Laporan RTK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI



PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI ACARA 4 GPS GEODETIK LAPORAN



OLEH : PAUL KALABA D611 16 502



GOWA 2016



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, peta bukanlah sesuatu yang asing didengar,



bahkan saat ini oleh banyak kalangan atau lembaga, peta digunakan sebagai sumber informasi mengingat kelebihan informasinya yang menyatakan unsur spasial (keruangan) di dalamnya. Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu dan dijelaskan dalam bentuk simbol dan dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah. Dalam mendorong kemajuan pembangunan khususnya dalam analisis spasial, pemberian informasi geografis, letak wilayah dan berbagai informasi dalam suatu wilayah, peran peta sangatlah penting. Peta sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek-obyek alamiah maupun buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu objek dengan obyek lainnya. Peta topografi dihasilkan melalui sebuah proses yang disebut pemetaan. Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan yang memindahkan fakta keadaan sesungguhnya di lapangan ke atas kertas gambar atau ke dalam peta dasar yang tersedia. Pemetaan menggambarkan penyebaran dan merekonstrusi kondisi alamiah tertentu secara meruang yang dinyatakan dengan titik, garis, symbol dan warna. Pelaksanaan pekerjaan pemetaan secara langsung dilapangan, didukung oleh peralatan atau pesawat ukur. Salah satu alat yang biasa digunakan yaitu GPS Geodetik (RTK). RTK memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi, dengan tingkat ketelitian tersebut RTK menjadi salah satu alat yang menjadi pilihan utama bagi para Gologist dalam mengukur bukit dengan tingkat variasi lereng yang sangat bervariasi. Salah satu tempat yang sangat ideal adalah Bukit Kampus Gowa.



I.2



Maksud dan Tujuan



Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu agar peserta dapat membuat peta topografi dari pengambilan titik-titik dilokasi pemetaan. Sedangkan tujuan dari praktikum acara ini adalah: 1. Peserta dapat mengetahui kordinat tiap-tiap patok dan titik-titik pada lokasi. 2. Peserta memperoleh kisaran jarak horizontal antar titik. 3. Peserta dapat mengetahui besarnya pelencengan titik terhadap metode-metode sebelumnya. 4. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode RTK. 1.3



Waktu dan Lokasi Pengukuran Pengambilan data lapangan dengan menggunakan total station dilakukan pada



pagi hari tepatnya pukul 10.00 WITA pada tanggal 03 Desember 2016. Lokasinya berada pada Bukit Kampus Gowa, Kecamatan Bonto Marannu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan .



1.4



Alat dan Bahan Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan mulai dari pengambilan data



sampai pembuatan peta yaitu: 1. Base 2. Rover 3. Treepod 4. Payung



1.5



Prosedur Pengukuran Langkah-langkah dalam



pengambilan data lapangan menggunakan GPS



Geodetik yaitu sebagai berikut: 1.



Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan



2.



Memasang tripod pada base dan tongkat penyangga rover



3.



Memasang antena, radio, baterai eksternal, dan controler pada base



4.



Menempatkan base pada tempat yang paling tinggi.



5.



Menyentringkan base dengan memutar sekrup A-B-C.



6.



Menyetting up controller base.



7.



Memasang antena, radio, dan controller pada rover.



8.



Menyetting up controller rover



9.



Menempatkan rover pada daerah pinggir bukit.



10. Memindahkan rover dari pinggir yang lain ke lainnya dengan jarak 10 langkah.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Peta



