Makalah Akidah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA PERUMPAMAAN MATERI AKHLAK TERCELA DI MADRASAH” DOSEN PENGAMPU : DR. SYUKRI, M.Pd



DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 / KELAS VI- A (170101001) ABDURRAHMAN AL HADDAR (170101036)



SITI ROSLIANI



(170101024) TEGUH IMAM JAYADIN



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2020



KATA PENGANTAR



ِ ُ‫لساَل م َعلَْي ُكم ور ْحمة‬ ُ‫اهلل َو َب َر َكاتُه‬ ُ َّ َ‫ا‬ َ ََ ْ Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA PERUMPAMAAN MATERI AKHLAK TERCELA DI MADRASAH”. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Syukri, M.Pd selaku dosen mata kuliah “Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah” yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam memahami manfaat penggunaan media perumpamaan dalam proses pembelajaran terutama dalam hal ini materi akhlak tercela”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat demi kesempurnaan makalah yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan kesan yang baik dan dapat menjadi pengalaman untuk pembuatan makalah- makalah selanjutnya.



Mataram, 16 April 2020



Penyusun;



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................1 DAFTAR ISI...........................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3 A. Latar Belakang...........................................................................................3 B. Rumusan Masalah......................................................................................4 C. Tujuan........................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6 A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Media Perumpamaan..............6 B. Aplikasi Media Perumpamaan Di Dalam Meteri Akhlak Tercela...........13 KESIMPULAN....................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses mendidik yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan murid yang membahas tentang materi-materi keislaman. Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, dengan visi agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan oleh lembaganya. Dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan pendidikan Islam, alat/media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Alat/ media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena memudahkan murid untuk tanggap terhadap pelajarannya, karena tidak hanya mendengarkan guru berceramah, namun melihat langsung dengan panca indera melalui alat / media pembelajaran tersebut. Dengan adanya alat/media maka tradisi lisan maupun tulisan dalam proses pembelajaran dapat dilengkapi dengan berbagai variasi teknik pengajaran, sehingga membuat suasana tidak membosankan. Selain itu guru dengan mudah dapat menciptakan berbagai situasi yang berbeda dan menciptakan iklim yan emosional dan sehat di antara murid-muridnya. Media pendidikan berkembang dari dulu hingga sekarang mengikuti keadaan zaman. Banyak media pendidikan yang dapat dijadikan alat untuk memudahkan pendidikan, dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang bersifat modern. Beragamnya



media



pendidikan



berarti



menunjukkan



berkembangnya



penggunaan media. Seiring dengan perkembangannya, maka penggunaannya pun sangat beragam. Dimulai dari yang klasik seperti media berbasis manusia yang menjadikan manusia langsung sebagai media, maupun media yang modern seperti media yang berbasis komputer yang menjadikan komputer sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan. Salah satu media pembelajaran yang dirasa sangat



3



efektif untuk diterapkan terutama di dalam pengajaran Agama Islam yakni media berbasis perumpamaan. Media perumpamaan tersebut dapat menghadirkan pembelajaran yang sifatnya konkret yang dapat membuat peserta didik lebih memahami dengan cepat dan lama untuk diingat. Pentingnya media perumpamaan untuk diaplikasikan di dalam pembelajaran PAI, mengingat bahwa pembelajaran PAI adalah pembelajaran yang sifatnya aplikatif artinya materi yang langsung diterapkan di dalam kehidupan sehari- hari. Selain itu, salah satu dari berbagai komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah ketepatan menentukan metode. Sebab dengan metode yang tepat, materi pendidikan dapat diterima dengan baik. Metode diibaratkan sebagai alat yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran menuju tujuan pendidikan. Nabi Muhammad SAW sejak awal sudah mencontohkan dalam mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelanjaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Salah satu metode yang dirasa tepat dalam proses pembelajaran PAI yaitu metode perumpamaan, yang merupakan salah satu metode yang terdapat di dalam Al- Qu’an. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas terkait model pembelajaran berbasis media perumpamaan pada materi akhlak tercela. Dengan tugas makalah ini, maka diharapkan mahasiswa jurusan PAI dapat menerapkan kedepannya ketika menjadi seorang guru, sehingga pembelajaran PAI dapat terselenggara dengan efektif dan mencapai tujuan pendidikan Islam.



4



B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran berbasis media perumpamaan? 2. Bagaimana pengaplikasian model pembelajaran berbasis media perumpamaan di dalam meteri akhlak tercela? C. Tujuan 1. Untuk



mengetahui



pengertian



model



pembelajaran



berbasis



media



perumpamaan. 2. Untuk mengetahui pengaplikasian model pembelajaran berbasis media perumpamaan di dalam meteri akhlak tercela.



