IBM20211 Reflection Paper 2 Irene Wijaya B1B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFLECTION PAPER Guest Lecture: Strategic Management



Irene Wijaya 13122110039 BRANDING 1B



UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA Edutown Kavling Edu I No. 1, Jl. BSD Raya Utama, Pagedangan, Tangerang, Banten 15339 November 2021



Pada Guest Lecture introduction to Business and Management pada tanggal 30 November 2021, Ibu Vera Indarwati Rifianingrum, S.sos. M.M sebagai narasumber membahas topik seputar strategy & strategic management. Ibu Vera pernah bekerja selama 25tahun sebagai strategic HR Generalist dan sekarang beliau bekerja sebagai Deputy Director Shariah Business Incubation & Head of Human Resources Management Executive di National Committee of Islamic Economic and Finance Indonesia (KNEKS). Tidak hanya itu, Ibu Vera juga merupakan seorang FM part time di Universitas Prasetiya Mulya. Beliau menempuh pendidikan S1 nya di Universitas Airlangga jurusan Ilmu Politik dan melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Prasetiya Mulya jurusan strategic management. Pada sesi kali ini, ada beberapa subtopik yang terkait dengan tema topik utama yang terbagi menjadi strategic management, essentials of strategic analysis, corporate- level strategy formulation, business level strategy formulation, dan strategy implementation. Ada sebuah kutipan dari Benjamin Franklin yang berbunyi “If you fail to plan, you plan to fail”, dari kutipan ini kita bisa melihat pentingnya untuk melakukan perencanaan, terlebih lagi dalam sebuah bisnis. Dalam proses perencanaan, penting untuk mengikutsertakan seluruh anggota tim untuk melakukan diskusi bersama guna membahas perencanaan dan proses implementasi yang akan kemudian dilakukan. Ibu vera menyatakan bahwa strategi adalah perencanaan yang dibuat secara menyeluruh, dan penerapan strategic management yang menyeluruh adalah cara proses penerapan strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan cara memanfaatkan resource yang ada. Contoh yang diberikan untuk ini adalah, dimana Indonesia memiliki rencana jangka panjang untuk menjadi pemimpin ekonomi Syariah dikarenakan mayoritas penduduknya yang beragama Islam. Strategi ini tidak dibuat dalam waktu dekat melainkan sudah bertahun-tahun yang lalu. Strategi-strategi ini kemudian di susun baik dari goal dan cara implementasinya kemudian disusun menjadi sebuah master plan agar rencana tersebut dapat membimbing siapapun dengan kompetensi yang khusus untuk menyelesaikan rencana tersebut. Untuk bisa membuat strategic management yang baik, perlu adanya strategic analysis. Strategi adalah perencanaan yang menyeluruh untuk bisa mempertahan sebuah perusahaan ataupun bisnis. Mempertahankan sebuah perusahaan dan membuat usaha 2



tersebut sustainable merupakan tantangan yang sebenarnya. Mengetahui hal ini, kita perlu menyusun organisasi berdasarkan levels of strategies yang kemudian penerapannya akan berbeda berdasarkan tingkatan-tingkatan yang ada. Levels of strategies ini dibagi menjadi tiga yaitu; corporate strategy, business strategy, dan terakhir, functional strategy. Corporate strategy merupakan strategi dalam skala besar untuk seluruh perusahaan yang bertujuan untuk menentukan arah perusahaan dalam jangka panjang, rencana- rencana ini akan kemudian didukung dalam skala yang lebih kecil dengan unit-unit khusus atau pun subbisnis yang lainnya. Dalam perusahaan biasanya, business strategy dapat berupa jenis produk atau layanan yang disediakan. Di dalam business strategy itu akan ada functional strategy yang berisi divisi-divisi yang kemudian akan merealisasikan dan menjalankan business strategy tersebut seperti human resources, financial, marketing, dll. Dalam strategic analysis kita perlu melakukan identifikasi terhadap competitive advantage dan juga barriers to entry. Competitive advantage sendiri dapat bersumber dari technology, knowledge & speed, financial resources, dan cost & quality. Untuk setiap masing-masing sumber competitive advantage kita bisa melihat contoh google sebagai perusahaan yang memiliki competitive advantage dalam bidang teknologi, sedangkan Ruangguru memiliki competitive advantage dalam knowledge & speed, OVO memiliki competitive advantage dalam financial resources dan terakhir, dengan harganya yang terjangkau untuk furniture knockdown, IKEA memiliki competitive advantage dalam segi cost & quality. Ketika memasuki sebuah Industri ada yang disebut dengan barriers to entry, ini merupakan tantangan yang bisa dijadikan competitive advantage dalam sebuah pasar industri. Barriers to entry dibagi menjadi competitive response, price, patent, technology, product differentiation, serta government regulation. Ketika kita menguasai salah satu barriers to entry kita bisa dengan mudah menguasai pasar dan memiliki competitive advantage yang besar. Sebagai contoh, dalam pasar smartphone di Amerika Serikat, produsen handphone asal China seperti HUAWEI dilarang masuk, ini dengan mudah memberikan competitive advantage kepada perusahaan telpon genggam asal Amerika itu sendiri seperti Apple.



