Klp1 - Pencapaian Mutu Hasil Kerja Dalam Pelayanan Kebidanan Berdasarkan SOP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENCAPAIAN MUTU HASIL KERJA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN BERDASARKAN SOP



Dosen Pembimbing : Heni Frilasari,SST,.M,Kes Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Arliza Rizqiya



(201802001)



2. Tanti Ardiah garini



(201802002)



3. Eka Nur Rohmawati



(201802003)



4. Dellavia Okta Trisdiana



(201802004)



5. Putri Indah Wahyuni



(201802005)



6. Ekdira Putri Wulandari



(201802006)



7. Dina Dwi Wulandari



(201802007)



8. Silvi Aprilia



(201802008)



9. Nur Hidayah Jahro



(201802009)



10. Tulas Agustina Rahayu



(201802011)



11. Fenty Nur Halizah



(201802012)



PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO



PEMBAHASAN 1. Pengertian SOP Standar Operasional Prosedur adalah suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995) SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)



2. Tujuan SOP a. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau unit b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait. d. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. e.



Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.



3. Fungsi SOP a. Memperlancar tugas petugas atau tim. b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. d. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.



e.



Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.



4. Prinsip-prinsip SOP a. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan. b. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan iptek serta peraturan yang berlaku. c. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan. d. Harus didokumentasikan.



5.



Jenis dan ruang lingkup SOP a. SOP pelayanan profesi à terdapat dua kelompok. b. SOP untuk aspek keilmuan à adalah SOP mengenai proses kerja untuk diagnostik dan terapi. c. SOP untuk aspek manajerial à adalah SOP mengenai proses kerja yang menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasen non-keilmuan. SOP profesi mencakup : Pelayanan medis, Pelayanan penunjang, Pelayanan keperawatan. d. SOP administrasi mencakup: a) Perencanaan program/kegiatan b) Keuangan c) Perlengkapan d) Kepegawaian e) Pelaporan



6. Tahap-tahap Penyusunan SOP a. Merumuskan tujuan SOP b. Menentukan judul c. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SOP d. Menterjemahkan kebijakan atau ketentuan- ketentuan peraturan-peraturan kebijakan berguna untuk : a) Terjaminnya suatu kegiatan b) Membuat standar kinerja c) Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja



7. Penyusunan SOP a. Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama yaitu: b. Requirement discovery berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem. c. Data modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan sistem. d.



Process modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan prosedur yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.



8. Macam-macam format SOP Pada suatu SOP akan tergambar identifikasi, pengendalian, kemampuan selusur, konsistensi, dan akuntabilitas. Suatu SOP hendaklah mempunyai format sebagai berikut : a. Nama lembaga, nama selain pada kop juga ada pada setiap halaman. Judul, judul harus jelas terurai dan terukur. Karena, pada setiap prosedur diuraikan bagaimana mengerjakannya, judul mesti bergaya bahasa perintah (direktif) untuk menjelaskan ‘siapa mengerjakan apa’. b. Halaman, harus tertulis "halaman 3 dari 7", ini menggambarkan ada kelanjutan. c. Identifikasi dan Pengendalian, pada suatu Prosedur mesti teridentifikasi keunikannya. Identifikasi untuk mempersiapkan akuntabilitas, dan gambaran suatu dokumentasi sampai fasilitas dan masa kedaluwarsaan perubahan. Akuntabilitas dan gambaran prosedur berdasarkan pada sejumlah identifikasi atau kode, yang merupakan pengendalian (seperti, kapan dan berapa kali revisi atau jumlah edisi SOP dilakukan). d. Tujuan, suatu tujuan atau sasaran prosedur mesti dapat diulang (repeat) dan dapat dikembangkan, dan dinyatakan dalam gaya bahasa perintah, seperti operasi, prosedur, proses, monitoring, dan rutinitas perawatan dengan perusahaan ABC dand XYZ sistem WFI. e. Ruang lingkup. Ruang lingkup (scope) harus mempunyai batas penggunaan prosedur. Apakah itu, sampel tertentu sesuai pengujian dengan metode ini? Apakah operasi ini terpakai hanya pada perlengkapan tertentu atau bagian tertentu? Apakah ada batasan kapasitas, volume prosedur? f. Tanggung Jawab. Siapa bertanggung jawab melaksanakan uraian pekerjaan? Siapa melaporkan pekerjaan? Apakah diperlukan pelatihan khusus atau sertifikat? Pada sesi ini dibatasi karyawan yang melaksanakan, seperti: siapa yang mempunyai atau sesuai kualifikasi dalam melaksanakan uraian pekerjaan. Itu akan diatur suatu tahapan untuk sejumlah detail dalam dokumen berikut.



g.



