LP Eksisi Mammae [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



1. Diagnosa Medis Tumor Mamae Sinistra 2. Definisi Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel/jaringan di dalam mammae dimanba ia tumbuh secara liar dan tidak bias dikontol (Dr.Iskandar, 2007). 3. Etiologi Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu : 1. Jenis kelamin Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara. 2. Riwayat keluarga Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara. 3. Faktor genetik Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. 4. Faktor usia Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. 5. Faktor hormonal Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara. 6. Usia saat kehamilan pertama Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun. 7. Terpapar radiasi 8. Intake alkohol 9. Pemakaian kontrasepsi oral Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.



4. Penatalaksanaan a. Pembedahan 1) Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena). 2) Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor. 3) Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial a) Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial. b) Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna. b. Non pembedahan 1) Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila. 2) Kemoterapi Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. 3) Terapi hormon dan endokrin Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002)



5. Pathway Faktor predisposisi dan resiko tinggi hiperplasia sel mamae



Mendesak jaringan sekitar



Menekan jaringan pada mamae



Mendesak sel saraf



Interupsi sel saraf



Nyeri akut



Peningkatan konsistensi



Mammae membengkak



Massa tumor mendesak ke jaringan luar



Perfusi jaringan terganggu



Mendesak pembuluh darah Aliran darah terhambat



Hipoksia



Nekrosis jaringan Ukuran mammae abnormal



Mammae asimetris



Bakteri patogen



Pembedahan



Pre Op



Takut tidak berhasil



Cemas



Intra Op



Pemberian anestesi



Penurunan kesadaran



Resiko jatuh



Post Op



Pembedahan



Resiko Perdarahan



Efek anestesi



Gangguan imobilisasi fisik



Resiko tinggi infeksi



Gangguan citra tubuh



6. Diagnosa Keperawatan a. Pre Operasi 1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional 2) Nyeri akut berhubungan dengan penekanan massa tumor b. Intra Operasi 1) Resiko jatuh berhubungan dengan pemberian anestesi c. Post Operasi 1) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi 2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pasca pembedahan



7. Intervensi Keperawatan a. Pre Operasi Dx 1 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional 1) Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya. Rasional : data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi. 2) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat. Rasional : pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. 3) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. Rasional : dapat menurunkan kecemasan klien. 4) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan. Rasional : membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya. 5) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll. Rasional : mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan. 6) Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system. Rasional : agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga. 7) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar. Rasional : klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benarbenar ditolong Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis 1) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas Rasional : memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan. 2) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. 3) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik. Rasional : meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas b. Intra Operasi Dx 1 : Resiko jatuh berhubungan dengan pemberian anestesi 1) Berikan petunjuk sederhana dan singkat pada pasien tentang posisi saat operasi Rasional : ketidak seimbangan proses pemikiran akan membuat pasien merasa kesulitan dalam memahami petunjuk yang panjang



2) Siapkan peralatan dan bantalan untuk posisi yang dibutuhkan sesuai prosedur operasi dan kebutuhan spesifik klien Rasional : bantalan diperlukan untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang menonjol untuk mencegah terjadinya penekanan saraf 3) Letakkan eletroda penetral (bantalan elektrokauter) yang meliputi seluruh massa otot-otot yang paling besar dan yakinkan bahwa bantalan berada pada posisi yang baik Rasional : mencegah terjadinya perlukaan akibat alat elektronik 4) Stabilkan baik brankar pasien maupun meja operasi pada waktu memindahkan pasien ke dan dari meja operasi Rasional : brankar atau meja yang tidak stabil dapat terpisah, menyebabkan pasien terjatuh 5) Lindungi sekitar kulit dan anatomi yang sesuai seperti penggunaan kassa untuk menghentikan perdarahan Rasional : cegah kerusakan integritas kulit 6) Pantau pemasukan dan pengeluaran cairan selama prosedur operasi dilakukan Rasional : kemungkinan terjadinya kekurangann cairan, yang mempengaruhi keselamatan pemakai obat anestesi,fungsi organ dan kondisi pasien 7) Pastikan keamanan elektrikal dan alat-alat yang digunakan selama prosedur operasi. Misalnya kabel coter pada keadaan utuh. Rasional : kegagalan fungsi alat dapat terjadi selama prosedur operasi c. Post Operasi Dx 1 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka operasi 1) Pertahankan teknik antiseptik bila mengganti balutan/merawat luka. Rasional : meminimalkan kesempatan introduksi bakteri. 2) Inpseksi balutan dan luka , perhatikan karakteristik drainase. Rasional : deteksi dini terjadinya infeksi memberikan kesempatan untuk intervensi tepat waktu dan mencegah komplikasi lebih serius. 3) Buka puntung terhadap udara, pencucian dengan sabun ringan dan air setelah pembalutan dikontraindikasikan. Rasional : mempertahankan kebersihan, meminimalkan kontaminasi kulit dan meningkatkan penyembuhan kulit yang lunak/rapuh. 4) Awasi tanda-tanda vital. Rasional : peningkatan suhu, takikardia, dapat menunjukkan terjadinya sepsis. Dx 2 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pasca pembedahan 1) Validasi masalah yang dialami klien Rasional : meninjau perkembangan klien. 2) Libatkan klien dalam melakukan perawatan diri yang langsung. Rasional : mendorong antisipasi meningkatkan adaptasi pada perubahan citra tubuh. 3) Berikan dukungan moral. Rasional : meningkatkan status mental.



4) Hadirkan orang yang pernah amputasi yang telah menerima diri Rasional : meningkatkan status mental. 8. Sumber Doengoes, E Marilyn, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta www.academia.edu, diakses tanggal 14 januari 2018



LAPORAN PENDAHULUAN PERIOPERATIF : EKSISI MAMMAE SINISTRA



Disusun Oleh : Rosalina Dyah Lestari P1337420614017



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2018