2.1.1 Pengertian Peta Menurut Treman (2014), peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsure permukaan bumi yang digambarkan dalam skala tertentu. Peta adalah suatu representasi unsur unsur atau kenampakan kenampakan abstrak yang dipilih di permukaan bumi atau yang berkaitan dengan permukaan bumi, yang umumnya digambarkan dalam sebuah bidang datar dengan penggunaan tertentu. Berdasarkan teknologi yang dipergunakan, peta dibagi menjadi dua, yaitu peta format manual dan peta format digital (Suharjo, 2008). Peta adalah sebuah alat peraga untuk menyampaikan sebuah ide, yang dapat berupa gambaran suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan, dan semua hal-hal yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Karena berfungsi sebagai alat peraga, maka peta akan dengan mudah mengetahui data / fakta yang berkaitan dengan keruangan, legenda, judul, skala, dan indeks peta tersebut. Peta dapat diartikan juga sebagai gambaran dari data / fakta yang bersifat keruangan yang diwakili dalam bentuk titik, garis dan polygon (Utomo, 2009). 2.1.2 Jenis-jenis Peta Dasar pengklasifikasian peta secara umum menurut Bos (1997) dalam Sinaga (1999) adalah: 1) Klasifikasi Peta Berdasarkan Skala. Klasifikasi peta berdasarkan skala dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: a) Peta Berskala Sangat Besar



Yang di maksud peta berskala sangat besar adalah peta yang mempunyai skala > 1 : 10.000. b) Peta Berskala Besar Yang di maksud peta berskala besar adalah peta yang mempunyai skala < 1 : 100.000 - 1 : 10.000. c) Peta Berskala Sedang Yang di maksud peta berskala sedang adalah peta yang mempunyai skala 1 : 100.000 - 1 : 1.000.000. d) Peta Berskala Kecil Yang di maksud peta berskala kecil adalah peta yang mempunyai skala > 1 : 1.000.000. 2) Klasifikasi Peta Berdasarkan Maksud/Tujuan. Klasifikasi peta berdasarkan maksud/tujuan yaitu: a) Peta untuk tujuan pendidikan b) Peta untuk tujuan ilmu pengetahuan c) Peta untuk Informasi umum d) Peta turis e) Peta navigasi f) Peta aplikasi teknik g) Peta perencanaan 3) Klasifikasi Peta Berdasarkan Isi. Klasifikasi peta berdasarkan isi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: a) Peta Topografi Peta topografi merupakan peta yang memperlihatkan gambaran roman muka bumi, dan dibuat tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi, di mana dimensi yang terakhir ini digambarkan dengan garis kontur. b) Peta Tematik Peta tematik merupakan peta yang berisikan keterangan-keterangan khusus untuk bidang tertentu. Contohnya: Peta Iklim dan Peta Geologi.



c) Peta Navigasi Peta navigasi merupakan peta yang menunjukkan lintas perhubungan laut yang dibuat oleh Departemen Perhubungan 2.2



Garis Kontur



2.2.1 Pengertian Kontur Kontur adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi. 2.2.2 Karakteristik Kontur Adapun karakteristik dari kontur adalah sebagai berikut: a. Garis-garis kontur pada peta topografi menggambarkan tinggi-rendahnya (relief) permukaan bumi b. Garis kontur menggambarkan bentuk tiga dimensi (3D) yang mempunyai unsur panjang, lebar dan tinggi c. Kontur bulat yang terkecil dari kontur-kontur yang ada merupakan puncakan dari suatu gunung atau bukit d. Kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk daerah khusus seperti depresi tanah e. Kontur yang diberi garis-garis kecil (ticks) menyerupai buli mata merupakan depresi tanah (cekungan) yang nilai ketinggian konturnya berkurang, seperti kawah atau kaldera pada gunung api, dan danau. f. Kontur tidak pernah saling berpotongan dan bercabang, jika kontur terlihat bercabang atau berpotongan maka perpotongan dan percabangan tersebut terjadi antara kontur dan lainnya (sungai atau jalan), dari segi warna akan terlihat jelas berpotongan atau barcabang dengan bentukan lainnya g. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur menyerupai berbentuk ‘U’ yang ujung lengkungannya selalu menjauhi puncak



h. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur menyerupai berbentuk ‘V’ yang ujung tajamnya menjorok ke dalam mendekati puncak, pada lembahan besar biasanya terdapat aliran sungai i. Kontur yang saling berhimpitan (2 kontur atau lebih) menunjukkan daerah yang sangat curam, pada punggungan merupakan patahan/tebing dan pada lembahan merupakan air terjun j. Beda ketinggian antara kontur yang satu dengan yang lainnya/ interval kontur (contour interval -CI-) adalah tetap walaupun kerapatan konturnya berubah-ubah (rapat atau renggang). Perbedaan tinggi dua kontur yang berurutan adalah 1/2.000 dari skala. k. Daerah datar/landai mempunyai kontur renggang/jarang-jarang, sedangkan daerah terjal/curam mempunyai kontur rapat-rapat Contour index merupakan kontur tebal yang pada umumnya terdapat nilai ketinggian konturnya. l. Kontur bantu yang digambarkan putus-putus menyatakan setengah nilai ketinggian dari interval kontur yang berurutan m. Sadlle/pelana merupakan lembahan yang terletak di antara dua garis ketinggian/kontur yang sama tingginya tetapi terpisah antara satu kontur dengan kontur lainnya. 2.2.3 Jenis-Jenis Kontur Secara umum jenis kontur yang tergambarkan pada isi muka peta topografi digolongkan menjadi ada 3 (tiga), ketiga jenis kontur tersebut hanya untuk membedakan fungsinya saja antara satu kontur dengan lainnya. a. Garis kontur biasa, yaitu garis kontur yang digambarkan dengan garis tipis b. Garis kontur tebal, yaitu garis kontur yang digambarkan dengan garis tebal, pada garis kontur ini biasanya terdapat nilai ketinggian kontur dari permukaan laut (contour index). Untuk peta RBI skala 1:25.000, kontur tebal setiap kelipatan



empat kontur (per 50 m) dan skala 1:50.000 kontur tebalnya setiap kelipatan sepuluh kontur (per-250 m) c. Garis kontur putus-putus, yaitu garis kontur bantu yang berada antar dua nilai garis kontur, nilai kontur ini adalah setengah dari nilai kontur yang ada. Penggambaran garis kontur ini bertujuan untuk menunjukkan bentukan alam tertentu yang tidak tergambarkan karena tingginya tidak mencapai satu nilai kontur, tetapi tingginya lebih dari setengah nilai kontur yang ada. 2.3



GPS (Global Positioning System)



2.3.1 Pengertian GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. 2.3.2 Kemampuan GPS Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya. 2.3.3 Segmen Penyusun Sistem GPS Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit, dan segmen pengguna. Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan



menerima sinyal –sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di/dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi dengan peralatan untuk mengontrol attitude satelit. Satelit-satelit GPS dapat dibagi atas beberapa generasi yaitu ; blok I, blok II, blok IIA, blok IIR dan blok IIF. Hingga april 1999 ada 8 satelit blok II, 18 satelit blok II A dan 1 satelit blok II R yang operasional. Secara umum segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS di manapun berada. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS ( GPS receiver ) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data. 2.3.4 Tipe alat (Receiver ) GPS Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat ketelitian (posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe Navigasi (Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 – 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan geodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan juta rupiah untuk 1 unitnya. 2.3.5 GPS Geodetik GPS Geodetic adalah GPS yang mempunyai kemampuan untuk menangkap signal L1, L2, atau GNSS. GPS Geodetic mempunyai kemampuan untuk merekam Raw data, yang secara umum mempunyai Format RINEX. GPS ini mempunyai ketelitian lebih tinggi dari GPS Navigasi. Ketelitiannya bahkan sampai milimeter. Beda dengan GPS Navigasi, untuk GPS Geodetic minimal untuk mendapatkan ketelitian tinggi harus menggunakan dua alat waktu pengukuran. Jadi satu set GPS Geodetic terdiri dari dua alat, sebagai base station dan sebagai rover.



Aplikasi dari GPS Geodetic antara lain : 1. Untuk penentuan batas wilayah misal : batas antar negara, batas antar wilayah. 2. Penentuan titik kontrol : untuk BPN, Bakosurtanan, Titik Kontrol Tambang. 3. Pemetaaan Topografi 4. Penentuan Volume 5. Stake out : mencari koordinat di lapangan 6. Penentuan titik-titik bor 2.4 Aplikasi Arc Gis 2.4.1 Pengertian Arc Gis ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView(komponen yang focus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi geoprosesing) Software ArcGIS pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999, yaitu dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan, modifikasi dan peningkatan dari 2 software ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan Arc/INFO Workstation 7.2 (terutama untuk tampilannya). Bagi yang sudah terbiasa dengan kedua software tersebut, maka sedikit lebih mudah untuk bermigrasi ke ArcGIS.0. ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut: 1. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya; 2. ArcGIS Desktop, memiliki lima tingkat lisensi:  



ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar; ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses GIS dan pemetaan dengan komputer. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru, memilih (query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir dalam



  



laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisa sig (analyzing), presenting result, customizing data dan programming ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dab geodatabase; ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis. ArcCatalog , tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) mendokumentasikan data spasial maupun metadata dan



menyimpan (documentation) data – data SIG. ArcCatalog membantu dalam proses eksplorasi dan pengelolaan data spasial. Setelah data terhubung, ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Bila ada data yang akan digunakan, dapat langsung ditambahkan pada peta. Seringkali, saat memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data tersebut mungkin masih perlu diubah sistem koordinat atau proyeksinya, dimodifikasi atributnya, atau dihubungkan antara data geografis dengan atribut yang tersimpan pada tabel terpisah. Pada saat data siap, isi dan struktur data sebagaimana halnya perubahan-perubahan yang dilakukan, harus didokumentasikan. Berbagai aktivitas pengelolaan data ini dapat dilakukan menggunakan fasilitas yang tersedia pada ArcCatalog. 2.ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0 pada awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Produk yang paling terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh pengguna GIS adalah Arc/Info 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih digunakan karena sifatnya yang ringan, tidak haus memory dan kelengkapan fasilitasnya cukup memadai. Saat ini, produk terakhir ESRI adalah ArcGIS versi 10 yang dirilis pada 28 Juni 2010 yang lalu. Dengan bervariasinya kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI mencakup penggunaan GIS pada berbagai skala: 1. ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS profesional (perorangan maupun institusi) 2. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi dan pengembangan 3. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet



4. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini mengumpulkan data lapangan. Pengaturan pada data frame sangat penting untuk diketahui, pengaturan tersebut terutama adalah meliputi:    



pengaturan unit peta yang kita buat (tab General) penentuan skala tampilan (tab Data Frame) penentuan sistem koordinat (tab Coordinate System) Pengaturan grid koordinat pada layout (tab Grid)



2.4.2 Kelemahan Arc Gis 1. 2. 3.



4. 5.



ArcGIS perlu spek hardware yang lebih tinggi. Dalam bahasa yang simple, ArcGIS lebih berat. ArcGIS secara default tidak support multi View dan multi layout. Ini sangat menyulitkan pembuatan peta masal seperti Peta kegiatan GNRHL Penggunaan ArcGIS tidak akan efisien jika tidak menggunakan beberapa software yang lain selain ArcMap yang dibuka bersama, misalnya ArcCatalog, Windows Explorer, dan Notepad. ArcGIS tidak 100% persen kompatible dengan ArcView 3x. Proses migrasi akan sangat revolusioner, seperti migrasi dari MS Word 2003 ke MS Word 2007. Di ArcGIS terdapat Xtool dan ET tetapi berbayar..



2.4.3 Keunggulan ArcGIS ArcGIS itu sangat berguna dalam berbagai bidang kehidupan dan lebih unggul daripada sistem informasi biasa. Misalnya : 



  



Pelayanan kesehatan contohnya dapat mengembangkan sebentuk peta ilustrasi sehingga dapat memudahkan user untuk membuat peta dalam suatu wilayah yang mengilustrasikan distribusi atau penyebaran terhadap suatu penyakit, kematian bayi, dsb. Dalam bidang agriculture : user dapat mengetahui bagaimana cara untuk meningkatakan suatu produksi berdasarkan data yang ada. Dalam bidang marketing sehingga kita dapat cara meningkatakan/ mengoptimalisasikan pemasaran. Dalam bidang Geografi : Misalnya kita dapat mengetahui lokasi rawan yang terjadi dari bencana alam.



Dengan adanya GIS maka akan mempermudah user untuk menganalisis, mencari suatu informasi sehingga dapat membantu user untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan data/ fakta yang terjadi. GIS juga dapat mengahsilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam.



BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil