CJR Filsafat Pendidikan Asli [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JURNAL REVIEW MK. FILSAFAT PENDIDIKAN PRODI S1 PENDIDIKAN KIMIA -FMIPA



Skor Nilai :



Jurnal Imajinasi (Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di Indonesia,Vega Ricky Salu dan Triyanto, 2017)



NAMA MAHASISWA



: Andrew Alex Sandro Nugraha Simanjuntak



KELAS



: Dik Kimia B 2019



NIM



: 4192431001



DOSEN PENGAMPU



: Sani Susanti,S.Pd., M.Pd.



MATA KULIAH



: Filsafat Pendidikan



JURUSAN KIMIA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019



DAFTAR ISI Daftar Isi



2



Kata Pengantar



3



BAB I PENDAHULUAN 4 A.Rasionalisasi Pentingnya CJR 4 B.Tujuan



4



C. Manfaat



4



BAB II RINGKASAN ISI JURNAL A. Pendahuluan B. Deskripsi Isi



5



5 6



BAB III PEMBAHASAN



9



A. Pembahasan 9 B. Kelebihan Jurnal 9 C. Kekurangan Jurnal



9



BAB IV PENUTUP 10 Lampiran



KATA PENGANTAR 2



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karean rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Critical Jurnal Review dengan Judul Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan dan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan critical journal review ini. Dan tak lupa Saya juga berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah dasar Filsafat Pendidikan yaitu ibu Sani Susanti, S.Pd.,M.Pd. Harapan saya semoga critical journal review ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi critical journal review ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.



Medan, 23 September 2019



Andrew Alex Sandro



 BAB I 3



PENDAHULUAN



A. Rasionalisasi Pentingnya CJR Melakukan Critical Jurnal Review (CJR) pada satu buku dengan membandingkannya dengan jurnal lainnya, sangatlah penting untuk dilakukan. Dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal. Dari mengritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari jurnal yang lain. B. Tujuan -



Mengulas isi Jurnal.



-



Mengetahui informasi sebuah jurnal.



-



Membandingkan isi jurnal.



-



Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap jurnal.



-



Meningkatkan daya berpikir individu dalam membaca jurnal.



C. Manfaat -



Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.



-



Untuk menambah pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan.



-



Untuk mengetahui banyak hal mengenai Junal.



D. Identitas Jurnal yang Direview :



Judul Jurnal Volume Dan Halaman Tahun Penulis Reviewer Tanggal



Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di Indonesia Jurnal Imajinasi Volume XI,No.1 ,Hal:29-42 2017 Vega Ricky Salu dan Triyanto Andrew Alex Sandro 15 Oktober 2019



BAB II RINGKASAN ISI JURNAL 4



A. Pendahuluan Perkembangan pendidikan Indonesia dewasa ini telah mengalami kemajuan



yang



cukup



signifikan,



apabila



dibandingkan dengan



sistem



pendidikan pada puluhan tahun yang lalu. Dalam dunia akademisi, penelitianpenelitian yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan secara umum sangat banyak dilakukan. Kemajuan sistem pendidikan Indonesia sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikan seni di berbagai daerah, sebagai mata pelajaran yang dapat menumbuhkan apresiasi, kreasi dan ekspresi setiap peserta didik yang mempelajarinya. Pendidikan seni sendiri dalam penerapan di lapangan masih terbilang memiliki banyak kelemahan, baik dalam sistem pendidikan seni itu sendiri, maupun tenaga-tenaga yang berkaitan dengan pendidikan seni yang masih sangat terbatas. Selain itu, masalah lain yang dapat ditemuai dalam pendidikan seni yaitu kesadaran untuk pelajaran pendidikan seni belum seutuhnya berdasarkan atas esensi dan nilai-nilai yang dapat diperoleh lewat pelajaran itu. Pendidikan seni di sekolah-sekolah masih dianggap sebatas pelengkap pelajaran lain, yang bisa diajarkan dan bisa juga tidak diajarkan kepada peserta didik. Kondisi dan situasi ini tentunya cukup memprihatinkan. Dalam mata pelajaran pendidikan seni dan mata pelajaran pendidikan yang lain, memiliki mazhab atau aliran-aliran yang mengenai landasan penyelenggaraan pendidikan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Filsafat pendidikan modern dikenal beberapa di antaranya; aliran filsafat pendidikan esensialisme, filsafat pendidikan progresivisme, filsafat pendi-dikan humanisme, filsafat pendidikan rekonstruktivisisme, filsafat pendidikan eksistensialisme, dan filsafat pendidikan perenialisme. Khusus dalam penulisan ini akan dibahas mengenai aliran atau mazhab pendidikan progresivisme yang dalam konsep-konsep intinya sangat berkaitan dengan penerapan pembelajaran pendidikan seni. 5



Mazhab atau filsafat progresivisme mengarahkan penganutnya untuk selalu melakukan usaha-usaha untuk terus maju dan berkembang (progresif), dalam rangka mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri setiap individu atau peserta didik. Setiap peserta didik dalam pendidikan progresivisme khususnya dalam konteks pendidikan seni dituntut agar selalu melakukan usaha-usaha mandiri untuk meningkatkan kreativitas berkesenian. Tuntutan ini tentu dengan melihat berbagai pengalaman yang ada dalam kehidupan sekitar sebagai bagian dari pengetahuan kebudayaan yang sangat mendukung perkembangan diri peserta didik.



