Laporan Magang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan, pemerataan, dan jangkauan pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan masyarakat perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal perlu dilakukan, salah satu upaya



yang



dinilai



mempunyai



peranan



yang



cukup



penting



yakni



penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Solikhah, 2008). Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah salah satu fasilitas penyelenggara pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerja masing-masing. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi UKM Esensial dan UKM Pengembangan. UKM Esensial terdiri dari Pelayanan Promosi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana, Pelayanan Gizi serta Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Sedangkan upaya UKM Pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan inovasi dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas. Sebagai fasilitas penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, Puskesmas seharusnya lebih meningkatkan pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sehingga tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Hal ini tentu sejalan dengan prinsip



2



penyelenggaraan puskesmas yakni paradigma sehat yang bertujuan agar menjaga orang yang sehat agar tetap sehat karena promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat sehingga pada akhirnya masyarakat dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya sendiri. Puskesmas Bakunase merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kota Kupang. Puskesmas Bakunase telah terakreditasi dengan predikat utama pada tahun 2018. Dengan predikat yang didapat tersebut, maka Puskesmas Bakunase harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang tidak berfokus pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif tetapi harus bersifat holistik yakni harus mencakup juga pelayanan promotif dan preventif yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, Puskesmas Bakunase melaksanakan pelayanan UKM Esensial dan Pengembangan. UKM Esensial tersebut terdiri dari pelayanan Promosi Kesehatan (PROMKES), pelayanan Kesehatan Lingkungan (KESLING), pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/KB, pelayanan Gizi, pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Pelayanan UKM Pengembangan terdiri dari pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/Usaha Kesehatan Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), pelayanan Kesehatan Olahraga, pelayanan Kesehatan Mata dan Jiwa, pelayanan Kesehatan Usila, pelayanan Kesehatan Kerja, pelayanan Kesehatan Remaja, pelayanan Kesehatan PTM, Posbindu, pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, pelayanan Kesehatan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang), dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Hasil mini lokakarya puskesmas bulan Juli tahun 2019, menunjukan bahwa sebagian besar cakupan kinerja pelayanan UKM baik Esensial maupun Pengembangan belum mencapai target, yaitu cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 31,04% dari target 45%, cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 5,4% dari target 21,6%, cakupan kunjungan balita di posyandu (D/S) sebesar 59% dari target 75%, cakupan peserta KB aktif sebesar



3



39,6% dari target 80%, cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 42% dari target 100%, cakupan persentase usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) sesuai standar sebesar 40% dari target 49,8%, dan cakupan pelayanan kesehatan usila sebesar 5,95% dari target 30%. Sebagai salah satu jenis pelayanan UKM Esensial di Puskesmas Bakunase, promkes merupakan ujung tombak dari setiap upaya-upaya kesehatan yang ada di Puskesmas. Promkes berintegrasi dengan jenis UKM lain sehingga saling mempengaruhi satu sama lain. Jika promkes dilaksanakan dengan lebih maksimal maka dapat menunjang peningkatan cakupan kinerja dari UKM lain yang belum mencapai target. Sebaliknya jika kurang maksimal, maka juga akan berpengaruh terhadap menurunnya cakupan kinerja dari UKM lain. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan intervensi terhadap upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan cakupan upaya kesehatan lain yang belum mencapai target. B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum program kesehatan yang ada di Puskesmas Bakunase serta melakukan identifikasi masalah sampai alternatif pemecahan masalah dari program kesehatan tersebut.



2.



Tujuan Khusus a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian masalah pada program kesehatan yang ada di Puskesmas Bakunase. b) Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah pada program kesehatan yang ada di Puskesmas Bakunase c) Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah dari program kesehatan yang ada di Puskesmas Bakunase. d) Mahasiswa mampu membuat pemecahan masalah dari program kesehatan yang ada di Puskesmas Bakunase.



4



C. Manfaat 1. Bagi Institusi Magang a) Membangun kerja sama yang baik antara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana dengan institusi magang. b) Memperoleh tambahan tenaga untuk menyelesaikan tugas-tugas kerja yang ada. c) Menjadi tempat belajar para mahasiwa dengan memberikan kesan baik dan selalu terbuka terhadap mahasiswa yang ingin belajar. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat a) Menjalin kerja sama yang baik dengan institusi magang. b) Menghasilkan lulusan berkualitas dengan bekal pengalaman kerja melalui program magang. 3. Bagi Mahasiswa a) Memperoleh gambaran umum situasi kerja di Puskesmas Bakunase Kota Kupang. b) Memiliki pengalaman kerja sebagai bekal saat memasuki dunia kerja. c) Dapat membandingkan teori yang telah didapatkan selama berada di bangku kuliah dengan praktek nyata di instansi magang. d) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu kesehatan masyarakat.



5



BAB II METODE



A. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Puskesmas Bakunase Kota Kupang dimulai dari tanggal 18 Juni sampai dengan 19 Juli 2019 selama 27 hari kerja. B. Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan selama magang dijalankan oleh mahasiswa magang dan pegawai yang berada di instansi diantaranya sebagai berikut: 1. Melakukan pengkajian/observasi awal 2. Melakukan analisis situasi 3. Membuat prioritas masalah 4. Menyusun rencana kerja 5. Melakukan tindakan (Penyuluhan, demo peregangan, pembuatan aribut posyandu, pembuatan desain kalender dan mading promkes, membuat media promkes, seperti leaflet, flyer, dan lembar balik) 6. Melakukan Evaluasi 7. Pelaporan C. Jenis Data 1. Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada responden yang meliputi: (1) Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan pertanyaan lisan, (2) Observasi di lapangan. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh di Puskesmas Bakunase Kota Kupang yang meliputi: a. Profil Kesehatan Kota Kupang Tahun 2018 b. Visi dan Misi Puskesmas Bakunase. c. Profil Puskesmas Bakunase Kota Kupang.



6



D. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data Data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.



7



BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG A. Data Umum Wilayah Tempat Magang 1.



Peta dan Letak Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase Puskesmas bakunase terletak di Jalan Kelinci No.04, RT 10, RW 04,Kelurahan Bakunase Kecamatan Kota Raja Kota Kupang.



Sumber: Bagian Tata Usaha Puskesmas Bakunase



Gambar 3.1 Peta dan Letak Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase 2.



Geografi Puskesmas Bakunase merupakan bagian dari Kota Kupang yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Tahun 1996, tanggal 25 April 1996, dengan batas-batasnya sebagai berikut: a.



Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sikumana



b.



Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Naioni



c. Sebelah Barat



: Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota



8



d.



Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Oebobo. Luas wilayah kerja puskesmas Bakunase adalah 6,1 km² dan terdiri dari



8 kelurahan, yaitu Bakunase,Bakunase 2, Airnona, Kuanino, Nunleu, Fontein, Naikoten 1 dan Naikoten 2. 3.



Struktur Organisasi Puskesmas Bakunase



Sumber: Bagian Tata Usaha Puskesmas Bakunase



Gambar 3.2Struktur Organisasi Puskesmas Bakunase Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menentukan hubungan diantara fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi. Struktur orgaisasi Puskesmas Bakunase terdiri dari Kepala, Kepala Bagian Tata Usaha, Kelompok Jabatan Fungsional dan Program. Masing-masing bekerja sesuai dengan uraian tugas yag ditetapkan.



9



4.



Demografi Tabel 3.1 Distribusi Penduduk dan Pertumbuhannya Menurut Kelurahan Tahun 2018 Jumlah Penduduk L P Bakunase 2.545 2.474 Bakunase 2 3.377 3.318 Airnona 3.889 3.829 Kuanino 4.019 4.027 Nunleu 2.741 2.878 Fontein 2.702 2.684 Naikoten 1 6.084 5.910 Naikoten 2 1.590 1.599 Jumlah 26.947 26.719 Sumber: Dokumen Profil Puskesmas Bakunase N o 1 2 3 4 5 6 7 8



Kelurahan



Total 5.019 6.695 7.718 8.046 5.619 5.386 11.994 3.189 53.666



Jumlah KK 982 1.164 1.594 1.522 849 1.012 1.643 723 9.489



Tabel 3.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk diwilayah Kerja Puskesmas Bakunase sebanyak 53.666 jiwa. Angka pertumbuhan tertinggi terdapat di Kelurahan Naikoten 1, hal ini diduga adanya perpindahan penduduk yang masuk ke wilayah ini dari kabupaten dan kecamatan lain, maupun dalam wilayah Kota Kupang sendiri. Angka pertumbuhan terendah terdapat di Kelurahan Naikoten 2 yaitu sebanyak 1.590 jiwa (Dokumen Profil Puskesmas Bakunase).



10



Tabel 3.2 Distribusi Penduduk dan Pertumbuhannya Menurut Kelompok Umur Tahun 2018 Jumlah Penduduk L P 1 00 – 04 2.997 2.958 2 05 – 09 2.386 2.411 3 10 – 14 2.327 2.268 4 15 – 16 3.061 3.469 5 20 – 24 5.503 5.090 6 25 – 29 2.803 2.750 7 30 – 34 2.178 1.947 8 35 – 39 1.534 1.566 9 40 – 44 1.338 1.519 10 45 – 49 1.187 985 11 50 – 54 926 839 12 55 – 59 626 543 13 60 – 64 499 544 14 65 – 69 316 368 15 70 – 74 203 235 16 75 + 205 256 Jumlah 25.913 27.753 Sumber: Dokumen Profil Puskesmas Bakunase No



Kelompok Umur



Tabel



3.2



menunjukkan



bahwa



distribusi



Total 5.955 4.797 4.595 6.530 10.593 5.553 1.949 3.100 2.857 2.172 1.765 1.174 1.043 684 438 461 53.666



penduduk



dan



pertumbuhannya tertinggi pada kelompok umur 20-24 tahun yaitu sebesar 5.503 jiwa dan terendah pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu 203 jiwa. B. Visi, Misi, Motto, Tata Nilai dan Strategi Pencapaian Tujuan 1.



Visi Visi pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bakunase tidak terpisahkan dari visi pembangunan kesehatan Kota Kupang, yaitu “Terwujudnya kota kupang yang layak huni, cerdas, mandiri, dan sejahtera dengan tatakelola bebas KKN”. Visi tersebut memiliki empat kunci pokok yakni kota layak huni, kota cerdas, kota mandiri dan sejahtera, serta kota bebas KKN”. a.



Kota layak huni, mengandung arti ketersediaan saran dan prasarana perkotaan seperti air minum yang menjangkau seluruh penduduk, listrik yang cukup bagi kebutuhan penduduk dan tersedianya transportasi yang aman bagi warga.



11



b.



Kota cerdas, mengandung arti membantu warga kota dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberi informasi yang tepat kepada masyarakat atau mengantisipasi kejadian yang tak terduga.



c.



Kota mandiri dan sejahtera,mengandung arti ekonomi rakyat berkembang dalam kemampuan daerah dan terwujudnya kesejahteraan dalam masyarakat.



d.



Kota bebas KKN, mengandung arti berprinsip pemerintahan yang baik (good governance and clear government).



2.



Misi a.



Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, cerdas, berakhlak, profesional dan berdaya saing (Kupang Sehat-Cerdas)



b.



Mengembangkan perekonomian Kota Kupang yang berdaya saing dengan meningkatkan peran swasta (Kupang Makmur)



c.



Meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengembangkan budaya kota yang tertib, aman, kreatif dan berprestasi dalam menunjang kota jasa (Kupang Bagaya–Berprestasi)



d.



Mempersiapkan Kota Kupang menuju metropolitan yang berwawasan lingkungan (Kupang Hijau)



e.



Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bebas KKN dan transparansi pengelolaan keuangan (Kupang Jujur)



f.



Membangun Kota Kupang sebagai rumah besar persaudaraan dan kerukunan lintas SARA (Kupang Rukun dan Aman)



3.



Motto Motto UPT Puskesmas Bakunase adalah ”Melayani dengan BAIK: Berkualitas, Andal, Intens, Kasih”



4.



Tata Nilai Tata nilai UPT Puskesmas Bakunase yaitu BERKAT, yang terdiri atas: a.



Berkualitas: Petugas kesehatan memberikan pelayanan sesuai dengan standar SOP



12



b.



Empati: Petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan harus memberikan respon yang cepat dan tepat terhadap kebutuhan pasien



c.



Ramah: Petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan harus menerapkan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)



d.



Kerjasama: Petugas kesehatan harus bekerja bersama-sama dalam memberikan pelayanan kepada pasien



e.



Akuntabilitas: Petugas kesehatan harus mampu mempertanggung jawabkan tindakan yang diberikan dan pencatatan/pelaporan dokumen yang dibuat



f.



Tulus: Petugas



kesehatan



memberikan pelayanan



dengan ikhlas tanpa



membedakan suku, agama dan golongan 5.



Strategi Pencapaian Tujuan Pembangunan



kesehatan



Kota



Kupang



dimaksudkan



untuk



mempercepat penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kematian balita dan memperpanjang umur harapan hidup guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Kota Kupang yang optimal melalui pendekatan paradigma sehat (upaya peningkatan promosi kesehatan dan pencegahan yang utama setelah itu baru pendekatan pengobatan dan rehabilitasi kesehatan) dengan kebijakan penyelenggaraan sebagai berikut: a.



Mewujudkan komitmen pemerintah dan peran serta masayarakat dalam mendukung pembangunan kesehatan, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas.



b.



Meningkatkan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah untuk memperkuat sistem data dan informasi kesehatan dalam rangka menghasilkan data yang berkualitas untuk mendukung pengambilan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.



13



c.



Pengadaan alat pendukung pelayanan kesehatan modern yang menunjang pelayanan



yang



profesional



dan



berkualitas,



sesuai



dengan



perkembangan teknologi di bidang pelayanan kesehatan. d.



Meningkatkan



advokasi



dan



sosialisasi



dalam



rangka



pemenuhankebutuhan sumber daya kesehatan serta peningkatan kapasitas dan kemampuan sumber daya kesehatan melalui pelatihan tenaga kesehatan secara berjenjang dan berkala untuk semua tenaga fungsional kesehatan. e.



Meningkatkan kemitraan lintas program, lintas sektor dan masyarakat serta peningkatan upaya promosi dan pendidikan kesehatan secara intensif, bagi seluruh stakeholder pembangunan bidang kesehatan.



C. Situasi Sumber Daya Kesehatan 1.



Sarana Kesehatan Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kelurahan Siaga, Poskeskel dan Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). a. Puskesmas Puskesmas dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun diupayakan terus meningkat yang bertujuan agar pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh masyarakat dan merata sampai di daerah terpencil. Dalam periode tahun 2012-2016, berdasarkan target Renstra Dinkes Kota Kupang dimana rasio ketersediaan Puskesmas yakni 1 per 20.000 penduduk. Rasio puskesmas menurun 0,56 per 20.000 penduduk pada tahun 2015 menjadi 0.55 per 20.000 penduduk pada tahun 2018. Penurunan ini terjadi karena terjadinya penambahan penduduk Kota Kupang. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang merupakan puskesmas rawat inap maka Puskesmas Bakunase telah melakukan perubahan dengan penambahan 1 Poskeskel. b. Puskesmas Pembantu (Pustu) Puskesmas Pembantu (Pustu) didirikan dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan pada unit pelayanan dan



14



tuntutan dari masyarakat atas pelayanan yang cepat dan terjangkau. Pustu di Puskesmas Bakunase tersebar di 4 wilayah, yaitu Pustu Labat, Airnona, Fonteindan Naikoten 1. c. Ambulance Tahun 2017 Puskesmas Bakunase telah memiliki sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas berupa Ambulance untuk puskesmas rawat inap, disamping itu juga terdapat 1 mobil operasional yang diperuntukan untuk kepala



puskesmas. Dalam perkembangannya



Ambulance digunakan untuk mendukung berbagai jenis pelayanan rujukan khusus untuk puskesmas rawat inap dan puskesmas dengan layanan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). d. Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) merupakan sarana kesehatan yang dibangun sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, yang jauh dari akses pelayanan kesehatan. Pada Puskesmas Bakunase terdapat 1 poskeskel yang berada di kelurahan Airnona. 2.



Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Peningkatan



cakupan



pelayanan



kesehatan



kepada



masyarakat



dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.



Upaya



Kesehatan



Bersumberdaya



Masyarakat



(UKBM)



diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kelurahan siaga, Posbindu, dan lain sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan



diare.



Upaya



yang



dilakukan



untuk



memantau



perkembangannya yaitu dengan mengelompokkan posyandu ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Perkembangan jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bakunase dalam kurun waktu 2013-2019 mengalami peningkatan



15



dimana jumlah posyandu 34 buah posyandu tahun 2013, terus meningkat dimana pada tahun 2017 sudah mencapai 36 buah posyandu. 3.



Tenaga Kesehatan Pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga kesehatan merupakan tenaga yang dibutuhkan berdasarkan rasio standar. Kebutuhan tenaga ini dikaitkan dengan rencana pengembangan fasilitas kesehatan, setiap tingkat administrasi pelayanan



mempunyai



formasi



pegawai



bervariasi



sejalan



dengan



mobilisasi.Berikut ini adalah jumlah dan sebaran Tenaga kesehatan di Puskesmas Bakunase tahun 2018. Tabel 3.3 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bakunase Tahun 2018 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



Jenis Tenaga Dokter/dokter layananprimer Dokter gigi Perawat umum Perawat gigi Bidan Tenaga kesehatan masyarakat Tenaga kesehatan lingkungan Ahli teknologi laboratorium medik Tenaga gizi Tenaga teknis kefarmasian Tenaga administrasi (loket dan TU) Pekarya Satpam Sopir



Standar Permenkes No. 75 Tahun 2014



Puskesmas Bakunase *



**



***



Total



2



1



3



-



4



1 8 7



1 11 3 21



1 2 5



2 1 12



2 15 4 38



2



2



1



-



3



1



2



-



2



4



1



1



1



-



2



2



3



-



-



3



2



4



-



-



4



3



2



4



-



6



2 -



1



2 2 1



-



2 2 2



Sumber: Bagian Tata Usaha Puskesmas Bakunase



Keterangan : * Pegawai Negeri Sipil ** Pegawai Tidak Tetap *** Magang



16



D. Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) a. UKM Esensial: 1) Pelayanan Promosi Kesehatan 2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan 3) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/Keluarga Berencana (KB) 4) Pelayanan Gizi 5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) b. UKM Pengembangan: 1) Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) 2) Pelayanan Kesehatan Olahraga 3) Pelayanan Kesehatan Mata dan Jiwa 4) Pelayanan Kesehatan Usila 5) Pelayanan Kesehatan Kerja 6) Pelayanan Kesehatan Remaja 7) Pelayanan Kesehatan Penyakit Tidak Menular (PTM) 8) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat 9) Pelayanan Kesehatan Stimulasi, Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 10) Program Kesehatan Peduli Remaja 2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) a. Rawat Jalan: 1) Pelayanan kesehatan dewasa 2) Pelayanan kesehatan anak/Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 3) Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut 4) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/Keluarga Berencana (KB) 5) Pelayanan kesehatan Gizi dan Laktasi 6) Pelayanan imunisasi b. Kefarmasian



