Knowladge Sosiety (Masyarakat Berpengetahuan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

By : Lutfi Ariefianto, M.Pd



Kuliah Pengembangam Masyarakat Gemar Belajar Dalam



rangka



membangun



masyarakat



yang



berpengetahuan



(Knowladge Sosiety) keterbukaan akan akses informasi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh masyarakat. Menurut Susilo Bambang Yudhoyono dalam melalui pidatonya dalam pertemuan Konfrensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Indonesia (ICT for Indonesia) mengatakan bahwa masyarakat berpengetahuan merupakan implikasi dari masuknya era informasi setelah sebelumnya melalui era pertanian dan industri. Masyarakat informasi dan berbasis pengetahuan merupakan masyarakat yang menyadari kegunaan dan manfaat informasi. Masyarakat demikian memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengakses dan memanfaatkan informasi serta menjadikan informasi sebagai nilai tambah dalam peningkatan kualitas kehidupan. Menurut Drucker (1994), knowledge society adalah sebuah masyarakat dari berbagai organisasi dimana secara praktis setiap tugas tunggal akan dilakukan dalam dan melalui sebuah organisasi. Lebih lanjut Drucker menjelaskan Ciri-ciri masyarakat berpengetahuan adalah: 



Mempunyai kemampuan akademik







Berpikir kritis







Berorientasi kepada pemecahan masalah







Mempunyai kemampuan untuk belajar meninggalkan pemikiran yang lama-lama dan belajar lagi untuk hal-hal yang baru







Mempunyai keterampilan pengembangan individu dan sosial (termasuk kepercayaan diri, motivasi, komitmen terhadap nilai-nilai moral dan etika, pengertian secara luas akan masyarakat dan dunia). Jadi secara konseptual, masyarakat berpengetahuan adalah suatu kelompok



masyarakat dimana anggota masyarakatnya ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dengan menguasai keterampilan dasar yang diperlukan dan mempunyai akses informasi. Dari pengertian tentang masyarakat berpengetahuan tersebut dapat dipahami



bahwa,



ada



beberapa



hal



penting



yang



mencirikan



masyarakat



berpengetahuan yaitu, 1) keterbukaan masyarakat terhadap akses informasi, 2) mengembangkan



keterampilan



dasar, dan



3) adanya



partisipasi masyarakat.



Keterbukaan masyarakat terhadap akses informasi memberikan modal awal bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, masyarakat tidak akan ketinggalan informasi dari kemjuan global yang terus berkembang. Keterampilan dasar (Skill) merupakan kompetensi pokok yang mesti terus ditingkatkan pada segenap masyarakat, mulai dari sejak usia dini bahkan sampai dewasa sekalipun. Dengan kemampuan dasar ini memungkinkan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan diri dan berkompetisi dalam persaingan global. Adanya partisipasi masyarakat akan memberikan penguatan pada suatu bangsa dalam membangun masyarakat berpengetahuan. Keikutsertaan masyarakat inilah yang nantinya akan memberikan dorongan internal individu untuk terus memberikan kontribusi dalam membangun masyarakat berpengetahuan. 1. Isu-Isu Dalam Membangun Masyarakat Berpengetahuan



Salah satu indikator dari maju dan berkembangnya suatu bangsa dapat dilihat dari sejauh mana pertumbuhan ekonomi suatu bangsa tersebut dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya. Negara yang kuat secara ekonomi, tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kualitas rakyatnya. Dan sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi suatu bangsa rendah akan memberikan dampak negatif terhadap raknyatnya. Dalam hal ini, kemiskinan menjadi salah satu implikasi dari rendahnya pertumbuhan suatu negara. Meningkatnya angka kemiskinan suatu negara ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) dikarenakan banyak dari rakyatnya yang kekurangan gizi dan tidak dapat menikmati pendidikan yang layak. a) Pemberdayaan Masyarakat Terkait dengan upaya dalam membangun SDM masyarakat dalam rangka menghadapi era globalisasi ini setidaknya kita sedikit lega karena adanya konsesus global dengan berkomitmen terhadap pembangunan SDM tiap negara yang berkualitas. Dalam hal ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Tujuan Pembangunan Milenium (Meillenium Development Goals, MDGs) berikrar bahwa pada tahun 2015 akan 1.



Memberantas kemiskinan dan kelaparan



2.



Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua



3.



Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan



4.



Mengurangi tingkat kematian anak



5.



Meningkatkan kesehatan ibu



6.



Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain



7.



Menjamin kelestarian lingkungan



8.



Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.



Jika melihat salah satu rumusan dalam MGDs tersebut setidaknya ada dua pilar yang menjadi perhatian utama dalam membangun masyarakat berpengetahuan, yaitu 1) pertumbuhan ekonomi, dan 2) akses pendidikan. Dan jika kedua pilar ini diwujudkan, maka upaya pembangunan masyarakat (SDM) yang berkualitas pun akan tercapai. Konsep belajar sepanjang hayat juga dapat terus dibangun untuk memberikan stimulus untuk



terus



berkomitmen



dalam



meningkatkan



kemampuan



diri.



Selain



itu,



pemberdayaan masyarakat juga penting untuk terus diupayakan untuk membantu masyarakat mengembangkan dirinya. Pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai usaha yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. b) Pemanfaatan ICT Selain itu juga untuk mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, terlebih dalam konteks era digital saat ini pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi punya peran penting. Sekjen PBB Koffi Anan mengatakan bahwa, ICT sangat potensial untuk membangun bangsa yang maju. Dengan menggunakan ICT, dapat meminimalkan resiko dalam membangun bangsa. Dalam blog Padepokan Musa As Sy’arie menjelaskan bahwa beberapa studi melihat pesatnya perkembangan ICT berdampak posisitif bagi pertumbuhan ekonomi media, dan juga demokrasi, termasuk di negara-negara berkembang. Akan tetapi ada juga studi yang melihat fenomena pesatnya ICT lebih banyak merugikan, karena lebih mempertegas kesenjangan sosial, dan bahkan memapankan struktur yang sudah ada dan bersifat tidak adil.



Pesatnya kemajuan teknologi informasi ternyata tidak hanya membawa dampak positif bagi masyarakat, tapi juga dapat menjadi ancaman tersendiri suatu bangsa. Walaupun demikian, dampak negatif yang akan mengancam suatu bangsa sebenarnya dapat diminimalisir dengan memberikan kesadaran etika dalam memanfaatkan ICT kepada setiap rakyatnya. Dengan memanfaatkan ICT setidaknya masyarakat dapat terus memperbaharui informasi dan ilmu pengetahuan yang setiap saat bisa berubah. Hadirnya ICT dengan dampaknya harusnya membuat kita dapat lebih bijak dalam memanfaatkannya. Walaupun biaya yang dikeluarkan dalam menggunakan ICT relatif tinggi, tapi dimungkinkan akan memberikan kerugian yang tidak sebanding pula jika tidak menggunakan ICT.



------TERIMA KASIH BANYAK------