Prosedur. Uraikan prosedur dalam langkah demi langkah (step-by-step) atau kronologis cara kerja. Gunakan kata kerja aktif dan pernyataan langsung, seperti., "Tambahkan 100.0 ml air murni, PN 0128."Kebutuhan Perhitungan / Penanganan data / Dokumensi. Uraikan bagaimana data mentah diolah dan dilaporkan. Sediakan contoh perhitungan



9. Standar pelayanan dalam SOP a. Pengertian Standar Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus Oxford memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar. Pertama, standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar meberikan suatu dasar perbandingan. Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini ; Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dilakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000). 1. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru. 2. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik. 3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang spesifik. 4. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat tertentu ( dr.Yodi Mahendra ). 5. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Reyers, 1983).



6. Standar adalah nilai-nilai (velues) yang tertulis yang meliputi peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 7. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik dari komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses atau hasil suatu harapan (Donebean). b. Persyaratan standar Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Standar yg berbasis manajemen kinerja, memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 



S – specific







M – measurable (terukur)







A – appropriate (tepat)







R – reliable (handal)







T – timely (batas waktu)



c. Ketentuan Standar Ada 4 Ketentuan Standar 1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti oleh para pelaksananya. 2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses (tindakan/action) dan hasil (outcomes).standar struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas dan



lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan outcome standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainya. 3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam organisasi. Pernyataan standr mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasien, bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga komponen tersebut harusberhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan berfungsi bila kemampuan atau jumlah staf tidak memadai. 4.



Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar telah dibuat, berarti sebagian pkerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang tinggi terhadap kinerja prima melaui penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya tingkat mutu yang tinggi.



d. Komponen standar Beberapa komponen yang harus ada pada standar : 1. Standar Struktur Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan yang diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar input yang meliputi; a. Filosofi dan objektif b. Organisasi dan administrasi c. Kebijakan dan peraturan d. Staffing dan pembinaan e. Dekripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi klinis) f. Fasilitas dan peralatan.



2. Standar Proses Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi penerima asuhan. Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis, mencakup : a. Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas b. Manajemen kinerja klinis c. Monitoring dan evaluasi kinerja klinis 3. Standar Outcomes Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasien. Standar ini berfokus pada asuan pasien yang prima, meliputi : a.



Kepuasan pasien



b.



Keamanan pasien



c.



Kenyamanan pasien



Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomes atau hasil yang diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan melengkapi proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan rencana.



10.



Standar Operasional Prosedur(SOP) Bidan a. A N C Pengertian Tujuan



Ante Natal Care 1. Memantau kemajuan kehamilan, kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Persiapan persalinan cukup bulan. 3. Mempersiapkan masa nifas.



Semua tindakan yang dilakukan dengan pencegahan infeksi (P I)



Kebijakan



Prosedur



1. 2. a. b. c. d. e. f. g. h. i.



Anamnese PersiapanAlat : Selimut. Jangka panggul. Metelin. Reflex hammer. Fundus cop. Pita lila. Timbangan badan. Tensi. HB, protein urine, guladarah.



3. a. b. c. d. e. f.



Pelaksanaan. Anamnese. Ukur BB / TB. Ukur Lila. Tensi. Periksa Hb, protein urine, gula darah. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. Mengatur posisi pasien. Palpasi sesuai Leopold. Periksa Djj. Jangka panggul : Distansia spinarum. Distansia kristarum. Distansiatuberum. Lingkar panggul. Pemberian tablet Fe. KIE. Merapikan pasien. Merapikan dan membersihkan peralatan.



g. h. i. j. i. ii. iii. iv. k. l. m. n. Unit Terkait



4. KIA, Polindes.



b. Pemeriksaan dalam pada persalinan Pengertian



Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memasukkan jari telunjuk dan jari tengah pada saat persalinan



Tujuan



1. 2. 3.



Kebijakan



Prosedur



Mengetahui kemajuan persalinan Mengetahui keadaan jalan lahir Untuk menentukan diagnosa



Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam atau bila ada indikasi 1.    PersiapanAlat : a)      Sarung tangan steril b)      Bengkok c)      Kapas DTT d)     Larutan klorin 0,5 % 2.    Pelaksanaan. 1. Ibu diberitahu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Pakai sarung tangan 4. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri membuka labia dan tangan kanan mengambil kapas vulva higiene dan menghapus vulva dari atas kebawah 5. Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina dengan menekankan kearah komisura posterior yang kemudian diikuti jari telunjuk 6. Setelah jari tengah dan telunjuk tangan kanan masuk tangan kiri dipindahkan keatas fundus untuk memfiksasi bagian bawah janin. 7. Yang diperhatikan pada saat pemeriksaan dalam yaitu: a. Keadaan vulva b. Keadaan perinium c. Keadaan vagina d. Adanya sistokel dan e. Pengeluaran pervaginam f. servik : posisi, konsitensi, dilatasi ( pembukaan ), penipisan kantong ketuban g. presentasi,titik penunjuk (denominator) moulage dan posisi h. penurunan kepala H I        : setinggi PAP



H II       : sejajar HI melalui pinggir bawah sympisis H III     : sejajar dengan HI melalui spinae ischiadica H IV     : sejajar dengan HI melalui ujung os coccygis 8. Keluarkan tangan pelan-pelan 9. Cuci Tangan pada larutan klorin, sarung tangan dibuka dan rendam dalam keadaan terbalik 10. Dokumentasikan hasil pemeriksaan Unit Terkait



KIA, Polindes.



c. Pemeriksaan luka jalan lahir dan robekan porsio Pengertian



Tujuan Kebijakan Prosedur



Pemeriksaan yang dilakukan pada jalan lahir setelah plasenta lahir. 1.    Untuk menemukan lokasi dan tingkat robekan pada jalan lahir 2.    Mengurangi perdarahan pada robekan Robekan jalan lahir terpantau dengan tepat dan benar 1.    PersiapanAlat : a)      Handscoen b)      Gaas steril c)      Lampu sorot d)     Tang ovum e)      Spekulum mono f)       kapas DTT g)      Larutan klorin 0,5% h)      APD 2.     Pelaksanaan : a) Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan b) Penolong memakai APD c) Pastikan kontraksi uterus baik d) Bersihkan vulva dengan kasa untuk memudahkan melihat jalan lahir e) Membuka labia dan asisten disuruh untuk memfokuskan lampu sorot f) Melihat perlukaan dari perinium, sepanjang labia dan dinding dengan melakukan penekanan menggunakan tangan



g) Jika tidak ada perlukaan tetapi perdarahan masih aktif dan kontraksi uterus baik,waspada adanya robekan porsio h) Pasang spekulum sims/L pada sisi atas dan bawah i) Jepit bibir atas dan bawah porsio dengan tang ovom.Gerakkan ke kanan untuk melihat robekan pada sisi kiri dan gerakkan ke kiri untuk melihat robekan pada sisi kanan. j) Jika tidak ada perlukaan jalan lahir,bersihkan tubuh ibu.jika ada perlukaan,lanjutkan ke teknik penjahitan                       Unit Terkait



KIA, Polindes,



d. Perawatan bayi baru lahir Pengertian



Asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran



Tujuan



Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan sponton serta mencengah Hypotermi.



Kebijakan



Robekan jalan lahir terpantau dengan tepat dan benar



Prosedur



1.     PersiapanAlat : a. Delee b. Klem 2 buah c. Penjepit tali pusat d. Gelas steril e. Handuk kering f. Salep mata g. Metelin h. Penimbangan bayi i. Kartu bayi j. Pakaian bayi 1 set 2.     Pelaksanaan : a) Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih b) Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih, kain bersih dan kering untuk bayi c) Menyiapkan obat tetes mata / salep mata d) Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih e) Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee,



jika tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai standar : penanganan asfiksia pada bayi baru lahir f) Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat. Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,berikan bayi kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena akan membantu pelepasan placenta g) Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh ) h) Memotong dan mengikat tali pusat    i) Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tidak ada perdarahan j) Menutup tali pusat dengan gaas kering k) Melengkapi surat keterangan lahir bayi l) Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi dengan Apgar score. m)Melakukan pemeriksaan fisik bayi n) Mengukur BB / PB o) Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang diletakkan di ketiak atau anus bayi.  p) Mengenakan pakaian bayi dan menyelimuti bayi q) Memberikan salep mata r) Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir paling lambat 1 jam pertama s) Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutup kepala t) Membantu ibu untuk menyusui bayi u) Mencuci tangan v) Memperhatikan pengeluaran urine dan mekonium w)Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu dan bayi serta lakukan kolaborasi bila ada kelainan   Unit Terkait



KIA, Polindes,



e. Penanganan perdarahan post partum (hpp Pengertian



 Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelahbersalin



Tujuan



Mengenali dan mengambil perdarahan post partum



tindakan



yang



tepat



pada



Kebijakan Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tibatiba merupakan suatu kegawatan segera ditangani.



Prosedur



1.     PersiapanAlat : 1. Sarung tangan steril,gaas ster 2. Bengkok,obat uterotonika : 2 ampul, spuit 3 cc : 2 buah 3. Abocath: 1buah,Blood set :1buah, cairan RL,gunting,plaster 2.     Pelaksanaan : 1. Mencuci tangan secara efektif 2. Menyiapkan alat-alat/fasilitas tindakan gawat darurat. 3. Melakukan pemeriksaan umum tanda vital 4. Memantau tanda-tanda shock hypopolemik,segara lakukan tindakan penanganan shock. 5. Melakukan pemeriksaan palpasi untuk mengetahui kontraksi uterus baik atau lembek. 6. Melakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah 7. Mengeluarkan stolsel yang menghalangi kontraksi uterus yang efektif 8. Memberikan suntikan oxytocin 10 IU IM 9. Memasang cairan infus IV 10. Melakukan chateterisasi/ memantau cairan masuk dan cairan keluar 11. Memeriksa kelengkapan placenta 12. Memeriksa sumber perdarahan 13. Jika perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus baik   kemungkinan dari robekan jalan lahir,segera lakukan penjahitan. 14. Jika karena atonia uteri lakukan kompresi bimanual bila tidak berhasil rujuk



Unit Terkait



KIA, Polindes,



f. Anasthesi lokal sebelum penjahitan jalan lahir Pengertian



Pembiusan yang dilakukan pada perlukaan jalan lahir sebelum dilakukan penjahitan .



Tujuan



Kebijakan



Prosedur



Sebagai  pedoman bagi tenaga medis atau bidan dalam melakukan anastesi jalan lahir. Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tibatiba merupakan suatu kegawatan segera ditangani. 1.     PersiapanAlat : 1. Spuit 5 cc 2. Lidokain 1% 3. Kasa steril 4. Alas bokong 5. Kapas DTT 6. Sarung tangan 2.     Pelaksanaan : 1. Beritahu ibu akan dilakukan penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat penjahitan 2. Penolong menggunakan sarung tangan DTT 3. Alas bokong dipasang 4. Bersihkan luka jalan lahir dengan kapas DTT 5. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk kearah bawah antara mukosa dan kulit perineum sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar 6. Aspirasi dan kemudian injeksinya anastesi tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.Atau jika tidak dilakukan aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sampai dalam kemudian ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan 7. Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jangan jarum dicabut tapi dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana direncanakan akan dibuat jahitan. 8. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,sehingga seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah dianastesi. 9. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan gaas pada luka 10. Tanyakan apakah ibu merasa nyeri atau tidak a. jika ibu merasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan b. jika ibu sudah tidak merasa nyeri lakukan penjahitan luka



Unit Terkait



KIA, Polindes,



g. Memandikan bayi dan merawat tali pusat Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Membersihkan tubuh bayi dengan menggunakan sabun dan air hangat dengan suhu 38o C  dimana keadaan suhu  bayi sudah stabil 1. Membersihkan seluruh tubuh bayi 2. Menjaga bayi selalu nyaman, sehat, dan segar Perawatan tali pusat dilakukan  dengansistem aseptic. 1.     PersiapanAlat : 1. Pakaianbayi lengkap 2. Kapas mata 3. Kapas  cebok 4. Gaas steril 5. Ember bayi 6. Air hangat dengan suhu 38  7. Sabun bayi 8. Sisir bayi 9. Handuk 10. Tempat tidur bayi yang  bersih dan aman 11. Ruangan hangat 12. Masker, celemek 2.    Pelaksanaan : 1. Cucitangan dengan sabun dibawah air mengalir 2. Bayi diposisikan membujur dan pakaian bayi dilepas 3. Bersihkan mata bayi dengan kapas mata dari dalam keluar 4. Bersihkan pantat dari tinja sebelum dimandikan agar air mandi tetap bersih 5. Bersihkan kelamin bayi dengan hati-hati 6. Bayi disabun mulai dari leher,dada,perut ( tali pusat disabun dari ujung ke pangkal ) dilanjutkan kebagian kaki,terakhir kepala dan lengan 7. Bilas bayi mulai dari muka,lengan,dada,perut,paha,dan kaki 8. Bayi diposisikan telungkup,kemudian bersihkan leher belakang,tengkuk, punggung dan pantat 9. Bayi dikeringkan dengan handuk 10. Rawat tali pusat,dikeringkan dengan gaas steril 11. Bayi diberi pakaian lengkap 12. Bersihkan alat dan lingkungan



