Laporan Observasi Karakteristik Peserta Didik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Ditujukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya



Dosen Pengampu: Dr. Wawan Wahyu, M.Pd.



Disusun oleh Anne Melia



SEKOLAH PASCASARJANA PPG PRAJABATAN KIMIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2022 1



DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1 1.1



Identitas Peserta Didik ............................................................................................................ 1



1.2



Perencanaan Observasi ........................................................................................................... 1



1.3



Pedoman Wawancara .............................................................................................................. 1



BAB II HASIL ANALISA DATA ......................................................................................................... 3 2.1



Analisis Perkembangan Kognitif Berdasarkan Teori Piaget ................................................... 3



2.2



Analisis Perkembangan Sosio-Emosional Bronfenbrenner .................................................... 4



2.3



Analisis Perkembangan Sosio-Emosional Erikson ................................................................. 5



BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 7 3.1



Kesimpulan ............................................................................................................................. 7



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8



i



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Identitas Peserta Didik Nama Lengkap Usia Sekolah Kelas Alamat Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Jumlah Saudara Cita-cita Kondisi Ekonomi



1.2



: Hanifahh Alsyadia : 15 tahun : SMAS Laboratorium Percontohan UPI : X Bilingual 1 : Perumahan Duta Asri, Cihanjuang, Cimahi : Pegawai Swasta : PNS : Anak ke-2 dari 2 bersaudara : Bekerja di PT Biofarma : Menengah ke atas



Perencanaan Observasi



Kegitan observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik Laboratorium Percontohan UPI dengan memperhatikan isu-isu terkait perkembangan peserta didik, meliputi perkembangan fisiologis, perkembangan psikologis (kognitif, emosi, psikososial, dan moral), serta motivasi belajar. Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 pukul 10:20 WIB melalui google meet. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik SMA Laboratorium Percontohan UPI berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, teori perkembangan sosio-emosional Bronfenbrenner, dan Erikson. 1.3



Pedoman Wawancara a.



Identitas Diri 1) Nama Lengkap 2) Nama Panggilan 3) Kelas 4) Usia 5) Agama 6) Alamat 7) Anak ke8) Pekerjaan Ayah 9) Pekerjaan Ibu 10) Kondisi Ekonomi Keluarga



b.



: : : : : : ; : : :



dari



saudara



Teori Perkembangan Kognitif Piaget 1) Apakah Anda mampu berpikir secara abstrak ? 2) Apakah Anda seorang yang idealis ? 3) Apakah Anda seorang yang mampu berpikir logis ?



c. Teori Perkembangan Sosial-Emosional Bronfenbrenner 1) Bagaimana interaksi Anda dengan keluarga ? 1



2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) d.



Bagaimana interaksi Anda dengan rekan sebaya (teman) ? Bagaimana interaksi Anda di sekolah (misal dengan guru) ? Bagaimana interaksi Anda di lingkungan masyarakat (misal tetangga) ? Bagaimana pola asuh yang orang tua terapkan di rumah ? Adakah pengalaman berkesan saat bersama keluarga ? Adakah pengalaman berkesan saat bersama teman ? Adakah pengalaman berkesan saat di sekolah ?



Teori Perkembangan Sosial-Emosional Erikson 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Apa motivasi Anda dalam belajar ? Apakah Anda mempunyai sosok idola ? Siapakah idola Anda ? Mengapa Anda mengidolakan orang tersebut ? Pernahkah Anda terpikir untuk mencari tahu siapa kalian (jati diri)? Pernahkah Anda terpikir mengenai apa yang kalian mau/inginkan (cita-cita) ? Pernahkah terpikir dimana kalian akan tinggal nanti?



2



BAB II HASIL ANALISA DATA



2.1



Analisis Perkembangan Kognitif Berdasarkan Teori Piaget



Perkembangan kognitif merupakan tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan kognitif. Jean Piaget yang juga ahli Biologi menghubungkan tahapan perkembangan kematangan fisik dengan tahapan perkembangan kognitif. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahap sensori motorik (0-2 tahun), tahap pra operasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun) dan tahap operasional formal (11-15 tahun). Berdasarkan kategori usianya saat ini, Hanifahh (15 tahun) sedang berada pada tahap operasional formal.. Pada tahap ini, individu sudah mulai memikirkan pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis. Karakteristik lain tahap operasional formal adalah dapat melakukan refleksi diri, membayangkan peran orang dewasa, menyadari dan memperhatikan kepentingan masayarakat. Selain itu, juga mampu mengapresiasikan ide dalam bahasa (Marinda 2020). Adapun hasil analisis Hanifahh mengenai teori perkembangan kognitif disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil analisis teori perkembangan kognitif Hanifahh Parameter Ya Tidak Berpikir abstrak √ Berikir logis √ Idealis √ Kemampuan berbahasa √ Berdasarkan informasi pada tabel di atas (Tabel 1), diperoleh informasi bahwa Hanifahh belum mampu berpikir secara abstrak, kemampuan berpikirnya masih sebatas hal-hal yang bersifat konkret. Tidak semua prinsip dalam teori Piaget dapat berlaku utuh pada setiap siswa, seperti halnya pada Hanifahh yang belum mampu berpikir secara abstrak. Menurut Muhibbin (2007), teori ini merupakan outline (garis besar) yang berhubungan dengan kapasitas-kapasitas kognitif dalam diri siswa dari masa ke masa. Walaupun Hanifahh belum mampu berpikir abstrak, ini tidak bersifat tetap, melainkan dapat berkembang seiiring dengan perkembangan usia, pengalaman, dan pengetahuan, mengingat saat ini baru duduk di kelas X SMA. Parameter lainnya yang dimiliki Hanifahh sesuai dengan Teori Piaget. Hanifahh mampu memposisikan dirinya dalam kondisi yang menuntutnya untuk mampu berpikir logis dan idealis. Selain itu, kemampuan berbahasa Hanifahh cukup baik ditandai dengan komunikasi yang lancar, dua arah selama wawancara dilakukan. Perkembangan kemampuan kognitif menurut teori Piaget dipengaruhi oleh enam faktor. Keenam faktor tersebut meliputi faktor hereditas (keturunan), faktor lingkungan, faktor kematangan, faktor pembentukan, faktor minat dan bakat, dan faktor kebebasan (Susanto 2011).



