LP Anemia Aplastik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nls
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA APLASTIK DI RUANG PERAWATAN HEMATO ONKOLOGI DI RSUD ULIN BANJARMASIN



DI SUSUN OLEH : Noor Laila Sari, S.Kep NIM: 18NS264



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2019



LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL KASUS



:



NAMA MAHASISWA



: Noor Laila Sari, S.Kep



NIM



: 18NS264



Banjarmasin,………………........2019



Menyetujui, RSUD Ulin Banjarmasin Preseptor Klinik (PK)



Program Studi Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia Preseptor Akademik (PA)



……………………………….. NIK/NIP. ................................



……………………………….. NIK. .......................................



LEMBAR PENGESAHAN JUDUL KASUS



:



NAMA MAHASISWA



: Noor Laila Sari, S.Kep



NIM



: 18NS264



Banjarmasin,………………........2019



Menyetujui, RSUD Ulin Banjarmasin Preseptor Klinik (PK)



Program Studi Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia Preseptor Akademik (PA)



……………………………….. NIK/NIP. ................................



……………………………… NIK. .....................................



Mengetahui, Kepala Jurusan Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Sari Mulia



Dini Rahmayani, S.Kep. Ns., MPH NIK. 1166122004007



LAPORAN PENDAHULUAN A. Anatomi dan Fisiologi



1.



Anatomi Darah



Bagian-bagian darah meliputi : a.



Air



: 91%



b.



Protein



: 3% (albumin,globulin,protombin, dan fibrinogen



c.



Mineral



: 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam magnesium, kalsium, dan zat besi.



d.



Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, asam amino, kolestrol)



Darah terbagi 2 bagian yaitu : a.



Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu : 1)



Eritrosit (sel darah merah) Eritrosit berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel, berdiameter 8 mikron, tebalnya 2 mikron dan ditengah tebalnya 1 mikron. Eritrosit mengandung hemoglobin, yang memberinya warna merah.



2)



Leukosit (sel darah putih) Leukosit dibagi menjadi 2, yaitu :



a)



Granulosit



adalah leukosit yang didalamsitoplasmanya



memiliki butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil, basofil, dan netrofil. b)



Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula, jenisnya adalah limfosit (sel T dan sel B) dan monosit



c) b.



Trombosit/platelet (sel pembeku darah)



Plasma darah Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah.



2.



Fisiologi Darah Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon- hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada



darah



disebabkan



oleh



hemoglobin,



protein



pernapasan



(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan



tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia



memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah pulmonalis, lalu dibawa lagi ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk dibuang sebagai urine.



B. Definisi Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah (Bakhshi, 2015). Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang ditandai dengan penurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh kegagalan produksi di sumsum tulang. Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang diproduksi tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia, yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Bakhshi, 2015). C. Etiologi penyebab pada pasien anemia aplastik menurut Bakhshi (2015) yaitu: 1.



Anemia Aplastik yang Didapat (Acquired Aplastic Anemia) a.



Anemia aplastik sekunder 1)



Radiasi



2)



Bahan-bahan kimia dan obat-obatan a)



Efek regular : Bahan-bahan sitotoksik, Benzene



b)



Reaksi Idiosinkratik : Kloramfenikol, NSAID, Anti epileptic, Emas, Bahan-bahan kimia dan obat-obat lainya



3)



Virus a) Virus Epstein-Barr (mononukleosis infeksiosa) b) Virus Hepatitis (hepatitis non-A, non-B, non-C, non-G) c) Parvovirus (krisis aplastik sementara, pure red cell aplasia) d) Human



immunodeficiency



virus



(sindroma



defisiensi yang didapat) 4)



Penyakit-penyakit Imun a) Eosinofilik fasciitis b) Hipoimunoglobulinemia c) Timoma dan carcinoma timus d) Penyakit graft-versus-host pada imunodefisiensi



b.



5)



Paroksismal nokturnal hemoglobinuria



6)



Kehamilan



Idiopathic aplastic anemia



immune



2.



Anemia Aplatik yang diturunkan (Inherited Aplastic Anemia) a. Anemia Fanconi b. Diskeratosis kongenita c. Sindrom Shwachman-Diamond d. Disgenesis reticular e. Amegakariositik trombositopenia f.



Anemia aplastik familial



g. Preleukemia (monosomi 7, dan lain-lain.) h. Sindroma nonhematologi D. Klasifikasi Anemia aplastik umumnya diklasifikasikan sebagai berikut (Bakta, 2016): 1.



Klasifikasi menurut kausanya : a.



Idiopatik : bila kausanya tidak diketahui; ditemukan pada kira-kira 50% kasus.



b.



Sekunder : bila kausanya diketahui.



c.



Konstitusional : adanya kelainan DNA yang dapat diturunkan, misalnya anemia Fanconi



2.



Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan atau prognosis a.



Anemia aplastik berat Seluraritas sumsum tulang