13. Cuci tangan    Unit Terkait



KIA, Polindes,



h. Tindakan amniotomi Pengertian Tujuan



Kebijakan Prosedur



Pemecahan ketuban yang dilakukan sesuai indikasi 1. Mempercepat proses persalinan 2. Merangsang kontraksi uterus Amniotomi dilakukan sesuai dengan indikasi . 1.     PersiapanAlat : 1. 1/2 kocher 2. Kapas DTT 3. Sarung Tangan 4. Bengkok 5. Alas bokong 6. Alat-alat APN 7. Larutan klorin 0,5% 2.    Pelaksanaan : 1. Informasikan tentang tindakan yang akan dilakukan. 2. Penolong menggunakan sarung tangan steril. 3. Vulva hygiene 4. Lakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaaan serta tidak  adanya bagian kecil janin / tali pusat 5. Tangan kiri mendekatkan bengkok kedepan vulva 6. Ambil ½ kocher dan wadah DTT dengan tangan kiri 7. Masukkan ½ kocher yang dipegang tangan kiri dituntun oleh tangan kanan dengan bagian tajam menghadap ke jari pemeriksa hingga bisa merasakan atau menyentuh selaput ketuban 8. Saat his berkurang kekuatannya,gerakkan ujung jari tangan kanan  menuntut ujung ½ kocher menggores selaput ketuban  1-2 cm hingga ketuban pecah 9. Keluarkan ½ kocher dari vagina dengan tangan  kiri,



masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit 10. Pertahankan jari tangan kanan dalam vagina untuk melebarkan robekan selaput ketuban, merasakan penurunan kepala janin  dan untuk memastikan tidak teraba bagian kecil janin atau tali  pusat menumbung. 11. Keluarkan tangan kanan dan perhatikan warna serta jumlah air ketuban 12. Cuci sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% dalam keadaan terbalik 13. Periksa DJJ.    Unit Terkait



KIA, Polindes,



i. Pertolongan persalinan kala ii Pengertian



Tujuan



Kebijakan Prosedur



Persalinan yang berlangsung dari pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin (kalapengeluaran) 1. Mendeteksi dini kelainan dan komplikasi. 2. Membantu ibudalam proses persalinanberlangsungaman. Asuhan Persalinan Normal 1.    PersiapanAlat : 1. Kapas DTT 2. Air DTT 3. Larutan klorin 0,5 % 4. 1/2 kocher 5. Gunting tali pusat 6. Klem tali pusat 7. Gunting episiotomi 8. Spuit 3cc 9. Oxytocin 3 ampul 10. Tensimeter + thermometer 11. Funanduscop 12. Slym de lee 13. APD (sarung tangan,celemek,sepatu,kaca mata,masker)  2.    Langkah-LangkahKegiatan :



a. Pastikan  tanda dan gejala kala II ( Doran teknus,perjol,vulka ) b. Patahkan ampul oksitosin 10 IU, spuit dibuka, masukkan kedalam wadah partus set. c. Penolong menggunakan APD. d. Lakukan VT untuk memastikan pembukaan lengkap. e. Bila selaput ketuban belum pecah, lakukan pemecahan ketuban. f. Celupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % dan sarung tangan dibuka. g. Periksa DJJ h. Pimpin ibu meneran i. Pasang alas bokong j. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan k. Lahirkan kepala, bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan slym delee l. Usap muka janin dari lendir dan darah dengan menggunakan kain kasa m. Periksa belitan tali pusat n. Tunggu hingga kepala janin putar paksi luar o. Lahirkan badan dan tungkai p. Tangani bayi baru lahir  keringkan bayi  Potong tali pusat q. Lakukan manajemen aktif kala III r. Periksa robekan jalan lahir s. Lakukan penjahitan bila terjadi robekan t. Observasi 2 jam PP Unit Terkait



KIA, Polindes,



j. Manajemen aktif kala iii Pengertian Tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir untuk mempercepat lepasnya placenta



Tujuan



Kebijakan Prosedur



1. Menurunkan kejadian perdarahan post partum 2. Mengurangi lamanya kala III 3. Mengurangi angka kematian dan kasakitan yang berhubungan   dengan   perdarahan Bidan atau medis dalam melakukan tindakan untuk mempercepat lahirnya placenta 1.     PersiapanAlat : 1. Oxytocin 10 IU 2. Spuit 3 cc 3. Sarung tangan 2.     Langkah-LangkahKegiatan : a. Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada janin kedua b. Beri penjelasan pada ibu bahwa akan dilakukan injeksi pada paha c. Injeksi oxytocin 10 IU IM pada bagian lateral dari paha ibu kira-kira 1/3 atas paha dalam waktu 1 menit dari kelahiran bayi d. Pindahkan klem tali pusat diujung, tempatkan kira-kira 5-10 cm dari vulva e. Lakukan penegangan tali pusat terkendali ( PTT ) dengan cara:  Letakkan tangan kiri diatas symfisis  Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan  Dorong uterus kearah dorso kranial pada saat ada his dan terlihat tanda-tanda pelepasan placenta, sementara tangan kanan menegangkan tali pusat  Bila dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi, ulangi pemberian oxytocin 10 IU f. Keluarkan placenta g. Setelah plasenta lahir,segera tangan kiri melakukan masase fundus uteri menggunakan palman dengan gerakan melingkar sampai uterus berkontraksi h. Sementara itu tangan kanan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban i. Tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan,cuci tangan dengan larutan klorin 



Unit Terkait



KIA, Polindes,



k. Perawatan vulva dan perineum masa nifas



Pengertian



Tujuan



Kebijakan



Prosedur



Membersihkan daerah vulva dan perineum padaibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca salin dan masih menjalani rawat Inap. 1. Vulva dan perineum bersih 2. Mencegah iritasi dan infeksi 3. Meningkatkan rasa nyaman ibu 1. Dilakukan setiap hari minimal dua kali. 2. Bimbingan diberikan sampai ibu mampu melakukannya sendiri 1.     PersiapanAlat : 1. Pasang sarung tangan  2. Kapas  3. Air DTT           4. Perlak dan pengalas 5. Celana Dalam 6. Pembalut wanita 7. Bengkok 8. Kassa Steril 9. Betadin 2.     Langkah-LangkahKegiatan : a. Cuci Tangan b. Siapkan alat-alat c. Minta penunggu keluar d. Siapkan lingkungan dan jaga privasi pasien e. Jelaskan prosedur f. Atur Ibu dalam posisi Dorsal Recumbent g. Bantu ibu melepaskan pakaian bawah h. Beri selimut i. Pasang pengalas di bawah bokong ibu j. Letakkan bengkok di depan vulva k. Cuci Tangan l. Pakai sarung tangan m. Periksa keadaan lokea : warna, jumlah, dan bau n. Ambil kapas air DTT, bersihkan vulva dan perineum sebagai berikut:  Ambil kapas, bersihkan mulai lipatan paha atas menuju ke arah luar paha kiri, sampai seluruh permukaan kulit bagian dalam bersih  Lakukan langkah (b) untuk paha kanan  Ambil kapas DTT,bersihkan labia mayora kiri dari arah atas ke



bawah  Lakukan langkah (d) untuk labia mayora kanan  Buka labia minora dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri  Ambil kapas DTT, bersihkan mulai klitoris menuju ke bawah sampai anus o. Perhatikan keadaan perineum; adakah lepas jahitan/jahitan longgar, bengkak, kemerahan p. Rawat luka jahitan dengan kassa steril yang diberi betadin q. Pasang celana dalam dan pembalutnya r. Angkat pengalas s. Anjurkan ibu untuk ganti pembalutnya setiap kali basah filPuskesma Unit Terkait



KIA, Polindes,



DAFTAR PUSTAKA



Safrudin, Hamidah. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC. Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.