KLP 5 Pda [PDF]

  • Author / Uploaded
  • riska
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)



OLEH : KELOMPOK 3 KELAS : B13 B



1. Ni Wayan Sintya Putri



( 20.322.1149 )



2. Ida Ayu Milla Brahmani



( 20.322.1150 )



3. Luh Gede Ary Darmawathi



( 20.322.1151 )



4. Kadek Aryani



( 20.322.1152 )



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI DENPASAR 2020



LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) A. Konsep Dasar Patent Ductus Arteriosus (PDA) 1. Pengertian Patent Ductus Arteriosus Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetapnya terbuka duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah)(Adi & Wiwin, 2015). Duktus Arteriosus (DA) merupakan pembuluh darah yang menghubungkan aorta desendens proksimal dan arteri pulmonalis. duktus yang masih terbuka tersebut juga menyebabkan peningkatan aliran darah paru dan penurunan aliran darah ke organ usus, kulit, otot dan ginjal sehingga menyebabkan komplikasi seperti gagal jantung, asidosis metabolik, necrotizing enterocolitis (NEC) dan edema paru/perdarahan (Cahyono, 2020). Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda (IPD FKUI, 2006 : 1134). Ductus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10-15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2-3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persistent (Persistent Ductus Arteriosus : PDA) (FKUI, 2006 : 227). Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya duktus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah (Suriadi, 2004 : 235). 2. Penyebab Patent Ductus Arteriosus



2



Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada angka kejadian penyakit jantung bawaan (Patent Ductus Arteriosus): a. Faktor prenatal 1) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella 2) Ibu alkoholisme 3) Usia ibu lebih dari 40 tahun 4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin 5) Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu b. Faktor genetik 1) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan 2) Ayah/Ibu menderita penyakit jantung bawaan 3) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down 4) Lahir dengan kelainan bawaan lain (Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan pembuluh darah Nasional Harapan Kita, 2008 : 109) 3. Patofisiologi Patent Ductus Arteriosus Normalnya, duktus arteriosus menutup pada saat kadar postragladin yang dihasilkan plasenta menurun dan kadar oksigen meningkat. Proses penutupan ini harus segera di mulai ketika bayi menarik nafas yang pertama tetapi bias saja memerlukan waktu 3 bulan pada beberapa anak. Pada PDA, resistensi relative pada pembuluh darah pulmoner serta sistemik dan ukuran duktus menentukan jumlah darah mengalami pemintasan aliran atau shunt dari kanan ke kiri karena peningkatan dalam aorta, darah bersih akan mengalami shun dari aorta melalui duktus arteriosus ke dalam arteri pulmonaris. Darah akan kembali ke dalam jantung kiri dan dipompa sekali lagi ke dalam aorta. Atrium kiri dan ventrikel kiri harus menampung aliran balik vena aliran pulmonaris sehingga terjadi kenaikan tekanan pengisian dan beban kerja jantung kiri. Keadaan akan mengadakan hipertrofi ventrikel kiri dan mungkin pula gagal jantung. Pada stadium akhir PDA yang tidak dikoreksi shun kiri ke kanan yang akan menimbulkan hipertensi arteri pulmonaris yang kronis dan kemudian menjadi resisten serta tidak responsive terhadap terapi. Hal ini menyebabkan



3



pembalikan shunt sehingga darah kotor ini memasuki sirkulasi sistemik dan menimbulkan sianosis. a.



Mekanisme Sirkulasi Darah Janin Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :



1) Plasenta Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor. 2) Umbilikalis Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta. 3) Hati Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii. 4) Jantung Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra. 5) Paru-paru Terdapatnya duktus arteriosus bothalli. Mekanisme sirkulasi darah janin/ Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut : Mulamula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu : a) Cabang yang kecil bersatu dengan vena aorta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior. b) Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior. Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior. c) Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis. Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan 4



ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis. Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu. b. Mekanisme Sirkulasi Darah Pada Bayi Baru Lahir. Setelah janin dilahirkan, bayi menghisap udara dan menangis kuat, hal ini menyebabkan paru-parunya berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan terisap ke dalam paru-paru, dengan demikian duktus arteosus botali tidak berfungsi dan karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup dan menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika tali pusat dipotong dan diikat, arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi, dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri. Perubahan sirkulasi pasca lahir : a) Tahanan vascular paru menurun dan tahanan sistemik meningkat sehingga aliran darah ke paru meningkat. Ketika bayi menangis untuk pertama kalinya akan mengakibatkan paru-paru berkembang, hal itu akan mengakibatkan tahanan vaskular paru berkurang dengan cepat tapi tidak segera diikuti penurunan tekanan arteri pulmonalis. Penurunan tekanan arteri pulmonalis disebabkan perubahan pada dinding arteiol paru. b) Tahanan sistemik meningkat Tekanan darah sistemik tdk segera meningkat tapi berangsur-angsur bahkan bisa terjadi penurunan tekanan darah dulu dalam 24 jam pertama. Pengaruh hipoksi di sini tidak bermakna. c) Penutupan Duktus arteosus Penutupan anatomis dimulai segera setelah lahir tapi penutupan sempurna . sebagian besar bayi baru terjadi setelah beberapa bulan, .pada sebagian kecil sampai umur satu tahun. Secara fungsional DA kiri dan kanan masih dilewati darah sampai beberapa jam bahkan beberapa hari. Pada hipoksia, pirau kanan ke kiri bertambah. DA persisten sering terjadi pada keadaan 5



yang menyebabkan hipoksia seperti sindrom gangguan pernafasan, prematuritas dan bayi lahir di dataran tinggi. d) Penutupan Foramen ovale Tidak menutup secara fungsinal pada jamjam pertama setelah lahir. Pirau kanan ke kiri masih dapat terjadi pada 50% bayi yang menangis sampai usia 8 hari paska lahir. Meski foramen ovale masih paten sampai usia sampai usia 5 tahun (50%) dan masih tetap terbuka pada umur lebih dari 25 tahun (25%) tetapi FO tidak berfungsi lagi setelah satu minggu. Bila FO menutup sebelum janin lahir akan menyebabkan kardiomegali in utero yang bisa menyebabkan gagal jantung kanan. e) Penutupan Duktus venosus Bila semua perubahan fisiologis berlangsung normal maka sirkulasi ekstra uterin yang terjadi akan berlangsung normal yaitu darah dari paru menuju ke atrium kiri lalu ke ventrikel kiri selanjutnya menuju aorta ke seluruh tubuh kemudian darah dari perifer melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan, ventrikel kanan dan melalui arteri pulmonalis masuk lagi ke dalam paru. f)



Pada sirkulasi fetal (paru belum berfungsi) aliran darah dari vena umbilikalis menuju ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis kemudian melalui duktus ke aorta. Bila pada sat lahir masih terbuka, terjadi aliran darah yang terbalik dengan sirkulasi fetal, yaitu dari ventrikel kiri ke aorta melalui duktus ke arteri pulmonalis (shunt dari kiri ke kanan melalui duktus). Aliran dalam duktus terjadi pada saat sistole dan diastol maka terdengar bising kontinyu. Adanya aliran darah dari aorta ke duktus mempunyai sifat seperti insufisiensi katup aorta yaitu menyebabkan ventrikel kiri harus bekerja lebih kuat dan tekanan diastolik rendah dan terjadi nadi dengan amplitudo besar, pada kapiler tampak denyutan (Waterhammer pulse).



6



4. Pathway Patent Ductus Arteriosus Ibu terinfeksi rubella, alkoholism, usia saat hamil > 40 th, DM, mengkonsumsi obat2 penenang/ jamu



Faktor prenatal



Penyakit jantung bawaan dr ortu, kelainan kromosom (sindrom down)



Bayi lahir premature



Kelainan ductus arteriosus



Aliran darah ke sirkulasi sistemik



Stimulasi s.s simpatis HR



Faktor genetik



Percampuran darah yg teroksigenasi dg darah yg blm teroksigenasi (Sindrome Eisenmenger)



Darah dr Aorta melalui PDA (bertekanan )



Shunting / pirau kiri ke kanan (dr aorta ke a.pulmonalis)



Eritrosit (polisitemia)



Shunting / pirau kanan ke kiri (dr a.pulmonalis ke aorta)



Kerja ventrikel kiri Aliran darah arteri pulmonalis (bertekanan) Hipertropi ventrikel kiri



Merangsang pelepasan hormon erythropoetin



Aliran darah ke paru (hipertensi pulmonal)



Aliran darah ke atrium kiri melalui katup mitral



Murmur sistolik



O2 dlm darah ke sirkulasi sistemik



Perfusi O2 ke sel



Tekanan paru > Aorta



Sianosis sentral



Beban ventrikel kanan



Perfusi Perifer Tidak Efektif (0009)



Hipertropi ventrikel kanan



Distensi kapiler perifer Kompensasi O2 dg napas cepat



Clubbing finger



Thromboplebitis



Takipnea



Pola Nafas Tidak Efektif (0005)



Sesak napas



Sulit minum dan makan



Respirasi anaerob



Seolah2 stenosis



Murmur mid diastolik



Aliran darah ke ventrikel kiri



Kelelahan



7 Intoleransi Aktivitas (



Pmbentukan energi



Gang. Tumbuh Kembang (0106)



BB dan TB



Defisit Nutrisi (0019)



5.