5



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Media Perumpamaan 1.



Pengertian Model Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan bahwa model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.1 Begitu pun dengan istilah model pembelajaran tidak akan terlepas dari pola, contoh, acuan yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Dapat diartikan bahwa, model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Menurut Budiningsih, bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain.2



2.



Pengertian Metode Perumpamaan Menurut bahasa, istilah metode sering diartikan “cara”. Kata metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.3 Metode dalam bahasa Arab disebut dengan al-thariq, artinya jalan. Jalan adalah sesuatu yang dilalui supaya sampai ke tujuan. Mengajarkan materi pelajaran agar dapat diterima peserta didik hendaknya menggunakan jalan



Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm 433 Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), hlm 67 3 Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014), hal.225 1 2



6



yang tepat, atau dalam bahasa yang lebih tepatnya cara dan upaya yang di pakai pendidik. Muhammad Abdu Rahim Ghunaimat mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-cara yang praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dari maksudmaksud pengajaran. Edger Bruce Wesley mendefinisikan metode dalam bidang pendidikan sebagai rentetan kegiatan terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses belajar pada murid-murid, atau ia adalah proses yang pelaksanaannya yang sempurna menghasilkan proses belajar, atau ia adalah jalan yang dengannya pengajaran menjadi berkesan. Jadi, metode pendidikan adalah berbagai cara yang digunakan pendidik agar materi yang diajarkan dapat diterima oleh peserta didik.4 Adapun metode yang digunakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan materi pelajaran diantaranya Metode Tamtsil (Metode perumpamaan). Metode perumpamaan merupakan salah satu metode pengajaran yang sering digunakan dalam al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW. Perumpamaan berarti pemberian contoh, yaitu menuturkan sesuatu guna menjelaskan suatu keadaan yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan, lalu menonjolkan kebaikan dan keburukan yang tersamar.5 Atau dengan pengertian lain metode perumpamaan yaitu mengumpamakan sesuatu yang abstrak dengan yang lain yang lebih konkrit untuk mencapai tujuan dari perumpamaan tersebut.6 Tujuan paedagogis penggunaan metode perumpamaan yaitu sebagai berikut: a. Setiap hal yang dijadikan perumpamaan



yang digunakan dalam



perumpamaan Al-Quran selalu merupakan hal yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manusia mudah mengingatnya karena gambaran-Nya sering ditemukan, akan lebih mudah mengingatnya daripada hal yang jarang ditemukan. Misalnya Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik dengan pohon yang baik. Gambaran yang baik sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Samsul Nizar, Hadis Tarbawi: membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, (Jakarta: kalam Mulia,2011),hal57 5 Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif Hadis), (Jakarta: Amzah,2014)hal.131 6 Syahidin, Menelusuri Pendidikan Dalam Al-Qur’an, (Bandung: Alfabet,2009),hal.79 4



7



b. Dengan perumpamaan dan perbandingan, pikiran manusia akan terlatih untuk beranalogi agar mendapatkan kesimpulan dengan benar. Jadi dengan perumpamaan akan dapat melatih berfikir manusia. c. Dengan metode perumpamaan manusia diajak  untuk memahami konsep yang abstrak secara mudah dengan cara memperhatikan konsep yang lebih konkrit yang dapat diindrai. Jadi amtsal berguna untuk mempermudah pemahaman manusia. Misalnya Allah membuat perumpamaan bagi keadaan orang yang menafkahkan hartanya karena riya seperti orang yang menanam suatu biji pada tanah diatas batu licin, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat yang mengakibatkan hanyutnya tanah yang ada diatas batu licin itu (Q.S. Al-Baqarah :275) d. Tidak setiap orang mampu mengambil pelajaran dari perumpamaan yang diberikan oleh Allah dalam Al-Quran. Orang yang mata hatinya terkunci untuk memahami ayat-ayat Allah tidak akan mendapatkan hidayah Allah (Q.S. al-Baqarah :26). Oleh karena itu, dengan amtsal akan mengetuk mata hati manusia agar ia tersentuh dan terbuka pikirannya sehingga mampu memahami ayat-ayat Allah. e. Perumpamaan-perumpamaan al-Quran dapat menyikap-kan hakikat-hakikat dan sesuatu yang tidak tampak seakan-akan sesuatu yang tampak. f. Pemberian perumpamaan akan mendorong orang untuk berbuat sesuai dengan isi perumpamaan itu jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya Allah membuat tamtsil bagi keadaan orang yang menafkahkan harta di jalan Allah akan diberikan kebaikan yang banyak sekali bahkan berlipat ganda (Q.S. al-Baqarah:261). Perumpamaan ini akan mendorong orang untuk lebih giat lagi berinfak pada jalan Allah, karena senang hatinya bila mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Armai Arief menjelaskan beberapa kelebihan metode perumpamaan, yaitu: a. Mempermudah siswa memahami konsep yang abstrak b. Perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut c. Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpamaan haruslah logis, mudah dipahami



