11 0 728 KB
KARYA ILMIAH AKHIR KARYA INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN Tn.S DENGAN MASALAH INSOMNIA DENGAN INOVASI TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN DI PSLU TRESNAWERDHA NATAR TAHUN 2023
OLEH : NANDIKA PANGESTU NIM :2022207209125
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2023
KARYA ILMIAH AKHIR KARYA INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN Tn.S DENGAN MASALAH INSOMNIA DENGAN INOVASI TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN DI PSLU TRESNAWERDHA NATAR TAHUN 2023
Untuk Memperoleh Gelar Profesi Keperawatan (Ners) Pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
OLEH : NANDIKA PANGESTU NIM :2022207209125
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2023 ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KARYA INOVASI AKHIR KARYA INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN Tn.S DENGAN MASALAH INSOMNIA DENGAN INOVASI TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN DI PSLU TRESNAWERDHA NATAR TAHUN 2023 Nandika Pangestu1, Nuria Muliani2, Janu Purwono3
Program Studi Profesi Ners, Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Email : [email protected] ABSTRAK
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Lansia kelompok umur yang beresiko mengalami gangguan tidur akibat beberapa faktor, proses patologis terkait usia dan dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur dengan terapi non farmakologi diantaranya terapi pengaturan insomania, terapi psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi relaksasi dapat dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah diri, aroma terapi dan terapi musik. Salah satu terapi musik yang bisa digunakan yaitu murotta AlQur’an. Terapi murottal dengan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an akan meningkatkan rileksasi pada tubuh. Karya Ilmiah ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan gerontik pada pasien dengan gangguan pola tidur (Insomnia) dengan inovasi therapy Murottal Al-qur’an. Berdasarkan data yang telah peneliti dapatkan hasil TD : 120/80 mmHg, N : 89 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36OC dengan keluhan insomnia. Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari dengan terapi murrotal qur’an peneliti menyimpulkan bahwa pasien merasa lebih rileks, tampak lebih tenang dan bisa untuk tidur. Hal tersebut dapat di lihat dari beberapa keluhan yang sudah membaik yaitu tampak kantung mata sedikit menghilang. Diharapkan bagi pasien agar Hasil asuhan keperawatan ini dapat dijadikan salah penatalaksanaan nonfarmakologi untuk mengatasi gangguan pola tidur. Kata Kunci Sumber
: Insomnia, Terapi Murrotal Qur’an. : 14 (2014-2021)
iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
FINAL INNOVATION WORK INNOVATIONAL WORKS OF GERONTIK NURSING CARE ON PATIENTS Mr.S WITH INSOMNIA PROBLEMS WITH MUROTTAL AL-QUR'AN THERAPY INNOVATION IN PSLU TRESNAWERDHA NATAR YEAR 2023 1 Nandika Pangestu , Nuria Muliani2, Janu Purwono3 Ners Professional Study Program, Faculty of Health, University Of Muhammadiyah Pringsewu
Email : [email protected] ABSTRACT
Elderly (elderly) is someone who has reached the age of 60 years and above. Aging is not a disease, but is a process that gradually results in cumulative changes, which is a process of decreasing the body's resistance in the face of stimuli from inside and outside the body. Elderly age groups are at risk of experiencing sleep disorders due to several factors, age-related pathological processes and can cause changes in sleep patterns. Ways that can be used to overcome sleep quality problems with non-pharmacological therapies include insomania regulatory therapy, psychological therapy, and relaxation therapy. Relaxation therapy can be done by means of deep breath relaxation, progressive muscle relaxation, self-surrender exercises, aroma therapy and music therapy. One of the music therapies that can be used is the murotta of the Qur'an. Murottal therapy by listening to the chanting of the holy verses of the Qur'an will increase the relaxation of the body. This scientific paper aims to carry out gerontic nursing care in patients with sleep pattern disorders (Insomnia) with the innovation of Murottal therapy of the Qur'an. Based on the data that researchers have obtained TD results: 120/80 mmHg, N: 89 x / min, RR : 20 x / min, S : 36OC with insomnia complaints. After 3 days of action with murrotal qur'an therapy researchers concluded that the patient felt more relaxed, seemed calmer and able to sleep. This can be seen from some complaints that have improved, namely the appearance of eye bags disappearing slightly. It is hoped that patients will have this nursing care result as one of the nonpharmacological management to overcome sleep pattern disorders. Keywords Reference
: Insomnia, Qur'an Murrotal Therapy. : 14 (2014-2021)
iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSETUJUAN PENGUMPULAN KIN
Telah diperiksa dan disetujui untuk dikumpulkan Judul KIN
: Karya Inovasi Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Pasien Tn.S Dengan Masalah Insomnia Dengan Inovasi Terapi Murottal Al-Qur’an Di Pslu Tresnawerdha Natar Tahun 2023
Nama Mahasiswa
: Nandika Pangestu
NIM
: 2022207209125
MENYETUJUI
Pembimbing
Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J. NIDN. 0214098602
v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
LEMBAR PENGESAHAN KARYA INOVASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN TN.S DENGAN MASALAH INSOMNIA DENGAN INOVASI TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN DI PSLU TRESNAWERDHA NATAR TAHUN 2023 Karya Inovasi Akhir ini telah diperiksa dan dinyatakan lulus pada tanggal………………2023. MENGESAHKAN Pembimbing
: Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J NIDN. 0214098602
(
)
Penguji
: Ns. Janu Purwono, M.Kes NIDN. 217017403
(
)
Ketua Program Studi
Ns. Rita Sari, M.Kep NIDN. 0222087403 Mengetahui, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Elmi Nuryati, M.Epid NIDN. 0215117601
vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nandika Pangestu dilahirkan pada tanggal 08 Agustus 2000 di Lampung Utara. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Giyarto dan Ibu Widiastuti. Pendidikan dasar di SDN 2 Sidomukti yang ditamatkan pada tahun 2012. SMPN 1 Abung Semuli yang diselesaikan pada tahun 2015. SMAN 1 Abung Semuli yang diselesaikan pada tahun 2018. Pendidikan selanjutnya di Universitas Muhamadiyah Pringsewu Lampung, Fakultas Kesehatan prodi S1 Ilmu Keperawatan dari tahun 2018 – 2022. Kemudian melanjutnya pendidikan Profesi Ners Hingga Saat ini.
vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
MOTTO HIDUP (Nandika Pangestu)
viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur yang mendalam dan atas ridho Allah SWT, dengan selesainya skripsi ini penulis mempersembahkanya kepada: 1. Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah senatiasa membantu menyeselsaikan skipsi ini dengan bantuan harta, tenaga dan do’a. 2. Ibu Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku pembimbing. 3. Bapak Ns. Janu Purwono, M.Kes selaku penguji. 4. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan kepada pihak-pihak yang terkait yang selalu menayakan kapan selesai.
ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya ilmiah akhir (KIA) ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar profesi ners Keperawatan pada Program Studi profesi ners Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari penelitianini adalah “Karya Inovasi Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Pasien Tn.S Dengan Masalah Insomnia Dengan Inovasi Terapi Murottal Al-Qur’an Di Pslu Tresnawerdha Natar Tahun 2023”. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengalami banyak kesulitan, namun karena peran serta dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Wanawir AM., MM.,M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu 2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu. 3. Ns. Rita Sari, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 4. Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J, selaku dosen pembimbing 5. Ns. Janu Purwono, M.Kes, selaku dosen Penguji 6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu. 7. Teman-teman seperjuangan Profesi Ners yang telah membantu dalam penyusunan KIA Ners. 8. Kepada Kedua orangtuaku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan doa dan semangat Penulis menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya Semoga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta profesi keperawatan khususnya. . Pringsewu, 2023 Nandika Pangestu
x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL................................................................................... i HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIK................................................. ii ABSTRAK....................................................................................................... iii ABSTRACT...................................................................................................... iv PERSETUJUAN PENGUMPULAN KIN.................................................... v LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ vi RIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................... vii MOTTO HIDUP............................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix KATA PENGANTAR.................................................................................... x DAFTAR ISI................................................................................................... xi DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................. C. Tujuan Penelitian.................................................................................. D. Manfaat Penelitian................................................................................
1 5 6 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lansia...................................................................................... 8 B. Konsep Tidur........................................................................................ 11 C. Konsep Terapi Murottal Al-Qur’an Pada Lansia Yang mengalami Insomnia............................................................................................... 26 D. Konsep Asuhan Keperawatan............................................................... 30 BAB III LAPORAN KASUS A. Identitas klien........................................................................................ B. Riwayat keperawatan............................................................................ C. Pemeriksaan fisik.................................................................................. D. Pemeriksaan penunjang........................................................................ E. Analisa data.......................................................................................... F. Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas.................................... G. Rencana keperawatan........................................................................... H. Catatan Perkembangan......................................................................... xi
38 38 41 53 53 54 54 58
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian................................................................. B. Analisis Asuhan Keperawatan.............................................................. 1. Pengkajian....................................................................................... 2. Diagnosa Keperawatan................................................................... 3. Intervensi Keperawatan.................................................................. 4. Implementasi dan Evalusi...............................................................
63 63 63 65 67 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................... 72 B. Saran..................................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan.................................................................... 36 Tabel 3.1 Barthel Indeks................................................................................... 46 Tabel 3.2 Analisa Data..................................................................................... 53 Tabel 3.3 Rencana Keperawatan...................................................................... 54 Tabel 3.4 Catatan Perkembangan..................................................................... 58
xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Pathway........................................................................................... 21
xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Poster Terapi Murrotal Qur’an Lampiran 2 Lembar Konsul
xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Menua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Kholifah, 2016). World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia akan mengalami suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan (WHO, 2018). Proses penuaan (aging) yaitu suatu proses alami yang ditandai dengan adanya penurunan kondisi fisik dan penurunan fungsi organ tubuh. Populasi orang yang berusia di atas 65 tahun sedunia ada 617 juta orang angka tersebut setara dengan 8,5 % dari jumlah seluruh penduduk. Berdasarkan data proyeksi penduduk, tahun 2017 terdapat 23,66 juta lansia di Indonesia (9,03%), tahun 2020 berjumlah 27,08 juta, tahun 2025 lansia berjumlah 33,69 juta, dan pada tahun 2035 berjumlah 48,19 juta lansia (Kemenkes RI, 2017). Dengan bertambahnya usia, lansia akan mengalami perubahan fisik, mental, dan spiritual. Salah satu perubahan tersebut yaitu pola tidur, meskipun pola tidur merupakan bagian
1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
dari kebutuhan fisiologis, namun juga merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalankan fungsi secara optimal (Apriyeni, 2019). Lansia kelompok umur yang beresiko mengalami gangguan tidur akibat beberapa faktor, proses patologis terkait usia dan dapat menyebabkan perubahan pola tidur. Angka kejadian gangguan pola tidur lansia cukup tinggi menurut National Sleep Foundation Amerika menyebabkan bahwa lansia berumur 65-84 tahun dilaporkan 80% mengalami masalah tidur. Sedangkan menurut WHO di Amerika Serikat prevelensi gangguan tidur lansia yaitu 67% pada tahun 2017. Di Indonesia prevelensi penderita insomnia mencapai 10% yang artinya dari total 238 juta penduduk Indonesia sekitar 23 juta jiwa diantaranya menderita insomnia (Medicastore, 2018). Gangguan tidur di kenal sebagai penyebab morbiditas yang signifikan. Ada beberapa dampak gangguan pola tidur pada lansia misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan memori, mood, depresi, sakit kepala, sering terjatuh, dan penurunan kualitas hidup. Angka kematian lebih tinggi pada seseorang tidurnya kurang dari 6 jam perhari bila dibandingkan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam perhari. Seseorang lansia sering terbangun pada malam hari sehingga total waktu tidur malamnya berkurang. Meskipun secara
fisiologis kebutuhan tidur lansia berkurang tetapi hendaknya
ketidakcukupan kuantitas dapat di imbangi dengan kualitas tidur (Amir, 2017). Tidur yang berkualitas meskipun kuantitasnya sedikit tetap lebih baik dibanding waktu tidur yang panjang tetapi tidak berkualitas. Kondisi ini
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3
membutuhkan perhatian yang serius, jika gangguan tidur ini berlanjut tanpa ada intervensi dapat berdampak pada kualitas tidur yang buruk sehingga menyebabkan gangguan-gangguan pada tubuh (Asmadi, 2015).Gangguan tidur (insomania) yang terjadi pada lansia berdampak menurunkan kualitas hidup lansia, misalnya perubahan suasana hati, performa motorik, memori, dan keseimbangan. Penurunan fungsi imun juga akan terjadi akibat kurang tidur tingkat ringan sampai berat. (Marlina, 2019). Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan-gangguan antara lain, seperti: kecenderungan lebih rentan terhadap penyakit, pelupa, konfusi, disorientasi serta menurunnya kemampuan berkonsentrasi dan membuat keputusan. Selain itu kemandirian lansia juga berkurang yang ditandai dengan menurunnya partisipasi dalam aktivitas harian. (Oktora, et.al., 2016). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur adalah terapi secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang biasa digunakan dan paling efektif adalah obat tidur, dimana jika digunakan terus menerus akan mengalami ketergantungan. Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur dengan terapi non farmakologi diantaranya terapi pengaturan insomania, terapi psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi relaksasi dapat dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah diri, aroma terapi dan terapi musik. Salah satu terapi musik yang bisa digunakan yaitu murotta Al-Qur’an (Marlina, 2019).
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4
Hasil penelitian Wulandari dan Trimulyaningsih (2015), Fatimah dan Noor (2015) serta Oktora, et.al. (2016) membuktikan bahwa terapi murottal Al- Qur’an dapat menurunkan gangguan tidur. Penyebab menurunkan tingkat gangguan tidur adalah karena Al-Qur’an yang berupa doa-doa lembut, berefek memberikan vibrasi yang kuat kepada perubahan mental dan mengandung kekuatan. penyembuhan, penghibur dikala perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, membersihkan serta melunakkan hati yang keras dan mendatangkan petunjuk. Ketenangan dan kebahagiaan jiwa merupakan hal yang prinsipil dalam kesehatan mental dan manfaat tersebut menjadi landasan dalam psikoterapi (Wulandari dan Trimulyaningsih, 2015). Terapi murottal dengan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci AlQur’an akan meningkatkan rileksasi pada tubuh. Surat Ar-Rahman merupakan ke 55 dalam mushaf Al-Qur’an, terdiri dari 78 ayat. Surat Ar-Rahman memiliki tempo yang lambat yang seiring dengan detak jantung manusia, sehingga jantung akan mensinkronkan detaknya sesuai dengan tempo suara. Bacaan murottal Al-Qur’an dengan tempo lambat, lembut dan harmonis akan menurunkan hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin, meningkatkan rileksasi pada tubuh serta mempengaruhi kendali sistem limbik sebagai pusat emosi pada manusia sehingga akan dapat mengendalikan alam perasaan. Keyakinan terhadap Al-Qur’an sebagai kitab suci sekaligus pedoman yang berasal dari Allah SWT dapat meningkatkan rileks pada pendengar (Har, 2018).
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5
Kelebihan terapi murottal dibanding terapi musik lain adalah terapi murottal membantu otak dalam memproduksi zat kimia, yakni neuropeptide yang dapat menguatkan reseptor tubuh dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan. Manfaat dari murottal untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Lantunan Alquran secara fisik mengandung unsur suara manusia sebagai instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan terjangkau. Suara dapat menurunkan hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan rileks, mengalihkan rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh, dan mengurasi insomania, sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak (Medicalzon, 2019). Mendengarkan Murottal Al-Qur’an tidak hanya dapat didengarkan secara audio saja, namun dapat secara audio visual. Media audio visual adalah salah satu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film, slide, suara (Marlina, 2019) Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bahwa dengan penerapan murotal AL Qur’an dapat mengurangi gangguan tidur pada lansia.
B. Rumusan Masalah Bagaimana efektifitas terapi murottal Al-qur’an terhadap penurunan gangguan tidur pada lansia di PSLU Tresna Werdha Natar 2023?
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penulisan Karya Ilmiah Akhir (KIA) ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan gerontik pada pasien dengan gangguan pola tidur (Insomnia) dengan inovasi therapy Murottal Al-qur’an. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian dalam asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan insomnia di PSLU Tresna Werdha b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien lansia dengan insomnia di PSLU Tresna Werdha c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan insomnia di PSLU Tresna Werdha d. Melakukan tindakan keperawatan serta terapi Murottal Al-qura’an pada pasien lansia dengan insomnia di PSLU Tresna Werdha e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien lansia dengan insomnia di PSLU Tresna Werdha
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai sarana untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru bagi perawat Ners dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik pada pasien dengan masalah gangguan pola tidur (Insomnia).
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7
2. Manfaat Praktik a. Bagi PSLU Tresna Werdha Sebagai bahan masukan tindakan aplikatif yang diperlukan dalam
pelaksanaan
asuhan
keperawatan
secara
komprehensif
khususnya dalam memberikan terapi Non farmakologi salah satunya adalah tindakan Terapi Murottal Al-qur’an terhadap lansia yang mengalami insomnia. b. Institusi pendidikan Hasil studi kasus ini diharapkan bermanfaaf bagi pembaca dan dapat diaplikasikan oleh mahasiswa perawat dalam intervensi keperawatan secara mandiri. c. Pasien Hasil studi kasus ini sebagai tambahan informasi pada lansia dan mengatasi secara mandiri ataupun di bantu oleh keluarga dengan masalah insomnia dengan menggunakan Terapi Murottal Al Qur’an Pada Lansia Yang Mengalami Insomnia. d. Bagi Perawat Sebagai
salah
satu
dasar
untuk
mengembangkan
ilmu
pengetahuan terutama dalam memberikan intervensi keperawatan mandiri
serta
mengembangkan
keterampilan
perawat
dalam
pelaksanaan tindakan Terapi Murottal Al Qur’an Pada Lansia Yang Mengalami Insomnia.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lansia 1. Pengertian Lanjut usia adalah seseorang yang memasuki usia 60. Lanjut usia mengalami berbagai perubahan baik secara fisik, mental maupun sosial. perubahan yang bersifat fisik antara lain adalah penurunan kekuatan fisik, stamina dan penampilan (Azizah, 2017) 2. Karakteristik Lansia Menurut WHO (2016) lanjut usia di kelompokkan menjadi empat kelompok yaitu : a. Kelompok usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun b. Kelompok lanjut usia (elderly age) 60-74 tahun c. Kelompok usia tua (old age) 75-79 tahun d. Kelompok sangat tua (very old) usia 90 tahun ke atas. 3. Perubahan yang terjadi pada lansia Perubahan pada suatu sistem fisiologi akan mempengaruhi aktifitas dan memberikan konsekuensi pada proses penuaan yaitu pada struktur dan fungsi fisiologi (Mauk, 2017). Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi : a. Sistem sensori Lansia dengan kerusakan fungsi pendengaran dapat memberikan
8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9
respon yang tidak sesuai sehingga dapat menimbulkan rasa malu dan gangguan komunikasi. Perubahan pada sistem pendengaran terjadi penurunan pada membrane timpani (atropi) sehingga dapat terjadi gangguan pendengaran. b. Sistem muskuloskeletal Perubahan normal sistem muskuloskelatal terkait usia pada lansia, termasuk penurunan tinggi badan, redistribusi masa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang, atropi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan sendi kekakuan sendi- sendi perubahan pada otot, tulang dan sendi mengakibatkan terjadinya perubahan penampilan kelemahan dan lambatnya pergerakan yang menyertai penuaan serta terjadinya penurunan kekuatan otot yang dapat mengganggu lansia tersebut dalam melakukan aktifitas seharihari (ADL). Kekuatan motorik lansia cendrung kaku sehingga menyebabkan sesuatu yang dibawa atau dipegangnya akan menjadi tumpah atau jatuh. c. Sistem Integumen Perubahan yang terjadi pada kulit seperti atropi, keriput, kulit yang kendur dan kulit mudah rusak. Perubahan yang terlihat sangat bervariasi tetapi pada prinsipnya terjadi karena hubungan antara penuaan intrinsik atau secara alami dan penuaan secara ektrinsik atau karena lingkungan. Perubahan yang tampak pada kulit dimana kulit menjadi kehilangan kekenyalan dan elastisnya.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10
d. Sistem Kardiovaskular Perubahan yang terjadi di tandai dengan penurunan tingkat aktifitas, yang mengakibatkan penurunan kebutuhan darah yang terorganisasi. e. Sistem Pernafasan Komplikasi klinis yang dapat menyebabkan kerentanan lansia untuk mengalami kegagalan respirasi, kanker paru, emboli pulmonal, dan penyakit kronis seperti asma dan penyakit obstruksi menahun. Penambahan usia kemampuan pegas tulang iga menjadi kaku dan akan mengakibatkan penurunan laju ekspirasi paksa atau detik sebesar 0,2 liter/decade serta berkurang kapasitas vital. f. Sistem Perkemihan Pada lansia mengalami stress atau saat kebutuhan fisiologik meningkat atau terserang penyakit, penuaan pada sistem renal akan sangat mempengaruhi. proses penuaan tidak langsung menyebabkan masalah kontinensia,
kondisi
yang
sering
terjadi
pada
lansia
yang
dikombinasikan dengan perubahan terkait usia dapat memicu inkontinensia karena kehilangan irama di urnal pada produksi urine dan penurunan filtrasi ginjal. Saat berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme melalui urine serta penurunan control untuk berkemih sehingga terjadi kontinensia pada lansia. g. Sistem Pencernaan Hilangnya songkongan tulang ikut berperan terhadap kesulitan yang berkaitan dengan penyediaan sokongan gigi yang adekuat dan stabil
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11
pada usia lebih lanjut. Perubahan fungsi gastrointestinal meliputi perlambatan peristaltic dan sekresi, mengakibatkan lansia mengalami intoleransi pada makanan tertentu dan gangguan pengosongan lambung
serta
perubahan
pada
gastrointestinal
bawah
dapat
menyebabkan konstipasi, distensi lambung atau diare. h. Sistem Persyarafan Perubahan sistem persyarafan terdapat beberapa efek penuaan pada sistem persyarafan, banyak perubahan dapat diperlambat dengan gaya hidup yang sehat. Lansia akan mengalami gangguan persyarafan terutama lansia yang mengalami keluhan seperti perubahan kualitas dan kuantitas tidur, lansia akan mengalami kesulitan untuk tetap terjaga, kesulitan kembali tidur setelah terbangun di malam hari.
