16 0 200 KB
Tugas kelompok Manajemen Keperawatan dosenpembimbing : Ilhamsyah S.Kep., Ns., M. Kep
Makalah Delegasi dan Supervisi dalam Manajemen Keperawatan
Disusun oleh: KELOMPOK 5 Rosdiana Rusdi St. Fatimah Said Nurdiana Liana Nurahmat Rasdiyanah Sri Wahyunengsih Musyawwirah Oktaviana
(70300111072) (70300111081) (70300111061) (70300111067) (70300111079) (70300111049)
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2013
KATA PENGANTAR لا الرريحـمـمنا الررمحييــمم مبيســــمما ا م Alhamdulillah, اsegala اpuji اsyukur اbagi اAllah اSWT, اTuhan اsemesta اalam atas اberkah اdan اinayah-Nya اpenulisan اmakalah اini اdapat اdirampungkan. اSholawat dan اsalam اdihaturkan اkepada اjunjungan اNabi اbesar اMuhammad اSAW اkarena perjuangan اbeliau اkita اdapat اmenikmati اiman اkepada اAllah اSWT. Dalam اpenulisan اmakalah “ اDelegasi اdan اSupervisi اdalam اManajemen Keperawatan” اdalam اmata اkuliah اManajemen اKeperawatan, اdiharapkan اdengan penulisan اmakalah اini اdapat اmendorong اdan اmembantu اpara اmahasiswa اdalam meningkatkan اpengetahuan اtentang اmanajemen اkeperawatan. اAdapun اbagi اpara pembaca اselain اkalangan اkampus, اmakalah اini اberguna اterutama اuntuk اmenyelami dengan اmemperluas اwawasan اtentang اmanajemen اkeperawatan. Akhirnya, اpenulis اmengucapkan اterima اkasih اkepada اsemua اpihak اyang ا telah اbekerja اsama, اsehingga اpenulis اdapat اmenyelesaikan اmakalah اini اdengan ا baik. اMudah ا –اmudahan اAllah اSWT اmembalas اamal اbaik اtersebut اdan اmerupakan ا amal اjariyah اhendaknya, اAmin.
Samata, ا8 اOktober ا2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ا Manajemen اadalah اmerupakan اproses اbekerja اdengan اdan اmelalui اorang lain اuntuk اmencapai اorganisasi اdalam اsuatu اlingkungan اyang اberubah. اDengan kata اlain اmanajemen اadalah اproses اmengumpulkan اdan اmengorganisir sumber-sumber اdalam اmencapai اtujuan اyang اmencerminkan اkedinamisan organisasi. Manajemen اasuhan اkeperawatan اdalam اmanajemen اkeperawatan اadalah terlaksananya اasuhan اkeperawatan اyang اberkualitas اkepada اpasien. اTenaga keperawatan اyang اbertanggung اjawab اdalam اmelaksanakan اasuhan keperawatan اyang اberkualitas اadalah اperawat اpelaksana. اSebagai اkunci keberhasilan اdalam اmemberikan اasuhan اkeperawatan اterhadap اpasien اadalah komunikasi, اkoordinasi, اkonsultasi, اpengawasan, اdan اpendelegasian. Pendelegasian اmerupakan اelemen اmanajemen اkeperawatan اyang meliputi اpenilaian اtentang اpelaksanaan اrencana اyang اtelah اdibuat, اmemberikan instruksi, اmenetapkan اprinsip-prinsip اberdasarkan اstandar, اmembandingkan penampilan, اstandar اdan اmemperbaiki اkekurangan Supervisi اadalah اsuatu اproses اmemfasilitasi اsumber-sumber اyang diperlukan اstaf اuntuk اmenyelesaikan اtugas-tugasnya ( اSwansburg, ا2000). Supervisi اadalah اsuatu اkegiatan اpembinaan اdengan اmenerapkan اprinsip mengajar, اmengarahkan, اmengobservasi اdan اmengevaluasi اsecara اterus menerus اpada اsetiap اperawat اdengan اsabar, اadil اserta اbijaksana اsehingga اsetiap perawat اdapat اmemberikan اasuhan اkeperawatan اdengan اbaik, اterampil, اaman, cepat اdan اtepat اsecara اmenyeluruh اsesuai اkemampuan اdan اketerbatasan اdari perawat ا B. Rumusan Masalah 1. Apa اyang اdimaksud اdengan اdelegasi? 2. Apa اaspek اpenting اdalam اpendelegasian? 3. Jelaskan اwewenang اyang اdidelegasikan! 4. Apa اyang اdimaksud اsupervisi?
