Implantasi Dan Plasenta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Lanjut ke konten



rinaugha



17 Maret 2015



IMPLANTASI DAN PLASENTA MAKALAH MATA KULIAH BIOLOGI PERKEMBANGAN ”IMPLANTASI DAN SISTEM PLASENTA” Oleh : ANASTASIA UGHA NIM. 14708251038 RIKHANAH FITRIANI NIM. 14708251066 TITIS NINDIASARI A. NIM. 14708251067 PRORAM STUDI PENDIDIKAN SAINS KONSENTRASI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.



Latar Belakang Perkembangan vertebrata diawali dengan proses fertilisasi yaitu pertemuan antara gamet jantan dan gamet betina yang disertai dengan peleburan inti menjadi satu yang dinamakan zigot. Fertilisasi terjadi di tuba falopi pada bagian ampula. Zigot akan bergerak menuju uterus dengan mengalami serangkaian pembelahan. Zigot yang sampai diuterus berupa blastosista. Zigot kemudian akan menempel di pada dinding endometrium uterus. Selama menempel pada uterus, zigot mengalami perkembangan mulai dengan proses blastulasi yang akan menghasilkan blastula, dan selanjutnya mengalami gastrulasi yang akan membentuk tiga lapisan yang disebut dengan lapisan germinal embrio. Selanjutnya lapisan germinal embrio tersebut akan berkembang. Untuk berkembang embrio tersebut membutuhkan nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan oleh embrio didapatkan dari nutrisi ibunya / induknya melalui suatu saluran yang disebut dengan plasenta.



Dalam makalah ini, akan dibahas lebih mendalam tentang proses penempelan zigot pada dinding endometrium uterus dan terbentuknya plasenta. 1.



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut



1. 2. 3. 4. 5.



Bagaimanakah proses implantasi? Apa sajakah tipe-tipe implantasi? Bagaimanakah sistem plasenta terbentuk ? Apa sajakah tipe-tipe plasenta ? Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah



1. 2. 3. 4.



Untuk Untuk Untuk Untuk



mengetahui mengetahui mengatahui mengetahui



proses implantasi tipe-tipe implantasi sistem plasenta tipe-tipe plasenta BAB II PEMBAHASAN



1.



Proses Terjadinya Implantasi Beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk zigot dan selanjutnya dalam waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid berbentuk seperti bola yang disebut morula. Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii menuju rongga uterus. Selama perjalanannya, melalui kanalikuli zona pellucida masuk sejumlah cairan membentuk rongga cairan dalam morula sehinga terbentuk blastosis. Setelah mencapai rongga rahim, zona pellucida mengembang dan menipis. Blastosis akan menempel dan segera masuk kedalam stroma endometrium. Sekitar 50% bagian blastosis berada dalam endometrium. Peristiwa terpautnya blastosis pada stroma endometrium uterus induk disebut implantasi (nidasi). Penempelan blastosis pada dinding endometrium yang terjadi pada hari ke 6-7 (akhir minggu pertama ) Bagian yang pertama kali menyentuh endometrium uterus adalah kutub animal (kutub embrionik), yaitu kutub tempat terdapatnya inner cell mass. Pada waktu itu sel-sel trofoblas mensekresikan enzim-enzim proteolitik yang akan menghancurkan epitelium uterus sebagai jalan untuk penetrasinya zigot ke dalam endometrium. Setelah terbentuk “jalan masuk”, Sel trofoblas superfisial mengalami diferensiasi menjadi sitotrofoblas (lapisan dalam) dan sinsitiotrofoblas ( lapisan luar ).