3



2.2



Analisis Perkembangan Sosio-Emosional Bronfenbrenner Teori perkembangan sosio-emosional Bronfenbrenner dikenal juga sebagai teori ekologi. Teori ini memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut.. Kemampuan sosial bukanlah kemampuan bawaan sejak lahir melainkan hasil pengaruh dari lingkungan, maka ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perkembangannya. Menurut Soetarno (1989), ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan lingkungan luar rumah. Hurlock (1978) menambahkan bahwa faktor pengalaman awal yang diterima oleh anak dapat mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Faktor lingkungan keluarga. Kelompok sosial dan tempat interaksi pertama bagi anak adalah keluarga. Apabila dalam keluarga terbangun interaksi sosial yang baik dan penuh empati maka akan menjadikan anak memiliki kesiapan dan melakukan hal yang serupa di luar lingkungan keluarganya. Hal-hal yang berkaitan dengan faktor ini adalah status sosial dan ekonomi, keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan anggota keluarga. Faktor dari luar rumah juga merupakan faktor yang menentukan perkembangan sosial emosional anak. Jika hubungan anak dengan teman sebaya atau orang dewasa menyenangkan, maka anak akan mengembangkan kemampuan sosialnya. Namun jika mendapatkan ketidaksenangan maka anak akan kembali ke keluarganya untuk mencari kesenangan sosial tersebut. Hasil analisis Hanifah mengenai teori perkembangan sosio emosional Bronfenbrenner dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil analisis teori perkembangan sosio-emosional Bronfenbrenner Hanifahh Parameter Ya Tidak Interaksi dengan keluarga √ Interaksi di sekolah √ Interaksi di lingkungan √ Berdasarkan informasi pada Tabel 2, diketahui bahwa interaksi Hanifahh dengan lingkungannya kurang baik. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan rumahnya yang berada di kompleks yang cenderung individu dan jarang berinteraksi dengan tetangga. Umumnya di lingkungan perumahan mayoritas adalah pekerja sehingga lebih banyak waktunya untuk bekerja dan di akhir pekan lebih sering digunakan untuk beristirahat. Walaupun interaksi Hanifahh dengan lingkungannya kurang baik, hubungan Hanifahh dengan keluarganya cukup harmonis. Meskipun kedua orang tuanya sibuk bekerja tetapi kedua anaknya tetap mendapatkan kasih sayang yang cukup. Hanifahh merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara, memiliki seorang kakak perempuan. Di tengah-tengah kesibukan, mereka menyempatkan waktu untuk keluarga di akhir pekan. Hanifahh pergi ke sekolah diantar oleh Ayahnya setiap hari Senin dan Selasa, sedangkan hari lainnya ia menggunakan ojek online. Hal ini karena Ayahnya harus bekerja di Bogor dan pulang setiap hari Sabtu. Selama di perjalanan menuju sekolah mereka menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang ringan. Orang tua yang menerapkan pola asuh yang baik, maka anaknya akan menjadi sosok yang berpikiran terbuka yang membuatnya lebih mau bergaul dan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap orang lain. Status ekonomi dan sosial orang tua juga mempengaruhi sosial dan emosional anak. Misalnya anak yang tinggal di lingkungan keluarga yang kurang mampu membuat anak memiliki masalah sosial dan emosional serta memiliki potensi kognitif yang 4



buruk. Kondisi ekonomi orang tua yang buruk juga tentunya sangat berpengaruh pada makanan bergizi bagi anak yang akan menentukan pertumbuhan fisik dan mendukung perkembangan psikologis mereka, termasuk perkembangan sosial dan emosinya. Hanifahh di sekolah duduk di kelas bilingual, dimana jumlah peserta didiknya hanya setengah dari jumlah peserta didik kelas. Hal ini memudahkan Hanifahh untuk bisa berinteraksi dengan teman-temannya di kelas. Walaupun Hanifahh bukan salah satu yang populer di kelasnya, namun ia cukup dekat dengan semua temannya. Selain itu, walaupun anaknya pemalu tapi aktif dalam berorganisasi sehingga lingkup pertemanannya cukup luas. Hubungan antara Hanifahh dengan guru di sekolah hanya sebatas saat kegiatan pembelajaran di kelas saja.



2.3



Analisis Perkembangan Sosio-Emosional Erikson Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Erikson berpendapat bahwa sepanjang sejarah hidup manusia, setiap orang mengalami tahapan perkembangan dari bayi sampai usia lanjut. Perkembangan tersebut meliputi delapan tahapan yang masing-masing mempunyai nilai kekuatan yang membentuk karakter positif atau sebaliknya. Delapan tahapan perkembangan tersebut antara lain tahap I :,Trust vs Mistrust usia 0-2 tahun, tahap II : Autonomy vs Shame and Doubt usia 2-3 tahun, tahap III : Initiative vs Guilt usia 3-6 tahun, tahap IV : Industry vs Inferiority usia 6-12 tahun, tahap V : Identity vs Role Confusion usia 12-20 tahun, tahap VI : Intimac vs Isolation usia antara 20-40 tahun, tahap VII : Generativity vs Stagnation usia 40-65, dan tahap VIII : Integrity vs Despair usia 65 tahunkematian (Krismawati 2014). Berdasarkan usianya, Hanifahh tergolong pada tahap V. Adapun hasil analisis teori perkembangan sosio-emosional Erikson Hanifahh disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil analisis teori perkembangan sosio-emosional Erikson Hanifahh Parameter Ya Tidak Kemampuan mencari jati diri √ Kemampuan mengetahui apa yang diinginkan √ Kemampuan merencanakan masa depan √ Saat ini Hanifahh belum terpikir untuk mencari jati diri atau memikirkan masa depannya. Dia hanya menjalani apa yang ada dihadapannya saat ini. Pikiran dan keinginannya masih sebatas pada sesuatu yang jangka pendek. Salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang berkecukupan, sehingga segala keinginannya sejauh ini masih dapat terpenuhi. Selain itu, Sebagian besar waktu Hanifahh lebih dihabiskan waktunya di rumah, interaksi dengan teman sebaya ada tapi hanya sebatas di sekolah saja, sehingga faktor lingkungan keluarganya sangat kuat. Inilah yang menyebabkan Hanifahh mengidolakan kakak dan orang tuanya. Hanifah tidak seperti remaja kebanyakan yang lebih sering bermain dengan temantemannya di luar. Oleh karena itu, Hanifah tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal dari lingkungan atau pun teman, Pada tahap ini orang tua berperan penting dalam mendampingi anak di masa transisi ini, mengenalkan anak mengenai dunia luar. Orangtua dapat memposisikan diri sebagai teman bagi remaja yang sedang berpetualang mencari jati diri. Pengalaman orang tua sebagai teman diskusi dapat membantu anak dalam menjalani masa transisi menuju kedewasaan. Orang tua dapat menceritakan pengalaman hidupnya untuk menginspirasi sang anak mengenai masa depannya. 5



