Kasus Etika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI KASUS “KESALAHAN SEORANG AHLI GIZI” ETIKA PROFESI GIZI Dosen Pengampu : Amilia Yuni Damayanti, S.Gz, M.Gizi



Oleh : Iga Dwi Ambarani



362015721172



PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2018



Kasus 1. RSUD RAA Soewondo pati memiliki 18 ruang rawat inap yang dilayani oleh instalasi gizi dengan tenaga penjamah makanan yang memiliki tingkat pendidikan, pengetahuan diet dan masa kerja yang berbeda beda. Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati , indikator pelayanan gizi belum mencapai SPM yang sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 129/MENKES/SK//II/2008. Surat keputusan tersebut berisi tentang SPM gizi yaitu ketepatan waktu pemberian makan pasien harus ≥90%, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien ≤20%, dan tidak adanya kesalahan pemberian diet harus 100%. Hasil penelitian ketepatan diet pasien yang dilakukan instalasi gizi RSUD RAA Soewondo tahun 2011 sebesar 98%, tahun 2012 sebesar 97%, tahun 2013 sebesar 98 %, serta tahun 2014 sebesar 98%. Data tersebut menunjukkan bahwa masih terjadi kesalahan dalam pemberian diet pada pasien. Ketepatan dalam pemberian diet pasien di RSUD RAA Soewondo Pati belum mencapai 100% seperti target SPM. Sundari Studi Kasus Instalasi Gizi RSUD dr Soewondo. Academia. edu



 Dalam kasus eror pada instalasi pelayanan gizi di RSUD RAA Soewondo yang masih terjadi kesalahan yaitu kesalahan dalam pemberian diet pasien. Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang medic dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang berhubungan dengan kegiatan lainya. salah satunya dalam ketepatan pemberian diet yang merupakan satu indicator tercapainya standar pelayanan. Karena kesalahan pemberian diet pasien dapat mempengaruhi keselamatan pasien dan kerugian bagi pasien. Sebagai ahli gizi yang bertugas seharusnya dapat memberikan diet yang tepat pada pasien setelah berkonsultasi dengan pasien dan mengkaji penyakit pasien dengan baik dan tidak memberikan hasil kesimpulan yang salah, sehingga dapat memberikan diet yang terbaik untuk pasien dan diet yang diberikan harus sesuai diagnosis gizi pasien. Kasus 2. Terjadinya error pada asuhan gizi pasien rawat inap di RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Tindakan asuhan gizi yang paling banyak tidak dilakukan, diantaranya adalah



penentuan diit awal oleh dokter sebesar 88,7%, tindakan monitoring dan evaluasi sebesar 71,3%, menghitung kebutuhan gizi sebesar 39,3% dan pengukuran antropometri sebesar 35,3%. Sedangkan tindakan pemberian makan ke pasien yang paling banyak tidak dilakukan, diantaranya adalah penanda tanganan pemesanan blangko diit oleh perawat sebesar 72%, dan tindakan memberi informasi asupan makan pasien dari pramusaji ke ahli gizi sebesar 58,3%. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya error pada asuhan gizi rawat inap dari faktor petugas terjadi karena ketidak taatan terhadap SOP yang ada ( melakukan pelanggaran) pada ahli gizi. Murtiningsih, T. (2013). STUDI KASUS ERROR DALAM PENATALAKSANAAN ASUHAN GIZI BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RSUD dr.R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yogyakarta.  Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinyakebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Seorang ahli gizi harus memahami dan mengawasi standar pelayanan gizi dalam pengadaan , penyelenggaraan makanan yang dimulai dari perencanaan hingga bahan makanan berlanjut pada proses pengolahan dan distribusi. Ahli gizi seharusnya memberikan diet yang tepat dan sesuai diagnosis gizi yang telah ditetapkan pada awal pasien masuk rumah sakit yang kemudian diimplementasikan kedalamsuatu intervensi menu diet. Selain itu ahli gizi juga harus mentaati dan memahami SOP yang telah di tetapkan oleh rumah sakit untuk mengurangi terjadinya eror dalam penata laksanaan asuhan gizi.