infeksi lainnya.  Tekanan darah tetap stabil. Terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat klien berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk.  Apabila terjadi peningkatan tensi darah sistole 30 mmHg (bunyi tekanan pertama) dan diastole 15 mmHg (bunyi tekanan terakhir), harus curiga adanya preeklamsi masa nifas (keracunan kehamilan pada masa nifas)  Klien dapat berkeringat malam hari dan menggigil tanpa demam.



 Selama proses melahirkan kandung kemih mendapatkan trauma yg dapat mengakibatkan bengkak dan kehilangan kepekaan untuk mengeluarkan urine Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan yg berlebihan dan pengosongan yg tidak sempurna dari kandung kemih. Biasanya klien mengalami ketidakmampuan buang air kecil 2 hari pertama setelah melahirkan. Penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dikeluarkan melalui berkemih, biasanya dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan, akibat dari fase berkemih akan mengalami penurunan BB 2,5 kg pada periode early post partum.  Berkemih mengandung darah pada early post partum menandakan adanya trauma pada kandung kemih waktu persalinan, selanjutnya dapat terjadi infeksi pada saluran perkemihan.  Kadar hormon prolaktin (hormon menyusui) pada yang meneteki akan meningkat karena rangsangan isapan bayi.



 ASI produksi meningkat pada hari ke tiga. Colostrum ( ASI yang keluar pertama kali) terjadi pada minggu I dengan karakteristik warna kuning kental. Colostrum penting diberikan pada bayi untuk anti bodi (kekebalan tubuh).  Pada ibu yg meneteki menstruasi terjadi pada minggu ke 36 setelah melahirkan, sedangkan yg tdk meneteki pada minggu ke 12 setelah melahirkan.  Akibat penekanan pada daerah pencernaan selama persalinan menyebabkan gangguan buang air besar. Pemulihan defekasi secara normal terjadi lambat dalam waktu 1 minggu. Hal ini disebabkan penurunan gerakan usus dan gangguan kenyamanan pada perineum.  Otot-otot perut teregang secara bertahap selama kehamilan, mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot, dinding perut sering lembek dan kendor. Akan kembali dalam kurang lebih ±6 minggu post partum.



 Organ Reproduksi  Proses pemulihan rahim (Involusi uteri) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Waktu



Tinggi rahim



Pemeriksaan mulut rahim



Pada akhir persalinan Akhir minggu ke-1 Akhir minggu ke-2 Akhir minggu ke-6



Setinggi pusat



Lembut/lunak



½ pusat syimpisis



2 cm



Tidak teraba



1 cm



Normal



Menyempit



Tempat menempelnya plasenta pada dinding rahim seluas ± 8-9 cm. Setelah plasenta lahir maka terjadi perdarahan yang dapat berhenti karena tekanan pada jaringan oleh kontraksi (gerakan meremas) otot-otot rahim. Biasanya jaringan akan lepas dalam waktu ± 6 minggu setelah melahirkan. Proses tsb mengakibatkan tidak terjadi luka parut pada dinding rahim, yg dapat membatasi untuk tempat menempelnya plasenta berikutnya.



Kegagalan atau kelambatan penyembuhan dari tempat menempelnya plasenta disebut “sub involusi tempat menempelnya placenta” dapat menyebabkan pengeluaran lokhea (pengeluaran cairan dari rahim) terus menerus atau perdarahan dari jalan lahir tanpa nyeri.  Lokhea (pengeluaran cairan dari rahim) secara normal terdiri dari: 1. Lokhea rubra (1-4 hari setelah melahirkan), warna merah berisi jaringan plasenta dan serabut rahim. 2. Lokhea sanguinolenta (4-7 hari), berwarna merah kecoklatan dan berlendir. 3. Lokhea serosa (7-14 hari), kecoklatan dan kekuningan 4. Lokhea alba (2-6 minggu), berwarna pucat, putih kekuningan. Lokhea yang berbau busuk dan jumlah yang banyak, harus waspada adanya infeksi.



 Perubahan pada vagina (organ kemaluan) Organ kemaluan wanita mulai kembali dalam 3 minggu (tidak kembali seperti semula). Peningkatan hormon menyusui pada ibu yang menyusui akan mengurangi produksi sekret pada vagina sehingga akan mengganggu pola seksualitas  Perubahan pada luka perineum (daerah antara vagina dengan anus) Bila trobekan atau luka episiotomi pemulihan lebih lambat, d.an timbul rasa nyeri 3-5 hari Tanpa atau dg episiotomi perineum mengalami bengkak dan memar  Afterpains (kram perut) Umumnya terjadi pada kehamilan ketiga atau lebih atau uterus yg dinding rahim yang diregangkan seperti pada kelahiran kembar, dimana otot rahim secara umum kurang baik, terjadi kontraksi rahim (mirip dengan kram saat menstruasi).



 PERUBAHAN PSIKOLOGIS/ KEJIWAAN Masa transisi pada Ibu Nifas yg harus diperhatikan adalah fase bulan madu. Fase bulan madu adalah fase setelah anak lahir dimana terjadi keeratan jiwa dan kontak yang lama antara ibu-ayah-anak. Masingmasing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hal yang baru. Ikatan kasih ( bondingn & attachment ) terjadi pada sejak masa bayi dan plasenta dilahirkan, dimana dihadapkan antara ibuayah-anak dalam ikatan kasih. Perubahan psikologis selama masa nifas : 1. Fase Taking In (Periode tingkah laku ketergantungan) Perhatian Ibu nifas tertuju terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung orang lain berlangsung selama 1-2 hari. Ibu tidak mengingninkan kontak dg bayinya tetapi bukan berarti tidak memperhatikan. Dalam fase ini yg diperlukan Ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi. Ibu nifas pada fase ini dapat terjadi kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari



hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Beberapa penyesuaian dibutuhkan dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada mingguminggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis, salah satunya yang disebut Postpartum Blues (Depresi masa nifas) 2. Fase Taking Hold (Periode antara tingkah laku mandiri dan ketergantungan) Ibu nifas berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian lebih kepada kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya, misalnya kelancaran BAK, BAB, melakukan berbagai aktifitas; duduk, jalan, dan keinginan untuk belajar tentang perawatan dirinya sendiri dan bayinya. 3. Letting go (Periode mandiri) Ibu nifas mampu mandiri dalam melakukan perawatan baik pada dirinya maupun perawatan pada bayinya.



TANDA – TANDA BAHAYA MASA NIFAS



TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR



1. Tidak mau menyusui 2. Muntah dengan menyembur 3. Tali pusat berbau busuk dan bernanah 4. Kejang demam 5. Sesak nafas dengan tarikan dinding dada kedalam 6. Bayi kuning dalam 24 jam pertama 7. Tidak atau belum BAK dan BAB dalam 2x24 jam pertama. 8. Bayi merintih dan lemah lunglai



JIKA ADA TANDA BAHAYA NIFAS & BAYI BARU LAHIR



Segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan atau pusat pelayanan kesehatan terdekat (Bidan/ perawat/ dokter/ Puskesmas)



PERAWATAN MANDIRI IBU NIFAS DI RUMAH



1. Memantau



tanda-tanda



bahaya



masa



nifas dan Bayi Baru Lahir 2. Kontrol berobat ulang sesuai anjuran dokter dan minum obat dengan perinsif benar minum obat 3. Menjaga



kebersihan



diri



(Mandi,



perawatan vulva hygiene) 4. Jika ada luka jahitan lakukan perawatan luka 5. Melakukan



aktifitas



yang



dianjurkan



seperti senam nifas 6. Makan beranekaragam 7. Minum suplemen vitamin A dan tablet zat besi 8. Istirahat tidur yang cukup 9. Melakukan perawatan bayi baru lahir (merawat tali pusat dan menyusui dengan ASI ekslusif) 10. Perencanaan keluarga berencana



PERAWATAN VULVA HYGIENE DI RUMAH



Pada prinsipnya, alasan kebersihan vagina pada masa nifas perlu dijaga, yaitu banyak darah atau lokhea yang keluar dari vagina. Vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari dilakukan, adanya luka didaerah perinium yang bila terkena kuman dapat menjadi infeksi, vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasukin kuman kemudian menjalar kerahim. Luka perineum akibat robek saat melahirkan dan tindakan episiotomi, merupakan daerah yang tidak mudah dijaga agar tetap bersih dan kering. Untuk itu perlu dilakukan vulva hygiene karena dapat memberikan kesempatan untuk dilakukan pengamatan secara seksama pada daerah perineum dan mengurangi rasa sakit. Vulva hygiene sebaiknya menggunakan air hangat yang mengalir (bisa ditambah larutan antiseptik) atau duduk berendam dalam larutan antiseptik selama 10 menit setiap kali BAK atau BAB, basuh dari depan kebelakang hingga tidak ada sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik itu air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan. Hendaknya sering mengganti pembalut (setiap 4 jam atau jika dirasa sudah tidak nyaman lagi) dan membersihkan daerah perineum.



