LP Dan Askep Anemia (Armia Silviani) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DALAM KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA DI WILAYAH KERJA PKM KAYON KOTA PALANGKA RAYA



Di Susun Oleh : Nama



: Armia Silviani



NIM



: 2018.C.10a.0926



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN T.A 2020/2021



i



LEMBAR PENGESAHAN Laporan ini di susun oleh : Nama



: Armia Silviani



NIM



: 2018.C.10a.0926



Program Studi : S-1 Keperawatan Judul



: Laporan Pendahuluan Dalam Keperawatan Keluarga Dengan Diagnosa Medis Anemia Di Wilayah Kerja Pkm Kayon Kota Palangka Raya



Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk mneyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 4 Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya. Laporan Keperawatan ini telah disetujui oleh : Pembimbing Akademik



Pembimbing Lahan



Ika Paskaria, S.Kep.



Kristalili, S.Kep., Ners Mengetahui



Ketua Program Studi S1 Keperawatan



Meilitha Carolina, Ners, M.Kep



i



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Pendahuluan Dalam Keperawatan Keluarga Dengan Diagnosa Medis Anemia Di Wilayah Kerja Pkm Menteng Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Praklinik Keperawatan IV (PPK 4) pada Program Studi S-1 Keperawatan. Penulis



menyadari



bahwa



pelaksanaan



dan



penyusunan



Laporan



Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1)



Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya.



2)



Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.



3)



Ika Paskaria, S.Kep. Selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.



4)



Kristalili, S.Kep., Ners Selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini



5)



Semua



pihak yang



turut ambil



bagian dalam



membantu



penulis



menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima kasih. Palangka Raya, 22 Oktober 2021 Penulis ii



iii



DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



Latar Belakang................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah...........................................................................................2



1.3



Tujuan Penulisan............................................................................................3



1.4



Manfaat Penulisan..........................................................................................3



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5 2.1



Konsep keluarga...........................................................................................5



2.1.1 Definisi keluarga.............................................................................................5 2.1.2 Fungsi keluarga...............................................................................................5 2.1.3 Tahap-tahap perkembangan keluarga.............................................................6 2.1.4 Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan.......................................................8 2.2. Konsep Penyakit Anemia.............................................................................8 2.2.1 Definisi Anemia..............................................................................................8 2.2.2 Anatomi Fisiologi...........................................................................................9 2.2.3 Etiologi.........................................................................................................11 2.2.4 Klasifikasi.....................................................................................................14 2.2.5 Patofisiologi..................................................................................................16 2.2.6 Manifestasi klinis..........................................................................................18 2.2.7 Komplikasi....................................................................................................18 2.2.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................................20 2.2.9 Penatalaksanaan Medis.................................................................................21 2.3



Manajemen Asuhan Keperawatan............................................................23



2.3.1 Pengkajian Keperawatan..............................................................................23 2.3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................26 2.3.3 Intervensi Keperawatan................................................................................27



iii



iv



2.3.4 Implementasi Keperawatan..........................................................................30 2.3.5 Evaluasi Keperawatan..................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31



iv



1



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih



sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia (Rasmaliah,2004). Anemia dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Anemia kurang besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Konsumsi zat besi dari makanan sering lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang rendah absorbsi zat besinya (Rasmaliah,2004). Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Kebutuhan gizi meningkat selama kehamilan untuk pertumbuhan janin, plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar dan metabolisme basal yang meningkat (Fatimah, 2011). Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia, dan bayi lahir dengan BBLR (Lubis, 2003).



