13 0 238 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GASTROINTESTINAL STROMAL TUMOR (GIST) DI RUANG BEDAH UMUM STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tanggal 04 April - 10 April 2022
Oleh: NOVITA DEWI KARTIKA INDAH, S.Kep NIM. 2130913720002
PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GASTROINTESTINAL STROMAL TUMOR (GIST) DI RUANG BEDAH UMUM STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tanggal 04 April – 10 April 2022
Oleh : NOVITA DEWI KARTIKA INDAH, S. Kep NIM. 2130913720002
Banjarbaru,
April 2022
Mengetahui, Clinical Teacher (CT)
Agianto, Ns., MNS, Ph. D NIP. 19820818 200812 1 003
Clinical Instructor (CI)
Suci Kurniya, S.Kep, Ns NIP. 19870914 201402 2 004
GASTROINTESTINAL STROMAL TUMOR (GIST) Penatalaksanaan 1. Medis -Pembedahan merupakan pilihan pengobatan primer dan sebagai standar untuk GIST tanpa metastasis, dan berpotensi kuratif. -Untuk GIST yang bermetastasis, inhibitor tyrosine kinase dipertimbangkan sebagai pengobatan standar. Obat inhibitor tyrosine kinase yaitu imatinib(Gleevec), sunitinib.
Definisi Gastrointestinal stromal tumor adalah tumor mesemkim primer saluran cerna khas untuk saluran cerna berasal dari pacemaker Interstitiel Cell of Cajal (ICC). GIST diduga berasal dari Interstisial sel cajal (ICC) yang pada keadaan normal merupakan bagian dari sistem saraf otonom pada usus. ICC ini merupakan pacemaker pada usus yang berfungsi untuk mengatur motilitas dan peristaltic.
2.Keperawatan
1) 2) 3) 4)
Etiologi :
Monitor tanda -tanda vital Monitor cairan dan elektrolit Bedrest pada pasien Memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan lengkap.
Penyebab pasti dari GIST belum dapat diketahui, tetapi diduga berhubungan dengan : b. Imflammatory Bowel Disease Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar. c. Terapi immunosuppressive d.
Infeksi human herpes virus
e.
AIDS.
Pemeriksaan Penunjang 1. 2. 3. 4.
Makroskopik Mikroskopik Imunohistokimia Pemeriksaan radiologi
Manifestasi klinis
Pada umumnya GIST memberikan keluhan diperut yang samar- samar, gejala dapat berupa perdarahan akibat ulkus, massa di perut, akut abdomen karena tumor yang ruptur, nyeri seperti apendiksitis, sedangkan gejala obstruksi jarang. Keluhan lain berupa lelah, disfagia, dan rasa kenyang.
a. b. c. d.
KOMPLIKASI Perdarahan pada saluran cerna Obstruksi Kanker saluran cerna Tumor metastase
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian 1. Identitas Klien 2. Riwayat kesehatan (Keluhan Utama, Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga) 3. Pemeriksaan Fisik 4. Pola persepsi 5. Pola nutrisi 6. Pola eliminasi 7. Pola tidur dan aktivitas 8. Pola kognitif dan persepsi 9. Pola mekanisme koping dan stress 10. Pola seksual 11. Pola hubungan peran 12. Pola keyakinan dan nilai 13. Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis Keperawatan
1. 2. 3. 4.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis Resiko perdarahan b.d riwayat perdarahan Resiko infeksi b.d prosedur invasif Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, ketidakmampuan menelan.
No.
NANDA 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis Defenisi: Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Assosiation for Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan. Batasan Karakteristik :
Perubahan nafsu makan
Perubahan tekanan darah
Perubahan frekuensi jantung
NOC
NIC
Setelah diberikan asuhan
1. Pemberian analgesik Aktivitas:
keperawatan ,diharapkan nyeri berkurang atau terkontrol, dengan
-
Tentukan lokasi, kualitas dan keparahan nyeri
kriteria hasil:
-
Cek perintah pengobatan
Pain level :
-
Cek adanya riwayat alergi obat
-
Pilih analgesik yang sesuai
-
Pilih rute intravena
-
Monitor ttv sebelum dan sudah pengobatan
Klien
tidak
melaporkan
adanya nyeri
Klien
tidak
menunjukkan
ekspresi wajah terhadap nyeri
Pain Control Klien
melaporkan
Klien
dapat
-
Prtahanka aturan dan prosedur yang sesuai
-
Pertahankan lingkungan yang memaksimalkan efektifitas obat
nyeri
terkontrol
Aktivitas:
TD, Nadi dan RR dalam batas normal
2. Pemberian obat
mengontrol
-
Ikuti prosedur 6 benar obat
-
Verfikasi resep obat-obatan
-
Monitor kemungkinan alergi obat
lingkungannya )
-
Monitor efektivitas pemberian obat
Indikasi nyeri yang dapat diamati
-
Moitor tada gejala toksisistas obat
Perubahan posisi untuk menghindari
-
Monitor respon pasieterhadap pengobatam pantau kepatuhan regimen obat
nyeri -
Fasilitasi perubahan pengobatan dengan
Sikap melindungi tubuh
Dilaktasi pupil
Melaporkan nyeri
Fokus pada diri sendiri
Aktivitas:
Gangguan tidur
-
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
-
Pastikan perawatan analgesik dilakukan
-
Gunakan komunikasi terapeutik
-
Gali bersama klien faktor yang
dokter 5. Manajemen nyeri
dapat menurunkan atau memperberat nyeri -
Pilih dan implementasikatindakan beragam untuk mengurangi nyeri
-
Ajarkan prinsip manajemen nyeri
6. Manajemen lingkungan Aktivitas: -
Ciptakan lingkungan yang aman
-
Indetifikasi kebutuhan pasien
-
Singkirkan bahaya lingkungan
-
Dampingi pasien selama tidak ada kegiatan
-
Sediakan tempat tidur dengan ketinggian rendah
-
Sediakan tempat tidur dalingkungan yang bersih dan nyaman
-
Sediakan linen dalam kondisi baik
7. Manajemen energi Aktivitas: -
Kaji status fisiologis
-
Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan mengenai keterbatasan yang dialami
-
Perbaiki defisit fisiologis
-
Monitor intake
-
Monitor sistem kardiorespirasi
-
Kurangi ketidaknyamanan yang dialami
-
Tingkatkan tirah baring
8. Monitor tanda-tandavital
Aktivitas: -
Monitor tekana darah
-
Monitor nadi
-
Monitor suhu
-
Monitor frekuensi napas
-
Monior kelmbapan kulit
-
Monitor adanya sianosis
-
Monitorwarna kulit
-
Monitor pola pernapasan abnormal
9. Pengaturan posisi Aktivitas: -
Tempatkan pasien diatas tempat tidur terapeutik
-
Dorong pasien tuk terlibat dalam perubahan posisi
-
Monitor status oksigenasi
-
Tempatkan pasien dlam posisis terapeutik
-
Posisikan pasien untuk mengurangi dyspnea
-
Sokong leher dengan tepat
-
Tinggikan kepala tempa tidur
10. Terapi oksigen Aktivitas: -
Bersihkan mulut dan hidung pasien
-
Pertahankan kpatenan jalan napas
-
Siapkan peralatan oksigen
-
Monitor aliran oksigen
-
Monitor peralatan oksigen
-
Pastikan pergantian kanul dan masker secara berkala
2. Resiko perdarahan b.d riwayat perdarahan Defenisi : beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat
-
Amati tanda-tanda hipoventilasi
-
Pantau tand-tanda keracunan oksigen
Setelah diberikan asuhan
Pencegahan perdarahan :
keperawatan selama…..x 24 jam
Definisi : mengurangi stimulus yang mempengaruhi
diharapkan nyeri berkurang atau
resiko perdarahan pada pasien.
terkontrol, dengan kriteria hasil:
Aktivitas :
Status sirkulasi
- Memonitor pasien secara ketat untuk perdarahan
mengganggu kesehatan Faktor resiko : - aneurisma - sirkumsisi - Kurang pengetahuan - koagulopati intravaskular - riwayat jatuh - gangguan gastrointestinal - gangguan fungsi hati - koagulopati yang melekat - komplikasi kehamilan - trauma - efek samping pengobatan
TTV dalam batas normal Status koagulasi Tidak terdapat bleeding Pengetahuan Prosedur pengobatan
- Catat tingkat hemoglobin/hematokrit sebelum dan sesudah kehilangan darah - Memantau tanda-tanda dan gejala perdarahan yang persisten - Memantau koagulasi - Memantau tanda-tanda vital - Menjaga istirahat selama perdarahan aktif - Mengelola produk darah - Melindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan - Menghindari suntikan - Menginstruksikan pasien ambulasi untuk memakai sepatu - Menggunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan mulut - Menghindari prosedur invasif dengan transfusi trombosit atau plasma beku segar - Menghindari mengambil suhu rektal - Hindari mengangkat benda berat
3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, perawatan selama 3 x 24 jam, ketidak mampuan menelan.
diharapkan nutrisi pasien
Defenisi : Asupan nutrisi yang tidak terpenuhi dengan kriteria hasil : cukup
untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolik
Status gizi
Manajemen Nutrisi Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi Identifikasi alergi makanan pada pasien atau intoleransi
Asupan makanan dan cairan : Tentukan preferensi makanan pasien
Batasan Karakteristik :
-
Pasien menghabiskan Anjurkan pasien tentang kebutuhan nutrisi
Kram perut
porsi makanan yang Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
Nyeri perut
disediakan
Keengganan untuk makan
Berat badan 20% ataulebih di bawah
Status gizi: asupan zat gizi
kisaran berat badan yang ideal
baik
-
Status hidrasi baik
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Berikan makanan pilihan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihan yang lebih sehat Atur
pola
makan,(menyediakan
makanan
berprotein tinggi, menyarankan menggunakan
Kapiler kerapuhan
Diare
bumbu dan rempah-rempah sebagai alternatif
Rambut rontok berlebihan
untuk garam, menyediakan pengganti gula ,
Suara hiperaktifusus
meningkatkan atau menurunkan kalori, menambah
Kurang nyamakanan
atau mengurangi vitamin, mineral , atau suplemen
Kontrol berat badan
)
Kurangnya informasi
Kurangnya minat dalam makanan
Kehilangan
berat
badan
dengan
Terapi nutrisi Kolaborasi dngan ahli gizi jumlah kalori yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
asupan makanan yang cukup
Kesalahpahaman
Selesaikan pengkajian nutrisi pasien.
Informasi yang salah
Pastikan bahwa diet telah memenuhi makanan
Membran mukosa pucat
Persepsi
ketidakmampuan
yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi. untuk
Monitor Nutrisi
menelan makanan
Timbang Berat badan pasien
Tonus otot miskin
Mendapatkan ukuran antropometri dari komposisi
Laporan diubah sensasi rasa
Kenyang segera setelah menelan
Monitor turgor kulit dan mobilitas
makanan
Identifikasi
Rongga bukal Sore
Steatorrhea
Kelemahan otot diperlukan untuk
tubuh (seperti : BMI, ukuran pinggang) abnormalitas
pada kulit (banyak
memar, penyembuhan luka tidak baik, perdarahan) Identifikasi abnormalitas pada rambut (seperti kering, tipis, rambut kasar, dan mudah patah)
pengunyahan
Monitor mual dan muntah
Kelemahan otot yang dibutuhkan
Identifikasi abnormalitas pada eliminasi (seperti
untuk menelan
diare,
darah,
mukus,
dan
nyeri
dan
ketidakteraturan eliminasi) Monitor intake diet dan kalori Identifikasi perubahan terbaru nafsu makan dan aktifitas. 4.
Resiko infeksi b.d prosedur invasif Defenisi
:
Resiko
terinvasi
Setelah dilakukan tindakan oleh perawatan selama 3 x 24 jam,
Pengontrolan Infeksi Gunakan alat yang baru ssetiap tindakan
organisme pathogen.
diharapkan infeksi pasien tidak
Anjurkan klien mencuci tangan dengan benar
Batasan Karakteristik :
terjadi dengan kriteria hasil :
Anjurkan pengunjung mencuci tangan sebelum
Penyakit Kronik
Status Imun
-
Diabetes Melitus
Pengetahuan
-
Obesitas
dan sesudah memasuki ruangan pasien : pengendalian Bersihkan
infeksi
Kurang Pengetahuan Untuk
Pengendalian resiko
Menghindari Paparan Dari
Pendeteksian resiko
kulit
pasien
dengan
pembersih
antibakteri Perawatan Luka Bersihkan balutan yang melekat dan debris
Pathogen
Catat karakteristik luka
Pertahanan Primer Tidak Adekuat
Catat karakteristik drainase
-
Gangguan Peristaltik
Berikan perawatan pada tempat insisi/ulkus
-
Kerusakan Kulit Pemasangan Iv
Masase area sekitar luka untuk menstimulasi
Cath, Prosedur Invasif)
Perubahan Sekresi Ph
-
Pengurangan Aksi Silia
-
Ruptur dininya membran amnion
-
Ruptur membran amnion yang
Inspeksi luka setiap penggantian balutan
terlalu lama
Bandingkan dan catat dengan teratur setiap
-
Merokok
-
Penyumbatan Cairan Tubuh
-
Trauma Jaringan Pertahanan Sekunder Tidak Adekuat - Penurunan Hb - Imunosupresan - Leukopenia - Supresi Respon Inflamasi
sirkulasi
-
Meningkatnya Paparan Lingkungan Terhadap Pathogen
Prosedur Invasif
Malnutrisi
Pertahankan
teknik
balutan
steril
selama
perawatan luka
penggantian balutan Ajarkan pasien dan anggota keluarga prosedur perawatan luka.
Perubahan frekuensi pernafasan
nyerinya
Laporan isyarat
menggunakan
diaforesis
manajemen
Prilaku
diatraksi
(mis;
mondar-
farmakologis
nyeri
dengan
-
Gunakan barcode dalam pemberian obat
teknik
-
Monitor ttv
non
-
Bantu klien dalam pengobatan
3. Pengurangan kecemasan Aktivitas:
mandir, mencari orang lain dan/atau aktivitas lain, aktivitas berulang )
menangis,
wadata, iritabilitas, mendesah)
-
Jelaskan semua prosedur
-
Berikan informasi terkait diagnosis, prognosis dan perawatan
Masker wajah Fokus (mis : mata kurang bercahaya, tampak kacau,
-
pada satu fokus meringis )
-
Kontrol stimulus untukebutuhan kline
Prilaku berjaga jaga, melindungi
-
Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi
area nyeri
Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman
gerakan mata berpencar atau tetap
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Mengekspresikan prilaku ( mis: gelisah,merengek,
-
Fokus menyempit ( mis : gangguan persepsi nyeri, penurunan interaksi dengan
orang
yang
dan
-
Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
4. Manajemen pengobatan Akrivitas: -
Tentukan obat yang diperlukan
DAFTAR PUSTAKA 1. Judson I, Demetri G. Advances in the treatment of gastrointestinal stromal tumors. Ann Oncol 2007;18(Suppl 10):20-4. 2. Miettinen M, Fletcher CDM, Kindblom LG, Tsui WMS. Mesenchymal tumours of the stomach in WHO classification of tumours of the digestive system edited by Fred T. Bosman, Fatima Carneiro, Ralph H. Hruban and Neil D. Theise. 4th ed. Lyon: International Agency for research on Cancer, 2010: 74-80. 3. Miettinen M, Sobin LH, Lasota J. Gastrointestinal stromal tumors of the stomach: a clinicopathologic, immunohistochemical, and molecla genetic study of 1765 cases witn longterm follow-up. Am j Surg Pathol 2005;29:5268 4. Liegl B, Hornick JL, Lazar AJ. Contemporary pathology of gastrointestinal stromal tumors. Hematol Oncol Clin North Am 2009;23:49. 5. Miettinen M Lasota J(October 2006). “Gastrontestinal stromal tumors, review on morphology, molecularr pathology, prognosis, and differential diagnosis”. Arch.Pathol.Lab.Med 2006;130: 1466-78. 6. Miettinen M, Lasota J . Histopathology of gastrointestinal stromal tumor. J Surg Oncol.2011;104:865-73. 7. Corless CL, Heinrich MC. Molecular pathology ofl gastrointestinal stromal sarcomas. Annu Rev Patholl 2008;3:557-86. 8. Joensuu H. Gastrointestinal stromal tumor(GIST). Ann Oncol 2006;17Suppl 10:280-286. 9. Nilsson B, Bumming P, Meis-Kindblom JM, Oden A, Dortok A, Gustavsson B et al.(2005). Gastrointestinal stromal tumors:the incidence, prevalence, clinical course, and prognostication in the preimatinib mesylate era–a population-based study in western Sweden. Cancer 2005;103:821-829. 10.
Kindblom LC, Remotti HE, Aldenborg F, Meis-Kindblom JM.
Gastrointestinal pacemaker cell tumor(GIPACT), Gastrointestinal stromal
tumors show phenotypic characteristics of the interstitial cells of Cajal. Am J Pathol 1998;153: 1259-69. 11.
Sanders K, Koh S, Ward S. “Interstitial cells of cajal as pacemakers in the
gastrointestinal tract”. Annu Rev Physiol 2006;68:307-43. 12.
Huinzinga JD, Thuneberg L, Kluppel M, Malysz J, Mikkelsen HB and
Berrstein A.: W/kit gene required for interstitial cells of Cajal and for intestnal pacemaker activity. Nature 1995; 373:347-9. 13.
Torihashi S, Nishi K, Tokutomi Y, Nishi T, Ward S, Sanders KM.
Blockade of kit signaling induces transdifferentiation of interstitiel cells of Cajal to a smooth muscle phenotype. Gastroenterology 1999;17:140-148. 14.
Sanders K and Ward S. Interstitial cells of Cajal: a new perspective on
smooth muscle function. J Physiol 2006;576(Pt 3): 721-26. 15.
Mazur MT, Clark HB.Gastric stromal tumors: Reappraisal of histogenesis.
Am J Surg Patholl 1983;7:507-519. 16.
Miettinen M, Lasota J. Gastrointestinal stromal tumors: pathology and
prognosis at different sites. Semin Diagn Pathol 2006 23:70-83. 17.
Demetri GD. Gastrointestinal stromal tumor. In: DeVita VT Jr, Lawrence
TS, Rosenberg SA: Cancer: Principles and Practice of Oncology.9th ed. Philadelphia, Pa: Lippincott Williams & Wilkins, 2011:1060-73.
WOC GASTROINTESTINAL STROMAL TUMOR
Immflammatory bowel disease
AIDS
Inveksi human herpes virus
GIST Resiko Perdarahan
Perdarahan ke dalam rongga abdomen
pembedahan
Perdarahan ke dalam traktus gastrointestinal
hematemesis
Massa abdomen Massa keras
Obstruksi lumen
Mual, muntah
Mual, muntah
Penurunan nafsu makan
melena
Penumpukan massa
Penurunan BB
anemia
Perbesaran pada daerah abdomen
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Distensi abdomen
Distensi abdomen
Tindakan pembedahan
Luka insisi
Pelepasan mediator nyeri
Ditangkap rseptor nyeri perifer Impuls ke otak
Persepsi nyeri
Nyeri akut
Port de entry
Resiko infeksi