PERAWATAN LUKA/ ROBEKAN PERINEUM



Perineum adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya setelah melahirkan perineum menjadi agak bengkak/ memar dan mungkin ada luka bekas jahitan bekas robekan atau episiotomi yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Luka perineum sebaiknya dilakukan perawatan luka dengan baik untuk menghindarkan dari infeksi. Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan paska persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada pada perineum sehingga memilih tidak membersihkannya. Padahal dalam keadaan luka perineum rentan didatangi kuman dan bakteri sehingga mudah terinfeksi. Perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut: 1. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering. 2. Menghindari pemberian obat trandisional. 3. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam. 4. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari. 5. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan penyembuhan luka.



Cara perawatan: 1. Siapkan alat-alat seperti



Air hangat



Waslap



Handuk



Sabun



Pembalut



2. Cuci tangan 3. Lepas pembalut yang kotor dari depan ke belakang 4. Cuci dengan air bagian kemaluan dari depan ke belakang 5. Keringkan dengan washlap atau handuk dari depan ke belakang secara perlahan 6. Olesi betadin dengan kasa/ kapas dari depan ke belakang



7. Pasang pembalut wanita dari depan ke belakang 8. Rapikan alat-alat pada tempatnya 9. Cuci tangan dengan sabun



10. Waktu perawatan perineum Pada waktu pagi dan sore sebelum mandi, sesudah BAK/ BAB



PERAWATAN LUKA JAHITAN OPERASI



 Persiapan alat 1) Cairan infus NaCl 0,9% atau air matang yang sudah dingin 2) Kapas 3) Kassa steril 4) Plester 5) Gunting 6) Kayu putih 7) Kantong plastik 8) Betadin / antiseptik



 Langkah – Langkah 1) Atur posisi senyaman mungkin 2) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada pasien 3) Keluarga balutan



yang



akan



melakukan



sebelumnya



mencuci



ganti tangan



terlebih dahulu dengan sabun 4) Buka



plester/



perban



(dengan



menggunakan kayu putih) 5) Balutan



lama



dibuka



dan



dibuang



ke



kantong plastic 6) Bersihkan luka :  Cuci luka terlebih dahulu dengan kapas yang dibasahi NaCl 0,9% atau kapas lembab yang telah dibasahi air matang yang telah dingin



 Keringkan luka dengan kassa kering steril  Untuk luka yang masih basah, kompres luka dengan kassa yang telah dibasahi betadin  Tutup luka yang telah dikompres kassa betadin dengan kassa kering  Plester balutan tersebut agar tidak mudah lepas atau perban menggunakan perban gulung 7) Bereskan peralatan 8) Cuci tangan



KEBUTUHAN GIZI MASA NIFAS



Ibu nifas memerlukan makanan bergizi untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi dan untuk memulai proses memberikan ASI serta untuk memulihkan kesehatan. Pada saat proses persalinan ibu kehilangan banyak cairan dan tenaga, sehingga sering menimbulkan kelelahan dan berakibat ibu tidak mau melakukan aktivitas. Nutrisi berguna untuk membantu sel-sel yang keluar selama proses persalinan dan proses pemulihan rahim. Makanan yang dikonsumsi harus beranekaragam, bermutu, bergizi dan cukup zat tenaga. Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.



KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR



Mitos dan Budaya Istirahat dan Tidur Bagi Ibu Nifas Wanita hamil dan setelah melahirkan dilarang tidur siang. Mitos ini SALAH dan merugikan wanita hamil harus cukup istirahat, kurangi kerja berat. Karena tenaga yang tersedia waktu istirhat sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi. Istirahat pada ibu nifas merupakan keadaan ibu nifas yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan. Kebutuhan istirahat tidur pada ibu nifas 7-8 jam per hari. Ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk lebih mudah tertidur: 1. Pergi ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari. 2. Jangan makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi, teh, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur. 3. Berhenti bekerja setidaknya sejam sebelum waktu tidur dan baca buku atau dengarkan musik menenangkan. Buat ruangan tenang, redup dan sejuk 4. Jika tak bisa tertidur dalam 30 menit, bangun dan pergi ke ruangan lain dan baca. Jangan menonton TV.



PERAWATAN TALI PUSAT



Perawatan tali pusat cukup sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orang tua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol. Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Jangan khawatir, bayi Anda tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Sisa air atau alkohol yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain



kasa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda dapat mengipas dengan tangan atau meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan). Dan jangan kenakan celana atau jump-suit pada bayi Anda. Sampai tali pusatnya puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila bayi Anda menggunakan popok kain, jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas. Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya. Orangtua dapat menghubungi dokter bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau bila terlihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab yang jelas



PERAWATAN PAYUDARA



ALAT-ALAT:  Minyak  Washlap 2 buah  Handuk 2 buah  Mangkok kecil 2 buah  Kapas secukupnya  Air hangat dan Air dingin  Peniti 2 buah  Kantong plastic



CARA PERAWATAN: Pengurutan 1 (4 gerakan) dilakukan selama 5 menit (20 – 30 kali)  Kompres payudara dengan baby oil/ minyak kelapa.



Bersihkan terutama daerah areola mamae dengan kapas  Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa  Kedua telapak tangan diletakkan diantara kedua payudara



Pengurutan diteruskan ke bawah/ samping selanjutnya melintang, telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua tangan dilepas dari kedua payudara



Pengurutan 2 Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemuadian jari-jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara kearah puting susu. Gerakan diulangi 20 30 kali untuk setiap payudara



 Pengurutan 3



Telapak tangan menopang payudara, tangan lainnya



menggenggang



dan



mengurut



payudara dari pangkal kearah putting susu. Gerakan ini diulangi 30 kali untuk setiap



payudara  Pengurutan 4



Payudara dikompres dengan air panas dan dingin secara bergnatian selama ± 5 menit (kompres dengan air panas dahulu)



CARA MENYUSUI BAYI



 Susui sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari.  Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui  Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain.  Beri bayi hanya ASI sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif).



Cara menyusui:  Menyusui dengan sikap duduk, posisi yang santai dan tegak  Gunakan selimut atau bantal untuk menopang bayi  Bayi ditidurkan di pangkuan ibu dengan cara kepala bayi berada pada siku bagian dalam lengan kiri, hadapkan bayi ke ibu. Letakkan tangan kanan bayi di seputar pinggang ibu dan tangan kiri ibu memegang bokong bayi (bila dimulai dengan payudara kiri)  Putting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas lembab  Tangan kanan menyangga payudara kiri dengan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola



 Sentuhlah mulut bayi dengan putting payudara, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar  Masukkan secepatnya seluruh putting payudara sampai areola ke mulut bayi, hingga terletak antara lidah dan langit-langit  Dekaplah bayi ke tubuh ibu dengan lengan kiri hingga ujung hidung bayi menyentuh payudara, tekanlah sedikit payudara bagian atas dengan tangan kanan hingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi dapat bernapas dengan baik  Bila selesai menyusui, untuk melepaskan jangan sekali-kali menarik putting susu begitu saja tetapi dengan cara tekanlah dagu bayi atau pijitlah hidungnya dan paling baik dengan kelingking ibu yang bersih masukan ke dalam sudut mulut bayi  Bila selesai menyusui, sendawakan bayi, dengan cara : Bayi digendong bersandar di pundak ibu, perut bayi dirapatkan ke perut kiri ibu, dagunya menempal pada bahu ibu, punggung bayi ditepuk-tepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usp-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa



SENAM NIFAS



Manfaat senam nifas adalah: 1. Mengencangkan otot perut, liang senggama, otot-otot sekitar vagina maupun otot-otot dasar panggul,disamping melancarkan sirkulasi darah. 2. Selain memperbaiki serkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen/ perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul. 3. Dengan melakukan senam nifas, kondisi umum ibu jadi lebih baik. Rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa lebih cepat, contohnya. Kemungkinan terkena infeksi pun kecil karena sirkulasi darahnya bagus. 4. Selain menumbuhkan/memperbaiki nafsu makan, hingga asupan makannya bisa mencukupi kebutuhannya. Paling tidak, dengan melakukan senam nifas, ibu tak terlihat lesu ataupun emosional.



5. Pada mereka yang melahirkan secara sesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi, pernapasannya yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka.



6. Sementara latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi darah ditungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur 7. Kontra indikasi senam nifas yaitu: Senam nifas seyogyanya tidak dilakukan oleh ibu yang menderita anemia atau yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru. 8. Senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas. Ibu yang keadaan umumnya tidak baik merupakan kontraindikasi dilakukannya senam nifas misalnya hipertensi, pasca kejang, demam. 9. Senam nifas sebaiknya dilakukan diantara waktu makan. Melakukan senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak nyaman karena perut masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan disaat lapar, ibu tidak akan mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas bisa dilakukan pagi atau sore hari.Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit. Sebaiknya lakukan srcara bertahap dan terus menerus. 10. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari. Namun, pada umumnya para ibu sering



merasa takut melakukan gerakan demi gerakan setelah persalinan. Padahal 6 jam setelah persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas.



Gerakan senam nifas: 1. Hari pertama: Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan di atas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru.



2. Hari kedua : Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.



3. Hari ketiga : Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.



4. Hari keempat Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/ kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan tiga detik kemudian rileks



5. Hari kelima Bermain telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan



6. Hari keenam Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. Angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan



7. Hari ketujuh Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.



8. Hari kedelapan Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.



Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.



Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.



Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.



Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.



Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.



PIJAT BAYI



Persiapan Alat :  Baby oil  Handuk  Baju ganti



Persiapan awal: 1. Cuci tangan 2. Ruangan hangat dan nyaman 3. Bayi dalam keadaan tidak lapar atau sudah makan 4. Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan. 5. Baringkan bayi diatas kain yang rata, lembut dan bersih. 6. Meminta ijin pada bayi dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.



Pelaksanaan : 1. kaki  pegang kaki pada pangkal paha, gerakan



tangan kebawah secara bergantian seperti memerah susu.  Tekan seluruh permukaan telapak kaki dari



arah tumit ke ibu jari.  Pegang pergelangan kaki, gerakan tangan



bergantian kepangkal paha.  Pegang



pangkal



paha,



buatlah



gerakan



menggulung kearah pergelangan kaki.  Rapatkan kaki, letakkan tangan di paha dan



usap ke pergelangan kaki. 2. Perut  Letakkan kedua tangan ke perut bayi, gerakkan



keatas bawah secara bergantian, kemudian angkat kaki bayi dan lakukan hal yang sama.  Letakkan kedua ibu jari disisi kanan dan kiri



pusar dan gerakkan kesamping.  Letakkan tangan kiri dibawah pusar, tangan



kanan diatas pusar, lakukan gerakan memutar searah jarum jam secara bersamaan.



 Gerakan “ I Love You”.  Letakkan ibu jari pada sisi perut bayi, kemudian



gerakan jari kekiri.



3. Dada  Letakkan kedua tangan di dada bayi, lakukan gerakan membentuk lambing jantung.  Kedua tangan di dada bayi, lakukan gerakan menyilang, gerakan kebawah secara bergantian dan menyilang. 4. Tangan  Pegang tangan pada pangkal, gerakan tangan kebawah secara bergantian seperti memerah susu.  Tekan-tekanlah



kedua



ibu



jari



secara



bersamaan di seluruh permukaan di seluruh permukaan telapak tangan dan jari.  Pegang pergelangan tangan, gerakan tangan bergantian ke pangkal  Pegang tangan di pangkal, buatlah gerakan menggulung kearah pergelangan.



5. Muka  Letakkan jari, di bagian tengah dahi, gerakan ke samping sampai tepi atau pelipis.  Lakukan gerakan yang sama untuk alis, hidung, mulut bagian atas dan dagu.  Pegang pergelangan kaki, gerakan tangan bergantian ke pangkal paha.  Buatlah



lingaran



kecil-kecil



dengan



menggunakan jari dibawah rahang bayi.  Tekan



daerah



belakang



telinga



dengan



menggunakan jari menuju dagu. 6. Punggung  Tengkurapkan bayi dari arah samping, pijat sepanjang punggung dengan gerakan maju mundur.  Pegang pergelanggan kaki bayi, usap punggung bayi sampai tumit.  Dengan tekanan yang lembut, garuk punggung bayi sampai ke pantat.



7. Relaksasai  Silangkan kedua tangan bayi.  Silangkan kedua kaki bayi.  Tekuk kedua kaki bayi.  Tekuk kaki bayi secara bergantian



KELUARGA BERENCANA



REFERENSI



Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I, Anugrah. Jakarta: EGC Kemenkes, RI 2011. Buku KIA. Jakarta Roesli. 2001. Pedoman pijat bayi. Jakarta: Trubus Agri Widia. Wiliam, F. 2003. Pedoman Merawat Bayi. Jakarta: Erlangga.