3



Selanjutnya, kita melakukan strategy formulation dimana kita menyusun seluruh strategy analysis kita menjadi sebuah formula atau strategi yang bisa diterapkan oleh anggota organisasi. Pada tahap ini kita perlu melakukan revisi terhadap objektif dan juga memilah serta memilih strategi yang cocok. Penerapan rancangan strategi ini kemudian dilakukan oleh anggota organisasi yang disebut dengan tahap strategy implementation. Essentials of strategic analysis menjadi susunan lanjutan yang perlu dibahas. Ketika kita membahas mengenai essentials of strategic analysis, kita perlu melakukan identifikasi terhadap tujuan utama perusahaan. Kemudian kita melakukan analisa terhadap core values agar kita dapat mengetahui apa yang sejalan dengan misi atau objektif kita sebagai perusahaan. Identifikasi ini dilakukan untuk bisa menentukan arah bisnis dan juga menentukan komitmen yang perlu di lakukan oleh para pekerjanya. Untuk bisa menentukan ini semua, perusahaan atau bisnis perlu melakukan yang disebut dengan analysis of core values, dimana ada 9 typical operating objective sebuah bisnis; (1) Profitability (2) Sustainability (3) Social responsibility (4) Financial health (5) Cost efficiency (6) Product quality (7) Market share (8) Human talent (9) Innovation. Objektif ini akan kemudian menjadi tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Agar operating objective dapat tercapai, kita perlu mengetahui core competency yang dimiliki oleh perusahaan kita. Dengan cara mencari tahu core competency yang kita miliki, kita dapat menggunakannya menjadi competitive advantage kita. Core competency berupa special knowledge or skills, superior technology, efficient supply chain, dan unique distribution channel. Contohnya adalah perusahaan Google, dimana core competency yang dimiliki pada saat itu adalah search engine yang belum dimiliki oleh perusahaan lain. Metode yang bisa digunakan dalam melakukan analisa adalah SWOT analisis yang bertujuan untuk mencari strength, weakness, opportunities, dan threats dari organisasi tersebut. Dengan melakukan analisa SWOT, kita dapat mengidentifikasi dengan kritis secara menyeluruh. Tidak hanya melakukan evaluasi dan analisa terhadap internal namun juga eksternal. Adapula Porter’s Five Strategic Model Forces Affecting Competition yang merupakan teknik menganlisa lingkungan industri sebuah bisnis. Teknik analisa ini meliputi Industry Competition, New Entrants, Substitute Products or Services, Bargaining Power of Suppliers, dan Bargaining Power of Customers. Industry competition adalah intensitas antara 4



