LITBANG Kelas C Kel 1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • wendy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PUSAT KESEHATAN



PROPOSAL KEGIATAN LITBANGHAN PROGRAM TA. 2018 tentang HUBUNGAN PREDIKSI MORTALITAS DAN TINGKAT KERENTANAN PADA PRAJURIT TNI AD YANG TERINFEKSI HIV



Jakarta,



2017



MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PUSAT KESEHATAN



PROPOSAL KEGIATAN LITBANGHAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) / TERM OF REFERENCE (TOR) PROPOSAL KEGIATAN LITBANGHAN TNI AD



Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pertahanan Unit Eselon I



: Markas Besar Angkatan Darat



Program



: Program Dukungan Kesiapan Matra Darat



Hasil



: Tercapainya tingkat kesiapan personel dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan kemampuan TNI AD menuju MEF



Unit Eselon II / Satker



: Pusat Kesehatan Angkatan Darat



Kegiatan



: Penelitian dan pengembangan Insani



Indikator Kinerja Kegiatan



: Prosentase (%) terlaksananya penelitian, pengkajian, pengembangan dan rancang bangun serta evaluasi untuk meningkatkan kemampuan materiil, personel dan organisasi



Sub Kegiatan



: Hubungan Prediksi Mortalitas dan Tingkat Kerentanan Prajurit TNI AD yang Terinfeksi HIV



Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan hasil kegiatan Litbang Insani Volume



A.



: 1 (satu)



Latar Belakang. 1.



Dasar hukum tugas fungsi/kebijakan. a. Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Penelitian dan Pengembangan bidang Pertahanan di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; b. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/29-02/XII/2013 tanggal 6 Desember 2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penelitian dan Pengembangan Insani; dan c. Keputusan Puskesad Nomor Kep/570/XII/2016 tanggal 29 Desember 2016 tentang Program Kerja dan Anggaran Puskesad TA.2018.



2 2.



Gambaran Umum. Infeksi HIV merupakan pandemi global. Pada tahun 2014, sejumlah 36,9 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 1,8 juta orang meninggal karena AIDS pada tahun 2010. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan angka kematian pada tahun 2005, yaitu 2,2 juta orang di seluruh dunia. (https://en.wikipedia.org/wiki/Epidemiology of HIV/AIDS, 2016). Di Indonesia sampai dengan tahun 2015 menurut UNAIDS 2016, terdapat 690000 orang yang menderita infeksi HIV, dengan 35000 kematian yang berhubungan dengan AIDS. Penggunaan terapi antiretrovirus menurunkan morbiditas dan mortalitas infeksi HIV. Individu dengan HIV dapat bertahan hidup seperti individu sehat dan mengalami proses menua. Infeksi HIV merupakan infeksi kronik ditandai dengan kondisi imunodefisiensi progresif, peradangan kronik dan infeksi oportunistik yang berat. Pasien dengan infeksi HIV stadium 4 umumnya dalam kondisi klinis yang buruk sehingga meningkatkan dependensi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini berbeda dengan pasien dengan infeksi HIV stadium 1-3. Pada stadium ini pasien dengan infeksi HIV dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari layaknya orang sehat. Namun di masyarakat pasien dengan infeksi HIV dianggap tidak mampu lagi untuk melaksanakan aktivitas dan kegiatannya sehingga tidak jarang mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam bekerja. Ketidakmampuan pasien dengan infeksi HIV dalam melakukan kegiatan sehari-hari berhubungan dengan kondisi frailty. Frailty didefinisikan sebagai keadaan meningkatnya kerentanan yang berhubungan dengan proses menua dan menurunnya kapasitas fungsional tubuh. Seseorang dikatakan frailty jika memenuhi 3 dari 5 kriteria fenotip menurut Fried, et al, yaitu rendahnya kemampuan genggam tangan (low grip strength),energi, kecepatan berjalan, aktivitas fisik dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Tabel 1. Kriteria fenotip frailty berdasarkan Fried, dkk. (Ianas, Berg, Mohler, Wendel , & Klotz, 2012) a. Shrinking measured unintentional weight los ≥ 10 pounds in the pror year Slowness : decreased walking time as defided by a timed 15-foot walk test; time adjusted for gender and standing height < 159 cm who walked 15 feet in < 7 seconds are considered frail; men ˃ 173 cm and women ˃ 159 cm who walked 15 feet in ˃ 6 seconds are considered frail: b. Weakness : decreased grip strength measured by a dynamometer; value adjusted for sex and body mass index (BMI). Men with a BMI ≤ 24 are considered frail if the grip strength (kg) is ≤ 29; for a BMI of 24. 1 to 28, a man is frail if the grip strength is ≤ 30; and for a BMI ˃ of ≤ 23 is of 23.1 to 26 is considerad frail if the grip strength is ≤ 17.3; a BMI of 26.1 to 26.1 to 29 is considered frail if the grip strength is ≤ 17.3; a BMI of ˃ 29 is consigdered frail if the grip strength is ≤ 21;