B. Konsep Tidur 1.Pengertian Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status keadaan yang terjadi selama periode tertentu, tidur merujuk kepada perubahan status kesadaran individu dimana tingkat kesadaran individu menurun, aktivitas fisik yang minimal dan secara umum melambatnya proses fisiologi tubuh. Tidur juga merupakan sebuah proses alamiah, proses fisiologi yang terjadi pada makhluk hidup dan merupakan proses pemulihan antar aktivitas. Oleh karena itu tidur menjadi bagian penting pada siklus kehidupan dan setiap gangguan yang terjadi pada saat tidur jelas akan berdampak pada Kesehatan, tidur juga dikatakan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12
suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali (Marlina, 2017). Bertambahnya usia dapat terjadi penurunan dari periode tidur. Kelompok usia lanjut cenderung lebih mudah bangun dari tidurnya, kebutuhan tidur akan berkurang dengan berlanjutnya usia, pada usia 12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilan jam, berkurang menjadi delapan jam pada usia 20 tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah jam pada usia 60 tahun, dan enam jam pada usia 80 tahun. (A. Prayitno, 2018). Gangguan tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan
dan
perubahan
waktu
tidur
yang
menyebabkan
ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari (Tarwoto, 2015). Rata-rata lansia yang sehat membutuhkan waktu 7 1/2 jam untuk tidur setiap malam. Walaupun demikian, ada beberapa orang yang membutuhkan tidur lebih atau kurang, tidur normal dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya usia. Seorang yang berusia muda cenderung tidur lebih banyak dibandingkan dengan lansia, waktu tidur lansia berkurang berkaitan dengan faktor penuaan (Tarwoto, 2015). 2.Fisiologi Tidur Fisiologi
tidur
merupakan
pengaturan
menghubungkan
mekanisme
serebral
kegiatan secara
tidur
yang
bergantian
agar
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13
mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis. Sistem pengaktivasi retikularis mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Wibowo, 2019). Fisiologi tidur dapat dilihat melalui gambaran elektrofisiologik sel-sel otak selama tidur. Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur atau terjaga umumnya mengikuti irama sirkadian dalam siklus siang atau malam. Ada lima tahapan tidur, sebagai berikut: a. Non Rapid Eye Movement (NREM) NREM terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat tahapan yaitu: a) Tahap I Tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur, berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai dengan : a) Mata menjadi kabur dan rileks. b) Seluruh otot menjadi lemas. c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan. d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun. e) EEG: penurunan voltasi gelombang-gelombang Alfa. f) Dapat terbangun dengan mudah. g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi (Faridah, 2021).
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14
2) Tahap II Tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun, berlangsung 10- 20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan : a) Kedua bola mata berhenti bergerak. b) Suhu tubuh menurun. c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang. d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas. e) EEG: Timbul gelombang beta frekuensi 15-18 siklus/ detik yang disebut gelombang tidur. 3) Tahap III Awal tahap tidur nyenyak, tahap ini berlangsung 15-30 menit. Tahap III ini ditandai dengan: a) Relaksasi otot menyeluruh. b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur. c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus/ detik. d) Sulit dibangunkan dan digerakkan. 4) Tahap IV Tahap tidur nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai dengan : a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan. b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
15
jam bangun pagi. c) Tonus otot menurun (relaksasi total). d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %. e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1-2 siklus/detik. b. Rapid Eye Movement (REM) Tahap tidur yang sangat nyenyak, pada orang dewasa REM terjadi 20- 25% dari tidurnya. 1) Tahap REM (Tahap V) ditandai dengan: 1) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap- tahap sebelumnya 2) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul. 3) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai. 4) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi. 5) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi. 6) Metabolisme meningkat. 7) Lebih sulit dibangunkan. 8) Sekresi ambung meningkat. 9) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata- rata 20 menit.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
16
2) Karakteristik tidur REM a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka. b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi. c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea. d) Nadi : Cepat dan ireguler. e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi. f) Sekresi gaster : Meningkat. g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik. h) Gelombang otak : EEG aktif. i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan (Nugroho, 2020). 3.Tanda dan gejala gangguan pola tidur Pasien yang mengalami gangguan pola tidur akan biasanya menunjukkan gejala dan tanda mayor maupun minor seperti berikut : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). a.Gejala dan tanda mayor 1) Secara subjektif : pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak cukup. 2) Secara objektif : tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola tidur. b.Gejala dan tanda minor 1) Secara subjektif : pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
17
2) Secara objektif :, Yaitu adanya kehitaman disekitar mata 3) konjungtiva pasien tampak merah, wajah pasien tampak mengantuk (Wahit Iqbal Mubaral et al., 2015). 4.Penyebab gangguan tidur Menurut Nugroho (2014) penyebab gangguan tidur adalah : a. Faktor ekstrinsik (luar), misalnya lingkungan yang kurang tenang. Faktor instrisik, (organik maupun psikogenik). Organik berupa nyeri kepala, gatal, kram betis, sakit gigi, sindrom tungkai bergerak (akatisia), dan penyakit tertentu yang membuat gelisah. Psikogenik, misalnya depresi, kecemasan, stress, penuaan, iritabilitas dan marah yang tidak tersalurkan. Adapun penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan pola tidur menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) yaitu: 1) Hambatan lingkungan yang terdiri dari: a) Kelembaban lingkungan sekitar b) Suhu lingkungan c) Pencahayaan d) Kebisingan e) Bau yang tidak sedap f) Jadwal pemantauan atau pemeriksaan atau tindakan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
18
2) Kurang kontrol tidur 3) Kurang privasi 4) Restraint fisik 5) Ketiadaan teman tidur 6) Tidak familiar dengan peralatan tidur Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
tidur, yaitu :
1) Penyakit atau status kesehatan Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan (Madeira, 2019). 2) Lingkungan Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya (Nadya, 2017). 3) Kelelahan Kelelahan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Dengan demikian, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
19
tidur gelombang lambatnya (NREM) diperpendek. 4) Kecemasan Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya. 5) Alkohol Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah. 6) Obat-obatan Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain diuretik (menyebabkan insomnia), anti depresan (supresi REM), kafein (meningkatkan saraf simpatis), beta bloker (menimbulkan insomnia), dan narkotika (mensupresi REM) (Siregar, 2019). 7) Stress emosional Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur. 8) Nutrisi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur protein yang tinggi seperti terdapat pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat berfungsi untuk mempercepat
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
20
seseorang untuk tidur, karena adanya L - Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Sebaliknya minuman yang mengandung kafein ataupun alkohol akan mengakibatkan seseorang tidurnya terganggu. 9) Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga dapat memengaruhi proses tidur. 10) Merokok Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya yaitu perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari (Siregar, 2019).
5.Patofisiologi Gangguan Tidur Berdasarkan perspektif kognitif dan behaviour, insomnia adalah kondisi yang terjadi dari waktu ke waktu terkait dengan perilaku maladaptif kognisi, dan akan menjadi kronis kecuali dilakukan terapi agresif pada fase akutnya. Individu dapat mengalami insomnia akibat karakteristik predisposisi individual, seperti berbagai kecenderungan untuk khawatir. Faktor presipitasi, seperti keadaan kehidupan yang membuat stres, penyakit baru. Faktor predisposisi seperti perilaku yang salah, misalnya tidur sebentar di siang hari atau tidur-tiduran di ranjang lebih lama dari kebiasaan waktu tidur yang biasa selain dari kurang tidur, bisa mengakibatkan insomnia kronis (Fitriyah, 2021). 6.Pathway
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
21
Bagan 2.1 Pathway Gangguan istirahat tidur
7.Kualitas Tidur Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga tidak memperlihatkan perasaan lelah, gelisah, lesu, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Derma, 2018). Kualitas tidur dapat di ukur dengan Pittsburgh Sleep
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
22
Quality Index (PSQI) yang digunakan untuk mengukur dan membedakan individu kualitas tidur yang baik dengan kualitas tidur yang buruk. 8.Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur Menurut Wibowo & Laili (2019) dampak insomnia yaitu: a. Kelelahan Tidur dapat memproses mengurangi asam laktat yang bisa menyebabkan kecapekan. Dengan tidur dapat memulihkan kembali sistem keseimbangan tubuh setelah lelah bekerja atau terjaga seharian pada siang hari. Maka dari itu, jika seseorang mengalami gangguan tidur atau insomnia pada malam hari, asam laktat tidak bisa hilang secara sempurna sehingga menyebabkan seseorang akan merasa lelah/lesu pada pagi hari setelah bangun tidur. b. Sulit untuk berkonsentrasi Seseorang merasa kurang tidur saat mengemudi akan menyulitkan otak untuk berkonsentrasi sehingga sangat beresiko terjadi kecelakaan. Insomnia membuat pikiran menjadi lelah dan kemampuan berpikirpun menjadi terganggu. c. Mengantuk saat beraktifitas di siang hari Sulit tidur pada malam hari menyebabkan seseorang merasa kurang tidur hingga mata mengalami kelelahan sehingga mengakibatkan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
23
d. Penurunan motivasi Kurang tidur membuat otak tidak mampu berpikir dengan baik, sehingga jika seseorang sedang bekerja akan menyulitkan untuk berkonsentrasi, menurunkan daya motivasi dan menurunkan produktivitas kerjanya. e. Mudah tersinggung Insomnia sangat sensitif mempengaruhi kesehatan otak seseorang sehingga cenderung mudah tersinggung, marah, dan mempunyai suasana hati yang tidak baik (Rofiqoh, 2020). 9.Penatalaksanaan a. Terapi Non Farmakologi Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena
penggunaan
obat-obatan
dapat
memberikan
efek
ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain (Siregar, 2019): 1) Terapi relaksasi Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan teknik pengaturan menggunakan
pernapasan, air
hangat,
aromaterapi, peningkatan
rendam spiritual
kaki dan
pengendalian emosi. 2) Terapi tidur yang bersih Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
24
dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penyandang diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur. 3) Terapi pengaturan tidur Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama sirkardian tidur normal penyandang. Jadi penyandang harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya. 4) Terapi psikologi atau psikiatri Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang menyebabkan penyandang sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri. 5) CBT (Cognitive Behavioral Therapy) CBT
digunakan
untuk
memperbaiki
distorsi
kognitif
penyandang dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga penyandang merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga. 6) Sleep Restriction Therapy Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penyandang gangguan tidur. 7) Stimulus Control Therapy Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penyandang secara reguler dengan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25
memperhatikan
waktu
tidur
malam
dan
melarang
si
penyandang untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat. 8) Cognitive Therapy Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan penyandang yang salah mengenai tidur. 9) Imagery Training Imagery training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran penyandang
yang
tidak
menyenangkan
menjadi
menyenangkan. 10) Mengubah gaya hidup Bisa
dilakukan
dengan
berolah
raga
secara
teratur,
menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung. b. Terapi farmakologi Tujuan dari terapi farmakologis yaitu untuk menghilangkan keluhan penyandang insomnia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada lanjut usia. Ada lima prinsip dalam farmakologi, yaitu : 1) Menggunakan dosis rendah tetapi efektif 2) Dosis yang diberikan bersifat intermitten (3-4 kali dalam seminggu) 3) Pengobatan jangka pendek (3-4 minggu)
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
26
4) Penghentian terapi tidak menimbulkan kekambuhan pada gejala insomnia 5) Memiliki efek sedasi yang rendah sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya (Nadya, 2017; Wibowo, 2019).