Pada tahap ini anak mulai memasuki usia remaja dimana identitas diri baik dalam lingkup sosial maupun dunia kerja mulai ditemukan. Masa remaja ini merupakan awal usaha pencarian diri sehingga anak berada pada tahap peralihan antara masa kanak-kanak menuju dewasa. Selain itu, pada masa remaja seorang anak menerima dimensi-dimensi baru karena berhadapan dengan perubahan fisik, kognitif, dan relasional. Selama masa remaja ini, kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, anak akan berusaha mencari identitas dan mendefinisikan kembali “siapakah” ia saat ini dan akan menjadi “siapakah” atau menjadi “apakah” ia di masa yang akan ating. Perkembangan psikososial dan relasi interpersonal pada masa dewasa. Menurut Erikson, seorang mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri. Ia mulai menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya, seperti kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan yang ingin dicapai masa mendatang, kekuatan dan Hasrat untuk mengontrol kehidupan sendiri yang siap memasuki suatu peran yang bersifat menyesuaikan maupun memperbaharui diri di tengah masyarakat. Proses pencarian identitas adalah proses dimana seseorang remaja mengembangkan suatu identitas, personal, atau sense of self yang unik, berbeda dan terpisah dari orang lain, dan hal ini disebut dengan individuisasi (individuation). Proses ini terdiri dari empat sub tahap yang berbeda, tetapi saling melengkapi, yaitu diferensiasi, praktis dan eksperimentasi, penyesuaian, serta konsolidasi diri. Remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Kesadarannya ini sering membuatnya mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasehat orang tuanya sekalipun nilai dan nasehat tersebut masuk akal



6



BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Hanifah telah memenuhi sebagian besar kriteria dari teori perkembangan kognitif Piaget, teori perkembangan sosio-emosional Bronfenbrenner dan Erikson. Namun kemampuan Hanifah untuk berpikir secara abstrak, menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan serta kemampuan untuk mengenali jati diri dapat berkembang seiring dengan pertambahan usia, pengalaman, dan pengetahuan.



7



DAFTAR PUSTAKA



Hurlock E. 1978. Perkembangan Anak 1. Jakarta: Erlangga. Krismawati Y. 2014. Teori psikologi perkembangan Erik H Erikson dan manfaatnya bagi tugas Pendidikan Kristen dewasa ini. Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. 2(1): 46-56. Marinda L. 2020. Teori perkembangan kognitif jean piaget dan problematikanya pada anak usia sekolah dasar. Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman. 13(1): 116-152. Muhibbin S. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosdakarya Susanto A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



8



LAMPIRAN



Dokumentasi wawancara dengan Hanifah melalui google meet



9



i



ii