5. Apa اfungsi اdan اtujuan اsupervisi? 6. Apa اprinsip اsupervisi? 7. Bagaimana اteknik اsupervisi? 8. Bagaimana اprosedur اdelegasi اdan اsupervisi اdalam اmanajemen keperawatan? C. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan اapa اyang اdimaksud اdengan اdelegasi. 2. Menjelasakan اaspek اpenting اdalam اpendelegasian. 3. Menjelaskan اwewenang اyang اdidelegasikan. 4. Menjelaskan اapa اyang اdimaksud اsupervisi. 5. Menjelaskan اfungsi اdan اtujuan اsupervisi. 6. Menjelaskan اprinsip اsupervisi. 7. Menjelaskan اbagaimana اteknik اsupervisi. 8. Menjelaskan اbagaimana اprosedur اdelegasi اdan اsupervisi اdalam اmanajemen keperawatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Delegasi Delegasi اadalah اsuatu اpelimpahan اwewenang اdan اtanggung اjawab formal اkepada اorang اlain اuntuk اmelaksanakan اkegiatan اtertentu. Pendelegasian اadalah اpelimpahan اkekuasaan, اwewenang اdan اtanggung jawab اkepada اorang اlain. اPekerjaan-pekerjaan اyang اsifatnya اrutinitas sebaiknya اdidelegasikan اke اorang اlain اagar اseorang اmanajer اdapat menggunakan اwaktunya اitu اuntuk اmelakukan اtugasnya اsebagai اseorang manajer. Pendelegasian اadalah اkegiatan اseseorang اuntuk اmenugaskan اstafnya/ bawahannya اuntuk اmelaksanakan اbagian اdari اtugas اmanajer اyang bersangkutan اdan اpada اwaktu اbersamaan اmemberikan اkekuasaan اkepeda staf/bawahan اtersebut, اsehingga اbawahan اitu اdapat اmelaksanakan اtugas اtugas itu اsebaik اbaiknya اserta اdapat اmempertanggung اjawabkan اhal اhal اyang didelegasikan اkepadanya ا (اManulang, ا1988). Delegasai اwewenang اadalah اproses اyang اpaling اfundamental اdalam organisasi, اsebab اpimpinan اtak اkan اsanggup اmelakukan اsegala اsesuatu اdan membuat اsetiap اkeputusan. Pendelegasian ( اpelimpahan اwewenang) اmerupakan اsalah اsatu اelemen penting اdalam اfungsi اpembinaan. اSebagai اmanajer اperawat اdan اbidan menerima اprinsip-prinsip اdelegasi اagar اmenjadi اlebih اproduktif اdalam melakukan اfungsi-fungsi اmanajemen اlainnya. اDelegasi اwewenang اadalah proses اdimana اmanajer اmengalokasikan اwewenang اkepada اbawahannya. ا B. Aspek Penting Dalam Pendelegasian 1. Fokus اpendelegasian اadalah اhasil اkerja اyang اdiharapkan اtercapai, اdalam upaya اmenggapai اsasaran/tujuan اakhir اdari اorganisasi. 2. Pendelegasian اdilaksanakan اdengan اsikap اhormat اyang اdidasarkan اatas penghargaan اdan اkesadaran اterhadap اdiri اsendiri اsebagai اsesuatu اyang "berharga", اserta اmemerhatikan اharga اdiri اdan اkehendak اbebas اorang اlain, di اmana اsetiap اpekerja اdipandang اsebagai اsubjek, اdan اbukan اobjek اkerja. 3. Pendelegasian اyang اmenghasilkan اmelibatkan اharapan-harapan اyang meliputi اbidang اberikut.
a. Menekankan اpada اtercapainya اhasil-hasil اyang اdidambakan اatau diinginkan اpada اwaktu اdepan اyang اtelah اditentukan "(اdesired اresults"). 1) Pendelegasian اmenyatakan اdengan اtegas اtentang اapa اyang اharus dicapai, اbukan اbagaimana اmencapainya, اdi اmana اfokus اutama diarahkan اkepada اhasil اproduksi. 2) Pendelegasian اmemberikan اtugas, اwewenang, اhak, اtanggung jawab, اkewajiban اmembuat/memberi اlaporan اpada اawal اtugas, dalam اtugas, اdan اakhir اtugas اuntuk اdiketahui اdan اdievaluasi اoleh pemimpin. b. Pelaksanaannya اdilandasi اpedoman/petunjuk "(اguidelines") اyang اjelas, baik اbagi اtugas اmaupun اpelaksana اtugas. اArtinya اpendelegasian menyatakan اpedoman-pedoman, اlarangan-larangan, اdan اbatas-batas dimana اseseorang اharus اbekerja/melakukan اkewajibannya. اHal اini menolong اsetiap اorang اuntuk اbekerja اdengan اbaik/patut. c. Melibatkan اsumber-sumber اdaya "( اresources") اyang اpasti. Pendelegasian اmenyatakan (اdisertai اdengan اpernyataan) اakan اadanya sumber-sumber اdaya, اantara اlain اsumber اdaya اmanusia, اkeuangan, teknis, اatau اorganisasi اyang اdapat اdipakai اseseorang اuntuk menyelesaikan اtugas اyang اdidelegasikan اkepadanya. d. Dinyatakan اdengan اadanya اtanggung اjawab اdan اpertanggungjawaban ("responsibility" اdan " اaccountability"). اPendelegasian اmenyatakan patokan اyang اakan اdigunakan اuntuk اmenilai اhasil/prestasi اakhir, اyang diwujudkan اdengan اadanya اtanggung اjawab اdan اpertanggungjawaban kerja اyang اdapat اdilakukan اdengan اmembuat/memberi اpelaporan اpada awal اtugas, اdalam اtugas, اdan اakhir اtugas اuntuk اdiketahui اdan dievaluasi اoleh اpemimpin. e. Mempertimbangkan اrisiko-risiko اyang اakan اterjadi اatau اditindaki ("consequences"). اPendelegasian اdapat اmenyatakan اakibat-akibat اyang akan اterjadi, اyang اbaik اmaupun اyang اtidak اbaik, اsebagai اhasil اdari suatu اpekerjaan اatau اtugas اyang اdidelegasikan. اAkibat-akibat اini اdapat diukur اmelalui اevaluasi/pengkajian اyang اdilakukan اdengan اmeneliti deskripsi اtugas اdan اhasil اkerja اatau اproduk اyang اtelah اdilakukan اatau dihasilkan. اDengan اmenanyakan اapakah اsemuanya اini اtelah اdilakukan
dengan اbaik اdan اsesuai اdengan اrencana, اketentuan اdan اprosedur, ataukah اmalah اsebaliknya. C. Wewenang yang Didelegasikan Tidak اsemua اtugas اdan اwewenang اdidelegasikan اoleh اpimpinan اkepada bawahan, اmaka اuntuk اitu اpimpinan اperlu اmempertimbangkan اmana اyang layak اdan اpantas اuntuk اdidelegasikan (اBantu, اTampubolon, ا2004). Seorang اmanager اdapat اmendelegasikan اsebagian اdari اtugas اdan wewenangnya اseperti اmemimpin, اmenyusun, اmerencanakan اdan اmengawasi serta اmeneliti اyang اdipeerlukan اuntuk اmelaksanakan اfungsi اmanajemen اbila اia mempunyai اorang-orang اyang اwajar اuntuk اini اdan اjika اia اmengembalikan keputusan اyang اtetap اmengenai اapa اyang اharus اdilakukannya اsendiri (اBantu, Tampubolon, ا2004). Wewenang اyang اdidelegasikan اjuga اberpatokan اpada اjenis اfungsi اyang didelegasikan. اPerbandingan اdari اmasing-masing اfungsi اyang اpaling اbanyak didelegasikan اadalah اfungsi اpelaksanaan. اSebagian اdari اkegiatan اatau wewenang اpersonalia اyang اtidak اdapat اdidelegasikan اmisalnya اpemberian bonus, اperubahan اperjanjian اatau اpemecah اkeluh-kesah اpegawai ( اBantu, Tampubolon, ا2004). Fungsi اkeuangan اmerupakan اfungsi اyang اcenderung اuntuk اtidak didelegasikan. اIni اdisebabkan اkarena اpada اumumnya اtujuan اperusahaan اadalah untuk اmendapatkan اkeuntungan, اsehingga اdengan اtidak اdidelegasikannya fungsi اkeuangan اtersebut اuntuk اmenghindari اkemungkinan اpenyelewengan dan اmemudahkan اpengawasan اdibidang اkeuangan اperusahaan اatau اorganisasi. (Bantu, اTampubolon, ا2004).
D. Definisi Supervisi Sebagai اsalah اsatu اdari اfungsi اmanajemen, اpengertian اsupervisi اtelah berkembang اsecara اkhusus. اSecara اumum اyang اdimaksud اdengan اsupervisi adalah اmelakukan اpengamatan اsecara اlangsung اdan اberkala اoleh اatasan terhadap اpekerjaan اyang اdilaksanakan اoleh اbawahan اuntuk اkemudian اapabila ditemukan اmasalah, اsegera اdiberikan اpetunjuk اatau اbantuan اyang اbersifat langsung اguna اmengatasinya (اAzwar, ا1996). ا
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling). اSwanburg ( ا1990) اmelihat اdimensi اsupervisi اsebagai اsuatu proses اkemudahan اsumber-sumber اyang اdiperlukan اuntuk اpenyelesaian اsuatu tugas اataupun اsekumpulan اkegiatan اpengambilan اkeputusan اyang اberkaitan erat اdengan اperencanaan اdan اpengorganisasian اkegiatan اdan اinformasi اdari kepemimpinan اdan اpengevaluasian اsetiap اkinerja اkaryawan. اDari اbeberapa pengertian اtersebut اdapat اdisimpulkan اbahwa اkegiatan اsupervisi اadalah kegiatan-kegiatan اyang اterencana اseorang اmanajer اmelalui اaktifitas bimbingan, اpengarahan, اobservasi, اmotivasi اdan اevaluasi اpada اstafnya اdalam melaksanakan اkegiatan اatau اtugas اsehari-hari (اArwani, ا2006). E. Fungsi dan Tujuan Supervisi Apabila اsupervisi اdapat اdilakukan اdengan اbaik, اakan اdiperoleh اbanyak manfaat. اMenurut اSuarli ا & اBachtiar ( ا2009), اmanfaat اtersebut اdiantaranya adalah اsebagai اberikut: 1. Supervisi اdapat اmeningkatkan اefektifitas اkerja. اPeningkatan اefektifitas