Makalah Buta Aksara [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Kodri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN WARGA BUTA AKSARA MASYARAKAT DI DESA KEMANG BANDUNG KECAMATAN MEKAKAU ILIR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Disusun Oleh : NAMA



: SHERLY FIBRIANI



NIM



: 856604768



PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ PALEMBANG 2022



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., karena atas ridhonyalah penulis dapatmenyelesaikan salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia yaitu membuat makalah yang bertemakan bahasa Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa dan penulis memberi judul“Memberantas Buta Aksara Dalam Rangka Mencerdaskan kehidupan Bangsa."Dalam penyusunan



makalah



ini



penulis



banyak



menemukan



hambatan,



tetapi



penulis



dapatmenyelesaikannya tepat waktu karena penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak dansumber. Atas bantuannya penulis ucapkaan terimakasih.Penulis hanyalah manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah, demikian juga dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini sangant penulis harapkanuntuk memperbaiki kualitas makalah ini.Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kitasemua yang membacanya.



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Buta huruf dalam arti buta bahasa Indonesia, buta pengetahuan dasar yang dapat



menunjangkehidupan sehari-hari, buta aksara dan angka, buta akan informasi kemajuan teknologi,merupakan beban berat untuk mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam arti mampu menggali dan memanfaatkan peluang yang ada di lingkungannya (Umberto Sihombing,2001) Tentang pengertian buta huruf menurut Umberto Sihombing,2001adalah merupakan kelompok masyarakat yang tidak mungkin mendapatkan pelayanan pendidikan sekolahkarena sebagian besar mereka telah berusia lanjut, sedangkan usia sekolah pada umumnya sudah masuk jalur persekolahan, mereka pada umumnya berasal dari keluarga miskin yangtidak mampu memikul biaya pendidikan yang diperlukan. Menurut Mukhamat Muhsin(2006), pemberantasan buta aksara (PAB) merupakan salah satu program pendidikan pada jalur nonformal yang saat ini sedang dilaksanakan menjadi bagian integral dari upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dan ketidak berdayaan. Program ini bertujuan agar penyandang buta aksara memperoleh keterampilan dasar untuk baca, tulis, hitung serta mampu berbahasa Indonesia, memperoleh keterampilan$ keterampilan )ungsional yang bermakna bagi kehidupannya. Metode pendekatan belajar keaksaraan menurut Mokhamat Muhsin (2006), konon dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa karakter atau orientasi belajar orang dewasa lebih bersifat praktis dan fungsional serta sesuai dengan potensi dan kebutuhan belajar mereka. Oleh karena itu, penyelenggaraan program keaksaraan fungsional tidak semata-mata memberikan kemampuan baca, tulis, hitung serta kemampuan berbahasa Indonesia dan berpengetahuan dasar akan tetapi lebih jauh memberikan keterampilan-keterampilan fungsional yang bermakna bagi kehidupan warga belajar sehari-hari sehingga mereka mampu meningkatkan kehidupannya. Masih banyaknya buta huruf ini antara lain disebabkan adanya pertambahan penduduk buta huruf baru yang belum dicacah sebelumnya, adanya penduduk yang putus belajar sekolah dasar menjadi buta huruf kembali karena ketidakadaan bahan bacaan yang memadai



dalamarti yang mampu membangkitkan minat baca masyarakat, luas wilayah pelayanan dansulitnya transportasi mengakibatkan banyak warga masyarakat yang belum terlayani (Umberto Sihombing, 2001). Selain itu, banyaknya buta huru) disebabkan antara lain karena warga belajar masih malu dan belum tahu man)aat nyata mengikuti pembelajaran. Mereka pada umumnya sibuk bekerjamencari na)kah sehingga tidak memiliki waktu untuk belajar, (Mokhamat Muhsin, 2006). Keberadaan penduduk penyandang buta aksara terkadang menjadi baban bagi pejabatdi daerah seperti kepala desa dan camat, kemungkinan karena malu kalau wilayahnya diketahui, banyak penyandang buta aksara. Masih banyak pejabat yang enggan memberikanijin dan akses pendataan sehingga data penduduk buta aksara dinyatakan nihil. Terbatasnya jumlah modul dan bahan ajar serta kesempatan mengikuti pelatihan menyebabkan para tutor mengalami kesulitan memulai dan mengelola proses pembelajaran. Serta masyarakat yang sudah usia lanjut kadang tidak mengerti jika tutornya mengunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, dalamkarya tulis ini nantinya akan dibahas mengenai pentingnya penggunaan bahasa daerahsebagai model pembelajaran yang inovatif dan aspirati) agar masyarakat bisa lebih mudahmemahami suatu materi pembelajaran yang disampaikan oleh tutor. Tak hanya itu, dalamkarya tulis ini nantinya juga akan dibahas tentang hal$hal yang dapat menghambat kinerja program keaksaraan )ungsional dan cara mengatasinya serta peran pentingnya mahasiswadalam memberantas buta aksara. B.



