Memonitor Pencapaian Mutu Hasil Kerja Dalam Pelayanan Kebidanan (Mutu Pelayanan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MUTU PELAYANAN KEBIDANAN “MEMONITOR PENCAPAIAN MUTU HASIL KERJA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”



DOSEN PEMBIMBING GUSMAN ARSYAD, SST., M.Kes



DISUSUN OLEH DIAN RAHMAYANI (PO7124318030)



DIV KEBIDANAN II A (REGULER) POLTEKKES KEMENKES PALU 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Memonitor Pencapaian Mutu Hasil Kerja Dalam Pelayanan Kebidanan” dalam rangka memenuhi salah satu tugas perkuliahan Mutu Pelayanan Kebidanan. Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Palu, 01 April 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL...............................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. LATAR BELAKANG...............................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1 BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................2 BAB III PEMBAHASAN......................................................................................4 A. MENYELEKSI INDIKATOR..................................................................4 B. MENYUSUN AMBANG BATAS (THRESHOLD)................................6 C. MENYELEKSI SUMBER INFORMASI.................................................7 D. MENDESAIN SISTEM UNTUK MENGUMPULKAN DAN KOMPILASI DATA................................................................................7 E. MELAKSANAKAN KEGIATAN MONITORING.................................8 BAB IV PENUTUP..............................................................................................14 A. KESIMPULAN.......................................................................................14 B. SARAN....................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini tuntutan masyarakat pada pelayanan kebidanan semakin tinggi karena tingkat pengetahuan dan kesadaran yang tinggi juga. Diharapkan kualitas pelayanan dari tenaga kebidanan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan sesuai standar yang berlaku, sehingga diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan. Pengontrolan pada tindakan bidan perlu dilakukan melalui kegiatan monitoring, karena tindakan kebidanan merupakan bentuk nyata kegiatan yang dilakukan bidan terhadap pasien sehingga dalam pelaksanaannya perlu benar-benar diperhatikan ketepatan dan kesesuaiannya. Kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan kebidanan akan berakibat fatal baik bagi pasien maupun bagi bidan. Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan monitoring untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan dan pendokumentasian yang sesuai. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan indikator ? 2. Apa yang dimaksud dengan ambang batas (threshold) 3. Mengapa kita harus dapat menyeleksi sumber informasi ? 4. Bagaimana cara mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi ? 5. Apa pentingnya monitoring dan bagaimana langkah pelaksanaan monitoring ?



1



BAB II TINJAUAN TEORI Monitoring adalah pemantauan kegiatan dengan pengumpulan atau pengkajian data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh kemajuan kegiatan yang telah dicapai dan melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat atau ditemui dapat diatasi. Tujuan monitoring : 1. Mendapatkan gambaran menegnai pencapaian hasil asuhan 2. Mengetahui tingkat kinerja 3. Memperoleh informasi tentang penerapan asuhan kebidanan apakah telah dilaksanakan sesuai rencana serta memberikan umpan balik 4. Mempertanggung jawabkan tugas atau kegiatan asuhan kebidanan yang telah dilakukan Manfaat monitoring : 1. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan dalam penerapan asuhan kebidanan 2. Hasil pemantauan dapat digunakan / dimanfaatkan untuk tindakan koreksi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan 3. Hasil penilaian dapat digunakan/ dimanfaatkan untuk menyusun perencanaan kegiatan tahunan berikutnya Hal yang perlu dilakukan dalam monitoring adalah : 1. Monitoring kinerja klinis bidan berdasarkan indikator kinerja 2. Indikator kinerja berdasarkan standard an uraian tugas 3. Monitoring harus ditentukan bagaimana caranya, kapan, dimana, dan siapa yang akan memonitor serta harus didokumentasikan



2



Langkah pelaksanaan monitoring : 1. Menetapkan sumber data 2. Menetapkan sistem pengumpulan dan pengolahan data 3. Melaksanakan pengumpulan data Cara pelaksanaan monitoring : 1. Pengamatan langsung 2. Pengkajian catatan pelaporan/ dokumen dengan menggunakan format supervisi yang telah disusun 3. Wawancara, diskusi



3



BAB III PEMBAHASAN A. MENYELEKSI INDIKATOR 1. Pengertian indikator Indikator adalah pengukuran tidak langsung terhadap suaru peristiwa



atau



kondisi.