kerja اini اerat اhubungannya اdengan اpeningkatan اpengetahuan اdan keterampilan اbawahan, اserta اmakin اterbinanya اhubungan اdan اsuasana kerja اyang اlebih اharmonis اantara اatasan اdan اbawahan. ا 2. Supervisi اdapat اlebih اmeningkatkan اefesiensi اkerja. اPeningkatan اefesiensi kerja اini اerat اkaitannya اdengan اmakin اberkurangnya اkesalahan اyang dilakukan اbawahan, اsehingga اpemakaian اsumber اdaya (اtenaga, اharta اdan sarana) اyang اsia-sia اakan اdapat اdicegah. ا Apabila اkedua اpeningkatan اini اdapat اdiwujudkan, اsama اartinya اdengan telah اtercapainya اtujuan اsuatu اorganisasi. اTujuan اpokok اdari اsupervisi اialah menjamin اpelaksanaan اberbagai اkegiatan اyang اtelah اdirencanakan اsecara benar اdan اtepat, اdalam اarti اlebih اefektif اdan اefesien, اsehingga اtujuan اyang telah اditetapkan اorganisasi اdapat اdicapai اdengan اmemuaskan ( اSuarli & ا Bachtiar, ا2008). F. Prinsip supervisi Kegiatan اsupervisi اmengusahakan اseoptimal اmungkin اkondisi اkerja اyang kondusif اdan اnyaman اyang اmencakup اlingkungan اfisik, اatmosfer اkerja, اdan
jumlah اsumber اsumber اyang اdibutuhkan اuntuk اmemudahkan اpelaksanaan tugas. اUntuk اitu اdiperlukan اbeberapa اprinsip اpokok اpelaksanaan اsupervisi. Menurut اSuarli اdan اBahtiar (ا2009), اprinsip اpokok اsupervisi اsecara اsederhana dapat اdiuraikan اsebagai اberikut: 1. Tujuan اutama اsupervisi اialah اuntuk اlebih اmeningkatakan اkinerja اbawahan, bukan اuntuk اmencari اkesalahan. اPeningkatan اkinerja اini اdilakukan اdengan melakukan اpengamatan اlangsung اterhadap اpekerjaan اbawahan, اuntuk kemudian اapabila اditemukan اmasalah, اsegera اdiberikan اpetunjuk اatau bantuan اuntuk اmengatasinya. ا 2. Sejalan اdengan اtujuan اutama اyang اingin اdicapai, اsifat اsupervisi اharus edukatif اdan اsuportif, اbukan اotoriter. ا 3. Supervisi اharus اdilakukan اsecara اteratur اatau اberkala. اSupervisi اyang hanya اdilakukan اsekali اbukan اsupervisi اyang اbaik. 4. Supervisi اharus اdapat اdilaksanakan اsedemikan اrupa اsehingga اterjalin اkerja sama اyang اbaik اantara اatasan اdan اbawahan, اterutama اpada اsaat اproses penyelesaian اmasalah, اdan اuntuk اlebih اmengutamakan اkepentingan bawahan. ا 5. Strategi اdan اtata اcara اsupervisi اyang اakan اdilakukan اharus اsesuai اdengan kebutuhan اmasing-masing اbawahan اsecara اindividu. اPenerapan اstrategi dan اtata اcara اyang اsama اuntuk اsemua اkategori اbawahan, اbukan اmerupakan supervisi اyang اbaik. ا 6. Supervisi اharus اdilaksanakan اsecara اfleksibel اdan اselalu اdisesuaikan dengan اperkembangan. Prinsip Supervisi Keperawatan Agar اseorang اmanajer اkeperawatan اmampu اmelakukan اkegiatan supervisi اsecara اbenar, اharus اmengetahui اdasar اdan اprinsip-prinsip اsupervisi. Prinsip-prinsip اtersebut اharus اmemenuhi اsyarat اantara اlain اdidasarkan اatas hubungan professional اdan اbukan اhubungan اpribadi, اkegiatan اharus direncanakan secara matang, اbersifat اedukatif, اmemberikan اperasaan اaman pada اperawat اpelaksana اdan اharus اmampu اmembentuk اsuasana اkerja اyang demokratis. اPrinsip اlain اyang اharus اdipenuhi اdalam اkegiatan اsupervisi اadalah harus اdilakukan اsecara اobjektif اdan اmampu اmemacu اterjadinya اpenilaian اdiri
(self
evaluation), اbersifat
اprogresif,
inovatif,
fleksibel,
dapat
mengembangkan potensi atau kelebihan masing-masing orang yang terlibat, اbersifat اkreatif dan konstruktif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan, اdan اsupervisi اharus dapat meningkatkan kinerja
bawahan
dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
asuhan
