Diabetes Insipidus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SEMINAR KMB 1 DENGAN KASUS DIABETES INSIPIDUS



DISUSUN OLEH NAMA



:OKTAVIANUS JONI LOBO KODI



NIM



: 5303203191084



KODE MA



:WAT 5.02



NAMA PEMBIMBING



:ESTER RADANDIMA,S.Kep, Ns, M.kep



TANGGAL PENGAMPULAN:



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU TAHUN AJARAN 2020/2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini banyak ditemukan penyakit yang sifatnya degeneratif. Karena banyaknya komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat kepada masyarakat luar negeri dan adanya ketertarikan masyarakat terhadap gaya hidup masyarakat luar negeri sehingga banyak bermunculan penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler dan diabetes insipidus akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit diabetes insipidus ini kemungkinan besar akan megalami peningkatan jumlah penderitanya di masa datang akibat adanya gaya hidup yang tidak sehat yang dilakukan oleh masyarakat saat ini. Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan produksi, sekresi, dan fungsi dari Anti Diuretic Hormone (ADH) serta kelainan ginjal yang tidak berespon terhadap kerja ADH fisiologis, yang ditandai dengan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Polidipsia dan poliuria dengan urin encer, hipernatremia, dan dehidrasi adalah keunggulan dari diabetes insipidus. Pasien yang memiliki diabetes insipidus tidak dapat menghemat air dan dapat menjadi sangat dehidrasi bila kekurangan air. Poliuria melebihi 5 mL / kg per jam, urin encer. Kondisi ini menimbulkan polidipsia dan poliuria. Jumlah pasien diabetes insipidus dalam kurun waktu 20 – 30 tahun kedepan akan mengalami kenaikan jumlah penderita yang sangat signifikan. Dalam rangka mengantisipasi ledakan jumlah penderita diabetes insipidus, maka upaya yang paling tepat adalah melakukan pencegahan salah satunya dengan mengatur pola makan dan gaya hidup dengan yang lebih baik. Dalam hal ini peran profesi dokter, perawat, dan ahli gizi sangat ditantang untuk menekan jumlah penderita diabetes melitus baik yang sudah terdiagnosis maupun yang belum. Selain itu dalam hal ini peran perawat sangat penting yaitu harus selalu mengkaji setiap respon klinis yang ditimbulkan oleh penderita diabetes insipidus untuk menentukan Asuhan Keperawatan yang tepat untuk penderita Diabetes Insipidus. B. Tujuan Umum



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai penyakit diabetes insipidus dan untuk mengetahui asuhan keperawatan dari diabetes insipidus. Khusus Untuk mengetahui definisi dari diabetes insipidus Untuk mengetahui epidemiologi diabetes insipidus Untuk mengetahui klasifikasi dari diabetes insipidus Untuk mengetahui etiologi dari diabetes insipidus Untuk mengetahui faktor resiko dari diabetes insipidus Untuk mengetahui patofisiologi dari diabetes insipidus Untuk mengetahui manifestasi klinis dari diabetes insipidus



8. 9. 10. 11. 12.



Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari diabetes insipidus Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari diabetes insipidus Untuk mengetahui prognosis diabetes insipidus Untuk mengetahui komplikasi dari diabetes insipidus Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari diabetes insipidus



C. Manfaat



BAB II TINJUAN TEORI



A. Pengertian Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka, dengan gejala selalu merasa haus dan pada saat bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sangat parah, penderitanya bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari. Diabetes insipidus sendiri berbeda dengan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Diabetes insipidus, pada lain sisi tidak terkait dengan kadar gula dalam darah. B. Etiologi Penyebab diabetus insipidus mungkin : 1.Sekunder yang berhubungan dengan trauma kepala, tumor otak, atau pembedahan ablasi atau iradiasi kelenjar hipofisis juga infeksi sistem saraf pusat atau tumor metastasis (payudara, paru) 2.Nefrologis yang berhubungan dengan kegagalan tubulus renalis untuk berespons terhadap ADH 3.Nefrogenik yang berhubungan dengan obat yang disebabkan oleh berbagai pengobatan (mis : litium, demeklosiklin) 4.Primer, hereditas dengan gejala-gejala kemungknan saat lahir (kelainan pada kelenjar hipofisis) Penyakit ini tidak dapat dikontrol dengan membatasi masukan cairan, karena kehilangan volume urine dalam jumlah yang besar berlanjut terus bahkan tanpa penggantian cairan sekalipun. Upaya membatasi cairan menyebabkan pasien mengalami suatu kebutuhan akan cairan yang tiada henti-hentinya dan mengalami hipernatrimia serta dehidrasi berat.



C. Tanda dan gejala Gejala utama dari diabetes insipidus adalah selalu merasa haus dan sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Anda akan selalu dihantui perasaan haus meski sudah minum banyak sekali air. Jumlah urine yang dikeluarkan penderita diabetes insipidus tiap harinya adalah sekitar 320 liter, mulai dari kasus diabetes insipidus yang ringan hingga kasus yang paling parah. Kencing yang dialami penderita kondisi ini bisa sebanyak 3-4 kali per jam. Gejala yang muncul di atas bisa mengganggu aktivitas sehari-hari maupun pola tidur Anda. Akibatnya akan muncul rasa lelah, mudah marah, dan sulit untuk berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Diabetes insipidus pada anak-anak mungkin lebih sulit untuk dikenali, apalagi anak tersebut belum bisa berkomunikasi dengan baik. Gejala pada anak yang menderita dengan diabetes insipidus adalah:



1.



Mengompol pada waktu tidur.



2.



Mudah terusik atau marah.



3.



Menangis secara berlebihan.



4.



Suhu tubuh tinggi atau hipertermia.



5.



Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.



6.



Kehilangan selera makan.



7.



Merasa kelelahan dan keletihan.



8.



Pertumbuhan lebih lambat. Pastikan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami dua



gejala utama dari diabetes insipidus, yaitu selalu merasa haus dan sering buang air kecil dalam jumlah banyak.



D. Patofisiologi Diabetes insipidus (DI) adalah istilah untuk penyakit yang ditandai dengan poliuria dan polidipsia. Kondisi ini bisa bersifat herediter atau didapat, dan berhubungan dengan tidak adekuatnya sekresi arginine vasopressin (AVP) atau tidak adanya respon ginjal terhadap AVP. Pada diabetes insipidus (DI), terjadi pengeluaran volume urin dalam jumlah besar (>3 L/24 jam) dalam bentuk yang terdilusi (< 300 mOsm/kg). Diabetes insipidus dapat dibagi menjadi dua golongan utama yaitu cranial diabetes insipidus (CDI) dan nephrogenic diabetes insipidus (NDI). CDI adalah diabetes insipidus yang disebabkan penurunan sekresi AVP. Sedangkan NDI adalah penurunan kemampuan untuk mengonsentrasikan urin karena terjadi resistensi terhadap AVP di ginjal. Bentuk lain diabetes insipidus yang lebih jarang adalah gestational diabetes insipidus dan primary polydipsia. Gestational diabetes insipidus muncul hanya di masa kehamilan ketika enzim yang diproduksi oleh plasenta menghancurkan antidiuretic hormone (ADH) ibu. Sementara itu, primary polydipsia adalah kondisi produksi urin terdilusi dalam jumlah besar yang disebabkan karena pasien meminum air dalam jumlah berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi akibat rusaknya sistem regulasi rasa haus di hipotalamus atau pada orang dengan gangguan kejiwaan seperti schizophrenia.



E. Pathway



F. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Diabetes Insipidus adalah : (Talbot, Laura, dkk.1997) 1.Hickey-Hare atau Carter-Robbins test. Pemberian infuse larutan garam hipertonis secara cepat pada orang normal akan menurunkan jumlah urin. Sedangkan pada diabetes insipidus urin akan menetap atau bertambah. Pemberian pitresin akan menyebabkan turunnya jumlah urin pada pasien DIS dan menetapnya jumlah urin pada pasien DIN. 2.Fluid deprivation menurut Martin Golberg. Sebelum pengujian dimulai, pasien diminta untuk mengosongkan kandung kencingnya kemudian ditimbah berat badannya, diperiksa volum dan berat jenis atau osmolalitas urin pertama. Pada saat ini diambil sampel plasma untuk diukur osmolalitasnya. ·  Pasien diminta buang air kecil sesering mungkin paling sedikit setiap jam ·  Pasien ditimbang setiap jam bila diuresis lebih dari 300 ml/jam atau setiap 3 jam bila dieresis kurang dari 300 ml/jam. ·  Setiap sampel urin sebaiknya diperiksa osmolalitasnya dalam keadaan segar atau kalau hal ini tidak mungkin dilakukan semua sampel harus disimpan dalam botol yang tertutup rapat serta disimpan dalam lemari es. ·  Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badan menurun 3-4 % tergantung mana yang terjadi lebih dahulu. Pengujian ini dilanjutkan dengan : 3.Uji nikotin ·  Pasien diminta untuk merokok dan menghisap dalam-dalam sebanyak 3 batang dalam waktu 15-20 menit. ·  Teruskan pengukuran volume, berat jenis dan osmolalitas setiap sampel urine sampai osmolalitas/berat jenis urin menurun dibandingkan dengan sebelum diberikan nikotin. 4.Uji Vasopresin : ·  Berikan pitresin dalam minyak 5 m, intramuscular. ·  Ukur volume, berat jenis, dan osmolalitas urin pada dieresis berikutnya atau 1 jam kemudian.



Laboraturium: darah, urinalisis fisis dan kimia. Jumlah urin biasanya didapatkan lebih dari 4-10 liter dan berat jenis bervariasi dari 1,001-1,005 dengan urin yang encer. Pada keadaan normal, osmolalitas plasma kurang dari 290 mOsml/l dan osmolalitas urin osmolalitas urin 300-450 mOsmol/l. pada keadaan dehidrasi, berat jenis urin bisa mencapai 1,010, osmolalitas plasma lebih dari 295 mOsmol/l dan osmolalitas urin 50-150 mOsmol/l. urin pucat atau jernih dan kadar natrium urin rendah. Pemeriksaan laboraturium menunjukkan kadar natrium yang tinggi dalam darah. Fungsi ginjal lainnya tampak normal. Tes deprivasi air diperlukan untuk pasien dengan diabetes insipidus dengan defisiensi ADH parsial dan juga untuk membedakan diabetes insipidus dengan polidipsia primer pada anak. Pemeriksaan harus dilakukan pagi hari. Hitung berat badan anak dan periksa kadar osmolalitas plasma urin setiap 2 jam. Pada keadaan normal, osmolalitas akan naik (