7 0 222 KB
LAPORAN PENDAHULUAN MENINGITIS TUBERKULOSIS 1. KONSEP MEDIS A. Definisi Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis (en.wikipedia.org). Penyakit ini merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru. Infeksi primer muncul di paru-paru dan dapat menyebar secara limfogen dan hematogen ke berbagai daerah tubuh di luar paru, seperti perikardium, usus, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak (Kliegman, et al. 2013). Meningitis tuberkulosis adalah infeksi pada meningen yang disebabkan oleh basil tahan asam Mycobacterium tuberculosis (Brunner & Suddarth, 2014). Suriadi (2013: 89) mengatakan meningitis tuberkulosis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal kolumna yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. B. Etiologi Kebanyakan kasus menginitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas (Brunner & Suddarth, 2014): 1. Bakteri a. Pneumococcus b. Menigococcus c. Haemophilus influenza d. Staphylococcus e. Escherichia coli f. Salmonella g. Mycobacterium tuberculosis 2. Virus
Enterovirus 3. Jamur a. Cryptococcus neoformans b. Coccidroides immitris C. Patofisiologi Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen. Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan. Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa (lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 3–6 bulan setelah infeksi primer (Brunner & Suddarth, 2014). D. Manifestasi klinis Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktorfaktor yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu beberapa minggu.Gejala meningitis meliputi (Kliegman, et al. 2013) : 1. Gejala infeksi akut a. Panas b. Nafsu makan tidak ada c. Anak lesu 2. Gejala kenaikan tekanan intracranial a. Kesadaran menurun b. Kejang-kejang c. Ubun-ubun besar menonjol 3. Gejala rangsangan meningeal
a. Kaku kuduk b. Kernig c. Brudzinky I dan II positif Gejala klinis meningitis tuberkulosa dapat dibagi dalam 3 stadium :2 1. Stadium I : Stadium awal Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam, anoreksia 2. Stadium II : Intermediate a. Gejala menjadi lebih jelas b. Mengantuk, kejang, c. Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III dan N.VII, gerakan involunter d. Hidrosefalus, papil edema e. Stadium III : Advanced f. Penurunan kesadaran g. Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi E. Pemeriksaan Diagnostik Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara 8 (Kliegman, et al. 2013). 1. Anamnese : ditegakkan berdasarkan gejala klinis, riwayat kontak dengan penderita TB 2. Lumbal pungsi a. Gambaran LCS pada meningitis TB : b. Warna jernih / xantokrom c. Jumlah Sel meningkat MN > PMN d. Limfositer e. Protein meningkat f. Glukosa menurun 35
2 1
89 mmHg
4
70-89 mmHg
3
50-69 mmHg
2
1-49 mmHg
1
0
0
D. Pengisisan Kapiler 2 detik
1
Tidak ada
0
E. Glasgow Coma Scale (GCS) 14-15
5
R11-13
4
8-10
3
5-7
2
3-4
1
TRAUMA SCROE (A+B+C+D+E) = 3+0+4+1+4 = 12
Reaksi Pupil Kanan Ukuran (mm)
Kiri Ukuran
Cepat Kontriksi AnisokorMata kanan : 2 mm dan Mata kiri: 2 mm Dilatasi Tak berekasi Penilaian Ekstermitas: Sensorik :RYa
Tidak
Motorik :RYa
Tidak
Kekuatan otot: 2
5
2
5
PENGKAJIAN PRIMER Masalah /Dx.Kep
Pengkajian Keperawatan A. Airway
Intervensi Keperawatan
RKetidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Memasang Semi - rigid cervikal collar, head
Bebas / Paten
Risiko Aspirasi
R Tersumbat
NOC :
RMembersihkan Jalan napas
Palatum Mole jatuh
Domain II: Kesehatan Fisiologi
R Memberikan posisi
RSputum (lendir)
Kelas E: Jantung Paru
Darah
Tujuan: 0410 Status Pernapasan: Kepatenan Jalan RMengajarkan teknik batuk efektif
Benda asing
Napas (Halaman 558)
Suara napas:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Memasang oro / naso faringeal Airway
nyaman fowler / semi
fowler Melakukan pengisapan lendir
Normal
RRonkhi (basah)
1x45
Snoring
Stridor
Pernapasan: KepatenanJalan Napas dengan Memberikan posisi miring mantap jika pasien
Wheezing
Gurgling
indicator hasil:
Tidak ada suara napas Resusitasi
: Tidak dilakukan resusitasi
menit
strap/support
diharapkan
(0410)
Status RMelakukan auskultasi paru secara periodic tidak sadar
1) 040004 Frekuensi Pernapasan dalam rentang Melakukan jaw trust, chin lift normal (16-20 kali/menit)
Re-evaluasi : Tidak dilakukan resusitasi 2) 040005
Irama
Pernapasan
Kolaborasi pemberian bronchodilator/nebulizer normal
(Fase
Ekspirasi=Fase Inspirasi) 3) 0401012 Kemampuan untuk mengeluarkan secret normal
Lain-lain ….
4) 040007 Tidak ada suara napas tambahan (Ronchi, wheezing, dll) 5) 041018 Penggunaan otot bantu pernapasan tidak ada 041020 Akumulasi sputum tidak ada Gangguan Ventilasi Spontan
B. Breathing 1. Dada simetris :R Ya 2. Sesak Napas : RYa
Tidak Tidak
3. Pola Napas:
RKetidakefektifan Pola Napas
RMengobservasi penggunaan otot bantu pernapasan
NOC :
Memberikan posisisemi fowler jika tidak ada
Bradipneu
Domain II: Kesehatan Fisiologi
Apneu
RTakhipneu
Kelas E: Jantung Paru
Orthopneu
suara napas
Gangguan Pertukaran Gas
Eupneu
Dispneu
RMengobservasi frekuensi, irama,dan kedalaman
Tujuan:
0403
Status
kontraindikasi RMemperhatikan pengembangan dinding dada
Pernapasan:
Ventilasi Melakukan
fisioterapi
dada
jika
tidak
ada
4. Respirasi : 28 kali/menit
(Halaman 560)
5. Krepitasi : Ya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Memberikan bantuan pernapasan dengan bag-
RTidak
6. Bunyi napas:
1x45
a. Kanan RAda
menit
kontraindikasi diharapkan
(0403)
Status
Pernapasan: Ventilasi dengan indicator hasil: RJelas Menurun
Vesikuler Wheezing
Stridor RRonchi
valve mask Kolaborasi : Intubasi
a. 040301 Frekuensi Pernapasan dalam rentang RKolaborasi : Pemberian O2 dan pemeriksaan AGD normal (16-20 kali/menit) b. 040302 Irama Pernapasan normal (Fase
b. Kiri
Ekspirasi=Fase Inspirasi)
RAda
RJelasMenurun
Vesikuler
Stridor
Wheezing
RRonchi
7. Penggunaan Atot bantu nafas RRetrasksi dada
8. Jenis pernafasan
c. 040303 Kedalam inspirasi normal d. 040309 Penggunaan otot bantu napas tidak ada e. 040310 Suara napas tambahan tidak ada f. 040311 Retraksi dinding dada tidak ada g. 040317 Orthopnea tidak ada
RPernapasan dada
h. 040318 Suara Perkusi napas normal
Pernafasan perut
i. 040333 Gangguan suara saat auskultasi tidak
9. Saturasi O2 : 98 %
ada
10. Assement : 11. Resusitasi : 12. Re-evaluasi: Tidak dilakukan resusitasi C. Circulation
RResiko
1. Tekanan darah: 120/70mmHg 2. Nadi
: 98x / menit kuat
3. Suhu Axilla
: 36,8oC
4. Temperatur Kulit : Hangat
ketidakefektifan
perfusi
perifer Resiko
jaringan Manajemen sensasi perifer (2660) RKaji warna dan suhu kulit
Ketidakefektifan
cerebral Peningkatan TIK
perfusi
jaringan RLakukan penilaian komprehensif sirkulasi perifer seperti memriksa nadi perifer, edema, pengisian kapiler dan warna kulit.
5. Gambaran Kulit : Normal
NOC : Domain II: Kesehatan Fisiologi
6. Suhu axilla : 36,8 ºC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama RPantau status hidrasi
7. Temperatur Kulit
1x45
RHangatpanasdingin
8. Gambaran kulit Normal
Kering RLembab
9. Pengisian Kapiler < 2 detik
R>2 detik
10. Edema : RTidak Ya, Grade : tidak ada 11. Assesment : 12. Resusitasi :Tidak dilakukan resusitasi 13. Re-evaluasi : Tidak dilakukan resusitasi D. Disability Alert
menit
diharapkan
Perfusi
jaringan
RKaji adanya kesemutan pada ektermitas bawah
: RPantau hasil laboratorium
perifermeningkat dan perfusi jaringan : selular adekuat, dengan indicator hasil: a. 041601 Tekanan darah sistolik dalam rentang (120 mmHg) b. 041602 Tekanan darah diastolik dalam rentang (80 mmHg) c. 041604 Saturasi oksigen (95-100 mmHg) d. 041609 Waktu pengisian kapiler normal (2 detik, akral hangat. m. Ekstremitas atas
: Simetris kiri dan kanan, jumlah jari
lengkap, tidak tampak clubbing finger, jari tangan tampak pucat, terpasang infuse NaCl 0,9% 22 tetes/menit. Nadi kuat. n. Ekstremitas bawah : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap. Kekuatan otot 2
5
2
5
o. Hasil pemeriksaan meningeal didapatkan : Kaku kuduk (+) Kernig sign (+)
5. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium Tanggal : 21/09/2018 Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI HematologiRutin WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW-SD RDW-CV PDW MPV P-LCR PCT NEUT LYMPH MONO EO BASO RET KIMIA DARAH Glukos GDS Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin Fungsi Hati SGOT SGPT Elektrolit Natrium Kalium Klorida
Hasil
Nilai Normal
Satuan
12.4 3.38 10.6 41 86 29 34 370
4.00-10.0 4.00-6.00 12.0-16.0 37.0-48.0 80-97.0 26.5-33.5 31.5-35.0 150-400 37.0-54.0 10.0-15.0 10.0-18.0 6.50-11.0 13.00-43.0 0.15-0.50 52.0-75.0 20.0-40.0 2.00-8.00 1.00-3.00 0.00-0.10
10^3/ul 10^6/uL g/dl % fL Pg gr/dl 10^3/ul fL
15.9 8.3 8.5 0.00 83.9 28.6 5.1 3.6 0.7
fL fL % % % % 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul mg/dl
109 21 0.60
140 10-50 L(2 detik (memanjang) b. Pasien mengalami anemia (RBC
3.38
HGB 9.6 gr/dl)
106/mm3,
detik (memanjang) 10.05
(memanjang)
106/mm3, HGB 10.6 gr/dl)
3. Mengkaji adanya kesemutan pada ektermitas Assesment bawah
Setelah diberikan tindakan keperawatan pasien
Hasil : Pasien tidak mengalami kesemutan selama 15 memit tujuan belum tercapai dan pada ektermitasnya
masalah ketidakefektifan perfusi jaringan :
10.07
4. Memantau status hidrasi
perifer belum teratasi
Hasil : Membran mukosa kering 10.10
Planning
5. Memantau hasil laboratorium
Lanjutkan intervensi
Hasil : Tanggal 24/09/2018 RBC 3.38
1. Kaji warna dan suhu kulit
106/mm3, HGB 10.6 gr/dl
2. Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi perifer
seperti
memriksa
nadi
perifer,
edema, pengisian kapiler dan warna kulit. 3. Kaji adanya kesemutan pada ektermitas bawah 4. Pantau status hidrasi 5. Pantau hasil laboratorium
Diagnosis keperawatan :
10.20
risiko ketidakefektifan
status
neurologi
dengan Senin, 24-09-2018, Pukul 11.30 Wita
pengukuran GCS.
perfusi jaringan cerebral Faktor risiko : a. Penurunan kesadaran b. GCS 13 : E3 V4 M6
1. Memonitor
10.25
Subjektif : Objektif: Hasil : Pasien masih mengalami penurunan a. Pasien masih mengalami kesadaran (Somnolen, dengan GCS 13 E3 V4 kesadaran M6) b. GCS 13 : E3 V4 M6 2. Mengobservasi adannya tanda-tanda Assesment :
penurunan
c. Pasien pucat
peningkatan TIK ( penurunan kesadaran, Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama HPT, Bradikardi, sakit kepala, muntah, 10 menit tujuan belum tercapai dan resiko papiledema & palsi N. cranial VI )
ketidakefektifan
perfusi
:
cerebral
belum
Hasil : Tidak ada tanda-tanda peningkatan teratasi
10.30
tekanan intrakranial seperti nyeri kepala dan Planning Lanjutkan intervensi : tidak ada mual muntah, tidak terjadi 1. Monitor status neurologi peningkatan tekanan darah 2. Monitor TTV 3. Mengukur Tanda-Tanda Vital 3. Monitor status pernapasan Hasil : 4. Posisikan tinggi kepala tempat tidur 300 TD : 115/75 mmHg, 5. Kolaborasi pemberian obat N : 82 x/menit, P : 23 x/menit, S : 36,7oC 4. Penatalaksanaan pemberian obat Hasil : Telah diberikan obat citicolin 500 mg via injeksi bolus (intravena)