Laporan Magang Irwan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pelabuhan perikanan adalah salah satu wilayah perpaduan antara daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas mulai ikan didaratkan sampai di distribusikan (Lubis, 2000). Selanjutnya dikatakan bahwa pelabuhan perikanan secara umum adalah suatu daerah tempat berlabuh dan bertambatnya kapal yang hendak membongkar muat hasil tangkapan atau mengisi bahan perbekalan untuk melanjutkan penangkapan ikan. Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2006 tentang pelabuhan perikanan, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sisitem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Salah satu aktivitas yang sangat penting di daerah pelabuhan adalah aktivitas pendaratan ikan, aktivitas ini dikatakan sangat penting karena untuk menunjang keberhasilan suatu aktivitas pemasaran, dimana aktivitas ini dimulai dari proses tambat kapal perikanan, selanjutkan pembongkaran ikan dari palka kapal, setelah dilakukan pembongkaran maka dilakukan penyortiran. Setelah melakukan penyortiran hasil tangkapan ditimbang, setelah ditimbang hasil tangkapan tersebut dilakukan proses pemasaran oleh pedagang-pedang ikan yang sudah menunggu dipasar. Kemudian sebagian hasil tangkapan khususnya ikan tuna dibawa oleh nelayan kebeberapa perusahaan ikan tuna untuk diekspor ke negara-negara tertentu.



2



Pelabuhan perikanan sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan memiliki peranan yang sangat penting dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan. Peranan penting pelabuhan perikanan adalah menampung dan memasarkan hasil tangkapan dari kapal-kapal. Fasilitas sangat berperan dalam menunjang aktivitas di pelabuhan perikanan. Ketidakcukupan kapasitasnya, ketidaktersediaan salah satu fasilitas yang diperlukan dan tata letaknya yang tidak mendukung akan dapat menghambat kelancaran berbagai aktivitas di pelabuhan. Fasilitas diperlukan mulai saat persiapan kegiatan operasi penangkapan ikan sampai saat hasil tangkapan didaratkan dan dipasarkan. Belum lengkapnya fasilitas yang memadai akan mempengaruhi pelaksanaan fungsi-fungsi pelabuhan perikanan. Lubis (2006) mengemukakan bahwa terlaksana atau tidaknya fungsi-fungsi kepelabuhanan perikanan secara optimal adalah merupakan indikasi keberhasilan atau tidaknya pengelolaan suatu pelabuhan perikanan. Selanjutnyadikatakan bahwa jenis dan kapasitas fasilitas akan berkembang sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan atau dengan kata lain bahwa berkembangnya produksi hasil tangkapan yang didaratkan hendaknya dapat diimbangi dengan pengembangan jenis dan kapasitas fasilitasnya. Sebagai daerah baru yang merupakan hasil pemekaran dari provinsi Sumatera Selatan, Bangka Belitung memiliki satu unit pelabuhan perikanan tipe B, yakni Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat.PPN Sungailiat merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Kementrian Kelautan dan Perikanan. PPN Sungailiat terletak di tepi Barat sungai/danau bekas galian timah, yang berada dibagian Timur Kota Sungailiat. Disebelah Utara dibatasi oleh Pabrik es



3



Tirta Intan Air Kantung, disebelah Timur dibatasi oleh Sungai Parit Pekir, disebelah Selatan dibatasi oleh Kantor Administrator Pelabuhan Pangkalan Balam Lokasi Kerja Sungailiat dan di sebelah Barat dibatasi oleh jalan Yos Sudarso dan Kelurahan Parit Pekir. PPN Sungailiat secara geografis terletak pada posisi 1060 07’ 20” BT dan 010 51’ 56” LS. Lokasi ini dapat dicapai melalui perjalanan darat, laut maupun udara (via Kota Pangkal Pinang).



Akses hubungan transportasi dengan kedua kota



cukup baik, lancar dan mudah. Jarak antara PPN Sungailiat dengan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kota PangkalPinang) ± 32 km, dengan Ibukota Kabupaten (Sungailiat) ± 5 km, dengan Ibukota Kecamatan ± 2 km, dan dengan Muara laut ± 1,5 km. 1.2 Tujuan Praktek Magang Tujuan dari praktek magang ini adalah untuk mengetahui aktivitas pendaratan ikan yang dilakukan di PPN Sungailiat yang terdiri dari proses aktivitas Pendaratan, alat-alat yang digunakan dan pelaku-pelaku yang melakukan aktivitas pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. 1.3 Manfaat Praktek Magang Dengan dilakukannya magang ini diharapkan bermanfaat bagi penulis agar bertambahnya pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam pemasaran hasil tangkapan di tempat pelelangan ikan, bagi pengelola pelabuhan supaya sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakkan serta hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan agar fasilitas pelabuhan perikanan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung dapat dikelola dengan



4



baik. Bagi nelayan sebagai sumber informasi tentang hal-hal apa saja yang berpengaruh terhadap proses pendaratan ikan sehingga hasil yang dilelangkan sesuai dengan mutu ikan tersebut. Bagi pembaca bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu perikanan dan kelautan.



5



II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perikanan yang berfungsi sebagai tempat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran, tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil tangkapan, tempat pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksaan penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar operasional kapal perikanan (Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, 2005). Menurut



Peraturan



Menteri



Kelautan



dan



Perikanan



Nomor



Per.16/Men/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmodal transportasi. Menurut Dirjen Perikanan Depmen RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Menurut departemen pertanian dan Departemen Perhubungan, pelabuhan perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas didarat dan diperairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan



6



operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengelolaan, distribusi dan pemasaran. Pelabuhan perikanan merupakan suatu wilayah perpaduan antara daratan dan lautan yang tertutup dan terlindungi dari gangguan dari badai dan merupakan tempat yang aman untuk dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk pendaratan dan pendistribusian ikan. Pelabuhan perikanan juga merupakan prasarana perikanan dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan serta menunjang pembangunan nasional maupunfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan,pusat kegiatan ekonomi perikanan(produksi, pengolahan, pemasaran hasil perikanan), pangkalan armada perikanan.Jadi pelabuhan perikanan akan mendukung segenap usaha perikanan,khususnya dalam proses modernisasi terhadap nelayan tradisional serta meningkatkan taraf hidup nelayan ( Direktorat Bina Prasarana,1994). Selain itu, pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang yang dapat memperlancar hubungan antara daerah, pulau atau bahkan benua dan bangsa yanga dapat memajukan suatu daerah,karena pelabuhan merupakan jembatan bagi terlaksananya segala aktifitas pendaratan, perdagangan dan lain-lain (Zain et al, 2011). 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan Fungsi pokok pelabuhan perikanan adalah menunjang dan memberikan pelayanan bagi seluruh kegiatan masyarakat perikanan yang berkaitan dengan bidang produksi, pengolahaan, dan pemasaran. Pelabuhan perikanan sebagai penunjang keberhasilan dalam pemanfaatan potensi sumberdaya secara optimal melalui kegiatan penangkapan (Zain et al, 2011).



7



Pada hakekatnya pelabuhan perikanan merupakan bisnis utama kegiatan industri perikanan tangkap yang harus menjamin suksesnya aktivitas usaha perikanan khususnya perikanan tangkap di laut, sehingga pelabuhan perikanan berperan sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan usaha di laut dan didarat sebagai suatu sistem berdaya guna tinggi, aktivitas unit penangkapan ikan dilaut keberangkatanya dari pelabuhan dengan bahan bakar, makanan, es, dan perbekalan lainnya (Murdiyanto dalam Septemberiani, 2009). Menurut Zain et al (2011),fungsi pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut: a.



Pusat pengembangan masyarakat nelayan



b.



Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan



c.



Tempat untuk berlabuhnya kapal-kapal perikanan



d.



Tempat untuk memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan



e.



Pusat pembinaan mutu hasil perikanan



f.



Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan



g.



Pusat pelaksanaan penyuluhan serta pengumpulan data perikanaan Menurut



penjelasan



pasal



18



UU



No



9



tahun



1986



peranan



pelabuhanperikanan adalah: a.



Sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, pertumbuhan ekonomi perikanan, pengembangan agribisnis dan agroindustri.



b.



Pusat pelayan tambat dan labuh kapal perikanan.



c.



Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan dan hasil pembudidayaan.



d.



Tempat pelayanan kegiatan operasional kapal-kapal perikanan



e.



Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan.



8



f.



Pusat pemasaran hasil perikanan.



g.



Tempat pengembangan usaha industri perikanan dan pelayanan ekspor.



h.



Tempat pelaksanaan pengawasan penyuluhan dan pengumpulan data perikanan.