Indikator



adalah



variable



yang



mengindikasikan/ menunjukkan satu kecenderungan situasi yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Indikator adalah alat/ petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses tertentu. Indikator menurut WHO (1981) adalah variable yang mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung. Indikator mutu pelayanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien atau keluaran dari layanan kesehatan. Indikator kinerja diartikan sebagai pengukuran yang dipakai untuk mengevaluasi hasil kerja seseorang di dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Indikator kinerja dapat berupa daftar tilik. Indikator kinerja dignakan sebagai petunjuk pengukur prestasi dalam suatu kegiatan. Indikator kinerja mutu pelayanan kebidanan terdiri dari tiga indikator, yaitu : a. Kinerja yang disadari (Performance Awareness) b. Pengukuran kinerja (Performance Mancemeasurement) Pengukuran kinerja diperlukan untuk meningkatkan motivasi tenaga kesehatan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan.



4



c. Peningkatan kinerja (Performance Improvement) Peningkatan kinerja diperlukan agar pelayanan kebidanan yang dilakukan menjadi lebih baik dan dapat menciptakan kepuasaan pada pasien. 2. Sistem klasifikasi indikator a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas alat/ fasilitas, informasi, dana, peraturan/ kebijakan b. Indikator proses adalah memonitor tugas dan kegiatan yang dilakukan c. Indikator output mengukur hasil yang meliputi cakupan termasuk pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan. d. Standar outcome dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) 3. Syarat-syarat indikator a. Absah atau sahih Absah



maksudnya



indikator



hanya



akan



mengukur



yang



seharusnya akan diukur. b. Dapat dipercaya atau handal Hasil pengukuran indkator harus selalu sama jika diukur oleh siapapun, kapan saja, dan dalam lingkungan yang berbeda sekalipun. c. Relevan Indikator harus relevan terhadap kebutuhan dan terkait dengan masalah yang akan dipecahkan. d. Realistis Indikator harus dapat digunakan dengan mudah dan praktis.



5



B. MENYUSUN AMBANG BATAS (THRESHOLD) Indikator layanan kesehatan adalah suatu ukuran penatalaksanaan pasien keluaran dari layanan kesehatan. Dengan mengenal indikator layanan kesehatan, akan tersedia perangkat lunak untuk pengukuran penatalaksanaan pasien dan keluaran atau layanan kesehatan. Dengan demikian, indikator layanan kesehatan menjadi ukuran yang objektif atau kuantitatif dari proses dan keluaran layanan kesehatan. Indikator layanan kesehatan bukan standar yang pasti atau tepat. Indikator ini dibuat sebagai suatu angka ambang batas, dan melalui pengumpulan dan analisis data, indikator ini dapat mengindikasikan adanya suatu tanda bahaya, artinya bahwa sesuatu masalah mutu layanan kesehatan telah terjadi. Angka ambang batas (threshold) merupakan tingkat angka yang masih dapat diterima berdasarkan nilai rata-rata hitung. Nilai threshold dimaksudkan untuk membedakan antara nilai target dengan nilai actual. Angka nilai ambang batas atau threshold merupakan tingkat angka yang masih dapat diterima berdasarkan nilai rata-rata hitung. Pembuatan atau penetapan angka ambang batas Selama penyusunan indikator layanan kesehatan, angka nilai ambang batas sementara dapat ditentukan dari data hasil uji coba atau dengan menggunakan angka yang terdapat dalam kepustakaan atau rekomendasi dari kelompok penyusun. Jika angka ambang batas sementara belum dapat ditentukan, kelompok penyusun harus menunggu lebih banyak data lapangan dan hasil analisisnya. Setelah ditetapkan, angka ambang batas harus diulas balik oleh kelompok



penyusun berdasarkan



data



yang dikumpulkan,



untuk



memastikan apakah angka tersebut masih tetap berlaku. Dengan data yang cukup, tingkat variasi data distratifikasikan berdasarkan jumlah tempat tidur organisasi layanan kesehatan. Dengan demikian, angka ambang batas selalu tepat dari waktu ke waktu.



6



C. MENYELEKSI SUMBER INFORMASI Menurut Septiyantono (2003:81) secara umum seleksi diartikan sebagai tindakan, cara, atau proses memilih. Persoalan yang sangat penting dalam seleksi ialah menetapkan dasar pemikiran atau stratingpoint untuk kegiatan ini. Dalam hal ini kita membutuhkan keahlian dan pengetahuan yang tidak sedikit seperti sebagai berikut : 1. Pandangan Tradisional 2. Pandangan Liberal 3. Pandangan Pluralistik D. MENDESAIN



SISTEM



UNTUK



MENGUMPULKAN



DAN



KOMPILASI DATA Proses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai berikut: 1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli 2. Mempelajari



dan



melakukan



pendekatan



terhadap



kelompok



masyarakat di mana data akan dikumpulkan. 3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya 4. Uji coba 5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan 6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding) 7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas 8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis Teknik pengumpulan data dengan cara : 1. Wawancara Wawancara mempunyai definisi suatu proses komunikasi antara dua pihak. 7



2. Teknik/Analisa Dokumen Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis dokumen adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. 3. Kuisioner Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 4. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. E. MELAKSANAKAN KEGIATAN MONITORING Monitoring adalah pemantauan kegiatan dengan pengumpulan atau pengkajian data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh kemajuan kegiatan yang telah dicapai. Hasil monitoring merupakan informasi berharga yang dapat dijadikan pedoman untuk mengambil keputusan. Monitoring sendiri merupakan aktivitas untuk melihat, memantau jalannya kegiatan, menilai ketercapaian tujuan, serta melihat factor pendukung dan penghambat pelaksanaan program. Dalam monitoring (pemantauan) dikumpulkan data dan dianalisis, hasil analisis diinterpretasikan dan dimaknakan sebagai masukan untuk mengadakan perbaikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan monitoring : 1. Monitoring kinerja klinis bidan berdasarkan indikator kinerja 2. Indikator kinerja berdasarkan standart dan uraian tugas 3. Indikator kinerja klinis dipilih yang menjadi indikator kunci 8



4. Indikator harus bersifat dapat di ukur atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat spesifik 5. Dalam waktu tertentu dapat dilakukan perubahan 6. Monitoring dapat ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa yang akan memonitor serta harus di dokumentasikan Langkah-langkah pelaksanaan : 1. Menetapkan sumber data 2. Menetapkan sistem pengumpulan dan pengolahan data 3. Melaksanakan pengumpulan data Dalam kegiatan monitoring proses pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat penting. Pengumpulan data ini merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan keadaan real. Cara pelaksanaan : 1. Observasi / pengamatan Langsung Observasi berarti mengamati pada saat pelayanan. Observasi/ pengamatan langsung adalah melakukan pengamatan langsung terhadap petugas pelayanan yang sedang melakukan pelayanan kebidanan terhadap pasien. Pengamatan atau observasi adalah teknik pengumpulan data dimana data dikumpulkan dengan mengamati secara langsung pada kejadian atau proses di lapangan. Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung. Jenis informasi yang diperoleh dapat berupa karakteristik benda, proses interaksi benda, atau perilaku manusia baik interaksinya dengan benda/ alat maupun interaksinya dengan manusia lain.



9



Tingkat pendidikan dan pengalaman observer akan menentukan jumlah dan kualitas informasi yang diperoleh dalam pengamatan. Beberapa hal yang perlu diketahui oleh seorang observer : a. Melakukan pengamatan secara terencana dan sistematis b. Mengetahui scenario aktivitas yang akan diamati c. Mengetahui hal-hal pokok yang perlu diperhatikan/ difokuskan d. Membuat/ menggunakan alat bantu



berupa alat pencatat dan



perekam Kondisi lingkungan dimana observasi dilaksanakan akan mempengaruhi hasil pengamatan. Dalam pengamatan, diperlukan alat untuk mencatat atau merekam peristiwa penting yang terjadi. Hal ini untuk membantu observer karena keterbatasan dalam daya ingatan si pengamat,



atau



melihat



banyaknya



peristiwa



penting



secara



keseluruhan pada saat yang bersamaan. Kelebihan dari metode ini adalah peneliti dapat mengamati secara langsung realitas yang terjadi, sehingga dapat memperoleh informasi yang mendalam. Observasi sebagai alat pengumpul data dan memiliki sifat : a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu b. Direncanakan secara sistematis c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya d. Dapat diperiksa validitas, rehabilitas, dan ketelitiannya e. Bersifat kwantitatif 2. Wawancara Wawancara (interview) merupakan proses untuk memperoleh data dengan mengadakan tanya-jawab. Wawancara terjadi jika ada interaksi antara pewawancara dengan responden. Keberhasilan pelaksanaan wawancara ini tergantung pada proses interaksi yang terjadi. Faktor lain



yang



dapat



mempengaruhi



terjadinya



interaksi



antara



pewawancara dan responden adalah situasi wawancara dan isi pertanyaan yang ditanyakan. 10



Wawancara dilakukan dengan diskusi dan tanya jawab.Wawancara memiliki tujuan yaitu memperoleh informasi yang rinci dan akurat dalam rangka pembuktian kejadian. Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah, merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Dalam proses interview terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi (information suppliyer). Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan



(penjelasan),



sambil



menilai



jawaban-jawabannya.



Sekaligus ia menyatakan kembali isi jawaban dengan kata-kata lain, mengingat-ingat dan mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih lanjut dan berusaha melakukan rangsangan dan dorongan. Dalam pengumpulan data dengan wawancara, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat memperoleh data sesuai dengan tujuan, yakni : a. Membuat panduan wawancara agar pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden tidak ada yang terlewatkan. Dalam menyusun pertanyaan-pertanyaannya, perlu diperhatikan agar pemilihan kata-katanya tidak terlalu sulit, menghindari pertanyaan yang umum sekali, menghidari pertanyaan yang memiliki makna ganda (ambiguous), menghindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti, membuat pertanyaan tidak langsung (sekiranya pertanyaan tersebut akan mempermalukan responden), dan menghindari pertanyaan yang perlu kemampuan mengingat sesuatu. b. Memperhatikan situasi dan waktu yang tepat, disesuaikan dengan kesempatan yang dimiliki oleh responden. Tempat wawancara haruslah merupakan tempat yang dapat diterima responden dan 11



diterima oleh masyarakat sekelilingnya. Waktu untuk wawancara perlu dipilih, sehingga tidak mengganggu pekerjaan responden, dan juga tidak terlalu menyita waktu responden. c. Penampilan pewawancara disesuaikan dengan keadaan responden. d. Pewawancara perlu bersikap netral terhadap semua jawaban. 3. Dokumen Dokumen berarti sebuah tulisan yang memuat informasi. Biasanya dokumen ditulis dikertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik. Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dokumen dilaksanakan melalui berbagai metode sesuai kebutuhan. Metode yang digunakan adalah : a. Audit Audit adalah pengawasan yang dilakuakn terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus. b. Review Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasinya memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan pelayanan yang diberikan c. Survey Survey dapat dilaksanakan melalui kuisioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survey kepuasan pasien d. Observasi Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku pasien 12



4. Survey Metode survei adalah cara pengumpulan data dimana responden menjawab pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya, dengan menggunakan alat yang berupa daftar pertanyaan. Dengan metode ini dapat dikumpulkan data yang banyak dan relative cepat.



13



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Indikator kinerja diartikan sebagai pengukuran yang dipakai untuk mengevaluasi hasil kerja seseorang di dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Indikator kinerja dapat berupa daftar tilik. Indikator kinerja digunakan sebagai petunjuk pengukur prestasi dalam suatu kegiatan. Angka ambang batas (threshold) merupakan tingkat angka yang masih dapat diterima berdasarkan nilai rata-rata hitung. Angka nilai ambang batas sementara dapat ditentukan dari data hasil uji coba atau dengan menggunakan angka yang terdapat dalam kepustakaan atau rekomendasi dari kelompok penyusun. Menyeleksi sumber informasi berarti memilih informasi dengan memperhatikan beberapa pandangan. Mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara : wawancara, teknik/ analisa dokumen, kuisioner, dokumen, survey, dan observasi. Monitoring adalah pemantauan kegiatan dengan pengumpulan atau pengkajian data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh kemajuan kegiatan. Hasil monitoring merupakan informasi berharga yang dapat dijadikan pedoman untuk mengambil keputusan B. SARAN Diharapkan pada tenaga kesehatan untuk terus belajar demi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masing-masing sehingga program pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik



14



DAFTAR PUSTAKA Rahayu, Dwi Putri dkk. 2019. Proposal Monitoring dan Evaluasi Praktek Profesi Komunitas di Poli KIA/KB Puskesmas tambakrejo Surabaya. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Diakses



di



https://id.scribd.com/document/453032482/Document-from-Devi-



Maya-Arista-6 Andeszuri, Elvira dan Rahmi. 2016. Makalah Mutu Pelayanan Kebidanan “Indikator Kinerja Mutu Pelayanan Kebidanan, Ambang Batas (Threshold)”. Prodi



DIV



Kebidanan



Poltekkes



Kemenkes



Padang.



Diakses



di



https://id.scribd.com/document/348594345/TUGAS-KELOMPOK-MUTU Moerdiyanto. Teknik Monitoring dan Evaluasi (monev) Dalam Rangka Memperoleh Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Diakses di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Drs.%20Moerdiyanto, %20M.Pd./ARTIKEL%20MONEV.pdf



15