CBR & CJR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU KESEHATAN OLAHRAGA (PROF. H.Y.S. SANTOSA GIRIWIJOYO, DR. DIKDIK ZAFAR SIDIK, M.PD, 2017 DAN 978-979-692-085-3)



OLEH : KELOMPOK I/PJKR E 2017 M. ALFARIDZIE YOANDARI NOPRIAN AHMAD NURDIN LUBIS SEPTIAN FARUQI SIAGIAN



PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMUKEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrahim. Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Critical Book Report dan Critical Jurnal Report Kesehatan Olahragadengan isi yang sangat sederhana ini. Tugas ini berisikan ringkasan sedikit banyaknya dari isi makalah ini, seperti misalnya membahas kesehatan olahraga. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah yang kami kerjakan ini. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun  demi kesempurnaan tugas ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih, dan semoga makalah ini memberikan banyak manfaat untuk kita.



Medan, 06 Maret 2020



( Tim Penulis )



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii Bab I   PENDAHULUAN...................................................................................1 Identitas Buku........................................................................................................1 Bab II RINGKASAN ISI BUKU........................................................................4 Sub Bab 1..............................................................................................................4 Sub Bab 2..............................................................................................................4 Sub Bab 3............................................................................................... Sub Bab 4............................................................................................... Bab III   PEMBAHASAN...................................................................................6 Pembahasan Isi buku.............................................................................................6 Bab VI PENUTUP............................................................................................. Kesimpulan ............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB I PENDAHULUAN A. Identitas buku yang direview : 1. Judul



: Ilmu Kesehatan Olahraga



2. Edisi



: Ke-3



3. Pengarang



: Prof. H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd



4. Penerbit



: PT Remaja Rosdakarya



5. Kota terbit



: Bandung



6. Tahun terbit



: 2017



7. ISBN



:978-979-692-085-3



1



BAB II RINGKASAN ISI BUKU A. Sub bab Lingkup kesehatan olahraga, Lingkup kesehatan olahraga di bagi dalam 2 golongan yaitu lingkup yang meliputin aspek jasmaniah dan lingkup rohaniah dan sosial 1. Aspek jasmaniah Ilmu kesehatan yang membahas aspek jasmaniah meliputin bahasan “ a. Ilmu kesehatan umum (ilmu kesehatan statis dan dinamis) b. Hygiene (kesehatan) olahraga c. Pertumbuhan dan perkembangan d. Histologi, membahas masalah anatomi-fisiologi seluler molekuler dalam kaitannya dengan olahraga e. Anatomi f. Fisiologi, Ilmu faal dasar membahas fungsi dan mekanisme kerja berbagai organ tubuh. Ilmu faal kerja membahas respon-respon dan adaptasi fisiologik dari berbagai organ tubuh g. Evaluasi kesehatan olahraga terhadap atlet h. Biomekanika, membahas masalah mekanika gerak biologic atlet untk mencapai prstasi maksimal dalam cabang olahraganya. 2. Aspek rohaniah dan sosial Bahasan mengenai aspek rohaniah dan sisal dalam linglup olahraga telah berkebang menjadi ilmu tersendiri, yang meliputin psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial olahraga 3. Aspek lingkungan a. Lingkungan alam yang meliputin masalah suhu lingkungan, kelembapan dan ketinggian yang termaksud ke dalam pokok bahasan adaptasi-aklimatisasi terhadap kondisi lingkungan. b. Faktor peralatan olahraga. Ergonomi membahas masalah penyesuaian manusia terhadap macam olahraga/kerja yang hars dilakukan dan oenyesuaian manusia terhadap alat olahraga/kerja.



Kesimpulan Ruang lingkup kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan aspek rohaniah. Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada saat berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang berhubungan dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial olahraga B. Sub sehat dan kesehatan, Dengan nikmatnya sehat, maka semua orang tentu ingin tetap sehat. Sayangnya tidak semua orang nerasa perlu melakukan olahraga, walaupun ia juga tau dengan ungkapan, olahraga itu menyehatkan. Pada hakikatnya semua lembaga pemerintah maupun swasta, yang membina maupun yang menggunakan sumber daya manusia, yang bergerak di bidang manapun, sadar maupun tidak dalam setiap kegiatannya bertujuan memlihara kesejahteraan dan produkrivitas mereka untuk menuju ke sejahteraan. WHO mengemukakan bahwa “sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan” Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rohaniah dilakukan dengan upaya menunjukkan dan menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan al-kholik. Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan mempunyai potensi yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui olahraga dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu kita memelihara lingkungan hidup kita Kesimpulan Sehat merupakan yang sehat jasmani dan rohani. Sebagai kebutuhan yang di perlukan oleh setiap individu, untuk bisa sehat, maka di perlukan olahraga yang dapat menyehatkan jasmani dan rohani. Di lakukan secara rutin walaupun tidak dilakukan dalam intensitas yang lama. Untu meningkatkan rohaniah maka dilakukan upaya dendan menyadarkan posisi dirinya dalam hubungannya dengan tuhan. C. Sub bab Olahraga kesehatan Olahraga Kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi



juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ tubuh secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun keadaan istirahat. Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok dalam pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari aspek jasmani. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi bentuk aktivitas gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan, tetapi konsep dasarnya harus tetap olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga yang diterapkan seperti contoh misalnya tenis meja banyak siswa atau orang merasa teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dampak lebih lanjut dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar sesama siswa terhadap olahraga. Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang berkepentingan dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan wujud dari peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar berolahraga: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga: mengundang penyakit!, Tidak berolahraga: menelantarkan diri!. Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung, tekanan darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai juga dengan stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut, khususnya untuk yang tidak berolahraga. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya serangan jantung dan



stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat, khususnya pada usia menengah keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes kebugaran jasmani. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. Disamping itu olahraga yang dapat dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging). Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan diawal karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga merangsang otak untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam haruslah memperhatikan dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu berubah tanpa pola. Kesimpulan 1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.



D. Sub bab Ciri Olahraga kesehatan Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994). Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis : 1.



Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh



peserta pada umumnya (bersifat massal). 2.



Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan



maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. 3.



Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi



dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti). Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan secara bertahap. 4.



Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan).



5.



Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu).



6.



Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur.



DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing. Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan harus selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga prestasi. Kesimpulan 1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis).



2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. E. Sub bab latihan otot pada olahraga kesehatan Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan, Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran olahraga kesehatan pada umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk : 1. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis) untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-psikososiologiknya 2. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-infeksi, termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik. 3. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet 4. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup



Kesimpulan : Kalau anda melakukan olahraga untuk tujuan kesehatan, maka taatilah syarat-syarat dan tata cara melakukan olahraga kesehatan, jangan sampai kebablasan, karena risiko benarbenar pada anda sendiri.



BAB III PEMBAHASAN Pembahasan Isi Buku a. PembahasanSub Bab 1 tentang Lingkup Kesehatan Olahraga. Lingkup Kesehatan Olahragamenurut buku yang direview adalahRuang lingkup kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan aspek rohaniah. Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada saat berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang berhubungan dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial olahraga. Sedangkan menurut Buku BadalahDalam masalah kesehatan pada faktor manusia, usaha kuratif memang lebih merupakan wewenang kalangan medis dan paramedis. Tetapi usaha preventif, apalagi yang bersifat perbaikan faktor lingkungan, lebih bersifat multidisipliner, meliputi banyak bidang keahlian: planologi, teknik lingkungan, gedung/bangunan, kesehatan masyarakat, kedokteran dan ahli kesehatan lainnya. Usaha preventif yang ditujukan pada faktor manusianya juga meliputi banyak bidang keahlian : gizi, ilmu faal, olahraga, kedokteran dan kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut jurnal 1, (Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 1824)Menurut Krawczyk (dalam Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia (2013) 3: 18-24) secara umum somatic culture dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Pola Estetik, yang dipengaruhi oleh tren bentuk ideal keindahan tubuh, sport fashion, dan olahraga sebagai gaya hidup, yang mencakup keharmonisan bentuk, 2) Pola Hedonistik, yang lebih mementingkan impresi kinetik. Dalam pola ini gerak (movement) merupakan sumber kesenangan, hiburan dan kepuasan. Ini merupakan salah satu sebab, mengapa pada masyarakat yang memiliki pola hedonistik dalam budaya geraknya, mempraktekkan olahraga beladiri sebagai bentuk rekreasi. 3) Pola Asketik, yang pada dasarnya memiliki makna mengesampingkan atau menurunnya penghargaan terhadap tubuh dan kebutuhannya. 4) Pola Higienis, mewujudkan tujuan eksistensial dan utilitarian, 5) Pola Kebugaran Jasmani, ini adalah kelanjutan dari tradisi ksatria dan militer. untuk memberi kompensasi terhadap situasi defisit peradaban gerakan fisik yang menyebabkan atrofi dan sejumlah penyakit peradaban. 6) Pola Agonis, mewujudkan suatu bentuk keberanian karena mengekspresikan dirinya melalui pertarungan dan persaingan dalam olahraga.. Seiring dengan ide murni amateurship dan prinsip fair play pola ini menyebabkan benturan aksiologis dari olahraga kontemporer.Sedangkan menurut jurnal 2, (Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 3, No. 1, Juni 2014) Olahraga memiliki manfaat



diantaranya untuk latihan sebagai alat pendidikan, sarana pencapaian prestasi, mata pencaharian, media kebudayaan, memelihara kesehatan, dan tidak kalah pentingnya sebagai gaya hidup dikalangan masyarakat dengan sasaran utamanya yaitu membentuk insan seutuhnya yang sehat secara jasmani maupun rohani. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Lingkup kesehatan olahraga juga merupakan olahraga rekreasi yakni kegiatan fisik yang dilakukan dalam waktu senggang untuk mengisi waktu senggang yang mendatangkan kesenangan dan kegembiraan sehingga melalui olahraga rekreasi dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif, sehat. b. PembahasanSub Bab 2 tentang Sehat dan Kesehatan Sehat dan kesehatan olahraga menurut buku yang di review ialah sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan mempunyai potensi yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui olahraga dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu kita memelihara lingkungan hidup kita. Sedangkan menurut buku B adalah Sehat adalah : kebutuhan dasar bagi kehidupan, oleh karena itu harus dipelihara, bahkan ditingkatkan. Cara terpenting, termurah dan fisiologis untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ádalah dengan memberlakukan : Olahraga (Kesehatan). Seluruh Siswa perlu Olahraga baik sebagai konsumsi yaitu mendapatkan manfaat langsung dari melakukan kegiatan Olahraga, maupun sebagai media bagi Pendidikan.Sedangkan menurut jurnal 1 ( Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 834 – 842)Unesa Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 834 - 842 ialah Kristiyandaru, (2010: 41) ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu: a. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa, b. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya dan, c. Meningkatkan pengertian siswa dan prinsip-prinsip serta bagaimana menerapkan dalam praktik.Sedangkan menurut jurnal 2 (JURNAL PSIKOLOGI 2001, NO. 2, 97 – 104) Dalam



kehidupan



manusia



kesehatan merupakan sesuatu yang berharga bahkan tidak ternilai. Pendapat tersebut dibuktikan oleh penelitian Rokeach (1973, JURNAL PSIKOLOGI 2001, NO. 2, 97 - 104) yang menghasilkan kesimpulan bahwa dari berbagai hal yang dianggap mempunyai nilai maka kesehatan menduduki urutan pertama. Kesehatan bukan hanya berkaitan dengan penyakit tetapi mempunyai dimensi yang lebih luas. Yaitu selain dimensi fisik (biologis),



juga berkaitan dengan dimensi mental (perilaku) dan sosial (lingkungan) yang keseluruhannya saling mempengaruh. Berdasarkan keempat pendapat diatas Kesehatan adalah kondisi dinamik keadaan kesempurnaan jasmani, mental dan sosial dan bukan sematamata bebas dari rasa sakit, cedera dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang mampu mencapai derajat kesehata yang optimal secara sosial dan ekonomis. c. PembahasanSub Bab 3 tentangOlahraga Kesehatan Olahraga Kesehatan menurut buku yang direview ialah Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ tubuh secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun keadaan istirahat. Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok dalam pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari aspek jasmani. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi bentuk aktivitas gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan, tetapi konsep dasarnya harus tetap olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga yang diterapkan seperti contoh misalnya tenis meja banyak siswa atau orang merasa teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dampak lebih lanjut dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar sesama siswa terhadap olahraga. Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang berkepentingan dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan wujud dari peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar berolahraga: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga: mengundang penyakit!, Tidak berolahraga: menelantarkan diri!. Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung, tekanan darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai juga dengan



stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut, khususnya untuk yang tidak berolahraga. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat, khususnya pada usia menengah keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes kebugaran jasmani. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. Disamping itu olahraga yang dapat dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging). Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan diawal karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga merangsang otak untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam haruslah memperhatikan dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu berubah tanpa pola. Sedangkan menurut buku B ialah Olahraga Kesehatan ialah suatu bentuk kegiatan olahraga untuk tujuan kesehatan. Sebagai suatu kegiatan olahraga, jelas ia menggarap raga atau jasmani – (aspek jasmani). Sifat atau ciri umum Olahraga kesehatan ialah : - massaal : olahraga kesehatan harus mampu menampung sejumlah besar peserta secara bersama-sama. - mudah : gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dalam jumlah banyak (bersifat massaal), yang dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar, yaitu gerak yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan hidup seharihari. - murah meriah



: peralatannya sangat minim atau bahkan tanpa peralatan sama sekali. -



: mampu membangkitkan kegembiraan dan tidak membosankan



(kepandaian



pelatihnya). - manfaat dan aman : - manfaatnya jelas dapat dirasakan, serta aman untuk dilaksanakan oleh setiap peserta dengan tingkat umur dan derajat sehat dinamis yang berbeda-beda. - intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan). Sedangkan menurut jurnal 1 ialah



Giriwijoyo (2007:26) menjelaskan bahwa: Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupanya sehari- hari (dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau mengatasi keadaan gawat darurat. Sedangkan menurut jurnal 2 ialah Sehubungan dengan olahraga kesehatan tersebut Giriwijoyo (2007) mengatakan bahwa konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, masal, mudah, murah, meriah, dan fisiologis (bermanfaat dan aman) d. Pembahasan Sub Bab 4 tentangCiri Olahraga Kesehatan, Ciri olahraga kesehatan menurut buku yang direview ialah Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994). Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis :1.Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya (bersifat massal). 2.Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. 3.Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti). Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan secara bertahap. 4.Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan). 5.Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu). 6.Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing. Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan harus selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga



prestasi. Sedangkan menurut buku B ialah Ciri khusus olahraga kesehatan ialah intensitasnya homogen dan submaximal, tidak boleh mengandung gerakan-gerakan yang bersifat explosive maximal dan emosional, oleh karena itu tidak boleh ada unsur kompetisi dalam pelaksanaannya. Hal ini harus menjadi perhatian terutama pada tahap-tahap awal para Pesantai melaksanakan olahraga kesehatan, demi faktor keamanannya. Pada tahap-tahap awal ini para Pemula sering merasa mampu menyamai mereka yang sudah lama berlatih. Perilaku demikian dapat mengundang bahaya yang bersifat fatal bagi dirinya sendiri, misalnya terjadinya serangan jantung atau stroke yang mematikan. Perlu pula diketahui bahwa olahraga berat dapat menjadi pemicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan tersebut di atas. Akan tetapi berat/ ringannya olahraga bersifat relatif, artinya olahraga kesehatan yang bersifat ringan bagi Peserta lama, dapat merupakan olahraga berat bagi Peserta baru. Inilah sebabnya mengapa pentahapan bagi Peserta baru selalu perlu mendapat pengawasan yang lebih saksama, oleh karena Peserta baru sering merasa mampu dan ingin segera menyamai Peserta lama. Sedangkan menurut jurnal 1 ialah Giriwijoyo (2007:33) menjelaskan bahwa ciri-ciri olahraga kesehatan di bagi menjadi dua bagian yaitu ciri umum dan ciri khusus. Ciri-ciri umum olahraga kesehatan ialah: 1)



Masal,



Olahraga



kesehatan harus mampu menampung jumlah besar peserta secara bersama-sama.2) Mudah, Gerakannya mudah sehingga dalam pelaksanaannya dapat diikuti oleh sebagian besar masyarakat yang melakukan olahraga.3)



Murah, olahraga yang dilakukan



tidak diharuskan untuk membeli peralataan yang mahal sebatas peralatan yang dapat melakukan olahraga.4)



Meriah, dapat memberikan sesuatu yang sangat menyenangkan



bagi para pelaku yang melakukan olahraga sehingga tidak akan menimbulkan sesuatu yang sangat membosankan.5) Manfaat dan aman, manfaatnya sudah jelas dapat dirasakan bagi pelaku olahraga dan aktivitasnya aman dapat dilakukan oleh siapapun yang berolahraga baik anak-anak, remaja, orang tua.6) Intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakangerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan).Ciri khusus yang bersifat teknis-fisiologis yaitu:1) Homogen dan sub maksimal dalam intensitas atau beban olahraganya:a) Olahraganya dilakukan



dengan intensitas



yang kurang



lebih



rata/homogeny b) Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban/intensitas yang maksimal,c) Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal. Sedangkan menurut jurnal 2 Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya



sehari-hari (sehat dinamis). 2.Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3.



Konsep olahraga kesehatan adalah padat



gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembagalembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5. Olahraga



yang



dianjurkan



untuk



keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6. ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. Pembahasan Sub Bab 5 tentang Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan, Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran olahraga kesehatan pada umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk : 1. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis) untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan bio-psikososiologiknya 2. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit non-infeksi, termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik. 3. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet 4. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup Sedangkan menurut buku B adalah SASARAN OLAHRAGA KESEHATAN Ada 3 tahapan sasaran olahraga kesehatan, yaitu: 1. S1 – Sasaran 1 – Sasaran MINIMAL: Pada sasaran pertama ini, tujuan utamanya ialah minimal memelihara kemampuan gerak yang masih ada, serta



bila



mungkin mengusahakan



meningkatkan



kemampuan



gerak itu



dengan



mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua persendian (kelentukan/ flexibilitas), melalui pelatihan peregangan dan pelemasan seluas mungkin, tanpa adanya sentakan ataupun renggutan, artinya memobilisasi seluruh persendian. S2 – Sasaran 2 – Sasaran ANTARA : Sasaran olahraga kesehatan pada tahap ini adalah memelihara danmeningkatkan kemampuan otot untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan cara dinamis dan cara statis.S3 – Sasaran 3 – Sasaran UTAMA : Sasaran utama olahraga kesehatan ialah memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan kapasitas aerobik untuk mencapai katagori minimal ―sedang. Sedangkan menurut jurnal 1 Olahraga kesehatan memilki sasaran yang di tuju dalam melakukan aktivitas olahraga. Giriwijoyo (2007:43) ada tiga tahapan sasaran olahraga yaitu; 1)



Sasaran 1



Sasaran yang pertama yaitu memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang ada, dengan mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua persendian (kelentukan /fleksibilitas), tanpa adanya sentakan atau renggutan, artinya memobilisasi seluruh persendian. Misalnya orang yang terikat pada kursi roda sekalipun, harus tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada pada semua persendiannya, serta memelihara fleksibilitas dan kemampuan koordinasi. Cara melatih koordinasi ini yaitu dengan memindahkan suatu benda secara halus dngan meletakan atau memindahkan agar mendapat suatu ketepatan. 2)



Sasaran 2



Memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Secara dinamis Yaitu dilakukan dengan suatu gerakan yanag sangat cepat dan berulang- ulang ditambah dengan suatu sentakan untuk lebih mengisi dari adanya sentakan tersebut. Latihan dengan cara statis yaitu dengan melakukan kontraksi isometrik, tetapi tanpa menghentikan pernapasan atau menekan oleh karena itu sebaiknya dilakukan sebagian demi sebagian. 3)



Sasaran 3



Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan kapasitas aerobik untuk mencaai katagori sedang. Dari sasaran tiga ini supaya selalu menjaga kondisi tubuhnya agar selalu bugar apalagi menjelang usia lansia yang sangat rentan sekali terhadap penyakit yang akan menyelimuti para lansia sehingga dibutuhkan pemeliharaan kondisi tubuh dengan baik. Adapun pemeliharaannya yaitu salah satunya dengan cara jalan berkeliling perumahan.sehingga akan dijauhkan dari berbagai penyakit dan selalu berfungsinya organorgan tubuh secara normal. Sedangkan menurut jurnal 2 adalah Sasaran-1: Memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada, termasuk memelihara dan meningkatkan



fleksibitas dan kemampuan koordinasi. - Sasaran-2 : Meningkatkan kemampuan otot untuk meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan menerapkan prinsip Pliometrik!.- Sasaran-3 : Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau me-ningkatkannya untuk mencapai sasaran minimal katagori “sedang”. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Latihan otot pada olahraga kesehatan adalah sasaran olahraga kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu pelaksanaan kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan sampai tertinggi. Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan baik maka sasaran yang ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.Apabila seseorang menghentikan aktivitas olahraga terutama olahraga kesehatan maka sesuatu yang tidak diingkan akan muncul dalam diri seorang yang tidak aktif lagi melakukan olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial. Karena olahraga kesehatan akan menghambat atau menghentikan proses penyakit jantung dan pembuluh darah secara tidak normal. Maka untuk menghindari berbagai penyakit yang akan timbul setelah tidak lagi melakukan olahraga alangkah baiknya lakukan olahraga secara rutinitas sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di atas adalah olahraga senam (senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik dapat menjangkau seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga kesehatan.



BAB IV PENUTUP Kesimpulan 1. Lingkup Kesehatan Olahragamenurut buku yang direview adalahRuang lingkup kesehatan olahraga terbagi menjadi dua, yaitu aspek jasmani dan aspek rohaniah. Pada aspek jasmani membahas mengenai gerak, gerak yang dilakukan pada saat berolahraga, dari segi anatomi ,fisiologi dan biomekanika seseorang pada saat berolahraga. Sedanglan aspek rohaniah membahas mengenai suatu hal yang berhubungan dengan dirinya dengan tuhannya ataupun psikologi olahraga, pedagogi olahraga dan sosial olahraga. kesehatan olahraga juga



Berdasarkan keempat pendapat diatas, Lingkup



merupakan olahraga rekreasi yakni kegiatan fisik yang



dilakukan dalam waktu senggang untuk mengisi waktu senggang yang mendatangkan kesenangan dan kegembiraan sehingga melalui olahraga rekreasi dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif, sehat. 2. Sehat dan kesehatan olahraga menurut buku yang di review ialah sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Olahraga baik sebagai kegiatan maupun sebagai media pendidikan mempunyai potensi yang besar untuk menyumbangkan kontribusinya dalam masalah ini. Melalui olahraga dapat dengan mudah ditunjukkan betapa terbatasnya kemampuan manusia, betapa perlu kita memelihara lingkungan hidup kita. Berdasarkan keempat pendapat diatas Kesehatan adalah kondisi dinamik keadaan kesempurnaan jasmani, mental dan sosial dan bukan semata-mata bebas dari rasa sakit, cedera dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang mampu mencapai derajat kesehata yang optimal secara sosial dan ekonomis. 3. Olahraga Kesehatan menurut buku yang direview ialah Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat



serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). Berbeda dengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan organ-organ tubuh secara maksimal, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organorgan tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak maupun keadaan istirahat. Oleh karena itu olahraga kesehatan hendaknya dijadikan sebagai materi pokok dalam pelaksanaan pembinaan mutu sumber daya manusia melalui pendekatan dari aspek jasmani. Diperlukan kreatifitas yang tinggi untuk membuat berbagai variasi bentuk aktivitas gerakannya agar olahraga kesehatan menjadi tidak membosankan, tetapi konsep dasarnya harus tetap olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. Sebaliknya, bila olahraga yang diterapkan seperti contoh misalnya tenis meja banyak siswa atau orang merasa teepinggirkan karena merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dampak lebih lanjut dari rasa terpinggirkan adalah timbulnya kebencian antar sesama siswa terhadap olahraga. Olahraga kesehatan sangat penting untuk dipahami semua orang yang berkepentingan dalam pembinaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan wujud dari peningkatan mutu sumber daya manusia. Gemar berolahraga: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga: mengundang penyakit!, Tidak berolahraga: menelantarkan diri!. Saat ini banyak orang yang mengalami penyakit non-infeksi seperti jantung, tekanan darah tinggi,dll. Yang disebabkan karena kurangnya aktivitas gerak disertai juga dengan stres. Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia menengah dan lanjut, khususnya untuk yang tidak berolahraga. Konsep olahraga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 103- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun.



Inilah sebabnya olahraga prestasi dan olahraga dengan intensitas tinggi pada umumnya selalu mengundang resiko cedera yang lebih besar daripada olahraga kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi olahraga berat dapat memicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan diwaktu melakukan olahraga berat, khususnya pada usia menengah keatas. Oleh karena itu olahraga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes kebugaran jasmani. Bentuk olahraga yang memenuhi kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. Disamping itu olahraga yang dapat dilakukan yaitu jalan cepat/lari lambat (jogging). Tetapi yang terbaik untuk dilakukan adalah tiga olahraga yang disebutkan diawal karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, disamping juga merangsang otak untuk berpikir khususnya senam aerobik karena peserta senam haruslah memperhatikan dan ,menirukan gerakan dari instruktur senam yang selalu berubah tanpa pola.Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1. Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2.Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep



olahraga



kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4.



Bentuk olahraga yang memenuhi



kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5.



Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan



kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6.



ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah



Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. 4. Ciri Kesehatan Olahraga menurut buku yang di review, olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari (Blair, 1989 dalam Cooper, 1994). Oleh karena itu setiap orang mempunyai dosis olahraganya masing-masing. Berikut adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis : 1. Gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya (bersifat massal). 2. Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. 3. Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang continue (tanpa henti). Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan secara bertahap. 4. Bebas stres (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan). 5. Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu). 6. Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. DNM sesuai umur = 220- umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing. Perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik “Bila seseorang melakukan olahraga untuk tujuan kesehatan, tetapi ia menjadi sakit karenanya, maka dapat dipastikan bahwa ia ttelah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan harus selalu dilakukan secara bertahap karena pentahapan adalah bagian dari prosedur keamanan. Sebaliknya jika orang melakukan olahraga untuk tujuan prestasi, jangankan hanya ancaman sakit, adanya ancaman kematian pun harus dapat dipahami karena prestasi itu demi kehormatan bangsa dan negara.”Itulah falsafah dasar bagi olahraga kesehatan dan olahraga prestasi. Berdasarkan keempat pendapat diatas, Ciri Olahraga kesehatan adalah 1.



Olahraga



kesehatan



adalah



olahraga



untuk



memelihara



atau



untuk



meningkatkan derajat kesehatan dinamis. Sehingga orang bukan hanya saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis). 2. Olahraga kesehatan memiliki dampak positif apabila diterapkan dilembaga pendidikan. Dampak positif yang bisa diperoleh adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan diantara sesama karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan olahraga dengan baik secara bersama-sama. 3. Konsep



olahraga



kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat cukup 10-3- menit tanpa henti, adekuat, massal, mudah, murah meriah ,dan fisiologis (bersifat aman). Berbeda sengan olahraga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olahraga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan apapun. 4.



Bentuk olahraga yang memenuhi



kriteria olahraga kesehatan yang dapat disajikan di lembaga-lembaga pembinaan mutu sumber daya manusia adalah senam aerobik, pencak silat, karate yang kesemuanya dapat disajikan secara massal. 5.



Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan



kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat diatas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari. 6.



ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah



Gerakannya mudah, Intensitasnya sub-maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal, Terdiri dari satuan-satuan gerakan yang dapat dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, Bebas stres, Diselenggarakan 3-5x/minggu (minimal 2x/minggu), Dapat mencapai intensitas antara 65-80% denyut nadi maksimal (DNM) sesuai umur. 5. Latihan Otot pada Olahraga Kesehatan menurut buku yang di review, sasaran olahraga kesehatan pada umumnya dan khususnya bagi lansia adalah untuk : a. Memelihara dan meningkatkan mobilitas dan kemandirian gerak (Sehat dinamis) untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian dalam peri-kehidupan biopsiko-sosiologiknya b. Mencegah, menghambat perjalanan, meringkan gejala-gejala penyakit noninfeksi, termasuk menyembuhkan penyakit kelemahan fisik. c. Mengendalikan berat badan bersamaan dengan pengaturan diet d. Meningkatkan semangat dan kualitas hidup



Berdasarkan keempat pendapat diatas, Latihan otot pada olahraga kesehatan adalah sasaran olahraga kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu pelaksanaan kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan sampai tertinggi. Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan baik maka sasaran yang ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.Apabila seseorang menghentikan aktivitas olahraga terutama olahraga kesehatan maka sesuatu yang tidak diingkan akan muncul dalam diri seorang yang tidak aktif lagi melakukan olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial. Karena olahraga kesehatan akanmenghambat atau menghentikan proses penyakit jantung dan pembuluh darah secara tidak normal. Maka untuk menghindari berbagai penyakit yang akan timbul setelah tidak lagi melakukan olahraga alangkah baiknya lakukan olahraga secara rutinitas sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di atas adalah olahraga senam (senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik dapat menjangkau seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA PROF.H.Y.S. SANTOSA GIRIWIJOYO, DR.DIKDIK ZAFAR SIDIK, M.PD : ILMU KESEHATAN OLAHRAGA: PT REMAJA ROSDAKARYA PROF.H.Y.S.SANTOSA GIRIWIJOYO : IFOR : 2009



LAMPIRAN: 1.



Cover



2.



Halaman judul



3.



Halaman penerbit



4.



Kata Pengantar



5.



Daftar isi



6.



Biografi Penulis