2.3 Peranan Pelabuhan Perikanan Menurut Direktorat Bina Prasarana (1994), bahwa pelabuhan perikanan dengan segenap fasilitasnya mempunyai peranan penting sebagai penunjang keberhasilan dalam pemanfaatan potensi sumberdaya ikan secara optimal melalui kegiatan penangkapan. Peranan pelabuhan perikanan dalam menunjang produksi pasca panen antara lain mencapai 3 (tiga) aspek yaitu: a.



Menunjang pembangunan ekonomi dan regional.



b.



Pembangunan industri baik hulu maupun hilir.



c.



Pembangunan masyarakat (perikanan) disekitar pelabuhan perikanan sehingga menjadilebih kreatif dan efisien. Dalam perspektif makro, pelabuhan juga dapat berperan sebagai salah satu



instrument



terpenting



untuk



mendorong



dan



menunjang



pertumbuhan



ekonomiwilayah, baik secara fisik (non-ekonomi) maupun secara ekonomis. Menurut Dirjen Perikanan (dalam pane, 2004) Peranan Pelabuhan Perikanan atau pangkalan pendaratan ikan yaitu: a.



Sebagai pusat aktivitas produksi. Pelabuhan perikanan sebagai tempat pendaratan ikan, persiapan operasi penangkapan dan tempat berlabuh yang aman.



b.



Pusat distribusi dan pengolahan, pelabuhan perikanan sebagai tempat pengolahan dan distribusi hasil tangkapan.



9



c.



Pusat kegiatan masyarakat nelayan. Tempat pembangunan ekonomi serta jaringan informasi untuk nelayan dan masyarakat. Berdasarkan tinjauan diatas maka dapat diketahui bahwa aktifitas pelabuhan



perikanan sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan dan pengembangan dari pelabuhan perikanan. Dimana hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pengembangan pelabuhan perikanan yakni mulai dari pengaturan aktifitas yang baik, fasilitas yang memadai dan pengelolaan kegiatan perikanan di pelabuhan perikanan. 2.4 Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan Perikanan a.



Fasilitas Pokok Fasilitas Pokok adalah fasilitas yang dipergunakan untuk keperluan atas



kepentingan keselamatan pelayaran, disamping ini juga sebagai tempat berlabuh dan bertambat serta bongkar muat kapal perikanan. Fasilitas pokok ini terdiri dari lima jenis yaitu: fasilitas pelindung (break water, grond groins, turap), fasilitas tambat (dermaga, bolder, pelampung tambat), fasilitas perairan (alur kolam pelabuhan), fasilitas transportasi (jalan kompleks, tempat parkir), lahan untuk kepentingan fasilitas instansi pemerintah. b.



Fasilitas Fungsional (Suprastruktur) Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang langsung dimanfaatkan untuk



kepentingan manajemen pelabuhan perikanan dan atau yang dapat diusahakan oleh perorangan atau badan hukum. Fasilitas fungsional disebut juga sebagai fasilitas yang dapat menambah nilai guna fasilitas pokok. Fasilitas-fasilitas yang termasuk kedalam fasilitas fungsional antara lain: bengkel, slipway/ dok, tempat penjemuran jaring, lahan untuk kawasan industri,



10



sarana untuk pemasok air, bahan bakar dan pengolahan, tempat pelelangan ikan (TPI), tempat penjualan hasil perikanan, gudang penyimpanan olahan, pabrikes, sarana pembekuan, cold storage, peralatan processing, Derek/ crane, lapangan penumpukan, alat bantu navigasi, rambu-rambu/ mercusuar, dan stasiun komunikasi. c.



Fasilitas Penunjang Fasilitas Penunjang atau tambahan adalah fasilitas atau sarana yang secara



tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan atau memberikan kemudahan bagi masyarakat umum. Fasilitas-fasilitas yang termasuk kedalam sarana tambahan antara lain tempat penginapan, kios bahan perbekalan dan alat perikanan, tempat ibadah, balai pertemuan nelayan, kantor, pos penjagaan, perumahan karyawan, mess operator, sarana pengelolaan limbah bahan bakar dari kapal dan industri. 2.5 Aktivitas Pelabuhan Perikanan Aktivitas yang ada di pelabuhan perikanan secara umum terdiri dari aktivitas pendaratan hasil tangkapan, pemasaran hasil tangkapan, pengelolahan hasil tangkapan, pengisian perbekalan melaut, tambat labuh kapal dan perawatan dan perbaikan kapal serta alat tangkap. Aktivitas pendaratan hasil tangkapan merupakan proses yang dimulai dari pembongkaran hasil tangkapan dari dalam kapal hingga ikan tersebut di angkut ke TPI. Jasa pelabuhan perikanan untuk melayani pendaratan dan pembongkaran ikan diantaranya adalah penyediaan alat tngkap ikan, keranjang atau tempat ikan, buruh untuk membongkar ikan dan lainnya.



