Komunikasi k3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

11. KOMUNIKASI K3



11.1. PENDAHULUAN Kejadian kecelakaan pesawat PANAM di Bali yang menabrak Gunung Batur disebabkan oleh masalah komunikasi antara pilot pesawat dengan petugas menara udara. Kecelakaan tersebut telah menimbulkan kerugian berupa hancurnya pesawat dan tewasnya ratusan penumpang berkebangsaan Jepang yang akan berlibur ke Bali. Komunikasi antar kedua pihak tersebut mengalami hambatan dalam mengartikan ketinggian pesawat yang diperlukan. Demikian pula tabrakan kereta api yang terjadi bam ini. Masaiah komunikasi memberikan andil atas kejadian tersebut. Kesalahan membaca sinya! Wesel, rusaknya pesawat telepon penjaga pintu lintasan kereta, dan masih banyak lagi kecelakaan yang terjadi yang disebabkan oleh masalah komuniksi. Kedua contoh tersebut diatas menunjukkan betapa pentingnya komunikasi, demikian pula halnya dengan komunikasi K3. Komunikasi K3 merupakan alat dasar dalam praktek pencegahan kecelakaan. Dengan adanya Komunikasi K3 akan menimbulkan motivasi untuk berubah, sehingga perilaku "kerja selamat" tumbuh dalam din setiap karyawan. Namun hal ini kurang diperhatikan oleh manajemen atau supervisor, karena adanya anggapan bahwa melakukan komunikasi K3 bukan tugas mereka. Hal tersebut merupakan pandangan yang keliru, karena seorang manajer / supervisor diharapkan untuk mendidik pelaksanaan



kerja



selamat,



memberikan nasihat dan mengingatkan cara kerja selamat guna mencegah terjadinya kecelakaan. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



177



Komunikasi, apapun bentuknya/ pada dasarnya adalah hubungan timbal balik antara pihak yang menyampaikan dengan pihak yang menerima; antara



pembicara



dengan



pendengarnya;



antara



penulis



dengan



pembacanya; antara penayang dengan pemirsanya; antara pelakon pentas dengan



penontonnya.



Sejak



lahir



manusia



memiliki



kemampuan



berkomunikasi yang terus berkembang, namun kecepatan dan kualitas pengembangannya berbeda satu dengan lainnya. Kemajuan teknologi telah mampu meningkatkan kemampuan manusia untuk berkomunikasi. Dengan terciptanya sarana dan prasarana yang modern memungkinkan kita berkomuniksi dengan lebih cepat, lebih jelas, lebih lengkap dan menjangkau jarak yang semakin jauh. Namun demikian, efektifitas dan efisiensi berkomunikasi seseorang masih ditentukan oleh kemampuan orang itu sendiri. Dari



uraian



tersebut



diatas,



sebetuinya



bentuk



komunikasi



dalam



keselamatan kerja sudah dilakukan, contohnya adalah adanya "five-minute talk" (lima menit pertemuan) dari supervisor kepada karyawan sebelum memulai pekerjaan yang bertujuan memberi petunjuk cara kerja selamat. Namun karena penyampaiannya tidak efektif karena beranggapan bahwa hal tersebut merupakan prosedur rutin, maka hasilnya tidak-efisien dan efektif.



11.2. KONSEP KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi berasal dari kata "communicare" yang artinya berpartisipasi atau memberitahukan atau "communis" yang artinya milik bersama atau berlaku dimana-mana. Pada saat ini, pengertian komunikasi banyak macamnya antara lain: Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



178



a) komunikasi



adalah



pertukaran



pikiran



atau



keterangan



dalam



rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain. b) komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua orang atau lebih. c) komunikasi adalah suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, katakata, simbol atau pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling tukar menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu. Dari batasan yang seperti ini . jelas bahwa tujuan utama dari komunikasi adalah



untuk



menimbulkan



saling



pengertian,



bukan



persetujuan.



Berkomunikasi itu sulit. Lebih banyak pesan-pesan yang diterima secara tidak dimengerti atau kurang dimengerti daripada pesan-pesan yang diterima secara lengkap. Kesulitan ini muncul karena orang berpendapat bahwa mereka telah mengerti ape yang sedang dibicarakan dan menganggap berkomunikasi itu adalah hal mudah.



Proses Komunikasi Proses komunikasi antara manusia satu dangan manusia lain secara menyeluruh sebagaimana dapat dilihat pada skema berikut.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



179



UMPAN BALIK/ FEEDBACK



EKSTERNAL



SUMBER



PENYEBAR



SARANA



PESAN



SALURAN



PENERIMA PESAN



PESAN



EFEK



MEDIUM



*



*



ENCODING



DECODING



FEEDBACK INTERNAL



*sangat penting dalam proses



Perubahanperubahan yang terjadi akibat dari penyebaran pesan yang diterima Efektif oleh penerima pesan



FEEDBACK INFERENSIAL



11.3. ELEMEN DAN PROSES KOMUNIKASI Dalam proses komunikasi paling sedikit terdapat tiga unsur, yaitu si penyebar pesan, pesan itu sendiri, dan si penerima pesan. Suatu komunikasi dikatakan efektif apabila pada penyebar pesan dan penerima pesan terdapat satu pengertian yang sama. Isi pesan yang disampaikan oleh penyebar pesan melalui lambang yang berarti. Lambang yang dipahami oleh mereka yang berkomunikasi ini adalah sebagai "titian" atau "kendaraan" untuk membawa pesan kepada penerima pesan. Dalam berkomunikasi, manusia selain menggunakan lambang, juga mempergunakan bahasa. Di dunia manusia terdapat ribuan bahasa. Bahasa



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



180



yang



efektif



adalah



bahasa



yang



dimengerti



oleh



mereka



yang



berkomunikasi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing elemen komunikasi yang terdapat pada diagram diatas. a. Sumber



pesan



adalah



sumber



yang



pertama



kali



memiliki



ide/gagasan mengenai sesuatu yang akan disampaikan kepada orang lain. b. Penyebar



pesan



(komunikator)



menyampaikan ide/gagasan



adalah



unsur



yang



tersebut kepada orang lain. Sumber



pesan dan penyebar pesan dapat berada dalam satu tubuh, dapat pula terpisah. Tugas komunikator 



melakukan encoding : merumuskan ide/gagasan kedalam pesan yang sangat dimengerti.







melakukan



pemilihan



lambang



yang



digunakan



sesuai



kebutuhan. Penentuan ini sangat penting, untuk itu penyebar pesan harus rnengetahui kondisi dan situasi penerima pesan (komunikan). 



melakukan pemilihan sarana/media



yang akan digunakan untuk



menyebarkan pesan. c. Media/sarana adalah alat yang untuk



dipergunakan



menyampaikan/meneruskan/menyebarkan



oleh



komunikator



pesannya



agar



sampai kepada komunikan. Media tulisan dapat berupa surat, warkat, pos, telegram, telex, faksimil. Media iisan dapat berupa telepon, radio. Media audio visual berupa tayangan media/sarana



hams



ditentukan



TV.



Penentuan



jenis



sifat komunikannya, yaitu individu,



kelompok atau massa. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



181



d. Pesan Syarat



komunikan



agar



komunikasi



dapat



berlangsung



efektif



sebagaimana dikemukakan oleh Wilbur Schramm, sebagai berikut: 



pesan



harus



didesain dan disampaikan sedemikian



rupa



agar mendapat perhatian dari komunikan yang dikehendaki. 



pesan harus menggunakan lambang-lambang yang sesuai dengan pengalaman yang dimiliki sumber.







pesan



harus



menumbuhkan



komunikan serta memenuhi 



pesan



menyarankan



pribadi



dipihak



cara



untuk



memberi



jalan



sesuatu



kebutuhan tersebut.



harus



dapat



untuk memenuhi



menyarankan



serta



kebutuhan-kebutuhan



dengan situasi kelompok didorong



kebutuhan



dimana



itu



yang



komunikan



sesuai



berada



dan



untuk memberikan respon yang diinginkan. Misalnya



dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) mata, hendaknya dijelaskan mengapa organ mata perlu dilindungi dengan APD. Sampaikan pesan bahwa dari pengalaman terjadi trauma



pada mata



banyak



sekali



yang sebenarnya dapat dicegah



dengan memakai APD. e. Encoding (perumusan pesan)



merupakan satu kegiatan yang



sulit. Penuangan gagasan dan penyusunan dalam lambang yang berarti , harus mengupayakan yang



mungkin



sedikit



mungkin



salah



paham



timbul. Perumusan pesan dalam lambang berupa



kata/gambar/tanda ini harus dapat diterima oleh komunikan. Tidak jarang,



kesalahanpahaman



dalam



komunikasi



terjadi



karena



keterbatasan kemampuan untuk merumuskan gagasannya kedalam lambang yang dimengerti komunikan.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



182



Pemilihan lambang. Lambang terdiri dari : 



bahasa;



terdapat



ribuan



bahasa.



Manusia



harus



selektif



memilihnya. 



tanda; seperti rambu-rambu K3, tanda petunjuk jalan.







gambar, peta, diagram, grafik statistika; misalnya diagram strukur organisasi.







isyarat;



kerlingan



mata,



angkat



bahu,



menggelengkan



kepala, menggerakkan bahu, mengerutkan dahi/muka. f. Umpan balik (feedback) merupakan suatu reaksi yang timbul dari komunikan atau dari pesan itu sendiri, yang merupakan informasi kepada komunikator apakah pesan yang disebarkan itu efektif. Dengan demikian komunikator dapat memperbaikinya sehingga menjadi efektif. g. Efek adalah suatu



perubahan



pada



komunikan sebagai akibat



bahwa komunikasi berjalan efektif. Wujud perubahan yang dimaksud adalah : 



pengertian atau perubahan pengertian







pengetahuan atau peningkatan pengetahuan







tingkah laku tertentu atau perubahan tingkah laku







prestise atau prestasi







rasa bangga, kecewa dan lain sebagainya.



11.3.1. Macam-Macam Komunikasi Dalam kehidupan sehari-hari, jenis komunikasi dibedakan menjadi : a. Ditinjau dari media yang dipergunakan : 



komunikasi visual, seperti surat kabar, majalah, pameran, poster, pamphlet.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



183







komunikasi audio, seperti radio, kaset, telepon.







komunikasi audio visual, seperti film, televisi, drama, ceramah, sandiwara



b. Ditinjau dari hubungan sumber dan sasaran 



komunikasi



langsung



communication),



seperti



atau



tatap



wawancara,



muka



(face



ceramah,



to



face



konferensi,



diskusi 



komunikasi tidak langsung (indirect communication), seperti surat menyurat, surat kabar, majalah, buku, poster dam pamphlet, sms.



c. Ditinjau dari interaksi sumber dan sasaran 



komunikasi dua arah (two-way communication), dimana sasaran turut menegemukakan pendapatnya.







komunikasi satu arah (one-way communication), dimana sasaran hanya sebagai.pendengar saja.



d. Ditinjau dari simbol yang dipergunakan 



Komunikasi lisan, simbol yang digunakan adalah kata-kata yang diucapkan







Komunikasi tulisan, simbol yang digunakan adalah huruf







Komunikasi isyarat, simbol yang-dipergunakan adalah isyarat tertentu, seperti gerakan anggota badan tertentu



e. Ditinjau dari suasana atau lingkungan berlangsungnya komunikasi 



Komunikasi formal, dilakukan dalam suasana resmi misalnya pertemuan, rapat







Komunikasi informal, dilakukan dalam suasana tidak resmi misalnya saat berdarmawisata, saat sedang berjalan berduaan.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



184



11.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Faktor tersebut dikenal dengan tujuh C, yaitu : a) Credibility Terdapat dan berperan pada sumber. Bila credibility sumber tinggi dapat memudahkan kepercayaan dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan. b) Content Terdapat dan berperan pada pesan. Jika pesan yang disampaikan besar manfaatnya bagi kepentingan sasaran, maka hasil dari komunikasi akan lebih baik. c) Context Terdapat dan berperan pada pesan. Semakin erat pesan yang disampaikan dengan kepentingan / kehidupan / realita sehari-hari, maka keberhasilan dari komunikasi semakin dapat diharapkan. d) Clarity Terdapat dan berperan pada pesan. Semakin jelas pesan yang disampaikan, semakin mudah pesan tersebut diterima. e) Continuity and consistency Terdapat



dan



berperan



pada



pesan.



Pesan



yang



ingin



dikomunikasikan hams sering, terus menerus dan sifatnya menetap, dengan demikian tujuan komunikasi akan mudah tercapai. f) Channels



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



185



Terdapat dan berperan pada media. Harus dipilih media penyampai pesan yang sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. g) Capability of the audience Terdapat dan berperan pada sasaran. Dalam menyampaikan pesan, harus memperhitungkan kemampuan dari sasaran dalam menerima pesan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh latar belakang sasaran, seperti pendidikan, tingkat social ekonomi, tingkat social budaya dan lain sebagainya.



11.4. KOMUNIKASI K3 DALAM PRAKTEK Walaupun prinsip komunikasi kelihatannya mudah dan hanya terdiri dari penyebar pesan (komunikator), pesan, media/sarana dan penerima pesan, namun pada prakteknya tidak begitu mudah dilaksanakan. Sebagai contoh bila anda ingin mempelajari cara menggunakan komputer, anda dapat menempuh berbagai cara; 



Anda



minta



komputer



kepada



kawan



yang



paham



menggunakan



untuk memperagakan bagaimana cara menggunakan



komputer. 



Anda belajar menggunakan komputer sendiri dengan membaca petunjuk cara menggunakan komputer.







Anda membeli video tape bagaimana cara menggunakan dan belajar sendiri.



Pada dasarnya seseorang menerima komunikasi dari pendengaran, penglihatan, dan pendengaran. Masing-masing individu mempunyai cara dan pilihan tersendiri. Bagi yang sulit menerima komunikasi dengan membaca akan memilih dengan cara peragaan, dsb untuk memudahkan berkomunikasi. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



186



Latar belakang dan pengalaman memegang peranan. Tingkat suatu stress mempengaruhi bagaimana suatu pesan dapat diterima dengan baik, juga dipengaruhi dari waktu ke waktu yang sebelumnya sangat tergantung dari berbagai faktor bagaimana. suatu pesan di disampaikan dan diterima oleh si penerima.Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tipe kepemimpinan, tipe dari pekerja, jenis pekerjaan, sikap dan perilaku, motivasi dan Iain-Iain dapat menunjang atau menghambat proses komunikasi. Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi Komunikasi K3 di perusahaan adalah : a. Kepemimpinan Tidak diragukan lagi bahwa masalah kepemimpinan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan program K3 di perusahaan. Yang dimaksud dengan kepemimpinan disini adalah tidak hanya manajemen puncak, akan tetapi sampai ke tingkat supervisor sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Seorang



pimpinan



dalam



memimpin



rapat



P2K3



cenderung



mengabaikan komunikasi dua arah, sehingga ia mendonninasi rapat dengan



berbagai



bentuk



pengarahan,



instruksi,



ceramah



dan



sebagianya serta tidak menyisakan cukup waktu untuk pembahasan atau



diskusi.



Dengan



demikian



peserta



rapat



tidak



memiliki



kesempatan untuk memberikan umpan balik, sehingga penyampaian pesan tersebut tidak secara optimal diterima oleh peserta rapat. Contoh lain, dimana pimpinan rapat K3 melaksanakan dan memimpin rapat K3 tanpa agenda yang jelas, sehingga rapat berubah menjadi arena diskusi bebas para pesertanya dan berakhir tanpa kesimpulan yang berarti. Disisi lain, para peserta rapat tidak keberatan dengan situasi demikian dan hal ini lambat laun dibiarkan membudaya. Pada Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



187



waktunya pemimpin tersebut akan menyadari bahwa staf yang ada, sangat rendah kreatifitas dan inisiatifnya sehingga tidak mendukung upaya pengembangan usaha. Hal tersebut terjadi karena proses komunikasi tidak dilakukan semestinya. Misalnya pimpinan dalam mensosialisasikan Program P2K3, apakah tatap langsung pada acara kedinasan dengan para staf atau pada acara non-dinas (ulang tahun perusahaan), pemilihan bahasa yang tepat sesuai dengan tingkat pengetahuan sasaran yang dituju. Bagaimana penilaian anda atas rapat-rapat K3 yang sering anda hadiri? Pemilihan Bentuk Komunikasi K3 Yang Efektif. Suatu studi tentang komunikasi mengatakan 80% komunikasi lisan dilakukan melalui bahasa tubuh seperti gerakan tubuh, ekspresi muka, gerakan tangan, dll. Dalam melakukan komunikasi K3, perlu diingat bahwa : 



mereka dapat mengingat 10% dari yang dibaca







mereka dapat mengingat 20% dari yang didengar







mereka dapat mengingat 30% dari yang dilihat







mereka dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar







mereka dapat mengingat 70% dari yang dikatakan







mereka dapat mengingat 90% dari yang dikerjakan dan dikatakan.



Dalam pemilihan bentuk komunikasi K3 yang efektif, seorang profesional K3 dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan seperti : 



tentukan pola dan bentuk komunikasi yang akan dipakai



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



188







nuansa komunikasi yang diinginkan







kapan komunikasi tersebut disampaikan







sasaran komunikasi (siapa, bagaimana sifat dan kebiasaannya)



Seorang profesional K3 harus berkomunikasi dengan sadar dan peduli. b. Keteladanan Keteladanan



pimpinan



dalam



praktek



K3



sehari-hari



dapat



memantulkan efek yang positif, berupa kesadaran dan kedisiplinan dalam mematuhi peraturan K3. Dapat diambil sebagai contoh kegiatan kedinasan; tidak pernah lupa menyelipkan pesan-pesan K3 kepada karyawan. Disamping itu, mempraktekan peraturan K3 sehari-hari dengan tidak lupa memakai APD pada saat kunjungan lapangan. Dilain pihak, terjadi efek negatif bila temyata perilaku pimpinan tidak memberikan contoh yang mempunyai aplikasi terhadap K3, misalnya meskipun



setiap



saat



selalu



memberikan



pesan-pesan



akan



pentingnya K3, tetapi pada praktek sehari-hari pemimpin tidak memakai APD di tempat yang seharusnya memakai APD atau merokok dimana terdapat larangan untuk tidak merokok; dlsb. Keberhasilan K3 tidak cukup hanya bersumber pada : -



peraturan perusahaan



-



retorika



-



memasang garnbar lebih banyak



tetapi yang paling penting adalah melaksanakan



(DOING) dalam



praktek sehari-hari.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



189



c. Motivasi K3 Pesan yang efektif dapat diracik oleh komunikator dalam proses decoding dan encoding dapat memacu motivasi untuk melaksanakan pesan-pesan K3. Sikap / pendapat / tingkah laku terhadap semua segi K3 tidak akan berubah dengan sendirinya, kalau tidak diusahakan perubahan melalui motivasi untuk mengubah perilaku yang bertentangan dengan prinsipprinsip K3. Segala sesuatu yang merupakan perbaikan dalam kehidupan tradisional, disebut inovasi. Inovasi memerlukan pengertian, penanganan, pengembangan dan pelestarian. Semua itu perlu di masyarakatkan melalui penerangan, baik dilakukan dengan cara hubungan antar-individu melaiui anjang sana atau melalui pertemuan



kelompok,



ataupun



melalui



media



massa/



bahkan



dilakukan serentak melalui berbagai kegiatan media. Seorang pimpinan K3 harus bertindak sebagai motivator atau menunjuk orang lain yang menarik atau memiliki unsur source of attractiveness, dimana dia sebagai jaminan bahwa orang lain akan merasa tertarik mendengarkan penjelasan yang diberikan dan termotivasi untuk melaksanakan kerja selamat. Misalnya Mandra yang berhasil memotivasi anak-anak mendapatkan vaksinasi polio. Selain itu, seorang motivator K3 harus memiliki source of credibility, artinya bahwa apa yang dikemukakan adalah pesan-pesan yang benar, serius dan dapat dipercaya. Misalnya memakai tokoh masyarakat yang terpandang untuk menyampaikan program KB, olahraga yang erat sekali hubungannya dengan kesehatan. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



190



d. Perilaku K3 Didalam prakek K3, perilaku K3 merupakan faktor penting pada keberhasilan K3. Sudah banyak dilakukan pelatihan K3 guna meningkatkan kinerja K3, tetapi masih dirasa hambatan dari pelaku K3 yang mempunyai periiaku dan tindakan yang tidak mendukung K3. Perilaku tersebut bukannya tidak paham masalah K3 tetapi sengaja melanggar K3 untuk tujuan tertentu. Perilaku K3 meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan dengan konsep K3 serta upaya pelaksanaannya. Ada empat faktor utama seseorang mau melakukan K3, yaitu : 



Seseorang merasa mudah mendapat kecelakaan. Misalnya orang yang membersihkan kaca luar bangunan dengan menggunakan gondola, karena menyadari tingginya persentase kemungkinan terjadinya kecelakaan maka dia mengenakan APD berupa helm pelindung dan tali.







Orang percaya bahwa kecelakaan dapat dicegah. Adanya keyakinan bahwa kecelakaan dapat dicegah, membuat seseorang selalu mengenakan APD misalnya seorang pekerja di pabrik yang rrienggerinda baja kemungkinan besar matanya akan terpercik serbuk, namun bila ia mengenakan alat pelindung mata maka hal tersebut akan menghindari masuknya serbuk baja ke dalam matanya.







Orang memandang bahwa kecelakaan dapat berakibat fatal. Seseorang yang menyadari bahwa keelakaan dapat berakibat fatal bagi dirinya sendiri dan orang lain akan mengenakan APD. Misalnya orang yang mengecat di bagian luar bangunan tinggi



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



191



dengan menggunakan gondola, bila dia menyadari akibat fatal yang dapat menimpanya apabila dia tidak mengenakan sabuk pengaman maka ia akan mengenakan APD tersebut. 



Orang tersebut mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas K3. Apabila



pekerja



mematuhi



kesehatan, maka akan diderita



secara



pengobatannya,



panggilan



diketahui dini



untuk



gejala



serta



pemerikasaan



penyakit



yang



akan memudahkan



dibandingkan bila temyata



penyakit



yang



dideritanya sudah kronis. e. Pengetahuan Tentang K3 Pengetahuan K3 sebagaimana dengan pengetahuan yang lain diperoleh melalui penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan diperoleh sebagai akibat stimulus yang ditangkap panca indera. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan dasar yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan. Pengetahuan mempunyai enam tingkatan. yaitu : 



Mengetahui Kemampuan yang paling rendah untuk dapat mengingat atau diingatkan kembali oleh suatu obyek atau stimulus tertentu. Misalnya pekerja tahu bahwa APD berfungi untuk melindungi dirinya.







Memahami Tingkat selanjutnya secara benar obyek



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



adalah tertentu



kemampuan yang



untuk menjelaskan



diketahuinya.



Misalnya



192



pekerja



mengetahui



serta memahami fungsi dan tujuan



pemakaian dari masing-masing APD. 



Aplikasi Tingkat yang ketiga adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Misalnya pekerja dapat menggunakan APD yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya, untuk pekerjaan mengelas pekerja menggunakan alat pelindung pernapasan berupa masker yang tepat - bukan hanya menggunakan saputangan, padahal dia harus menggunakan masker dengan filter.







Analisis Tingkat selanjutnya adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut. Misalnya pekerja mampu menganalisa bahwa ia harus mematuhi rambu-rambu peringatan dan memakai APD yang sesuai dengan kebutuhan.







Sintesis Tingkat yang kelima adalah kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk tertentu yang baru. Pekerja menyadari kapan dan dimana dia harus menggunakan APD yang tepat, walaupun tidak terdapat rambu-rambu peringatan. Bahkan ia dapat mengingatkan rekan kerjanya mengenai pemakaian APD ini.







Evaluasi Tingkat yang terkakhir adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Misalnya pekerja mampu menilai tujuan pemakaian racun api sehingga dapat menggunakan racun api yang tepat.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



193



- pemakaian racun api bertujuan memotong rantai segitiga api, yaitu oksigen, zat mudah terbakar dan panas. - racun api yang digunakan tidak melebihi masa berlaku (expiry date). - dapat menentukan racun api yang sesuai dengan jenis api. - dapat menentukan apakah suatu bangunan dilindungi dari bahaya



kebakaran



secara



aktif



atau



pasif.



Contoh



pemadaman aktif: penggunaan hidran, contoh pemadaman pasif: penggunaan heat detector dan sprinkler. Apabila materi yang ditangkap panca indera adalah tentang K3 maka pengetahuan yang diperoleh adalah mengenai K3. Apakah pengetahuan K3 yang diberikan sudah sesuai dengan standar? f. Sikap Mengenai K3 Dengan mengambil dasar teori sikap, maka sikap mengenai K3 terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu : 



Kepercayaan atau keyakinan terhadap obyek







Kehidupan emosional atau evaluasi emosional







Kecenderungan untuk bertindak



Untuk memperoleh suatu perilaku K3 tertentu maka perlu dukungan keyakinan, sikap, dan norma (patokan yang sudah menjadi aturan masyarakat) yang berkaitan dengan K3. Keyakinan akibat perilaku K3 adalah tanggapan batin, baik posistif maupun negatif. Tanggapan batin berupa



rasa



aman



akan



menimbulkan



kecenderungan



untuk



melakukan sesuatu agar terhindar dari akibat negatif yang merugikan dirinya. Apabila akibat tindakannya bermanfaat, keyakinan orang tersebut akan semakin kuat. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



194



Misalnya seseorang yang telah memiliki keyakinan akibat negatif bila merokok di tempat yang terdapat bahan kimia, didalam dirinya ada norma subyektif tentang bahaya merokok maka dia akan membatalkan niatnya untuk merokok di tempat yang berbahaya. Dengan demikian akan timbul perilaku untuk tidak merokok di tempat berbahaya. Sedangkan keyakinan normatif timbul dari seseorang yang telah membaca petunjuk DILARANG MEROKOK, Karena patuh maka ia membatalkan niatnya untuk merokok setiap saat membaca petunjuk DILARANG MEROKOK. g. Komunikasi K3 Dengan Media Media komunikasi apakah itu media visual (majalah, poster, brosur, koran), media audio (radio), atau media audio visual (televisi), sangat membantu dalam mensosialisasikan program K3 bila disampaikan sesuai dengan kode etik media komunkasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : 



Jangan pernah menyampaikan "No comment" . Misalnya dalam suatu kasus kecelakaan kerja dimana proses / media komunikasi yang ingin mengetahui perihal terjadinya kecelakaan, jangan sekali-kali menyampaikan "No comment". Petugas yang bertanggung jawab dalam masalah ini harus dapat menerangkan



dengan



tepat



kejadian



kecelakaan



tanpa



melanggar kode etik 



Jangan pernah menyampaikan istilah-istilah teknik. Seringkali kita melihat bahwa wawancara suatu program K3 disampaikan



melalui



istilah-istilah



teknik



dimana



hasilnya



menimbulkan kesalahan persepsi oleh pembaca atau pemirsa audio visual. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



195







Jangan pernah memberikan jawaban terhadap hal yang sebenarnya tidak ditanyakan. Dalam kasus kecelakaan kerja di perusahaan seringkali petugas perusahaan terpancing dengan memberikan jawaban panjang yang



sebenarnya



tidak



pernah



ditanyakan.



Hal



tersebut



menimbulkan umpan balik yang memberikar image yang merugikan. 



Jangan pernah melakukan suatu wawancara dengan media bila bahan wawancara belum disiapkan. Seringkali dalam menghadapi media massa, seorang petugas memberikan press release. Dalam hal ini press release khususnya mengenai K3 sudah ditinjau dari berbagai segi yang menghasilkan komunikasi positif bagi perusahaan.







Jangan pernah menggunakan bahasa hukum. Seorang petugas perusahaan dalam menjawab media massa sering memberikan istilah-istilah hukum, dimana interpretasinya sering menimbulkan kesulitan perusahaan. Sebaiknya bicara dengan bahasa yang mudah dan populer dimana masyarakat mudah mencernanya.



KESIMPULAN Proses komunikasi yang efektif melibatkan komunikator, pesan yang ingin disampaikan, dan penerima pesan, serta umpan balik, dimana didalamnya terjadi encoding dan decoding atas pesan tersebut. Pesan yang disampaikan dapat berupa verbal maupun non-verbal dengan menggunakan media visual, media audio dan media audio visual. Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



196



Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana pesan disampaikan. diinterpretasikan dan diingat. Membuat pesan K3 mudah diingat sangatlah penting. Pemilihan media yang dipakai sangat menentukan keberhasilan pesan K3 yang ingin disampaikan. Secara umum, dapat dikatakan bahwa : 



kita mengingat 10% dari apa yang kita baca







kita mengingat 20% dari apa yang kita dengar







kita mengingat 30% dari apa yang kita lihat







kita mengingat 50% dari apa yang kita dengar dan lihat







kita mengingat 70% dari apa yang kita katakan







kita



mengingat



90%



dari



apa



yang



kita



katakan



sebagaimana



dilakukan Dalam berkomunikasi K3 perlu diperhatikan bagaimana suatu pesan disampaikan dan diterima. Hal tersebut adalah : a) Kepemimpinan b) Keteladanan c) Motivasi K3 d) Perilaku K3 e) Pengetahuan tentang K3 f) Sikap mengenai K3 Dalam



memberikan



arahan



atau



menyampaikan



pesan



K3



perlu



memperhatikan hal-hal berikut ini : a) Kejelasan - berikan arahan yang jelas. b) Sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman penerima pesan. c) Tidak menghakimi. d) Memacu suatu komunikasi dua arah, adanya umpan balik. e) Keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan.



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



197



Dalam komunikasi media terdapat kode etik yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Jangan pernah mengatakan "No comment" b) Jangan menggunakan istilah-istilah teknik c) Jangan menjawab pertanyaan yang sebenarnya tidak ditanyakan d) Jangan mengadakan wawancara tanpa persiapan bahan e) Jangan menggunakan bahasa hukum



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



198



LEMBARAN KERJA KOMUNIKASI K3 Berikut adalah daftar periksa yang dapat dipergunakan daiam implementasi KOMUNIKASI K3 di perusahaan Nama Perusahaan Bidang usaha Tahun didirikan



: ___________________________ : ___________________________ : ___________________________



Assessment



Action Ya/tidak Tingkatan A B C D



TUJUAN YANG HARUS DICAPAI 1. PERILAKU K3 PERUSAHAAN



Strategi untuk memenuhi



a. Apakah pesan K3 dipasang pada pintu masuk utama suatu fasilitas industry? b. Apakah ada kebijakan K3 tertulis sebagai bagian dari misi dan visi perusahaan? c. Apakah ada prosedur dan praktek K3 tertulis? d. Apakah pesan K3 disampaikan dalam berbagai



cara



dan



media



-



poster,



pelatihan, dokumentasi, perbincangan, e. rapat, Apakah dll progam K3 didukung dengan dana yang memadai? f. Apakah manajemen mendukung program K3 dengan tindakan nyata? g. Apakah supervisor mendukung program K3 dalam memimpin kerja? h. Apakah anda dan rekan kerja anda mendukung program K3 ini? i. Apakah telah dilakukan evaluasi terhadap hambatan



komunikasi



K3



dan



telah



dilakukan perbaikan? Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



199



Assessment



Action Tingkatan



TUJUAN YANG HARUS DICAPAI



Ya/tidak



A B C D



Strategi untuk memenuhi



2. Kemampuan komunikasi a. Apakah saudara memperhatikan factorfaktor



yang



-perilaku,



mempengaruhi stress



komunikasi



emosional,



model



pelatihan, bahasa non-verbal - sewaktu mengirimkan dan menerima pesan K3? b.



Apakah



pengetahuan



saudara tersebut



menggunakan



di



luarjam



kerja



sebagimana di dalam jam kerja? c. Apakah saudara memberikan pengarahan dengan



jelas,



menghakimi,



tanpa



sesuai



bermaksud



dengan



kondisi



pelaksana, selaras antara pikiran, perkataan dan



tindakan?



Dan



apakah



saudara



meminta umpan balik ? 3. Menggunakan media komunikasi a. Apakah dalam fasilitas anda terdapat petugas yang memahami kode etik media komunikasi?



Keterangan A : Sangat memenuhi B : Memenuhi C : Kurang memenuhi D : Tidak memenuhi



Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal



200