Tanda Gejala Patent Ductus Arteriosus Tanda gejala PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh



masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tandatanda gagal jantung kongestif (CHF) a.



Gawat nafas di sertai tanda tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang lahir premature



b. Bising gibson (machinery murmur yang klasik) bising yang terus menurus yang terdengar sistol dan diastol pada anak yang lebih besar dan dewasa akibat pemintasan aliran darah dari aorta ke dalam arteri pulmonalis pada saat sistol dan diastol. (Bising ini terdengar paling jelas pada daerah basis kordis, yaitu pada ruang sela iga kedua kiri di bawah klavikula kiri, Bising tersebut dapat mengaburkan bunyi  S2 namun bising ini pada shunt kanan ke kiri mungkin tidak ada). c.



Vibrasi yang teraba saat melakukan palpasi pada tepi kiri sternum ; gejala ini disebabkan oleh pemintasan aliran darah dari aorta ke arteri pulmonalis



d. Impuls ventrikel kiri yang nyata akibat hipertrofi ventrikel kiri e.



Denyut nadi perifer yang memantul ( nadi corrigan ) akibat keadaan aliran yang tinggi



f.



Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melauli PDA dan demikian mengurangi tahanan tepi.



g.



Perkembangan motorik yang lambat akibat gagal jantung.



h. Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung. i.



Kelitihan dan dispnea pada saat melakukan kegiatan yang dapat terjadi



pada



dewasa



yang



mengalami



terdeteksi. (Kowalak et al., 2011).



PDA



yang



tidak



6.



Pemeriksaan Fisik a. Pernafasan B1 (Breath) Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi. b. Kardiovaskuler B2 ( Blood) Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis. c. Persyarafan B3 ( Brain) Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran. d. Perkemihan B4 (Bladder) Produksi urin menurun (oliguria). e. Pencernaan B5 (Bowel) Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis. f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone) Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan, kebiruan saat menangis



7.



Pemeriksaan Penunjang Menurut Kowalak, dkk (2011), beberapa pemeriksaan penunjang



yang dapat dilakukan pada pasien PDA, antara lain : a.



Foto thorax Pemeriksaan foto thorax atau rontgen dada dilakukan untuk melihat kondisi paru-paru dan jantung bayi. Gambaran foto toraks PDA tergantung besar kecilnya PDA yang terjadi.



1) Bila PDA kecil sekali, gambaran jantung dan pembuluh darah paru normal 2)



Bila PDA cukup besar, maka gambaran radiologinya :



a)



Aorta descedens dan arkus tampak normal atau membesar sedikit dan nampak menonjol pada proyeksi PA



b) A. pulmonalis tampak menonjol lebar di samping aorta c)



Pembuluh darah paru dan hilus nampak melebar, karena volume darah yang bertambah



d) Pembesaran atrium kiri e)



Pembesaran ventrikel kanan dan kiri.



9



Pada orang dewasa, gambaran radiologi ini tampak jelas, tetapi pada anakanak tidak khas dan sulit dinilai, karena biasanya jantung anak-anak masilh berbentuk bulat. Pelebaran pembuluh darah paru untuk sebagian radiografi PA tidak nampak karena tertutup oleh jantung, terutama di bagian sentral b. Ekhokardiografi



Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara, guna menghasilkan gambaran jantung dengan detil. Melalui ekokardiografi, dokter akan memeriksa kemampuan jantung dalam memompa darah, dan melihat apakah terjadi pembesaran pada bilik jantung. Ekokardiografi juga bisa membantu dokter mendeteksi kelainan lain pada jantung, seperti kelainan katup jantung. c. Pemeriksaan EKG



Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi kelainan jantung atau gangguan irama jantung, dari hasil perekaman aktivitas elektrik jantung. Hasil EKG bervariasi sesuai tingkat keparahan, PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. d. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna e. Kateterisasi jantung



Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan dalam ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang telah di oksigenisasi dalam arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan, seperti juga dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator. Contoh- contoh darah yang diambil dari ke dua vena cava, atrium kanan dan ventrikel kanan memperlihatkan kandungan oksigen yang sebanding. Dengan insufisiensi katup pulmonal mungkin dijumpai peningkatan kandungan oksigen dalam darah ventrikel kanan. Kateter tersebut akan melewati duktus dan masuk ke dalam aorta desendens. Penyuntikan bahan kontras ke dalam aorta asenden memperlihatkan opasitas arteri pulmonalis berasal dari aorta dan dapat mengenali duktus.



10



8.



Penatalaksanaan Medis Menurut Mulyadi, M D, Bambang M. (2012), penatalaksanaan medis



dengan PDA antara lain : a.



Pembedahan untuk ligasi duktus jika penatalaksanaan medis tidak bisa mengendalikan gagal jantung (bayi dengan PDA Asimptomatik tidak memerlukan penanganan segera. Apabila gejala ringan, ligasi PDA dengan pembedahan biasanya baru dilakukan setelah usia 1 tahun)



b.



Untuk



kasus



PDA



pada



bayi



prematur,



dokter



akan



memberi indomethacin (inhibitor prostaglandin). Obat ini dapat membantu



menyempitkan



otot



dan



menutup



bukaan ductus



arteriosus. c.



Terapi profilaksis dengan antibiotik untuk melindungi bayi dari endokaditis infeksiosa



d.



Penangganan gagal jantung melalui pembatasan cairan, pemeberian diuretic dan digoksin.



e.



Terapi lain termasuk kateterisasi jantung, untuk menaruh sumbat atau umbrella (benda seperti payung) dalam ductus arteriosus yang akan menghentikan pemintasan. 



B. Konsep Dasar AsuhanKeperawatan 1. PengkajianKeperawatan a) Identitas 1) Anak 2) Orang Tua b) Genogram Berisikan susunan keluarga pasien, tandai apabila dalam pasien ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama c) Alasan Dirawat Biasanya pada pasien PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus



11



Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom. 3) Keluhan Utama Pada pasien dengan PDA akan mengalami keluhan seperti lelah dan sesak nafas 4) Riwayat Penyakit Kaji apakah dalam keluarga ada yang memiliki penyakit yang sama sebelumnya, karena penyakit PDA biasanya berawal dari genetik yang diturunkan oleh keluarga. 5) Riwayat Anak a) Perawatan Masa Kandungan Kaji bagaimana selama perawatan anak dalam kandungan, apakah ibu pasien mengalami beberapa penyakit yang akan berpengaruh pada kehamilannya atau tidak, kaji mengenai masalah apa saja yang dialami ibu saat hamil. b) Perawatan Waktu Kelahiran Kaji bagaimana perawatan yang diberikan oleh keluarga pasien saat pasien dilahirkan d) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual 1) Bernafas Umumnya pada anak PDA akan rentan mengalami gangguan nafas karena suplai oksigen tidak seimbang 2) Makan dan minum Pada anak dengan PDA akan sering mengalami penurunan berat badan dikarenakan anak cepat lelah dan tidak mau makan dan terkadang makanan yang masuk tidak dapat diserap nutrisinya dengan baik 3) Eliminasi BAB/BAK Biasanya anak akan mengalami beberapa masalah pencernaan karena asupan nutrisi yang kurang



12



4) Aktifitas Anak dengan PDA akan rentan mengalami kelelahan sehingga akan sulit dan enggan melakukan aktivitas 5) Rekreasi Pada pengkajian rekreasi, anak biasanya sulit bermain karna cepat lelah 6) Istirahat dan tidur Umumnya anak dengan PDA jarang mengalami gangguan istrihatat tidur 7) Kebersihan diri 8) Pengaturan suhu tubuh 9) Rasa nyaman 10) Rasa Aman 11) Belajar 12) Prestasi 13) Hubungan sosial anak 14) Melaksanakan ibadah e) Pengawasan Kesehatan f)



Penyakit Yang Pernah Diderita Kaji apakah sebelumnya anak menderita penyakit lain yang berdampak pada penyakit bawaan yang sekarang



g) Kesehatan Lingkungan h) Perkembangan Anak i)



Pemeriksaan Fisik Pada anak dengan PDA akan rentan mengalami perubahan kondisi fisik, seperti gelisah, menangis,penurunan kesadaran, penggunan otot bantu nafas, serta adanya kebiruan saat anak menangis



j)



Pemeriksaan Penunjang



k) Hasil Observasi



13



2. Diagnosa Keperawatan a. (0056) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, tirah baring, imobilitas, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen b. (0009)



Perfusi



perifer



tidak



efektif



berhubungan



dengan



hiperglikemia, penurunan konsentrasi hemoglobin, peningkatan tekanan darah, kekurangan volume cairan, penurunan aliran arteri dan/atau vena, kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat, kurang terpapar informasi tentang proses penyakit, kurang aktivitas fisik. c.



(0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna



makanan,



ketidakmampuan



menelan



makanan,



ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient, peningkatan kebutuhan metabolism, faktor ekonomi, faktor psikologis d. (0106) Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik, keterbatasan lingkungan, inkonsistensi respon, pengabaian, terpisah dari orang tua dan/atau orang terdekat, defisiensi stimulus e. (0005) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan, hambatan upaya nafas, deformitas dinding dada, deformitas tulang dada, gangguan neuro muskular, gangguan neurologis, imaturitas neurologis, obesitas, posisi tubuh menghambat ekspansi paru, sindrom hipoventilasi, kerusakan inervasi diafragma, cedera pada medula spinalis, efek agen farmakologis, kecemasan.



14



3. Intervensi Keperawatan No



1



Diagnosis



Tujuan dan



(SDKI)



Kriteria Hasil



Intervensi (SIKI)



Rasional



(0056)



(SLKI) Setelah



Manajemen



Manajemen energy



Intoleransi



dilakukan



energi



Observasi



aktivitas



intervensi



Observasi



keperawatan



1. Identifikasi



1. Mengetahui fungsi tubuh



selama .. x .. jam gangguan fungsi



yang



maka toleransi



tubuh yang



mengakibatka



aktivitas



mengakibatkan



n kelelahan



meningkat



kelelahan



dengan kriteria



2. Monitor



leukemia,



hasil :



kelelahan fisik



anemia, dan



1. Frekuensi



dan mental



keoterapi



nadi meningkat



3. Monitor pola



mungkin



2. Keluhan lelah



dan jam tidur



komulatif



menurun



4 Monitor lokasi



( khususnya



3. Dispnea saat



dan



pada fase



aktivitas



ketidaknyamanan



pengobatan



menurun



selama melakukan



akut dan aktif)



4. Dispnea



aktivitas



setelah aktivitas



Terapeutik



mengefaluasi



menurun



1. Sediakan



pola dan jam



lingkungan



tidur pasien



nyaman dan



2. Efek



3. Untuk



4. Untuk



rendah stimulus



mengidentifka



2. Lakuka latihan



si lokasi dan



renyang gerak



ketidaknyama



pasif dan/atau



nan selama



aktif



melakukan



3. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan



aktifitas Terapeutik : 1. Meningkatkan



Edukasi :



istirahat dan



1. Anjurkan tirah



meningkatkan



baring



kemampuan



2. Anjurkan



koping



melakukan



2. Untuk



aktivitas secara



mempertahan



bertahap



kan atau



Kolaborasi



memelihara



1. Kolaborasi



kekuatan otot.



dengan ahli gizi



3. Untuk



tentang cara



mengalihan



meningkatkan



atau menjauhi



asupan makanan



perahatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya rasa sakit (nyeri). Edukasi : 1. Untuk meminimalka n fungsi semua system organ tubuh 2. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh



16



Kolaborasi : 1. Untuk mengidentifik asi asupan serta gizi yang seimbang.



2



D.0009



Setelah



Perawatan



Perawatan Sirkulasi



Perfusi



dilakukan



Sirkulasi



Observasi



perifer



intervensi



Observasi



tidak



keperawatan



efektif



selama



3x



1. Mengidentifik



1. Menonitor 24



tanda-



asi



tanda



tanda infeksi



jam diharapkan



tanda



perfusi



infeksi



si



membaik.



pada area



pendarahan



Kriteria hasil:



sekitar



dan



umbilical



menentukan



perifer



1. Denyut nadi



2. Monitor



2. Mengidenfika adanya untuk



pemberian



perifer



adanya



tindakan



membaik



pendaraha



selanjutnya



2. Penyebu



n



han luka



3. Untuk



3. Monitor



membaik



meminimalisir



adanya



kejadian yang



tanda



tidak



kulit



tanda



dinginkan



pucat



selang



menurun



terlepas



3. Warna



4. Edema



4. Identifikas



mengidenfikas i



adanya



perifer



i



menurun



bekuan



akibat bekuan



darah dan



darah



gelembun



gelembung



5. Pengisia n kapiler 17



adanya



4. Untuk



sumbatan atau



membaik 6. Akral



g udara Terapeutik



membaik



Terapeutik



1. Pertahank



7. Turgor kulit membaik



udara 1. Menjaga



an prinsip



kebersihan



aseptik



dan tetap steril



2. Pertahank an



posisi



2.



Memberikan keamanan dan



bayi



kenyaman



terlentang



pasien



bilas



Edukasi



kateter



1. Memberikan



dengan



informasi



cairan



kepada



heparin



untuk



Edukasi



tetap



menjaga



1. Ajarkan ibu



ibu



cara



merawat selang umbilical 2. Anjurkan



dan



merawat selang umbilical 2. Untuk mencegah iritasi



dan



ibu



infeksi



pada



memperta



tali pusar



hankan area umbilical tetap kering dan 3



(0019)Defis



Setelah



bersih Manajemen



Manajemen nutrisi



it Nutrisi



dilakukan



nutrisi



Observasi :



intervensi



Observasi :



keperawatan



1. Identifikasi 18



1. Mengetahui kekurangan nutrisi



selama .. x .. jam status nutrisi



klien



2. A g a r



dapat



maka status



2. Identifikasi



nutrisi membaik



makanan yang



dilakukan



dengan kriteria



disukai



intervensi



hasil :



3. Monitor berat



1. Porsi makan



badan



yang dihabiskan



4. Monitor asupan



meningkat



makanan



2. Perasaan



Terapeutik :



cepat kenyang



1. Lakukan oral



kalori



menurun



hygiene



bila berat badan



3. Nyeri



2. Sajikan



kurang



abdomen



makanan secara



normal.



menurun



menarik dan suhu



4. Sariawan



sesuai



ketidakseimbang



menurun



3. Berikan



an



5. Berat badan



makanan tinggi



nutrisi.



membaik



serat



Terapeutik :



4. Berikan



1. Membantu



d a l a m  pemberian makanan



pada



klien



3. Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein khusunya dari



4. Mengidentifikasi kebutuhan



makanan TKTP



mencegahpenum



Edukasi



pukan plak dan



1. Ajarjan diet



mencegah



yang



lengketnya



diprogramkan



bakteri



yang



2. Anjurkan posisi



terbentuk



pada



duduk



gigi



Kolaborasi



masalah



1. Kolaborasi



kesehatan rongga



dengan gizi untuk



mulut.



menentukan



mencegah utama



2. Membantu dalam



jumlah kalori



merangsang



yang dibutuhkan



indra penelihatan



19



sehingga menimbulkan selera



yang



berkaitan dengan cita rasa. 3. Untuk



mecegah



konstipasi



dan



menjaga kesehatan pencernaan. 4. Memenuhi kebutuhan energy



dan



protein



yang



meningkat, mencegah



dan



mengurangi kerusakan jaringan dan



tubuh



menambah



berat



badan



hingga mencapai berat



badan



normal Edukasi : 1. Untuk mencapai atau menjaga berat



badan



yang terkontrol. 2. Menganjurka



20



n posisi yang nyaman Kolaborasi : 1. Membantu dalam membuat rencana



diet



untuk memenuhi kebutuhan individual. 4



D.0106



Setelah



Perawatan



Perawatan



Ganggua



dilakukan



Perkembangan



Perkembangan



n tumbuh



intervensi



Observasi



Observasi



kembang



keperawatan



1. Indetifikas



1. Mengetahui



selama 3x24jam



i



sejauh



diharapkan



pencapaia



pencapaian



status



n



tugas



perkembangan



perkemba



perkembangan



membaik.



ngan anak



pada anak



Kriteria hasil:



tugas



2. Indentifika



1. Keterampil



si



isyarat



mana



2. Mengetahui isyarat prilaku



a/prilaku



perilaku



dan



sesuai usia



dan



yang



meningkat



fisilogi



ditunjukkan



yang



bayi



2. Kemampua n



ditunjukka



melakukan



n bayi.



perawatan diri



Terapeutik 1.



meningkat 3. Respon 21



fisiologi



Terapeutik 1. Memberikan rasa



tenang



Berikan



dan



sentuhan



membangun



yang



komunikasi



social



bersifat



meningkat



gentle



4. Kontak mata maningkat



2.