11



III. METODE PRAKTEK



3.1 Waktu dan Tempat Praktek Magang Praktek magang ini telah dilaksanakan pada 20 Januari – 10 Februari 2018 diPelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. 3.2 Objek dan Alat Praktek Magang Objek pada praktek magang ini adalah aktivitas pendaratan ikan di PPN Sungailiat, sedangkan peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kamera handphone, daftar kuisioner, data dari hasil wawancara. 3.3 Metode Praktek Magang Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah metode survei yaitu dengan mengamati secara langsung aktivitas pendaratan dan melakukan wawancara kepada pelaku-pelaku yang terlibat di dalamnya. Data yang diambil adalah proses pendaratan ikan oleh nelayan, peralatan yang digunakan, serta pelaku-pelaku yang terlibat di dalam aktivitas tersebut. 3.4 Analisis Data Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan naratif selanjutny adata tersebut dianalisis secara deskriptif.



12



IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat 4.1.1 Lokasi PPN Sungailiat Pelabuhan Perikanan Sungailiat dibangun pada tahun anggaran 1975/1976 dan diresmikan pada tanggal 21 Juni 1976 oleh Direktur Jenderal Perikanan Departemen Pertanian. Pelabuhan Perikanan Sungailiat beralamat Jln. Yos Sudarso No. 50 Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat adalah unit Pelaksana Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang prasarana pelabuhan perikanan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jendral PerikananTangkap. Pada awalnya status Pelabuhan Perikanan Sungailiat ditetapkan sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai (Type C) kemudian sesuai persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.B-2672/M.PAN/9/2008 tanggal 11 September 2008 statusnya meningkat menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (Type B) dan diresmikan oleh Direktur Jenderal PerikananTangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tanggal 30 Januari 2009. Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat semula seluas 3,22 Ha yang disertifikasi pada Tanggal 27 Februari 1988 kemudian Pemerintah Kabupaten Bangka menghibahkan tanah seluas 12 Ha sebagai wilayah Industri Kawasan Jelitik Pengembangan/Perluasan areal PPN Sungailiat padaTahun 2004, Selanjutnya dihibahkan kembali Perluasan Kawasan PPN Sungailiat sebagai pengembangan wilayah Minapolitan seluas 29,69 Ha oleh Pemerintah Kabupaten



13



Bangka pada Tahun 2011 Sehingga Penambahan Kawasan seluas 41,69 Ha dan Total Kawasan PPN Sungailiat menjadi 44,91 Ha. PPN Sungailiat berada di pulau bangka tepatnya berada pada posisi 106 07’20’’ BT dan 01 51’56 LS. Sebagai salah satu pelabuhan perikanan yang potensial PPN Sungailiat merupakan prasarana perikanan tangkap yang mengakamodir aktivitas perikanan tangkap baik aktivitas bidang penangkapan, pengelolaan maupun prasarana hasil perikanan di wilayahnya. Letak geografisnya berhadapan langsung dengan daerah penangkapan ikan, Selat karimata, Laut natuna, dan laut cina selatan (WPP 711). Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat sebagai berikut: a. Pelayanan Tambat dan Labuh Kapal Perikanan b. Pelayanan Bongkar Muat c. Pelayanan Pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan d. Pemasaran dan distribusi ikan e. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan f. Tempat Pelaksanaan penyuluh dan pengembangan masyarakat nelayan g. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan h. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan i. Pelaksanaan Kesyahbadaran j. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan k. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan l. Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan m. Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari



14



n. Pengendalian lingkungan 4.1.2 Struktur Organisasi PPN Sungailiat Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 20/PERMEN-KP/2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Susunan organisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara terdiri atas: Seksi Operasional Pelabuhan, Seksi Kesyahbandaran, Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha, Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun tugas dari masing-masing pejabat struktural adalah sebagai berikut: a. Seksi Operasional Pelabuhan Seksi Operasional Pelabuhan mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pengumpulan data, informasi, publikasi, inspeksi pembongkaran ikan, bimbingan teknis, dan penerbitan Sertifikat CPIB. b. Seksi Kesyahbandaran Seksi



Kesyahbandaran



mempunyai



tugas



melakukan



pelaksanaan



pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal perikanan, pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor, pemeriksaan Log Book, penerbitan Surat Persetujuan Berlayar, penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan, pengawasan pengisian bahan bakar, bimbingan teknis, serta kegiatan kesyahbandaran lainnya sesuai peraturan perundang-undangan. c. Seksi Tata Keloladan Pelayanan Usaha Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas melakukan pelaksanaan,



pembangunan,



pengembangan,



pemeliharaan,



pengawasan,



pengendalian, pendayagunaan sarana dan prasarana; bimbingan teknis; fasilitasi



15



penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan, perkarantinaan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan distribusi; pelayanan pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha; pelayanan jasa, dan bimbingan teknis tata kelola dan pelayanan usaha. d. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana dan pelaksanaan program dan anggaran, hukum, organisasi, ketatalaksanaan, administrasi kepegawaian, keuangan dan umum, pelaksanaan pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, ketertiban, keindahan, dan keselamatan kerja), rumah tangga dan Barang Milik Negara, pelayanan masyarakat perikanan, pemantauan, dan evaluasi, serta pelaporan.



16



Gambar 1. Struktur Organisasi PPN Sungailiat



17



4.2 Fasilitas PPN Sungailiat a. Fasilitas Pokok Fasilitas Pokok adalah fasilitas yang dipergunakan untuk keperluan atas kepentingan keselamatan pelayaran, disamping ini juga sebagai tempat berlabuh dan bertambat serta bongkar muat kapal perikanan. Tabel 1. Fasilitas Pokok PPN Sungailiat JENIS FASILITAS*) KAPASITAS/UKURAN Areal Pelabuhan 449.100 M² Lahan I : 32.200 M² Lahan II: 120.000 M² Lahan II: 296.900 M² Dermaga Existing: Panjang: 260 M Lebar: 6 M



Turap/Talud Jalan Komplek



Alur Pelayaran



Kolam Pelabuhan



Sumber: UPTD PPN Sungailiat



Luas: 1.560 M² Jelitik: Panjang: 100 M Lebar: 15 M Luas: 1.500 M² Existing: Pjg :1.252 M Jelitik: Pjg: 120 M Existing : Panjang : 525 M Lebar: 6 M Jelitik: Panjang: 1.280 M Lebar: 6 M Panjang: 1.500 M Lebar: 50 s/d 150 M Dalam: 0,5 s/d 2 M Existing: Luas: 10.560 M² Dalam: 0,5 - 1,5 M Jelitik: Luas: 5.000 M² Dalam: 2 - 5 M



KONDISI * 1



1 Trestle 480 M² Sheet File :1.080 M² 1 Sheet File



2 1 1 (Jalan Aspal) 1 (Jalan Tanah Puru) 2



2



2



18



b. Fasilitas Fungsional Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang langsung dimanfaatkan untuk kepentingan manajemen pelabuhan perikanan dan atau yang dapat diusahakan oleh perorangan atau badan hukum. Tabel 2. Fasilitas Fungsional PPN Sungailiat JENIS FASILITAS KAPASITAS/UKURAN Rumah Dinas Type C 2 Unit x 70 M² 2 Unit x 70 M² Rumah Dinas Type D 3 Unit x 50 M² Mess Operator Type D Ext: 4 Unit x 50 M² Jlt: 3 Unit x 50 M² Kamera CCTV 1 Unit Radio SSB 1 Unit Pasar Ikan 1.800 M² Kantin 431 M² Tempat Parkir 20 M² Halaman Parkir 1.800 M² Garasi Mobil 60 M² Pos Jaga Keamanan 91 M² Mushola 70 M² Rumah Generator Set Ext: 12 M² Jelitik 1 Unit Generator Set 1 Unit (200 KVA) 2 Unit (20 KVA) 1 Unit (35 KVA) Toserba Jelitik 3 Unit (126 M²) Sumber: UPTD PPN Sungailiat



KONDISI * 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



c. Fasilitas Penunjang Fasilitas Penunjang atau tambahan adalah fasilitas atau sarana yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan atau memberikan kemudahan bagi masyarakat umum. Tabel 3. Fasilitas Penunjang PPN Sungailiat JENIS FASILITAS KAPASITAS/UKURAN - Gedung Kantor PPN Sungailiat Existing: Luas: 300 M² Jelitik: Luas:120 M² - Balai Pertemuan Nelayan 298 M² - Kantor Pelayanan Terpadu Jelitik: Luas:300 M² - Gedung Pelelangan Ikan 450 M² - Gedung Penyimpanan Ikan 165 M²