8



d. Jangan sampai dengan menggunakan perumpamaan malah pengertiannya kabur atau hilang sama sekali, perumpamaan harus memperjelas konsep, bukan sebaliknya e. Amtsal Qur’ani dan Nabawi memberikan motivasi kepada pendengarnya untuk berbuat amal baik dan menjauhi kejahatan Di samping kelebihan, metode tamtsil juga mempunyai kekurangan, antara lain: a. Tidak mudah dalam membuat membuat perumpamaan yang sesuai dengan pokok bahasan. b. Siswa menjadi bingung apabila perumpamaan tersebut kurang jelas, sehingga tidak memahamkan justru malah membosankan dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai. 3.



Pengertian Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran informasi media sangat mempunyai arti yang sangatlah penting, karena dalam kegiatan tersebut materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara. Sehingga kerumitan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat di sederhanakan dengan bantuan media, media juga dapat mewakili apa yang guru kurang mampu ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan bahan keabstrakan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian siswa dengan mudah untuk mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Namun, perlu di ingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sealan dengan isi dari tuuan informasi yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pengkal acuan menggunakan media. Media perlu diabaikan manakala tidak lagi digunakan sebagai alat bantu, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Secara harfiah kata media berasal dari kata latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.7 Media merupakan alat atau saran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari



7



Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar Pengembang dan Pemanfatannya, (Jakarta: CV



Rajawali,1986),hal.6



9



komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Yang dimaksud dengan alat bantu pembelajaran adalah perlengkapan yang digunakan guru untuk membantu memperjelas informasi yang akan disampaikan, alat bantu pembelajaran ini disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Adapun yang dimaksud alat bantu pembelajaran diantaranya media visual (gambar, foro, poster, dan grafik), media audio (radio kaset, MP3, audio0, dan media gabungan visual audio (computer, TV, slide, Gambar). Media tersebut dimaksudkan untuk menggabungkan pengetahuan dasar siswa dengan bahan ajar yang akan diperoleh dalam pembelajaran. Adapun terkait dengan pembelajaran, kerap kali kita memaknai pembelajaran dan dengan proses mengajar adalah maknanya sama. Tetapi sebenarnya kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Proses pembelajaran memiliki arti yang lebih luas dari pada proses mengajar. Untuk lebih jelasnya berikut akan diuaraikan tentang makna pembelajaran dan mengajar. “Kata pembelajaran merupakan terjemah dari istilah bahasa inggris, yaitu “instruction” yang diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan istilah “ teaching” yang berarti mengajar. Teaching memiliki konotasi proses belajar dan mengajar yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru yang berperan aktif mengajar, sedangkan siswa bersifat pasif, sedangkan dalam proses



pembelajaran,



guru



tidak



hanya



“mengajar”



melainkan



“membelajarkan” peserta didik agar mau belajar. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mendiagnosisi kesulitan belajar, menyeleksi materi ajar, mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar, dan memberi motivasi agar sisiwa mau belajar.”8 8



Rayandra Asyhar, Keatif Mengembangkan Media Pembelajaran. (Bandung : Alfabet, 2008), Hal. 6-7



10



Dari sini dapat kita simpulkan bahwa mengajar merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran. Yang mana dalam kegiatan pembelajaran ini, tugas guru lebih luas dari pada kegiatan mengajar. Dari pengertian pembelajaran secara bahasa tersebut dapat dikembangkan pengertian pembelajaran secara istilah. Secara istilah pembelajaran diartikan sebagai upaya membelajarkan pembelajar. Pengertian lain tentang pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pembelajar dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan mudah. Adapu komponen penting yang menentukan efektifitas proses pembelajaran adalah guru, siswa, materi, metode, media, dan situasi. Setelah kita mempelajari pengertian media dan pembelajaran, sekarang kita akan mempelajari pengertian media pembelajaran. Secara sekilas dapat kita lihat bahwa media pembelajaran merupakan perantara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Lalu meliputi apa sajakah perantara yang dapat kita gunakan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian media pembelajaran beserta perantara apa saja yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Adapun makna media pembelajaran menurut para ahli pendidikan, diantaranya yakni, menurut Wina Sanjaya bahwa “Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, korna, majalah dan sebagainya.” Disini alat-alat seperti radio dan televisi apabila digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat bantu atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.9 Adapun menururt Rayandra terkait media pembelajaran yakni media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Maka pembelajaran juga



9



Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal. 204-205



11



diartikan sebagai semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran.”10 Adapun menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa : “Media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.11 Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.” Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat yang dapat dipakai untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar dan kondusif. 4.



Pengertian Akhlak Tercela Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu kata akhlaqa yang berarti perangai, kelakuan, tabiat, watak dasar. Sedangkan akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengenai perbuatan yang baik serta buruk, mengatur perilaku manusia, serta mampu menentukan perbuatan akhir. Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri seseorang yang berasal dari perilaku serta perbuatan. Jika perilaku yang ditunjukkan buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan akhlak buruk. Sedangkan jika yang di tampilkan baik, maka otomatis akhlak tersebut baik. Adapun menurut Imam Al- Ghazali, yang dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dalam jiwa yang menimbulkan macam- macam perbuatan dengan gampang dan mudah.12 Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap atau perbuatan jelek yang dilarang oleh agama. Katrena pda dasarnya agama mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik terutama menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat tercela ini sebenarnya bisa



Rayandra Asyhar, op.,cit, hlm 7-8 Mahfud Shalahuddin, Media Pendidikan Agama (Bandung : Bina Islam, 1986), Hal. 4 12 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 87 10 11



12



dicegah karena ancaman serta sangsi yang akan di dapatkan dalam waktu cepat maupun dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan cerminan bahwa seseorang tersebut mempunyai perilaku yang kurang baik, hal tersebut bisa saja disebabkan karena mkkta mulai jauh pada atura-aturan agama.13 B. Aplikasi Media Perumpamaan Di Dalam Meteri Akhlak Tercela Berkaitan masalah akhlak tercela (madzmumah), ada beberapa bagian yang dapat dijadikan pembelajaran dengan menggunakan media perumpamaan sebagaimana yang dijelaskan di dalam al- Qur’an dan Hadist. Terdapat empat jenis akhlak tercela yang akan dijelaskan dalam pembahasan beriku ini yaitu munafik, riya’, berkata kasar, dan ingkar janji.14 1.



Munafik Menurut bahasa (etimologi), kata munafik berarti berpura-pura percaya atau setia kepada agama tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak, suka mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, bermuka dua. Adapun menurut istilah bahwa munafik adalah apa yang dikeluarkan oleh mulut dan yang ditampakkan dalam perbuatan jauh berbeda dengan apa yang terpendam di dalam hati Dalam surat al- Baqarah ayah 17 Allah SWT memberikan perumpamaan orang munafik ada dua macam yaitu pertama orang munafik diumpamakan seperti orang yang menyalakan api tetapi dia tidak dapat melihat cahaya hati karena Allah menghilangkan cahayanya seperti orang tuli yang sudah tidak bisa mendengar, orang bisu tidak bisa bicara, dan orang buta tidak bisa melihat. Kedua orang munafik diutamakan seperti orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat kemudian mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena mendengar suara petir lantaran takut akan mati. Langkah-langkah pembelajaran munafik menggunakan api Untuk membela ajarkan materi munafik makan guru agama islam dapat mempersiapkan dua langkah sebagai berikut



Hamza Yusuf, Hatiku Syurgaku : terapi Jitu Membersihkan Hati Dari Sifat-sifat Yang Tidak di Sukai Allah, (Jakarta:Lentera Hati,2009),hal.51-52 14 Syukri, Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta :Prenada Media Group, 2019), hlm 98 13



13



a.



Guru agama islam menyiapkan dan membawa korek api dan lilin dari rumah



b.



Guru menutup gorden sehingga kelas tampak gelap



c.



Menyalakan lilin di depan kelas dan harap hati-hati menyalakan lilin di dalam kelas. Hindari kertas gitar yang mudah terbakar



d.



Guru menyuruh siswa memperhatikan api di sekitar kelas. Adanya cahaya api menunjukkan api memberikan cahaya kepada semua orang sekitarnya



e.



Guru kemudian matikan api pada lilin menunjukkan suasana gelap. Ketika suasana gelap dan hening berlangsung maka fungsi mata tidaklah dapat berfungsi karena dapat melihat apa-apa.



f.



Guru menyimpulkan bahwa perumpamaan orang munafik seperti api yang tidak memiliki cahaya. Maka pasti orang sekelilingnya tidak berfungsi apa-apa seperti orang buta tuli bisu Sama halnya dengan orang munafik yang cirinya jika berkata bohong jika berjanji di ingkari dan jika dipercaya dikhianati. Semua hasil perkataan dan perbuatan orang munafik tidak ada yang bisa kita jadikan pegangan.15



Langkah kedua menggunakan air hujan disertai petir sebagai berikut a.



Guru agama islam membawa mercon di dalam kelas



b.



Guru menutup gorden sehingga kelas tampak gelap



c.



Guru membunyikan suara mercon seperti bunyi petir di tengah suasana gelap seakan-akan sedang hujan disertai petir



d.



Saat hujan disertai petir dengan suasana gelap siswa diminta menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena takut disambar petir



e.



Guru menyimpulkan perumpamaan orang munafik seperti hujan disertai petir disertai petir



2.



Riya’ Secara bahasa (etimologi) kata riya’ atau ria berarti bangga karena telah berbuat baik. Sementara ahli lain mengatakan bahwa riya’ artinya pamer atau berpura pura berbuat baik. Adapun secara istilah (terminologi), menurut Abu



15



Ibid, hlm 106



14



Fajar al- Qalamoi dan Abdul Wahid al Banjary bahwa riya’ adalah memamerkan diri kepada orang lain sebagai orang alim (taat kepada Allah) dengan melakukan berbagai amalan keagamaan. Dalam surah al- Baqarah ayat 264. Allah SWT memberikan perumpamaan orang yang suka pamer atau gila pujian dari orang lain (riya’), ada batu licin yang ada debu di atasnya, kemudian datang hujan angin menghembusnya sehingga debu hilang, seperti debu itulah amal bagi orang yang bersedekah disertai sifat riya’. Allah SWT berfirman sebagai berikut:16                                           Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. al-Baqarah [2]:264)17 Dari ayat tersebut, terlihat bahwa media perumpamaan yang digunakan untuk menjelaskan gambaran perilaku riya’ kepada kaum muslimin, dalam hal ini peserta didik yaitu : Skema Media



Media Perumpamaan Perumpamaan Skema I 1. Batu 2. Debu/ tanah 3. Air aqua



Makna Sebagai tempat/ objek riya’ Pahala Ucapan riya’ yang dilakukan



Skema II



Bentuk



pembelajaran



langsung (direct instruction) 1. Kotak amal,



Untuk



menggambarkan



Untuk kotak amal lebih bentuk nyata kotak amal baiknya dalam bentuk asli, 16 17



Ibid, hlm 107- 108 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), hlm 55



15



yakni



dipinjem



dari



masjid. Namun, jika tidak memungkinkan bisa dibuat sendiri. menggambarkan 2. Miniatur masjid, yang bisa Untuk dibuat dengan bahan apa keadaan lokasi sebenarnya saja



seperti



steroform.



kardus, ketika bersedekah



Triplek,



dan



lainnya. 3. Uang Rp. 10.000,



Untuk



menggambarkan



Jumlah tidak ditentukan, keadaan namun jika uangnya lebih menggambarkan



nyata jumlah



banyak maka akan lebih uang sedekah menggambarkan sifat riya’ tersebut. Adapun langkah- langkah pembelajaran riya’ berdasarkan tabel media perumpamaan di atas yakni menggunakan kotak amal, miniatur masjid, uang Rp 10.000, batu, debu/ tanah, dan aqua gelas untuk pengganti air hujan. Ada dua cara membelajarkan materi riya’ yang efektif yaitu melalui pembelajaran langsung (direct instruction) di mana siswa/ mahasiswa langsung praktik bagaimana seseorang bersikap riya’ dengan sedekahnya kemudian cara kedua diikuti dengan pembelajaran menggunakan metode perumpamaan berupa batu, debu, dan air hujan. Langkah- langkah pembelajaran riya’ bersifat langsung dan perumpamaan sebagai berikut :18 a. Guru menyiapkan alat- alat peraga dari rumah untuk didemonstrasikan dan dipraktikkan di dalam kelas berupa kotak amal, membuat miniatur masjid, uang Rp. 10.000, batu, debu/ tanah, dan aqua gelas untuk pengganti air hujan. Tentu saja guru sudah membuatnya di rumah berupa kotak amal dan membuat miniatur masjid disertai nama masjid. b. Guru meletakkan semua alat peraga pembelajaran di depan kelas. 18



Syukri, op.,cit, hlm 109- 111



16



c. Guru menulis “riya’” di whiteboard dan menjelaskan pengertian riya’ secara bahasa dan istilah selama lima menit kepada siswa. d. Guru menyuruh seorang siswa maju ke depan kelas. e. Guru meletakkan miniatur masjid dan didepannya disimpan kotak amal. f. Guru menyerahkan uang Rp 10.000 kepada siswa g. Guru mengajarkan dahulu bahasa riya’ kepada siswa. Misalnya usai memasukkan uang pada kotak amal kemudian menceritakan kepada semua temannya bahwa “dirinya” sudah menyumbang dan sumbanganku lumayan banyak. h. Guru menyuruh siswa memperagakan riya’ dengan cara memasukkan uang Rp 10.000 pada kotak amal di depan masjid. i. Usai siswa memasukkan uang Rp 10.000, ia pun bercerita kepada temannya seraya mengatakan “saya sudah sumbang pada masjid Nurul Iman dan sumbanganku lumayan banyak”. j. Selanjutnya guru mendemonstrasikan materi riya’ dengan menggunakan matode perumpamaan berupa batu, debu/ tanah, dan aqua gelas untuk pengganti air hujan. k. Guru meletakkan batu dan menabur tanah di atasnya kemudian memencet aqua gelas sehingga keluar air seperti air hujan membasahi tanah sampai tanahnya hilang. l. Guru meminta siswa merefleksikan hasil pembelajaran langsung dan hasil demonstrasi tiga alat peraga perumpamaan riya' tersebut. m. Guru menanyakan kembali perumpamaan batu disamakan apa tanah disamakan apa, dan air hujan disamakan apa. Jika siswa tidak ada yang mampu menjawab dengan benar maka guru memberikan cara lain dengan mengarahkan jawaban yang mudah mereka pahami, misalnya untuk tanah guru mengatakan bahwa seseorang yang bersedekah pasti mengharapkan apa? Jawabannya adalah sedekah. Itulah persamaan tanah dengan sedekah. Demikian juga untuk batu dan air hujan jawabannya bisa diarahkan pada hal-hal yang memudahkan pemahaman siswa. Untuk batu disamakan dengan objek amal, dan air hujan adalah menceritakan kepada orang lain.



17



n. Guru menyimpulkan bahwa orang riya' berkaitan sedekah menghasilkan amalan yang sia-sia seperti tanah yang disiram air hujan menjadi hilang. Seperti hilangnya tanah disiram hujan itulah amalan seseorang jika sedekah diikuti cerita kepada orang lain. Tegasnya jika sudah bersedekah diam. Sebaliknya jika seseorang usai bersedekah kemudian menceritakan kepada orang lain apalagi ada unsur mem bangga banggakan sedekahnya pada oranglain, maka pahalanya dihilangkan oleh Allah SWT. 3.



Berkata kasar Yang dimaksud dengan berkata kasar adalah menyampaikan kata atau kalimat yang tidak disenangi orang, karena sifatnya perkataan itu kasar atau menggunakan kata atau kalimat yang tidak senonoh atau menyumpah seseorang dengan perkataan tidak baik. Semua bentuk perkataan kasar atau kotor, Allah SWT memberikan perumpamaan seperti pohon yang tidak sehat hingga akarnya tercamput dari tanah dan tidak bisa berdiri lagi. Dalam surah Ibrahim Allah SWT menjelaskan demikian :19



         



                  Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.(QS Ibrahim [14]: 25- 26)20 Timbul suatu pertanyaan mengapa Allah menggunakan bahan sebagai tamsil bagi orang berkata kotor atau kasar karena pohon adalah jenis benda digunakan apa saja oleh manusia, baik hari yang baik dan hal yang buruk. Bagi hal yang buruk pohon bisa dijadikan alat yang mudah merusak manusia karena secara esensi nya pohon itu mudah rusak. Maksud perumpamaan perkataan kotor dengan pohon yang tidak sehat seperti daunnya cacat, robek di sana-sini, batangnya tidak lurus, dan akarnya sudah tercapai dari tanah dan membuat orang menjauh dari kita dan tidak akan mau kembali mendengarkan lagi. Artinya perkataan kasar mengandung sesuatu menyakitkan hati orang lain. 19 20



Syukri, op.,cit, hlm 111 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), hlm 359



18



Di dalam tafsir al- Qur’an, dijelaskan bahwa di dalam ayat ini disebutkan perumpamaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang jelek, yaitu ucapan- ucapan yang mengandung kekufuran dan kemusyrikan atau yang mengajak kepada perbuatan maksiat. Kata - kata yang jelek itu diumpamakan sebagai pohon yang buruk, yang akarnya tercabut dari bumi, sehingga pohon tersebut tidak dapat tegak dengan kokoh, tidak dapat berdaun dan berbuah. Artinya tidak dapat memberikan buah dan manfaat lainnya bagi manusia, bahkan hanya memberikan mudarat, apabila pohon itu roboh dan menimpa mereka. Kata - kata yang jelek hanya dapat menimbulkan dosa, serta membangkitkan kemarahan dan kebencian.21 Adapun di dalam tafsir al- Misbah, dijelaskan bahwa kalimat yang buruk, adalah bagaikan pohon yang buruk pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan kokoh. Dan begitulah kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak didukung oleh alasan yang kuat.22 Langkah – langkah pembelajaran berkata kasar menggunakan pohon yang tercabut dari tanah Untuk membelajarkan materi berkata kasar, maka guru agama Islam dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menyiapkan dan membawa alat peraga pembelajaran dari rumah berupa, sebatang pohon yang sudah dicabut beserta akar- akarnya. b. Guru meletakkan pohon yang sudah dicabut dengan akar- akarnya di depan kelas. c. Guru memperagakan kata- kata kasar d. Guru menanyakan kepada siswa, bagaimana rasanya orang mendengar kata- kata kasar, pasti tidak ada orang senang mendengarkannya. e. Guru menjelaskannya persamaan antara perkataan kasar dengan pohon yang akarnya dicabut dan tidak bisa tegak lagi. f. Guru menyimpulkan persamaan bahwa perkataan kasar yang membuat orang menjauh dari kita dan tidak akan mau kembali mendengarkannya



21 22



Syaikh Abdurrahman, Tafsir Al- Quran, (Jakarta: Darul Haq, 2016), hlm 506 Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm 319



19



lagi, maka seperti itulah, Allah SWT mengumpamakan orang yang senantiasa berkata kotor atau kasar atau berkata tidak baik didengar. 4.



Ingkar Janji Ingkar janji adalah orang yang tidak mengerti janji sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam al- Qur’an, Allah mengumpamakan seperti seorang wanita yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal kuat kemudian dicerai kembali. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:



         



                         Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain[838]. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.(QS. Al- Nahl [16]:92)23 Ayat di atas menjelaskan bentuk ketakutan kaum muslimin berjumlah sedikit berperang dengan orang Quraisy berjumlah banyak dan mereka mau membatalkan perjanjian dengan Nabi dan perilaku kaum muslimin tersebut dilarang oleh Allah SWT.24 Berdasarkan ayat di atas, bahwa seseorang yang telah mengadakan perjanjian dengan orang lain, kemudian dia mengkhinati perjanjian tersebut, diumpamakan dengan seseorang wanita yang sudah memintal dengan pintalan yang kuat. Memintal dapat diartikan suatu proses mengumpulkan dan memilin serat-serat tanaman atau binatang, seperti rami, kapas, wol, dan bulu kambing, menjadi benang atau benang pintalan. Benang yang dipintal digunakan untuk menenun, menjahit, menyulam, atau untuk membuat tali. Setalah dipintal dengan kuat, kemudian diurai kembali dari gulungannya. Dari perumpamaan tersebut kita bisa mengetahui media perumpamaan yang ada di Al- Quran untuk menggambarkan seseorang yang mengkhianati perjanjian yakni bisa dalam bentuk pembelajaran langsung (direct instruction) yaitu dengan membawa benang, bisa bengan wol, benang kasur, dan lainnya, kemudian 23 24



Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), hlm 568 Syukri, op.,cit, hlm 113



20



tempat gulungannya, dan sebagai wanitanya langsung guru menunjukkan salah satu siswi untuk memperagakannya. Adapun bisa juga guru yang langsung menjelaskan dengan menggunakan alat peraga yaitu gambar wanita yang tengah memintal benang. Langkah-langkah pembelajaran ingkar janji menggunakan media gambar seorang wanita sedang memintal benang kemudian merusaknya Terhadap guru agama islam yang menyampaikan materi akhlak tercela khususnya materi ingkar janji mutlak membawa perlengkapan dari rumah sebagai berikut : a. Mencari dahulu gambar seorang wanita yang sedang meminta benang dalam koleksi foto-foto keluarga koran majalah dan internet. Atau jika tidak menemukan gambar di koran majalah atau internet, guru harus pergi mencari seorang wanita yang sedang memintal benang kemudian mengambil fotonya dan dicetak. b. Menunjukkan gambar seorang wanita yang sedang memintal benang. Sang guru dapat menjelaskan gambar tersebut. c. Guru meminta siswa dan siswi menyimpulkan sendiri dari gambar tersebut dengan cara menulis pada kertasnya masing-masing d. Guru menyuruh siswa-siswi menyampaikan hasil tulisannya jika waktu memungkinkan. Apabila waktu terbatas maka beberapa orang ya maju ke depan kelas. e. Guru memperkuat kesimpulan siswa liga kesimpulan siswa sudah benar memperbaiki kesimpulan siswa apabila kesimpulan kurang benar. Sehingga pada akhir proses pembelajaran siswa dapat memperoleh pengetahuan pemahaman yang jelas serta benar tentang makna dan hikmah gambar seorang wanita yang sedang memintal benang kemudian menguraikannya. f. Guru menyimpulkan sendiri perumpamaan ingkar janji dengan seorang wanita memintal benang kemudian merusaknya. Benang atau tali disamakan dengan perjanjian, adapun memintal persamaannya adalah proses dua orang atau lebih yang sedang mengikat sebuah perjanjian yang



21



kompak. Adapun mencerai beraikan adalah seorang yang tega mengingkari perjanjian yang sudah disepakati bersama.25



KESIMPULAN 1. Model pembelajaran berbasis media perumpamaan diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan seluruh alat yang dapat dipakai untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar dan kondusif, dengan sifat alat- alat tersebut yakni dapat mengumpamakan sesuatu yang abstrak dengan yang lain yang lebih konkrit untuk mencapai tujuan dari perumpamaan tersebut. 2. Terdapat empat jenis akhlak tercela yang akan dijelaskan dalam pembahasan beriku ini yaitu munafik, riya’, berkata kasar, dan ingkar janji. Yang pertama, media perumpaman sifat munafik di dalam pembelajaran di kelas yakni Api dan korek, yang menggambarkan ucapan atau perbuatan yang berlebih saat bersikap munafik. Artinya dengan kemunafikannya dia tidak dapat melihat cahaya hati karena Allah menghilangkan cahayanya seperti orang tuli yang sudah tidak bisa 25



Syukri, op.,cit, hlm 114- 115



22



mendengar, orang bisu tidak bisa bicara, dan orang buta tidak bisa melihat. Kedua media perumpamaan sifat orang munafik yaitu merecon dan bisa berupa backsound suara hujan/ gemuruh. Hal ini untuk mengumpamakan seperti orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat kemudian mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena mendengar suara petir lantaran takut akan mati. Media perumpamaan sifat riya’ yakni batu licin yang ada debu di atasnya, kemudian air aqua sebagai hujan yang mengalir di atas batu tersebut sehingga debu hilang, seperti debu itulah amal bagi orang yang bersedekah disertai sifat riya’. Adapun media perumpamaan melalui pembelajaran langsung (direct instruction) di mana siswa/ mahasiswa langsung praktik bagaimana seseorang bersikap riya’ dengan sedekahnya di atas yakni menggunakan kotak amal, miniatur masjid, dan uang Rp 10.000. Media perumpamaan sifat orang yang berkata kasar yakni pohon yang tidak sehat seperti daunnya cacat, robek di sana-sini, batangnya tidak lurus, dan akarnya sudah tercapai dari tanah. Maknanya orang tersebut tidak dapat memberikan buah dan manfaat lainnya bagi manusia, bahkan hanya memberikan mudarat, apabila pohon itu roboh dan menimpa mereka. Kata - kata yang jelek hanya dapat menimbulkan dosa, serta membangkitkan kemarahan dan kebencian. Media perumpamaan sifat orang yang ingkar janji adalah dengan membawa benang, bisa bengan wol, benang kasur, dan lainnya, kemudian tempat gulungannya, dan sebagai wanitanya langsung guru menunjukkan salah satu siswi untuk memperagakannya. Adapun bisa juga guru yang langsung menjelaskan dengan menggunakan alat peraga yaitu gambar wanita yang tengah memintal benang.



23



DAFTAR PUSTAKA



Abdurrahman, Syaikh. 2016. Tafsir Al- Quran. Jakarta: Darul Haq Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Asyhar, Rayandra. 2008. Keatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Bandung: Alfabet Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Agama RI. 2006. Al- Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya : Karya Agung Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh,. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nizar, Samsul. 2011. Hadis Tarbawi: membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah. Jakarta: kalam Mulia Nata, Abuddin. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada



24



Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Shalahuddin, Mahfud. 1986. Media Pendidikan Agama. Bandung : Bina Islam Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al- Misbah. Jakarta: Lentera Hati Syahidin.2009. Menelusuri Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabet Syukri. 2019. Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam. Jakarta :Prenada Media Group Umar, Bukhari. 2014. Hadis Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif Hadis). Jakarta: Amzah Yusuf, Hamza. 2009. Hatiku Syurgaku : terapi Jitu Membersihkan Hati Dari Sifatsifat Yang Tidak di Sukai Allah. Jakarta: Lentera Hati



25