5. Regresif menurun 6. Pola



3.



tidur



2. Mengurangi dan



4.



yang



ragu



dirasakan



Minimalkan



pasien,



nyeri



meningkatkan



Minimalkan



kualitas hidup



6.



lingkungan



Pertahankan



yang nyaman



lingkungan



bagi pasien 4. Menciptakan



mendukung



lingkungan



perkembang



senyaman



an optimal



mungkin



Motivasi



untuk



anak



menambah



berinteraksi



dan



dengan anak



mendukung



lain



perkembangan



Sediakan



optimal



aktivitas



7.



5. Melatih anak



yang



berinteraksi



memotivasi



dan



anak



bersosialisasi



berinteraksi



6. Melatih serta



dengan anak



memotivasi



lain



anak



Dukung



berinteraksi



anak



dengan



mengekspre



lain



sikan



22



3. Membuat



ruangan



yang



5.



nyeri



tidak ragu-



kebisingan



membaik



rasa



diri



anak



7. Memberikan



8.



melalui



pujian



penghargaa



penghargaan



n



untuk



positif/umpa



dapat



n balik atas



mengekspresi



usahanya



kan diri atas



Pertahankan



usahanya



kenyamanan anak 9.



lebih



8. Agar



anak



lebih nyaman



Fasilitasi



9. Untuk



anak



memotifasi



melatih



anak



ketrampilan



mandiri dalam



pemenuhan



melakukan



kebutuhan



katifitasnya



secara



sendiri



mandiri



1. Agar



Makan, sikat



lebih



Edukasi



(mis.



orang



tua gigi,



atau



pengasuh



cuci tangan,



lebih



memakai



memahami



baju)



tentang



Edukasi



milestone atau



1. Jelaskan



serangakaian



orang dan



tua



masa tumbuh



atau



kembang yang



pengasuh



sangat penting



tentang



bagi anak.



milestone



23



atau



2. Membangun



perkembang



komunikasi



an anak dan



dengan



anak



perilaku



agar



anak



dekat



2. Anjurkan orang



3. tua



lebih



Sikap asertif akan membuat



berinteraksi



seseorang



dengan



mampu



anaknya



mencapai win-



3. Ajarkan



win



solution



anak teknik



saat



anak



asertif



menghadapi



Kolaborasi



masalah



1. Rujuk



dengan



untuk



temannya



konseling, jika perlu



5



D.



0005 Setelah



Manajemen



Manajemen



Pola Napas dilakukan



Jalan Napas



Napas



Tidak



intervensi



Observasi



Obsevasi



Efektif



keperawatan selama



1. Monitor



3x 24



pola napas



jam diharapkan



Jalan



1. Mengetahui frekuensi,



2. Monitor



kedalaman



bunyi



usaha napas



membaik.



napas



2. Mengetahui



Kriteria hasil:



tambahan



adanya



(misalnya



gurgling,



gurgling,



mengi,



mengi,



wheezing,



pola



napas



1. Kapasita s



vital



meninga 24



kat



wheezing,



2. Tekanan



ronkhi



inspirasi



kering)



meningk



3. Monitor



at



spuntum



3. Dispnea



(jumalah,



menurun



warna,



4. Menggu



aroma)



nakan



Terapeutik



otot



1. Pertahank



ronkhi kering 3. Menentukan jumlah, warna, aroma



dari



spuntum. Terapeutik 1. Untuk menjamin jalan masuknya



bantu



an



udara ke paru



napas



kepatenan



secara normal



menurun



jalan



sehingga



napas



menjamin



dengan



kecukupan



head-tilt



oksigenase



dan chin-



tubuh.



5. Frekuens i



napas



membaik 6. Kedalam an dada



tilt



membaik



2. Posisikan



7. Ekskursi



2. Memberikan kenyamana



semi-



dan keamanan



dada



Fowler



pasien



menurun



atau Fowler 3. Berikan



sirkulasi pada pembuluh



minuman



darah,



hangat



membuat otot-



4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 5. Lakukan penghisap



25



3. Memperlancar



otot



tubuh



menjadi rileks. 4. Membantu membersihkan secret bonkus,



dan



an



lendir



kurang dari



mencegah penumpukan



15



secret,



serta



detik



dapat bernapas



6. Lakukan



dengan bebas



hiperoksig



dan



enasi



mendapatkan



sebelum



oksigen yang



penghisap



cukup



an



tubuh



5. Memberishkan



endotrake



jalan



al



dan memenuhi



Edukasi



napas



kebutuhan



1. Anjurkan



oksigenasi



asupan



6. Mempertahan



cairan



kan



2000



oksigen



ml/hari,



setaleh



jika tidak



dilakukan



kontraindi



suction



kasi



dengan



2. Ajarkan



saturasi



cara



pemberian



Teknik



oksigenasi



batuk



konsentrasi



efektif



tinggi



Kolaborasi 1. Kolaboras



bertujuan menghindari



i



hipoksemi



pemberian



akibat suction



bronkodila Edukasi tor, ekspektora



26



1. Meningkatkan masuk cairan



n,



Minmal 2000



mukolitik,



ml/hari



jika perlu



2. Melatih



otot-



otot pernafasan agar



dapat



melakukan fungsi dengan baik Kolaborasi 1. Meredakan gejala penyakit obstritif kronis



27



paru



4. Implementasi Keperawatan Implementasi



keperawatan



adalah pelaksanaan dari perencanaan



keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukann merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi keperawatan ialah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosis keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respons (jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke arah tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi keperawatan di lakukan. Format evaluasi yang digunakan adalah SOAP. S (Subjective) yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien, O (Objective) yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga, A (Analisys) yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif, P (Planning) yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis (Dinarti, Aryani, Nurhaeni, Chairani, & Tutiany, 2013).



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN By. J DENGAN PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DI RUANG DURIAN RSUD KLUNGKUNG PADA TANGGAL 2 OKTOBER 2020 A. PENGKAJIAN A. Identitas 1.



Pasien : a. Nama



: By. J



b. Anak yang ke



: Kedua



a. Tanggal lahir/usia



2.



: Selat, 30-06- 2020/ 3 bulan 2 hari



c. Jenis kelamin



: Laki - laki



d. Agama



: Hindu



Orang Tua: a. Ayah 1) Nama



: Tn. C (ayah kandung)



2) Usia



: 40 tahun



3) Pekerjaan



: Pegawai swasta



4) Pendidikan



: Diploma III



5) Agama



: Hindu



6) Alamat



: Selat, Klungkung



b. Ibu 1) Nama



: Ny. D (Ibu kandung)



2) Usia



: 39 tahun



3) Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



4) Pendidikan



: Sarjana



5) Agama



: Hindu



6) Alamat



: Selat, Klungkung



29



B. Genogram



Keterangan : = Laki-laki = Perempuan = Kawin = Hubungan dengan keluarga = Tinggal satu rumah = Pasien yang diidentifikasi = Laki – laki meninggal = Perempuan meninggal Deskripsi genogram : An. J



usia 3 bulan 2 hari merupakan anak ketiga dari



pasangan Tn. C yang usianya 40 tahun anak ketiga dari empat bersaudara dan Ny. D berusia 39 tahun anak kedua dari tiga bersaudara. By. Jtinggal bersama kedua orang tuanya dan saudaranya. Keluarga By. J tidak memiliki riwayat penyakit keturunan mereka tinggal bersama di Jl. Raya Besakih, No 9x Klungkung



30



C. Alasan Dirawat 1.



Keluhan utama Ibu pasien mengatakan anaknya sesak nafas batuk – batuk dan rewel sejak tiga hari yang lalu



2.