1



2



Salah satu upaya dalam penyembuhan anemia terkhusus pada kesehatan keluarga dengan mengenal masalah kesehatan dan melakukan perawatan pada anggota keluarga merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien dengan anemia untuk mencegah komplikasi dan serangan berulang. Oleh karena itu penulis tertarik utnuk membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Anemia di puskesmas Kayon Palangkaraya. 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil suatu rumusan



masalah, yaitu Bagaimana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan diagnosa medis Anemia 1.3



Tujuan Penulisan



1.3.1 Tujuan Umum Penulis mampu memahami konsep Anemia dan mempelajari Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami Anemia serta memberi pemahaman pada penulis agar dapat belajar dengan lebih baik lagi. 1.3.2



Tujuan Khusus Adapun Tujuan Khusus penulisan Laporan Pendahuluan ini yaitu penulis



mampu : 1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penyakit Anemia 1.3.2.2 Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen asuhan keperawatan pada pasien Anemia 1.3.2.3 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien keluarga dengan diagnosa medis Anemia 1.3.2.4 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada keluarga dengan diagnosa medis Anemia 1.3.2.5 Mahasiswa dapat menentukan intervensi pada keluarga dengan diagnosa medis Anemia



3



1.3.2.6 Mahasiswa dapat melakukan implementasi pada keluarga dengan diagnosa medis Anemia 1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan diagnosa medis Anemia 1.3.2.8 Mahasiswa mampu membuat dokumentasi pada keluarga dengan diagnosa medis Anemia 1.4



Manfaat Penulisan



1.4.1



Untuk Mahasiswa Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan agar dapat mengetahui



dan memahami konsep Penyakit Anemia dan agar dapat melakukan pencegahan untuk diri sendiri dan orang disekitar agar tidak mengalami Anemia 1.3.2



Untuk Klien dan Keluarga Manfaat penulisan bagi klien dan keluarga yaitu agar klien dan keluarga



dapat mengetahui gambaran umum dari Anemia beserta tanda gejala serta perawatan yang benar bagi klien agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam lingkungan keluarganya. 1.3.3



Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit) Manfaat penulisan bagi Pendidikan yaitu dapat digunakan sebagai



referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang konsep Anemia dan ilmu tentang asuhan keperawatan keluarga dengan Anemia Manfaat penulisan bagi Rumah Sakit yaitu agar dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga bagi pasien khusunya Anemia 1.3.4



Untuk IPTEK



Mampu mengembangkan lebih dalam lagi mengenai pengetahuan di bidang kesehatan khususnya pada asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan Anemia



4



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Konsep Anemia



2.1.1 Pegertian Anemia Anemia adalah keadaan yang ditandai dengan berkurangnya hemoglobin dalam tubuh (Amalia & Tjiptaningrum, 2016). Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah kurang dari normal (Romandani & Rahmawati, 2020). Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau konsentrasi hemoglobin didalam tubuh turun, sehingga dapat menyebabkan gangguan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh (WHO, 2014) dalam (Noviyanty et al., 2021). Berdasarkan 3 pengertian diatas maka dapat disimpulkan anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kadar hemoglobin dalam tubuhnya. 2.2.1 Etiologi Beberapa Penyebab anemia yaitu : 1.



Hemolisis (eritrosit mudah pecah)



2.



Perdarahan



3.



Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)



4.



Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper Sedanngkan menurut (Kemenkes, 2018) Penyebab anemia yaitu:



1.



Defisiensi zat gizi a. Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat gizi



5



lain yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12. b. Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri. 2.



Perdarahan (Loss of blood volume) a. Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang mengakibatkan kadar Hb menurun. b. Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan



3.



Hemolitik a. Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa. b. Pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik yang menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.



2.2.2 Patifisiologi Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi). Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan



6



bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan



hemplitik)



(hemoglobinemia). 



maka



hemoglobin



akan



muncul



Apabila



konsentrasi



plasmanya



dalam



melebihi



plasma kapasitas



haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).  Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.



7



8



WOC Anemia Manifestasi Klinis: 1. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk) 2. Palpitasi 3. Kelelahan 4. Nausea 5. Epitaksis



Gangguan menstruasi,peradangan lambung,kanker usus, efek samping obat berkurangnya sel darah merah



Kurang Pengetahuan Breath (B1) O2 dan nutrsi berkurang



Takipnoe



Kurangnya Informasi



Anemia



Blood ((B2)



Brain (B3)



Peningkatan katup jantung



O2 dan nutrisi berkurang



hipertrofi



uncompersated



anoreksia



Metabolism anaerob



Co2 meningkat Penurunan Curah jantung Asidosis Respiratorik



Pola Nafas Tidak efektif



MRS



As laktat meningkat



Hospitalisasi



Bladder (B4)