3 a. Low physical activity level : a weighted score of kilocalories expended per week measured by the Minneota Leisure Time Activity Questionnaire that asks about activities like daily living, sports, and hobbies. There is frailty when males use < 383 kcal/week and females < 270 kcal/ week 12; b. Exhaustion : self-reported by answering 2 questions from the conter for epidemiologic studies depression scale. 13 the questions asked were how often in the last week did you feel: (a) that everything I did was an effort; or (b) I could not get going. Aswers were 0 =less thn 1 day 1=1 to 2 days, 2 days, 2 =3 to 4 days, and 3 = most of the time . Answereng 2 or 3 to either of these questions a positive criterion for frailty. Veterans Aging Cohort Risk Index (VACS Index) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memprediksi mortalitas 30 hari di ruang perawatan intensif, 1 tahun risiko hospitalisasi dan 5 tahun mortalitas pasien HIV. VACS index juga memprediksi kejadian risiko jatuh, dan berhubungan dengan massa otot, status fungsional, fungsi neurokognitif dan marker untuk frailty. (Akgun, 2014). VACS index berupa skor yang terdiri dari usia, jumlah absolut CD4, jumlah virus HIV RNA, nilai hemoglobin, indeks fibrosis hari, nilai Estimated Golmerular Filtration Rate, dan koinfeksi hepatitis C. Skor yang keluar akan menentukan mortalitas pasien dalam 5 tahun. Penelitian Brothers, dkk (Brothers, et al., 2014) memasukkan VACS index sebagai alat untuk menentukan tingkat frailty. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekurangan alat pengukur frailty yang lain. Keunggulan VACS index adalah melibatkan umur, dan tidak memerlukan tes fisik sehingga dapat dilakukan pada pasien rawat inap dan imobilisasi.Menurut penelitian tersebut, skor VACS index berhubungan dengan kekuatan ekstrimitas bawah dan gangguan kognitif. Kelemahan dari penelitian Brothers, dkk adalah penelitian ini belum dapat menunjukkan rentang skor pada VACS index yang mana yang dapat memenuhi kriteria frailty pada pasien HIV. Frailty menunjukkan terdapatnya efek kumulatif yang dipengaruhi usia, sistem fisiologis dan mekanisme homeostatik. Individu yang rentan ini umumnya sering mengeluhkan tentang kesehatannya, disabilitas yang berfluktuasi, menurunnya status fungsional, meningkatnya risiko jatuh, delirium bahkan kematian, yang menyebabkan meningkatnya angka rawat inap di rumah sakit.(Xue, 2011) Menurut penelitian Kooija,dkk (Kooija, et al., 2016) individu yang terinfeksi HIV memiliki kecenderungan lebih frailty dibandingkan dengan individu sehat pada seluruh kategori umur. Menngkatnya penggunaan terapi antiretrovirus menyebabkan meningkatnya penyakit-penyakit yang tidak berhubungan dengan AIDS pada pasien yang terinfeksi HIV (HIV associated non AIDS).



4



Frailty ini berhubungan dengan kondisi HANA (HIV Associated Non AIDS). Kondisi HANA berhubungan dengan aktivasi sistem imunitas seperti CD14, CD163, CD16+Monosit, HLA-DR+/CD38+CD8T cell dan marker imun lain seperti CD45RA+CCR7- CD4+ T cells, sitokin proinflamasi seperti: . interleukin6, TNF.(Brothers, et al., 2014) Risiko frailty meningkat non linier dengan umur dan lamanya terinfeksi HIV. Frailty juga berhubungan dengan CD4