C. Konsep Terapi Murottal Al-Qur’an Pada Lansia Yang mengalami Insomnia 1. Pengertian Murottal Al-Qur’an Murottal Al-Qur’an dari segi bahasa, berasal dari kata Qara’a yang bermakna menghimpun dan mengumpulkan. Qira’ah menghimpun dan mengumpulkan huruf-huruf dan kalimat-kalimat
dalam
bacaan.
Maka
dapat
diperoleh
kesimpulan secara lughawy (bahasa) al-Qur’an berarti saling berkaitan, berhubungan antara satu ayat dengan ayat lain, dan berarti pula bacaan. Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Al-Qur'an adalah kitab suci yang diyakini kebenarannya, dan menjadi suatu ibadah jika membacanya. Seni baca AlQur'an atau Tilawatil Qur'an ialah bacaan kitab suci Al-Qur'an yang bertajwid diperindah oleh Orang yang membacanya
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
27
disebut Qori pembaca Al-Qur'an (Nirwana, 2016). Bacaan AlQuran merupakan obat yang komplit untuk segala jenis penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit fisik, baik penyakit dunia maupun penyakit akhirat. Selain itu Al-Quran bermanfaat untuk menjadi obat, penawar dan penyembuh dari berbagai persoalan hidup manusia (Indrajati, 2016). Terapi Murottal Al-Qur’an adalah melakukan sesuatau secara teratur, terprogram dengan baik dan berulang-ulang untuk tujuan meperbaiki diri agar lebih sehat dan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Terapi Murottal Qur’ani adalah melakukan
penerapan
al-Qur’an
secara
khusus,
teratur,
terprogram dengan baik untuk tujuan memperbaiki insomnia lansia menjadi lebih sehat dan lebih baik secara fisik maupun mental, yang selanjutnya akan berdampak lebih baik bagi keluarga dan masyarakat. 2. Terapi Murottal al-Qur’an pada insomnia pada lansia. Murottal bekerja pada otak dimana ketika didorong oleh rangsangan dari terapi murottal maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut zat neuropeoptide. Molekul ini akan menyangkut ke dalam reseptor-reseptor dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan (Risnawati, 2017). Bahwa Lansia yang mendengarkan pembacaan (murottal) alQur’an memiliki efek terapi gelombang delta otak, merupakan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28
gelombang dominan pada fase dua dan empat, yang disebut juga sebagai fase tidur gelombang lambat (slow- wave sleep). Penelitian diatas didukung oleh penelitian (Fatimah & Zulkhah, 2015) Yang menggunakan Murattal al-Qur’an sebagai terapi insomnia pada lansia, yang menunjukkan perbedaan bermakna derajat insomnia dari insomnia sedang menjadi insomnia ringan pada kelompok intervensi dan kontrol. Mekanisme al-Qur’an mempengaruhi gelombang otak sama seperti mekanisme efek music relaksasi. Terapi murottal Al-Qur’an pada lansia membutuhkan alat pendengaran, telinga manusia merupakan indra pendengaran. Telinga hanya dapat mendengar frekuensi bunyi dengan panjang gelombang 20Hz-20.000Hz. Intensitas atau kekuatan suara diukur dalam desibel (dB).Pendengaran normal lansia mampu mendengarkan dalam batas 60 dB-85dB (Sherwood, 2016). 3. Manfaat Terapi Dengan Al-Qur’an Berikut ini adalah manfaat dari Murottal (mendengakan ayatayat suci Al Qur'an) yaitu (Indrajati, 2016). a. Mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an dengan tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-A'raaf: 203-204 Terjemahan "dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al-Qur'an kepada mereka, mereka berkata: “Mengapa
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
29
tidak kamu buat sendiri ayat itu Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku Al-Qur'an ini adalah bukti-bukti yang nyata dan Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan apabila dibacakan Al Qur ‘an, Maka dengarkanlah baikbaik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. b. Lantunan Al-Qur'an secara fisik mengandung unsur suara manusia, Suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al-Qur'an dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darahserta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan Ketenangan, kendali emos penokiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik Dengan terapi murottal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap Tuhan akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti al-Qur'an atau tidak.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
30
Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT, dalam keadaan ini otak pada gelombang alpha, merupakan gelombang otak pada frekuensi 7-14 Hal ini merupakan keadaan energi otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stress dan menurunkan kecemasan.
D. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Proses
pengkajian
merupakan
tahap
pertama
yang
dilakukan dalam proses keperawatan dan dilakukan secara sistematis
dengan
mengumpulkan
data
individu
secara
komprehensif terkait aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. Fase dari pengkajian awal meliputi: pengumpulan data, analisis data, pengelompokan data dan dokumentasi data (ToneyButler & Unison-Pace, 2018). a.
Identitas Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku, status perkawinan, alamat.
b.
Riwayat penyakit sekarang Berupa uraian untuk mengenal penyakit yang diderita oleh klien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai ke layanan di bawa kerumah sakit atau pelayanan kesehatan panti, dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain selain rumah sakit, serta pengobatan yang pernah di lakukan.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
31
c.
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit kesehatan yang dulu seperti riwayat penyakit rematik, oesteoporosis dan kelainan tulang sendi sebelumnya.
d.
Riwayat penyakit keluarga ` Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama karna factor genetic/ keturunan.
e.
Pemeriksaan fisik 1)
Tanda-tanda vital : dilakukan pemeriksaan tekanan darah, detak nadi, frekuensi pernafasan, GCS, saturasi oksigen, suhu tubuh.
2)
Sistem penglihatan Posisi mata: (Ya) Simetris (tidak) Asimetris Kelopak mata: (Ya) Normal (tidak) Ptosis Gerakan kelopak mata: (Ya) Normal (tidak) Abnormal Pergerakan bola mata: (Ya) Normal (tidak) Abnormal Konjunktiva: (tidak) Anemis (Ya) Ananemis Kornea: (Ya) Normal (tidak) Terdapat Perdarahan Visus: Tidak ada Sklera: (tidak) Ikterik (Ya) Anikterik Pupil: (Ya) Isokor (tidak) Anisokor
3)
Fungsi penglihatan : dilakukan pemeriksaan lapadang pandang, tingkat kekeruhan mata, jarak penglihatan dan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
32
gangguan penglihatan. Penggunaan alat bantu, tandatanda radang. 4)
Sistem pendengaran Daun telinga: (Ya) Normal (tidak) Sakit saat digerakkan (tidak) Tidak sakit saat digerakkan Bentuk: (Ya) Normal (tidak) Makrotia (tidak) Mikrotia Posisi : (Ya) Simetris ( ) Asimetris Karakteristik serumen, perasaan penuh pada telingga, tinnitus,
kebersihan
telingga,
fungsi
pendengaran,
pengunaan alat bantu pendegaran 5)
Sistem wicara : pemeriksaan gangguan bicara
6)
Sistem pernafasan : dilakukan pengecekan apakah ada sumbatan jalan nafas berupa secret, benda asing, frekuensi pernafasan, pegerakan dinding dada. Bila sesak : ( ) Dengan aktivitas ( ) Tanpa aktivitas ( ) Setelah aktivitas Penggunaan otot-otot pernapasan
: tidak
Irama : teratur , Kedalaman : normal Batuk : (Ya) Produktif () Tidak produktif Sputum: ada, tidak, konsistensi : kental Suara napas : vesikuler, setidor, mengi, ronki
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33
7)
Sistem kardiovaskuler Sirkulasi perifer : Nadi x/menit, Irama () teratur () tidak teratur Denyut : () Lemah () Kuat Distensi vena jugolaris : tidak ada Temperatur kulit : () Hangat () Dingin Warna kulit: kemerahan, sianosis, ikterik CRT : < 2 detik, > 3 detik, Edema: tidak ada Sirkulasi jantung dilakukan pemeriksaan : irama, kelainan bunyi jantung, nyeri dada, keluhan lain pada jantung.
8)
Sistem saraf pusat Tingkat kesesadaran: composmetis, gelisah, koma, spoor, latergi, Reaksi pupil terhadap cahaya : isokor/anisokor GCS : pemeriksaan motorik, reflek pembukaan mata dan orientasi atau verbal Peningkatan TIK: tidak/ada
9)
Sistem pencernaan Keadaan mulut : tidak/bau, lidah bersih/tidak bersih Gigi : Kebersihan gigi baik, jumlah gigi : buah, gigi palsu ada/tidak Bibir : Lembab, sianosis, pecah-pecah Gusi : Kemerahan, terdapat perdarahan atau kotor
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
34
Keadaan saliva: baik/berbau/kotor Nyeri daerah perut : tidak/ada Karakter nyeri : tidak/ ada Lokasi nyeri: tidak/ada Bising usus: tidak/ada (berapa kali dalam 1 menit) Hepar: tidak/ada pembesaran dan ya/tidak teraba Skibala: normal/tidak normal 10) Sistem imunologi : dilakukan pemerikasaan darah seperti Hb, leuosit, hematokrit, trombosit, kadar asam urat, IGA, IGE, IGG Keluhan sakit : ada/tidak (jelaskan), Perdarahan: tidak ada 11) Sistem endokrin Napas berbau keton: tidak/ada Hypokalemi: tidak/ada Hyperkalemi:
tidak
ada
Polidipsi,poliphagi,poliuri:
tidak/ada Gangren: tidak ada Exopthalmus : tidak/ada Pembesaran kelenjar tyroid: tidak/ada Tremor: iya/tidak 12) Sistem urogenitalia Perubahan pola kemih: ya/tidak, Frekuensi: x/hari, terkontrol/tidak terkontrol, Volume dalam 24 jam: cc, Warna urien: jernih, kuning, coklat dll, Distensi kandung
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35
kemih: tidak/ada Pembesaran kelenjar prostat : tidak/ada, Keadaan genitalia : bersih/tidak atau ada keluhan lainya seperti nyeri ya/tidak 13) Sistem integument Keadaan
rambut:
Tekstur
lembut/kasar/kotor/bersih,
ketombe tidak /ada, kebersihan baik/tidak baik, Kuku: bersih tidak/ya, Turgor kulit: elastic, Warna kulit : kekuningan, Keadaan kulit : tidak/ada lesi dan luka. 14)
Sistem muskuloskletal : pada penderita rematik biasanya akan merasakan nyeri pada persendian dan mengalami kesulitan berjalan atau aktivitas terganggu akibat nyeri sendi. Kesulitan dalam pergerakan : tidak/ada, Sakit pada tulang/sendi : ya/tidak, Fraktur : tidak/ada, Kontraktur : tidak/ada, Tonus otot : 5555, Kelainan bentuk tulang : tidak/ada, Kelainan sendi : tidak/ada.
2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon lansia terhadap masalah kesehatan, baik aktual maupun potensial yang diantisipasi oleh perawat. Diagnosa keperawatan yang muncul pada rematoid arthritis sebagai berikut (Nurhidayat, (2015) a. Gangguan Pola Tidur b. Ansietas
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
36
3. Intervensi Keperawatan Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan No 1
DS :
Diagnosa Gangguan pola tidur berhubung an dengan kurang kontrol tidur.
- Mengeluh tidak bisa tidur
- Sering terjaga - Mengeluh tidak puas tidur
- Pola tidur berubah - Mengeluh istirahat tidak cukup
- Tidak mampu
menuntaskan aktifitas DO : - Tampak menguap - Kantung mata menghitam - Mata tampak kemerahan
Luaran Setelah di lakukan intervensi keperawatan di harapkan : SLKI : Pola Tidur Ekspetasi: Membaik 1. Menurun 2. Cukup menurun 3. Sedang 4. Cukup meningkat Meningkat Dengan Kriteria Hasil : 1. Keluhan sulit tidur cukup menurun 2. Sering terjaga cukup menurun 3. Keluhan istirahat tidak cukup menurun Kemampuan beraktivitas cukup membaik
Intervensi SIKI : Dukungan Tidur Observasi - Identifikasi pola aktivitas dan tidur - Identifikasi faktor pengganggu tidur - Identifikasi makan dan minuman yang menggagu tidur - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Terapeutik - Modifikasi lingkungan - Batasi waktu tidur siang jika perlu - Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur - Tetapkan jadwal tidur rutin - Lakukan prosedur untuk - meningkatkan kenyamananSesuaikan pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga Edukasi: - Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit - Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur - Anjurkan menghindari makanan/minuman yang menggangu tidur - Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur - Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ganguan pola tidur - Ajarkan terapi Murottal Al-qur,an (Terapi nonfarmakologi )
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
37
2
Ansietas Berhubungan dengan kurang terpapar informasi DS: - Merasa bingung - Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi - Sulit berkonsentrasi DO: - Tampak gelisah - Tampak tegang - Sulit tidur
Setelah di lakukan intervensi keperawatan di harapkan Luaran utama : Tingkat ansietas (L. 09093) 1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun 2. Perilaku gelisah menurun 3. Perilaku tegang menurun 4. Keluhan pusing menurun 5. Anoreksia menurun 6. Palpitasi menurun 7. Tremor menurun 8. Kosentrasi membaik 9. Pola tidur membaik Luaran : Tingkat pengetahuan (L.12111) 1. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menigkat 2. Persepsi yang keliru terhadap suatu masalah menurun 3. Perilaku menigkat
Intervensi utama : Terapi relaksasi (I. 09326) Observasi - Identifikasi ketidakmampuan berkosentrasi - Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan - Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sesudah dan sesudah latihan - Monitor respon terhadap terapi relaksasi Teraupetik : - Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman jika memugkinkan - Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi - Gunakan pakaian longgar - Gunakan nada suara lembut dengan iirama lambat dan berirama Edukasi : - Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (nafas dalam) Jelaskan secara rinci intervensi yang dipilih - Anjurkan mengambil posisi nyaman - Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi - Anjurkan sering mengualngi atau melatih teknik yang dipilih - Demostrasikan dan latih teknik relaksasi nafas dalam -
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB III LAPORAN KASUS FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK A. IDENTITAS KLIEN 1. Nama
: Tn.S
2. Umur
: 91 Tahun
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Suku
: Jawa
5. Agama
: Islam
6. Pendidikan
: Tidak sekolah
7. Status Perkawinan : Duda 8. Ruangan
: Wisma Seruni
9. Tanggal Masuk
: 04 Januari 2023
10. Alasan masuk
: Karena tidak mempunyai tempat tinggal dan keluarga
B. RIWAYAT KEPERAWATAN Status Kesehatan Saat ini : a. Keluhan utama
: Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari dan pada saat terbangun pasien tidak bisa tidur kembali.
b. Status kesehatan umum Selama setahun yang lalu
: Tidak ada
c. Obat-obatan yang digunakan
: Tidak ada
- Nama obat
:-
- Dosis
:-
- Cara penggunaan
:-
- Yang menginstruksikan
:-
d. Alergi - Obat-obatan
::-
38
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
39
- Makanan
:-
- Lingkungan
:-
Aspek Psiko-sosial-spiritual Psikologis -
Adakah orang yang terdekat dengan pasien :Tidak ada
-
Masalah-masalah utama yang dialami : Pasien selalu kepikiran karena tidak mempunyai keluarga
-
Bagaimana sikap klien terhadap proses penuaan : tidak menunjukan sikap yang siknifikan
-
Bagaimana mengatasi stres yang dialami : membaca sholawat
-
Apakah harapan klien pada saat ini dan akan datang : Pasien ingin mempunyai pekerjaan
Sosial -
Dari mana sumber keuangan klien : Tidak ada
-
Apa kesibukan klien dalam mengisi waktu luang :Hanya duduk
-
Kegiatan organisasi yang diikuti lansia : Tidak ada
-
Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah : jarang
-
Siapa saja yang biasa mengunjungi :Tidak ada
Spiritual -
Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya ?pasien melakukan sholat
-
Apakah secara teratur mengikuti/terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan ?iya
-
Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah ? dengan berdoa
-
Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal ? iya
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
40
Pola kebiasaan sehari-hari (saat ini) Pola nutrisi -
Frekuensi
: 3x/hari
-
Nafsu makan
: normal
-
Jenis Makanan
: padat gizi seimbang
-
Kebiasaan sebelum makan
: pasien berdoa
-
Kesulitan mengunyah
: tidak ada
-
Nyeri saat menelan
: tidak ada
Pola eliminasi Buang air kecil -
Frekuensi
: 5-6x/hari
-
Nyeri saat Bak
: tidak ada
-
Retensi urine
: tidak ada
-
Inkontinensia
: tidak ada
Buang air besar -
Frekuensi
: 2x/hari
-
Waktu
: pagi, siang
-
Keluhan
: tidak ada
-
Penggunaan laxatif/pencahar : tidak ada
Pola personal hygene Mandi -
Frekuensi
: 2 x/hari
-
Penggunaan sabun
: setiap mandi dan cuci tangan
Oral hygene : -
Frekuensi
: 2 x/hari
-
Waktu
: pagi,sore
-
Penggunaan pasta gigi
: Iya menggunakan pasta gigi 2x sehari
Cuci rambut -
Frekuensi
: 3x/minggu
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
41
-
Penggunaan shampo : Iya menggunakan sampo 3x seminggu
Pola istirahat dan tidur -
Lama tidur
: 2-3 jam/hari
-
Kebiasaan tidur siang
: pasien jarang tidur siang
-
Kebiasaan sebelum tidur/
-
Pengantar tidur
: tidak ada kebiasaan sebelum tidur
Keluhan/masalah
: Pasien mengatakan banyak beban Pikiran sehingga susah tidur
Pola aktivitas dan latihan - Kegiatan dalam pekerjaan sehari-hari
: kegiatan pasien hanya mencuci
- Kegiatan waktu luang
: pasien hanya duduk didepan wisma
- Olah raga
: 1x/seminggu (jenis olahraga) Senam
- Keluhan dalam beraktifitas
: pasien tidak ada keluhan saat beraktivitas
C. PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda vital : Tekanan darah
:120/80mmHg
Nadi
:89x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
:-
Sistem penglihatan a. Posisi mata
: ( ) Simetris ( ) Asimetris
b. Kelopak mata
: ( ) Normal ( ) Ptosis
c. Gerakan kelopak mata
: ( ) Normal ( ) Abnormal
d. Pergerakan bola mata
: ( ) Normal ( ) Abnormal
e. Konjunktiva
: ( ) Anemis ( ) Ananemis
f. Kornea
: ( ) Normal ( ) Keruh/berkabut
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
42
( ) Terdapat Perdarahan g. Visus
: Tidak terdapat visus
h. Sklera
: ( ) Ikterik
( ) Anikterik
i. Pupil
: ( ) Isokor
( ) Anisokor
j. Fungsi penglihatan
: saat membaca buku penglihatan
pasien kabur k. Penggunaan alat bantu
: Tidak ada
l. Tanda-tanda radang
: tidak terdapat radang
Sistem pendengaran a. Daun telinga
: ( ) Normal ( ) Sakit saat digerakkan ( ) Tidak sakit saat digerakkan
b. Bentuk
: ( ) Normal ( ) Makrotia ( ) Mikrotia
c. Posisi
: ( ) Simetris ( ) Asimetris
d. Karakteristik serumen
: tidak ada serumen
e. Perasaan penuh pada telinga
: tidak ada
f. Tinitus
: tidak ada
g. Kebersihan
: kebersihan pasien baik
h. Fungsi pendengaran
: pasien mengalami penurunan pendengaran
i. Penggunaan alat bantu
: tidak menggunakan alat
bantu pendengaran Sistem wicara Kesulitan/gangguan wicara
: Tidak ada
Sistem pernapasan a. Jalan napas
: Bersih
b. Pernapasan
: ( ) Sesak ( ) Tidak Sesak
Bila sesak
: pasien tidak sesak bila beraktivitas
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
43
c. Penggunaan otot-otot pernapasan : e. Irama
: teratur
f. Kedalaman
: Dangkal
g. Batuk
: ( ) Produktif ( ) Tidak produktif
h. Sputum
: tidak ada
i. Konsistensi
: tidak ada
j. Suara napas
: normal
Sistem kardiovaskuler Sirkulasi perifer - Nadi
: 89 x/menit
- Irama
: teratur
- Denyut
: ( ) Lemah ( ) Kuat
- Distensi vena jugolaris
:
- Temperatur kulit
: ( ) Hangat ( ) Dingin
- Warna kulit
: sawo matang
- CRT
: 2 detik
- Edema
: tidak terdapat edema
Sirkulasi jantung - Irama
: Teratur
- Kelainan bunyi jantung
: Tidak ada kelainan jantung
- Nyeri dada
: Tidak ada
- Keluhan lain
: Tidak ada
Sistem saraf pusat a. Tingkat kesesadaran
: composmentis
b. Reaksi pupil terhadap cahaya
: Normal
c. GCS
: 15
d. Peningkatan TIK
:-
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
44
Sistem pencernaan Keadaan mulut
: Bersih
Gigi
: gigi ompong
Bibir
: simetris
Gusi
: bersih
Keadaan saliva
: terdapat karang gigi dibagian gigi bawah
Nyeri daerah perut
: tidak ada
Karakter nyeri
:-
Lokasi nyeri
:-
Bising usus
: Normal
Hepar
: Normal
Skibala
: Tidak ada
Sistem imunologi Hb
:-
Ht
:-
Leukosit
:-
Eritrosit
:-
Trobosit
:-
Keluhan sakit
:-
Perdarahan
:-
Sistem endokrin Napas berbau keton
: Tidak ada
Hypokalemi
: Tidak ada
Hyperkalemi
: Tidak ada
Polidipsi,poliphagi,poliuri
: Tidak ada
Gangren
: Tidak ada
Exopthalmus
: Tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
45
Tremor
: Pasien mengalami tremor pada saat memegang benda
Sistem urogenitalia Perubahan pola kemih
: Tidak ada
Frekuensi
: 5-6x/hari, terkontrol
Volume dalam 24 jam
:1300cc
Warna urien
: kuning khas urine
Distensi kandung kemih
: tidak ada
Pembesaran kelenjar prostat : Tidak ada Keadaan genitalia
: Bersih
Sistem integumen Keadaan rambut
: bersih
Kuku
: Tampak kotor
Turgor kulit
: elastis
Warna kulit
: sawo matang
Keadaan kulit
: bersih
Sistem muskuloskletal Kesulitan dalam pergerakan : tidak ada Sakit pada tulang/sendi
: tidak ada
Fraktur
: tidak ada
Kontraktur
: tidak ada
Tonus otot
: Kuat
Kelainan bentuk tulang
: tidak ada kelainan bentuk tulang
Kelainan sendi
: tidak ada
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
46
INSTRUMEN PENGKAJIAN TENTANG KEMANDIRIAN 1. KATZ INDEKS Termasuk dalam kategori manakah klien anda : A :Mandiri dalam makan, kontinen, toileting, berpakaian, berpindah dan mandi B :Mandiri dalam semua hal, kecuali salah satu dari fungsi diatas C : Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain D : Mandiri, kecuali mandi,berpakaian dan satu fungsi lain E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan satu fungsi lain F : Mandiri, kecuali mandi,berpakaian,toileting,berpindah dan satu fungsi lain G : Ketergantungan untuk semua fungsi 2.
Barthel Indeks (Nilai 100 : Klien Mandiri) Tabel 3.1 Barthel Indeks
No
Kriteria
1
Makan
2
Berpindah dari kursi roda ke tt dan
Dengan Bantuan
Mandiri
Nilai
5
10
10
5 – 10
15
15
sebaliknya 3
Personal toilet
0
5
5
4
Keluar masuk toilet
5
10
10
5
Mandi
5
15
6
Jalan dipermukaan datar
0
5
5
7
Naik turun tangga
5
10
5
8
Mengenakan pakaian
5
10
10
9
Kontrol Bowels
5
10
10
10
Kontrol Bladder
5
10
10
10
Intepretasi Dari nilai 100 pasien mendapatkan nilai 80 dari kemandirian pasien
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
47
3.
Pengkajian individual dan lingkungan * Apakah klien mengalami gangguan penglihatan ? (
) Ya ( ) Tidak
( ) Kanan/kiri/keduanya
* Kapanterjadinya ? ( ) Siang/malam/semua
( ) Jauh/dekat/keduanya
* Bagaimana ? ( Remang-remang ) Remang-remang/terlihat dobel/buta * Pakai alat bantu kacamata ? ( ) Ya ( ) Tidak * Jika memakai kacamata bagaimana fungsinya ? ( ) Jelas/tidak jelas * Apakah Klien mengalami gangguan pendengaran ? (
) Ya
(
) Tidak
(
) Ka/ki/keduanya
(
)
Sensori/konduksi/campuran * Membran Telinga ? ( ) Utuh ( ) Cacat * Apakah mengalami gangguan neuromuskuler ? ( ) Ya ( ) Tidak * Apakah klien mengalami kelemahan fisik ? ( ) Ya ( ) TidaK * Apakah klien mengalami postural Hypertensi ? ( ) Ya ( ) Tidak * Apakah klien mengalami inkontinensia ? ( ) Ya ( ) Tidak * Yang manakah ? ( ) Defekasi/miksi/keduanya * Apakah klien pernah jatuh ? ( ) Ya ( ) Tidak * Berapa kali ? ( ) > 3 kali/bulan ( ) > 1 kali/bulan ( ) Baru sekali * Kapan terjadinya ? ( ) Siang/malam * Dimana terjadinya ? ( ) Diluar rumah ( ) Dikamar tidur ( ) Dikamar mandi * Apakah masing-masing ruang/jalan/gang ada lampu ? ( Ya ) Ya/sebagian/tidak * Fungsinya ? ( ) Baik ( ) Tidak * Apakah ada lampu emergensi ? ( ) Ya ( ) Tidak
( Tidak )
Berfungsi baik/tidak ( ) Mudah dijangkau/tidak ( ) Mencukupi/tidak * Apakah ada pegangan ? ( ) Ya ( ) Tidak * Apakah warna lantai dengan dinding sama ? ( ) Ya ( ) Tidak * Apakah ada warna gelap sebagai warna pembatas antara dinding dan lantai ? ( ) Ya ( ) Tidak
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
48
* Bagaimana kondisi lantai kamar mandi ? ( ) Licin ( ) Tidak rata ( ) Kasar ( ) Bersih ( ) Kotor * Bagaimana kondisi lantai didalam rumah dan teras ? ( ) Licin ( )Tidak rata ( ) kasar ( ) Bersih ( )Kotor * Adakah tangga/undak-undakan ? ( ) Ya ( ) Tidak * Dimana ? ( ) Didalam rumah ( ) Diluar rumah * Berapa sudut tangga ? ( ) > 60
( ) 30 – 60 ( ) < 30
* Berapa jarak ketinggian tiap anak tangga ? ( ) > 30 cm ( ) 15-30 cm ( ) < 15 cm * Ada pegangan pada tangga ? ( ) Ya ( ) Tidak * Ada jalan khusus untuk kursi roda ? ( ) Ya ( ) Tidak Bagaimana perabotan rumah tangga ? -
Tempat tidur (< 45 cm), tinggi, stabil
-
Almari Stabil
-
Meja Stabil
-
Kursi tabil Apakah rendah (< 45 cm), tinggi, stabil, goyah ? Stabil Apakah kursi ada sandaran,pegangan ? kursi pasien ada sandaran dan pegangan PENGKAJIAN STATUS MENTAL Short Portable Status Questioner (SPSMQ) Instruksi : Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban Catat jumlah kesalahan total berdasarkan sepuluh pertanyaan Benar
Salah
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pertanyaan Tanggal berapa hari ini ? Hari apa sekarang ini ? Apa nama tempat ini ? Berapa nomor telepon anda ? Dimana alamat anda ? Berapa umur anda?
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
49
Score total Interpretasi hasil
7. 8. 9. 10. 10
Kapan anda lahir ? Siapa presiden Indonesia sekarang ? Siapa presiden sebelumnya ? Siapa nama ibu anda ? Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun
:4 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Mini – Mental State Exam (MMSE) N Nilai Nilai Kriteria o maximal klien 1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar : Tahun Musim Tanggal Hari Bulan 5 3 Dimana kita sekarang berada ? Negara Propinsi Kota PSTW Wisma 2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa,kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek tadi : Sapu Kursi Meja 3 Perhatian dan kalkulasi 5 1 Minta klien untuk memulai angka 100 kemudian kurangi 7 sampai 5 kali/tingkat : 93 86
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
50
4
5
79 72 65
Mengingat 3
3
Minta klien untuk mengulangi ke 3 objek pada pertanyaan no 2 : Sapu Kursi Meja
Bahasa 9
6
Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan pada klien nama benda tersebut : Pensil Buku Minta klien untuk Mengulang kata berikut : “tak ada jika, dan, atau, tetapi “ bila benar nilai 1 point 0 Pernyataan benar Minta Klien untuk mengikuti perintah berikut Ambil kertas ditangan Lipat dua taruh dilantai Perintahkan pada klien untuk satu hal (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 point) Membuang sampah pada tempatnya Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar : 0
Skor Interpretasi hasil
: 19 : Terdapat gangguan ringan dalam kognitif
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
51
Pengkajian Fungsi Sosial /APGAR Keluarga No
Pernyataan
1
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu saya saat saya sedang susah (adaptasi)
2
Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya mengungkapkan masalah atau membicarakan sesuatu dengan saya (hubungan) Saya puas bahwa keluarga (teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas (pertumbuhan)
3
4
5
Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya saat saya mengekspresikan emosi seperti marah, sedih, gembira (afek) Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya menyediakan waktu bersama-sama (pemecahan)
Selalu (2)
Jarang (1)
Tidak Pernah
SKOR :8 Interpretasi Hasil : Baik
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
52
No 1 2
STATUS PSIKOLOGIS (skala depresi gerlatlk yesavage, 1983) Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani?
Jawaban
Ya
Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas
Tidak
anda?
3
Merasa bahwa kehidupan anda hampa?
Tidak
4
Sering merasa bosan?
Tidak
5
Penuh penghargaan akan masa depan?
Ya
X
6
Mempunyai semangat yang baik tiap waktu?
Ya
7
Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak bias
Tidak
diuangkapkan?
8
Merasa bahagia disebagian besar waktu
9
Merasa takut sesuatu akan terjadi pada diri anda?
Tidak
X
10
Seringkali merasa tidak berdaya?
Tidak
11
Sering merasa gelisah dan gugup?
Tidak
X
Memilih dirumah daripada pergi untuk melakukan
Tidak
12
Ya
sesuatu yang bermanfaat?
13
Seringkali merasa khawatir akan masa depan?
Tidak
14
Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan
Tidak
daya ingat dibandingkan dengan oranglain? 15
Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan
Ya
sekarang? 16
Seringkali merasa merana?
Tidak
17
Merasa kurang bahagai?
Tidak
18
Sangat khawatir dengan masa lalu?
Tidak
19
Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan?
20
Merasa berat untuk melalukan sesuatu yang baru?
Tidak
21
Merasa dalam keadaan penuh semangat?
Tidak
22
Berfikri bahwa keadaan anda tidak adaa harapan?
Tidak
23
Berfikri bahwa orang lain yang lebih baik dari anda
Tidak
Ya
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
53
24
Sering kesal dengan hal yang sepele?
Tidak
25
Sering kali ingin merasa menangis?
Tidak
26
Merasa sulit untuk berkonsentrasi?
Tidak
27
Menikmati tidur?
28
Memilih menghindari dari perkumpulan social?
29
Mudah mengambil keputusan?
Ya
30
Mempunyai pikiran yang jernih?
ya
Ya Tidak
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU
3
Terganggu : nilai 3 Normal :nilai 27
Analisis Data Nilai 6-15 : Depresi Ringan s.d Sedang Nilai 16-30 : Depresi Berat Nilai 6-5
: Normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG E. ANALISA DATA Tabel 3.2 Analisa Data NO DATA 1 DS : - Pasien mengatakan tidak bisa tidur pada malam hari - Pasien mengatakan tidur hanya 2-3 jam pada malam hari - Pasien mengatakan setelah terbangun tidak bisa tidur lagi -pasien mengatakan banyak fikiran sehingga sulit tidur DO : - Pasien tampak lesu - Pasien banyak menghabiskan waktu untuk duduk
MASALAH Gangguan Pola Tidur
ETIOLOGI Kurang Kontrol Tidur
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
54
2
- Mata pasien tampak sayu - Pasien tampak sulit untuk tidur kembali setelah terbangun DS : - Pasien mengatakan banyak beban fikiran - Pasien mengatakan khawatir jika disuruh pergi dari panti - Pasien mengatakan memikirkan tidak punya pekerjaan - Pasien mengatakan sulit tidur karena memikirkan takut jika pasien disuruh pergi DO : - Pasien tampak sulit tidur - Pasien tampak gelisah - TD : 120/80 mmHg
Ansietas
Kurang Terpapar Informasi
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur 2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi G. RENCANA KEPERAWATAN Tabel 3.3 Rencana Keperawatan NO 1
DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan pola tidur
LUARAN (SLKI ) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan kriteria hasil : 1. Keluhan sulit tidur menurun 2. Keluhan sering terjaga menurun
INTERVENSI (SIKI) Dukungan Tidur : Observasi Identifikasi pola aktivitas dan tidur Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis:
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
55
3. Keluhan tidak puas tidur menurun 4. Keluhan pola tidur berubah menurun 5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur) Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Terapeutik Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) Batasi waktu tidur siang, jika perlu Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur Tetapkan jadwal tidur rutin Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur) Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau Tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga Edukasi Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur Anjurkan penggunaan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
56
2
Ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan kriteria hasil: 1. Verbalisasi kebingungan menurun 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun 3. Perilaku gelisah menurun 4. Perilaku tegang menurun 5. Konsentrasi membaik 6. Pola tidur membaik
obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis: psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja) Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnya
Reduksi Ansietas : Observasi Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis: kondisi, waktu, stresor) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal) Terapeutik Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan Pahami situasi yang membuat ansietas Dengarkan dengan penuh perhatian Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Tempatkan barang pribadi yang memberikan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
57
kenyamanan Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang Edukasi Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika perlu Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat Latih Teknik relaksasi
H. CATATAN PERKEMBANGAN Nama
:Tn.S
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
58
Hari/Tanggal :Selasa, 10-01-2023 Tabel 3.4 Catatan Perkembangan
NO 1
HARI/ TGL Selasa, 10-012023
DX KEP
IMPLEMENTASI
Gangguan Pola Tidur
Dukungan Tidur : Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis) Membatasi waktu tidur siang, jika perlu Menetapkan jadwal tidur rutin Melakukan prosedur terapi nonfarmakologi dengan murottal Al-qur’an Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
PARAF
EVALUASI (SOAP) S: Pasien mengatakan pada malam hari sulit tidur dan saat terbangun pasien tidak dapat tidur kembali Pasien mengatakan jika tidur hanya 2-3 jam saja O: Mata pasien tampak sayu Pasien banyak menghabiskan waktu untuk duduk TD:120/80 mmHg S:36,4oC N :89x/Menit RR :20x/Menit A :Gangguan Pola Tidur P :Lanjutkan Intervensi Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur Menetapkan jadwal tidur rutin Melakukan prosedur terapi nonfarmakologi dengan murottal Alqur’an Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit Menganjurkan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
59
menepati kebiasaan waktu tidur 2
Selasa, 10-012023
Ansietas
Reduksi Ansietas : Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis: kondisi, waktu, stresor) Memonitor tandatanda ansietas (verbal dan nonverbal) Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan Pahami situasi yang membuat ansietas Mendengarkan dengan penuh perhatian Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
S: Pasien mengatakan banyak beban fikiran Pasien mengatakan khawatir jika disuruh pergi dari panti Pasien mengatakan memikirkan tidak punya pekerjaan O: Pasien tampak sulit tidur Pasien tampak gelisah TD:120/80 mmHg S:36,4oC N :89x/Menit RR :20x/Menit A :Ansietas P :Lanjutkan Intervensi Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal) Pahami situasi yang membuat ansietas Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Catatan Perkembangan Hari Ke-2 Nama :Tn.S Hari/Tanggal :Rabu, 11-01-2023
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
60
NO 1
2
HARI/ TGL Rabu, 11-012023
Rabu, 11-012023
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI(SOAP)
Gangguan Pola Tidur
Dukungan Tidur : Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur Menetapkan jadwal tidur rutin Melakukan prosedur terapi nonfarmakologi dengan murottal Al-qur’an Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
S: Pasien mengatakan malam hari masih sulit tidur Pasien mengatakan banyak fikiran yang membebani O: Pasien tampak melamun Tampak ada kantung mata TD:130/80 mmHg N :83x/Menit RR :20x/Menit A :Gangguan Pola Tidur P :Lanjutkan Intervensi Menetapkan jadwal tidur rutin Melakukan prosedur terapi nonfarmakologi dengan murottal Alqur’an Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Ansietas
Reduksi Ansietas : Memonitor tandatanda ansietas (verbal dan nonverbal) Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan Pahami situasi yang membuat ansietas Melatih kegiatan
S: Pasien mengatakan khawatir jika disuruh pergi dari panti Pasien mengatakan tidak mempunyai rumah O: Pasien tampak cemas Pasien tampak melamun TD:130/80 mmHg N :83x/Menit RR :20x/Menit A :Ansietas
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
61
pengalihan untuk mengurangi ketegangan
P :Lanjutkan Intervensi Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Catatan Perkembangan Hari Ke-3 Nama :Tn.S Hari/Tanggal :Kamis, 12-01-2023 NO
HARI/ TGL
DIAGNOSA
1
Kamis, 12-012023
Gangguan Pola Tidur
2
Kamis, 12-012023
Ansietas
IMPLEMENTASI Dukungan Tidur : Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur Menetapkan jadwal tidur rutin Melakukan prosedur terapi nonfarmakologi dengan murottal Al-qur’an Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Reduksi Ansietas : Melatih kegiatan pengalihan untuk
PARAF
EVALUASI(SOAP) S: Pasien mengatakan tadi malam sedikit tidur lebih cepat Pasien mengatakan tidur dari jam 12 sampai jam 4 subuh O: Pasien tidur selama 4-5 jampada malam hari Pasien tidur pada siang hari selama 1 jam Tampak kantung mata sedikit menghilang TD:130/80 mmHg N :87x/Menit RR :20x/Menit A :Gangguan Pola Tidur P :Hentikan Intervensi S: Pasien mengatakan kekhawatiran sudah
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
62
mengurangi ketegangan
berkurang Pasien mengatakan sudah tidak cemas berada di panti O: Pasien tampak tenang TD:130/80 mmHg N :87x/Menit RR :20x/Menit A :Ansietas P :Hentikan Intervensi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Panti Sosial Tresna Werdha Natar terletak di Jalan Sitara No. 1490 Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Panti Sosial Tresna Werdha Natar berdiri sebelum tahun 1979 yang dikelola oleh Dinas Sosial Tk.1 Lampung yang merupakan satlak yang berlokasi di Gunung Sulah Kedaton, Tanjung Karang. Pada tahun 1979-1980 melalui proyek Departemen Sosial RI yang dilaksanakan Kanwil Departemen Provinsi Lampung dibangunlah Panti Tresna Werdha Natar Lampung dengan luas tanah 10.930 m². Pada saat ini di Panti Tresna Werdha Natar terdapat 78 lansia, 2 tenaga perawat kesehatan, terdiri dari 20 tenaga PNS, 4 tenaga sukarela, 13 petugas dapur dan terdapat 11 wisma, 3 ruang isolasi dan fasilitas kesehatan yaitu poliklinik, senam lansia, dan alat transportasi kesehatan ambulance. Visi Dan Misi Visi : Terwujudnya lanjut usia bahagia, sejahtera dihari tua Misi : 1) Meningkatkan pelayanan fisik lanjut usia melalui pemenuhan pelayanan sandang, pangan dan papan 2) Meningkatkan jaminan sosial dan perlindungan kepada lanjut usia 3) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sesama lansia, lansia dengan pegawai dan lansia dengan masyarakat B. Analisis Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Proses pengkajian merupakan tahap pertama yang dilakukan dalam proses keperawatan dan dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan data individu secara komprehensif terkait aspek 63
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
64
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. Fase dari pengkajian awal meliputi: pengumpulan data, analisis data, pengelompokan data dan dokumentasi data (Toney-Butler & Unison-Pace, 2018). Gangguan tidur merupakan keluhan sulit tidur yang hampir sering terjadi di setiap malam, di sertai rasa yang tidak nyaman setelah episode tidur tersebut. Jadi gangguan tidur merupakan gejala kelainan dalam tidur, yaitu berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. Insomnia bukan suatu penyakit melainkan suatu gejala yang memiliki penyebab seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energi tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup (Hidayatus Syadiyah, 2018). Masalah keperawatan utama yang muncul sadalah gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur, data tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riskiana Ayu Safitri dan Endang Supriyanti (2021). Menurut peneliti pada pengkajian studi kasus menemukan kesamaan pada keluhan utama yaitu pasien samasama mengeluhkan sulit tidur pada malam hari dan tidur terjaga. Pada saat pengkajian pada Tn.S mengatakan bahwa sulit tidur pada malam hari dan sulit tidur kembali jika terbangun. Selain itu Tn.S mengatakan banyak beban pikiran sehinggia membuat beliau tidak bisa tidur, Tn.S juga mengatakan karena baru datang di panti 5 hari yang lalu beliau takut jika suatu saat nanti beliau diusir dari panti tersebut dan tidak
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
65
memiliki tempat tinggal shingga itu juga membuat tidak bisa tidur saat malam hari didapatkan kasus pasien yaitu Gangguan Pola Tidur. Dari
hasil
TTV:
TD:
120/80
mmHg,
N:
89x/Menit,
R:
20x/menit. Pasien mengatakan tidur malam hari antara 2-4 jam saja. Data tersebut sejalan antara teori dan hasil pengkajian yang dilakukan oleh peneliti, dimana keluhan utama pasien yaitu mengeluhkan sulit tidur pada malam hari dan pada saat terbangun pasien tidak bisa lagi untuk tidur kembali, hampir setiap malam pasien hanya tidur 2 jam saja. 2. Diagnosa Keperawatan Pada kasus tersebut terdapat dua diagnosa yang muncul antara lain diagnosa keperawatan utama yang muncul yaitu gangguan Pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur. Diangkatnya diagnosa gangguan pola tidur karena keluhan utama klien pada saat dilakukan pengkajian mengatakan sulit tidur, jika tidur malam mengeluh sering terbangun, mengeluh tidak puas tidur, pola tidur terganggu. Apabila terjadi gangguan istirahat tidur, tubuh akan mengalami beberapa dampak negatif pada fisik dan mental seperti lemah, lesu, aktivitas menurun, ketidakseimbangan kognitif, mudah marah, dan konsentrasi terganggu. Diagnosa ini ditegakkan sesuai dengan standar diagnosis keperawatan Indonesia. Di dalam buku standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) data subjektif dan objektif mayor minor secara teori yaitu: mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
66
puas tidur, mengeluh pola tidur berubah dan mengeluh istirahat tidak cukup. Keluhan dan data yang didapatkan dari klien sama dengan teori data mayor minor yang ada di buku standar diagnosis keperawatan Indonesia. Yang kedua Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Di angkatnya diagnosa ansietas karena pasien mengeluhkan takut jika di suruh pergi dari panti dan tidak tahu akan tinggal dimana, pasien juga mengeluhkan bingung jika tidak mempunyai pekerjaan bagaimana akan mempunyai uang ,pasien juga belum mengerti harus bagaimana jika di panti, pasien tersebut tampak gelisah dan hanya melamun duduk di kursi. Di dalam buku standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) data subjektif dan objektif secara teori yaitu: merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sering merasa khawatir dengan apa yang dialami, dan mengeluh sulit tidur. Keluhan dan data yang didapatkan dari klien sama dengan teori data mayor minor yang ada di buku standar diagnosis keperawatan Indonesia. Hasil
penelitian
ini
menunjukan
bahwa
tidak
terdapat
kesenjangan antara teori dan hasil penelitian dimana diagnosa utama yang muncul pada pasien dengan insomnia adalah gangguan pola tidur. Gangguan tidur di kenal sebagai penyebab morbiditas yang signifikan. Ada beberapa dampak gangguan pola tidur pada lansia misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan memori, mood, depresi, sakit kepala, sering terjatuh, dan penurunan kualitas hidup.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
67
3. Intervensi Keperawatan Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, dengan criteria hasil :Tn.S diharapkan nyaman dan rileks paham mengenai penyakitnya Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, karakteristik danpenyebab kurang tidur Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti jam 8. yang
nyaman
lingkungan yang tidak berisik dari kebisingan,
tingkatkan aktivitas sehari- hari dan Kurangi aktivitas sebelum tidur dan penerapan Terapi Murottal AL Qur’Ian. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori SIKI (2018) yang menyatakan bahwa intervensi yang diberikan. Pemberian terapi non farmakologi seperti terapi murottal al-qur’an dan memberikan posisi nyaman. Intervensi yang ditegakkan oleh peneliti sesuai dengan teori pada pasien yang mengalami gangguan pola tidur sesuai dengan data (observasi, nursing intervensi, edukasi, kolaborasi) sesuai dengan kondisi pasien. 4. Implementasi dan Evalusi a. Analisis Implementasi Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
68
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan .Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan keperawatan dan intervensi yang ditetapkan karena untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditentukan penulis yaitu mengkaji insomnia yang bertujuan untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi. Implementasi yang diberikan sesuai dengan (SIKI 2018) adalah : (Observasi: Mengidentifikasi pola aktivitas dan
tidur,
mengidentifikasi
mengidentifikasi
faktor
pengganggu
tidur,
obat tidur yang dikonsumsi). (Terapeutik:
Memberikan terapi nonfarmakologi dengan terapi murottal alqur’an dan menjelaskan bagaimana metode ini dilakukan). (Edukasi: Menjelaskan tidur cukup, menganjurkan menepati waktu tidur, mengajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur). Implementasi yang ditegakkan
oleh peneliti telah sesuai
dengan intervensi pada pasien yang mengalami gangguan pola tidur, dimana implementasi tersebut telah didukung dengan data sesuai dengan kondisi pasien. Tindakan implementasi dilaksanakan selama tiga hari dan dilakukan selama 15 menit, implementasi ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi gangguan pola tidur pada pasien yang mengalami insomnia, dilakukan dengan terapi murottal alqur’an, selama tiga hari berturut-turut. Implementasi pada kasus ini terdapat kesenjangan dimana data menunjukkan bahwa hari pertama
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
69
hingga hari terakhir pasien menunjukan respon yang baik dan penurunan gangguan pola tidur. b. Analisis Evaluasi Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengn respon perilaku klien yang tampil . Evaluasi disusun dalam metode SOAP dengan keterangan antara lain yang pertama subyektif (S) adalah hal-hal yang diemukan secara subyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, yang kedua obyektif (O) adalah hal-hal yang diemukan secara obyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan,yang ketiga analisa (A) adalah hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnose keperawatan, yang terakhir perencanaan (P) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari pada tahap evaluasi pada hari ke tiga .(S) :Pasien tidur lebih membaik yaitu 4-5 jam. (O) : Tampak kantung mata pasien sedikit menghilang, Pasien merasa sudah hampir bisa tidur dengan melakukan lakukan terapi penerapan Terapi murottal AL Qur’an mendegarkan terapi -TD : 120/80mmhgNadi : 89x/menit-RR : 20x/menit Kuantitas tidur pada malam hari dari jam 24.00 – 04.00 wib Pada siang hari 13.00 – 14.00 wib (A) : Masalah teratasi (P) : Intervensi dihentikan.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
70
Hasil penelitian ini menunjukan ada perbaikan pada pola tidur pasien yang sebelumnya hanya 2 jam saja dan setelah dilakukan terapi murottal al-qur’an pasien tidur membaik pada malam hari antara 4-5 jam dan siang hari selama 1 jam. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Safitri & Supriyanti, 2021) dengan pemberian terapi non farmakologi yaitu terapi murotal Al Qur’an Surat Ar-Rahman selama 6 hari setiap jam 21.00 WIB dengan durasi 12 menit. Setelah diberikan terapi murottal terjadi penurunan skor insomnia pada klien I yaitu dari skala 18 menjadi 12 yaitu insomnia sedang menjadi insomnia ringan dan pada klien II yaitu dari skala 17 menjadi 13 yaitu insomnia sedang menjadi insomnia ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi murottal al qur’an dapat menurunkan tingkat insomnia pada lansia. Penyebab menurunkan tingkat gangguan tidur adalah karena Al-Qur’an yang berupa doa-doa lembut, berefek memberikan vibrasi yang kuat kepada
perubahan
mental
dan
mengandung
kekuatan.
penyembuhan, penghibur dikala perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, membersihkan serta melunakkan hati yang keras dan mendatangkan petunjuk. Ketenangan dan kebahagiaan jiwa merupakan hal yang prinsipil dalam kesehatan mental dan manfaat tersebut menjadi landasan dalam psikoterapi.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
71
c. Anilisis Inovasi Produk Bedasarkan tindakan yang telah di lakukan pada klien dengan inovasi produk terapi murottal Al-Qur’an di dapatkan hasil yaitu pasien mengatakan merasa lebih rileks dan pasien tampak lebih tenan dan bisa untuk tidur. hal ini sesuai dengan penelitian yang
di
lakukan
oleh
Hasil
penelitian
Wulandari
dan
Trimulyaningsih (2015), Fatimah dan Noor (2015) serta Oktora, et.al. (2016) membuktikan bahwa terapi murottal Al- Qur’an dapat menurunkan gangguan tidur. Penyebab menurunkan tingkat gangguan tidur adalah karena Al-Qur’an yang berupa doa-doa lembut, berefek memberikan vibrasi yang kuat kepada perubahan mental dan mengandung kekuatan. penyembuhan, penghibur dikala perasaan sedih, menenangkan membersihkan
serta
melunakkan
jiwa
hati
yang
yang gelisah, keras
dan
mendatangkan petunjuk. Ketenangan dan kebahagiaan jiwa merupakan hal yang prinsipil dalam kesehatan mental dan manfaat tersebut menjadi landasan dalam psikoterap (Wulandari & Trimulyaningsih, 2015).
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Menua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Kholifah, 2016). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur adalah terapi secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang biasa digunakan dan paling efektif adalah obat tidur, dimana jika digunakan terus menerus akan mengalami ketergantungan. Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur dengan terapi non farmakologi diantaranya terapi pengaturan insomania, terapi psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi relaksasi dapat dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah diri, aroma terapi dan terapi musik. Salah satu terapi yang bisa digunakan yaitu murotta AlQur’an (Marlina, 2019). Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn.Y selama 3 hari, yaitu pada tanggal 10 Januari – 13 Januari 2023 dengan
72
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
73
kasus dengan gangguan pola tidur di PSLU TRESNA WHERDA NATAR , maka dapat diketahui hal-hal seperti berikut : 1. Setelah dilakukan pegkajian didapatkan bahwa pasien Tn.S sulit tidur pada malam hari dan sulit tidur kembali jika terbangun. Selain itu Tn.S mengatakan banyak beban pikiran sehinggia membuat beliau tidak bisa tidur.Data tersebut sesuai dengan teori untuk dilakukan asuhan keperawatan pada Lansia dengan masalah gangguan pola tidur. 2. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus yaitu : a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi 3. Untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul tersebut maka disusunlah rencana asuhan keperawatan sesuai dengan teoritis dan kasus yang ditemukan pada Tn.S dengan gangguan pola tidur. 4. Implementasi keperawatan yang telah dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi Tn.S dengan gangguan pola tidur. 5. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada Tn.S dengan gangguan pola tidur, selama 3 hari didapatkan bahwa sudah memperlihatkan adanya perbaikan. Penulis telah mampu menerapkan asuhan
keperawatan
gangguan
pola
tidur
dengan
terapi
nonfarmakologi murottal Al-qur’an untuk mengatasi gangguan pola tidur.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
74
B. Saran 1. Bagi institusi pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu kesehatan keperawatan gerontik kepada peserta didik sehingga pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi kedepannya dan akan membantu dalam mendukung untuk bahan pengajaran ilmu keperawatan gerontik kedepannya. 2. Bagi tenaga kesehatan Dengan adanya Karya Ilmiah Akhir Ners ini penulis dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan khususnya mengenai ilmu riset keperawatan gerontik tentang penerapan terapi murottal Alqur’an dalam menurunkan gangguan pola tidur pada lansia. Dan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam menerapakan ashan keperawatan. 3. Bagi Panti Tresna Wherda Hasil asuhan keperawatan ini dapat dijadikan alternative mengatasi gangguan
pola
tidur
pada
lansia
dalam
penatalaksanaan
nonfarmakologi. 4. Bagi Pasien Hasil
asuhan
keperawatan
ini
dapat
dijadikan
salah
penatalaksanaan nonfarmakologi untuk mengatasi gangguan pola tidur.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
75
5. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian tentang intervensi yang dapat dilakukan dalam mengatasi gangguan pola tidur.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
DAFTAR PUSTAKA Amir, N., 2017, Gangguan pola tidur lansia, Cermin Dunia Kedokteran. No. 157, FKUI, Jakarta. Apriyeni. E & Patricia, H (2019). The improvement of elderly sleeping quality with progressive muscle relaxation therapy. Fatimah, F. S., & Zulkhah, N. (2015). Efektivitas Mendengarkan Murotal AlQur’an terhadap Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(1).20-25 Kemenkes RI . (2017). Info DATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Mauk, K.L. 2017.Gerontological Nurshing Competenciens for care. Sudbury : Janes and Barlet publisher. Marliana Lili, dkk. (2017). 100 Question & Answers chepalgia. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Gramedia. Medicastore 2018, Cable News Network Indonesia 2018. Nugroho, 2014, Keperawatan gerontik dan geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI. PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI. Safitri, R. A., & Supriyanti, E. (2021). Penerapan Terapi Murottal Al Qur’an Untuk Mengatasi Insomnia Pada Lansia Riskiana Ayu Safitri 1 Endang Supriyanti 1 1 Univertas Widya Husada Semarang Email : [email protected] PENDAHULUAN Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada dau. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 5(1), 14–23. http://jurnal.akper-whs.ac.id/index.php/mak/article/view/106/82 Wulandari, E. D., & Trimulyaningsih, N. (2015). Mendengarkan Murattal AlQur’an Untuk Menurunkan Tingkat Insomnia. In Jurnal Intervensi Psikologi (JIP) (Vol. 7, Nomor 1, hal. 40–55). https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol7.iss1.art3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
WHO. 2018. Word Healt Organization e-journal keperawatan. Diakses 19 september 2018.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
LAMPIRANLAMPIRAN
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung