Laporan Hasil Pelatihan Neonatal Intensive Care Unit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

POLRI DAERAH JAWA TIMUR BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO



LAPORAN HASIL PELATIHAN NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO



BONDOWOSO, SEPTEMBER 2016



LAPORAN HASIL PELATIHAN NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) I.



PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG WHO (World Health Organization) sejak tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah, BBLR). Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas sebagai berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram. Kelahiran bayi berat badan lahir rendah terus meningkat pertahunnya dinegara maju seperti amerika serikat, sedangkan di Indonesia kelahiran bayi berat badan lahir rendah justru diikuti kematian bayi. Angka kematian neonatal diindonesia sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup, dalam 1 tahun sekitar 89.000 bayi usia 1 bulan meninggal yang artinya setiap 6 menit ada 1 neonatus meninggal.penyebab utama kematianneonatal adalah bayi berat badan lahir rendah sebanyak 29 % dan insiden BBLR di Rumah Sakit Indonesia berkisar 23%. Kejadian BBLR didaerah pedesaan sebesar 10,5% dan sebagian besar BBLR meninggal dalam masa neonatal. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah biasanya memiliki fungsi sistem organ yang belum matur sehingga dapat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Penatalaksanaan untuk bayi BBLR biasanya mencakup bantuan pernapasan, mengupayakan suhu lingkungan yang netral,pencegahan infeksi, pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi, penghematan energi bayi agar energi yang dimiliki bayi dapat digunakan untuk pertunbuhan dan perkembangan bayi., perawatan kulit untuk melindungi,dan mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit karena kondisi kulit bayi belum matang, pemberian obat-obatan serta perlu adanya pemantauan data fisiologis. Masalah yang harus dihadapi oleh bayi berat badan lahir rendah misalnya, mereka membutuhkan oksigen tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal, karena pusat pernapasan belum sempurna. Bayi berat badan lahir rendah memerlukan pemberian makanan yang khusus dengan alat penetes obat atau pipa karena refleks menelan dan menghisap yang lemah. Kehangatan BBLR harus diperhatikan, sehinggadiperlukan peralatan khusus untukmemperoleh suhuyang hampir sama dengan suhudalam rahim. Berdasarkan hal itu, bayi BBLR sangat membutuhkan perhatian dan perawatan intensif untuk membantu mengembangkan fungsi optimum bayi. Penanganan kasus BBLR harus dilakukan dalam ruang perawatan khusus dan mendapatkan perawatan secara intensif. Perawatan secara intensif pada neonatal sering dilakukan di ruang NICU(Neonatal Intensive Care Unit). Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan ruang perawatan intensif untuk bayi yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. Bayi-bayi yang berada di NICU umumnya



adalah bayi dengan risiko tinggi. Bayi risiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain. Istilah bayi risiko tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa bayi memerlukan perawatan dan pengawasan ketat. Perawatan neonatus di rumah sakit untuk bayi yang bermasalah dengan berat badan adalah perawatan secara intensif agar neonatus dapat memperoleh berat badan yang ideal. Perawatan ini mencakup pula pelayanan dengan berbagai tindakan medis, bedah serta pelayanan subspesialistik sehingga perawatan neonatus dapat dilakukan secara komprehensif. Perawatan dilakukan diruang khusus yaitu di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU), karena pada dasarnya, perawatan BBLR selalu merujuk pada upaya menstabilkan Life Sign (tanda-tanda kehidupan bayi) dan berapa banyak kenaikan berat tubuh yang harus dicapai setiap minggunya. Upaya menstabilkan life sign seringkali dilakukan dalam bentuk perawatan di dalam mesin incubator di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU). Pengetahuan perawat tentang kegawatan nafas dan tindakan resusitasi pada neonatus yang mengalami kegawatan pernapasan sangat penting dalam pembentukan perilakuuntuk melakukan tindakan resusitasi yang efektif. Pengetahuan ini mencakup konsep kegawatan pernafasan, konsep asuhan keperawatan pada neonatus yang mengalami kegawatan pernapasan, dan konsep dasar resusitasi dan konsep tindakan resusitasi yang meliputi tindakan pengelolaan jalan nafas (airway), pemberian nafas buatan (breathing) dan tindakan pemijatan dada (circulation), maka perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep resusitasi. Berdasarkan uraian diatas maka perawat NICU Rs. Bhayangkara Bondowoso mengajukan permintaan pelatihan NICU.



B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Maksud pembuatan laporan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan Neonatal Intensif Care Unit (NICU)



2. Tujuan Sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pimpinan tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan Neonatal Intensif Care Unit (NICU)



II.



DASAR : Surat tugas nomor : S. Gas./127/VI/DIK.1.2/2016 tanggal 11 September 2016



III. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari pelatihan ini adalah pembelajaran tentang: a) Bayi lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dengan berat lahir < 1000gram yang memerlukan dukungan ventilasi mekanik dengan kriteria fisiologis dari hasil foto thorak kesan HMD dengan belum terbentuknya surfaktan. b) Bayi yang lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dan mempunyai resiko tinggi untuk gagal nafas c) Bayi level III adalah kondisi gawat dan reversible, pasca operasi besar/berlangsung lama atau pasien dengan potensial kegawatan yang membutuhkan pemantauan yang ketat dan atau terapi/tindakan agresif d) Bayi level III adalah pasien yang membutuhkan ventilator, KriteriaFisiologis : indikasi gagal nafas, aspiksia berat ( nilai apgar 1-3 ) aspirasi,GED berat, sepsis berat, premature yang disertai dengan respiratory



distress



syndrome



(RDS),Aspirasi



MeconiumHypertensi



Pulmonal



Pasca



bedahmayorKejang lamaKetidakstabilan sirkulasi, misal : pasca bedah jantung,pasca dan bayi dengan Ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi.



IV. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan pelatihan Neonatal Intensif Care Unit (NICU) di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.6-8, Airlangga, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur pada tanggal 11 s.d 18 September 2016



V. TUGAS YANG DILAKSANAKAN 1. Datang ketempat pelatihan pukul 08.00 2. Tanggal



11



september



2016



mengikuti



acara



pembukaan,pretes,



pembagian



kelompok,pemberian materi dari jam 08.00-17.45 3. Tanggal 12 september 2016 mengikuti pemberian materi dari jam 08.00-17.00 4. Tanggal 13 september 2016 mengikuti materi perawatan NICU jam 08.00-17.00 5. Tanggal 14 september 2016 mengikuti materi resusitasi,penanganan BBLR diruang NICU jam 08.00-17.00 6. Tanggal 15 september 2016 mengikuti praktek resusitasi pasien jam 08.00-17.00 7. Tanggal 16 september 2016 mengikut diskusi kelompok jam 08.00-15.00 8. Tanggal 17 september 2016 mengikuti ujian praktek jam 08.00 – 15.00 9. Tanggal 18 september 2016 mengikuti post tes, penutupan 08.00-14.00



VI. HASIL YANG DICAPAI 1. Mampu melakukan pelayanan keperawatan bayi berat lahir rendah 2. Mampu melakukan pelayanan keperawatan komplikasi pada bayi baru lahir 3. Mampu melakukan pelayanan keperawatan bayi dengan gangguan nafas 4. Mampu melakukan resusitasi neonatus 5. Mampu mengoperasikan alat bantu nafas di ruang NICU 6. Mampu menjalankan prinsip pencegahan infeksi, dan 7. Mampu menjalankan tata kelola klinis di tempat kerja.



VII. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Faktor yang mempengaruhi dari kegiatan pelatihan ini adalah tersedianya materi dan praktek pada setiap sesi pembelajaran yang didukung dengan pre dan post test untuk mengukur kemampuan para peserta.



KESIMPULAN DAN SARAN VIII. KESIMPULAN Keseluruhan kegiatan pelatihan Neonatal Intensif Care Unit (NICU) berjalan lancar sesuai harapan dari awal sampai berakhirnya kegiatan.



IX. SARAN Saran untuk pelatihan Neonatal Intensif Care Unit (NICU) agar dapat diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas diruang NICU, untuk memperbaharui ilmu dan mengasah kemampuan khususnya dipenanganan resusitasi.



X. PENUTUP Demikian laporan ini di buat sebagai pedoman dan evaluasi dalam kegiatan pelatihan selanjutnya serta sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam perencanaan kegiatan pelatihan selanjutnya



Bondowoso, September 2016



Dwita Arofa Malia, Amd. Kep



DOKUMENTASI KEGIATAN