Laporan Praktikum Perbanyakan Tanaman Dengan Stek Akar Dan Daun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN STEK AKAR DAN STEK DAUN



FEREEN TASYA MAHARANI SIAHAAN 190301163/AET 3



F A K U L T A S



P E R T A N I A N



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari laporan ini adalah “Perbanyakan Tanaman Dengan Stek Akar dan Stek Daun” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian pada Laboratorium Perbanyakan Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Irsal, MP selaku dosen mata kuliah Perbanyakan Tanaman yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini. Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya masukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan berikutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga penulisan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Medan, Maret 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................. i DAFTAR ISI.............................................................................................. ii PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................... 1 Tujuan Praktikum ........................................................................................3 Kegunaan Penulisan .................................................................................. 3 TINJAUAN PUSTAKA BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum.................................................................................................. 8 Alat dan Bahan ..........................................................................................8 Prosedur Praktikum .................................................................................. 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ............................................................................................ 11 Pembahasan .................................................................................12 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA



ii



PENDAHULUAN Latar Belakang Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman buah- buahan. Dengan kata lain setek atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 2004). Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012). Beberapa



tahapan



teknik



budidaya



tanaman



adalah



pembibitan,



penanaman, pemeliharaan, pemupukan, panen dan pasca panen. Tahapan pembibitan merupakan fase awal yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi kopi. Pembibitan kopi selama ini umumnya dilakukan secara generative



2 melalui biji dan jarang dilakukan secara vegetative. Upaya perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu stek, cangkok, dan okulasi. Pembibitan secara vegetative, contohnya stek, jarang dilakukan karena kemampuan batang kopi yang sulit berakar. Padahal keuntungan perbanyakan melalui stek batang antara lain tidak lama untuk menunggu waktu panen, memiliki sifat genetik yang sama dengan induk sehingga sifat unggul dari induk akan dapat dipertahankan (Yunanda et al. 2015). Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai stek, tetapi yang sering dipakai adalah batang muda yang subur. Mudahnya stek berakar tergantung kepada spesiesnya. Ada yang mudah sekali berakar cukup dengan medium air saja. Tetapi banyak pula yang sukar berakar, bahkan tidak berakar walaupun dengan perlakuan khusus. Kesuburan dan banyaknya akar yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh asal bahan steknya yaitu bagian tanaman yang dipergunakan, keadaan tanaman yang diambil steknya, dan keadaan luar waktu pengambilan (Hasanah 2007). Perbanyakan vegetatif melalui perakaran stek batang dianggap signifikansi strategis Stek berakar tanaman fisiologis dewasa sudah berbuah pada fase dikenal untuk pengobatan dini mereka dalam produksi. Stek Selanjutnya perakaran menginduksi pertumbuhan pengerdilan kebiasaan di pohon dengan kanopi yang lebih luas resultan yang meningkatkan pemangkasan dan panen, dua penting perlengkapan agronomi dalam perbaikan pohon buah. Terakhir vegetatif propagasi dengan memperbaiki genotipe. (Owuor. et al., 2009.)



3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui Perbanyakan Tanaman Secara Seksual pada tanaman mangga. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di praktikum Perbanyakan Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.



2



TINJAUAN PUSTAKA Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atau cabang. Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan 4 stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan akan berhasil (Aak, 1991). Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek,. Salah satu kendala tanaman tidak bisa dibiakkan secara stek adalah kemampuan tanaman untuk berakar. Beberapa hal yang membuat tanaman tidak dapat berakar setelah dilakukan penyetekan adalah kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang dapat menghalangi tempat munculnya akar adventif (Hartmann et al., 2002) Bagian tanaman yang digunakan untuk stek adalah bagian akar tanaman induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah tanaman sukun (Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina equisetifolia), jambu buji (Psidium guajava L.), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), dan kesemek (Diospyros kaki Thumb.). Tanaman-tanaman tersebut dapat diperbanyak dengan stek akar karena akarnya diperkaya dengan kuntum adventif yang setiap saat dapat