Gambar 1. Proses Impantasi



Perkembangan embrio manusia pada hari ke-8, blastosis tertanam di dalam stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu sitrotrofoblas dan sinsitrofoblas. Embrioblas juga berdiferensiasi menjadi sel kecil kuboid berdampingan dengan rongga blastosis(hipoblas) dan satu lapisan sel silinder tinggi bersebelahan dengan ruang amnion (epiblas). Pembentukan cakram datar (cakram mudigah bilaminer). Rongga kecil muncul di dalam epiblas menjadi rongga amnion. Sroma endometrium tempat implantasi dan sekitarnya tampak edema dan hipervaskuler. Kelenjarnya berkelok-kelok dan mengeluarkan banyak glikogen dan mucus. Gambar 2. Blastosit hari ke-8 Perkembangan embrio manusia pada hari ke-9, blastosis semakin dalam terbenam didalam endometrium. Trofoblas mengalami perkembangan pada kutub embrionalnya dimana vakuola-vakuola pada sinsitrofoblas dan membentuk lacuna-lakuna (tahap lakunasi). Pada kutub abembrional terbentuk selaput tipis (selaput eksoselom) yang melapisi sitotrofoblas. Selaput ini bersama hipoblas membentuk rongga ekoselom (yolk sac /kantung kuning telur).



Gambar 3. Implantasi Blastosis Hari ke-9 Blastosis telah terbenam seluruhnya pada hari ke-10-12. Pada saat yang sama, sel-sel sinsitrofoblas menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel kapiler ibu. Pembuluh darah ini tersumbat dan kemudian melebar(sinusoid). Karena trofoblas terus merusak sinusoid, darah ibu mulai mengalir melalui sistem trofoblas sehingga terjadi sirkulasi uteroplasma.Sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam trofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom yang berasal dari yolk sac membentuk jaringan penyambung halus dan longgar = mesoderm ekstraembrional = selom ekstraembrional = rongga korion. Gambar 4. Impantasi Blastosis hari ke 10



Gambar 5. Implantasi Blastosis hari ke-12



2.



Pembentukan Membran Ekstra Embrionik Membran ekstra embrionik merupakan perluasan – perluasan berlapis membran dari jaringan-jaringan embrio. Pada dasarnya membran – membran tersebut adalah lipatan-lipatan yang pada akhirnya tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat kantung pada embrio yang sedang tumbuh. Selaput ekstra embrionik berasal dari embrio yang terletak di luar tubuh embrio dan tidak menjadi bagian dari embrio. Fungsi selaput ekstra embrionik sebagai media perantara pertukaran zat dan pelindung embrio. Pada saat blastosista itu terimpantasi di uterus, massa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblas), dan lapisan sel bagian bawah (hipoblas). Embrio berkembang secara keseluruhan dari sel-sel epiblas, sementara sel-sel hipoblas membentuk kantung kuning telur. Korion berkembang dari trofoblas, secara sempurna mengelilingi embrio dan membran ekstra embrionik lainnya. Amnion mulai terbentuk sebagai sebuah kubah diatas epiblas yang memperbanyak diri dan akhirnya meneyelimuti embrio dengan rongga amnion yang penuh dengan cairan (cairan ini berupa air yang keluar dari vagina induk ketika amnion pecah persis sebelum kelahiran). Membran kantung kuning telur pada mamalia merupakan tempat pembentukan awal sel-sel darah merah, yang kemudian bermigrasi kedalam proper embrio. Alantois, berkembang sebagai kantung dari luar perut rudimenter embrio. Alantois digabungkan ke dalam tali pusar, dimana alantois membentuk pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrient dari plasenta ke embrio dan mengeluarkan karbon dioksida serta limbah bernitrogen dari embrio.



Gambar 6. Membran Ekstra Embrionik pada Manusia dan Ayam



3.



Tempat Implantasi Implantasi blastosit biasanya terjadi di uterus. Jika implantasi terjadi di tempat lain, biasanya perkembangannya mengalami komplikasi serius dalam beberapa minggu. Implantasi intrauterine, blastosit biasanya lebih banyak menempel pada badan endometrium, sedikit lebih sering pada posterior dari pada anterior. Tempat terjadinya implantasi pada manusia pada bagian posterior uterus (2/3 bagian kasus) dan pada bagian anterior uterus (1/3 bagian kasus). Daerah tempat tertanamnya embrio ke dalam endometrium induk disebut tangkai tubuh (body stalk). Daerah ini semula berada di atas amnion. Ketika amnion membesar, embrio bergeser dari tangkai tubuh, sehingga berada di posterior (kauda). Tangkai tubuh akan mengalami pemanjangan dan perampingan menjadi tali pusat. Tempat imlantasi blastosit dapat terjadi di ekstrauterin yang akan menyebabkan terjadinya kehamilan luar rongga rahim, yang disebut dengan kehamilan ectopic



4. 5.



