LP Defisit Nutrisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT NUTRISI



SRI SUMYATI (113121019)



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NERS UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022



LAPORAN PENDAHULUAN A. Pengertian Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2015). Nutrisi adalah zat- zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kessehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan- bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang tidak seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan karena kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan



dalam



rangka



menjaga



kondisi



tubuh



tetap



sehat.



Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh (Aziz Alimul, 2015). Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (SDKI: Edisi 1). B. Etiologi Penyebab kondisi defisit nutrisi dapat ditimbulkan oleh beberapa situasi sebagai berikut : 1. Ketidakmampuan menelan makanan 2. Ketidakampuan mencerna makanan 3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient



4. Peningkatan kebutuhan metabolisme 5. Faktor ekonomi (mis: finansial tidak mencukupi) 6. Faktor psikologis (mis: stress, keengganan untuk makan) C. Manifestasi Klinis Defisit nutrisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. 1) Data Mayor a) Berat badan menururn minimal 10% di bawah rentang ideal 2) Data Minor a) Cepat kenyang setelah makan b) Kram/nyeri abdomen c) Nafsu makan menurun d) Bising usus hiperaktif e) Otot pengunyah lemah f) Otot menelan lemah g) Membran mukosa pucat h) Sariawan i) Serum albumin turun j) Rambut rontok berlebih k) Diare D. Pathways Infeksi, pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah



Ketidakmampuan mencerna makanan



Kekosongan Lambung



Erosi pada lambung (gesekan)



Produksi HCL meningkat Erosi pada lambung (gesekan)



Asam lambung refleks Erosi pada lambung (gesekan)



Defisit Nutrisi



Nafsu makan menurun



Berat badan menurun



E. Komplikasi 1. Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. 2. Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan dengan zat gizi. Pada tingkat selular atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain - lain. 3. Diabetes militus Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 4. Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabakan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab



adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 5. Penyakit jantung koroner Penyakit jantung korener merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolestrol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain - lain. 6. Kanker Kanker adalah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan F. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status nutrisi (Susanti, 2017) No



Pemeriksaan



Tanda nutrisi baik



Tanda nutrisi kurang baik Lesu, apatis, kakeksia, penampilan kakeksia Penampilan obesitas/ underweight



1.



Penanpilan umum



Responsif



2.



Berat badan



3.



Postur tubuh



Berat badan sesuai untuk tinggi badan, usia dan bentuk tubuh Postur tegak, lengan dan tungkai lurus



4.



Massa otot



5.



Kontrol sistem syaraf



Massa otot berkembang baik, tonus otot baik, kekuatan otot baik Rentang perhatian baik,



Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk Tonus tidak berkembang baik, nyeri, edema, dan kekuatan otot kurang Kurang perhatian, iriabilitas,



Kemungkina n kekurangan Kalori, air, vitamin A Protein



Vitamin D



Kalsium



Vitamin B12



psikologis stabil 6.



Fungsi gastrointestinal



7.



Fungsi kardiovaskuler



8.



Vitalitas umum



9.



Rambut



10.



Kulit



11.



Wajah dan leher



12.



Bibir



bingung, parathesia, refleks menurun Nafsu makan Anoreksia, Thiamin, baik, konstipasi atau garam dapur eliminasi diare (Nacl) normal Denyut dan Tacycardia, Vitamin K, irama pembesaran thiamin, jantung jantung, pyridoxine normal tekanan darah dan zat besi meningkat Bertenaga, Mudah lelah, Karbohidrat kebiasaan kurang energi, tidur baik, mudah penampilan tertidur, lesu, baik apatis Bersinar, Kusam, kusut, Protein kuat, tidak kering, tipis, mudah patah depigmentasi, atau rontok, rontok kulit kepala sehat Kulit halus Kasar, kering, Niasin, lembab, bersisik, pucat riboflavlin, warna baik biotin, lemak, pirodoxine Warna Penampilan Sayur dan merata, berminyak, buah halus, merah bersisik, pucat muda, penampilan sehat tidak ada bengkak Halus, warna Penampilan Riboflavin, baik, lembab kering, niacin, asam dan tidak bersisisk, ada folic, vitamin pecah-pecah lesi pada sudut B12 atau zat mulut besi



2. Laboratorium a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100ml) nilai serum albumin adalah indikator penting status nutrisi dan sintesa protein



b. Transferin (N: 10-25 mg/100ml) nilai serum transferin adalah parameter lain yang digunakan dalam mengkaji status protein visceral c. Hb dan Ht (N: laki-laki 14-17 gr/dl wanita : 12-15 gr/dl dan laki-laki : 40-54% wanita : 37-47%) hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) adalah pengukutan yang mengindikasikan defisiensi berbagai bahan nutrisi d. BUN (N: 10-20 mg/ 100ml) e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki 0,6-1,3 mg/100ml wanita 0,5-1,0 mg/100ml) G. Masalah keperawatan/kolaborasi Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan,



ketidakmampuan



mencerna



makanan,



ketidakmampuan



mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi (mis : finansial tidak mencukupi), faktor psikologis (mis : stres, keengganan untik makan) yang dibuktikan dengan berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, cepat kenyang setelah makan, kram/ nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan dan diare. H. Penatalaksanaan : 1. Medis a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi



secara



sendiri



dengan



cara



membantu



memberikan



makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien. b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu



memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa penduga.



Tujuannya



adalah



untuk



memenuhi



kebutuhan



nutrisi pasien. c. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian. 2. Keperawatan a. Menstimulasikan nafsu makan b. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang disesuaikan dengan kondisi klien. c. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anokresia. d. Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau sesudah makan. e. Berikan lingkungan rapi dan bersih bebas dari penglihatan dan bau yang tidak enak. f. Kurangi stress psikologi I. Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatanyang bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Yang terdiri dari : 1. Identitas pasien yang mencakup ( Nama, No RM, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Agama, Status, Tanggal MRS, Tanggal pengkajian) 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST) 3. Riwayat kesehatan



a. Riwayat kesehatan dahulu b. Riwayat kesehatan sekarang c. Riwayat kesehatan keluarga 4. Fisiologis Nutrisi dan Cairan Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme Penyebab : a. Ketidakmampuan menelan makanan b. Ketidakmampuan mencerna makanan c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d. Peningkatan kebutuhan metabolisme e. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi) f. Faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan) Gejala dan tanda mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif a. Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal Gejala dan tanda minor Subjektif a. Cepat kenyang setelah makan b. Kram/nyeri abdomen c. Nafsu makan menurun Objektif a. Bising usus hiperaktif b. Otot pengunyah lemah c. Otot menelan lemah d. Membran mukosa pucat e. Sariawan f. Serum albumin turun



g. Rambut rontok berlebihan h. Diare Kondisi klinis terkait a. Stroke b. Kerusakan neuromuskular c. Luka bakar d. Kanker e. Infeksi f. AIDS J. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan pada masalah nutrisi tergantung dari diagnosa keperawatan. Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) tahun 2018 intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut : Dx. Keperawatan yang mungkin muncul Defisit Nutrisi



Tujuan/ Kriteria Hasil



Intervensi



Status Nutrisi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x 24 jam masalah nutrisi yang dialami pasien dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : - Mampu menghabiskan makanan sesuai diit yang dianjurkan - Mampu mengetahui tentang pilihan makanan yang sehat - Mampu mengetahui tentang pilihan minuman yang sehat - Tidak ada nyeri/ kram abdomen - Frekuensi makan meningkat sesuai anjuran



Manajemen Nutrisi - Lakukan pengkajian status nutrisi - Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan - Mengidentifikasi makanan yang disukai - Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jrnis nutrien - Memonitor asupan makanan - Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein - Mengajarkan diet yang diprogramkan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis



-



Nafsu makan meningkat Bising usus normal Membram mukosa lembab



nutrien yang dibutuhkan, jika perlu



K. DaftarPustaka Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Buku Pengantar Kebutuhan Manusia. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta