KEL.6 Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KAJIAN LESSON LEARN TERHADAP SEJARAH PELAYANAN KEBIDANAN DAN SITUASI PEREMPUAN PADA MULTI PERIODE DI INDONESIA (TERMASUK JUGA REKONSTRUKSI BUDAYA DAN PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA SETEMPAT) MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan



OLEH: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



AI WIDYA SEPTIANI 220831032 AI YUNI FITRI MARTIANI 220831033 ANANG SEKARNINGSIH 220831013 EUIS IN IN INAYATI 220831008 NIA KURNIASIH 220831035 NUNUNG RUKAESUH 220831009 SRI NURMALASARI 220831034



PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA 2023



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan dengan mengambil pembahasan mengenai Kajian Lesson Learn Terhadap Sejarah Pelayanan Kebidanan Dan Situasi Perempuan Pada Multi Periode Di Indonesia (Termasuk Juga Rekonstruksi Budaya Dan Penguatan Identitas Budaya Setempat). Tidaklah akan terwujud dan terlaksana penulisan ini tanpa adanya kebijaksanaan dan bantuan dari pihak-pihak lain, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, adanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam ilmu kebidaan. Yogyakarta, Maret 2023



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1 A. Latar Belakang...........................................................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................................2 C. Tujuan Penelitian........................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................4 A. Sejarah Perkembangan Pelayanan Kebidanan............................................................4 B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Kebidanan...........................................................5 BAB III KESIMPULAN............................................................................................................13 A. Kesimpulan...............................................................................................................13 B. Saran.........................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan dan Pendidikan kebidanan nasional maupun internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan pelayanan dan Pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh petugas Kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan di pelayanan. Salah satu faktor yang menyebabkan terus berkembangnya pelayanan dan Pendidikan kebidanan kebidanan adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada Wanita hamil dan bersalin, khusunya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 20-50%. Mengenai hal di atas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan Pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan Kesehatan ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui Pendidikan formal dan bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui Pendidikan pelatatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai. Sejarah perkembangan pelayanan dan Pendidikan kebidanan setiap waktu mengalami perkembangan, baik suatu kemajuan atau justru kemunduran. Perkembangan ini terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Sejarah kebidanan dimulai sejak awal kehidupan atau awal peradaban manusia. Zaman dahulu persalinan dan perempuan menstruasi dianggap kotor dan menijikan sehingga cara persalinan terkesan tidak manusiawi. Tidak ada yang mencatat kapan dimulainya proses persalinan dilakukan oleh bidan. Dalam sejarah, perempuan dalam proses melahirkan dapat dilakukan sendiri atau dibantu oleh suami mereka. Ketika manusia tidak lagi berpindah-pindah dan membentuk kelompok masyarakat, para ibu melahirkan dijaga atau ditolong oleh seorang perempuan yang dianggap mampu, yaitu seorang perempuan setengah baya yang telah menikah dan melahirkan, melalui percobaan dan tukar pengetahuan dia mengembangkan kehaliannya yang disebut dukun bayi. Terdapat catatanyang menunjukan Tindakan yang dilakukan bidan, terdapat ada patung Mochicha (500 SM), lukisan Papyri dan Tomb dalam old Testament (Chamberelein,1981), catatan tentang bidan Yahudi (Shipah dan Puah) yang berani



1



2



mengambil resiko membela keselamatan bayi laki-laki Bangsa Yahudi yang diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun.



B. Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ilmiah ini penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah perkembangan pelayanan dan Pendidikan kebidanan di



dalam ? 2. Bagaimana sejarah perekembangan pelayanan dan Pendidikan kebidanan di Indonesia ?



C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penyusunan makalah ilmiah ini yaitu untuk : 1. Mengetahui bagaimana sejarah Pelayanan kebidanan di indonesia 2. Mengetahui bagaimana sejarah Pelayanan kebidanan situasi perempuan pada multi periode di Indonesia 3. Sebagai bahan



motivasi untuk mengembngkan pelayanan dan Pendidikan



kebidanan di wilayah yang ditempati sekarang D. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ilmiah ini, yaitu : 1. Manfaat bagi penulis : Agar penulis bias mengembangkannya kepada orang lain tentang sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia. 2. Manfaat bagi pembaca : Agar pembaca mendapat ilmu lebih banyak mengenai sejarah perkembangan dan pendidikan kebidanan di Indonesia.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Perkembangan Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan adalah semua tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan Kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan Kesehatan ibu, dan keluarga dalam rangka mewujudkan Kesehatan keluarga masyarakat. Berikut adalah sejarah perkembangan pelayanan kebidanan yang ada di Indonesia. a. Sejarah perkembangan pelayanan kebidanan yang ada di Indonesia Perkembaangan pelayanan kebidanan dimulai Ketika belanda menjajag Indonesia pada masa pemerintah belanda, Indonesia masih mengikuti kebiasaan lama yang ditolong oleh dukun paraji. Persalinan oleh dukun paraji menggunakan mantra-mantra dan mengurut perut ibu. Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia menurut catatan dimulai pada tahun 1807 ketika angka kemtian ibu dan ayi tinggi sehingga dukun dilatih untuk pertolongan persalinan di zaman gubernur Jendral Hendrik William Dandels, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatihan kebidanan. Adapun pelayanan kebidananhanya diperuntukan bagi orang belanda yang ada di Indonesia. Tahun 1849 dibuka Pendidikan dokter jawa di Batavia tepatnya di rumah sakit Militer belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto seiring dengan dibukanya Pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka Pendidikan bidan bagi Wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer belanda W.Bosch. Mulai saat itu pelayanan Kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun bayi. Pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan, pelatihan untuk dukun masih berlangsung sampai sekarang yang diberikan oleh bidan. Kursus tambahan bidan (KTB) Pada tahun 1953 di Yogyakarta dilakukan pula di kota-kota besar di nusantara. Seiring pelatihan tersebut, didirikan pula Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dengan bidan sebagai penanggung jawab. Pelayanan yang diberikan mencakup antenatal, postnatal, pemeriksaan bayi dan anak-anak. Pada



3



4



tahun 1957 bermula dari BKIA, kemudian terbentuklah suatu pelayanan terintegrasi bagi masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Pelayanan yang diberikan yaitu Kesehatan ibu dan anak, serta keluarga berencana, pelayanan kebidanan posyandu mencakup pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, gizi dan Kesehatan lingkungan. Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya. Layanan kebidanan/oleh bidan dapat dibedakan meliputi : 1). Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab bidan. 2). Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. 3). Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab layanan oleh bidan kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab layanan/menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan. Hal tersebut diatas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan yang di berikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal. Titik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada reproductive health ( kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi : 1. Safe Motherhood, termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus 2. Family Planning 3. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi 4. Kesehatan reproduksi remaja



5



5. Kesehatan reproduksi pada orang tua. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi, dan tugasnya didasarkan pada kemampuan serta kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Permenkes tersebut terdiri atas : 1. Permenkes No.5380/IX/1963 yang menyatakan wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain 2. Permenkes No.363/IX/1980 diubah menjadi Permenkes No 326/1989 bahwa wewenang bidan dibagi menjadi wewenang umum dan khusus. Dalam wewenang khusus ditetapkan bahwa bidan melaksanakan tindakan dibawah wewenang khusus ditetapkan bahwa bidan melaksanakan tindakan dibawah pengawasan dokter. 3. Permenkes No.527/VI/1996 mengatur tentang registrasi dan praktik kebidanan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya diberikan kewenangan yang mandiri yang disertai kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup : a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak b. Pelayanan keluarga berencana c. Pelayanan kesehatan masyarakat 4. Permenkes No.900/Menkes/SK/XII/2002 mengatur tentang resgistrasi dan praktik bidan. Bidan dalam praktiknya diberi kewenangan untuk memberikan pelayanan yang meliputi : a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan pranikah, antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir, dan balita. b. Pelayanan keluarga berencana yang meliputi pemberian obat dan alat kontrasepsi melalui oral, suntikan, pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) dan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR) tanpa penyulit. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan rujukan sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan, serta kemampuannya. Wewenang bidan dalam pelayanan kebidanan di bidang keluarga berencana mencakup penyediaan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit, baik pemasangan maupun pencabutan.