satu merk dan merk lainnya, seberapa besar persaingan didalam industri tersebut, sebagai contoh dahulu kala persaingan handphone di dominasi oleh Sony Erickson, Motorola, dan juga Nokia, namun seiiring berjalannya waktu, sekarang yang mendominasi pasar tersebut adalah Samsung dan juga Iphone. Perlu adanya perubahan dan juga fleksibilitas untuk bisa bertahan. Banyaknya pendatang baru juga mejnadi salah satu faktor sebuah lingkungan industri yang disebut dengan new entrants. Menurut Porter, pendatang baru ini dapat memberikan ancaman dan juga disrupsi terhadap pasar seperti pada waktu itu Blackberry membuat platform social media dengan bertukar pin sebelum adanya Whatsapp. Terakhir, adanya substitute products or services menentukan seberapa susah atau mudah untuk mencari pengganti terhadap produk tersebut, apakah ada produk-produk lain yang bisa menjadi substitusi produk atau layanan anda? Tidak hanya persaingan dan juga diferensiasi produk, menurut Porter, suppliers dan customer memiliki bargaining power yang bisa dengan mudah mempengaruhi pasar. Ketika supplier bisa memonopoli produk mereka, bargaining power yang mereka miliki sangatlah tinggi, dan produk anda sangat bergantung dengan mereka. Sama halnya dengan customer, dengan era digital, pembeli dapat dengan mudah mencari produk yang sama di platform yang lain. Kemampuan baik supplier dan consumer ini lah yang menjadi pengaruh penting dalam harga sebuah produk. Dalam teori dalam menentukan strategy formulation ada yang disebut dengan corporate-level strategy dengan alat perencanaan yang disebut dengan BCG matrix. Dalam corporate-level strategy, portfolio sebuah produk menjadi fokus utama. Bagaimana kita bisa mengatur apa yang menjadi investasi terbaik untuk bisnis tersebut. BCG Matrix digunakan untuk menganalisa kesempatan pasar yang dimiliki oleh bisnis tersebut. Metode perencanaan ini diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu; Dogs, Question Marks, Milk The Cash Cows, dan Grow The Stars. Dari yang paling atas adalah stars, dimana bisnis seperti ini memiliki high share/high growth business dengan strategi yang cocok yaitu growth atau ters berfokus dengan pertumbuhan. Pertumbuhan bisnis yang tinggi ini mengakibatkan munculnya istilah “grow the stars” yang memperlihatkan bahwa industri yang seperti ini hanya membutuhkan growth strategy yang baik. Dilanjutkan dengan Cash 5



cows, merupakan industri dengan high share/low growth dimana perusahaan seperti ini membutuh kan strategi stability atau growth yang tidak terlalu cepat, atau moderate. Pertumbuhan yang stabil dari bisnis seperti inilah yang memunculkan istilah “milk the cash cows”. Masuk kedalam kategori rendah, adalah question marks, dimana bisnis yang seperti ini memiliki posisi buruk namun dengan growth yang tinggi, bisnis seperti ini membutuhkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan serta restrukturisasi. Terakhir, di posisi paling rendah adalah dogs, bisnis seperti ini memiliki low share dan juga low growth dan diperlukan adanya retrenchment atau yang biasa disebut dengan PHK. Growth strategy sendiri di tentukan oleh pertumbuhan industri dan juga skala operasi yang bertujuan untuk meningkatkan ekspansi perusahaan tersebut yang kemudian di klasifikasikan menjadi concentration dan diversification and intergration strategies yang fokus dalam pertumbuhan sebuah perusahaan, sedangkan retrenchment and restructuring strategies merupakan strategi yang bertujuan untuk menghemat pengeluaran sebuah perusahaan agar tidak gulung tikar. Retrenchment dan restructurization dapat berupa downsizing dengan cara mengurangi skala operasi perusahaan, divestiture yang bertujuan untuk fokus kepada divisi bisnis yang memberikan penghasilan terbesar dan melakukan cut-off, ataupun likuidasi harta perusahaan. Menurut Porter strategi untuk memperkuat competitive advantage dibagi menjadi differentiation, cost, dan juga focus strategy. Ini bertujuan untke mencari strategi agar bisa memperkuat sisi kompetitif sebuah bisnis untuk bisa bertahan di pasar atau industri. Implementasi dari seluruh strategi ini perlu diterapkan dalam setiap tahap manajemen, planning, controlling, organizing, dan leading. Dikarenakan ada 2 alasan yang biasanya menjadi sumber kegagalan implementasi sebuah strategi yaitu; failures of substance dan failures of process. Kurangnya fokus terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi bisnis dapat menjadi sumber kegagalan serta kurangnya kompetensi individu untuk mengeksekusi strategi yang telah direncanakan. Setelah strategi direncanakan, ada yang disebut dengan strategy control yang dilakukan oleh corporate governance dengan mengontrol atau melakukan supervisi



6



terhadap bisnis yang dilakukan oleh board of directors atau perwakilan dari important stakeholders.



7