17



c. Laboratorium d. Rawat Inap/Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) e. Kesehatan Haji f. Triase kegawatdaruratan 3. Program Pelayanan Inovasi a. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dan terapi lesi pra kanker serviks b. PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)



18



BAB IV IDENTIFIKASI, PRIORITAS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH



A. Identifikasi Masalah Identifikasi permasalahan dalam kegiatan magang di Puskesmas Bakunase Kota Kupang didapatkan beberapa masalah yang terdapat pada UKM Esensial maupun Pengembangan, antara lain: 1. UKM Esensial UKM Esensial meliputi Pelayanan KIA/KB, Gizi, P2M, Promosi Kesehatan, dan Kesehatan Lingkungan. Cakupan kinerja beberapa program UKM Essensial belum mencapai target. Masalah yang ditemukan dari UKM Esensial adalah: a. Cakupan kinerja program KIA/KB belum mencapai target. Beberapa indikator program KIA/KB yang belum mencapai target sampai bulan Juni 2019 antara lain cakupan kunjungan ibu hamil (K1) sebesar 48,3% dari target 50%, cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 31,04% dari target 45%, cakupan kunjungan neonatus resti sebesar 32,3% dari target 49,8% dan cakupan peserta KB aktif sebesar 39,6% dari target 80%. Hal ini disebabkan karena: 1) Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan, dan sebagian masyarakat cenderung melakukan pemeriksaan di dokter praktek daripada di Puskesmas. 2) Kasus komplikasi neonatal yang ditangani di luar puskesmas belum dapat didata 3) Masyarakat belum menyadari manfaat menggunakan KB dan terdapat beberapa masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bakunase yang memasang kontrasepsi KB di dokter praktek sehingga tidak di data di Puskesmas. b. Cakupan kinerja program gizi belum mencapai target. Beberapa indikator program gizi yang belum mencapai target sampai bulan Juni 2019 antara



19



lain cakupan balita berkunjung ke posyandu untuk timbang (D/S) sebesar 59% dari target 75%, cakupan balita yang naik berat badan (N/D) sebesar 55% dari target 70%, cakupan balita di Bawah Garis Merah di KMS (BGM) sebesar 1,8% dari target 5%, persentase bayi ASI eksklusif sebesar 26,42% dari target 80%, cakupan kunjungan bayi 67,34% dari target 95%. Hal ini disebabkan karena: 1) Kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi. 2) Kurangnya pemahaman orang tua mengenai pola asuh dan kecukupan gizi bayi. 3) Kader posyandu kurang teliti dalam menentukan garis pertumbuhan di KMS. 4) Kurangnya pemahaman dan kesadaran ibu mengenai manfaat dan pentingnya ASI eksklusif. 5) Kesibukan orang tua dan pemahaman yang salah bahwa setelah anak selesai imunisasi dasar maka anak tidak perlu lagi ke Posyandu. c. Cakupan kinerja program P2P belum mencapai target. Indikatornya antara lain cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 42% dan cakupan imunisasi lanjutan (DPT-HB-HiB dan Campak Rubella) sebesar 35,3%. Hal ini disebabkan karena: 1) Kurangnya kesadaran orang tua mengenai pentingnya imunisasi sehingga tidak membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk imunisasi. 2) Ada sebagian anak yang melakukan imunisasi di dokter praktek sehingga tidak dapat di data di Puskesmas 3) Kurangnya kesadaran dari petugas untuk memberikan informasi kepada orang tua dan mengontrol bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar maupun lanjutan. d. Cakupan kinerja program promosi kesehatan belum mencapai target. Capaian sampai dengan bulan Juni 2019 antara lain cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 5,4% dari target



20



21,6%, cakupan posyandu aktif (purnama) sebesar 25% dari target 38%, dan cakupan posyandu mandiri sebesar 2,7% dari target 12%. Hal ini disebabkan karena: 1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 2) Kurangnya media kesehatan untuk mendukung keberhasilan program. 3) Terbatasnya waktu petugas untuk membuat berbagai media promosi kesehatan. 4) Masih banyak posyandu yang belum memiliki program tambahan. 5) Sebagian besar posyandu belum memiliki dana sehat (masih kurang dari 50%). 2. UKM Pengembangan Beberapa program UKM Pengembangan belum mencapai target, antara lain: a. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (usila) belum mencapai target yaitu 5,95% dari target 30%. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan lansia tentang perlunya mendapatkan pelayanan kesehatan lansia di posyandu lansia. b. Cakupan pelayanan posbindu PTM belum mencapai target yaitu cakupan persentase usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan skrining penyakit tidak menular sesuai standar sebesar 40% dari target 49,8%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya alat penunjang skrining sehingga kegiatan skrining di posbindu tidak maksimal dan pengendalian faktor risiko PTM tidak berjalan sesuai prosedur. B. Prioritas Masalah Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan prioritas masalah di Puskesmas Bakunase adalah mengidentifikasi masalah-masalah dalam pelayanan kesehatan yang dikumpulkan melalui hasil observasi, wawancara langsung dan kajian data profil Puskesmas Bakunase. Masalah-masalah yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan penetapan prioritas masalah melalui metode brainstorming.



21



Berdasarkan brainstorming, terdapat beberapa masalah dari pelayanan UKM Essensial dan UKM Pengembangan yang menjadi prioritas untuk dibuat alternatif pemecahan masalah, antara lain kepesertaan KB, Imunisasi, PHBS, Kesehatan Usia Lanjut (Usila), dan Penyakit Tidak Menular (PTM). Kelima masalah tersebut memiliki tingkat urgensi tinggi dan saling keterkaitan sehingga perlu dilakukan intervensi. Penetapan prioritas masalah tersebut juga didasarkan pada jadwal kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Bakunase sehingga beberapa masalah tersebut dianggap penting untuk dibantu penyelesaiannya dan disesuaikan dengan kemampuan. C. Alternatif Pemecahan Masalah Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dilakukan untuk mengatasi beberapa prioritas masalah diatas berupa: 1. Penyuluhan tentang diare, imunisasi, KB, katarak, asam urat, dan diabetes melitus 2. Pembuatan media promosi kesehatan meliputi: a. Pembuatan leaflet diare, imunisasi rutin lengkap, ISPA, ASI eksklusif, asam urat, katarak, persiapan persalinan, senam ibu hamil, dan imunisasi TT pada ibu hamil, gizi pada ibu hamil, fakta dan mitos seputar kehamilan dan perawatan payudara selama kehamilan. b. Pembuatan lembar balik asi eksklusif, ISPA, scabies, cacingan, asam urat, diabetes melitus, jantung, hipertensi, kolesterol, tanda-tanda kehamilan, tanda bahaya kehamilan, tanda bahaya persalinan, mitos dan fakta seputar kehamilan, senam ibu hamil, MP ASI, perawatan payudara selama kehamilan. c. Pembuatan flyer stunting, DBD, diare d. Pembuatan atribut 5 meja posyandu balita dan 3 meja posyandu lansia e. Pembuatan desain kalender promkes 2020 3. Pembuatan video gerakan peregangan



22



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pelaksanaan magang di Puskesmas Bakunase Kota Kupang tahun 2019 dilaksanakan selama satu bulan. Beberapa jenis kegiatan yang dilaksanakan, yaitu: 1. Penyuluhan tentang diare, imunisasi, KB, katarak, asam urat, dan diabetes melitus a. Penyuluhan tentang Diare Penyuluhan tentang diare dilakukan di Posyandu Cemara Tunggal Kuanino. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 18 orang tua balita. Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet. Hasil rata-rata pre test dan post test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang materi penyuluhan yang disampaikan dari 67,8% menjadi 96,7%. b. Penyuluhan tentang Imunisasi Penyuluhan imunisasi dilakukan di Posyandu Mawar 1 Naikoten 2. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 31 orang tua balita. Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet. Hasil rata-rata pre test dan post test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang materi penyuluhan yang disampaikan dari 63,2% menjadi 83,8%. c. Penyuluhan tentang KB Penyuluhan tentang KB dilakukan di Posyandu Bougenvil Naikoten 1. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 24 orang tua balita. Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet. Hasil rata-rata pre test dan post test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang materi penyuluhan yang disampaikan dari 68,75% menjadi 83,3%. d. Penyuluhan tentang Katarak Penyuluhan tentang katarak dilakukan di Posyandu Usila Syalom Airnona. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 18 orang lansia. Media penyuluhan



23



yang digunakan adalah leaflet mengenai katarak yang dibuat oleh kelompok. e. Penyuluhan tentang Asam Urat Penyuluhan tentang asam urat dilakukan di Posyandu Lansia Bakunase 2. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 23 orang lansia. Media yang digunakan adalah power point mengenai asam urat. f. Penyuluhan tentang Diabetes Melitus Penyuluhan tentang diabetes mellitus dilakukan di posyandu Lansia Cendana Wangi Fontein. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 17 orang lansia. Media yang digunakan adalah flyer mengenai diabetes mellitus. 2. Pembuatan media promosi kesehatan Tabel 5.1 Media Promosi Kesehatan No . 1.



2.



Media Promosi Kesehatan Leaflet - Leaflet Imunisasi Rutin Lengkap - Leaflet Diare - Leaflet ISPA - Leaflet Katarak - Leaflet Persiapan Persalinan - Leaflet Senam Ibu Hamil - Leaflet Imunisasi TT Pada Ibu Hamil - Leaflet Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan - Gizi pada Ibu Hamil - Perawatan Payudara Selama Kehamilan Pembuatan lembar balik - Lembar balik Asi Eksklusif - Lembar balik ISPA - Lembar balik Scabies - Lembar balik Cacingan - Lembar balik Asam Urat - Lembar balik Diabetes - Lembar balik Tanda-tanda Kehamilan - Lembar balik Tanda Bahaya Kehamilan



Jumlah



Satuan



50



Lembar



50 50 50 50 50 50



Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar



50



Lembar



50 50



Lembar Lembar



1 1 1 1 1 1 1



Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah



1



Buah



24



3.



4. 5.



- Lembar balik Tanda Bahaya Persalinan - Lembar balik Senam Ibu Hamil - Lembar balik MP ASI - Lembar balik Perawatan Payudara Saat Kehamilan - Lembar balik Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan Pembuatan flyer - Flyer Diare - Flyer DBD - Flyer Stunting - 5 Meja Posyandu Balita - 3 Meja Posyandu Lansia Desain Kalender Promkes tahun 2020



1



Buah



1



Buah



1 1



Buah Buah



1



Buah



50 50 50 180 66 1



Buah Buah Buah Buah Buah Buah



Tabel 4.1 menjelaskan bahwa terdapat beberapa media promosi kesehatan yang dibuat antara lain: 10 jenis leaflet, 13 jenis lembar balik atau flip chart, dan 3 jenis flyer yang bermanfaat sebagai media informasi kesehatan bagi masyarakat. Leaflet, lembar balik atau flip chart, flyer juga bermanfaat sebagai media untuk membantu petugas kesehatan dalam menyampaikan materi penyuluhan secara lebih efektif. Atribut 5 meja posyandu balita dan 3 meja posyandu lansia bermanfaat untuk membantu agar pelayanan di posyandu dapat teratur sehingga balita maupun lansia yang datang ke posyandu mengetahui urutan pelayanan di posyandu. Kalender



promkes



tahun



2020



bermanfaat



bagi



petugas



untuk



memperingari hari yang berkaitan dengan kesehatan. 3. Pembuatan video peregangan Hasil kegiatan ini adalah sebuah video gerakan peregangan yang akan dilakukan setiap pagi sebelum memulai aktivitas kerja pegawai Puskemas dan siang setelah jam isirahat makan. Video peregangan ini diiringi oleh lagu arab yang berjudul “Kun Anta”. Dengan video peregangan ini diharapkan petugas Puskesmas selalu melakukan peregangan setiap sebelum beraktivitas dan setelah selesai beraktivitas untuk meregangkan kembali otot-otot yang lelah karena bekerja.



25



B. Pembahasan 1. Penyuluhan tentang Diare, Imunisasi, KB, katarak, asam urat dan diabetes melitus Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat memiliki pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Cakupan kinerja beberapa UKM Esensial dan Pengembangan masih rendah seperti, Imunisasi, kepesertaan KB, skrining PTM, dan PHBS yang dikarenakan masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai beberapa hal tersebut sehingga memerlukan upaya promosi kesehatan, salah satunya penyuluhan kesehatan. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di berbagai posyandu balita, lansia, dan poskeskel yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bakunase. Penyuluhan yang dilakukan ini dihadiri oleh sebagian besar masyarakat dan diharapkan dengan dilakukannya penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mengubah pola pikir serta perilaku mereka. Berdasarkan hasil rata-rata pre test dan post test penyuluhan diare, imunisasi, dan KB dapat dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan pengetahuan. Sedangkan pada penyuluhan katarak, asam urat dan diabetes mellitus dengan sasaran lansia tidak diberikan pre test dan post test mengingat usia dan penurunan kemampuan penglihatan dari lansia sehingga keberhasilan penyuluhan dilihat dari antusias para lansia dalam memberikan pertanyaan terkait materi penyuluhan yang diberikan. 2. Pembuatan Media Promosi Kesehatan Media promosi kesehatan merupakan semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi kesehatan yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronik, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan masyarakat dapat meningkat dan akhirnya dapat terjadi perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik (Soekidjo, 2010). Tujuan media promosi kesehatan adalah: (1) Media dapat mempermudah



26



penyampaian informasi, dan (2) Media dapat menghindari kesalahan persepsi dan memperjelas informasi. Media promosi kesehatan yang dibuat adalah 10 jenis leaflet, 13 jenis lembar balik atau flip chart, 3 jenis flyer, 5 meja posyandu balita, 3 meja posyandu lansia, dan kalender promkes tahun 2020. Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa media promosi kesehatan yang digunakan sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan, namun bagi masyarakat media promosi kesehatan yang digunakan kurang efektif karena kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi kesehatan masih rendah. Selain itu, masyarakat enggan membaca leaflet ataupun flyer tersebut bahkan membuangnya. Untuk atribut 5 meja posyandu balita dan 3 meja posyandu lansia sangat bermanfaat bagi kader maupun orang tua balita atau lansia yang datang ke posyandu karena dengan adanya atribut tersebut aktivitas di posyandu menjadi lebih teratur karena ada beberapa posyandu yang belum memiliki atribut mejanya. Sedangkan untuk desain kalender promkes tahun 2020 yang telah dibuat bermanfaat bagi petugas promkes maupun petugas puskesmas untuk mengetahui dan mengatur jadwal kegiatan mereka. 3. Pembuatan video peregangan Video peregangan yang dibuat memperlihatkan gerakan peregangan yang dibuat oleh kelompok dengan memperagakan 12 macam gerakan peregangan yang terdiri dari peregangan tangan, kaki, dan leher. Video peregangan ini diiringi oleh lagu arab yang berjudul “Kun Anta”. Dengan adanya video peregangan ini diharapkan semua petugas puskesmas Bakunase membiasakan melakukan peregangan setelah melakukan pekerjaannya untuk meregangkan kembali otot-otot yang lelah karena bekerja. Kegiatan peregangan akan dilakukan oleh petugas puskesmas setiap jam 10 pagi dan jam 1 siang.



27



BAB VI PENUTUP



A. Simpulan Kegiatan magang tahun 2019 di Puskesmas Bakunase Kota Kupang dilaksanakan selama satu bulan satu minggu. Puskesmas Bakunase memiliki tiga jenis pelayanan, yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang terdiri dari UKM Essensial dan UKM Pengembangan, Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), dan program pelayanan inovasi. Berdasarkan hasil identifikasi, cakupan kinerja beberapa pelayanan UKM Essensial dan Pengembangan belum mencapai target yang ditentukan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil brainstorming dan mempertimbangkan kemampuan mahasiswa maka alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan diintervensi melalui program promosi kesehatan. Penyuluhan tentang diare, imunisasi, KB, katarak, asam urat, dan diabetes mellitus. Kegiatan penyuluhan tersebut dilakukan di beberapa Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bakunase, seperti Posyandu Cemara Tunggal Kuanino, Posyandu Mawar 1 Naikoten 2, Posyandu Bougenvil Naikoten 1, Posyandu Usila Syalom Airnona, Posyandu Lansia Bakunase 2 dan Posyandu Lansia Cendana Wangi Fontein. Kegiatan posyandu ini dihadiri oleh orang tua balita dan lansia. Media penyuluhan yang digunakan adalah leaflet, flyer, dan power point. Kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan terjadi perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik. Untuk penyuluhan diare, imunisasi, dan KB jika dilihat dengan membandingkan hasil rata-rata pre test dan post test dapat dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan pengetahuan. Sedangkan untuk penyuluhan katarak, asam urat dan diabetes, keberhasilan kegiatan ini dilihat melalui antusias lansia dalam memberikan pertanyaan terkait materi penyuluhan. Pembuatan media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan yang dibuat adalah leaflet, flyer, lembar balik atau flip chart, 5 meja posyandu balita, 3 meja posyandu lansia, dan kalender promkes tahun 2020. Hasil pemantauan di lapangan



28



menunjukkan bahwa media promosi kesehatan yang digunakan sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan, namun bagi masyarakat media promosi kesehatan yang digunakan kurang efektif karena kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi kesehatan masih rendah. Selain itu, masyarakat enggan membaca leaflet ataupun flyer tersebut bahkan membuangnya. Untuk atribut 5 meja posyandu balita dan 3 meja posyandu lansia sangat bermanfaat bagi kader maupun orang tua balita atau lansia yang datang ke posyandu karena dengan adanya atribut tersebut aktivitas di posyandu menjadi lebih teratur. Sedangkan untuk desain kalender promkes tahun 2020 yang telah dibuat bermanfaat bagi petugas promkes maupun petugas puskesmas untuk mengetahui dan mengatur jadwal kegiatan mereka. Video peregangan yang dibuat memperlihatkan gerakan peregangan yang dibuat oleh kelompok dengan memperagakan 12 macam gerakan peregangan yang terdiri dari peregangan tangan, kaki, dan leher. Dengan adanya video peregangan ini diharapkan semua petugas puskesmas Bakunase membiasakan melakukan peregangan setelah melakukan pekerjaannya untuk meregangkan kembali otot-otot yang lelah karena bekerja. Kegiatan peregangan akan dilakukan oleh petugas puskesmas setiap jam 10 pagi dan jam 1 siang. B. Saran a. Bagi Instansi Magang 1. Meningkatkan frekuensi penyuluhan dan melakukan evaluasi pengetahuan masyarakat. 2. Melakukan pendataan bagi ibu hamil, bayi dan balita yang belum pernah berkunjung ke puskesmas maupun posyandu. b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat 1. Meningkatkan kegiatan praktek bagi mahasiswa sehingga kemampuan teori sejalan dengan prakteknya. 2. Memberikan pembekalan yang baik bagi mahasiswa sebelum turun magang agar mahasiswa memahami apa yang harus mereka lakukan pada saat magang.



29



c. Bagi Mahasiswa 1. Meningkatkan kreativitas dengan berlatih membuat media-media promosi kesehatan. 2. Melatih diri untuk selalu siap dan terampil berbicara di depan masyarakat.