Macam – Macam Implantasi Superfisial Keadaan dimana embrio menempel pada permukaan epitel endometrium. Misalnya pada kambing, babi, sapi, kuda.



1.



Eksentrik Keadaan dimana embrio menembus sedikit lebih dalam ke dalam endometrium uterus. Misalnya pada anjing, kucing, tikus.



1.



Interstitial (profundal) Keadan dimana embrio meng”erosi” (menggerogoti) endometrium uterus dan akhirnya seluruh embrio tertanam di dalam endometrium. Misalnya pada manusia, simpanse, marmot.



Sementara implantasi berlangsung, sel-sel endometrium uterus mengalami perubahan struktur dan fungsi, menjadi lebih besar, banyak mengandung glikogen dan lipid. Sel-sel stroma endometrium berubah menjadi sel-sel desidua. daerah desidua dapat dibedakan 3, yaitu: 1.



Desidua basalis yaitu desidua yang secara langsung ditanami embrio (tempat tertanamnya embrio)



1.



Desidua kapsularis yaitu desidua yang melingkupi embrio dan turut meregang sesuai dengan membesarnya embrio



1.



Desidua parietalis yaitu desidua yang letaknya berseberangan dengan tempat tertanamnya embrio



Gambar 5. Macam – Macam Desidua Ketika bayi dilahirkan, ketiga macam desidua akan mengelupas dan dikeluarkan bersama plasenta. Sejalan dengan makin membesarnya embrio, amnion mendesak desidua kapsularis, sehingga desidua ini akan bertemu dengan desidua parietalis dan lumen uterus menjadi sempit. 1. 2.



Sistem Plasenta Plasenta adalah organ yang luar biasa.Yang berasal dari lapisan trofoblastik setelah terjadi fertilisasi.Plasenta tersambung dengan sirkulasi darah ibu untuk mengambil alih fungsi-fungsi dari fetus yang belum bisa



bekerja sendiri selama dalam kandungan.Kehidupan fetus tergantung pada integritas dan efisiensi plasenta. 3. Proses Pembentukan Plasenta Blastokista tertanam sempurna di dalam endometrium, yang sekarang disebut desidua. Blastokista mengandung dua jenis sel embrionik yang telah berdiferensiasi, yaitu trofektoderm (yang akan berdiferensiasi menjadi sel trofoblas) di bagian luar dan massa sel dalam. Sel trofoblas in nantinya akan membentuk plasenta dan massa sel dalam akan membentuk janin dan membran janin. Trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan yaitu : 1.



Sitotrofoblas, satu lapisan sel-sel berinti tunggal terletak di sebelah dalam. 2. Sinsitiotrofoblas, (atau sinsitium), satu zona luar berinti banyak tanpa batas yang jelas.



Sel sinsiotrofoblas merupakan sel yang berukuran besar dan multinuklear yang berkembang dri lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif menghasilkan hormon plasenta dan mentranspor zat makanan dari ibu ke janin. Sekelompok sel sitotrofoblas memiliki sifat invasif, melewati stroma endometrium untuk mencapai pembuluh darah ibu. Pada usia kehamilan hari ke-10, sebagian sel sitotrofoblas berkembang menjadi sitotrofoblas extravili yang menginvasi kapiler ibu dan arteri spiralis dengan menyumbat lumen pembuluh darah untuk mencegah pendarahan(sinusoid). Sedangkan sel sinsitiotrofoblas menginvasi uterus yang kemudian berkontak dengan sinusoid maternal (kapiler ibu) sehinga lacuna trofoblastik (ruang intervili) terisi oleh darah ibu dan terjadilah sirkulasi utero-plasenta.



Pada hari ke -14 trofoblas berkembang menjadi jonjot-jonjot seperti jari yang disebut vili korion primitif (vili korion primer). Masing-masing vilus terususn atas satu lapis sitotrofoblas yang dikelilingi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas (sinsitium). Semakin lama akan tebentuk ruang-ruang di antaranya karena kedua struktur tersebut melakukan erosi yang semakin dalam ke dalam desidua. Vili akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah maternal saat struktur tersebut mengerosi jaringan endometrium dan ruang-ruang tersebut dengan demikian terisi dengan darah maternal. Pada minggu ke-3 terjadi percabangan vili korion primitif yang disebut vili korion korion sekunder yang didalamnya mulai terbentuk pembuluh darah. Pembuluh darah ini akhirnya membentuk dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis untuk janin. Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian menjadi desidua, sekarang mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah yaitu desidua basalis, desidua kapsularis dan desidua parietalis. Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi seluruh permukaan korion. Semakin tua kehamilan, vili pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas, sehingga membentuk korion frondosum (korion bervili lebat seperti semak-semak). Vili pada kutub abembrional mengalami degenarasi dan menjadi halus yang disebut korion leave. Desidua di atas korion frondosom, desidua basalis,terdiri atas sebuah lapisan kompak sel-sel besar, sel desidua yang mengandung banyak sekali lipid dan glikogen. Lapisan ini, lempeng desidua, melekat erat dengan korion. Lapisan kedua di kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang dan mengalami degenarasi. Selanjutnya korion leave bersentuhan dengan dinding rahim (desidua parietalis) pada rahim sisi yang lain dan keduanya menyatu dan dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran adalah korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis akan membentuk plasenta. 3.



Struktur Plasenta Plasenta berbentuk oval dengan diameter 15-20 cm dan berat 500 -600 gram. Plasenta terbentuk lengkap saat usia kehamilan 16 minggu (4 bulan), ketika ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Bagian-bagian plasenta meliputi :



1.



Bagian fetal : vili korialis, ruang intervili. Darah dari ibu di ruang intervili berasal dari arteri spinalis yang berada di desidua basalis. Pada sistol darah dipompa dengan tekanan 70-80 mmHg ke ruang intervili sampai pada pangkal kotiledon, darah menbanjiri ke vili korialis dan kembali secara perlahan melalui pembuluh balik (vena) dengan tekanan 8 mmHg. 2. Bagian permukaan janin : merupakan bagian permukaan janin, tepatnya di uri yang dilapisi selaput amnion. 3. Bagian maternal : teridiri dari desidua kompakta yang terdiri dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 lobus). Pertukaran uteroplasenta terjadi melalui intervili tali pusat. 4. Letak Plasenta di Uterus



5.



Tali Pusat (Funiculus Umbilicalis)



6.



Sirkulasi Plasenta



Gambar 5. Plasenta dan embrio Pada waktu berpenetrasi ke dalam endometrium uterus, villi korion mencapai kapiler darah yang terdapat di dalamnya dan memecahkan dindingnya. Akibatnya darah maternal mengumpul dalam ruang-ruang intervilli (lakuna). Plasenta berhubungan dengan embrio melalui tali pusat (korda umbilikalis). Di dalam tali pusat terdapat pembuluh darah (vena dan arteri umbilikalis yang dibentuk dari mesoderm alantois) yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah intra-embrio. Pada dinding villi korion terjadi pertukaran materi antara darah maternal dan darah fetal. Zat-zat nutrisi dan O2 dari darah maternal memasuki pembuluh-pembuluh darah plasenta lalu diangkut oleh vena umbilikalis memasuki tubuh fetus, masuk ke dalam jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh. Darah yang miskin O2 dan mengandung zat-zat ekskresi dari tubuh fetus diangkut oleh arteri umbilikalis menuju ke pembuluh darah plasenta dan dilepaskan ke dalam darah maternal. Pada semua tipe plasenta tidak pernah terjadi percampuran antara darah maternal dan darah fetal. Kotiledon (ruang/sekat dalam plasenta) menerima darah dari 100-100 aa. Spiral yang menembus lempeng desidua dan memasuki ruang-ruang intervili dengan jarak yang cukup teratur. Lumen arteri spinalis sempit, sehingga mengakibatkan tingginya tekanan darah sewaktu memasuki ruang antarvili. Tekanan ini menyemburkan darah dalam-dalam ke ruang intervili dan membasahi banyak vili kecil dari percabangan vili dengan arah yang kaya oksigen. Pada waktu tekanan menurun, darah mengalir kembali dari lempeng korion ke desidua, dan memasuki vena endometrium. Karena itu darah, yang berasal dari danau-danau intervili mengalir kembali ke dalam peredaran darah ibu melalui vena endometrium. Secara keseluruhan, ruang intervili pada plasenta yang telah tumbuh sempurna mengandung kira-kira 150 mL darah, yang diganti kira-kira 3 atau 4 kali dalam semenit. Darah ini mengalir sepanjang vili korion, yang



mempunyai luas permukaan berkisar dari 4 hingga 14 meter persegi. Akan tetapi patut diingat bahwa pertukaran di plasenta tidak berlangsung di semua vili, tetapi hanya pada vili yang pembuluh janinya berhubungan erat dengan membrane sinsitium yang membungkusnya. Pada vili ini, sinsitium kerap kali mempunyai brush border yang terdiri atas banyak vili halus, sehingga sangat menambah luas permukaan, dan akibatnya meningkatkan kecepatan pertukaran antara peredaran darah ibu dan janin. 7.



Transportasi Plasenta Fungsi plasenta memasok segala sesuatu yang dibutuhkan oleh embrio dan janin untuk tumbuh dan matang. Berbagai sistem yang kompleks terdapat di dalam jaringan plasenta untuk memfasilitasi perpindahan nutrien ke janin dan kemudian membuangnya. Di bawah kendali tekanan darah sistemik, darah arteri maternal menyembur dari arteri spiralis ke dalam ruang intervili dan kemudian menyebar. Terdapat empat jenis mekanisme transpor yang memindahkan molekulmolekul penting dari darah ibu ke dalam plasent, kemudian sirkulasi ke janin.



1. 2. 3. 4. 5.



1.



Pertukaran gas respirasi terjadi melalui difusi pasif menuruni gradient konsentrasi. Glukosa, suatu bahan bakar metabolik utama untuk embrio dan janin, ditranfer melalui difusi. Kalsium memasuki plasenta melalui transpor kation aktif dimana berbagai asam amino diangkut melawan gradient konsentrasi berpasangan dengan transpor natrium. Imunoglobulin dari kelas IgC memasuki plasenta melalui endositosis setelah terjadi pengikatan ujung Fc molekul IgC ke reseptor membran Fc trofoblas. Produksi Hormon Protein pada Plasenta Plasenta kaya akan sumber hormon-hormon protein dan steroid, namun hanya beberapa hormone yang khas dalam kehamilan. Hormon plasenta ini bertanggung jawab pada hampir semua adaptasi ibu dan beberapa adaptasi janin terhadap kehamilan. Gonadotropin korionik manusia Gonadotropin korionik manusia (human chorionic gonadotropin, hCG) merupakan hormon protein dimer yang strukturnya sangat berhubungan dengan LH (luteinizing hormone). Hormon ini merupakan salah satu produk pertama sel trofoblas embrio yang penting dalam menginformasikan kepada ibu bahwa telah terjadi konsepsi. Sekresi hCG berhubungan secara kuantitatif terhadap massa sel sitotrofoblas total di dalam plasenta. Konsentrasinya dalam serum ibu bertambah dua kali lipat setiap 2-3 hari pada awal kehamilan; ini dapat digunakan sebagai skrining untuk membedakan kehamilan normal dengan abnormal. Kegagalan peningkatan



yang sesuai pada konsentrasi hCG merupakan indikasi adanya implantasi abnormal kehamilan ektopik (tuba) atau kehamilan intrauterin yang tidak dapa hidup. Kadar hCG yang lebih tinggi daripada yang diharapkan terlihat pada kehamilan kembar dan kehamilan mola. Peran biologism utama Hcg adalah untuk “menyelamatkan” korpus luteum ovarium dari kematian yang telah diprogram saat 12-14 hari setelah ovulasi. Karena adanya hubungan struktural yang dekat antara hCG dan LH, maka hCG dapat berikatan dengan reseptor LH pada sel luteal. hCG kemudian dapat menggantikan LH, menunjang korpus luteum saat terjadi kehamilan. Pemeliharaan korpus luteum memungkinkan sekresi progesteron ovarium yang terus menerus setelah hari ke- 14 pascaovulasi dan pemeliharaan kehamilan awal. Pengangkatan korpus luteum dengan pembedahan tanpa pemberian suplemen progesteron atau sebelum kehamilan minggu ke-9 siklus menstruasi akan menyebabkan keguguran. 1.



Laktogen plasenta manusia Laktogen plasenta manusia (human placental lactogen,hPL) merupakan hormon protein yang diproduksi secara eksklusif oleh plasenta. Secara struktural hormon ini berhubungan dengan prolaktin maupun GH. Selama kehamilan, glukosa darah menurun, sekresi insulin meningkat, dan resistensi perifer insulin meningkat. Nama lain untuk hPL adalah somatomamotropin korionik manusia (human chorionik somatomammotropin, hCS). Pada teorinya, penurunan penggunaan glukosa ibu yang diinduksi oleh hPL memastikan bahwa terdapat pasokan glukosa yang cukup untuk kebutuhan janin. Terdapat bukti yang berkembang bahwa hPL terlibat dalam regulasi homeostatis glukosa ibu sehingga ibu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi janin; walaupun keberhasilan kehamilan juga dapat terjadi pada keadaan tidak adanya produksi hPL oleh plasenta. Pada kehamilan yang normal, produksi hPL proporsional terhadap massa plasenta dan kemudian meningkat terus selama kehamilan.



1.



Progesteron Hormon ini berfungsi untuk memelihara agar endometrium uterus tetap tebal (tidak luruh) dan kaya pembuluh darah. Pada manusia, progesteron mulai disintesis oleh plasenta pada minggu ke empat setelah implantasi. Menjelang kelahiran, produksi hormon ini menurun.



1.



Estrogen Pada manusia, hormon ini mulai dihasilkan oleh plasenta pada minggu ke-4 setelah implantasi, selain itu juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal fetus. Estrogen berperan untuk memelihara kehamilan. Produksi estrogen terus meningkat sampai menjelang kelahiran bayi.



1.



Hormon-hormon lainnya



Hormon pertumbuhan hipofisis baik yang berasal dari ibu maupun janin tidak dipelukan untuk pertumbuhan janin yang normal. Kenyataannya, janin anensefalik yang tidak memiliki kelenjar hipofisis dan merupakan keturunan dari wanita yang mengalami defisiensi hormon pertumbuhan akan tumbuh normal di dalam kandungan. Plasenta menghasilkan jenis protein hormon pertumbuhannya sendiri, yang dikenal sebagai hormon pertumbuhan plasenta (placental growth hormone, PGH). PGH merupakan hormon kandidat untuk mengatur pertumbuhan janin. Baik sel sitotrofoblas sinsitiotrofoblas mengeluarkan hormon pelepas kortikotropin (corticotropin releasing hormone, CRH) dan proopiomelanokortin (POM-C), suatu prekursor untuk hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotripoc hormone, ACTH). Kadar CRH maternal dan CRH plasenta meningkat pada kehamilan bulan terakhir. 9. Fungsi Plasenta Plasenta harus memasok segala sesuatu yang dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan matang. Berbagai sistem yang kompleks terdapat di dalam jaringan plasenta untuk memfasilitasi perpindahan nutrien ke janin dan kemudian membuangnya. Fungsi utama plasenta adalah 1.



Pertukaran gas Pertukaran gas seperti oksigen, karbon dioksida, dan karbon monoksida berlangsung melalui difusi primitif. Pada saat cukup bulan, janin menyaring 20-30 mL oksigen dalam semenit dari peredaran darah ibu, dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa penyaluran oksigen sebentar saja pun akan fatal akibatnya bagi bayi.



1.



Pertukaran nutrien dan elektrolit Pertukaran nutrien dan elektrolit, seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat dan vitamin berjalan cepat dan meningkat bersamaan dengan meningkatnya usia kehamilan.



1.



Pemindahan antibodi ibu Antibodi ibu diambil oleh sinsitiotrofoblas dengan cara pinositosis dan selanjutnya diangkut ke pembuluh kapiler janin. Dengan cara ini, janin memperoleh antobodi ibu, yaitu immunoglobulin G (IgG) kelas (7S). Antobodi ini membantu melawan berbagai penyakit infeksi dan memperoleh kekebalan pasif terhadap difteri, cacar, campak, dan lain-lainnya, tetapi bukan terhadap cacar air dan batuk rejan (pertusis). Imunisasi pasif penting karena janin hanya mempunyai sedikit kemampuan untuk menghasilkan antibodi sendiri sampai sesudah lahir.



10.



Jenis Kehamilan Kembar



Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada kehamilan yang berasal dari fertilisasi in vitro (bayi tabung) daripada kehamilan spontan. Dilihat dari asal usul zigot, dikenal dua jenis persalinan kembar: fraternal (dizigotik) dan identik (monozigotik). Kembar dizigotik adalah hal yang umum terjadi pada vertebrata, sementara kembar monozigotik merupakan hal yang jarang dijumpai. 1.



Kehamilan Kembar Monozigotik (Indentik) Kehamilan kembar monozigotik atau disebut juga identik adalah kehamilan kembar yang terjadi dari 1 telur yang dibuahi oleh 1 sperma. Mempunyai gen yang sama, jenis kelamin yang sama, muka yang serupa, sidik jari dan telapak sama. Jika pembelahan zigot ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah pembuahan) maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda, dan satu plasenta. Tetapi bila pembelahan terjadi setelah 14 hari maka kemungkinan kembar akan terjadi join / menempel bersama pada bagian dari tubuhnya atau pembelahan yang tidak sempurna yang disebut sebagai kembar siam lebih tinggi.Kehamilan ini jarang terjadi. Kembar MZ selalu berkelamin sama dan secara genetik adalah sama (klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan salah satu individu. Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadang-kadang terjadi berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail, seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang berbeda.



1.



Kehamilan Kembar Fraternal (Dizigotik) Kembar dizigotik (dikenal sebagai “kembar non-identik”) terjadi karena zigotzigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel-sel sperma pada saat yang bersamaan. Pada manusia, proses ovulasi kadangkadang melepaskan lebih dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari satu zigot. Mereka biasanya tidak terlalu mirip atau seperti kakak adik saja. Karena berasal dari dua telur dan sperma yang berbeda maka masingmasing mempunyai kantung ketuban dan plasenta sendiri. Jadi kembar fraternal, adalah terjadinya 2 proses pembuahan dalam satu kehamilan.



Tidak selalu memiliki jenis kelamin yang sama dimana : 1/2 bagian dari kembar fraternal adalah anak laki – anak perempuan; 1/4 bagian adalah anak laki – anak laki dan ; 1/4 bagian lagi anak perempuan – anak perempuan.



DAFTAR PUSTAKA Anggraini. 2014. “Perkembangan embrio”. http://blog.uinmalang.ac.id/bettie/2011/03/10/perkembangan-embrio/. Diakses tanggal 28 September 2014 Campbell, Neil A. 2004. Biology edisi ke-5 jilid 3 Alih Bahasa Prof.Dr.Ir. Wasmen Manalu. Jakarta : Erlangga. Gilbert, S.F.Developmental Biology. Ed. 8, Sunderland: Sinauer Majumdar, N.N. 1985. Textbook of Vertebrates Embryology. Ed. 5. New Delhi: Tata McGraw Hill Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Philadelpia : W.B Saunders Company. Ramadhy, Asep S. 2011. Biologi Reproduksi. Bandung : PT. Refika Aditama Setyawan, Kharis. 2012. “Implantasi / Nidasi dan Plasentasi”. http://gothid.blogspot.com/2012/04/implantasi-nidasi-dan-plasentasi.html.Diakses tanggal 28 September 2014.