B. Deskripsi Isi 1. Konsep Filsafat Pendidikan Progresivisme Progresivisme sebagai salah satu aliran filsafat pendidikan, muncul sebagai reaksi terhadap pola-pola pendidikan yang bersifat tradisional yang menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan), dan sastra klasik peradaban Barat. Aliran filsafat progresivisme mendukung pemikiran baru yang dipandang lebih baik bagi perkembangan pendidikan dimasa yang akan datang. Tampaknya filsafat progresivisme menuntut kepada para penganutnya untuk selalu maju (progres): bertindak secara konstruktif, inovatif, reformatif, aktif dan dinamis. Sebab naluri manusia selalu menginginkan perubahanperubahan. Manusia tidak mau hanya menerima satu macam keadaan saja, tetapi juga ingin hidupnya tidak sama dengan masa sebelumnya.Untuk mendapatkan perubahan-perubahan yang diinginkan tersebut, manusia harus memiliki pandangan hidup yang bertumpu pada sifat-sifat fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, dan tidak terikat doktrin-doktrin tertentu), memiliki sifat toleran, curious (ingin mengetahui dan menyelidiki), dan open-minded (punya pikiran terbuka). Selain itu, filsafat progresivisme juga memiliki dua sifat lain yang sangat mendasar dalam rangka mendapatkan perubahan-perubahan itu, di 6



antaranya: (1) sifat negatif, dalam arti bahwa, progresivisme menolak otoriterianisme dan absolutime dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemologi, (2) sifat positif, dalam arti bahwa progresivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia sejak ia lahir – man’s natural powers. Maksud kekuatan tersebut adalah kekuatan–kekuatan manusia untuk terus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul, dan kegawatan-kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam. 2. Pembelajaran dalam Filsafat Pendidikan Progresivisme Pendidikan sebagai alat untuk memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru haruslah dapat menciptakan situasi edukatif yang pada akhirnya dapat memberikan warna dan corak dari output (luaran) yang dihasilkan sehingga luaran yang dihasilkan (anak didik) adalah manusia-manusia yang berkualitas unggul, berkompetitif, inisiatif, adaptif, dan kreatif sanggup menjawab tantangan zamannya..



Oleh



karena



itu,



proses



pembelajaran



dalam



pendidikan



progresivisme sekurang-kurangnya dapat mengakomodasi beberapa hal berikut, antara lain: 1. Guru merencanakan pembelajaran yang membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa. Setiap pembelajaran dalam penerapan filsafat progresivisme diusahakan mengarah pada pembelajaran yang selalu membuka ruang berpikir



siswa



untuk



mencari



penemuan-penemuan



baru.



Guru



membangkitkan minat siswa melalui permainan yang menantang siswa untuk berpikir. 2. Siswa didorong untuk berinteraksi dengan sesamanya dalam rangka membangun pemahaman sosial. 3.



Guru membangkitkan minat siswa melalui permainan yang menantang siswa untuk berpikir.



7



4. Siswa didorong untuk berinteraksi dengan sesamanya dalam rangka membangun pemahaman sosial. 3. Implikasi Filsafat Progresivisme dalamPendidikan Seni di Indonesia Pendidikan seni mempunyai peran penting dalam pembentukan watak dan karakter, karena merupakan bagian dari rumpun pendidikan nilai. Pendekatan belajar dengan seni adalah pendekatan yang dilandasi oleh asumsi bahwa seni sebagai cara pandang atau wahana (penghubung) bagi siswa untuk memperoleh berbagai informasi, pengalaman, dan pemahaman mengenai berbagai fenomena yang ada atau terjadi di sekitarnya. Sebagai cara pandang, seni menjadi wahana bagi pengembangan citra, ide-ide kreatif yang berkaitan dengan substansi objek dan cara menyampaikannya. Pemahaman pendidikan seni seperti itu tentunya dapat diimplementasikan melalui pendekatan mazhab pendidikan progresivisme, yakni setiap siswa dituntut untuk memiliki kemampuan-kemampuan secara mandiri dalam rangka mengembangkan dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya. Adapun implikasi filsafat pendidikan progresivisme dalam pendidikan seni berdasarkan uraian filsafat pendidikan progresivisme secara esensial dapat ditemukan dalam beberapa bagian, di antaranya adalah sebagai berikut. Filsafat pendidikan progresivisme dalam pendidikan seni harus diorientasikan pada kebudayaan-kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitar, tempat proses pendidikan berlangsung. Dalam hal ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya melalui kesenian-kesenian yang ada dalam latar belakang kehidupannya, tradisi dan kepercayaannya sebagai bagian dari proses pengembangan dirinya, sehingga perubahan-perubahan dalam cara berfikir, bertindak, berekspresi dan berkesenian sendiri semakin kaya.



BAB III PEMBAHASAN A. PEMBAHASAN 8



Jurnal yang berjudul Filsafat Pendidikan Progresivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan Seni di Indonesia ini merupakan Jurnal yang sangat baik jika dilihat dari segi pemaparan materi hingga kelengkapan data.Namun Jurnal ini tidak ada hasil dari sebuah penelitian. B. Kelebihan Jurnal 



Jurnal ini memaparkan beberapa teori dari para ahli.







Sistematika penulisan sudah cukup bagus.







Isi materi yang dipaparkan cukup jelas.



C. Kekurangan Jurnal 



Tidak disertai tabel dan grafik penelitian.







Bukan merupakan jurnal penelitian,melainkan hanya membahas tentang materi.







Tidak terdapat analisis yang mendalam pada bagian isi Jurnal.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 9



Jurnal tersebut sudah cukup baik bagi para pembaca yang ingin mengetahui mengenai peranan filsafat dibidang pendidikan. Dimana penulis memaparkan isi paparan jurnal secara terperinci dan juga jelas dan dilandaskan beberapa teori-teori ahli. B. Saran Jurnal ini secara strukur sudah cukup baik dan jelas dijadikan sebagai panduan atau sumber tetapi tidak untuk membuat penelitian.



10