Riwayat Penyakit Ibu pasien mengatakan anaknya kurang lebih tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien batuk – batuk, sesak nafas, nafsu makan yaitu minum ASI dan susu formula berkurang dan mempunyai riwayat penyakit jantung bawaan sejak lahir, pasien sebelumnya dibawa ke puskesmas oleh keluarganya dan sempat dirawat inap selama satu hari, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit karena Puskesmas tidak lengkap untuk pengobatan jantung.



D. Riwayat Anak (0-6 Tahun) 1. Perawatan dalam masa kandungan a. Dilakukan pemeriksaan kehamilan/tidak : Ya b. Berapa kali



: Satu kali



c. Kapan



: Setiap bulan



d. Tempat di



: Bidan



e. Kesan pemeriksaan tentang kehamilan : Normal f. Obat-obat yang telah diminum : Vitamin (As. Folat, Kalsium) g. Imunisasi



: Lengkap



h. Pemeriksaan lain



: Tidak ada



i. Penyakit yang diderita ibu : Tidak ada j. Penyakit dalam keluarga



: Tidak ada



2. Perawatan pada waktu kelahiran Umur kehamilan 37 minggu dilahirkan di klinik bidan a. Ditolong oleh: Bidan b. Berlangsungnya kelahiran (biasa/susah/dengan tindakan): caesar c. Lamanya proses persalinan: 3 jam d. Keadaan bayi setelah lahir: BB lahir



:2,4 kg



31



PBL



: 44 cm



LK/LD



: 35,1 cm/32 cm



E. Kebutuhan Bio-Psiko, Sosial, Spiritual dalam Kehidupan Sehari-hari 1.



Bernapas Pasien mengalami sesak nafas dengan suara napas ronkhi pola nafas abnormal (bradipnea).



2.



Makan dan Minum Keadaan sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya minum ASI setiap dua jam sekali dan bila mengatuk serta diselingi minum susu formal jika ditinggal pergi. Keadaan saat sakit: Ibu pasien mengatakan pasien nafsu makan menurun, minum ASI setiap dua jam sekali hanya sebentar dan tidak mau diberikan susu formula



3.



Eleminasi BAB/BAK Ibu pasien mengatakan, pasien BAB satu kali sehari.



4.



Aktivitas Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya tidak rewel dan lebih banyak tidur ketika habis minum ASI. Setelah sakit ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan sudah ditidurkan.



5.



Rekreasi Ibu pasien mengatakan, tidak pernah mengajak anaknya keluar rumah karena masih kecil.



6.



Istirahat tidur Ibu pasien mengatakan pasien akan tertidur sehabis minum ASI pada siang maupun malam hari, pasien tidur malam pukul 08.00 WITA dan terbangun sebentar untuk minum ASI kemudian tertidur lagi dan bangun pagi pukul 07.00 WITA. Tetapi semenjak sakit ibu pasien mengatakan pasien sering terbangun dimalam hari dan susah untuk tidur kembali.



7.



Kebersihan diri



32



Ibu pasien mengatakan pasien mandi dua kali sehari pagi dan sore hari. 8.



Pengaturan Suhu tubuh Suhu tubuh pasien normal S : 37,4 0C



9.



Rasa nyaman Ibu pasien mengatakan pasien rewel karena sesak nafas



10.



Rasa aman



Pasien menangis ketika dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan. 11.



Belajar



Ibu pasien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena masih bayi. 12.



Prestasi Ibu pasien mengatakan pasien terkadang menoleh ketika diberikan rangsangan



13.



Hubungan Interaksi sosial



Hubungan sosial pasien dengan orang tuanya sangat baik, dan pasien paling sering dengan ibunya. 14.



Melaksanakan Ibadah



Pasien belum mampu melakukan ibadah karena masih bayi. A. Pengawasan Kesehatan Bila sehat diawasi di tidak/ya : Ya di puskemas/dokter Bila sakit minta pertolongan kepada : Puskesmas Kunjungan ke posyandu



: Ibu megatakan anaknya rajin ia ajak ke



posyandu Pengawasan anak dirumah : Ibu mengatakan anaknya selalu diawasi Imunisasi (1-5 tahun) No



Jenis



Waktu



Frekuensi Reaksi setelah Tempat



. 1.



imunisasi BCG



pemberian Usia 2 bulan Usia 2 bulan,



(kali) 1



pemberian -



pemberian Puskesmas



4 bulan,



1



-



Puskesmas



2.



DPT (I,II,III)



6 bulan



33



3.



Lahir, usia 2



Polio (I,II,III,IV)



4.



Campak



5.



Hepatitis



bulan, 4 bulan, 1



-



Puskesmas



dan 6 bulan Usia 9 bulan Lahir,



-



-



Puskesmas



1



-



Puskesmas



usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan



B. Penyakit yang pernah diderita No Jenis



1.



Akut/Kronis/



Umur



Lamany



pertolongan



Penyakit



Menular/Tida



saat sakit



a



Gagal



k Akut



0 bulan



18 hari



Di RS



Tidak



2 bulan



6 hari



Di RS



jantung 2.



bawaan Sesak napas, batuk



C. Kesehatan Lingkungan Ibu mengatakan lingkungan disekitar rumahnya sehat dan nampak bersih serta jauh dari polusi karena rumah pasien jauh dari jalan raya. D. Perkembangan Anak (0-6 Tahun) (Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial) Pada saat ini An. D berusia 3 bulan 2 hari sehingga KPSP yang digunakan yaitu KPSP pada anak usia 3 bulan.



34



 Kesimpulan hasil KPSP By. J yaitu terdapat 5 jawaban ”Ya” sehingga perkembangan



anak



sesuai



35



dengan



tahap



kemungkinan



ada



penyimpangan (P) maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasa, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian) E. Pemeriksaan Fisik 1. Kesan umum Kebersihan : Anak tampak bersih Pergerakan : Lemah Penampilan/postur/bentuk tubuh : Tegak Status gizi: Baik 2. Warna kulit



: Sawo matang



3. Suara waktu menangis



: Keras dan pendek



4. Tonus otot



: 5/5/4/4



5. Turgor kulit



: Menurun



6. Udema



: Ada pada tungkai



7. Kepala



: Bentuk mesochepal, penyebaran rambut



tidak merata, wajar afek datar 8. Mata



: bentuk mata normal, pergerakan mata



normal, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak iketrik. 9.



Hidung



: Bentuk normal, secret tidak ada, gerakan



cuping hidung ada, kelainan tidak ada. 10. Telinga



:



Bentuk



normal,



keadaan



bersih,



pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada. 11. Mulut



: Mulut bersih, mukosa bibir pucat



12. Leher



: Bentuk normal, pembesaran kelenjar



tyroid tidak ada. 13. Paru - Paru



:



Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi, betuk pigeon chest, otot bantu napas saat inspirasi Perkusi : Sonor Palpasi : Fremitus vocal raba kanan dan kiri sulit dievaluasi Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan ronkhi 14. Jantung



:



36



Inspeksi : Icterus Cordis tidak Nampak, hipertropi ventrikel kiri, sianosis Palpasi : Icterus Cordis tidak teraba, thrill di apex Perkusi : Batas jantung sulit dievaluasi Auskultasi : Bunyi jantung I – II intensitas normal, regular, terdapat bising sistolik di grade III/VI para mediana II linea para steralis sinistra 15. Persyarafan



: Otot muka tegang dan menagis



16. Abdomen



: Bentuk simetris



17. Ekstremitas



:



Atas : terpasang infus pada ekstremitas kanan, ADL terbatas, tidak edema, tidak ada laserasi. Bawah : ada edema, tidak ada varises 18. Genetalia



: Kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan



tidak ada. 19. Anus



:



Bentuk



normal,



kebersihan



cukup,



haemoroid tidak ada. 20. Antropometri (ukuran pertumbuhan) 1.



BB = 5,5 kg



2. TB = 57 cm 3. Lingkar kepala = 43cm 4. Lingkar dada = 50cm 5. Lingkar lengan = 13 cm 21. Gejala cardinal: a. Suhu 



: 37,4oC



b. Nadi 



: 115 x / menit



c. Respirasi



: 42 x / menit



d. Tekanan darah



: 110/76 mmHg



F. Pemeriksaan Penunjang dan Therapi 1. Pemeriksaan Laboratorium, tanggal 2 Oktober 2020 No Jenis Pemeriksaan 1 Hemoglobin 2 Leukosit



Hasil 11,2 g/dl 11,7 103/µL



Normal L: 14-17, P: 12-16 5,5-17,0



37



Satuan g/dl /µL



3 4



Hematokrit Albumin



33 % 3,2 g/dl



35-43 3,8 – 5,4



% g/dl



2. Hasil Rongen, tanggl 2 Oktober 2020 1.



Pulmo : a. Tampak terselubung dengan air b. Sinus costophrenicus kanan kiri anterior posterior tumpul c. Restrostrenal dan retrocardio space sebagian tertutup perselubungan



2.



Cor : Membesar Cardiothoracic Ratio > 50% Kesan : a. Cardiothoracic Ratio (CTR)>50% b. Pneumonia c. Efusi pleura 3. Therapy : 1. Nasal Kanul + O2 2 L/menit 2. Pemasangan NGT 3. Injeksi Ampicilin (IV) 4. Injeksi chloramfenikol (IV) 5. Furosemide 6. Asam folat 7. Vitamin A kapsul merah 8. Digoxin 9. Aldactone 10. Nebulizer NaCl 0.9% 5 cc + atrovent 1 tetes/8 jam G. Hasil Observasi 1. Interaksi anak dengan orang tua



: Sangat baik



2. Bentuk/arah komunikasi



: Terjadi 1 arah



3. Ambivalensi/kontradiksi perilaku : Tidak terdapat kontraindikasi pada perilaku anak 4. Rasa aman anak : Anak terlihat aman digendong ibunya



I.



ANALISA DATA



38



TGL/JAM



DATA FOKUS



INTERPRETASI/PENYEBA B



2 Oktober 2020



Ds :-



Ibu pasien mengatakan



Jam 15:00



anaknya sesak nafas batuk – batuk



Penyakit jantung bawaan dari orang tua, kelainan kromosom (sindrom down)



MASALAH



Pola Napas Tidak Efektif



dan rewel sejak tiga hari yang lalu. i.



Faktor genetik



Dispnea



Do : - Pasien tampak lemah, pola napas abnormal, tekanan inspirasi menurun.



Kelainan ductus arteriosus



Darah dr Aorta melalui PDA (bertekanan )



S : 37,4 0C N : 115 x/menit Respirasi : 42 x/menit



Shunting / pirau kiri ke kanan (dr aorta ke a.pulmonalis)



Shunting / pirau kanan ke kiri (dr a.pulmonalis ke aorta)



Percampuran darah yg teroksigenasi dg darah yg blm teroksigenasi (Sindrome Eisenmenger)



O2 dalam darah ke sirkulasi sistematik menurun



perfusi O2 ke sel menurun



kompensasi O2 dengan napas



39



Gangguan



cepat



Takipnea



Pola Napas Tidak Efktif



2 Oktober 2020 Jam : 15:00



Ds : ibu pasien mengatakan anaknya menjadi rewel dan susah ditidurkan setelah sakit.



Penyakit jantung bawaan dari orang tua, kelainan kromosom (sindrom down)



Do : pasien tampak lesu, nafsu makan menurun, tidak mampu melakukan keterampilan atau prilaku khas sesuai usia, pola tdur tergangu.



Faktor genetik



S : 37,40C



Pencampuran darah yang teroksigenas dengan darah yang belum teroksigenasi (Sindrome Eisenmenger)



N : 115 x/menit Respirasi : 42 x/menit



O2 dalam darah ke sirkulasi sistematik menurun



perfusi O2 ke sel menurun



kompensasi O2 dengan napas cepat



Takipnea



40



Tumbuh Kembang



Sesak napas



Sulit minum dan makan



BB dan TB menurun



Gangguan Tumbuh Kembang



41



II. No



1



2



Tanggal Muncul



2 Oktober 2020



2 Oktober 2020



DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS Diagnosa Keperawatan



Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi dibuktikan dengan dyspnea, penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas abnormal (bradipnea)



Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik dibuktikan dengan tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia, nafsu makan menurun, lesu, pola tidur terganggu



Tanggal Teratasi



5/10/2020



5/10/2020



TTD



III. No



1



Tanggal



2/10/ 2020



RENCANA KEPERAWATAN



Diagnosa Keperawatan



. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi dibuktikan dengan dyspnea, penggunaan otot bantu pernafasan, pola nafas abnormal (bradipnea)



Tujuan & Kriteria Hasil



Intervensi



Rasional



dilakukan Manajemen



Manajemen



keperawatan Jalan Napas



Jalan Napas



Setelah intervensi selama



3x



diharapkan



24 pola



jam napas



membaik.



Observasi



Obsevasi



1.



1. Mengetahu



Kriteria hasil: 1. Kapasitas



vital



2.



meningakat 2. Tekanan inspirasi meningkat



Monitor pola



i



napas



frekuensi,



Monitor



kedalaman



bunyi



usaha



napas



napas



tambahan



2. Mengetahu



3. Dispnea menurun



(misalnya



i



4. Menggunakan



gurgling,



gurgling,



otot bantu napas



mengi,



mengi,



menurun



wheezing,



wheezing,



ronkhi



ronkhi



kering)



kering



5. Frekuensi



napas



membaik 6. Kedalaman



dada



3.



membaik 7. Ekskursi



dada



menurun



Monitor



adanya



3. Menentuka



spuntum



n



(jumalah,



warna,



warna,



aroma dari



aroma)



spuntum.



jumlah,



Terapeutik



Terapeutik



1.



1. Untuk



Pertahank an



menjamin



kepatenan



jalan



jalan



masuknya



Nama/Ttd



2.



napas



udara



dengan



paru secara



head-tilt



normal



dan chin-



sehingga



tilt



menjamin



Posisikan



kecukupan



semi-



oksigenase



Fowler



tubuh.



atau 3.



4.



2. Memberika



Fowler



n



Berikan



kenyamana



minuman



dan



hangat



keamanan



Lakukan



pasien



fisioterapi



5.



car



perlu



sirkulasi



Lakukan



pada



penghisap



pembuluh



an lendir



darah,



kurang



membuat 15



44



otot-otot



detik



tubuh



Lakukan



menjadi



hiperoksi



rileks.



genasi



7.



3. Memperlan



dada, jika



dari 6.



ke



4. Membantu



sebelum



membersih



penghisap



kan secret



an



dan



endotrake



bonkus,



al



mencegah



Edukasi



penumpuka



8.



9.



Anjurkan



n



asupan



serta dapat



cairan



bernapas



2000



dengan



ml/hari,



bebas dan



jika tidak



tubuh



kontraind



mendapatk



ikasi



an oksigen



Ajarkan



yang cukup



Teknik



secret,



5. Memberish



batuk



kan



efektif



napas dan



Kolaborasi 1.Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,jika perlu



jalan



memenuhi kebutuhan oksigenasi 6. Mempertah ankan saturasi oksigen setaleh dilakukan suction dengan cara pemberian oksigenasi konsentrasi tinggi bertujuan menghinda ri hipoksemi



45



akibat suction Edukasi 1.



Meningka tkan masuk cairan Minmal 2000 ml/hari



2.



Melatih otot-otot pernafasa n



agar



dapat melakuka n



fungsi



dengan baik Kolaborasi 1



Meredakan



gejala penyakit obstritif



paru



kronis



Setelah intervensi



dilakukan



Perawatan



keperawatan



Perawatan



46



2



2/10/ 2020



Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmamp uan fisik dibuktikan dengan tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia, nafsu makan menurun, lesu, pola tidur terganggu



selama



3x24jam Perawatan



Perkem



status Perkem



bangan



diharapkan



perkembangan membaik.



1. Keterampila/prila sesuai



1. Indetifikasi



usia



meningkat 2. Kemampuan melakukan perawatan



diri



4. Kontak



mata



maningkat 5. Regresif menurun 6. Pola tidur membaik



pencapaian



perkemban



tugas



gan anak



perkemban



isyarat



pada



anak 2. Mengetahu i



yang



prilaku dan



ditunjukka



fisiologi



n bayi.



yang



1. Berikan sentuhan yang



isyarat



ditunjukka n bayi Terapeutik 1. Memberika



bersifat



n



gentle dan



tenang dan



tidak ragu-



membangu



ragu



n



2. Minimalka n nyeri 3. Minimalka



47



gan



dan fisilogi



Terapeutik



4.



sejauh



tugas



perilaku



meningkat



i



mana



si



social



1. Mengetahu



pencapaian



2. Indentifika



meningkat 3. Respon



Observasi



Observasi



Kriteria hasil:



ku



bangan



rasa



komunikasi 2. Mengurang i rasa nyeri



n



yang



kebisingan



dirasakan



ruangan



pasien,



Pertahan



meningkat



kan



kan



lingkung



kualitas



an yang



hidup



menduku 3. Membuat



5.