Bowel (B5)



Bone (B6)



Penurunan perfusi ke ginjal



Penurunan aliran darah ke usus



Penurunan aliran darah ke



Penurunan peristaltic menurun



Kelemahan otot



Disfungsi usus



Intoleransi Aktivitas



Penurunan GFR Nyeri kepala dan tengkuk



Sakit kepala



Oliguria



Distensi



Nyeri dan sakit kepala



Kesulitan tidur



Nyeri Akut



Gangguan Pola Tidir



Kelebihan volume cairan



Reflek mual muntah Resiko Defisit Nutrisi



9



2.2.3 Manifestasi klinis (tanda dan gejala) Beberapa tanda dan gelaja dari anemia yaitu: 1.



Lemah, letih, lesu dan lelah



2.



Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang



3.



Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi



4.



Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)



5.



Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)



6.



Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP



7.



Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)



2.2.4 Komplikasi Komplikasi umum akibat anemia adalah: 1.



Gagal jantung,



2.



Kejang.



3.



Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )



4.



Daya konsentrasi menurun



5.



Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun



2.2.5 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dialkukan pada anemia yaitu: 1.



Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 



2.



Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum



10



3.



Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.



2.2.6 Penatalaksanaan medis Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang: 1. Anemia aplastik:



a. Transplantasi sumsum tulang b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG) 2. Anemia pada penyakit ginjal



a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan 3.



Anemia pada penyakit kronis



2.



Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.



4.



Anemia pada defisiensi besi a. Dicari penyebab defisiensi besi b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.



5.



Anemia megaloblastik a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM. b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi. 5) Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi..



11



2.2 Konsep Dasar Lansia 2.2.1



Definisi Lansia Pengertian



lansia



(Lanjut



Usia)



adalah



fase



menurunnya



kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013). 2.2.2



Proses Menua Proses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006 dalam Psychologymania, 2013).



2.2.3



Teori Proses Menua



Teori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut : 1. Teori Biologis 1) Teori radikal bebas Radikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas akan dihancurkan oleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan



seperti



kendaraan



bermotor,



radiasi,



sinar



ultraviolet,



mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan. Radikal bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas



12



menyerang molekul, akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang menyebabkan bintikbintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas. 2) Teori cross-link Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin,



komponen



jaringan



ikat,



membentuk



senyawa



yang



lama



meningkatkan regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter & Perry, 2005). 3) Teori imunologis Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri. 2. Teori Psikososial 1) Teori Disengagement (Penarikan Diri) Teori ini menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.



13



2) Teori Aktivitas Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya



fungsi peran lansia



secara negatif



mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan. 3) Teori Kontinuitas Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan kualitas hidup. 2.2.4



Tugas Perkembangan Lansia Menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu: 1)



Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya.



2)



Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan hidupnya, keluarga, dan teman.



3)



Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status kesehatan dan ekonomi



4)



Menyiapkan pendapatan yang memadai



5)



Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal



6)



Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif



7)



Memelihara kebersihan diri



8)



Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman



9)



Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi



10) Memulai



hobi



baru



(selain



kegiatan



meningkatkan status 11) Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan



sebelumnya)



yang



14



12) Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi 13) Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam filosofi atau agama. 2.2.5



Batasan Lanjut Usia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan lanjut usia meliputi : 1) Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun. 2) Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun. 3) Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun. 4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun



2.2.6



Tanda dan Gejala Tanda dan Gejala menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu: 1. Perubahan Organik a) Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat. b) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya menghilang. c) Jumlah sel yang berfungsi normal menurun. d) Jumlah lemak meningkat. e) Penggunaan oksigen menurun. f)



Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun.



g) Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit. h) Ekskresi hormon menurun. i)



Aktivitas sensorik dan persepsi menurun



j)



Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.



k) Lumen arteri menebal 2. Sistem Persarafan Tanda: a) Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel neuroglial.



15



b) Penurunan syaraf dan serabut syaraf. c) Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranim d) Penebalan leptomeninges di medulla spinalis. Gejala: a) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler, parkinsonisme b) Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambat c) Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedang d) Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan menekukke depan e) Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala 3.