Rumusan Masalah 1. Apa pengertian buta huruf ? 2. Bagaimana gejolak buta huruf di Indonesia ? 3. Bagaimana cara penyelesaian buta huruf ? 4. Apa kendala yang dihadapi dalam memberantas buta huruf ? 5. Apa contoh upaya nyata yang dilakukan pemerintah Indonesia ?



C. Tujuan Penelelitian



1. Mengetahui pengertian buta huruf. 2.



Mengetahui gejolak buta huruf di Indonesia.



3. Faktor-faktor yang Membuat Seseorang Buta Aksara 4. Mengetahui kendala yang dihadapi untuk memberantas buta aksara. 5. Mengetahui contoh upaya nyata yang dilakukan pemerintah Indonesia. D. Definisi Penelitian Buta Huruf Buta huruf adalah ketidak mampuan membaca dan menulis baik bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan sebagai ketidak mampuan untuk menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan,



mengungkapkannya



dalam



bentuk



tulisan,



dan



berbicara.



Dalam



perkembangansaat ini kata buta aksara diartikan sebagai ketidak mampuan untuk membaca dan menulis padatingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorangdapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca$tulis, sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Kendala Kendala adalah halangan atau rintangan untuk mencapai sasaran . Bangsa Bangsa adalah suatu kelompokmanusia yang dianggap memiliki identitas danmempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi,



bersama,



budaya, dan7atau sejarah. Mereka



umumnyadianggap memiliki asal$usulketurunan yang sama. !onsep bahwa semua manusia dibagimenjadi kelompok$kelompok bangsa ini merupakan salah satudoktrin paling berpengaruhdalam sejarah. Doktrin ini merupakan doktrinetika dan)ilsa)at, dan merupakan awal dariideologi nasionalisme.



E. Manfaat Dalam hal kemanfaatan, program pemberantasan buta aksara berman)aat bagi masyarakat dalam hal : 1. Menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca, menulis, dan berhitung, 2.



Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi masyarakat,



3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri, 4. Membantu



pengembangan



kecakapan



membaca,



menulis,



berhitung,



dan



berkomunikasi, 5. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta 6.



Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.



F. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun menuliskan ruang lingkup masalah sebagai berikut. Buta huruf adalah ketidakmampuan membaca dan menulis baik bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Buta huruf juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untukmenggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangansaat ini kata buta huruf diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca dan menulis padatingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorangdapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca$tulis, sehingga dapatmenjadi bagian dari masyarakat tersebut. Memberantas buta huruf ,berarti kita ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.



BAB II PEMBAHASAN PR()RAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA A. RENCANA KEGIATAN Adapun rencana kegiatan penelitian ini akan menggunakan rancangan pra$eksperimental danrancangan deskriptif. Penggunaan rancangan pra-eksperimental digunakan untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat hanya dengan cara melibatkan satu kelompok subjek sehingga tidak ada kontrol yang ketat terhadap variabel ekstra (Lemlit, 2003). Sedangkan rancangan deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa sebagaimana mestinya. Bentuk rancangan pra-eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut: Subyek Pretes Perlakuan Pascates ROXO R= random (acak) X=Variabel O= Observasi (pengukuran) Variabel bebas pada penelitian ini adalah model dan pendekatan pembelajaran. Sedangkan variabel terikatnya adalah motivasi belajar, prestasi belajar calistung, dan keterampilan warga belajar. Kegiatan pembelajaran pemberantasan buta aksara (PBA) ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal dimulainya KKN sampai dengan selesainya KKN, yang berlokasidi tiga dusun, yaitu Dusun Tengginah, Dusun Tengah dan Dusun Danglebar Desa Tattangoh Kec. Proppo Kab. Pamekasan.Populasi penelitian ini adalah 1 kelompok belajar di Desa Tattangoh Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan. Sedangkan, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik classterrandom sampling. Dalam ' Desa terdiri dari tiga kelompok belajar, dan masing-masing kelompok belajar terdiri dari 10 warga belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen tes, pedoman observasi. Sedangkan pengumpulan data dilaksanakan melalui teknik tes, wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Tes dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dalam bentuk



testulis dalam rangka persyaratan mendapatkan SUKMA-1 (Surat Keterangan Melek Aksara – 1/Dasar). B. BENTUK KEGIATAN Bentuk kegiatan ini ada 2 kegiatan : a. Kegiatan yang bersifat umum yang mana kegiatan ini di fokuskan pada pemberantasan buta aksara dan pemberdayaan fasilitas pendidikan yang ada di setiap dusun baik di bidang pengajian, madrasah atau pun sekolah. b. Kegiatan yang bersifat khusus Kegiatan ini di fokuskan di bidang pendidikan terhadap masyarakat yang buta aksara. C. TAHAPAN KEGIATAN Kesuksesan program PBA juga ditentukan oleh strategi kegiatan yang telah disusun yang dilaksanakan sesuai langkah-langkah berikut: a. Mendeskripsikan jumlah calon warga belajar buta aksara. b. Mendeskripsikan calon tutor keaksaraan Fungsional. c. Membentuk kelompok belajar keaksaraan Fungsional di Dusun Tengginah dan DusunTengah



dan Dusun Danglebar Desa Tattangoh Kecamatan Proppo Kabupaten



Pamekasan. d.



Mengadakan



kontrak



belajar



dengan



warga



belajar



yang



meliputi



tempat



pembelajaran,waktu, dan materi pembelajaran. e. Menyelenggarakan proses pembelajaran keaksaraan Fungsional. F. Menyelenggarakan proses pembelajaran keterampilan sesuai kebutuhan warga belajar. g. Mengadakan evaluasi pembelajaran keaksaraan Fungsional. h. Merumuskan program tindak lanjut. Selanjutnya, hasil eksperimen yang menggunakan pre-test and post-test one group design dianalisis menggunakan tes signifikansi dengan rumus sebagai berikut : (Arikunto, 2006)



Keterangan : Md = mean dari perbedaan pretes dengan postes (post test-pre test) Xd = deviasi masin-masing subjek (d-Md) = jumlah kuadrat devasi N = subyek pada sampel d.b .= ditentukan dengan N-1 Sedangkan hasil motivasi dan hasil keterampilan warga belajar dianalisis secara non-statistik melalui analisis deskriptif



BAB III PENUTUP A. Buta



Kesimpulan aksara



adalah



ketidakmampuan



seseorang



untuk



membaca



dan



menulis.



Indonesiamempunyai banyak masyarakat yang masih buta huru). Angka buta aksara di Indonesiamasih tergolong tinggi mengingat banyaknya angka putus sekolah serta masyarakat yang belum mampu untuk membiayai sekolah. Pemerintah sendiri mempunyai berbagai cara untuk mengurangi angka buta aksara di Indonesia. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan melalui program sekolah gratis, bekerjasama dengan dinas pendidikan maupun ormas lain untukmemberikan diklat khusus kepada penyandang buta aksara, mengurangi jumlah anak yangtidak bersekolah, dll Namun banyak sekali kendala yang dihadapi pemerintah untuk memberantas buta aksara mulai dari peserta didik sampai kepada anggaran biaya untuk kegiatan tersebut. B. Saran Seharusnya pemerintah harus lebih tegas dalam merancang sebuah program agar padaakhirnya suatu program dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, pemerintah harus bekerjasama dengan pihak lain agar angka buta aksara di Indonesia dapat berkurang. Harus ditambahnya tenaga pengajar dan diberikan pelatihan-pelatihan lagi. Semua pihak harus ikut berpartisipasi. Apalagi pihak akademisi harus berperan aktif untuk mremberantas masalah buta aksara ini, misalnya mahasiswa harus mengajar satu orang yang buta aksara.



Kemang Bandung, 11 November 2022 Kepala Desa



WIDI ATMOKO



ABSEN KEHADIRAN No



Nama



1



Ria Ratna Sari



2



Selvi



3



Kiki Patmala



4



Rahma



5



Regita



6



Intan



7



Dini



8



Linda



Pertemuan 3



4



5



6



7



Keterangan 8



9



10