5 tumbuh. Contohnya, sebagian akar berada di atas permukaan tanah (Sumiasrih, 2005). Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukanya (Naipospos, 2015). Zat pengatur tumbuh memeliki beberapa golongan antara lain sitokinin, auksin, dan giberelin. Selain itu ada zat penghambat pertumbuhan yaitu inhibitor. Sitokinin dan auksin sintetis yang digunakan pada kultur in vitro sangat banyak. Secara umum auksin yang sering digunakan yaitu IAA, NAA, dan 2,4 Diklorofenoksi asetat. Sedangkan sitokinin yang sering dipakai yaitu Benzil Amino Purin dan Tedeazhuron. Sitokinin berperan dalam penggandaan dan pembentukan tunas, sedangkan auksin berperan dalam pembentukan akar dan perpanjangan sel (Imelda et al., 2008). Pemberian zat pengatur tumbuh bertujuan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar dalam melakukan stek. Salah satu zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar adalah jenis auksin. Jenis auksin yang sering digunakan untuk keperluan tersebut adalah IAA (Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid) dan NAA (Napthalene Acetic Acid). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang meruapakan auksin alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling



6 berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside, kinetin, isopentenyl adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine (BA atau BAP). Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam pengakaran stek (Widiarsih et al.,2008). Kapasitas perakaran stek juga tergantung pada fitur biologis masingmasing spesies, kondisi tanah dan intervensi khusus untuk merangsang stek. Seperti, di proses pembentukan akar, beberapa hormon seperti auksin merangsang pertumbuhan, yang dapat juga dicapai artifisial dengan memperlakukan stek dengan zat perangsang, misalnya heteroauxin. Keberhasilan budaya stek tergantung pada jumlah nutrisi zat yang mengandung dan kondisi kepada mereka ketika menanam - baik disiapkan, dilonggarkan, subur, tanah baik aerasi dan kelembaban yang cukup. Akar stek hasil dari dasar-dasar akar, yang merupakan grup dari Sel-sel meristematik terlokalisasi di titik kontak dari sinar medula dengan kambium. Dasar-dasar akar terbentuk lama sumbu menembak, dengan kepadatan yang lebih tinggi di dasar tunas, dekat dengan tunas ketiak. (Nina et al., 2011). Sumber bahan stek yang terbaik dijumpai pada tunas akar karena hormon auksin terdapat pada ujung akar sehingga mempercepat terjadinya proses pembentukan akar dan tunas.Konsentrasi auksin yang baik dijumpai pada konsentrasi auksin 0,50 ppm dan 0,75 ppm. Penambahan konsentrasi auksin yang tepat dapat berpengaruh terhadap setimbangnya hormon pada stek yang dapat tmempercepat terbentuknya tunas. Kombinasi perlakuan terbaik adalah sumber



7 bahan stek tunas akar dan konsentrasi auksin 0,50 ppm (Halimursyadah et al., 2014). Pertumbuhan akar baru pada stek dipengaruhi oleh ketersediaan hormon auksin pada bahan stek. Pada tanaman auksin banyak terbentuk pada tunas baru. Terdapat konsentrasi IAA yang lebih tinggi pada kuncup yang sedang tumbuh dibandingkan pada kuncup yang tidak sedang tumbuh. Pemberian auksin dalam konsentrasi yang sangar rendah akan memacu pemanjangan akar bahkan pertumbuhan akar utuh dan pada konsentrasi yang lebih tinggi pemanjangan hampir selalu terhambat. Pada pengamatan seluruh parameter menunjukkan pertumbuhan stek pucuk jauh lebih baik dibandingkan dengan stek batang pada setiap konsentrasi ZPT yang diberikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak adanya interaksi yang terjadi antara bahan stek dengan konsentrasi ZPT yang diberikan (Supriyanto dan Prakasa, 2011).



BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret 2021, pada pukul 08.00 sampai dengan selesai yang dilaksanakan secara daring di Jln Abadi, kecamatan Medan Sunggal, kelurahan Tanjung Rejo, Medan, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian ± 28 mdpl. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop sebagai alat dalam mengerjakan laporan dan juga melakukan praktikum online, aplikasi Microsoft Word untuk mengetik laporan, email untuk pengiriman laporan ke dosen Perbanyakan Tanaman, kertas sebagai media dalam mencatat hal-hal yang ditentukan, polybag 5 kg sebagai tempat tumbuhnya biji, gembor sebagai alat penyiraman, handphone sebagai alat untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman lidah buaya, jeruk kasturi, aglonema, dan rimbang sebagai objek pengamatan, topsoil dan sekam padi sebagai media tanam, e-book sebagai sumber bacaan, literatur sebagai sumber pendahuluan dan tinjauan pustaka. Air berfungsi untuk membantu biji dalam perkembangan nya. Prosedur Praktikum a. Stek Daun Tanpa Tangkai Daun



1. Dipersiapkan alat dan bahan 2. Diambil bagian daun tanaman jeruk kasturi dengan menggunakan pisau 3. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam 4. Ditanam bagian daun yang sudah di potong dan di rendam zpt di dalam



9 polybag



5. Diletakkan di bawah naungan 6. Di lakukan penyiraman secara rutin b. Stek Daun Dengan Tangkai



1. Dipersiapkan alat dan bahan 2. Dipotong bagian yang ada batang, daun dan tunas nya 3. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam 4. Ditanam bagian daun yang sudah di potong dan di rendam zpt di dalam polybag



5. Di letakkan dibawah naungan 6. Dilakukan penyiraman secara rutin c. Stek Potongan Daun



1. Dipersiapkan alat dan bahan 2. Di potong salah satu lidah buaya dari tanaman nya 3. Di potong menjadi beberapa bagian, dengan panjang sekitar 5 cm 4. Kemudian di bagian atas kanan dan kiri di kikis sehingga bagian tengah atas agak runcing



5. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam 6. Di rendam tanaman yang akan ditanaman dengan zpt 7. Di tanam tanaman di dalam polybag 8. Di letakkan di bawah naungan 9. Dilakukan penyiraman secara rutin d. Stek Akar



1. Dipersiapkan alat dan bahan 2. Di ambil bagian akar tanaman rimbang



10



3. Di potong menjadi beberapa bagian 4. Dicampur zpt dengan air, ditunggu sekitar 3 jam 5. Ditanam bagian daun yang sudah di potong dan di rendam zpt di dalam polybag



6. Diletakkan di bawah naungan 7. Dilakukan penyiraman secara rutin



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dipersiapkan media tanam



Dipersiapkan tanaman yang akan di stek



Diaduk zpt dengan air, tunggu sekitar 3 jam



Dimasukkan tanaman yang akan di stek dalam zpt



12 Pembahasan Perbanyakan tanaman dengan stek diperoleh dengan cara menanam bagian tertentu dari tanaman pucuk, akar, cabang bahkan daun. Hal ini sesuai dengan literatur Aak (1991) yang menyatakan bahwa perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atau cabang. Faktor yang menghalangi dalam stek ialah kandungan lignin yang tinggi dan cincin skelenkim. Hal ini sesuai dengan literatur Hartmann et al (2002) yang menyatakan bahwa tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Salah satu kendala tanaman tidak bisa dibiakkan secara stek adalah kemampuan tanaman untuk berakar. Beberapa hal yang membuat tanaman tidak dapat berakar setelah dilakukan penyetekan adalah kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang dapat menghalangi tempat munculnya akar adventif. Stek akar dapat digunakan pada tanaman seperti tanaman sukun, cemara, jambu biji, jeruk keprok dan kesemek. Hal ini sesuai dengan literatur Sumiasrih (2005) yang menyatakan bahwa Bagian tanaman yang digunakan untuk stek adalah bagian akar tanaman induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah tanaman sukun (Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina equisetifolia), jambu buji (Psidium guajava L.), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), dan kesemek (Diospyros kaki Thumb) Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi bibit ialah faktor tanaman, faktor lingkungan dan keterampilan orang yang mengerjakannya. Hal ini



13 sesuai dengan literatur Naipospos (2015) yang menyatakan bahwa beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman, kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan orang yang melakukannya. Zat pengatur tumbuh terbagi atas sitokinin, auksin dan giberelin. Hal ini sesuai dengan literatur Imelda et al (2008) yang menyatakan bahwa zat pengatur tumbuh memeliki beberapa golongan antara lain sitokinin, auksin, dan giberelin. Sitokinin berperan dalam penggandaan dan pembentukan tunas, sedangkan auksin berperan dalam pembentukan akar dan perpanjangan sel. Zat pengatur tumbuh berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar saat dilakukan penyetakan. Hal ini sesuai dengan literatur Widiarsih et al (2008) yang menyatakan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh bertujuan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar dalam melakukan stek. Salah satu zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar adalah jenis auksin. Perakaran stek dipengaruhi proses pembentukan akar, kondisi tanah dan horman auksin. Hal ini sesuai dengan literatur Nina et al (2011) yang menyatakan bahwa kapasitas perakaran stek juga tergantung pada fitur biologis masingmasing spesies, kondisi tanah dan intervensi khusus untuk merangsang stek. Seperti, di proses pembentukan akar, beberapa hormon seperti auksin merangsang



14 pertumbuhan, yang dapat juga dicapai artifisial dengan memperlakukan stek dengan zat perangsang, misalnya heteroauxin. Pada saat stek akar, digunakan tunas akar karena terdapat hormon auksin yang mempercepat proses pembentukan akar dan tunas. Hal ini sesuai dengan literatur Halimursyadah et al (2014) yang menyatakan bahwa sumber bahan stek yang terbaik dijumpai pada tunas akar karena hormon auksin terdapat pada ujung akar sehingga mempercepat terjadinya proses pembentukan akar dan tunas. Pada saat proses stek, pertumbuhan akar dipengaruhi oleh hormon auksin, jika konsentrasi auksin rendah maka akan memacu pemanjangan akar begitu sebaliknya. Hal ini sesuai dengan literatur Supriyanto dan Prakasa (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan akar baru pada stek dipengaruhi oleh ketersediaan hormon auksin pada bahan stek. Pada tanaman auksin banyak terbentuk pada tunas baru. Terdapat konsentrasi IAA yang lebih tinggi pada kuncup yang sedang tumbuh dibandingkan pada kuncup yang tidak sedang tumbuh. Pemberian auksin dalam konsentrasi yang sangar rendah akan memacu pemanjangan akar bahkan pertumbuhan akar utuh dan pada konsentrasi yang lebih tinggi pemanjangan hampir selalu terhambat.



KESIMPULAN 1. Perbanyakan tanaman dengan stek diperoleh dengan cara menanam bagian tertentu dari tanaman pucuk, akar, cabang bahkan daun. 2. Faktor yang menghalangi dalam stek ialah kandungan lignin yang tinggi dan cincin skelenkim. 3. Stek akar dapat digunakan pada tanaman seperti tanaman sukun, cemara, jambu biji, jeruk keprok dan kesemek. 4. Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi bibit ialah faktor tanaman, faktor lingkungan dan keterampilan orang yang mengerjakannya. 5. Zat pengatur tumbuh terbagi atas sitokinin, auksin dan giberelin 6. Zat pengatur tumbuh berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar saat dilakukan penyetakan. 7. Perakaran stek dipengaruhi proses pembentukan akar, kondisi tanah dan horman auksin. 8. Pada saat stek akar, digunakan tunas akar karena terdapat hormon auksin yang mempercepat proses pembentukan akar dan tunas. 9. Pada saat proses stek, pertumbuhan akar dipengaruhi oleh hormon auksin, jika konsentrasi auksin rendah maka akan memacu pemanjangan akar begitu sebaliknya.



DAFTAR PUSTAKA



Aak. 1991. Budidaya Tanaman Mangga. Yogyakarta. Kanisius, hal: 43 Hartmann HT, DE Kester, FT Davies, Jr, RL Geneve. 2002. Plant Propagation: Principles and Practices. Prentice Hall Inc. Engelwoods Clifs. New Jersey. Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta. 68 hal. Imelda, M., A. Wulansari, dan Y.S. Poerba. 2008. Regenerasi Tunas dari Kultur Tangkai Daun Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume). Biodiversitas, 9 (3): 173-176. Naipospos, Hevyana. 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Dan Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Vol. 2. No.2 Nina, C. Onica, E. Rosca, I. Dumitras, A. Clapa, D. dan Fira, A. 2011. The Biologi Of The Propagagation Of Species, Plant Devolop, 18 : 17 – 26 . Owuor, B. Musimi. Ocaidi. dan Asimwe. 2009.Vegetative Propagation of The Large Sour Plum By Rooting f Plagiotropic, Arpn of Agrikultur and Biological Science, 4 (1) :19 – 25. Rahman, E., Maria, L. dan Yomi T. 2012. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif. Makalah Dasar-Dasar Agronomi. Program Studi Agribisnis. Universitas Jambi. Jambi. Sumiasrih. 2005.. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya, Yunanda J, S Murniati, Yoseva. 2015. Pertumbuhan stek batang tanaman buah naga (hylocereus costaricensis) dengan pemberian beberapa konsentrasi urin sapi. JOM Faperta 2(1): 1-8. Yustina, E. W.1994. Jenis dan Budidaya. Depok: Penebar Swadayana. Widiarsih, S., Minarsih, Dzurrahmah, B. Wirawan, dan W. B. Suwarno. 2008. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan. Artikel.