Sistem Pendengaran. Tanda : a) Hilangnya neuron auditorius b) Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendah c) Peningkatan serumen d) Angiosklerosis telinga Gejala a) Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya, penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan) b) Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang mengganggu, atau bila percakapan cepat. c) Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran



4.



Sistem Penglihatan Tanda : a) Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut b) Penumpukan pigmen. c) Penurunan kecepatan gerakan mata. d) Atrofi otot silier. e) Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensa f)



Penurunan sekresi air mata.



Gejala :



16



a) Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan adaptasi terhadap terang/gelap b) Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukan c) Peningkatan insiden glaucoma d) Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuh e) Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violet f) Peningkatan kekeringandan iritasi mata. 5.



Sistem Kardiovaskuler Tanda : a) Atrofi serat otot yang melapisi endokardium b) Aterosklerosis pembuluh darah c) Peningkatan tekanan darah sistolik. d) Penurunan komplian ventrikel kiri. e) Penurunan jumlah sel pacemaker f)



Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.



Gejala: a) Peningkatan tekanan darah b) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar c) Peningkatan aritmia d) Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisi e) Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darah f) Penurunan toleransi 6.



Sistem Respirasi Tanda: a) Penurunan elastisitas jaringan paru. b) Kalsifikasi dinding dada. c) Atrofi silia. d) Penurunan kekuatan otot pernafasan. e) Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2). Gejala:



17



a) Penurunan efisiensi pertukaran ventilasi b) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasis c) Peningkatan resiko aspirasi d) Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnia e) Peningkatan kepekaan terhadap narkotik 8.



Sistem Gastrointestinal Tanda: a) Penurunan ukuran hati. b) Penurunan tonus otot pada usus. c) Pengosongan esophagus makin lambat d) Penurunan sekresi asam lambung. e) Atrofi lapisan mukosa Gejala: a) Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makan b) Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambat c) Penurunan penyerapan kalsium dan besi d) Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit divertikuler



9.



Sistem Reproduksi Tanda: a) Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterus b) Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasi c) Penurunan hormone dan oosit. d) Involusi jaringan kelenjar mamae. e) Poliferasi jaringan stroma dan glandular Gejala : a) kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitus b) penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasi c) penurunan elevasi testis d) hipertrofi prostat



18



e) jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak, sehingga pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan 10.



Sistem Perkemihan Tanda: a) Penurunan masa ginjal b) Tidak ada glomerulus c) Penurunan jumlah nefron yang berfungsi d) Perubahan dinding pembuluh darah kecil e) Penurunan tonus otot kandung kemih Gejala: a) Penurunan GFR b) Penurunan kemampuan penghematan natrium c) Peningkatan BUN d) Penurunan aliran darah ginjal e) Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residual f) Peningkatan urgensi



10.Sistem Endokrin Tanda: a)



Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen, aldosteron, hormone tiroid



b)



Penurunan termoregulasi



c)



Penurunan respons demam



d)



Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroid



e)



Penurunan laju metabolic basal



Gejala: a) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti pembedahan b) Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhu c) Penurunan respons insulin, toleransi glukosa d) Penurunan antidiuretik



kepekaan



tubulus



ginjal



terhadap



hormone



19



e) Penambahan berat badan f) Peningkatan insiden penyakit tiroid 11. Sistem Kulit Integumen Tanda: a) Hilangnya ketebalan dermis dan epidermis b) Pendataran papilla c) Atrofi kelenjar keringat d) Penurunan vaskularisasi e) Cross-link kolagen f) Tidak adanya lemak sub kutan g) Penurunan melanosit h) Penurunan poliferasi dan fibroblas Gejala: a) Penipisan kulit dan rentan sekali robek b) Kekeringan dan pruritus c) Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuh d) Peningkatan kerutan dan kelemahan kulit e) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan menyebabkan timbulnya nyeri f) Penyembuhan luka makin lama 12. Sistem Muskuloskletal Tanda: a) Penurunan massa otot b) Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospat c) Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendi d) Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblast Gejala: a) Penurunan kekuatan otot b) Penurunan densitas tulang c) Penurunan tinggi badan d) Nyeri dan kekakuan pada sendi e) Peningkatan risiko fraktur



20



f) Perubahan cara berjalan dan postur 2.2.7 Pemeriksaan Penunjang Menurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu : 1. Pemerikasaan hematologi rutin 2. Urin rutin 3. Glukosa 4. Profil lipid 5. Alkalin pospat 6. Fungsi hati 7. Fungsi ginjal 8. Fungsi tiroid 2.3



Manajemen Asuhan Keperawatan



2.3.1



Pengkajian Keperawatan Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga



pada



tatanan



komunitas



dengan



menggunakan



proses



keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) : 1.



Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.



21



Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1)



Nama kepala keluarga



2)



Alamat dan telepon



3)



Pekerjaan kepala keluarga



4)



Pendidikan kepala keluarga



5)



Komposisi keluarga dan genogram



6)



Tipe keluarga



7)



Suku bangsa



8)



Agama



9)



Status sosial ekonomi keluarga



10)



Aktifitas rekreasi keluarga



b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi : 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. 2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu



dijelaskan



kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. c. Pengkajian Lingkungan 1) Karakteristik rumah 2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW 3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 4) Sistem pendukung keluarga d. Struktur keluarga



mengenai riwayat



22



1) Pola



komunikasi



keluarga



yaitu



menjelaskan



mengenai



cara



berkomunikasi antar anggota keluarga. 2) Struktur



kekuatan



keluarga



yaitu



kemampuan



anggota



keluarga



mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. 3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. 4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan. 5) Fungsi keluarga : a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan,



merawat anggota



keluarga yang sakit,



menciptakan



lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.



23



6) Stres dan koping keluarga a) Stressor jaangka pendek dan panjang (1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan. (2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor c) Strategi



koping



yang



digunakan



keluarga



bila



menghadapi



permasalahan. d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah e) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2.3.2



Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,



keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012) Berdasarkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah : 2.3.2.1 Ketidakmampuan koping keluarga mengenal masalah Anemia yang terjadi pada anggota keluarga (D.0097) 2.3.2.2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ket Anemia (D.0099) 2.3.2.3 Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dengan Anemia (D.0112).



24



2.3.2.4 Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan penyakit Anemia (D.0090) 2.3.2.5 Kesiapan peningkatan koping keluarga (D.0090)



berhubungan dengan Anemia



25



.2.3 Intervensi Keperawatan No 1



Diagnosa Keperawatan Ketidakmampuan koping keluarga mengenal masalah Anemia yang terjadi pada anggota keluarga SDKI (D.0097)



Tujuan (Kriteria Hasil)



Intervensi



setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x7 jam diharapkan koping keuarga meningkat. Kriteria hasil : SLKI (L.12106 Hal 145)



Manajemen Kesehatan SIKI (I.08238 Hal 201) Observasi :



1. Menunjukan meningkat (5)



perilaku



adaftif



2. Menunjukan pemahamam perilaku sehat meningkat (5) 3. Kemampuan menjalankan perilaku sehat (5)



1. Identifikasi masalah kesehatan yang ada Terapeutik : 1. Bantu keluarga dalam mengenali masalah kesehatan yang terjadi Edukasi : 1. Berikan pendidikan terkait kesehatan



kesehatan



Kolaborasi : 1. Kolaborasi dala, obat-obatan jika diperlukan 2



Pemeliharaan



Setelah diberikan asuhan keperawatan kesehatan tidak efektif selama 1x7 jam diharapkan kesehatan keluarga meningkat. berhubungan dengan



Manajemen Pemeliharaan kesehatan SIKI (I.03119 Hal 200) Observasi :



26



ket



Anemia.



SDKI Kriteria hasil ; SLKI (L.14137 Hal 139)



(D.0099)



1. Kemampuan menjelaskan masalah yang di alami (5) 2. Aktivitas keluarga mengenal masalah yang dialami (5) 3. Tindakan untuk mengatur factor resiko (5)



1. Identifikasi status nutrisi 2. Monitor keluarga dalam melakukan pemeliharaan kesehatan Terapeutik : 1. Berikan pelayanan kesehatan kepada keluarga 2. Berikan pendamoingan pada keluarga dalam melakukan pelayanan kesehatan Edukasi : 1. Berikan pendidikan kepada keluarga



kesehatan



Kolaborasi : 1. Kolaborasi dalam pemberian obatobatan, jika perlu. 3



Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dengan Anemia SDKI (D.0112)..



Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x7 jam diharapkan kesehatan keluarga meningkat. Kriteria hasil ; SLKI (L.14137 Hal 139) 1. Kemampuan menjelaskan masalah



Manajemen Pemeliharaan kesehatan SIKI (I.03119 Hal 200) Observasi : 3. Identifikasi status nutrisi 4. Monitor keluarga dalam melakukan



27



yang di alami (5) 2. Aktivitas keluarga mengenal masalah yang dialami (5) 3. Tindakan untuk mengatur factor resiko (5)



pemeliharaan kesehatan Terapeutik : 3. Berikan pelayanan kesehatan kepada keluarga 4. Berikan pendamoingan pada keluarga dalam melakukan pelayanan kesehatan Edukasi : 2. Berikan pendidikan kepada keluarga



kesehatan



Kolaborasi : 1. Kolaborasi dalam pemberian obatobatan, jika perlu 4



Perilaku



kesehatan Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Pemeliharaan kesehatan selama 1x7 jam diharapkan kesehatan SIKI (I.03119 Hal 200) cenderung beresiko keluarga meningkat. Observasi : berhubungan dengan Kriteria hasil ; SLKI (L.14137 Hal 139) 5. Identifikasi status nutrisi penyakit Anemia. 4. Kemampuan menjelaskan masalah 6. Monitor keluarga dalam melakukan yang di alami (5) SDKI (D.0090) pemeliharaan kesehatan 5. Aktivitas keluarga mengenal Terapeutik : masalah yang dialami (5)



28



6. Tindakan untuk mengatur factor resiko (5)



5. Berikan pelayanan kesehatan kepada keluarga 6. Berikan pendamoingan pada keluarga dalam melakukan pelayanan kesehatan Edukasi : 3. Berikan pendidikan kepada keluarga



kesehatan



Kolaborasi : 1. Kolaborasi dalam pemberian obatobatan, jika perlu 5



Kesiapan peningkatan koping keluarga berhubungan dengan Anemia. SDKI (D.0090)



setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x7 jam diharapkan koping keuarga meningkat. Kriteria hasil : SLKI (L.12106 Hal 145) a. Menunjukan perilaku adaftif meningkat (5) b. Menunjukan pemahamam sehat meningkat (5)



perilaku



c. Kemampuan sehat (5)



perilaku



menjalankan



Manajemen Kesehatan SIKI (I.08238 Hal 201) Observasi : 2. Identifikasi masalah kesehatan yang ada Terapeutik : 2. Bantu keluarga dalam mengenali masalah kesehatan yang terjadi Edukasi :



29



2. Berikan pendidikan terkait kesehatan



kesehatan



Kolaborasi : 1. Kolaborasi dala, obat-obatan jika diperlukanAjarkan kecukupan nutrisi, cairan, dan istirahat 2. Ajarkan cara mencuci tangan



30



2.3.4



Implementasi Keperawatan Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga



dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012). a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan, dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara



mengidentifikasi



konsekuensi



untuk



tidak



melakukn



tindakan,



mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan. d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluargadan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut. 2.3.5



Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses perawatan untuk mengukur



keberhasilan dari rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien  Bila masalah tidak dipecahkan atau timbul masalah baru, maka perawat harus berusaha untuk mengurangi atau mengatasi beban masalah dengan meninjau kembali rencana perawatan dengan menyesuaikan kembali terhadap keadaan masalah yang ada.



YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Jl. Beliang No. 110 Telp / Fax (0536) 3227707 BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN



Tanggal Pengkajian: 22 Oktober 2021 A.



DATA BIOGRAFI 1. Nama



: Ny.S



2. TTL



:10-8-1959 (62 Tahun)



3. Gol.Darah



:O



4. Pendidikan Terakhir



: SMA



5. Agama



: Islam



6. Status Perkawinan



: Kawin



7. Pekerjaan



: IRT



8. TB/BB



: 166Cm /69Kg



9. Alamat



: Jln mahir mahar palangaraya



10. Orang Yang Dekat Di hubungi : Tn.A 11. Hubungan dengan Lansia



B.



: Baik



12. Alamat



: Jln mahir mahar palangkaraya



13. Tgl Kunjungan



: 21-10-2021



RIWAYAT KELUARGA



Susunan Anggota Keluarga No



Nama



Jenis



Hubungan



Kelamin



Keluarga



Pendidikan



Pekerjaan



Keterangan



1



Tn. A



Laki-laki



Suami



SMA



Swasta



Hidup



2



Nn.W



Permpuan



Anak



SMA



Pelajar



Hidup



32



3



Nn.F



Perempuan



Anak



SMP



Pelajar



Hidup



Genogram GENOGRAM :



KETERANGAN: = Laki-laki = Perempuan = Meninggal = Hubungan keluarga = Tinggal serumah = Pasien C.



RIWAYAT PEKERJAAN



Pekerjaan saat ini



: IRT



Alamat pekerjaan



:-



Berapa jarak dari rumah



:-



Alat transportasi



: motor



Pekerjaan sebelumnya



:-



Sumber pendapatan dan kecukupan



: sumber pendapatan keluarga dpieroleh dari pendapatan suami



Terhadap kebutuhan



: makan :200.000 : listrik : 100.000



33



: lain-lain : 500.000 D.



RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP (DENAH) Ny. S tinggal di rumah bersama suami. Tipe tempat tinggal Ny. S permanen dan berjumlah 2 kamar. Kondisi tempat tinggal klien cukup bersih, pencahayaan baik, ventilasi cukup dan tidak pengap. Jumlah orang yang tinggal 4 orang yang terdiri dari Ny. S,Tn.A.Nn.W dan Nn.F. Tetangga terdekat klien adalah saudaranya dan anak-anaknya



E.



RIWAYAT REKREASI Klien sering berada di rumah, hobby bersantai, kegiatan Ny. S dirumah adalah berkebun



F.



SISTEM PENDUKUNG Jarak dari Puskesmas Kayon ke rumah Ny. S ± 1,5 km.



G.



DISKRIPSI KEKHUSUSAN Kebiasaan dirumah selalu berdoa sebelum memulai kegiatan. Sebelum dan sesudah makan selalu berdoa



H.



STATUS KESEHATAN



1. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien mengkonsumsi obat antianalgetik bila kaki terasa sakit. 2. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit. KELUHAN UTAMA



: Nyeri



Pr ovokative / pal iat ive



: Proses penyakit



Qual ity / Quantity



: Seperti ditusuk-tusuk



Region



: Sakit kepala sebelah kanan



Sever ity Scal e



: 3 (Nyeri ringan)



Timmin g



: Saat beraktivitas



Obat-Obatan



34



No



Nama Obat



Dosis



Keterangan



1.



Vitamin C



1x1



Membantu mengatur metabolism, memelihara kesehatan tubuh



2.



FE



1x1



Berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk miglobin, yakni protein yang mendistribusikan oksigen menuju otot



STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal terbaru) Tetanus, Difteri



:-



Influensa



:-



Pneumothoraks



:-



Al er gi



: (Catatan agen dan reaksi sspesifik)



Obat-obatan



: Tidak ada alergi obat



Makanan



: Tidak ada alergi makanan



Faktor Lingkungan



:-



Pen yakit yan g dider ita



:-



Pen yakit yan g dider ita : Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia I.



AKTIFITAS SEHARI-HARI Indeks Katz Ny.S Adalah A Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut. Mekanisme Pertahanan Diri



: Adaftif



Keadaan Umum



: Keadaan umum baik, kesadaran compos



mentis, pupil isokor, TTV : TD : 107/80 mmHg, Nadi : 88 x/mnt, Suhu : 36ºC, RR 22 x/mnt. Akral : hangat, merah, lembab. CRT :