keperawatan ا (اArwani, ا2006). ا Ada اbeberapa اprinsip اsupervisi اyang اdilakukan اdi اbidang اkeperawatan (Nursallam, ا2007) اantara اlain: a. Supervisi اdilakukan اsesuai اdengan اstruktur اorganisasi b. Supervisi اmenggunakan اpengetahuan اdasar اmanajemen, اketerampilan hubungan اantar اmanusia اdan اkemempuan اmenerapkan اprinsip اmanajemen dan اkepemimpinan c. Fungsi اsupervisi اdiuraikan اdengan اjelas, اterorganisasi اdan اdinyatakan melalui اpetunjuk, اperaturan اurian اtugas اdan اstandard d. Supervisi اmerupakan اproses اkerja اsama اyang اdemokratis اantara اsupervisor dan اperawat اpelaksana e. Supervisi اmerupakan اvisi, اmisi, اfalsafah, اtujuan اdan اrencana اyang اspesifik f. Supervisi اmenciptakan اlingkungan اyang اkondusif, اkomunikasi اefektif, kreatifitas اdan اmotivasi g. Supervisi اmempunyai اtujuan اyang اberhasil اdan اberdaya اguna اdalam pelayanan اkeperawatan اyang اmemberi اkepuasan اklien, اperawat اdan manajer. G. Teknik Supervisi Tehnik اpokok اsupervisi اpada اdasarnya اidentik اdengan اtehnik penyelesaian اmasalah. اBedanya اpada اsupervisi اtehnik اpengumpulan اdata اuntuk menyelesaikan اmasalah اdan اpenyebab اmasalah اmenggunakan اtehnik pengamatan اlangsung اoleh اpelaksana اsupervisi اterhadap اsasaran اsupervisi, serta اpelaksanaan اjalan اkeluar. اDalam اmengatasi اmasalah اtindakan اdapat dilakukan اoleh اpelaksana اsupervisi, اbersama-sama اdengan اsasaran اsupervisi secara اlangsung اdi اtempat ا. اDengan اperbedaan اseperti اini, اjelaslah اbahwa untuk اdapat اmelaksanakan اsupervisi اyang اbaik اada اdua اhal اyang اperlu diperhatikan (اBachtiar اdan اSuarli, ا2009):
1. Pengamatan اlangsung ا Pengamatan اlangsung اharus اdilaksanakan اdengan اsebaik-baiknya. اUntuk itu اada اbeberapa اhal اlain اyang اharus اdiperhatikan. ا a. Sasaran pengamatan. اPengamatan اlangsung اyang اtidak اjelas sasarannya اdapat اmenimbulkan اkebingungan, اkarena اpelaksana supervisi اdapat اterperangkap اpada اsesuatu اyang اbersifat اdetail. اUntuk mencegah اkeadaan اyang اseperti اini, اmaka اpada اpengamatan اlangsung perlu اditetapkan اsasaran اpengamatan, اyakni اhanya اditujukan اpada sesuatu اyang اbersifat اpokok اdan اstrategis اsaja (اselective supervision). ا b. Objektivitas pengamatan. اPengamatan اlangsung اyang اtidak terstandardisasi اdapat اmenggangu اobjektivitas. اUntuk اmencegah keadaan اyang اseperti اini, اmaka اpengamatan اlangsung اperlu اdibantu dengan اdengan اsuatu اdaftar اisi اyang اtelah اdipersiapkan. اDaftar اtersebut dipersiapkan اuntuk اsetiap اpengamatan اsecara اlengkap اdan اapa اadanya. ا c. Pendekatan pengamatan. اPengamatan اlangsung اsering اmenimbulkan berbagai اdampak اdan اkesan اnegatif, اmisalnya اrasa اtakut اdan اtidak senang, اatau اkesan اmenggangagu اkelancaran اpekerjaan. اUntuk mengecek اkeadaan اini اpengamatan اlangsung اharus اdilakukan sedemikian اrupa اsehingga اberbagai اdampak اatau اkesan اnegatif اtersebut tidak اsampai اmuncul. اSangat اdianjurkan اpengamatan اtersebut اdapat dilakukan اsecara اedukatif اdan اsuportif, اbukan اmenunjukkan اkekuasaan atau اotoritas. ا 2. Kerja اsama ا Agar اkomunonikasi اyang اbaik اdan اrasa اmemiliki اini اdapat اmuncul, pelaksana اsupervisi اdan اyang اdisupervisi اperlu اbekerja اsama اdalam penyelesaian اmasalah, اsehingga اprinsip-prinsip اkerja اsama اkelompok dapat اditerapkan. اMasalah, اpenyebab اmasalah اserta اupaya اalternatif penyelesaian اmasalah اharus اdibahas اsecara اbersama-sama. اKemudian upaya اpenyelesaian اmasalah اtersebut اdilaksanakan اsecara اbersama-sama pula. Tehnik Supervisi keperawatan
Supervisi اkeperawatan اmerupakan اsuatu اproses اpemberian اsumbersumber اyang اdibutuhkan اperawat اuntuk اmenyelesaiakan اtugas اdalam اrangka pencapaian اtujuan اyang اtelah اditetapkan. اDengan اsupervisi اmemungkinkan seorang اmanajer اkeperawatan اdapat اmenemukan اberbagai اkendala اyang dihadapi اdalam اpelaksanaan اasuahan اkeperawatan اdi اruang اyang اbersangkutan melalui اanalisis اsecara اkomprehensif اbersama-sama اdengan اanggota اperawat secara اefektif اdan اefesien. اMelalui اkegiatan اsupervisi اseharusnya اkualitas اdan mutu اpelayanan اkeperawatan اmenjadi اfokus اdan اmenjadi اtujuan اutama, اbukan malah اmenyibukkan اdiri اmencari اkesalahan اatau اpenyimpangan ( اArwani, 2006). ا Teknik اsupervisi اdibedakan اmenjadi اdua, اsupervisi اlangsung اdan اtak langsung. 1. Teknik اSupervisi اSecara اLangsung. ا Supervisi اyang اdilakukan اlangsung اpada اkegiatan اyang اsedang dilaksanakan. اPada اwaktu اsupervisi اdiharapkan اsupervisor اterlibat اdalam kegiatan اagar اpengarahan اdan اpemberian اpetunjuk اtidak اdirasakan اsebagai perintah اBittel, ا1987 (اdalam اWiyana, ا2008). اCara اmemberikan اsupervisi efektif اadalah ا:1) اpengarahan اharus اlengkap اdan اmudah اdipahami; ا2) menggunakan اkata-kata اyang اtepat; ا3) اberbicara اdengan اjelas اdan اlambat; 4) اberikan اarahan اyang اlogis; ا5) اHindari اbanyak اmemberikan اarahan اpada satu اwaktu; ا7) اpastikan اarahan اyang اdiberikan اdapat اdipahami; ا8) اPastikan bahwa اarahan اyang اdiberikan اdilaksanakn اatau اperlu اtindak اlanjut. Supervisi اlansung اdilakukan اpada اsaat اperawat اsedang اmelaksanakan pengisian اformulir اdokumentasi اasuhan اkeperawatan. اSupervisi اdilakukan pada اkinerja اpendokumentasian اdengan اmendampingi اperawat اdalam pengisian اsetiap اkomponen اdalam اproses اkeperawatan اmulai اdari pengkajian اsampai اdengan اevaluasi. ا Langkah-langkah اyang اdigunakan اdalam اsupervisi اlangsung (Wiyana, ا2008): ا a. Informasikan اkepada اperawat اyang اakan اdisupervisi اbahwa pendokumentasiannya اakan اdisupervisi. ا
b. Lakukan اsupervisi اasuhan اkeperawatan اpada اsaat اperawat اmelakukan pendokumentasian. اSupervisor اmelihat اhasil اpendokumentasian اsecara langsung اdihadapan اperawat اyang اmendokumentasikan. ا c. Supervisor اmenilai اsetiap اdokumentasi اsesuai اstandar اdengan اasuhan keperawatan اpakai اyaitu اmenggunakan اform اA اDepkes ا2005. ا d. Supervisor اmenjelaskan, اmengarahkan اdan اmembimbing اperawat اyang disupervisi اkomponen اpendokumentasian اmulai اdari اpengkajian, diagnosa اkeperawatan, اperencanaan, اpelaksanaan, اevaluasi اkepada perawat اyang اsedang اmenjalankan اpencacatan اdokumentasi اasuhan keperawatan اsesuai اform اA اdari اDepkes. ا e. Mencatat اhasil اsupervisi اdan اmenyimpan اdalam اdokumen اsupervisi. ا 2. Secara اTidak اLangsung. ا Supervisi اtidak اlangsung اadalah اsupervisi اyang اdilakukan اmelalui laporan اbaik اtertulis اmaupun اlisan. اPerawat اsupervisor اtidak اmelihat langsung اapa اyang اterjadi اdi اlapangan اsehingga اmemungkinkan اterjadinya kesenjangan اfakta. اUmpan اbalik اdapat اdiberikan اsecara اtertulis ( اBittel, 1987) اdalam اWiyana, ا2008. ا Langkah-langkah اSupervisi اtak اlangsung: ا a. Lakukan اsupervisi اsecara اtak اlangsung اdengan اmelihat اhasil dokumentasi اpada اbuku اrekam اmedik اperawat. ا b. Pilih اsalah اsatu اdokumen اasuhan اkeperawatan. ا c. Periksa اkelengkapan اdokumentasi اsesuai اdengan اstandar اdokumentasi asuhan اkeperawatan اyang اditetapkan اrumah اsakit اyaitu اform اA اdari Depkes. d. Memberikan اpenilaian اatas اdokumentasi اyang اdi اsupervisi اdengan memberikan اtanda اbila اada اyang اmasih اkurang اdan اberikan اcacatan tertulis اpada اperawat اyang اmendokumentasikan. e. Memberikan اcatatan اpada اlembar اdokumentasi اyang اtidak اlengkap اatau sesuai اstandar. ا H. Prosedur Delegasi dan Supervisi dalam Manajemen Keperawatan 1. Prosedur delegasi dalam manajemen keperawatan
Cara اmanajer اdalam اmelakukan اdelegasi اantara اlain ا: a. Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah. b. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis c. Menyetujui standar kerja d. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan e. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan. f. Melakukan اkontrol اdan اmengkoordinasikan اpekerjaan اbawahan اdengan mengukur اpencapaian اtujuan اberdasarkan اstandar اserta اmemberikan umpan اbalik اprestasi اyang اdicapai. g. Kunjungi اbawahan اlebih اsering اdan اdengarkan اkeluhan ا- اkeluhannya. ا h. Bantu اmereka اuntuk اmemecahkan اmasalahnya اdengan اmemberikan اide ide ا اbaru اyang اbermanfaat. ا i. Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai. j. Jangan اmengambil اkembali اtugas اyang اsudah اdidelegasikan.
2. Prosedur supervisi dalam manajemen keperawatan Supervisi اatau اpengawasan اadalah اproses اmemastikan اkegiatan dilaksanakan اsesuai اdengan اvisi, اmisi اdan اtujuan اorganisasi. اSelain اitu supervisi اdilakukan اuntuk اmemastikan اkegiatan اyang اdilaksanakan اsesuai dengan اstandar اyang اtelah اditetapkan (اKeliat, ا2006). ا Agar اsupervisi اsesuai اdengan اtujuan اyang اdiharapkan اmaka اsupervisi hanya اdilaksanakan اoleh اorang اyang اmemiliki اkemampuan اyang اmampu dalam اbidang اyang اdisupervisi. اDalam اstruktur اorganisasi, اsupervisi biasanya اdilakukan اoleh اatasan اterhadap اbawahan اatau اkonsultan اterhadap pelaksana. اdengan اsupervisi اdiharapkan اkegiatan اyang اdilakukan اsesuai dengan اtujuan اorganisasi, اtidak اmenyimpang اdan اmenghasilkan اkeluaran seperti اyang اdiinginkan. ا
Kegiatan اsupervisi اyang اdilakukan اsecara اoptimal اdapat اmenjamin kegiatan اpelayanan اsesuai اdengan اstandar اmutu اprofesional اyang اtelah ditetapkan اoleh اorganisasi اprofesi (اPPNI, ا2002). اSupervisi اdilakukan اoleh perawat اmanajer اyang اmemiliki اkompetensi اbaik اdalam اmanajemen maupun اasuhan اkeperawatan اserta اmenguasai اpilar-pilar اprofesionalisme. ا Materi اsupervisi اatau اpengawasan اharus اdisesuaikan اdengan اuraian tugas اmasing-masing اstaf اperawat اyang اdisupervisi, اhal اtersebut dimaksudkan اagar اperawat اdapat اmempersiapkan اdiri اketika اdisupervisi oleh اatasan اnamun اbukan اberarti اmengada-ada. Menurut اKeliat اdkk ( ا2006) اmateri اyang اdisupervisi اoleh اkepala ruangan اketua اtim اdan اperawat اadalah: a. Kepala اRuangan, اmateri اyang اdisupervisi اadalah اkemampuan manajerial اdan اkemampuan اdalam اmemberikan اasuhan اkeperawatan. ا b. Ketua اTim, اmateri اyang اdisupervisi اterkait اdengan اkemampuan pengelola اdi اtimnya اdan اkemampuan اasuhan اkeperawatan. ا c. Perawat اpelaksana, اmateri اyang اdisupervisi اterkait اdengan اkemampuan asuhan اkeperawatan. ا Pengawasan اberjenjang اyang اdilakukan اoleh اkepala اseksi keperawatan, اkepala اruangan اdan اketua اtim اadalah اsebagai اberikut: a. Kepala اSeksi اKeperawatan اatau اKonsultan اmelakukan اpengawasan terhadap اKepala اRuangan, اKetua اTim, اdan اPerawat اPelaksana. ا b. Kepala اRuangan اmelakukan اpengawasan اterhadap اKetua اTim, اdan Perawat اPelaksana. c. Ketua اTim اmelakukan اpengawasan اterhadap اPerawat اPelaksana. ا Menurut اSutanto ( ا2008), اsupervisi اkeperawatan اdilaksanakan اoleh personil اatau اbagian اyang اbertangguung اjawab اantara اlain: a. Kepala اruangan ا Bertanggung اjawab اuntuk اmelakukan اsupervisi اpelayanan keperawatan اyang اdiberikan اpada اpasien اdi اruang اperawatan اyang
dipimpinnya. اKepala اruangan اmengawasi اperawat اpelaksana اdalam memberikan اasuhan اkeperawatan اbaik اsecara اlangsung اmaupun اtidak langsung اdisesuaikan اdengan اmetode اpenugasan اyang اditerapkan اdi ruang اperawatan اtersebut. اSebagai اcontoh اruang اperawatan اyang menerapkan اmetode اTIM, اmaka اkepala اruangan اdapat اmelakukan supervisi اsecara اtidak اlangsung اmelalui اketua اtim اmasing-masing (Suarli اdan اBahtiar ا, ا2009). ا b. Pengawas اperawatan (اsupervisor) ا Ruang اperawatan اdan اunit اpelayanan اyang اberada اdi اbawah اunit pelaksana اfungisional (اUPF) اmempunyai اpengawas اyang اbertanggung jawab اmengawasi اjalannya اpelayanan اkeperawatan. ا c. Kepala اbidang اkeperawatan ا Sebagai اtop اmanager اdalam اkeperawatan, اkepala اbidang keperawatan, اkepala اbidang اkeperawatan اbertanggung اjawab melakukan اsupervisi اbaik اsecara اlangsung اatau اtidak اlangsung اmelalui para اpengawas اkeperawatan. اMengusahakan اseoptimal اmungkin kondisi اkerja اyang اaman اdan اnyaman, اefektif اdan اefesien. اOleh اkarena itu اtugas اdari اseorang اsupervisor اadalah اmengorientasikan اstaf اdan pelaksana اkeperawatan اterutama اpegawai اbaru, اmelatih اstaf اdan pelaksana اstaf اkeperawatan, اmemberikan اpengarahan اdalam pelaksanaan اtugas اagar اmenyadari, اmengerti اterhadap اperan, اfungsi sebagai اstaf اdan اpelaksana اasuhan اkeperawatan, اmemberikan pelayanan اbimbingan اpada اpelaksana اkeperawatan اdalam اmemberikan asuahan اkeperawatan.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Delegasi اadalah اsuatu اpelimpahan اwewenang اdan اtanggung اjawab formal اkepada اorang اlain اuntuk اmelaksanakan اkegiatan اtertentu. اTidak اsemua tugas اdan اwewenang اdidelegasikan اoleh اpimpinan اkepada اbawahan, اmaka untuk اitu اpimpinan اperlu اmempertimbangkan اmana اyang اlayak اdan اpantas untuk اdidelegasikan. ا Secara اumum اyang اdimaksud اdengan اsupervisi اadalah اmelakukan pengamatan اsecara اlangsung اdan اberkala اoleh اatasan اterhadap اpekerjaan اyang dilaksanakan اoleh اbawahan اuntuk اkemudian اapabila اditemukan اmasalah, segera اdiberikan اpetunjuk اatau اbantuan اyang اbersifat اlangsung اguna mengatasinya. ا Kegiatan اsupervisi اmengusahakan اseoptimal اmungkin اkondisi اkerja اyang kondusif اdan اnyaman اyang اmencakup اlingkungan اfisik, اatmosfer اkerja, اdan jumlah اsumber اsumber اyang اdibutuhkan اuntuk اmemudahkan اpelaksanaan tugas. اAgar اsupervisi اsesuai اdengan اtujuan اyang اdiharapkan اmaka اsupervisi hanya اdilaksanakan اoleh اorang اyang اmemiliki اkemampuan اyang اmampu dalam اbidang اyang اdisupervisi. اDalam اstruktur اorganisasi, اsupervisi اbiasanya dilakukan اoleh اatasan اterhadap اbawahan اatau اkonsultan اterhadap اpelaksana. dengan اsupervisi اdiharapkan اkegiatan اyang اdilakukan اsesuai اdengan اtujuan organisasi, اtidak اmenyimpang اdan اmenghasilkan اkeluaran اseperti اyang diinginkan. ا B. Saran Penulisan اmakalah اini اmasih اjauh اdari اkesempurnaan, اsehingga اpenulis mengharapkan اkepeda اdosen اdan اpembaca اuntuk اmemberikan اkritik اdan اsaran.
DAFTAR PUSTAKA Arwani اdan اHeru اSupriyatno. (ا2005), اManajemen Bangsal Keperawatan. اJakarta: EGC. Azwar, اAzrul. (ا1996). اPengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. اJakarta: Binarupa اAksara ا. Bantu اTampubolon, ا2004. اAnalisis Pendelegasian Tugas dan Wewenang. Universitas اHKBP اNommensen اMedan. Nursalam. ( ا2002). اManajemen
Keperawatan:
Aplikasi
dalam
Praktik
Keperawatan Profesional. اJakarta: اSalemba اMediaka. Suarli, اS. ا & اBahtiar. ( ا2009). اManajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. اJakarta: اErlangga Sutanto, ( ا2008). اMengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. اJokjakarta:Mitra اCendikia اPress Wiyana, اMuncul. (ا2008). اSupervisi dalam Keperawatan. اDiakses اpada اtanggal ا7 Oktober ا2014. ( اhttp://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl. php&id=3)