6



B. Sejarah Perkembangan Pendidikan Kebidanan Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduanya berjalan beriring. Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan mencakup pendidikan formal dan non formal. Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia Pendidikan bidan Indonesia dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1851, seorang dokter militer Belanda (Dr.W.Bosch) membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan bidan bagi wanita pribumi dibuka kembali di rumah sakit militer di Batavia pada tahun 1902. Pada tahun 1904, pendidikan bidan bagi wanita Indonesia juga dibuka di Makasar. Lulusan ini mendapat tunjangan dari pemerintah. Tahun 1911-1912, dimulai program pendidikan tenaga perawatan secara terencana di Rumah Sakit Umum Pusat Semarang dan juga Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo di Batavia dengan lama pendidikan Selama 4 tahun. Pada tahun 1914, peserta didik wanita mulai di terima untuk mengikuti program pendidikan tersebut. Setelah menyelesaikan pendidikan kebidanan tersebut, perawat wanita dapat meneruskan ke pendidikan kebidanan selama dua tahun. Pada tahun 1935-1938, perintah kolonial Belanda mulai membuka pendidikan bidan lulusan mulai (setingkat SMP) dan pada waktu yang hamper bersamaan di buka sekolah bidan di beberapa kota besar antara lain di Jakarta (RSB Budi Kemulian) serta di Semarang (RSB Palang Dua dan RSB Mardi Waluyono). Bidan dengan dasar pendidikan Mulo dan pendidikan kebidanan selama tiga tahun disebut Bidan Kelas Satu ( Vroedurouw eerste Klas) serta bidan dari lulusan perawat (mantrio) disebut Bidan Kelas Dua ( Vroedurouw tweede Klas). Pada tahun 1950-1953, di buka sekolah bidan untuk lulusan smp dengan batasan usia 17 dan lama pendidikan tiga tahun. Kebutuhan tenaga untuk menolong persalinan cukup banyak maka dibuka pendidikan pembantu bidan



7



disebut penjenang kesehatan E (PK/E) atau pembantu bidan. Pendidikan ini dilanjutkan sampai tahun 1976 dan setelah itu ditutup. Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP di tambah 2 tahun kebidanan dasar. Lulusan dari PK/E melanjutkan pendidikan bidan selama dua tahun. Tahun 1953 dibuka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta, selama kursus antara 7 sampai dengan 12 minggu. Pada tahun 1960, KTB dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1967, KTB ditutup. Pada tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara bersama dengan guru perawat dan perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada awal tahun 1972, institusi pendidikan ini di lebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SGP). Pendidikan ini menerima calon dari lulusan sekolah perawat dan sekolah bidan. Pada tahun 1970, dibuka program bidan yang menerima lulusan dari Sekolah Pengatur Rawat (SPR) ditambah 2 tahun pendidikan bidan yang disebut pendidikan lanjutan jurusan kebidanan (SPLJK). Pada tahun 1974, mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat banyak (24 katagori), departemen kesehatan menyederhanakan pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup dan dibuka Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Dengan mencapai tujuan tenaga multi tujuan dilapangan yang salah satunya tugas adalah mendorong persalinan normal. Pada tahun 1975 sampai 1984, institusi pendidikan bidan sehingga selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan. Pada tahun 1985, dibuka lagi program pendidikan bidan (PPB) yang menerima lulusan dari SPR dan SPK. Tahun 1989 dibuka bidan pendidikan bidan secara nasional yang memperoleh lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan. Mulai tahun 1996 status bidan di desa adalah sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT) kontrak dengan pemerintah selama tiga tahun yang kemudian dapat di perpanjang sampai 2-3 tahun lagi. Penempatan bidan di desa (BDD) ini menyebabkan orientasi sebagai tenaga kesehatan berubah. Lulusan pendidikan ini kenyataannya juga tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan seperti yang diharapkan sebagai seorang bidan profesional. Pada tahun 1993, di buka Pendidikan bidan program B yang peserta didiknya dari lulusan akademi perawatan (AKPER) dengan lama Pendidikan satu tahun. Tujuan program ini adalah menyiapkan tenaga mengajar Pendidikan



8



bidang program A Pendidikan ini hanya berlangsung selama 2 angkatan (1995 dan 1996) kemudian ditutup. Pada tahun 1993, juga dibuka Pendidikan bidan program C yang menerima murid dari lulusan SMP. Pendidikan ini memiliki kurikulum 3700 jam dan dapat di selesaikan dengan waktu 6 semester. Selain program Pendidikan bidan di atas, sejak tahun 1994-1995, pemerintah juga menyelenggarakan uji coba Pendidikan bidang jarak jauh (distance learning) di tiga provinsi yaitu jawa barat, jawa tengah, dan jawa timur. Diklat



jarak



jauh



(DJJ)



bidan



ditujukan



untuk



meningkatkan



pengetahuan, sikap, dan keterampilan bidan agar mampu melaksanakan tugasnya serta mengharapkan dapat memberi dampak atas penurunan Angka Kematian Bayi. Pendidikan ini di koordinasikan oleh Pusdiklat Depkes dan dilaksanakan oleh Bapelkes di Provinsi. Selain pelatihan DJJ, pada tahun 1994 juga dilaksanakan pelatihan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal ( Life Savening Skill, LSS). Pada tahun 1996, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bekerjasama dengan departemen kesehatan dan Amacin College of Nurse Midwife (ACNM) seta rumah sakit swasta mengadakan Training of Trainer (TOT) LSS yang pesertanya adalah anggota IBI berjumlah 8 orang, yang kemudian menjadi tim pelatih LSS inti di pengurus pusat IBI. Di Indonesia sendiri setiap tanggal 24 Juni diperingati pula sebagai Hari Bidan Nasional. Sejarah lahirnya Hari Bidan Indonesia ini diawali dari Konferensi Bidan Pertama di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1951 atas prakarsa para bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Dalam sejarah bidan Indonesia juga menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahirnya Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidsan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah organisasi profesi Bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), yang berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pada konferensi IBI saat itu juga dirumuskan tujuan IBI, yaitu : a. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.



9



b. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga. c. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. d. Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat. Dengan landasan dan arah tersebut, dari tahun ke tahun IBI terus berkembang dengan hasil-hasil perjuangannya yang semakin nyata dan telah dapat dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat maupun pemerintah Indonesia sendiri. Pada tahun 1995-1998, IBI bekerja sama dengan mother care melakukan pelatihan pada peer review bagi bidan rumah sakit, bidan puskesmas, serta bidan desa di provinsi Kalimantan Selatan. Pada Tahun 2000, telah ada tim pelatihan asuhan persalinan normal (APN)yang dikordinasikan oleh maternal Neonatal Health (MNH), pelatihan LSS dan APN tidak hanya ditujukan untuk bidan di pelayanan, tetapi juga bidan yang menjadi guru dosen sekolah/akademi kebidanan. Tahun 2000 dibuka D IV pendidikan dengan diselenggarakan di FK UGM Yogyakarta, dengan lama pendidikan 2 semester. Terdapat juga di UNPAD (2002), USU (2004),STIKES Nguri Waluyo Semarang, STIKIM Jakarta (2003). Sebagaimana kita ketahui bahwa D IVpendidik dengan masa studi 1 tahunterdiri dari beban materi profesi kurang lebih 60% dan 40% bidan materi kependidikan. Kemudian Tahun 2006 S2 Kebidanan telah dibuka di UNPAD bandung. Perkembangan ilmu engetahuan dan tekhnologi saat ini berlangsung dengan cepatnya laksana sembaran kilat. Demikian juga harapan nanti kedepannya di Indinesia Program Pendidikan doctor untuk para bidan (strata 3) dapat segera dibuka, tertuama diinisiasi oleh Universitas Negeri yang telah mengadakan pendidikan doctoral untuk profesi lain, missal Doktor, Doktor Gigi, Perawat dan Apoteker. Sehingga selain dapat dicapai pemeratan bidan diseluruh pelosok tanah air. Juga dengan peningkatan komopetensi para bidan tersebut akan memberikan peningkatan kesejahteraan serta pengakuan yang lebih tinggi terhadap profesi Bidan, termasuk pengakuan dari pemerintah Negara kita Indonesia tercinta ini.



10



Pelayan Kebidanan di Era Baru : 1. Perkembangan Praktek kebidanan 2. Pembentukan Puskesmas, berkembangnya pada tahun 1974-1979 3. Dibuka Balai KIA Desa : Ibu hamil memeriksa diri secara teratur 4. Pelayan KIA oleh Bidan ditingkatkan, 1990/1991 DEPKES meningkatkan TENAKES 5. Perkembangan IPTEK 6. Pendidikan Formal dan Informal Perubahan dan perkembangan terkinij dalam layanan kebidanan adalah sebagai berikut : 



Episotomi







Bidan memberikan pelayanan postnatal pada bayi, yaitu : Tali pusat bayi







Bidan melakukan pemeriksaan tradisional tinggi fundus uteri







Pendamping ibu







Posisi kehamilan







Posisi persalinan







Bifan melakukan pengukuran lingkar kepala, berat badan dan panjang bayi baru lahir







Bidan melakukan oemeriksaan Haemoglobi (HB) pada ibu hamil







Bidan memandikan Bayi







Bidan melakukan bayi diatas ibu supaya segera menyusui







Bidan meneberikan imunisasi pada bayi melalui pada bayi







Bidan mengadakan senam ibu hamil dan ibu nifas







Pijat bayi agar merangsang pertumbuhan dan perkembangan syaraf motoric sang bayi dengan baik







Mengadakan posyandu secara rutin tiap bulannya disetiap RW dengan kaderkader yang terampil.



11



BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Pelayanan kebidanan diIndonesia perlu ditingkatkan mengingat masih tingginya angka kematian Ibu dan Anak (AKIA). Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan zaman dahulu denagn pelayanan bidan zaman sekarang merupakan wujud peningkatan pelayanan kebidanan. Tretapi dalam melakukan perubahan tersebut tidaklah mudah, butuh proses dan waktu yang tidak singkat untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas. Dari uraian diatas pula dapat diambil kesimpulan yakni sejarah perkembangan di masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan, maupun pendidikan kebidanannya. Dan perkembangan pelayanan di Indonesia tidak lepas dari masa penjajahan belanda, era kemerdekaan, olitik/kebijakan pemerintah dalam pelayanan tenaga kesehatan , kebutuhan masyarakat serta kemajuan ilmu dan tekhnologi. Perkembangan kebidanan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak.



B. Saran Karena mengingat perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan saat ini kami menyarankan agar setiap orang lebih memahami sejarah perkembangan kebidanan tidak hanya di dalam negeri saja, melainkan hanya diluar negara juga. Dengan itu kita akan mendapat membandingkan dan dapat di tela’ah mengenai hal positif dan negatif adri perbedaan tersebut. Dengan penulisan makalah ini oenulis berharap lembaga kesehatan dalam hal ini pra bidan mampu meningkatkan pelayanan kebidanan guna membangun generasi muda dan genesari penerus bangsa menjadi manusia yang sehat.



12



DAFTAR PUSTAKA



1. http://nuraini1.blogspot.co.id/p/sejarah-perkembangan-pelayanan-dan.html 2. http://www.contoh-hmakalah-sejarah-perkembangan_8.html 3. https://www.academia.edu/28619938/ PERKEMBANGAN_PERKEMBANGAN_KEBIDANAN_docx 4. http://liadahri.blologspot.com/2014/05/makalah-sejarah-perkembanganbidandi.html?m=1 5. https://id.scribd.com/presentation/449461798/kajian-lesson-learn-trhdp-sejarahpelayanan-kebidanan 6. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/1979/peningkatankualitas-pekerja-perempuan-untuk-menghadapi-era-4-0



13