KONDISI * 1 1 1 3 1 1



19



dan Peristirahatan Nelayan - Gudang Penyimpanan dan Pengepakan Ikan - Gedung Pabrik Es - Gedung Bengkel - Tangki/Tower Air - Bak Air (Reservoar) - Tangki BBM - Mandi Cuci Kakus (MCK) - Penyaluran BBM Solar APMS - Penyaluran BBM Solar SPDN - Pos Pelayanan Terpadu - Pertamanan dan Halaman - Instalasi Listrik PLN - Pabrik Es (Swasta) - Pagar Keliling



- Perum Pegadaian - Hanggar - Pintu Gerbang Pelabuhan Sumber: UPTD PPN Sungailiat



50M²,123M², 56M²,517M² 360 M² 230 M² Exs: 4,9,1,1,15(PU) Ton Jelitik: 4 Ton 100 M³ 100 Ton 24 M²/360 M² 800 M² 390 M² 110 M² 11.189 M² 38,5 KW,105 KW 360 M² Exs: 1.270 M² Jlt: BRC: 193M, Pmn: 125M 21 M² 450 M² 2 Unit



1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



3 3 1



4.3 Unit Penangkapan di PPN Sungailiat a. Armada kapal yang mendaratkan Jumlah armada kapal di PPN Sungailiat pada tahun 2016 dan 2017 yaitu sebanyak 1011 unit kapal dan 1057 unit kapal. Untuk jenis kapal yang mendaratkan yaitu 5 jenis kapal dan kapal dengan alat tangkap pancing lebih banyak mendaratkan pada tahun tersebut. Tabel 4. Tabel Jumlah Kapal Penangkap Ikan Tahun 2016 dan 2017 No Armada Kapal Tahun 2016 Tahun 2017 1 Pancing 523 547 2 Jaring (Hanyut+Tetap) 250 256 3 Payang 103 110 4 Mini Puseine 36 36 5 Bubu 99 108 Jumlah 1011 1057 Sumber: UPTD PPN Sungailiat



20



b. Nelayan Sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah kabupaten Sungailiat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan memanfaatakan PPN Sungai liat sebagai tempat mereka bekerja sebagai nelayan. Selain mata pencaharaian nelayan sebagai pekerjaan yang tetap ada juga sebagian masyarakat menjadikan pekerjaan sebagai pekerjaan sambilan dan hanya ikut melaut hanya pada waktu-waktu tertentu. Jumlah nelayan pada setiap kapal berbeda-beda dan pada kapal dengan alat tangkap pancing lebih banyak dibandingkan dengan jumlah nelayan pada kapal dengan alat tangkap lainnya. Pada kapal dengan alat tangkap purseseine memiliki jumlah nelayan yang lebih sedikit tiap bulannya. Untuk keterangan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 5. Jumlah Nelayan Per Jenis Alat Tangkap Tahun 2016 di PPN Sungailiat Nelayan No Bulan Jumlah Pancing Payang Gillnet Purseseine Bubu 1 Jan 1.046 412 750 144 297 2.649 2 Feb 1.596 515 1.004 185 297 3.597 3 Mar 1.605 515 753 185 396 3.454 4 Apr 1.614 520 759 190 404 3.487 5 Mei 1.614 416 1.012 228 404 3.674 6 Jun 1.614 520 1.012 228 404 3.778 7 Jul 1.623 520 843 228 412 3.626 8 Aug 1.623 520 843 228 309 3.523 9 Sep 1.635 520 1.012 252 428 3.847 10 Okt 1.539 618 1.000 216 400 3.773 11 Nov 1.641 660 1.028 216 432 3.977 12 Des 1.641 660 1.024 216 432 3.973 Rata-Rata 2088 711 1227 280 513 4818 Sumber: UPTD PPN Sungailiat 4.4 Hasil tangkapan di PPN Sungailiat Pada tahun 2016 dan 2017 hasil tangkapan di PPN Sungailiat memiliki persentase naik turun. Pemuncakan hasil tangkapan pada tahun 2016 yaitu pada



21



musim peralihan 2 yaitu bulan September-November dan pada musim barat yaitu pada bulan Desember-Februari mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2017 memiliki perbedaan penurunan hasil tangkapan yaitu pada musim timur yaitu pada bulan Juni-Agustus. Tabel 6. Jumlah Ikan yang didaratkan Tahun 2016, dan 2017 2016 2017 Volume Volume No. Bulan Persentase (%) Persentase (%) (Kg) (Kg) 1 Januari 350.281 5,731869 395.121 8,94036 2 Februari 331.827 5,429895 331.733 7,506087 3 Maret 511.815 8,375152 398.988 9,027858 4 April 512.342 8,383776 462.515 10,46528 5 Mei 386.874 6,330663 427.259 9,667543 6 Juni 332.013 5,432938 285.497 6,45991 7 Juli 411.478 6,733274 264.588 5,986804 8 Agustus 604.019 9,883944 280.013 6,335824 9 September 659.740 10,79574 455.304 10,30211 10 Oktober 729.348 11,93478 478.622 10,82973 11 November 787.210 12,88161 417.295 9,442089 12 Desember 494.166 8,08635 222.585 5,036407 Jumlah 6.111.113 100 4.419.520 100 Sumber: UPTD PPN Sungailiat 4.5 Aktivitas PPN Sungailiat Aktivitas yang ada di PPN sungailiat terdiri atas aktivitas pendaratan ikan, pengisian perbekalan, pengepakan, tambat labuh perawatan kapal dan perbaikan alat tangkap. 4.5.1 Aktivitas Pendaratan Ikan Aktivitas pendaratan di PPN Sungailiat dilakukan setiap hari, dan kegiatan pendaratan ikan biasanya dilakukan beberapa kali tergantung kapal yang ingin mendaratkan ikannya. Pendaratan biasanya didaratkan di tempat-tempat yang berbeda-beda, ada yang didaratkan di TPI Higienis dan adapula yang didaratkan tidak di TPI higienis melaikan di tepian-tepian pantai dan dermaga kayu yang dibuat nelayan sendiri.



22



Aktivitas pendaratan pada TPI Higienis biasanya dibuka pada pagi hari pukul 05.00 WIB dan sampai sore hari yaitu pukul 14.00 WIB. Aktivitas pendaratan ikan di TPI Higienis diawasi dan dibantu oleh petugas-petugas pelabuhan. Proses pendaratannya berawal dari kapal yang belahan-berlahan mendekat pada dermaga TPI Higienis untuk menambat kapalnya. Kapal yang akan mendaratkan ikannya sebelumnya menghubungi pikah toke untukmelakukan persiapan keranjang sebagai tempat ikan diletakan. Kapal yang sudah melakukan tambat labuh kemudian cool box pada kapal dibuka dan es yang berada di atas ikan dibuang agar lebih mudah menyortir ikan sesuai ukuran dan jenis ikan pernyortiran ikan dilakukan di atas kapal tersebut. Ikan yang sudah di sortir dan dimasukan kedalam keranjang setelah dimasukan keranjang, keranjan tersebut kemudian diangkat menggunakan pengait besi yang diikat dengan tali tambang yang tebal.



Keranjang diangkat ke atas dermaga



dikarenakan dermaga pada TPI Higienis memiliki ketinggian melebihi kapal sekitar 2 meter. Ikan yang sudah diangkat kemudian dinaikan ke atas troli besi untuk dibawa ke dalam TPI Higieni dan kemudian di timbang oleh toke ikan tersebut. Setelah ikan semua sudah di sortir dalam keranjang, diangkat dan timbang. Keranjangkeranjang tersebut dibawa kembali di atas troli untuk diletakan di atas mobil pik up yang sudah bersiap di luar TPI Higienis. Setelah semua di angkat maka ikan tersebut dimasukan ke dalam gudang untuk dibawa nantinya ke kota pangkalpinang untuk dipasarkan langsung. Ada pula ikan yang harus dikepakkan untuk di ekpor ke singapura dan biasanya ikan yang di ekspor adalak ikan tenggiri dan kerapu suluh.



23



4.5.2 Pemasaran Ikan Tangkapan Proses pemasaran ikan di PPN Sungailiat tidak terjadi langsung di TPI Higienis yaitu seperti pelelangan ikan. Pada PPN Sungailiat pemasarannya yaitu ikan yang sudah di sortir dan di kepak dalam box maka ikan tersebut langsung dibawak ke kota Panggkal Pinang dikarenakan PPN Sungailiat dan kota lumayan dekat bisa ditempuh selama 3 jam adapu ikan yang akan diekpor dan dikepak untuk dikirim. Pelelangan tidak terjadi dikarenakan adanya tradisi hutang piutang antara nelayan dan toke ikan tradisi ini sudah terjadi sangat lama. Tradisi bekerja dengan cara nelayan meminjam uang kepada toke ikan sebagai biaya keperluan melaut dan uang merekan dan sebagai gantinya hasil tangkapan mereka semuanya harus diserahkan kepada toke tersebut. 4.5.3 Pengisian Perbekalan Melaut Setelah melakukan bongkar muat biasanya nelayan beristirahat beberapa hari sebelum melaut kembali. Setelah itu mulai melakukan aktivitas perbekalan untuk keperluan melaut seperti penggisian BBM, air tawar, es dan bahan makanan. a. Pengisian BBM PPN Sungailiat Memfasilitasi SPDN sebagai pengisian BBM untuk kapal nelayan. Pengisian BBM dilakuan di SPDN yang letaknya tidak jauh dari dermaga tambat sehinnga memudahkan pengisian BBM di SPDN tersebut. b. Pengisian Air Tawar PPN Sungailiat memfasilitasi mesin penyedian air tawar di dekat dermaga tambat. Sehingga kapal yang menambat lebih mudah melakukan pengisian air tawar dan lebih dekat.



24



c. Pengisian Es Untuk pengisian es di PPN Sungailiat dengan menyediakan es melalui agen es yang telah dipesan dan akan diantar melalui mobil truk oleh karyawan agen tersebut ke dermaga tambat kapal agar lebih mudah melakukan pengisian lebih cepat. d. Pengisian Bahan Makanan Bahan makanan berupa bahan yang cepat busuk seperti cabe, bawang, sayuran dan lain-lain sebagian beli langsung dari pasar dan bahan yang tidak mudah busuk seperti gula, telur, kopi, rokok dan lain-lain dibeli di toko yang ada di pelabuhan apabila uang tidak cukup maka bisa berhutang. 4.6 Permasalahan dan Upaya Permasalahan 4.6.1 Permasalahan Adapun permasalahan-permasalahanyang terjadi pada aktivitas pendaratan ikan di PPN Sungailiat adalah sebagai berikut: a. TPI Higienis tidak dimanfaatkan dengan baik oleh nelayan sebagai tempat pendaratan ikan. b. Tidak adanya sistem pelelangan. 4.6.2 Upaya Penyelesaian Masala Upaya dalam menyelesaikan masalah untuk masalah tersebut adalah pihak PPN Sungailiat membuat aturan yang ketat untuk kegiatan pendaratan ikan dan melakukan penyuluhan agar nelayan mendaratkan ikan pada TPI Higienis yang telah disediakan.



25



Pihak PPN Sungailiat akan lebih baik melakukan penyuluhan tentang sistem pelelangan lebih baik untuk kegiatan perekonomian nelayan dan kegiatan ini akan menguntungkan kedua belah pihak yaitu nelayan dan toke itu sendiri.



26



V.



KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Aktivitas pendaratan ikan merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam perikanan tangkap dimana hasil tangkapan ikan yang sudah ditangkap akan didaratkan dan di pasarkan dalam kondisi yang segar dan dibutuhkan penanganan yang baik untuk ikan tersebut. 5.2 Saran Aktivitas pendaratan akan lebih baik berjalan apabila pihak pelabuhan juga menyedikan suatu penyuluhan kepada nelayan untuk mendaratkan ikan hasil tangkapat di tempat yang disediakan dan melakukan penyuluhan untuk melakukan sistem pelelangan ikan agar kondisi nelayan dan toke sama-sama diuntungkan.



27



DAFTAR PUSTAKA



Dirjen Perikanan 1994. Petunjuk Teknis Pengelola Pelabuhan Perikanan. Direktorat Bina Prasarana. Jakarta. 162 hal. Lubis, E. 2000. Pengantar Perikanan Pelabuhan Perikanan Laboratorium Pelabuhan Perikanan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru (Tidak Diterbitkan) Lubis, E. 2006. Buku 1: Pengantar Pelabuhan Perikanan. Bogor: Bagian Pelabuhan Perikanan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Pane, A. 2004. Manajemen Fasilitas Pelabuhan Perikanan SAmudera Jakarta Laporan Praktek Magang. Fasilitas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru. (Tidak Diterbitkan) Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 16, 2006. Pembangunan Pelabuhan Perikanan. Jakarta. Zain, J. Syaifuddin dan A.H. Yani, 2011. Buku Ajar Pelabuhan Perikanan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. 157 hal.



28



LAMPIRAN



29



Keranjang Platik



Timbangan Elektronik



Timbangan Kiloan



30



Pengait Besi



Ember



Mobil Truk