6.



ng



lingkungan



perkemb



yang



angan



nyaman bagi



optimal



pasien



Motivasi



4. Menciptakan



anak



lingkungan



berintera



senyaman



ksi



mungkin



dengan



untuk



anak lain



menambah



Sediakan



dan



aktivitas



mendukung



yang



perkembang



memotiv



an optimal



asi anak 5. Melatih anak



7.



berintera



berinteraksi



ksi



dan



dengan



bersosialisas



anak lain



i



Dukung



6. Melatih serta



anak



memotivasi



mengeks



anak



presikan



berinteraksi



diri



dengan anak



melalui



lain



pengharg 7. Memberikan



48



aan



pujian



atau



positif/u



penghargaan



8.



mpan



untuk



balik



dapat



atas



mengekspres



usahanya



ikan diri atas



Pertahan



usahanya



kan



9.



8. Agar



kenyama



lebih



nan anak



nyaman



Fasilitasi



lebih



anak



9. Untuk



anak



memotifasi



melatih



anak



ketrampi



mandiri



lan



dalam



pemenuh



melakukan



an



katifitasnya



kebutuha



sendiri



lebih



n secara Edukasi mandiri (mis. Makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju) Edukasi 1. Jelaskan orang tua dan atau pengasuh tentang milestone



49



1. Agar orang tua



atau



pengasuh lebih memahami tentang milestone atau serangakai an



masa



tumbuh kembang yang sangat penting



perkemba ngan



2. Membangu



anak dan



n



perilaku



komunikasi



anak



dengan



2. Anjurkan orang tua berintera ksi dengan anaknya 3. Ajarkan anak teknik asertif Kolaborasi 1. Rujuk untuk konseling, jika perlu



50



bagi anak.



anak



agar



lebih dekat 1.



IV. No 1



IMPLEMENTASI



Tanggal



Nomor Diagnosa



Jam



Implementasi



Evaluasi



2



1



15.00



Memonitor pola napas pasien



DS : Ibu pasien mengatakan pasien sesak nafas, batuk-batuk, dan rewel sejak ± 3 hari sebelum MRS



/10/ 2020



DO : tampak retraksi dada pada pasien saat bernapas, dispnea (+), RR=42x/mnt, SaO2=99%, terpasang selang O2 nasal kanul, N=115x/mnt



2



15.05



Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya masih belum mampu menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri, belum mampu merespon senyum ibunya, belum mampu mengangkat kepalanya dengan tegak saat tengkurap, dan belum mampu tertawa saat digelitik atau diraba DO : Pasien tampak lemah, setelah diobservasi dengan kpsp terdapat 5 jawaban tidak sesuai penjelasan ibu pasien



1



15.10



Memonitor tambahan



bunyi



napas



DS : Ibu pasien mengatakan pasien sesak nafas DO : terdapat bunyi nafas



51



Nama/TT D



tambahan ronchi (+)



1



15.15



Memonitor sputum (jumlah, DS : Ibu pasien warna, aroma) mengatakan pasien batukbatuk , dahak tidak mau keluar, sejak ± 3 hari sebelum MRS DO : secret (-)



1



15.20



Memberikan posisi semifowler pada pasien



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya merasa lebih baik saat bernapas ketika posisi setengah duduk DO : pernafasan pasien tampak lebih baik dari sebelumnya saat posisi tidur



1



15.25



Memberi anjuran kepada orangtua pasien untuk memberikan minuman hangat kepada pasien



DS : Ibu pasien mengatakan paham dengan anjuran perawat dan akan menyiapkan ASI yang hangat untuk anaknya DO : pasien tampak meminum ASIyg hangat dalam dot ±30 ml



2



15.30



Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bisa menangis saat lapar atau tidak nyaman, anaknya jadi lebih sering tidur saat dirumah sakit DO : Pasien tampak



52



menangis saat digendong ibunya



2



16.00



Meminimalkan kebisingan ruangan



DS : Ibu klien mengatakan anaknya tenang saat tertidur dan ruangan terasa nyaman DO : Pasien tampak tertidur tenang, ruangan tampak sepi karena pengunjung dibatasi



2



16.30



Mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal



DS : Ibu pasien mengatakan akan menjaga lingkungan anaknya agar tetap nyaman DO : Pasien tampak tidur di pangkuan ibunya



2



17.00



Mempertahankan kenyamanan anak



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya sering merasa tidak nyaman dan seringmenangis DO : Pasien tampak menangis, saat menangis wajah pasien kebiruan



2



17.30



Menjelaskan kepada orang tua tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak



DS : Ibu pasien mengatakan akan mengawasi perkembangan anaknya DO : Ibu pasien tampak koperatif saat mendengarkan perawat



53



1



18.00



Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator , melakukan nebulizer NaCL 0.9% 4 cc + ventolin 0,8ml



DS : ibu pasien mengatakan setuju dengan tindakan yang akan diberikan kepada pasien yaitu memberi uap yang sudah ada obat di dalamnya untuk mengurangi sesak nafas pada pasien DO : pasien tampak gelisah dan menangis saat dilakukan tindakan nebulizer, SaO2=99%, RR= 38x/menit, N=112x/mnt



2



18.30



Menganjurkan orang tua agar berinteraksi dengan anaknya



DS : Ibu pasien mengatakan sulit berinteraksi karena anaknya lebih banyak tidur DO : Pasien tampak lebih sering tidur saat dirumah sakit



2



3 /10/ 2020



1



02.00



DS : Ibu pasien Melakukan kolaborasi mengatakan anaknya pemberian bronkodilator , masih sesak melakukan nebulizer NaCL DO : pasien tampak 0.9% 4 cc + ventolin 0,8ml gelisah dan menangis saat dilakukan tindakan nebulizer, SaO2=98%, RR= 41 x/menit, N=110x/mnt



54



1



06.00



Memonitor pola nafas pasien



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak DO : RR=40x/mnt, SaO2 = 99%, retraksi dada (+) Pasien tampak gelisah



2



09.00



Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak



DS : Ibu Klien mengatakan anaknya sudah mulai mampu menggerakkan kepalanya secara pelan-pelan dan sudah mulai tersenyum saat ibunya tersenyum DO : Klien tampak menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan, pasien nampak tersenyum saat melihat ibunya



1



2



10.00



12.00



DS : ibu pasien Melakukan kolaborasi mengatakan anaknya pemberian bronkodilator , masih sesak melakukan nebulizer NaCL DO : pasien tampak 0.9% 4 cc + ventolin 0,8ml tertidur tetapi sedikit merengek saat dilakukan tindakan nebulizer, SaO2=99%, RR= 38x/menit, N=109x/mnt



Meminimalkan kebisingan ruangan



DS : Ibu Klien mengatakan anaknya baru saja tertidur DO : Klien tampak tertidur tenang, ruangan tampak sepi



55



2



14.00



Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak tertidur, ibu pasien mengatakan anaknya akan menangis saat lapar atau tidak nyaman DO : Pasien tampak sedang digendong ibunya sambil diberi ASI



1



15.00



Melakukan fisioterapi dada Clapping pada pasien (menepuk-nepuk rongga dada bayi dengan 3 jari tangan)



DS : Ibu pasien mengatakan setuju untuk tindakan yang akan dilakukan clapping pada anaknya DO : pasien tampak tenang di lakukan clapping, batuk (+), secret (+)



2



16.00



Mempertahankan kenyamanan anak



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya lebih nyaman tidur saat digendong ibunya DO : Pasien tampak tidur di pangkuan ibunya



1



16.15



Memonitor sputum (jumlah, DS : Ibu pasien mengatakan anaknya warna, aroma) masih batuk-batuk, keluar lendir di mulutnya banyak DO : tampak pengeluaran secret berlebih dari mulut pasien , warna putih,



56



tidak berbau



2



16.30



Menjelaskan kepada orang tua tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak



DS : Ibu pasien mengatakan masih susah untuk memantau perkembangan anaknya karena lebih sering tidur DO : Pasien tampak tertidur



2



17.00



Menganjurkan orang tua agar berinteraksi dengan anaknya



DS : Ibu pasien mengatakan sedang berusaha berinteraksi dan bermain dengan anaknya saat tidak tidur DO : Pasien tampak tidak tidur dan sedang digendong ibunya



1



18.00



Melakukan kolaborasi DS : ibu pasien pemberian bronkodilator , mengatakan anaknya melakukan nebulizer NaCL masih sesak 0.9% 4 cc + ventolin 0,8ml DO : pasien tampak menangis saat dilakukan tindakan nebulizer, SaO2=97%, RR= 40x/menit, N=115x/mnt



2



19.00



Mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal



DS : Ibu pasien mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung perkembangan anaknya DO : Ibu pasien tampak kooperatif



57



1



20.00



Memonitor pola napas



DS : Ibu pasien mengatakan sesak anaknya sudah berkurang DO : SaO2=98%, RR=40 x/mnt, N= 108x/mnt, retraksi dada (+), pernafasan cuping hidung (-), KU tenang, Batuk (+) dyspnea (+)



3



4



1



02.00



/10/ 2020



Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator , melakukan nebulizer NaCL 0.9% 4 cc + ventolin 0,8ml



DS : Ibu pasien mengatakan sesak anaknya sudah berkurang, batuk (-) DO : KU tenang, ronchi (-), batuk (-) , RR=33x/mnt, SaO2=99%



1



06.00



Memonitor tambahan



bunyi



napas DS : Ibu pasien mengatakan sesak anaknya sudah berkurang DO : masih terdengar bunyi nafas tambahan Ronchii (+)



1



08.00



DS : Ibu pasien Melakukan fisioterapi dada mengatakan setuju untuk Clapping pada pasien dilakukan tindakan (menepuk-nepuk rongga dada clapping kembali pada bayi dengan 3 jari tangan) anaknya DO : pasien tampak sedikit merengek saat dilakukan clapping, batuk (+), secret (+)



58



2



14.00



Menganjurkan orang tua agar berinteraksi dengan anaknya



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai bisa diajak berinteraksi DO : Pasien tampak mulai melihat ibunya saat dipanggil



2



15.00



Mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal



DS : Ibu Klien mengatakan akan selalu menjaga lingkungannya supaya anaknya merasa nyaman DO : Pasien tampak tidur di bed rumah sakit



1



15.30



Memonitor sputum pasien (jumlah, warna, aroma)



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk-batuk, keluar lendir di mulutnya banyak DO : tampak pengeluaran secret berlebih dari mulut pasien , warna putih, tidak berbau



2



16.00



Menjelaskan kepada orang tua tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak



DS : Ibu klien mengatakan akan berusaha terus untuk membantu perkembangan anaknya DO : Pasien tampak menangis



1



16.30



Memonitor bunyi napas tambahan



59



DS : DO : masih terdengar



suara nafas tambahan ronhii kering (+)



2



17.00



Mempertahankan kenyamanan anak



DS : Ibu pasien mengatakan akan berusaha selalu menjaga kenyamanan anaknya DO : Pasien tampak nyaman digendong ibunya



1



18.00



Memonitor pola nafas pasien



DS : Ibu pasien mengatakan sesak anak sudah berkurang, batuk berkurang DO : KU stabil, retraksi dada (-), penapasa cuping hidung (-), dyspnea (-), RR=34x/menit, SaO2=98%, Batuk (+)



2



18.15



Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mulai bisa menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri, pasien sudah bisa tertawa kecil saat digelitik atau diraba ibunya DO : Pasien tampak mampu menoleh kekanan dan kekiri secara perlahan, sudah mampu tersenyum dan tertawa kecil saat digelitik ibunya



60



2



18.30



Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak tidur DO : Pasien tampak sedang tidur



2



19.00



Meminimalkan kebisingan ruangan



DS : Ibu pasien mengatakan akan tetap menjaga ruangan agar tidak ada suara yang mengganggu DO : Pasien sedang tidur di bed, ruangan tampak sepi, hanya ada pasien dan ibunya



4



5



1



22.00



1



08.00



DS : ibu pasien Melakukan kolaborasi mengatakan sesak pemberian bronkodilator , anaknya sudah berkurang melakukan nebulizer NaCL DO : pasien tampak 0.9% 4 cc + ventolin 0,8ml menangis saat dilakukan tindakan nebulizer, SaO2=99%, RR= 31x/menit, N=103x/mnt



Memonitor pola napas pasien



/10/ 2020



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak sesak,batuk(-) DO : pasien tampak sudah tidak memakai selang O2, dyspnea (-), retraksi dada (-), RR=32x/mnt, SpO2=99%



61



2



09.00



Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak



DS : Ibu pasien mengatakan saat ini anaknya sudah mampu menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri secara pelan-pelan, sudah mampu tersenyum dan tertawa kecil saat digelitik ibunya, pasien juga dikatakan sudah mampu mengangkat kepalanya sedikit saat tengkurap DO : Pasien tampak mulai menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri mengikuti gerakan tangan ibunya, pasien tampak tersenyum dan tertawa kecil saat digelitik ibunya, pasien sudah dapat mengangkat kepala saat tengkurap secara perlahan



2



10.00



Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya masih sering menangis DO: Pasien tampak tidur



1



10.30



Memonitor sputum pasien (jumlah, warna, aroma)



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya batuknya sudah berkurang, tidak sesak lagi DO : tampak secret yang keluar sudah sedikit dari mulut pasien , warna putih, tidak berbau



62



2



11.00



Meminimalkan kebisingan ruangan



DS : Ibu pasien mengatakan akan menjaga ruangan tetap tenang DO : Pasien tampak tertidur



2



11.30



Mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal



DS : Ibu pasien mengatakan akan memperhatikan lingkungan untuk mendukung perkembangan anaknya DO : Pasien tampak digendong ibunya



2



12.00



Mempertahankan kenyamanan anak



DS : Ibu pasien mengatakan akan selalu menjaga kenyamanan anaknya DO : Pasien tampak tertidur



1



12.30



Memonitor bunyi napas tambahan pada pasien



DS : pasien mengatakan tidak ada keluhan sesak DO : batuk (-), tidak terdapat bunyi nafas tambahan, ronchii (-)



2



13.00



Menjelaskan kepada orang tua tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak



63



DS : Ibu pasien mengatakan akan memantau terus mengenai pertumbuhan dan perkembangan anaknya



DO : Ibu pasien tampak paham dan kooperatif



2



14.00



Menganjurkan orang tua agar berinteraksi dengan anaknya



DS : Ibu pasien mengatakan akan sesering mungkin untuk berinteraksi dengan anaknya DO : Pasien tampak tertidur



1



14.30



Memonitor pola napas pasien



DS : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak sesak dan batuk DO : pasien tampak sudah tidak memakai selang O2, dyspnea (-), retraksi dada (-), RR=30x/mnt, SpO2=99%



64



V. EVALUASI Tgl/Jam No Dx 5 Oktober 2020 1 15.00 WITA



Evaluasi Hasil S : Ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak sesak dan batuk O : KU pasien stabil, pasien tampak tenang, retraksi dada tidak ada, dyspnea (-), ronchii tidak ada, batuk (-), secret (-) SaO2=99% tanpa memakai selang O2, RR = 30 x/ mnt A : Tujuan tercapai , Masalah teratasi P : Pertahankan kondisi pasien Berikan KIE kepada ibu pasien untuk selalu memantau pernapasan anaknya, apabila di rumah pasien tiba-tiba sesak cepat-cepat periksakan ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.



5 Oktober 2020 2 15.00 WITA



S : Ibu pasien mengatakan saat ini anaknya sudah mampu menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri secara pelanpelan, sudah mampu tersenyum dan tertawa kecil saat digelitik ibunya, pasien juga dikatakan sudah mampu mengangkat kepalanya sedikit saat tengkurap O : Pasien tampak mulai menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri mengikuti gerakan tangan ibunya, pasien tampak tersenyum dan tertawa kecil saat digelitik ibunya, pasien sudah dapat mengangkat kepala saat tengkurap secara perlahan, pasien lebih banyak tidur saat dirumah sakit A : Tujuan tercapai, masalah teratasi P



: Pertahankan kondisi pasien berikan KIE kepada ibu untuk



selalu memantau tumbuh kembang pasien



65



TTD



DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Agus. (2020). Jurnal Kesehatan dan Kedokteran 1 (2), 37-4. Diakses pad hari



Jumat,



2



Oktober



2020



Pukul



15.27



WITA



dari



:



http://journal.ubaya.ac.id/index.php/kesdok Irwan, Adi & Wiwin, Ni Wayan. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Persistent Ductus Arteriosus di Ruang Pediatric Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. Diakses pada hari Jumat, 2 Oktober 2020 Pukul : 15.15 WITA dari : http://dspace.umkt.ac.id Kowalak, Welsh, & Mayer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Mulyadi, M D, Bambang M. 2012. Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Sari Pediatri PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan: Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI. PPNI, S. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI. Suriadi, Rita Yuliani. (2004). Asuhan Keperawatan pada Anak. CV. Sagung Seto, Jakarta.



66