Laporan Praktikum Manajemen Pastura [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Manajemen Pastura KOMPOSISI BOTANI LAHAN PASTURA DI DESA LAKOMEA KEC. LANDONO, KAB. KONAWE SELATAN



Oleh NAMA NIM KELAS ASISTEN



: : : :



DHARMA SANJAYA L1A1 17 036 A LAODE ADIN SAPUTRA



JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020



I. PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Pastura merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili



Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Pastura daerah tropik biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%. Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada pastura dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Komposisi botani pastura tidak selalu konstan. Perubahan susunan komponen selalu terjadi oleh pengaruh musim, kondisi tanah dan sistem penggembalaan. Komposisi suatu padang penggembalaan dipengaruhi oleh curah hujan, ketinggian tempat dan pengelolaan penggembalaan. Komposisi botani suatu padang rumput sebagian besar ditentukan oleh tata laksananya (McIlroy, 1976). Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggembalaan berat pada awal musim penggembalaan yang diikuti dengan periode istirahat cenderung akan menekan jenis tumbuhan yang masak dini dan menguntungkan jenis-jenis yang tumbuh lambat, sedangkan jika menunda penggembalaan sampai musim penggembalaan lebih lanjut akan berpengaruh sebaliknya.



Analisa komposisi botani terhadap vegetasi yang menutupi suatu padangan/pastura dapat menunjukan gambaran tentang spesiesspesies hijauan yang ada serta proporsinya di padangan tersebut. Penentuan ini akan menjadi cukup apabila variasi yang besar dari jenis-jenis hijauan yang ada. Pada prisnsipnya, dalam rangka menganalis vegetasi suatu pastura, ada beberapa teknik yang digunakan dengan klasifikasi: berat masing-masing komponen atau jenis hijauan, area yang ditutupi, jumlah individu tanaman, frekuensi kehadiran setiap jenis hijauan dan pola distribusinya (Subagiyo dan Kusmartono, 2017). Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan praktikum manajemen pastura yaitu mengetahui komposisi botani lahan pastura 1.2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum Manajemen Pastura yaitu untuk mengetahui Komposisi Botani Lahan Pastura di Desa Lakomea, Kec. Lanono, Kab. Konawe Selatan. 1.3. Manfaat Praktikum Manfaat yang ingin dicapai pada praktikum Manajemen Pastura yaitu agar dapat mengetahui Komposisi Botani Lahan Pastura di Desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan.



II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Padang Pengembalaan Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang ditumbuhi hijauan pakan ternak yang tersedia bagi ternak untuk dapat merumput menurut kebutuhannya dalam waktu singkat (Reksohadiprodjo, 1994). Padang penggembalaan merupakan suatu areal atau daerah padangan yang ditumbuhi berbagai jenis rumput dan legum untuk makanan ternak yang tersedia kebutuhannya baik produksinya maupun nilai gizinya (Muhajirin et al, 2017). 2.2. Macam-Macam Padang Pengembalaan Reksohadipodjo (1985) yang menyatakan bahwa padang penggembalaan buatan merupakan padangan dengan sistematis yang baik karena adanya campur tangan manusia, padang penggembalaan buatan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mcllroy (1969) yang menyatakan bahwa padang penggembalaan jangka panjang dibongkar langsung untuk direnovasi, tanpa ada tanaman selang, padang penggembalaan



jangka



panjang



biasanya



dianggap



sebagai



padang



penggembalaan permanen. 2.3. Komposisi Botani Komposisi botani adalah angka yang digunakan untuk menentukan penilaian secara kualitas terhadap padang rumput/padang penggembalaan alam yang dapat mempengaruhi aktivitas ternak, (Susetyo, 1980). Komposisi botanis di lahan padang penggembalaan menentukan kualitas hijauan pakan di suatu lahan. Komposisi botanis merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan adanya spesies tumbuhan tertentu serta poporsinya didalam suatu ekosistem padangan (Yoku et al. 2015).



III. METODEOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 11 Mei 2020, pukul 09.00 WITA sampai selesai, Bertempat di Desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan kegunaan yang di gunakan dalam Praktikum Manajemen Pastuta tentang Komposisi Botani Lahan Pastura di Desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1.Alat dan Kegunaan No Nama Alat 1. Frame/squart 0,25 m 2. Timbagan 3. Alat tulis 4. Kamera 5. Kantung plastik 6. Gunting



Kegunaan Untuk pengambilan sampel Untuk menimbang sampel Untuk mencatat data pengamatan Untuk mendokumentasi Untuk Tempat Menyimpan Sampel Untuk memotong sampel



Bahan dan kegunaan yang digunakan pada praktikum Praktikum Manajemen Pastuta tentang Komposisi Botani Lahan Pastura di Desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Bahan dan Kegunaan No . Bahan 1. Rumput 2. Legum 3. Gulma 4. Alang-Alang



Kegunaan Sebagai bahan pengamatan Sebagai bahan pengamatan Sebagai bahan pengamatan Sebagai bahan pengamatan



3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum Manajemen Pastura tentang menghitung komposisi botani lahan pengembalaan di Desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan survei dan memilih lahan pastura sebagai tempat pelaksanaan dan pengambilan sampel. 2. Melemparkan kuadran ukuran 1 x 1 m pada lahan pastura untuk menentukan dalam pengambilan sampel sebanyak 10 kali lemparan dengan cara zig-zaq. 3. Setiap pelemparan kuadran ditentukan perbandingan jumlah rumput, legume dan herba (untuk komposisi botani). 4. Memasukannya/menuliskannya dalam table yang telah disediakan sebanyak 10 lemparan. (table tabulasi jumlah kehadiran rumput, legume dan gulma (untuk komposisi botani). 5. Mengambil 10 sampel hijauan secara acak dengan cara memotong menggunakan pisau/gunting. 6. Memasukan hasil hijauan yang dipotong kedalam kantong sampel. 7. Menimbang atau menghitung sampel hijauan yang telah diambil. Kemudian dirata-rata jumlahnya.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Skorning Data Penggembalaan 4.1. Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan praktikum



manajemen pastura tentang



komposisi botani lahan pastura di Desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Data Hasil Pertimbangan Sampel Praktikum Rumput Legum Gulma No. Sampel (g) (%) (g) (%) (g) (%) 1 140 55,3 18 7,1 85 33,6 2 95 47,0 30 14,9 60 29,7 3 155 58,1 27 10,1 79 29,6 4 190 69,9 50 18,4 29 10,7 5 60 28,7 112 53,6 25 12,0 6 225 74,8 60 19,9 11 3,7 7 109 56,8 47 24,5 25 13,0 8 75 32,3 15 6,5 122 52,6 9 87 29,7 111 37,9 75 25,6 10 150 69,4 24 11,1 33 15,3 Total (g) 1286   494   544   Jumlah Total Hijauan (g)



Alang-Alang (g) (%) 10 4,0 17 8,4 6 2,2 3 1,1 12 5,7 5 1,7 11 5,7 20 8,6 20 6,8 9 4,2 113  



2437



Persentas e (%)



 



52,7 7  



20,27  



22,32  



4,64



Hasil pengamatan Skorning data pada lahan penggembalaan di desa Lakomea, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan dapat di lihat paa Tabel 1 yaitu : Tabel 1. Penilaian Skorning Data Penggembalaan NO 1



Lemparan Ke-



PENILAIAN



1



2



3



4



5 6



7



8



9



10



2



1



2



2



0 4



3



4



3



3



2



1



2



1



2 2



2



4



2



2



Tumbuhan yang Dikehendaki Banyak 4



3



Sedang



Sedikit



2 1 Keragaman Tumbuhan



0



2



3



Beragam Sedang Sejenis 4 3 2 1 0 Kepadatan Tumbuhan (%) 95 4



1



3



1



2



3 3



2



2



1



2



Kuat 4



4



4



1



2



0 3



3



3



3



2



Sedang Berat 3 2 1 0 Keseragaman Penggunaan



2



4



2



2



2 2



2



4



1



2



1



1



2



2



3 2



1



2



2



1



0



0



0



1



1 0



2



2



3



2



0



1



0



1



1 2



0



1



0



0



3



4



4



2



1 1



2



3



2



3



15 19 14 15 13 19 14 25 17



17



65 75 85 1 2 3 Kekuatan Tumbuhan Sedang 1 2 3 Derajat Penggunaan



5



Ringan 4



6



Spot-Spot 0 1



Sedang 2 Erosi Tanah Sedang 2 Naungan



7 Berat 4



8



3



Banyak 4



Seragam 4



3



Ringan 1 0



Sedang 3



2



Sedikit 1



0



Sisa Tumbuhan 9



Banyak 4



Sedang 3



2 JUMLAH



Sedikit 1



0



4.1.1. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan gambar di atas jenis kandang yang digunakan dalam praktikum manajemen perkandangan dan sanitasi kandang ayam broiler dan petelur. Dalam proses pemeliharaan ayam broiler perlu di perhatikan ukuran-ukuran kandang ayam broiler, Sistem kandang yang digunakan adalah kandang tertutup dengan lantai litter. Kandang dengan lantai litter memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan hasil yang memuaskan, baik kuantitas (bobot badan) maupun kualitas daging, dapat menghindarkan ternak ayam menderita lepuh dada, dan dapat memudahkan di dalam pengelolaan yakni seperti pembersihan dan pembuangan kototran, serta dapat menghemat tenaga kerja (Sholikin, 2011). Sesuai dengan pengukuran kandang ayam broiler adalah panjang kandang 487cm, lebar kandang 264 cm, kemudian lebar jalan 167 cm, panjang kotak



kandang 2 cm, lebar 1,3 cm dan tinggi 80 cm.



Ukuran



Kandang



Menurut



Murni (2009), kandang ayam broiler di daerah iklim tropis dibuat dengan ketinggian dari lantai hingga atap teratas sekitar 6-7 meter, dan dari lantai hingga atap terendah sekitar 3,5 hingga 4 meter. Untuk kandang yang dibuat dengan sistem panggung, maka tinggi kandang akan lebih tinggi sekitar 1 hingga 1,5 meter. Lebar kandang bisa menyesuaikan kebutuhan, namun agar tidak terlalu sumpek setidaknya dibuat dengan lebar minimal 6 meter dan maksimal 8 meter. Sedangkan panjang kandang, bisa menyesuaikan lahan yang tersedia. Pemeliharaan ayam ras petelur adalah jenis kandang baterai, dimana ayam disimpan dalam bentuk kotak, setiap kotak terisi ada satu sampai dua ayam yang tempat air minum disimpan di depan ayam. Untuk pemeliharaan ayam ras petelur tentu harus di perhatikan manajemen perkandangannya agar dapat berproduksi telur yang banyak.Ukuran-ukuran kandang ayam ras petelur yang telah di ukur pada praktikum ini adalah sebagi berikut: tinggi kandang baterai 36 cm, lebar kandang baterai 31,5 cm, panjang 42,5 cm, lantai kandang 56,5 cm, jarang lantai dengan kandang 57 cm, lebar tempat pakan 8,5 cm, panjang bangunan 50 m, lebar kandang 7,40. Menurut pendapat Evi Purnama (2014) yang menyatakan bahwa ukuran-ukuran kandang ayam ras petelur: panjang 120 cm x lebar 35 cm x tinggidepan 42 cm x tinggibelakang 37 cm, ukuran tersebut bias disekat menjadi 4 pintu, dengan masing-masing sekat diisi 2 ekor ayam. Kandang sangat berpengaruh terhadap produksi ayamp etelur. Ukuran kandang tergantung dari jumlah ayam yang di tampung di dalamya. Kepadatan kandang akan mempengaruhi ternak.Selain dari ukuran ukuran kandang perlu di perhatikan kesehatan ternak sehinga ternak tidak mudah di serang penyakit, maka dari itu perlu adanya sanitasi kandang sebelum kandang di pakai untuk pemeliharaan ayam, agar ayam yang akan di pelihara dapat terhindar dari kuman-kuman yang meyebabkan ternak bias terserang penyakit.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1.



Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan



dapat disimpulkan bahwa



untuk



memelihara ternak unggas harus di perhatikan manajemenper kandangan dan sanitasi kandang agar ternak bias berproduksi dengan baik, dan tidak mudah di serang penyakit dari luar. 5.2. Saran Saran pada teman-teman agar melakakukan praktikum dengan serius dan mengetahui tujuan dan manfaat apa yang dipraktekkan.



DAFTAR PUSTAKA Muhajirin, Despal, Khalil. 2017. Pemenuhan Kebutuhan Nutrien Sapi Potong Bibit yang Digembalakan di Padang Mengatas. Bulmater. 104 (1): 9-20. Yoku, O., S. Andoyo., W. Trisiwi., dan S. Iriani. 2015. Komposisi Botani dan Persebaran Jenis-jenis Hijauan Lokal Padang Penggembalaan Alam di Papua Barat. Pastura. 4(2) : 62-65. Susetyo S. 1980. Padang Penggembalaan. Depertemen Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB Bogor, Bogor. Reksohadiprojo., S. 1985. Produksi Hijauan Makanan Ternak , BPFE UGM. Yogyakarta McIIroy, R. J. 1969. An Introduction to tropical Grassland Husbandry. Oxford University Press, London.